Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT DAN TEOLOGI

Pasal ini membahas dulu apa filsafat itu, sambil memperlihatkan ciri-cirinya yang membedakan
filsafat dengan pengetahuan harian dengan ilmu pengetahuan dan dengan teologi. Kemudian
dibicarakan apa yang mendorong kita untuk beralih dari filsafat ke teologi. Kemudian di uraikan
menurut pembagiannya

A. Apa fIlsafat itu ?


Filsafat dapat di definisikan sebagai suatu kesatuan kodrati yang objektif dan saling
berhubungan yang diperolah dan disusun secara kritis, metodis dan sistematis. Dengan
maksud untuk mencari struktur dasariah atau sebab sedalam-dalamnya bagi bidang-bidang
tertentu dari kenyataan sebagai keseluruhan, dengan jalan merenungkan kenyataan
tersebut
a) Sifat ilmiah
Filsafat bersifat ilmiah karena dalam pengetahuan sehari-hari, filsafat melangkah maju
secara objektif, metodis lagi kritis dan mengumpulkan datanya menjadi sebuah sistem,
artinya sebuah keseluruhan yang ‘’ koheren ‘’ atau bertalian

b) Sifat kodrati
Filsafat bersifat kodrati. Sudah di bidang pengetahuan harian harus dibedakan antara
pengetahuan yang dapat diperoleh manusia berdasarkan kemampuan triganda yang
dimiliki manusia demi kodratnya (pengalaman inderawi, pikiran akal-budi dan intuisi
intelektual ) di satu pihak, dan pengetahuan yang mustahil ditemukan manusia dari
dirinya sendiri karena terletak di luar jangkauan pandangan insani.

c) Hendak mencari struktur fundamental atau, sebab yang sedalam-dalamnya


Perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan empiris tidak terletak dalam objek
material melainkan dalam objek formal. Bidang penyelidikan (= objek material) filsafat
ialah seluruh kenyataan, apa saja yang ada. Demikian pula halnya bidang penyelidikan
ilmu ilmu pengetahuan. Dan sebagaimana ilmu empiris tidak dapat menguasai
keseluruhan kenyataan sekaligus tetapi telah mencabangkan diri menjadi berbagai-bagai
ilmu pengetahuan yang masing-masing mempelajari bagian bagian tertentu dari
kenyataan. Begitu pula dengan filsafat tak dapat menghabiskan objeknya dalam suatu
ilmu filosofis yang tunggal melainkan memiliki cabang-cabang yang telah disesuaikan
dengan ciri ciri khas dari tiap-tiap bagian kenyataan. Akan tetapi baik ilmu empiris atau
ilmu maupun filsafat berusaha menyatukan dan menghubungkan hasil hasil dari macam
macam cabangnya itu. Tetapi keduanya ingin melihat hubungan antar-cabang, yaitu
kesatuan dan hubungan dalam kenyataan seluruhnya. Oleh karena itu ilmu pengetahuan
dan filsafat mempunyai objek material yang sama
 Apa itu struktur fundamental ?
Adalah dasar yang mendasari atau alas yang terstruktur atau tesusun baik
d) Tidak berpraandaian

Sesuai dalam pembahasan sebelumnya bahwa ilmu filsafat harus berdasarkan bukti dan
tidak mengada-ngada jadi filsafat tidak seperti ilmu empiris karena Ilmu-ilmu empris
mencari keterangan dan sebab yang masih terletak dibidang pengalaman indrawi .
filsafat bukan demikian halnya. Meskipun filsafat juga bertolak pada data-data
pengalaman,keterangan yang dicarinya tidak harus terletak dibidang pengalaman
indrawi. Tetapi harus digali dan dibuktikan hingga sedemikian rupa. Sehingga dicarinya
sebab yang sedalam dalamnya. Akibatnya yaitu filsafat tidak boleh mengandaikan atau
menerima sesuatu dengan begitu saja katakanlah sebagai aksioma tanpa membuktikan
atau mempertanggungjawabkanya. Ilmu-ilmu pengetahuan alam, dalam mengadakan
ekperimen dan merumuskan hukum alam, mengandaikan adanya aturan dan
keteraturan tertentu di dunia ini. Tanpa perandaian ini, para pakar IPA tidak dapat
melakukan pekerjaannya. Tetapi bukanlah tugas mereka untuk membuktikan kebenaran
aksioma keteraturan itu. Sebaliknya si filsuf wajib – demi objek formal filsafat – untuk
berusaha tidak bersandar pada asas – asas yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Filsafat berusaha menembus makin lama makin dalam, sambil berharap akan sampai
pada sesuatu prinsip pertama yang menerangkan segala sesuatu dan juga merengkan
dirinya sendiri.

B. Pendorong ke arah teologi


Apakah yang mendorong manusia untuk tidak hanya menuntut ilmu ilmu empiris dan
filsafat, tetapi juga teologi ? salah satu unsur yang termasuk pengetahuan harian kita yaitu
agama. Yang di perkenalkan lewat pewartaan di tempat tinggalnya. Akan tetapi Allah sendiri
membukakan suatu jalan lain bagi manusia dengan mewahyukan dirinya sendiri dalam
wujud Yesus Kristus, sabda Allah yang menjadi manusia. Berkat wahyu Allah, manusia dapat
mengetahui hal hal tertentu mengenai Tuhan,Dunia,hidup dan mati, baik dan buruk yang
bisa di jelaskan secara imandenyang merupakan isi iman kristiani.
Seperti dibidang pengetahuan profane atau kodrati, begitu pua dibidang pengetahuan iman
atau adi kodrati manusia tidak puas dengan taraf pengetahuan harian. Taraf ini mau
ditingkatkannya menadi taraf ilmia. Untuk pengetahuan kodrati, peningkatan itu terjadi
didalam ilmu pengetahuan empiris dan dalam filsafat. Akan tetapi kedua jenis peningkatan
ini tdak cocok untuk pengetahuan iman, sebab isi iman mengatasi baik pengalaman indrawi (
dan dengan demikian ilmu-ilmu empiris ) maupun kemampuan berpikir berupa akal budi
belaka ( denan demikian mengatasi filsafat pula ). Oleh karena itu untuk meningkatka
pengetahuan haria akan wahyu Allah sampai pada taraf pegetahuan ilmia akan wahyu Allah,
diperlukan sebua ilmu iman yang mengadakan refleksi ilmia atas iman. Ilmu iman itulah
teologi.
C. Teologi pada umunya

Teologi dapat di definisikan sebagai keseluruhan pengetahuan adi-kodrati yang objektif lagi
kritis dan yang di susun secara metodis, sistematis dan koheren, pengetahuan ini
menyangkut hal hal yang diimani sebagai wahyu Allah atau berkaitan dengan wahyu itu

a) Pengetahuan adi-kodrati
Pengetahuan iman bersifat adi-kodrati karena didasarkan pada wahyu Allah yang
mengatasi daya-kemampuan insani. Sifat adi-kodrati bukan saja berlaku bagi
pengetahuan iman dalam hidup sehari hari, tetapi juga dalam bentuk ilmiah, yakni
teologi. Kebenaran yang di cari oleh teologi bukanlah kebenaran yang empiris, bukan
pula kebenaran yang tidak masuk akal, melainkan kebenaran yang diterima dalami iman
berdasarkan wahyu Allah, dan karena anugerah iman bersifat adi-kodrati refleksi ilmiah
atas iman itu, teologi, bersifat adi-kodrati pula
b) Sifat sifat ilmiah
Sifat ilmiah dapatdi lihat dari seorang teolog mengadakan penyelidikannya. Secara
metodis dicarilah kebenaran mana yang di wahyukan da apa wahyu itu sebenarnya. Dan
sususan dari semua kebenaran itu, lalu terjadinya sistem seorang teolog pun
mengusahakan objekivitas, sebab ingin mengenal dan mengetahui objeknya
sebagaimana adanya. Dari sini bisa di katakan bahwa teologi juga bekerja secara kritis,
sebab buktinya harus ada. Hanya, pembuktianya bukan pengalaman indrawi seperti
dalam ilmu empiris dan bukan pula juga melalui wahyu atau-lebih lengkap-melalui budi
yang diterangi oleh iman kepercayaan berkat wahyu Allah.
c) Objek material dan objek formal
Sebagai ilmu iman, teologi mempelajari wahyu Allah. Maka objek material teologi ialah
apa yang di wahyukan Allah. Akan tetapi isi iman seseorang bergantung pada agama
yang di anut oleh orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, teologi pun berbeda beda
menurut agama yang di peluk oleh orang yang mengadakan refleksi ilmiah atas imannya
itu. Kesamaan dari semua teolgi ialah sama sama merenungkan secara ilmiah apa yang
oleh para penganutnya diimani sebagai wahyu Allah kepada manusia. Perbedaanya
terletak dalam pandangan objek formal masing masing teologi ( yahudi,krisiani,islam)
D. Teologi Kristiani
Adalah refleksi ilmiah orang kristen atas iman yang mereka hayati sebagai orang beragama
kristiani. Oleh karena itu, kita memandang dulu iman kristiani dan kemudian teologi kristiani

a) Iman kristiani : isi dan tradisinya


Isi iman kristen adalah bahwa Allah telah memasuki sejarah umat manusia secara
istimewa, yakni dalam pewahyuan diri-Nya, mulai dari panggilan Abraham dan
memuncak dalam peristiwa yesus, sang nabi dari nazaret yang kita imani sebagai
seorang yang melebihi nabi biasa karena Ia oleh Allah Bapa dijadikanya ‘’ Tuhan dan
Kristus’’ (Kis 2:36), oleh karena itu kristus adalah pusat iman (dan pusat teologi)
kristiani.melalui sejarah umat kristen, iman kepada kristus siteruskan turun temurun.
Dari murid murid sampai hari pantekosta dan pewartaan yesus kristus turun kepada
perskutuan orang percaya inilah gereja. Di dalam gereja pengalaman para rasul serta
iman mereka diteruskan turun temurun, sampai sekarang
Iman kepada kristus itu kita terima melalui sejarah umat manusia, khususnya sejarah
keselamatan yang terdiri dari dua periode:
 Pertama, sejarah umat israel yang menanti sang mesias yang akan datang
 Kedua, sejarah gereja ‘umat baru’, yag sudah berabad abad pula mewartakan
bahwa sabda Allah telah menjelma dalam diri yesus dari nazaret, sang mesias
yang nanti nantikan itu.
b) Teologi Kristiani: perkembangan dan pembagiannya
Sebelum yesus wafat para murid muridnya belum tahu betul siapa yesus sebenarya, apa
arti Karya-Nya. Baru setelah paskah dan pantekosta. Akhirnya, ketika sudah beriman
kepada yesus sebagai sang kristus, mereka merenunkan kembali segala sesuatu yang
pernah mereka alami denan yesus, baik pewartaan dan ajaran maupun tindakan dan
pekerjaan-Nya. Ini berkat roh kudus yang dicurahkan atas mereka dan rohlah yang
memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran. Perenungan dan refleksi itu amat
beraneka ragam, tergantung dari orang, situasi dan zamanya. Lihat saja betapa berbeda
refleksi dalam ketiga injil sinoptik dengan refleksi dalam injil ke empat, maupun dengan
refleksi dalam Kisah para Rasul serta kitab kitab perjanjian baru yang lain. Dalam lintasan
sejarah gereja, refleksi ini ternyata semakin beraneka dan berbelit, selaras dengan
perkembangan gereja dan jumlah warganya. Pada zaman para bapa gereja abab II
sampai abad VII timbullah ajaran ajaran palsu ‘’bidaah’’, sehingga dirasa perlu untuk
merumuskan pokok pokok ajaran gereja secara tajam dan jelas. Dalam perkembanganya
gereja menjadi semakin metodis,sistematis dan koheren, oleh sebab itu timbullah
pelbagai cabang teologi. Dan di bagikan dalam 4 bidang induk

TEOLOGI

II II III IV

TEOLOGI DASAR TAFSIR K.S. TEOLOGI DOGMA TEOL. PRAKSIS

 Bidang 1
Yaitu teologi fundamental (Theologia Fundamentalis) membahas apa yang menjadi
dasar pengetahuan kita di bidang teologi, yakni wahyu dan iman.
 Bidang 2
Yaitu Tafsir Kitab Suci (‘’Eksegese’’) menafsirkan secara ilmiah iman Yahudi-Kristiani
sejauh terugkap dalam alkitab. Bidang ini memuat tafsir perjanjian lama, tafsir
perjanjian baru dan teologi alkitabiah
 Bidang 3
Yaitu teologi Dogma, menguraikan ajaran ajaran pokok dalam iman kita. Istilah
dogma dalam gereja katolik di artikan sebagai pernyataan yang secara eksplisit
diajarkan oleh magisterium gereja sebagai dwahyukan oleh tuhan, sehingga
penyangkalanya harus di sebut bidaah. Dalam teologi dogma dibahas tentang siapa
Allah itu, apa dan siapakah yesus yang di sebut kristus (kristologi) apa dan siapa roh
kudus (pneumatologi), apa dan siapakah manusia menurut rencana Allah pencipta
(antropologi teologis, yang membahas juga asla dan tujuan manusia sera seluruh
dunianya: protologi dan eskatologi dan juga teologi pengharapan ), apa keselamatan
itu ?, apa gereja itu ? dan apa sakramen itu ?
 Bidang 4
yaitu, teologi praktis. Tidak bertanya” apa itu? Karena tidak bertujuan teoritis
melainkan bertujuan praktis dengan mereflesikan praktek hidup beriman

Anda mungkin juga menyukai