BAB I
PENDAHULUAN
ALASAN
TUJUAN
BAB II
PENGERTIAN KORBAN
Korban Bakaran
Korban Sajian
Korban Keselamatan
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya di dalam setiap ajaran agama di dunia ini selalu mengenal
upacara korban di dalam setiap prosesi ibadat. Dan korban menjadi faktor yang
sangat penting dalam setiap agama sebagai suatu bagian yang harus dilakukan.
Baik itu korban yang dipersembahkan adalah hewan maupun manusia seperti
halnya dengan agama- agama yang berada di timur tengah yang memandang
korban menjadi sesuatu yang sangat penting dilakuakan dan telah menjadi
rutinitas gagasan korban persembahan tidaklah unik bagi bangsa israel kuno,
karena korban berupa binatang, gandum, dan minuman kepada dewa- dewa
adalah biasa bagi aliran- aliran pemujaan- pemujaan di mesopotamia dan di siro-
demikian juga dengan bangsa israel korban tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
bangsa israel pada zaman perjanjian lama, “upacara korban hanyalah satu cara
bagi umat Ibrani untuk menghampiri Allah YHWH mereka yang kudus dari
berkaitan erat dengan konteks sejarah pada masa itu, yakni dalam konteks budaya,
agama, ekonomi, dan politik. banyak buku mengenai agama israel kuno, ibadah
Israel kuno, masyarakat israel kuno, sejarah israel kuno dan sebagainya yang
memberikan gambaran yang semakin jelas tentang korban dalam bangsa Israel
yang tercatat dalam perjanjian lama. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
1
Andrea E Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum
Mas,2008),h 196.
perjanjian lama sesungguhnya merupakan hasil dari suatu proses dimana
Dalam paper ini penulis akan membahas tentang korban dalam perjanjian
lama yaitu apa makna dari korban tersebut bagi orang yahudi yang ditinjau dari
perjanjian lama dan segala ketetapan- ketetapan yang ditetapkan oleh Allah
sendiri untuk dilakukan oleh orang yahudi sebagai hukum yang wajib yaitu
mereka.
Alasan
Tujuan
lama sehingga semua orang dapat menegerti dan memahami makna dari
sehingga upacara korban menjadi suatu ketetapan yang diberikan Allah kepada
bengsa israel melalui hamba-Nya musa, untuk menjadi suatu perintah yang harus
dilakukan dengan segenap hati untuk selama- lamanya didalam kehidupan bangsa
israel “ Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun temurun
disegala tempat kediamanmu: janganlah sekali- kali kamu makan lemak dan
darah, Im 3:17”. Dalam KBBI kata korban mempunyai arti yaitu “pemberian
bukunya “tema- tema dalam teologi perjanjian lama” mengartikan upacara korban
Arti upacara korban dalam perjanjian lama berpusat pada kata kerja
bahasa ibrani kipper yang biasanya diterjamahkan dengan “mendamaikan”
atau “menutupi” (Im 1:4). Arti dasarnya barangkali “menutupi” atau
“menghapuskan. Kata kerja ini menunjuk kepada proses penebusan dan
pendamaian”3
Dari pengertian diatas upacara korban menjadi sangat penting, yaitu ketika korban
persembahan itu dilakukan maka disitu ada pengampunan dan penebusan yang
diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Dan didalam upacara korban
tersebut ada dua unsure yang mendasari sistem upacara korban bangsa
israel dalam perjanjian lama yaitu, pertama bangsa israel merendahkan diri
2
_________, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Gramedia Pustaka,2011),h.733.
3
William Dyrness, Tema Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama,(Malang: Penerbit
Gandum Mas,2013), h 134
dihadapan Allah , yang dilambangkan dengan peletakan tangan ke atas kepala
korban, “korban yang mereka berikan itu sebenarnya juga berarti diri mereka yang
mereka korbankan”4. Yang ke- dua adalah adanya peralihan dari keadaan tercemar
ke keadaan tahir yaitu dari yang tidak layak menjadi layak untuk menghampiri
Tuhan.
sangat dalam bagi bangsa israel yaitu, ketika persembahan kurban itu berkenan
menyenangkan hati Tuhan. Dan dalam upacara korban yang dilakukan bangsa
israel ada “inti utama dari persembahan korban itu adalah adanya hubungan
antara bangsa israel sebagai umat kepunyaan Allah dan Allah sendiri sebagai
Tuhan yang menerima persembahan. Dalam upacara korban bangsa israel, ada
ketetapan- ketetapan yang di berikan Allah melalui hambaNya Musa yaitu apa
yang harus dipersiapkan sebelum dan dalam upacara persembahan korban (Im 1-
5) dan juga apa yang harus dibawah untuk dipersembahkan dan bentuk ibadah
4
S. Wismoady Wahono, Disini kutemukan ,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), h. 194
5
Marthinus Theodorus Mawene, Perjanjian Lama & Teologi Kontekstual, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2017), h. 75
6
S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 194
dalam mempersembahkan korban semuanya telah diatur dan ditetapkan oleh Allah
sendiri. Bangsa israel hidup ditengah- tengah bangsa yang tidak mengenal Allah
yang memiliki keyakinan yang bertentangan dengan bangsa israel yaitu dengan
menyembah banyak dewa- dewa berhala sehingga “ada banyak bentuk ibadah
korban yang diambil alih dari agama- agama kanaan dan kemudian diberikan arti
yang baru sesuai dengan iman dan keyakinan umat israel”7. Salah satunya ibadah
kurban yang diambil dari tradisi bangsa lain dari suku semit yaitu adalah kurban
paskah. tetapi tidak semua bentuk ibadah korban yang berasal dari bangsa- bangsa
dan agama- agama yang ada disekitar umat isarel diambil dan diterima begitu saja
oleh umat israel, tetapi ada yang harus ditentang oleh umat Israel dan menjadi
suatu kejijikan bagi Allah dalam bentuk ibadah korban dari bangsa- bangsa
sekitarnya sebagai contoh yaitu pengorbanan anak- anak kepada para dewa- dewa
Bangsa israel mengenal lima kurban yang termasuk dalam hukum yang
dinyatakan Tuhan Allah kepada Musa digunung Sinai. “Itulah hukum tentang
korban bakaran, korban sajian, korban penghapus dosa, korban penebus salah,
persembahan mereka kepada Tuhan Allah israel, dan korban itu menjadi tanda
adanya hubungan dan ikatan antara Allah dan umat yang menyembahNya.
7
Marthinus Theodorus Mawene, Perjanjian Lama & Teologi Kontekstual, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2017), h. 73
“ Ibadah bangsa Israel pada umumnya selalu ada unsur persembahan
umat Tuhan pada waktu itu. Ini membuktikan betapa pentingnya korban itu di
dalam perjanjian lama. Dalam tradisi bangsa Israel mengenal lima kurban
persembahan.
KORBAN BAKARAN
bakaran. Yaitu dalam korban bakaran ada beberpa jenis hewan yang layak untuk
menjadi korban bakaran yang pertama adalah lembu jantan yang tidak bercela,
TUHAN berkenan akan dia. Im 1:3”. Dan orang yang membawa korban bakaran
yang berupa lembu itu harus meletakan tangannya diatas kepala korban lalu
dosanya sehingga korban bakaran itu diterima oleh Allah dan ia memperoleh
pengampunan dari Tuhan akan dosa- dosanya. yang kedua seseorang dapat
8
C. Barth, Theologia Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), h. 123
mempersembahkan kambing domba jantan yang tidak bercela sebagai korban
bakaran bagi Tuhan “jikalau Persembahannya untuk korban bakaran adalah dari
1:10”, ketika seseorang membawa korban bakarannya yang dari kambing domba
itu ia harus meyembeli kambing domba yang dibawanya itu sebagai korban
bakaran bagi Tuhan di sisi mezbah sebelah utara di hadapan Tuhan sesuai dengan
burung tekukur atau dari anak burung merpati, Im 1:14”, semua korban bakaran
yang dibawa kehadapan Tuhan harus kudus dan tidak bercela karena dalam
keadaan yang cacat, Dan semuanya itu harus dikorbankan dihadapan Tuhan dan
didepan para Imam- imam diatas mezbah sebagai korban bakaran dan korban api-
apian yang baunya berkenan kepada Tuhan “ Tetapi isi perutnya dan betisnya
haruslah di basuh dengan air dan seluruhnya itu harus di bakar oleh imam di
atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api- apian yang baunya
adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia
menyembelihnya pada mezbah sebelah utara dihadapan TUHAN, lalu anak- anak
dan bersama- sama kepalanya dan lemaknya diaturlah semuannya itu oleh imam
diatas mezbah. Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan
seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan di bakar diatas mezbah:
itulah korban bakaran, suatu korban api- apian yang baunya menyenangkan bagi
dari burung tekukur atau dari anak burung merpati. Imam harus membawanya ke
harus di tekan keluar dari dinding mezbah. Temboloknya serta dengan bulunya
haruslah disisikan dan dibuang kesamping mezbah sebelah timur, tetapi tidak
sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya diatas mezbah, diatas kayu yang
terbakar, itulah korban bakaran, suatu korban api- apian yang baunya
ditetapkan oleh Allah sendiri malalui hamba-Nya Musa mengenai korban bakaran
KORBAN SAJIAN
pekerjaan seseorang kepada Allah sebagai ungkapan syukur. Dalam korban sajian
Orang harus mempersembahkan hasil tanah, tepung halus atau bahan untuk
kemenyaan keatsnya, Im 2:1” dan jika yang dibawa sebagai korban sajian itu
adalah roti, maka haruslah itu juga berasal dari tepung yang terbaik yang telah
diolah dengan minyak yang berupa roti bundar yang tidak beragi dan harus
persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar didalam pembakaran
roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi,
yang diolah dengan minyak atau roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan
minyak, Im 2:4”. Di dalam korban sajian setiap persembahan yang telah diolahan
Tetapi jika yang menjadi korban sajian itu berasal dari hasil hulu hasil yang harus
dibawa sebagai korban sajian adalah bulir gandum yang di panggang dan di
korban sajian dari hulu hasil kepada Tuhan, haruslah engkau mempersembahkan
bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban
sajian dari hulu hasil gandummu. Haruslah kau bubuh minyak dan kau taruh
harus dibawah dihadapan Tuhan dan kepada imam dan imam harus membakarnya
sebagai ingat- ingatannya dan sebagai api- apian bagi Tuhan yang menyenangkan
atasnya. Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam
itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta
mezbah sebagai bagian ingat- ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang
bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban
berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah
itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah
dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak,
berupa roti yang tidak beragi. Korban itu harus dipotong-potong, lalu
merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah
dari tepung yang terbaik bersama- sama minyak.Maka korban sajian yang diolah
menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni
harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian ingat- ingatannya lalu
menyenangkan bagi TUHAN. Korban sajian selebihnya adalah bagian Harun dan
anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api- apian TUHAN
Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN janganlah diolah
beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatupun
sebagai korban api-apian bagi TUHAN Tetapi sebagai persembahan dari hasil
emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu Haruslah
mengenai korban sajian bagi bangsa Israel untuk mengucap syukur kepada Allah.
KORBAN KESELAMATAN
tak bercela, korban keselamatan “lazim juga disebut saja sebagai persembahan
diatas mezbah kepada Allah sebagai Korban api- apian yang baunya
adapun hewan yang harus di persembahkan yaitu lembu jantan atau betinah
“jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang di
persembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia
pertemuan, lalu anak- anak harun imam- imam itu haruslah menyiramkan
kemah pertemuan, lalu anak- anak harun harus menyiramkan darahnya pada
mezbah sekelilingnya, Im 3:6”, dan dapat berupa kambing yang tidak bercela
sekelilingnya, Im 3:12”. dan semuanya itu haruslah tidak bercela. Dan “korban
keselamatan harus di iringi dengan roti beragi maupun yang tidak beragi, seketul
roti diantaranya adalah bagian dari para imam (Im 7:14)”9. yang menjadi bagian
9
Margaret Barker, Pintu Gerbang Sorga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 39
mereka sesuai dengan ketetapan yang di perintahkan Allah kepada bangsa Israel.
Dalam korban keselamatan tidak di bedakan antara jantan dan betina untuk dapat
kepada Allah dengan tujuan yang paling utama adalah untuk berdamai dengan
Israel sebagai umat Tuhan untuk menghapus dosa akibat kesalahan yang mereka
lakukan “korban penghapus dosa ini dipersembahkan ketika seorang ataupun umat
Israel pada umumnya berdosa (menjadi Najis) dan tujuan persembahan itu adalah
untuk mengadakan perdamaian antara Allah dan manusia”10 . Semua orang dari
para imam, segenap umat Israel, pemuka atau pemimpin atau rakyat jelata harus
memberikan korban penghapus dosa. Korban penghapus dosa adalah cara untuk
di bakar di atas mezbah, sebagian dari kurban penghapus dosa ini harus di bawa
ke satu tempat yang tahir di luar perkemahan dan dibakar habis di sana. Korban
penghapus dosa itu dilakukan dengan bermacam- macam cara sesuai dengan
orang yang mempersembahkan korban itu, Adapun hewan- hewan yang wajib di
persembahkan yaitu bagi Imam yang telah diurapi namun berbuat dosa maka ia
wajib mempersembahkan seekor lembuh jantan muda yang tidak bercela sebagai
sebagai korban penghapusan dosa “maka jikalau yang berbuat dosa itu imam
10
Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab: Kitab Imamat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008), h. 75
yang diurapi, sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan
kepada Tuhan karena dosa yang diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda
yang tidak bercela sebagai korban penghapus dosa, Im 4:3”, ini adalah korban
yang harus dibawa oleh imam karena ia telah berdosa, kehadapan Tuhan sebagai
korban penghapus dosa yaitu lembu yang tidak bercela. dan jika umat Israel yang
berbuat dosa maka haruslah umat itu membawa lembu jantan yang muda sebagai
korban penghapus dosa dan harus membawa ke kemah pertemuan sebagai korban
penghapus dosa “jikalau yang berbuat dengan tak sengaja itu segenap umat
Israel, dan jemaah tidak menyadarinya, sehingga mereka melakukan salah satu
hal yang dilarang Tuhan, dan mereka bersalah, maka apabila dosa yang di
jantan yang muda sebagai korban penghapus dosa. Lembu itu harus di bawa
mereka kedepan kemah pertemuan. Lalu para tua- tua umat itu harus meletakan
tangan mereka di atas kepala lembu jantan itu di hadapan Tuhan dan lembu itu
harus disembeli dihadapan Tuhan, Im 4:13-15”. Jika yang berbuat dosa adalah
seorang pemuka maka haruslah ia membawa seekor kambing jantan yang tidak
seorang pemuka yang tidak dengan sengaja melakukan salah satu hal yang
penghapus dosa, Im 4:22-24. Itu adalah peraturan korban penghapus dosa bagi
seorang pemuka yang berbuat dosa. Dan jika yang berbuat dosa dengan tak
sengaja itu seorang dari rakyat jelata haruslah ia membawa seekor kambing betina
“jikalau yang berbuat dengan tak sengaja itu dari rakyat jelata, dan ia melakukan
salah satu hal yang di larang Tuhan, sehingga ia bersalah, maka jikalau dosa
betina yang tidak bercela. Lalu haruslah ia meletakan tangannya ke atas kepala
korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran,
Im 4:27-29”.
Tetapi jika dari rakyat yang tidak mampu maka haruslah ia membawa
sebagai persembahannya dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung
merpati untuk menjadi korban penghapus dosa “ tetapi jikalau ia tidak mampu
untuk menyediakan kambing atau domba, maka sebagai sebagai tebusan salah
Tuhan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor
menjadi korban penghapus dosa dan yang seekor lagi menjadi korban bakaran,
Im 5 :7”. tetapi jika ada orang yang tidak mampu untuk menyediakannya maka ia
dosa “tetapi jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau
menjadi menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruh minyak dan
Dari semua jenis korban yang harus dipersembahkan Allah melihat setiap
kemampuan dari umat-Nya sehingga Allah memberikan jenis- jenis hewan yang
menjadi korban penghapus dosa sesuai dengan kemampuan setiap orang untuk
penghapus dosa ialah memperoleh pengampunan dosa yang telah dilakukan baik
secara sengaja atau dosa yang tidak disengaja. Baik yang disadari maupun yang
tidak disadari oleh umat Israel sehingga dosa- dosanya yang telah diperbuat itu
sengaja dan kemudian disadari oleh pelakunya. Yaitu dosa yang di perbuatnya di
waktu yang lapau dan ia ingat akan dosa itu maka hendaklah ia
mempersembahkan korban penebus salah, korban ini berkaitan dengan dosa yang
rugi”11. Korban penebus salah berbeda dengan korban penghapus dosa. adapun
hewan yang harus dipersembahkan adalah seekor domba jantan yang tidak bercela
dan dinilai menurut syikal perak dan harus korban itu disembelih di tempat biasa
orang menyembelih korban bakaran. Dalam hal ini dosa yang di tekankan adalah
11
Emanuel Gerit Singgih, Dua Konteks, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), h. 57
dosa- dosa terhadap barang- barang kudus, pencurian, komisi penipuan atau
sumpah palsu yang membuat orang itu menjadi berdosa di hadapan Tuhan, maka
haruslah orang itu membawa korban penebus salah kehadapan Tuhan dan
seseorang berubah setia dan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal kudus
kepada Tuhan sebagai tebusan salahnya seekor domba jantan yang tidak bercela
dari kambing domba, dinilai menurut syikal perak, yakni syikal kudus, menjadi
korban penebus salah. Hal kudus yang yang menyebabkan orang itu berdosa
kepada imam. Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu dengan
5:14-16.
sehingga setiap system peribadatan bangsa Israel selalu cenderung dengan korban
bakaran yang wajib di bawa dan di persembahkan kepada Allah Israel. Allah
Imamat 1:1-4 “Tuhan memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam
supaya Tuhan berkenan kepada dia. Lalu ia harus meletakan tangannya ke atas
Allah menekankan kekudusan bagi bangsa Israel oleh sebab itu setiap binatang
atau ternak yang akan di korbankan tersebut harus tak bercacat dan bercela yaitu
harus kudus yaitu dapat di lihat dari fisik ternak yang akan di korbankan itu.
penyembahan kepada Allah, Bangsa Israel di tuntut untuk hidup kudus dihadapan
hadirat Allah dengan cara mengikuti setiap perintah dan ketetapan- ketetapan
Allah serta menjauhi setiap larangannya. karena bangsa Israel adalah bangsa
pilihan Allah dan yang di kuduskan Allah dari antara bangsa- bangsa sekitarnya.
menyimpang dari setiap perintah yang Allah kehendaki untuk mereka lakukan
dengan setia. Sehingga Allah menuntut dari bangsa Israel itu korban- korban
bakaran untuk menjadi media yang memperdamaikan kedua belah pihak tersebut.
Jadi antara kedua belah pihak yaitu hubungan manusia Dan Allah harus ada yang
dengan Allah sehingga dosa- dosanya itu diampuni. untuk mewujudkan hal
tersebut maka Allah memberikan hukum untuk segenap umat Israel untuk
yang di perintahkan olah Allah melalui musa untuk diajarkan kepada bangsa
Israel. Itulah yang membuat korban itu sangat penting bagi umat Israel. “Karena
dosa ialah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa”13
Dari sinilah kita dapat melihat kasih Allah yang begitu besar lewat korban-
korban Yang Allah perintahkan, ada rancangan yang sangat besar yang Allah buat
lewat korban- korban itu. Yaitu supaya manusia dapat memperoleh pengampunan
dari Allah sehingga dosa umat manusia dapat di ampuni dan memperoleh
ganti dari dosa- dosa umat-Nya. Itulah sebabnya persembahan korban baik
korban- bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan
12
J. Verkuyl, Aku Percaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), h. 112
13
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), h. 219
korban penebus salah menjadi sangat penting bagi umat Israel sehingga bangsa
Israel dituntut untuk mentaati semuanya itu dengan segenap hati mereka.
maksud dan tujuan ilahi tentang perintah atau penghakiman ilahi yang di berikan
Allah kepada manusia tentang segala sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari,
atau pemberitahuan tentang sesuatu yang akan datang. menurut Kamus Besar
manusia”14. Perjanjian Lama berisi nubuat- nubuat yang diberikan Allah kepada
Oleh sebab itu darah sangat penting untuk penebusan dosa-dosa manusia. Namun
dalam perjanjian lama darah korban- korban yang dipersembahkan yaitu darah
mengenai apa yang akan datang, Sehingga Allah menjanjikan korban yang sejati
yang akan menebus semua dosa- dosa manusia (Yes 53:5, 6,8,12).
14
______, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), h. 969
15
W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), h. 219
16
William Dyrnes, Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas,
2013), h. 138
Ini membuktikan bahwa semua korban Perjanjian Lama tidak dapat menjadikan
manusia masuk ke dalam tempat Yang Maha suci, membuktikan bahwa semua
korban itu tidak dapat membebaskan hati nurani dari kesalahan (Ibr 9:9). Ketidak
mampuannya menebus nyata dari fakta bahwa hanya hewan saja yg di korbankan
dan itu harus dilakukan terus menerus. Sampai tiba saatnya dimana korban yang
sejati itu digenapi. Yesus kristus adalah korban sejati yang di janjikan itu didalam
kematian-Nya, dan dalam kematian-Nya ada unsur penting yaitu adanya unsur
perantara antara Allah dan manusia (Yes 53:5), unsur pengganti (Yes 53:6), dan
Oleh karena semuanya itu tercapai oleh Yesus yang mati di kayu salib,
maka kematian itu dapat dibandingkan dengan korban pemulihan dosa dan
pemulihan kesalahan. Maka kematian Yesus dapat disebut korban
pendamaian atau korban penebusan (Rm 3:23; I Yoh 2:2)17.
Seperti dalam perjanjian lama darah korban mendamaikan manusia untuk
sementara karena karena korban itu dilakukan berulang- ulang demikian juga
lamanya (Ibr 10:10, 12). Dan Yesus kristus sebagai korban yang sejati yang
yang mendatangkan pengampunan tetapi adalah gambaran tentang apa yang akan
datang, dan Yesus telah menggenapinya di dalam dirinya sebagai korban yang
17
C.Groenen Ofm, Sejarah Dogma Kristologi Perkembangan Pemikiran Kristus Pada
Umat Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 61
KRISTUS SEBAGAI KORBAN SEJATI
karya kristus di kayu salib sebagai korban yang sempurna untuk mendamaikan
manusia dengan Allah korban Tuhan Yesus bersifat kekal atau selama- lamanya.
Hal ini membuktikan bahwa Allah tidak mau membiarkan manusia itu binasa.
selanjutnya”18. Oleh karena itu Yesus Kristus telah mati sebagai korban yang di
persembahkan oleh Allah sendiri untuk memenuhi tuntutan keadilan Allah yang
manusia berdosa. Korban identik dengan persembahan yang dimana ada tujuan
yang hendak dicapai. Korban dalam Perjanjian Lama membawa kita pada
pengertian tentang penebusan Kristus bagi dosa manusia sehingga kita di sucikan
oleh darah Kristus. “tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di
dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa, I Yoh I : 7”,
pengganti yaitu binatang mati untuk orang yang berdosa. Persembahan binatang
18
Christopher J.H. Wright, Hidup Sebagai Umat Allah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2016), h, 32
Pendamaian darah dan kekudusan hidup yang begitu ditekankan di dalam
kitab- kitab Perjanjian Lama sangat erat kaitannya dengan karya pendamaian
Kristus dan kekudusan hidup orang percaya dalam perjanjian baru. dalam Ibrani
9:22 mengatakan "tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa" ini
menandakan dari sifat pokok sistem ibadah dalam perjanjian lama yaitu
menurut hukum taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
menunjukkan bahwa korban tersebut sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
Itu sebabnya, diperlukan suatu pengorbanan yang sempurna yang hanya satu kali
dilakukan dan hal itu menunjuk kepada Yesus Kristus sendiri. “ selanjutnya
setiap imam melakukan tiap- tiap hari pelayanannya dan berulang- ulang
saja karena dosa, Ia duduk untuk selama- lamanya disebelah kanan Allah, dan
pengantara antara Allah dan manusia “karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan Manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, 1
dosa yang seharusnya menjadi upah dari dosa itu dan memikulnya. “ Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah, 2 Korintus 5:21”, bukan dunia yang mengambil
nyawanya melainkan Dia yang telah memberikan nyawa-Nya bagi seluruh dunia
untuk memperdamaikan manusia dengan Allah dan yang telah memikul dosa
seluruh dunia di atas kayu salib. seperti orang mempersembahkan korban dalam
yang dilakukan yaitu, yang dipersembahkan oleh manusia dalam Perjanjian Lama
harus dilakukan berulang- ulang, namun berbeda dengan Yesus yang adalah yang
korban yang sejati dan yang sempurna. “korban yang sempurna yang Ia berikan
adalah korban diri-Nya sendiri. Korban itu begitu sempurna sehingga tak perlu
diulangi lagi”20 sehingga korban itu hanya sekali untuk selamanya. sebab darah
Kristus adalah darah yang suci, Kristus tidak perlu melakukan apa yang seperti
orang-orang atau imam- imam besar lakukan pada zamanTaurat, yang selalu harus
19
W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan
Sejarah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), h, 220
20
Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Ibrani, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia,2008), h. 6
mempersempahkan korban karena dosa. Juga tidak perlu mempersembahkan
kurban untuk dosanya sendiri, tidak ada lagi pengorbanan imam-imam yang lain
sebab semuanya telah tercapai melalui pengorbanan Kristus Yesus yang sejati
manusia sebab hal itu telah dilakukannya satu kali untuk selama- lamanya, ketika
KESIMPULAN
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Ibrani, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2008
Barker Margaret, Pintu Gerbang Surga, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
Hill Andrea E & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum
Mas, 2008
Paterson Robert M, Tafsiran Alkitab: Kitab Imamat, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008
Singgih Emanuel Gerit, Dua Konteks, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009
Wright, Christopher J.H, Hidup Sebagai Umat Allah, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2016
KORBAN DALAM PERJANJIAN LAMA
PAPER
NIM : 1.13.17.158
Mataram, 2019