1. Periode Penafsiran
Reformasi yang dimulai Luther dan teman-temannya tidak datang begitu saja
terlepas dari keadaan masa itu. Penyelidikan penafsiran sekitar reformasi lebih baik
dimulai dari renaisans, disusul para reformator, masa pascareformasi dan abad ke-18.
Seniman dan pemikir mulai menggantikan posisi biarawan; jiwa kritis dan
individualisme makin berkembang. Bagi para reformator Alkitab menentukan apa
yang harus diajarkan gereja karena Alkitab adalah firman Allah yang tidak bersalah,
yang memiliki otoritas tinggi. Pada masa pascareformasi, terjadi berbagai perpecahan
dan muncul bermacam ajaran bidah dalam gereja
1. Masa Renaisans, tokoh pada masa ini Yohanes Reuchlin, Yohanes Colet, Desiderius
Erasmus
2. Masa Reformasi, tokohnya pada masa ini adalah Marthin Luther, Yohanes Calvin
3. Masa Pascareformasi, tokoh pada masa ini adalah Johann Wettstein, John Lightfoot
4. Metode-metode Penafsiran Periode Tersebut
1. Mengutamakan iman dan penerangan Roh Kudus. Harus mencari makna Alkitab
dengan berdoa dan bermeditasi.
2. Alkitab memiliki otoritas tertinggi, yang lebih tinggi dari gereja.
3. Penafsiran Alkitab perlu memperhatikan tata bahasa, keadaan zaman penulis
Alkitan, serta konteks bagian Alkitab yang bersangkutan.
4. Menafsir ayat yang kurang jelas berdasarkan ayat yang lebih jelas, tanpa harus
mengikuti tradisi lisan gereja.
5. Kristus adalah pusat Alkitab. Setiap prinsip harus di uji apakah membawa orang
Kristen Kepada Kristus
7. Pola Penafsiran Pada Abad Ke-19
1. Periode Penafsiran
Pengaruh aliran rasionalisme mencapai puncaknya pada abad ke-19. Baur
adalah salah satu penafsir pada abad ini. Setelah tahun 1831, karena dipengaruhi
hegel, baur mulai melihat perkembagan sejarah secara dilektis. Demikian para tokoh
penafsir pada abad ini juga menafsir dengan dipengaruhi aliran rasionalisme.
2. Latar Belakang Sejarah / situasi yang berkembang
Dengan pengaruh aliran rasionalisme mencapai puncaknya pada abad ke-19
di mata sarjana Alkitab bukan kitab yang berotoritas. Dengan sikap mengandalkan
rasio manusia, mereka mengkritik Alkitab.
3. Tokoh-tokoh Penafsiran Pada Periode Tersebut
a. Ferdinand Christian Baur, baur dinilai hanya melihat problem tetapi kurang sanggup
memecahkannya, sebab banyak teori baur tidak dapat berdiri teguh.
b. Julius Wellhausen, dia mencoba menafsir alkitab dari sudut perkembangan historis
agama orang Yahudi. Penyelidikan wellhausen mencakup filologi Ibrani, analisis
salinan kuno, dan struktur kesuastraan.
c. Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher, menurutnya Alkitab merupakan catatan
pengalaman religius, jadi Alkitab tidak perlu dipelajari secara terperinci. Dia mencoba
menekankan fungsi misteri, imajinasi dan perasaan.
d. David Friedrich Strauss, ia percaya bahwa konsep mengenal Allah dan Mesias bukan
diwahyukan, melainkan berkembang dalam kesadaran manusia.
e. Johann Christian Konrad von Hofmann, ia percaya bahwa hanya dengan penerangan
yang diberikan Allah, wahyu baru dapat menjadi sesuatu yang berarti bagi pembacanya.
4. Metode-metode Penafsiran Periode Tersebut
a. Alkitab harus diukur dengan metode akademis dan moral zaman modern.
b. Yang menjadi patokan dalam penafsiran Alkitab adalah semangat Yesus atau
pengalaman agama
c. Hal supranatural diartikan sebagai sesuatu yang melampaui hal yang bersifat materiil.
d. Mereka menerapkan teori evolusi atas agama dan kitab agama.
e. Penulis Alkitab menggunakan konsep yang ada pada zamannya
f. Mengutamakan Penafsiran historis
g. Penafsiran sarjana rasionalisme sangat dipengaruhi oleh filsafat yang populer zaman
itu.
8. Pola Penafsiran Pada Tujuh Dekade Pertama Abad Ke-20
Penafsiran ini dimulai sejak tujuh dekade pertama abad ke-20 hingga tiga
dekade terakhir abad ke-20. Berikut aliran yang ada pada abad ini
a. Aliran Neortodoks, didirikan oleh Karl Barth dan ada beberapa tokoh lain yang di
masukkan dalam aliran ini seperti Emil Brunner, Reinhold Niebuhr dan beberapa lain.
Aliran ini tidak menerima Alkitab sebagai kitab yang bebas dari kesalahan.
b. Rudolf Karl Bultmann, dia berpendapat bahwa kata istilah, dan konsep Alkitab garus
diselidiki sampai ke latar belakangnya dalam sejarah, bahsa, masyarakat, dan agama
c. Aliran Hermeneutik Baru, tokoh-tokoh aliran ini adalah Ernst Fuchs dan Gerhard
Ebeling. Hal yang harus di perhatikan dalam Akiran hermeneutic baru ialah :
1. “Firman” Allah harus terbaca dalam setiap khotbah
2. “Penafsir” harus mengenal bagaimana ia dapat mengerti Alkitab ini.
3. Bahasa bukan hanya alat menyampaikan informasi tetapi menghasilkan perubahan
d. Aliran Sejarah Agama, tokoh-tokoh pada aliran ini ialah W.D.Davies,
J.H.Charlesworth, C.H.Dodd, W.L.Knox dan penulis PB adalah W. Schmithals.
R.M.Ramsay, dan Bultmann. Penafsiran ini memperhatikan pemgaruh agama yang
diberikan agama-agama sezaman kepada PB.00
e. Aliran Permulaan Semangat Universal, tokoh-tokoh yang termasuk adalah
M.Dibelius, Ernst Haenchen dan Ernst Käsemann. Mereka mengambil gaya Bahasa,
bukan penemuan arkeolog atau sejarah untuk menafsir Kisah Para Rasul
f. Aliran Sejarah Keselamatan, Otto Alfred Piper dan Oscar Cullman. Berikut adalah
beberapa hal yang harus diperhatikan ialah :
1. Menyelidiki gaya Bahasa, struktur, dan hubungan kitab yang terkait dengan PB
2. Menemukan konsep penulis kitab tentang hidup dan realitas lalu dengan penafsir
3. Setelah menganalisis Alkitab, penafsir baru dapat memberi respon kepadanya
g. Aliran Eskatologis, Friedrich George Eduard William Wrede, Albert Schweitzer,
Rudolf Otto, C.H.Dodd, dan Jürgen Moltmann.
h. Aliran Kontekstualisasi, James H.Cone. Menaruh perhatian kepada ajaran Alkitab
tentang memenuhi kebutuhan dunia ini atau perjuangan masa kini
i. Penafsiran Konservatif, mencakup mereka yang menerima bahwa Alkitab adalah
firman Allah yang tidak bersalah.
9. Pola Penafsiran Pada Tiga Dekade Terakhir Abad Ke-20
Analisis Retrorika
Retrorika sudah diperhatikan Augustinus, Erasmus, Calvin, dan Khususnya
Melanchton. Retrorika mulai dipelajari berdasarkan Bahasa, kesastraan, filsafat, dan
karya kuno. Ciri-ciri retrorika dan hubungannya dengan keadaan sosial-historis.
Analisis Berdasarkan Ilmu Sosial.
Analisis ini ditemukan pada karya W. Robert Smith, yang ditulisnya pada abad
ke-19. Penyelidikan analisis berdasarkan ilmu sosial biasanya dimulai dengan
mencantumkan dengan jelas model sosial yang ingin digunakan.
Analisis Sosiolinguistik
Menurut Eugene Albert Nida, sosiolinguistik pada umumnya berusaha
memahami makna sosial dalam pemakaian bahsa, yang mencakup sosiolinguistik
interraksional, kuasa dan Bahasa, dialek sosial dan struktur sosial.
Aliran yang Berorientasi Pada Pembaca
Analisis yang Berorientasi meminimalkan atau bahkan menolak maksud penulis
namun mengutamakan penanan pembaca dalam menafsir maknanya. Tanggapan terhadap
proses pembacaan sebuah tulisan memungkinkan pembaca masuk ke dunia tulisan itu.
Aliran Kanonikal
Figur utama aliran ini adalah Brevard S. Childs dan James A. Sanders. Alkitab
adalah kanon yang menjadi patokan iman komunitas Kristen. Alkitab yang baku ditafsir
dan diterapkan dalam konteks yang terus berubah.
10. Beberapa Macam Analisis yang Selama ini Dipkai Secara Luas
Analisis Salinan Kuno (Textual Criticism)
Analisis ini bertujuan mencari salinan kuno Alkitab yang paling tepat atau yang
paling dekat dengan naskah asli. Analisis ini maju pesat pada abad ke-20. Sarjana yang
mahir dengan Analisis Salinan Kuno PL adalah D.Ap.Thomas, F.M.Cross, Samuel Rolles
Driver, R.W.Klein, dan Ernst Wurthwein. Sedangkan yang mahir dengan Analisis
Salinan Kuno PB adalah E.C.Colwell, K.W.Clark, B.M.Metzeger, Kurt Aland dan J.
Neville Birdsall.
Analisis Sumber (Source Criticism)
Analisis Sumber menganalisis ciri khas sebuah kitab, atau sebagian kitab, untuk
beroleh informasi mengenai penulis kitab, tanggal penulisan, serta lingkungan dan
keadaan sekitar kitab tersebut. Sarjana yang menerapkan ini pada PL adalah
J.Wellhausen, H.H.Rowley, H.F.Hahn, K.Koch, Roland de Vaux, dan M.Noth ; yang
menerapkan pada PB adalah B.Gerhardson, H.G.Jameson, Austin Farrer, Burnett Hillman
Streeter, W.C.Allen, B.Christopher Butler, Thomas Walter Manson, dan Matthew Blak.
Analisis Tata Bahasa
Analisis ini bertujuan agar para penafsir memahami Bahasa-bahasa yang dipakai
penulis Alkitab.
Analisis Latar Belakang
Perbedaan antara zaman modern dengan zaman penulis Alkitab ini yang harus
diperhatkan. Perbedaan ini terlihat dari kehidupan agama, politik, ekonomi, hukum,
sosial, budaya, kebiasaan, geografis, pekerjaan, pakaian dan lainnya.
Analisis Kesuastraan (Literary Criticism)
Analisis Kesuastraan memaca sebuah kitab atau sebagian kitab sebagai unit yang
utuh, dan menyelidiki struktur, gaya, modus, tema, konteks, jalan pikiran, retorik, dan
funsi kitab tersebut.
Analisis Tradisi (tradition Criticism)
Analisis ini menyelidiki tahapan pertumnuhan tradisi biblikal dari awal hingga
bentuk akhirnya. Sarjana yang menerapkan analisis ini pada PL adalah Sigmund
Mowinckel, Klaus Koch, Ivan Engnell, Harold W.Rast, Dan D.Knight sedangkan pada PB
adalah R.S.Barbour, David R.Catchpole, O.Cullmann, B.Gerhardson, Herbert F.hahn, dan
M.D.Hooker.
Analisis Ragam Sastra (Form Criticism)
Analisis ragam sastra bertujuan menyelidiki ragam sastra, isi dan fungsi unit-unit
yang ada di Alkitab. Analisis penafsiran Pl adalah H.Gunkel, J.H.Hayes, dan G.M Tucker
sedangkan pada PB adalah R.Bultmann, M.Dibelius, T.W.Manson, C.H.Dodd, J.
Jeremias, dan E. Käsemann.
Analisis Redaksi (Redaction Criticism)
Analisis redaksi menaruh perhatian pada motivasi dan tujuan penulis kitab, yang
ditunjukkan melalui apa yang dia lakukan ketika mengumpul, mengatur, dan mengubah
unit tradisi.