Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Exposisi PL V

Dosen Pengampu : Pdt Jefry S. Panjaitan., M.Th


Tugas Paper : Kitab Zefanya
Mahasiswa : Sonni Nove Wahyudi

===============================================

KITAB NABI ZEFANYA

Latar Belakang Penulisan


Kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Yosia, pelaksanaan
hukum dan penyembahan kepada Tuhan telah dihidupkan kembali
secara singkat, namun bangsa ini masih mempraktikkan kebiasaan
menyembah berhala secara sembunyi-sembunyi.
Praktik kebiasaan jahat di negeri Yehuda dan Yerusalem adalah
penyembahan berhala (Zef 1:4), percaya pada bintang-bintang (Zef 1:5),
percaya pada dewa-dewa (Zef 1:6), tidak mau tahu tentang Allah (Zef
1:12), mencintai harta duniawi (Zef 1:18), banyak ajaran palsu dan
hamba-hamba Tuhan menjadi murtad (Zef 3:1-7).
Mengetahui kemunafikan tersebut Zefanya di utus Allah untuk
bertindak. Walaupun raja Yosia bergabung dengan Zefanya dalam
sebuah gerakan reformasi, tetapi kejahatan tetap berlangsung meski
bersifat tersembunyi. Meningkatnya kejahatan secara tidak terelakkan
membawa kepada waktu di mana Allah memakai Nebukadnezar sebagai
saluran kemarahan-Nya.

1
Identitas Zefanya
Zefanya (Ibrani: ‫ צְ פַנְ יָה‬- TSEFAN'YAH, artinya "ia yang
disembunyikan oleh TUHAN"; dari kata ‫ צָ פַן‬- TSAFAN,
artinya: menyembunyikan; dan kata ‫ יָּה‬-, YAH). Satu-satunya acuan
biografis mengenai Zefanya terdapat dalam ayat pertama Kitab Zefanya.
Silsilahnya ditelusuri mundur empat generasi ke belakang
sampai Hizkia. Walaupun Hizkia ini tidak disebut sebagai raja Yehuda
yg menyandang nama itu, namun bentuk silsilah Zefanya yg tidak lazim
itu adalah paling baik dijelaskan berdasarkan anggapan demikian.
Nama Zefanya, 'ia yang disembunyikan TUHAN', mungkin
menunjukkan bahwa ia lahir pada masa kekejaman Manasye, yang
'mencurahkan darah orang yg tidak bersalah' (2 Raja 21:16).
Sebagai keturunan keluarga raja dan kerabat Raja Yosia berarti
ia bisa keluar-masuk istana kerajaan. Dapat dipahami bahwa nubuat-
nubuatnya berfokus pada firman Tuhan bagi Yehuda dan bangsa-bangsa
lainnya. Zefanya dengan taat menyampaikan berita yang mengecam
kepemimpinan yang korup di Yehuda meskipun harus bertentangan
dengan leluhurnya para raja. Namanya berarti ”Yehuwa Telah
Menyembunyikan”. Ia menandaskan bahwa hanya dengan belas kasihan
Allah orang dapat ”disembunyikan pada hari kemarahan Yehuwa”.
(Zefanya 2:3).
Masa pelayanan Zefanya bersamaan dengan nabi yang lain yaitu
Nahum dan Yeremia. Nahum yang menubuatkan hancurnya Niniwe,
yang terjadi thn 612 sM, barangkali sezaman dengan Zefanya,
juga Yeremia, yg menyaksikan hancurnya Yerusalem (587 sM).
Lamanya masa pelayanan Zefanya tidak diketahui.

2
Tahun Penulisan Kitab Zefanya (sekitar tahun 630 SM)
Dosa-dosa yang dituduhkan Zefanya kepada Yerusalem dan
Yehuda (Zef 1:4-13; Zef 3:1-7) menunjukkan bahwa ia bernubuat
sebelum pembaharuan dan kebangunan di bawah Yosia, pada saat dosa-
dosa yang hebat dari para pendahulu Yosia yang jahat (Manasye, Amon)
masih merajalela di kalangan masyarakat. Pada tahun ke-12 dari
pemerintahan Yosia (tahun 627 SM) barulah raja mulai membersihkan
bangsa itu dari penyembahan berhala dan menghidupkan kembali ibadah
yang benar kepada Tuhan; delapan tahun kemudian ia memerintahkan
untuk memperbaiki dan menyucikan Bait Salomo. Pada waktu itu
ditemukan sebuah salinan hukum Tuhan (bd. 2Raj 22:1-10). Gambaran
yang diberikan Zefanya mengenai keadaan rohani dan moral Yehuda
yang menyedihkan pasti ditulis sekitar 630 SM. Sangat mungkin
pemberitaan nubuat Zefanya secara langsung mempengaruhi raja dan
membantu memberi semangat kepada gerakan pembaharuan raja.
Tanggal 630 SM selanjutnya diperkuat oleh kenyataan bahwa
Babel sama sekali tidak disebutnya sebagai kekuatan yang patut
diperhitungkan pada skala internasional; Babel baru mulai bangkit
dengan naiknya Nabopolasar ke takhta pada tahun 625 SM. Akan tetapi,
Zefanya menubuatkan kebinasaan Asyur yang perkasa, suatu peristiwa
yang terjadi pada tahun 612 SM bersama dengan jatuhnya Niniwe.
Yeremia merupakan rekan Zefanya yang lebih muda.

3
Gambar Kronologis Pemerintahan Kerajaan Israel dan Yehuda
dan Pelayanan Para Nabi

4
Ciri Khas Kitab Zefanya
Lima ciri utama menandai kitab Zefanya.
1) Zefanya adalah satu-satunya nabi yang memberikan asal
keturunannya dengan cukup terinci, mundur empat angkatan
hingga Raja Hizkia.
2) Kitab ini menyajikan penyataan yang paling luas dalam PL
mengenai "hari Tuhan" yang mendatang.
3) Kitab ini menunjukkan bahwa umat Allah perlu dihadapkan
dengan peringatan-peringatan-Nya, dan juga dihibur dengan
janji-janji-Nya.
4) Kitab ini berisi ajaran yang cukup rinci mengenai kaum sisa
yang setia yang akan dipulihkan pada hari lawatan Tuhan itu
(Zef 3:9-20).
5) Penyataan Zefanya mengenai hari murka Allah yang akan
datang atas orang jahat dan hari keselamatan bagi umat-Nya
menyumbang kepada penyataan PB tentang akhir zaman.

Sumber Naskah Kitab Zefanya


1. Teks Masoret (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
2. Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
3. Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama :
b b
 4Q77 (4QXII )
c c
 4Q78 (4QXII )
g g
 4Q82 (4QXII )
 Gulungan Kitab Nabi-nabi Kecil Wadi Murabba'at (MurXII)
gr
 Nahal Hever (8HevXII )

5
Analisa Sumber
Zefanya dalam teks Masoret secara umum tidak memiliki
kesulitan analisis, meskipun ada beberapa bagiannya yang tidak jelas,
misalnya Zefanya 1:2. Selain teks Masoret, data-data mengenai kitab
Zefanya juga terdapat dalam naskah Laut Mati, khususnya yang
ditemukan dalam guaQumran 1 dan 4. Di situ juga terdapat gulungan
mengenai nabi-nabi kecil dari Wadi Murabba'at (MurXII) juga memuat
data-data mengenai Zefanya. Namun, data-data dalam septuaginta tidak
identik dengan data-data yang terdapat dalam teks Masoret. Dalam
septuaginta sendiri terdapat beberapa kesalahan seperti pengejaan,
penulisan, dan beberapa penekanan dalam hal penerjemahan. Hal ini
ditunjukkan dalam teks septuaginta menerjamahkan kata elohe
ha'aresyang berarti Allah seluruh bumi dengan tous theous ton ethnon
tes gesyang berarti Allah atas seluruh orang yang tinggal di bumi. Hal
ini terdapat dalam Zakharia 2:11. Teks yang terakhir yang ditemukan
di Nahal Heveryang merupakan terjemahan ke dalam bahasa Yunanidari
kitab nabi-nabi kecil. Teks ini juga memuat beberapa bagian yang
.
terdapat dalam kitab Zefanya, seperti Zefanya 1:1.

Garis Besar Kitab Zefanya


Sebagian besar kitab ini adalah peringatan serius mengenai
hukuman Allah yang akan datang.
 Zefanya melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh
dunia karena dosa-dosa umat manusia (Zef 1:2; Zef 3:8), tetapi

6
 Secara khusus ia memfokus pada hukuman yang akan menimpa
Yehuda karena dosanya (Zef 1:4-18; Zef 3:1-7).
 Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu
bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum
keputusan itu dilaksanakan (Zef 2:1-3); pertobatan nasional itu
terjadi sebagian selama kebangunan di bawah Yosia (627-609
SM).
 Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima
bangsa asing sebagai bentuk penghakiman universal dari Allah
yaitu ; Filistin, Moab, Amon, Etiopia, dan Asyur.

Pembagian Kitab Zefanya Menurut Topik


1. Superskripsi (Zefanya 1:1)
2. Penghukuman Universal (Zefanya 1:2)
3. Ucapan ilahi terhadap Yehuda (Zefanya 1:4, 2:3)
4. Ucapan ilahi terhadap Filistin (Zefanya 2:4)
5. Ucapan ilahi terhadap Moab dan Amon(Zefanya 2:8)
6. Ucapan ilahi terhadap Etiopia(Zefanya 2:12)
7. Ucapan ilahi terhadap Asyur (Zefanya 2:13)
8. Ucapan ilahi terhadap Yerusalem danYehuda(Zefanya 3:1)
9. Penghukuman universal (Zefanya 3:8)

Penjelasan Kitab Zefanya


Pasal 1 (Zef 1:1-18) Dalam pasal 1;+Zef 1:1-18, Nabi Zefanya
melukiskan hukuman yang akan menimpa bangsa Yehuda, karena dosa-
dosanya kepada Allah. Hukuman tersebut dikatakan sebagai Hari Tuhan
yang dahsyat (Zef 1:2-18). Zefanya menyajikan peringatan-peringatan

7
yang lazim tentang penghukuman (1;2-18, 2:4-15, 3:1-8), pembaharuan
dan masa depan.
Pasal 2 (Zef 2:1-15). Pasal 2:1-3 menyatakan Kasih Allah kepada
umat manusia, yaitu memberikan kesempatan untuk bertobat dan kepada
orang benar yang ada di tengah-tengah bangsa yang berdosa agar tetap
memiliki kesetiaan. Pasal 2:4-15 menyatakan betapa dahsyat hukuman
yang dialami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, seperti:
Filistin, Moab, Amon, dsb.
Pasal 3 (Zef 3:1-20) mengukapkan hukuman Allah atas bangsa-
bangsa itu mempunyai tujuan supaya bangsa Yehuda yang diberi hak
lebih dari bangsa lain akan menjadi takut kepada Allah dan akan
melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka, tetapi akibatnya
tidaklah demikian. Bagian akhir Kitab ini adalah nubuat tentang janji
pemulihan umat pilihan Allah di masa depan. Mereka akan diselamatkan
dan dikumpulkan lagi ke Palestina. Kesukaan akan terjadi karena Tuhan
sudah mencabut hukuman-Nya, dan orang yang menyusahkan mereka di
hukum. Pasal 3:1-8 menyatakan betapa dahsyat hukuman Allah yang
jatuh terhadap Yerusalem. Pasal 3:9-20 menyatakan bahwa Allah akan
memulihkan keadaan bangsa-bangsa dengan memberikan hidup dalam
sukacita dan kebahagiaan.
Zefanya menunjuk secara tepat penyebab penghukuman Allah
dengan memberitakan kemerosotan moral bangsa itu. Sekalipun
demikian, dia menjelaskan bahwa pintu belas kasih terbuka bagi orang-
orang yang mau dengan sungguh-sungguh bertobat (2:1-3). Sang nabi
melihat arti dari semuanya ini dari sudut maksud Allah untuk
menyelamatkan umat dan bangsa-bangsa lain (3:9-20).

8
Sebagai akibat dari penyembahan Baal dan Molokh, Yerusalem
mengalami kemerosotan. Para pemimpin agama hidup dalam
perzinahan, dan mereka mempersembahkan anak laki-laki mereka
sebagai kurban manusia dengan maksud untuk mendapatkan kemurahan
hati dari dewa-dewa alam ( 19:5; 23:13, 14; 32:35). Yeremia mengalami
kesulitan dalam menemukan seorang yang saleh di Yerusalem (Yer.
5:1). Para pemimpin sipil dan agama berpihak pada penyembahan
berhala dan bukan menjadi juru bicara Allah.
Yerusalem telah diperingatkan. Para nabi sudah meminta dengan
sangat kepada bangsa itu, namun segala anjuran untuk bertobat
diabaikan. Perpecahan antara bangsa itu dengan Tuhan semakin lebar
dari hari ke hari (bdg. 22:21).
Para pemukanya adalah singa yang mengaum. Orang-orang yang
memiliki kekuasaan dan kekuatan tidak menghargai kebenaran dan
keadilan. Teriakan kesombongan mereka adalah laksana raungan seekor
binatang buas. Para hakimnya adalah serigala pada waktu malam. Para
hakim itu mencabik-cabik setiap sisa keadilan yang ada. Mereka
menyelinap dalam bayang-bayang, siap untuk disuap. Mereka
mempraktikkan kekerasan dan penindasan yang ganas seperti binatang
buas ( 22:27; Mi. 3:9-11).
Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat. Para
nabi tidak lagi memiliki keyakinan yang sungguh-sungguh dan integritas
sebagai orang kudus. Mereka mengkhianati jiwa-jiwa yang buta. Para
imamnya menajiskan apa yang kudus. Para imam melanggar Hukum
dengan cara mempersembahkan binatang yang bernoda dan bercacat.
Persembahan-persembahan kurban mereka sama sekali tidak bermuatan
rohani (bdg. 23:11, 32).

9
Tetapi TUHAN adil di tengah-tengahnya. TUHAN tetap hadir,
dan Dia tetap mencatat kejahatan mereka. Kebaikan akan merupakan
bagian orang saleh, namun penghukuman sudah pasti akan menimpa
orang jahat (bdg. 32:4). “Aku telah melenyapkan bangsa-bangsa.”
Jelas Siria dan Israel yang dimaksudkan di sini. Ini adalah nubuatan
tentang apa yang sedang dikerjakan TUHAN. Tidak ada penduduk.Tiap
rumah akan diratakan dengan tanah.
TUHAN memiliki alasan untuk mengharapkan pertobatan dan
ketaatan setelah penghukuman yang dijatuhkan atas Yerusalem, namun
bangsa ini tetap melakukan perbuatan-perbuatan jahat mereka.
Akhirnya, kehancuran total terjadi melalui tangan bangsa Babel. Sebab
keputusan-Ku ialah mengumpulkan bangsa-bangsa. Belas kasihan
TUHAN ditujukan kepada semua orang dan semua bangsa. Bahkan
Niniwe bertobat melalui khotbah Yunus. Namun demikian juga,
penghukuman akan datang atas semua orang yang meninggalkan
TUHAN. Penghukuman dengan api selalu dikaitkan dengan
penghukuman atas bangsa-bangsa melalui peperangan.

Tujuan Penulisan
Zefanya bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda
dan Yerusalem mengenai datangnya hukuman Allah yang mengancam
yang disebut "hari Tuhan yang hebat" (Zef 1:14).
Penerapan jangka pendek nubuat ini ialah bahwa Yehuda yang
murtad akan menerima ganjaran yang sesuai dengan kejahatan mereka,
sebagaimana halnya bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka, yang disebut
satu per satu oleh Zefanya.

10
Penerapan jangka panjangnya berkenaan dengan gereja dan
dunia pada akhir sejarah. Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati
orang saleh bahwa Allah kelak akan memulihkan umat-Nya; ketika itu
Yehuda akan menyanyikan pujian kepada Allah mereka yang adil, yang
tinggal di antara mereka.

Muatan Teologis : Dosa dan Kerajaan Allah


Ucapan-ucapan Zefanya yang berupa perlawanan terhadap
kesalahan bangsa Israel mengenai peribadahan kepada agama dari
bangsa lain mengungkapkan suatu pemahaman Teologis mengenai Hari
Tuhan.
Konsep mengenai Hari Tuhan ini bukanlah suatu hal yang baru.
Pemahaman teologis mengenai Hari Tuhan ini telah ada sebelum nabi
Zefanya. Beberapa nabi lain yang memakai tema teologis mengenai
Hari Tuhan adalah Amos, Obaja, dan juga Yesaya.
Pemahaman mengenai Hari Tuhan ini menunjuk pada suatu
tindakan langsung dari Allah yang dilakukannya untuk mendirikan
kerajaan-Nya. Semua bangsa atau pun manusia yang tidak turut kepada
Tuhan atau pun orang yang melawan kehendakNya akan dihukum. Hal
ini ditujukan terutama untuk bangsa-bangsa di luar Israel dan juga
bangsa Israel yang menyembah dewa-dewi kerajaan Asyur. Hari Tuhan
tersebut juga berkaitan dengan orang-orang yang setia dengan Tuhan.
Orang-orang yang tetap melakukan kehendaknya.
Zefanya menekankan bahwa orang-orang yang setia terhadap
Tuhan merupakan orang-orang yang merupakan pilihan Tuhan sehingga
mereka akan terhindar dari murka Allah. Selain Hari Tuhan, tema

11
Teologis lainnya adalah dosa. Hari Tuhan membawa pengharapan bagi
yang setia tetapi juga membawa penghukuman bagi yang tidak setia.
Gagasan ini ingin menunjukkan bahwa Hari Tuhan tidaklah
selalu identik dengan penghukuman atau kehancuran yang direncanakan
Tuhan kepada bangsa-bangsa yang melawan kehendaknya termasuk
Israel. Hari Tuhan juga membawa keselamatan bagi orang-orang Israel
yang ingin bertobat dan kembali kepada Tuhan.

Dosa
Dosa dalam pemahaman Zefanya merupakan suatu
ketidaksetiaan atau suatu penyelewengan yang dilakukan bangsa Israel
.
terhadap YHWH Hal ini yang akan mendatangkan murka Allah kepada
bangsa Israel. Zefanya sendiri memandang bahwa inti dari dosa adalah
sebuah kesombongan yang ada pada bangsa Israel. Hal ini ditunjukkan
dalam Zefanya 3:11. Bangsa Yehuda telah mendapatkan ketenangan
dan kedamaian setelah masa 70 tahun dalam pembuangan. Hal itu
merupakan sebuah hadiah dari Tuhan. Tetapi, mereka justru tidak
mengucap syukur atas hadiah itu dengan cara melakukan peribadahan
kepada dewa-dewi bangsa lain dan meninggalkan Tuhan mereka
yaitu YHWH .
Dosa-dosa Yehuda secara terperinci dibagi menjadi 3 yaitu:
yang pertama adalah agama. Hal ini dicatat di ayat 5 dan 6, ada dua
orang yang melakukan kejahatan hukum pertama di dalam 10 Taurat
Musa yaitu jangan ada Allah lain dihadapanku. Orang-orang Yehuda
telah melanggar perintah yang paling penting ini, 2 golongan orang ini
adalah yang pertama orang yang berdoa kepada berhala saja dan yang

12
kedua adalah orang-orang yang berdoa kepada Allah Israel namun juga
berdoa terhadap dewa milkom.
Didalam konteks agama Israel yang bersifat Monotheism maka
golongan yang pertama akan sangat mudah untuk dideteksi yaitu cara
hidup yang meniru gaya penyembah berhala. Sedangkan golongan yang
kedua yaitu orang-orang yang menyembah Allah Israel namun juga
menyembah ilah lain .

Kerajaan Allah
Allah dalam pemahaman Zefanya akan mendirikan suatu
kerajaan. Allah dari bangsa Israel akan mendirikan kerajaannya dan
seluruh dunia akan tunduk di dalamnya. Kerajaan itu terdiri dari tentara-
tentara yang dipilih Allah untuk menghancurkan orang-orang yang
melawan kehendaknya. Ia juga akan melawan Yehuda.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru


Yesus mungkin dua kali menyinggung tentang Zefanya
(Zef 1:2-3; bd. Mat 13:40-42; Zef 1:15; bd. Mat 24:29); kedua acuan itu
berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.
Para penulis PB memahami berita Zefanya tentang "hari Tuhan"
sebagai suatu gambaran peristiwa eskatologis yang diawali dengan
kesengsaraan besar dan diakhiri dengan kembalinya Yesus untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang telah mati (bd. Zef
1:14 dengan Wahy 6:17; Zef 3:8 dengan Wahy 16:1). Sering kali PB
mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua kali dan hari
penghakiman sebagai "hari-Nya" (mis. 1Kor 3:13; bd. 2Tim 1:12,18;

13
2Tim 4:8). Perjanjian Baru menggenapi nubuat nabi Zefanya bahwa
Yesus Kristus adalah Hakim Adil yang akan datang untuk menghakimi
dunia dan Yesus Kristus adalah Penyelamat yang menyelamatkan baik
umat pilhanNya yang setia maupun bangsa lain yang percaya
kepadaNya. Ada peringatan tentang penghakiman dan janji keselamatan
untuk seluruh bangsa.

Kesimpulan
Nubuat-nubuat yang diberikan oleh Zefanya merupakan suatu
nubuatan yang menentang kemerosotan moral yang terjadi ketika zaman
raja Manasye . Selama masa pemerintahannya, semua suara nabi yang
bertentangan dengan kehendaknya didiamkan dengan cara ditindas.
Zefanya berada di garis depan dalam pembaharuan itu. Ia
menyuarakan mengenai Hari Tuhan yang akan datang bagi semua orang
baik bagi yang setia maupun yang tidak setia.
Ada penghakiman Tuhan bagi kejahatan dan penyelamatan Tuhan
sebagai janji Tuhan atas kesetiaan umatNya.

Aplikasi Bagi Gereja Masa Kini


Dengan mengenal isi kitab Zefanya anggota jemaat mengerti
dengan jelas tentang murka Allah pada masa yang akan datang terhadap
segala kejahatan. Dan keselamatan serta kebahagiaan akan diberikan
kepada orang yang percaya, pada Hari Tuhan.
1. Hari Tuhan adalah hari yang dahsyat bagi seluruh dunia, karena
itu hendaklah orang percaya tetap hidup dalam ketaatan iman.
2. Allah Yang Mahakuasa sangat membenci orang-orang yang

14
hidup dalam penyembahan kepada berhala.
3. Pengharapan yang indah bagi orang percaya adalah keselamatan
dan kesukaan besar dari Allah.
4. Gereja Tuhan di zaman akhir harus mau di utus Tuhan menjadi
alatNya untuk menyampaikan Firman Tuhan yang menentang
kemerosotan moral manusia yang semakin rusak di zaman akhir.
5. Gereja memperingatkan tentang dosa dan hukuman Tuhan yang
akan datang. Tuhan memberi upah sesuai cara hidup manusia.
6. Gereja Tuhan terutama para pemimpin gereja harus konsisten
menjadi contoh hidup benar / setia hanya beribadah dan
menyembah Tuahn dalam semua aspek kehidupan sehari-hari
sehinggan nyata fungsi garam dan terang sesuai kehendak
Tuhan.

Referensi

Alkitab, 2009, Kitab Zefanya, Jakarta: LAI, Hlm 1011-1014.

Alkitab Sabda Online, http://alkitab.sabda.org.

C. Hassell Bullock. 1986. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Jawa


Timur, Malang: Yayasan penerbit Gandum Mas. Hlm 223-236

Frank M. Boyd. 2006. Kitab Nabi-nabi Kecil. Jawa Timur, Malang:


Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 115-122.

JD Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, 1992, Zefanya,


Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih OMF, Hlm 675-684.

Bahan lain dari internet.

15

Anda mungkin juga menyukai