Disusun Oleh :
202041006
FAKULTAS TEOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
LAPORAN
1. SEJARAH DESA
Nama Desa Makalisung diamhil dari nama suata tempat yang
herada di daerah pegunungan bernama Timambuwur Dimana
ada suatu tempat yang terdapat banyak batu yang menyerupai
Lisung (tempat untuk menumbuk padi). Tempat itu dijadikan
mereka tempt untuk pertemuan limum dan tempat untuk
memberi sesaji kepada para Opo sesuai kepercayaan yang
berlaku pada saat itu. Dari situlah penduduk mulai menyebut
daerah atau
desa tempt mereka tinggal dengan sebutan Makalesong, yang
pada perkembangan menjadi Makalesung dan akhirnya
menjadi Makalisung yang berarti yang punya Lisung.
Sekitar tahun 1680 -an diangkatlah seorang pemimpin yang di
sebut Walak, yaitu Kolondam, dan kemudian dipantikan ole
anaknya yang bernama Lewu.Disementara kepemimpinan
Walak Lewu, datang
seorang yang dianggap kuat bernama Lengkong Wuaya yang
pada akhirnya diangkat menjadi Walak meskipun hanya
memimpin sekitar 1
tahun. Selanjutnya anak dari Walak Lewu yang bernama
Wewengkang menjadi Walak menggantikan Lengkong Waya.
Di masa Walak Wewengkang namanya berubah menjadi
Sakarias Wewengkang. Dan ialah yang menjadi Hukum Tua
pertama di desa Makalisung. Sakarias Wewengkan digantikan
ole anaknya yang bernama Hendrik Wewengkang. Pada masa
Hukum Tua Hendrik Wewengkang, desa Makalisung yang di
sebut Makalisung Tua terpisah menjadi dua bagian. Untuk
penduduk yang berada disebelah Selatan Sungai Makalisung
memilih untuk pindah kedaerah dimana sekarang daerah itu
disebut Makalisung Tondano. Sementara penduduk yang
tertinggal memilih tempat yang sekarang
disebut desa Makalisung. Sampai sat ini desa Makalisung telah
terjadi 17 kali pergantian Hukum Tua. dan yang menjadi
Hukum Tua pada perinde ini adalah penjabat Hukum Tua Elia
Buntuang S.Sos.
2. SEJARAH JEMAAT
Berdasarkan sejarah desa Makalisung, di dapati bahwa di masa
Hukum Tua Wewengkang namanya berubah menjadi Sakarias
Wewengkang. Nama yang di ambil sesuai Dengan nama dalam
Alkitab. Tidak ada keterangan yang menjelaskan bagaimana
proses ia Menjadi Kristen, tetapi dengan digunakannya nama
Sakarias di zaman itu memungkinkan ja
Telah menjadi Kristen. Berubahnya nama Walak Wewengkang
menjadi Zakarias Wewengkang memastikan Bahwa saat itulah
telah dimulainnya upaya penyebaran Kekristenan di desa
Makalisung. Karena sebagimana tradisi yang biasa berlaku saat
itu, seseorang yang menjadi pemimpim Dimasyarakat, adalah
juga sebagai seorang pemimpin keagamaan. Apalagi dalam
posisi Sebagai seorang pemimpin, biasanya sangat mudah bagi
penduduk untuk mengikuti jejak Pemimpin mereka. Meskipun
memang bahwa praktek agama suku mash sangat melekat Jalam
kehidupan masyarakat, tapi upaya-upaya penginjilan atau
pengKristenan disaat itu
Sudah sementara terjadi walaupun belum secara maksimal.
2. Tugas-tugas
Sebenarnya jika dalam keadaan normal, ada berbagai
kegiatan yang sudah di pleno-kan oleh BPMJ. Tetapi disaat
saya masuk tepat di tahun pandemi covid-19, yang membuat
banyak program dan pelaksanaan tidak terlaksana seperti
tahun sebelumnya. Yang terlaksana selama pandemi covid-
19.
3. Evaluasi Diri
Dalam posisi sebagai mahasiswa Praktek Pengenalam
Lapangan (PPL), ini adalah pengalaman pertama kali saya
melayani dan mengambil bagian pelayanan di sebuah
Jemaat. Memang sudah pernah melakukan pelayanan di
jemaat, waktu itu pelaksanaan Study Tour Paskah selama 10
hari, tapi kali ini Praktek Pengenalan Lapangan (PPL)
selama kurang lebih 30 hari. Rasa takut, gugup, gelisah, dan
merasa tidak mampu pasti ada dan saya yakin pasti beberapa
orang yang ada di posisi pertama kali bisa merasakan. Dan
saya rasa, segala sesuatu yang namanya memulai pasti
tidaklah mudah dan tidak gampang.
4. Refleksi Teologis
Buku “Model-model Gereja” milik Avery Dulles
memaparkan beberapa model Gereja dengan ciri khas, serta
karakteristiknya. Saya akan bahas satu per satu model Gereja
yang dapat diterapkan juga oleh Jemaat tempat saya
melayani sebagai mahasiswa Praktek Pengenalan Lapangan
(PPL).
➢ Gereja sebagai Institusi dalam artian bahwa Gereja
terutama menurut strukturstrukturnya yang kelihatan,
khususnya hak-hak dan wewenang dari para pejabatnya.
Dalam artian bahwa, Gereja tanpa memiliki unsur organisasi
yang tetap, Gereja Kristus tidak dapat melaksanakan
misinya.
➢ Gereja sebagai Persekutuan Mistik dalam artian bahwa
melihat gereja sebagai persekutuan orang-orang yang terikat
secara batiniah, yang diwujudkan dalam iman, ibadah dan
keanggotaan Gereja. Faktor utama yang mengikat jemaat
adalah rahmat Yesus Kristus yang mendamaikan.
Persekutuan yang dengan Kerajaan Allah dan para Kudus
atau yang mengenalkan Roh Kudus.
➢ Gereja sebagai Sakramen dalam artian bahwa Gereja
adalah Sakramen Kristus bagi umat manusia. Dalam artian
bahwa Gereja mewakili Dia secara penuh dan asli, serta
membuat Dia sungguh-sungguh hadir. Gereja bukan hanya
melanjutkan karya-Nya, tetapi Gereja itu adalah kelanjutan-
Nya sendiri.
➢ Gereja sebagai Pewarta dalam artian Gereja didirikan
oleh Sabda atau Firman Allah. Yang diwartakan dan
diterima dengan penuh iman. Artinya, Gereja merupakan
persekutuan yang dikumpulkan oleh atau lewat Sabda Allah.
Maka, Sabda itu tidak hentihentinya mengundang
persekutuan tersebut untuk bertobat dan memperbaharui diri.
➢ Gereja sebagai Hamba dalam artian Gereja adalah hamba,
dan ciri khas dari hamba adalah hidup di rumah orang lain
(dunia), Gereja harus dapat melayani sesamanya.
Gereja menjadi sebuah Gereja jika ia mau memberi dirinya
bagi orang lain.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa.
Menjawab pro dan kontra di kalangan pemimpin gereja
maupun jemaat, secara teologis. Pemahaman yang harus
dibangun adalah:
1) Merekonstruksi secara teologis kembali makna ibadah
kepada esensi dan nature dari badah itu sendiri. 2)
Mengusahakan dan membangun konsep ibadah yang
kontekstual, inklusif-holistik dan bertujuan menjawab
realitas sosial demi terwujudnya Kerajaan Allah.
B. Saran
Selain pemimpin yang berfungsi sebagai kordinator dan
fasilitator, di dalam gereja dibutuhkan juga pemimpin kreatif
dan proaktif karena warga gereja yang ada di Gloriya
makalisung Pangian membutuhkan pemimpun-pemimpin
yang bisa mengarahkan mereka menyalurkan bakat-bakat
dan potensi warga gereja untuk pembangunan kehidupan
iman, baik intensif (kualitas) maupun ekstensif (kuantitas)
sehingga gereja semakin maju dan memerankan tugas
panggilannya sebagai organisasi yang bersekutu, bersaksi
dan melayani secara maksimal dan optimal.
C. Laporan Harian Kegiatan
1. Sabtu 2 Juli 2022
Memimpin ibadah PKB
24.Jumat 29 2022
Mengikuti ibadah kolom 2