Dosen Pengampu:
Oleh:
Bagi Eichrodt konsepsi pusat teologi Perjanjian Lama adalah perjanjian sebagai
suatu doktrinal dan sebagai sebuah konsepsi pemersatu. Sedangkan G. Fohrer menanggapi
bahwa perjanjian antara Yahweh dengan Israel tidak memainkan peran apa-apa dalam
kehidupan Israel. E. Sellin memilih kekudusan Allah sebagai ide pokok untuk
menuntunnya dalam paparan teologi Perjanjian Lama dan kepada kedatangan Yang Kudus
dalam penghakiman dan keselamatan yang keduanya berasal dari kekudusan Allah. Bagi
Kohler sendiri memilih Allah sebagai Tuhan, sebab kekuasaan Allah sebagai pemimpin
dan raja hanya akibat wajar ketuhanan Allah, sedangkan Hans Wildberger menunjukkan
konsepsi pusat dari Perjanjian Lama ialah pemilihan Israel sebagai umat pilihan. Vriezen
lebih memilih Allah sebagai pusat Perjanjian Lama dan hubungan-Nya kepada manusia
dan dunia.
Smend berkata bahwa Perjanjian Lama berpusat pada Allah dan untuk
mengatuhinya harus berlandaskan pada pusatnya yaitu Allah. Para nabi bernubuat sebagai
puncak prestasi yang mereka peroleh yaitu menangkap kembali iman dimensi yang
didalamnya Yahweh telah menyatakan diri-Nya secara paling baik didalam sejarah dan
politik. Orientasi penyelamatan masa lampau dijadikan sebagai tindakan dimasa depan
untuk mengakhiri konsepsi-konsepsi sejarah.
Berbagai filosif dari teologi skolastik pada abad pertengahan berada dalam praduga
oleh alasan-alasan yang menyatakan bahwa sifat multipleks bahan Perjanjian Lama yang
sangat beraneka ragam akan cocok diatur dengan memakai pusat. Namun harus diakui
bahwa tidak ada tema tunggal yang cukup komprehensif yang didalamnya mencakup
segala ragam pandangan tersebut. Sehingga pada akhirnya para teolog memilih untuk
mengsistematiskan bahan-bahan alkitab dengan skema Allah-Manusia-Keselamatan yang
dipinjam dari teologi sistematika atau dogmatika. Para teolog juga menyepakati bahwa
Allah adalah pusat dari Perjanjian Lama, sama seperti di Perjanjian Baru yang berpusat
pada Kristosentris. Allah menyatakan diriNya dengan penyataan sifat yang terealisasikan
dalam tindakan yang berkaitan dengan dunia dan manusia, alam dan sejarah. Allah adalah
landasan penyusunan sebuah teologi Perjanjian Lama dan firman-Nya sebagai kitab
terbuka yang memberikan kesaksian mengenai Allah sebagai pusat serta karya keselamatan
dan penghakiman-Nya terhadap Israel dan dunia.
1
Kutipan Terbaik Hlm. 166-168
6. Teologi Perjanjian Lama memperoleh teologinya melalui kitab-kitab yang terpisah dan
kelompok tulisan dan memberikan tema-tema yang longitudinal.
7. Teologi Perjanjian Lama yang integral menunjukkan hubungannya yang mendasar
dengan Perjanjian Baru atau dengan teologi Perjanjian Baru.
RESPON
Kekuatan
1. Diuraikan dengan baik perkembangan teologi Perjanjian Lama mulai dari zaman
reformasi-zaman pencerahan-teologi diakletik berdasarkan zaman dan para tokoh-
tokoh pada pada saat itu.
2. Menjelaskan suatu topik bahasan dengan membandingkan pendapat para teolog dan
menyimpulkannya
Kelemahan
1. Memokuskan pembahasan pada pandangan para tokoh dari pada menjelaskan dengan
dalam permasalahan tersebut.
2. Penjelasan setiap bagian kurang gamblang dan lebih memetingkan pandangan orang
lain dari pada menjelaskan pendapatnya sendiri
KUTIPAN TERBAIK
1. Hesse mengatakan bahwa hanya sejarah Israel yang dihasilkan oleh penelitian sejarah yang
relevan secara teologis. Hlm 106
2. Ahli teologi alkitabiah yang terlibat dalam teologi Perjanjian Lama menunjukkan pokok
persoalannya terlebih dahulu karena usahanya merupakan teologi Perjanjian Lama yang
materinya berasal dari Perjanjian Lama. Dengan memperhatikan latar belakang sejarah,
budaya dan sosial untuk mengungkapkan makna ayat-ayat yang terpisah serta asal mula
tulisan, isisnya, bentuknya serta maksud penulisannya dan maknanya yang beraneka
ragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan pada zaman purbakala pada daerah
Timur Dekat Kuno. Hlm 179