BAB 3: MASALAH SEJARAH, SEJARAH TRADISI, DAN SEJARAH
KESELAMATAN
Von Rad menampilkan pokok persoalan ini dalam bantuknya dan yang
paling tajam lewat perbedaan paling berlawanan yang ia tunjukkan di antara kedua
versi sejarah Israel, yaitu sejarah berdasarkan penlitian modern dan bahwa sejarah
dibangun oleh iman Israel. Von Rad merasa bahwa pemisahan sejarah Israel atau
dua gambaran tersebut diatas merupakan persoalan historis yang sukar. Namun
Von Rad dengan tegas menyatakan bahwa subjek teologi Perjanjian Lama harus
menhadapi dunia yng terdiri atas kesaksian-kesaksian sebagaimana dibangun oleh
iman Israel, karena di dalam Perjanjian Lama tidak ada fakta-fakta nyata
samasekali, kita hanya mempunyai sejarah dalam bentuk tafsir, hanya dalam
bayangan. Mutlak penting bagi argumentasi Von Rad dalam gambaran sejarah
Israel yang didasarkan pada penelitian sejarah tidak ada alasam-alasan iman atau
penyataan yang diperhitungkan karena metode berdasarkan penelitian sejarah
bekerja tanpa hipotesa mengenai Allah. Bagi Von Rad penekanan sejarah dari
metode tradisi menjadi dominan kembali. Sekalipun gambaran sejarah Israel yang
terbagi dua itu bukanlah suatu masalah yang baru, pendapat Von Rad telah
menghasilkan sautu perdebatan yang hidup dan bahkan cukup panas. Von Rad
beranggapan bahwa kedua gambaran sejarah Israel yang berbeda itu untuk saat ini
dapat berdiri sejajar dengan teologi Perjanjian Lama denga menguraikan secara
rinci gambaran yang kerigmatik dan pada umumnya mengabaikan gambaran yang
berdasarkan penelitian sejarah.
Franz Hasse, sesudah menerima tesis von Rad bahwa Perjanjian Lama
merupakan sebuah kitab sejarah (Geschichtsbuch), dengan cepat berbalik melawan
tesis ini dengan menunjukkan bahwa relevansi teologis yang unik harus diberikan
kepada sejarah Israel sebagaimana direkontruksi oleh metode penelitian sejarah.
Hasse berbalik melawan apa yang dinamakannya jalur ganda dan von Rad, yaitu
bahwa sejarh sekular membahas sejarah Israel versi kerigmatiknya bermakna
secara teologis. Hasse berusaha mengatasi soal terbaginya kedua versi sejarah
Israel dengan secara teliti menyatukan gambaran sejarah Israel yang berdasarkan
penelitian sejarah dengan sejarah Israel. Hasse manyatakan, dalam apa yang
dialami, dilakukan dan diderita oleh Israel selama berabad-abad kebaradaannya itu,
sejarah keselamatan ada. Sejarah kesalamatan ini tidak berjalan seiring dengan
sejarah Israel, sejarah keselamatan tidak berada pada sautu taraf yang lain yang
lebih tinggi, tetapi sekalipun sejarah keselamatan ini tidak identik dengan sejarah
Israel, sejarah keselamatan itu ada dalam sejarah Israel dengan demikian kita dapat
berkarta bahwa di dalam, dengan, dan di balik sejarah Israel Allah menuntun
keselamatan-Nya menunju kepada sang telos, yaitu Yesus Kristus, artinya di
dalam, dengan, dan di balik apa yang terjadi, apa yang betul-betul berlangsung.
Oleh keran itu, Hasse berpendapat bahwa suatu pemisahan anatara sejarh Israel
dengan sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama adalah tidak mungkin, karena
sejarah keselamatan itu ada dalam bentuk tersembunyi di dalam dengan, di balik
sejarah Israel. Hasse mendasarkan sejarah penyelamatan semata-mata pada versi
sejarah Israel yang berhungan dengan penelitian sejarah, dengan menekankan
kefaktualan dari pada apa yang laporkan, supay kesaksian Israel tentang sejarahnya
sendiri tidak akan menyangkut kita sejauh kesaksian tersebut ingin menjadi saksi
sejerah, kebenaran sejarah dari apa yang disaksikan olehnya. karena dengan
skema mana pun ilmu pengetahuan tidak dapat mencapai pengertian yang dapat
diterima sepenuhnya tentang realitas sejarah karena adanya berbagai keterbatasan
dan kekurangan yang serisus dalam bidang metodologis, historis, dan teologis.