Anda di halaman 1dari 15

1

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

JUDUL

PERAN PWG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN


KEROHANIAN KAUM MUDA UNTUK MEMPERSIAPKAN BONUS
DEMOGRAFI 2030 DI JEMAAT GMIM SYALOM LELEMA

PROPOSAL

ARMELY DEVI PESIK

201641075

FAKULTAS TEOLOGI
PROGRAM STUDI KRISTEN PROTESTAN
BIDANG KONSENTRASI PASTORAL
TOMOHON
2020

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Fakultas Teologi UKIT


2

Usulan penelitian ini diajukan oleh :


ARMELY DEVI PESIK
NIM : 201641075
PROGRAM STUDI : TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN

JUDUL:

“PERAN PWG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN


KEROHANIAN KAUM MUDA UNTUK MEMPERSIAPKAN BONUS
DEMOGRAFI 2030 DI JEMAAT GMIM SYALOM LELEMA”

Telah disetujui oleh dosen pembimbing dan diterima sebagai persyaratan yang
diperlukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk kelanjutan penelitian
skripsi di Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon.

Ditetapkan di : Tomohon
Februari 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

PDT. MICHAEL N.A. LENDO, MA

Fakultas Teologi UKIT


3

I. JUDUL

PERAN PWG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN


KEROHANIAN KAUM MUDA UNTUK MEMPERSIAPKAN
BONUS DEMOGRAFI 2030 DI JEMAAT GMIM SYALOM
LELEMA

II. BIDANG ILMU

PRAKTIKA

III. LATAR BELAKANG PEMILIHAN DAN ALASAN PEMIKIRAN


JUDUL
Dari waktu ke waktu gereja terpanggil untuk menggumuli, memahami serta
menyegarkan kembali pengertian tentang Gereja. Gereja di tempatkan Allah
sebagai kawan sekerjanya. Dan fungsi gereja sebagai garam, sebagai terang,
sebagai surat kristus.
Pembinaan warga gereja mesti dilihat dalam rangka pembebasan yang Allah
lakukan melalui dan di dalam Yesus Kristus. Dalam terang pembebasan ini gereja
pun harus dibebaskan dari pengertian-pengertian yang keliru tentang pembinaan.
Apabila gereja menyadari fungsinya untuk mewartakan segala kebaikan Alah,
maka pandangan gereja tidak lagi akan mengarah dan berpusat kepada dirinya
sendiri, melainkan kepada tugas-tugas pembinaannya yang tertuju kepada dunia
ini.1
Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus, yaitu persekutuan orang-orang
yang menjadi suci kembali di hadapan Allah oleh karena perbuatan Tuhan Yesus
Kristus.2 Gereja memiliki tugas dan tanggung jawab penuh terhadap jemaatnya,
baik secara spiritual, material dan lain-lain. Gereja juga diartikan sebagai tempat
perlindungan, tempat dimana keselamatan ditemukan, tempat pengungsian yang

1
Membina bersama, (BPK Gunung Mulia 1976), 17.
2
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia), 217.

Fakultas Teologi UKIT


4

aman dan gereja sebagai koinonia.3 Gereja merupakan umat Allah yang harus
diusahakan supaya anggota-anggota gereja dapat hidup sesuai dengan perintah-
perintah Allah dan yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap jemaat
adalah Majelis gereja.4
Gereja memiliki program pelayanan untuk mewujudkan kenyamanan
melalui persekutuan dengan bagian-bagian kategorial dan salah satu peran yang
penting adalah pembinaan terhadap jemaat. Untuk mendapatkan pembinaan baik
secara kategorial seperti kaum Bapak, Ibu, Anak, Remaja dan Pemuda gereja juga
perlu memperhatikan secara personal jemaatnya dalam hal ini kaum muda.

Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu


2020- 2035, yang mencapai puncaknya pada 2030. Pada saat itu jumlah kelompok
usia produktif (umur 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif
(anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 ke atas). Jadi,
kelompok usia muda kian sedikit, begitu pula dengan kelompok usia tua. Bonus
demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio ), yaitu
rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dan yang produktif. Pada 2030
angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah, yaitu 44%.

Artinya, pada tahun tersebut rasio kelompok usia produktif dengan yang
tidak produktif mencapai lebih dari dua kali (100/44). Singkatnya, selama terjadi
bonus demografi tersebut komposisi penduduk Indonesia akan didominasi oleh
kelompok usia produktif yang bakal menjadi mesin pendorong pertumbuhan
ekonomi kita. Negara-negara maju seperti Jepang, Kanada, atau negara-negara
Skandinavia tak lagi produktif karena kelompok usia produktifnya terus
menyusut.

Di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini sangat mempengaruhi


kehidupan manusia secara khusus untuk kaum muda kristen . Arifin Noer
mengatakan bahwa: “Generasi muda saat ini menempati posisi yang strategis,
karena kaum mudalah yang paling terkena dampak dari perkembangan zaman.”5
Masa muda adalah masa perkembangan dan perubahan, masa goncang dan penuh
3
Jan Hendriks, Jemaat Vital & Menarik (Yogyakarta: Kanisius), 26.
4
J.L.Ch. Abineno, Pembangunan Jemaat, Tata Gereja dan Jabatan Gerejawi (BPK : Gunung
Mulia), 46.
5
Arifin Noer, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Pustaka Setia), 113.

Fakultas Teologi UKIT


5

pemberontakan. Tidak jarang kita temui banyak kaum muda kehilangan pegangan
dalam usaha menemukan dirinya. Telah kita lihat bahwa anak-anak muda sering
dipengaruhi oleh suasana orangtua di sekelilingnya; mereka juga sangat
dipengaruhi oleh zaman dan masyarakat umum, tempat mereka hidup dan
bertumbuh.6 Dalam masa ini kaum muda memang membutuhkan pendampingan
kaum dewasa, yang bisa memahami dan membimbing mereka tumbuh dewasa. 7
Oleh sebab itu, peran PWG seharus menjalankan tugasnya untuk meningkatkan
pertumbuhan kerohanian kaum muda.

Ketika majelis jemaat kurang menjalankan perannya sebagai pelayan Tuhan


bagi kaum muda, maka kerohanian mereka akan menurun dan tidak mengalami
pertumbuhan, ini terlihat dari perilaku dan pergaulan kaum muda yang kurang
baik misalnya, terlibat dalam merokok, minuman keras dan jarang mengikuti
persekutuan ibadah, baik di gereja maupun di luar gereja. Pelayanan kepada kaum
muda sangatlah penting karena kaum muda merupakan generasi penerus gereja.
Karena sebagai individu, anggota Majelis gereja dapat menjadi pemimpin dalam
departemen/kategorial masing-masing.8

Dan perlu kita ketahui yang paling berperan mengendalikan negeri ini saat
puncak bonus demografi terjadi pada 2030-2035? Jawabnya adalah anak-anak
yang saat ini berusia belasan tahun (teens). Kalau saat ini berusia 15 tahun, saat
puncak bonus demografi terjadi usia mereka sekitar 30 tahun, sedang hot-hot-nya
untuk bekerja dan berkarya untuk bangsa. Anak-anak yang kini di usia belasan
tahun itu harus kita persiapkan sebaik mungkin agar saat waktunya tiba harus
mengendalikan negeri ini pada 2030- 2035.

Kalau tahun-tahun puncak bonus demografi kita isi dengan manusia-


manusia bodoh, lemah, pengeluh, benalu, dan kecanduan narkoba, sudah pasti kita
menyia-siakan kesempatan yang hadir sekali dalam sejarah setiap bangsa ini.
Pertanyaannya lagi, apakah kita sudah mempersiapkan mereka? Belum! Hingga

6
E.G Homrighausen & I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung
Mulia), 139.
7
Charles M. Shelton, Moralitas Kaum Muda (Yogyakarta: Kanisius), 5.
8
Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 49.

Fakultas Teologi UKIT


6

detik ini tak ada sedikit pun generasi nasional untuk mempersiapkan manusia-
manusia hebat guna menghadapi tantangan ”tahuntahun emas” bonus demografi.
Melihat realitas di jemaat GMIM Syalom Lelema, banyak kaum muda
masih mengabaikan tentang masa depan mereka dengan mengembangkan potensi
mereka masing-masing, mereka lebih mengutamakan keinginan mereka dimasa
muda mereka dengan cara hidup berhura-hura, minum-minuman, bahkan sekolah
pun mereka abaikan hanya karena keinginan duniawi mereka. Oleh Karena itu
pentingnya peran PWG dalam mempersiapkan kaum muda jemaat Syalom Lelema
untuk menjadi generasi selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran dan keadaan yang ada dalam jemaat
yang merupakan jemaat dari peneliti sendiri, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul penelitian tentang:

“Peran Pwg Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Kerohanian Kaum


Muda Untuk Mempersiapkan Bonus Demografi 2030 Di Jemaat
Gmim Syalom Lelema”

IV. IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang pemikiran dan alasan pemilihan judul yang telah
diuraikan di atas maka, penulis mengidentifikasikan masalah yang ada
sebagai berikut :
1. Pentingnya PWG dalam meningkatkan pertumbuhan kerohanian kaum
muda.
2. Peran PWG dalam mempersiapkan generasi muda sesuai kehendak
Tuhan.

V. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis
memfokuskan penelitian dengan hanya membahas tentang peran PWG dalam

Fakultas Teologi UKIT


7

meningkatkan pertumbuhan kerohanian kaum muda dalam mempersiapkan


Bonus Demografi 2030 di jemaat GMIM Syalom Lelema.

VI. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang msalah dan focus penelitian yang telah
dikemukakan di atas maka peneliti mendapatkan rumusan masalah yaitu :
bagaimana peran PWG dalam meningkatkan pertumbuhan kerohanian kaum
muda dalam mempersiapkan bonus demografi 2030?

VII. TUJUAN PENELITIAN


Penelitian dilakukan bertujuan untuk:
1. Mencari tahu upaya gereja dalam menghadapi masalah-masalah yang
terjadi pada kaum muda dijemaat.
2. Mencari tahu apa kendala-kendala yang menyebabkan minimnya
pembinaan bagi kaum muda.
3. Memberikan pemahaman kepada kaum muda apa yang menjadi
tanggung jawab, peranan serta tugasnya sebagai generasi selanjutnya.
4. Untuk lebih meningkatkan pembinaan bagi kaum muda dalam
pertumbuhan kerohanian kaum muda.

VIII. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kiranya lewat penelitian ini, gereja lebih melaksanakan tugasnya
dalam pembinaan warga gereja, dalam hal ini memperhatikan kaum
muda untuk meningkatkan pertumbuhan kerohanian dalam
mempersiapkan bonus demografi 2030
2. Dapat memberikan motivasi bagi kaum muda untuk tetap berkarya
didalam Kristus.
3. Bagi peneliti sendiri tulisan ini sangat penting karena merupakan salah
satu syarat utama untuk menyelesaikan kuliah.
4. Kiranya tulisan ini, dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi
jemaat ataupun bagi yang membacanya.

Fakultas Teologi UKIT


8

IX. METODE PENELITIAN


Dalam rangka penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah atau skripsi ini,
maka penulis selaku peneliti membutuhkan metode yang akan membantu penulis
ketika mengkaji masalah yang hendak dibahas.9 Penelitian ini akan menggunakan
Metode Penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk
meneliti obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
data yang diperoleh cenderung data kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna,
memahami keunikan, mengkonstruksi fenomena dan menemukan hipotesis.
Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti
adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang hanya
sekedar terlihat, terucap tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat
dan terucap tersebut.10 Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber,
dan berbagai cara.
Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan secara alamiah. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau dokumen. Bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara).

- Observasi
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber

9
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara), 81.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA), 9-10.

Fakultas Teologi UKIT


9

data, dan ikut merasakan suka dukanya. Observasi adalah pengamatan


yang dilakukan secara sepintas11. Dengan observasi peneliti lebih mampu
memahami konteks data dan dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain khususnya yang berada dalam lingkungan itu.

- Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Penulis datang
ke lapangan dengan daftar pertanyaan yang telah tersedia. Tetapi
pertanyaan itu akan berkembang sesuai dengan jawaban dari responden12.
Cara inilah yang sangat perlu dilakukan oleh peneliti sebagai salah satu
proses untuk mendapatkan keterangan yang dilakukan dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka dengan responden untuk mendapatkan
informasi yang mendukung data-data dari observasi.13

- Studi Kepustakaan
Dalam menggumpulkan data, penulis juga membaca dokumen-dokumen
yang menunjang pokok penelitian yang sedang diteliti.14 Dokumen yang
dimaksud adalah buku, majalah, bahkan pendapat para ahli tentang pokok
penelitian yang sudah diteliti oleh orang lain sebelumnya yang dijadikan
data pembanding.

X. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN

11
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta), 64-66.
12
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Karya),63.
13
Sugiyono, 104-114.
14
Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara),74.

Fakultas Teologi UKIT


10

Bab ini berisi latar belakang penulisan dan alasan pemilihan


judul. Selain itu, bagian ini juga berisi tentang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka yang menjelaskan
tugas dan tanggung jawab dari PWG serta pengertian pembinaan
terhadap kaum muda.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian apa yang


digunakan oleh penulis untuk penulisan karya ilmiah serta
mengenai gambaran umum dari lokasi yang dijadikan fokus
penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN


Bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang dilakukan
oleh penulis di Jemaat GMIM Syalom Lelema.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan bagian


akhir dari proses penelitian yang telah dilakukan.

Fakultas Teologi UKIT


11

XI. RENCANA KEGIATAN

Adapun rencana kegiatan penelitian baik penelitian di lapangan maupun


penelitian pustaka (buku-buku) yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah :

Waktu Pelaksanaan Jenis Kegiatan


21 februari 2020 Pertemuan awal bersama dosen pembimbing
dan membicarakan tentang penyusunan
proposal.
26 februari – 20 maret Pencarian literatur yang berhubungan dengan
2020 usulan penelitian, serta pembuatan proposal.
25 februari – 10 maret Pertemuan dengan dosen pembimbing
2020
11 maret 2020 Pengumpulan Proposal penelitian.
21-28 maret 2020 Seminar Proposal Penelitian.
April 2019 Penelitian literatur dan penelitian lapangan.
Mei 2019 Pengelolaan data.
Juni 2019 Penyusunan laporan.
Juli 2019 Ujian Skripsi.

Fakultas Teologi UKIT


12

XII. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN


Dapat dirincikan biaya yang diperlukan dalam penelitian adalah :
 Pendaftaran Proposal : Rp. 1.500.000
 Pendaftaran Skripsi : Rp. 3.500.000
 Pembelian buku-buku penunjang : Rp. 2.000.000
 Tinta print dan kertas HVS : Rp. 450.000
 Jilid (Hard Cover) : Rp. 300.000
 Alat tulis menulis : Rp. 150.000
 Foto copy : Rp. 100.000
 Transportasi Penelitian : Rp. 700.000
 Biaya tak terduga : Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 9.700.000
Catatan : Sumber biaya penelitian semuanya berasal dari orang tua.

XIII. PENUTUP
Demikianlah proposal skripsi ini telah dibuat. Dengan sebuah harapan
proposal skripsi ini dapat menunjang penulis dalam penyusunan karya ilmiah
skripsi. Atas perhatian diucapkan terima kasih.

Fakultas Teologi UKIT


13

DAFTAR PUSTAKA

A.Mangunhardjana. Pembinaan. Arti dan metodenya, Yogyakarta: Kanisius,


1986

Abineno, J.L.Ch. Sekitar Theologi Praktika II, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1980

Abineno, J.L.Ch. Pembangunan Jemaat, Tata Gereja dan Jabatan Gerejawi,


BPK : Gunung Mulia, 1992

Fields, Doug. Purpose Driven Youth Ministry, Jawa Timur: Gandum Mas, 2000

Hall, Brian.P. Panggilan akan Pelayanan Jemaat, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1992

Hadiwijono, Harun. Iman Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2014

Hendriks, Jan. Jemaat Vital & Menarik, Yogyakarta: Kanisius, 2002

Homrighausen, E.G & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta:


BPK: Gunung Mulia, 2018

Husaini, Usman. & Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial,


Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Karya, 1989

Noer, Arifin. Ilmu Sosial Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 1997

Robin dan Hadfield Marcia. Pedoman Pelayanan Remaja dan Pemuda, Malang:

Fakultas Teologi UKIT


14

Batu Malang, 2008

Schnidt, Alfred. Kawan Sekerja Allah, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983

Shelton, Charles M. Moralitas Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius, 1992

Soedarmo, R. Ikhtisar Dogmatika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014

Subagyo, Joko. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1997

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2018

Walz, Edgar. Bagaimana Mengelolah Gereja Anda, Jakarta:


BPK Gunung Mulia, 2006

Fakultas Teologi UKIT


15

CURICULUM VITAE
Nama : Armely Devi Pesik
Tempat, Tanggal lahir : Lelema, 27 April 1999
Alamat : Jaga 4 Desa Lelema
Kec. Tumpaan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Umur : 20 Tahun
Status : Belum menikah
Riwayat Pendidikan

- Lulus SD GMIM Lelema Tahun 2010.

- Lulus SMP Negeri 1 Tumpaan Tahun 2013.

- Lulus SMA Negeri 1 Amurang Tahun 2016.

- Masuk di Fakultas Teologi UKIT Yayasan Ds. A.Z.R


Wenas Tahun 2016.

Nama Ayah : Melky Pesik

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Ruth Mahmud

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status dalam keluarga : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Fakultas Teologi UKIT

Anda mungkin juga menyukai