BAB I
Setiap gereja Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang
hari raya gerejawi, sedangkan untuk baptisan tidak terpaku pada hari-hari raya
gereja, namun pada kesiapan baik dari yang bersangkutan jika ia dewasa
maupun pada orang tua jika yang akan dibaptis merupakan anak-anak atau bayi.
orang yang percaya kepadanya. Di dalam Alkitab memang tidak secara eksplisit
FAKULTAS TEOLOGI
2
terpenting ialah dibaptiskan dalam Tritunggal Allah, yakni Allah Bapa, Putra
dan Roh Kudus. Doktrin yang demikian diajarkan pada golongan gereja
baptis percik menyakini bahwa air bukanlah media tunggal untuk membaptis.
Media baptis dapat dilakukan dengan pasir, abu maupun tanah, yang terpenting
yang digunakan, yaitu air. Jika ditelusuri lebih dalam, kaum Kharismatik sangat
frontal terhadap cara membaptis, sedangkan bagi kaum Protestan (GMIM), tidak
terlalu mempermasalah cara yang dilakukan karena pada dasarnya cara maupun
sehingga terjadi rasa intoleran terhadap satu dengan yang lain. Kaum
Kharimatik dengan konsep dan doktrin mereka tentang baptisan selam yang
menurut mereka adalah cara baptis yang benar sehingga menjustifkasi cara
baptis tuang kaum Protestan (GMIM) adalah cara baptisan yang salah. Hal ini
seakan-akan telah menjadi rahasia publik bahwa antara penganut baptisan selam
dan tuang memang sangat sulit untuk disatukan, fakta-fakta yang ada di
lapangan memperjelas akan hal itu. Bahkan bagi penganut baptisan selam,
FAKULTAS TEOLOGI
3
dalam Gereja mereka untuk dibaptiskan kembali sesuai dengan apa yang mereka
pahami, yaitu baptisan selam dan banyak dari penganut baptisan selam telah
dibaptis kembali dengan cara diselam. Persentase yang ada, penganut baptis
percik yang dibaptis kedua kalinya rata-rata masih berusia remaja dan jarang
terjadi pada orang dewasa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor,
yaitu:
Kedua hal diatas, adalah faktor utama mengapa orang yang telah dibaptis
percik mau dibaptis kembali dengan cara diselam. Inilah yang menjadikan
kedua bela pihak seakan-akan sedang terjebak dalam kondisi “perang dingin”,
jelas hal ini dilihat dari adanya “serangan” dari penganut baptisan selam kepada
FAKULTAS TEOLOGI
4
Protestan (GMIM).
dalam golongan Gereja baptisan selam yang di dominasi oleh pemuda dan
remaja.
penelitian pada penyelesaian konflik antara kaum baptisan selam dan tuang.
Dari apa yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan masalah
FAKULTAS TEOLOGI
5
sedang dan yang akan terjadi dapat diminimalisir demi menuju kebersamaan
bagi Jemaat GMIM Zaitun Talikuran, agar dapat memproteksi diri dari doktrin-
Kharismatik.
FAKULTAS TEOLOGI
6
d). Untuk mengokohkan iman para pemuda dan remaja GMIM untuk
bahwa baptisan hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup. Namun, tetap
selam.
Bab I Pendahuluan
FAKULTAS TEOLOGI
7
FAKULTAS TEOLOGI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Dogmatika
Apa sebenarnya arti dari kata Dogmatika? Sebelum mengetahui apa itu
Dogmatik, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu Dogma. Perkataan
kerja dokein yang berarti menduga, mengira.1 Istilah dogma pada dasarnya
berate suatu ketentuan hukum (Luk 2:1) atau ajaran pokok di bidang
filsafat.2Kemudian, dogma berarti buah pikiran yang diakui oleh sutau golongan
perintah, hukum (Luk. 2:1; Kis. 17:7; Ef. 2:15; Kis. 16:4). Terutama arti yang
terdapat dalam Kis.16:4 mirip sekali dengan arti dogma pada zaman kita.
Dogma ialah hasil penyelidikan orang percaya tentang Firman Tuhan yang
FAKULTAS TEOLOGI
9
Pada intinya dogma merupakan ajaran yang berasal dari Firman Allah
dogma, tapi haruslah di telaah dengan seksama apakah dogma ini berdasarkan
pada Alkitabiah atau tidak? Ataukah murni merupakan dogma yang di tetapkan
atau tidak akan menjadi dogma. Isinya ini harus diselidiki juga.
Dogmatika mencari isi-isi ini dan mencari juga kesatuan dari segenar
FAKULTAS TEOLOGI
10
suatu kesatuan. Kalau kita tidak melihat kesatuan ini (sebab di dalam
dua hal ini hanya satu. Ada yang membedakan antara lain demikian:
B. Sakramen
yang dilakukan anak muda yang bergabung dengan darat Romawi. Sudah pada
FAKULTAS TEOLOGI
11
sakramen yang jelas disebukan dalam PB (Mat. 28:19, dan 1Kor, 11:23-25).
orang bahwa baptisan di gereja itu sejajar dengan upacara penerimaan sebagai
C. Baptisan
Baptisan berasal dari kata Yunani untuk ritus baptisan, yaitu baptizomai,
akan segera terjadi (Mrk. 10:38-39), demikian pula ketikan Paulus menunjuk
pada ‘baptisan’ Israel di Laut Merah (1Kor 10:2). Dua perikop ini merupakan
dengan keluaran Israel melintasi laut. Dalam baptisan secara simbolis umat
Kristen ikut ambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Mereka
dikuburkan bersama-Nya dan bangkit dalam kehidupan baru. Jadi, baptisan juga
Yudaisme dan agama-agama lain. Air adalah sumber penyucian yang alamiah
dan gambling, sehingga orang bukan Yahudi yang ingin menjadi Yahudi
FAKULTAS TEOLOGI
12
bertobat dan dibaptiskan di Sungai Yordan. Yesus pun menerima baptisan dari
merupakan saat keika Ia diutus memberitakan Kerajaan Allah, dan saat ketika Ia
terjadi pada diri Yesus (Mrk. 1:10). Prasyarat untuk menerima baptisan adalah
iman (Gal. 3:14). Dengan adanya syarat iman ini, apakah anak-anak
PB tidak ada satupun bukti tertulis tentangnya. Dikemukakan bahwa ada rumah
tangga dibaptis.(Kis. 16:15, 33) yang mencakup anak-anak, sejajar dengan sunat
Yesus. Baptisan juga dilakukan dengan penuangan air ke atas kepala orang yang
4 W. R. F. Browning, hal. 47
FAKULTAS TEOLOGI
13
Dalam bahasa Yunani kita temukan beberapa kata yang mengandung kata
pembasuhan;
dibaptiskan selanjutnya.6
Mulia, 2009)
6 Rudolf H. Pasaribu, Baptisan Ulang Itu Dosa (PT. Atalya Rileni Sudeco, 2002) hal.
12-13
FAKULTAS TEOLOGI
14
Mereka yang dibaptiskan itu diselamkan ke dalam air kolam, sungai atau
pertobatan versi Yohanes Pembaptis di sungai Yordan (Mat. 3:13-17, Mrk. 1:9-
11, Luk. 3:21-22 atau Yohanes 1:32-340. Baptisan selam diberikan kepada
mereka yang sudah dewasa. Sebab menurut pemahaman mereka hanya orang
dewasa saja yang dapat bertobat dan memperbaharui dirinya. Oleh karena itu,
dapat menerima janji pemberian anugerah Allah di dalam Roh Kudus. Praktek
dan Kharismatik.
ke atas kepala dari pada orang tersebut di dalam nama Allah Bapa, Yesus
Kristus, dan Roh Kudus. Baptisan seperti ini dapat dilakukan, baik untuk anak-
Matius 28:19; Kisah Para Rasul 2:38-39 maupun kepada orang-orang dewasa
terutama kepada mereka yang berasal dari keluarga kafir dan pengikut
agamalain yang masuk Kristen. Baptisan seperti ini dilakukan oleh gereja-gereja
seperti Orthodox dan Protestan di seluruh dunia, termasuk HKBP dan gereja-
FAKULTAS TEOLOGI
15
menggunakan alat percik; boleh dengan alat-alat yang terbuat dari ranting-
ranting atau daun-daun atau dari alat-alat percik lain seperti botol. Praktek
Dalam Perjanjian Lama, kata baptisan belum dikenal karena pada masa
itu umat masih menggunakan kata sunat sebagai perjanjian Allah dengan
manusia. hal ini dapat dilihat dalam Kejadian 17:1-27 yang berisi perintah
Allah kepada Abraham untuk menyunat semua laki-laki yang hidup bersama
Abraham harus disuanat pada umur 8 hari. Merujuk pada arti kata Baptisan
yaitu, sebagai tanda perjanjian, meterai dan penyatuan manusia dengan Allah
maka dapat dikatakan bahwa sunat merupakan Baptisan di masa lalu dalam
Perjanjian Lama.
Mengenai sunat dalam PL, apakah arti sunat mula-mula bagi bangsa Israel?
FAKULTAS TEOLOGI
16
Pertama, dalam sunat itu dikatakan, bahwa manusia yang disunat adalah
najis (kotor). Kulub, yang dipotong dari badan manusia itu, menunjukkan,
bahwa kita semua pada dasarnya adalah orang-orang yang jahat, najis,
tubuh kita.
bahwa untuk keampunan dosa kita haruslah ada suatu korban dipersembahkan.
Ketiga, tujuan sunat ialah memanggil orang yang disunat itu kepada
hidup baru. Bangsa Israel harus hidup sebagai suatu bangsa yang baru, bangsa
pengganti sunat.
Israel dengan sombonganya. Dalam tanda sunat itu mereka menyangka bahwa
mereka sendiri adalah lebih baik, lebih suci, lebih bersih, lebih saleh daripada
FAKULTAS TEOLOGI
17
Yahudi juga. Hal itu adalah suatu penghinaan bagi masayrakat Yahudi. Semua
orang Yahudi, yang katanya “saleh” itu, amat tersinggung perasaannya dan hal
itu dianggapnya sebagai suatu yang tidak perlu untuk orang Yahudi. Akan
tetapi Yohanes pendiriannya tetap. Orang Yahudi tidak mengerti lagi arti
sunat.Dan sekarang, arti sunat yang mula-mula itu timbul kembali dalam tanda
demikian ia mengakui: Aku ini kotor. Hidupku yang lama harus terbenam,
pembasuhan dosa dan tanda kebangkitan kepada hidup baru dengan karunia
Tuhan. Dengan cara demikian Yohanes Pembaptis menerangkan lagi arti sunat
Matius 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu, dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Dengan
demikian sunat telah dihapuskan, dan baptisan dibuat menjadi peraturan bagi
semua keturunan.10
manusia.
9
J. Verkuyl, hal. 235
10
J. Verkuyl, hal. 236
FAKULTAS TEOLOGI
18
menggali kembali arti atau maksud serta pengertian baptisan dari beberapa
baru. Lebih lanjut, Baptisan menandakan bahwa kita telah ikut serta dalam
kematian dan kebangkitan Kristus dan bahwa kita juga telah menjadi satu
11
Yohanes Calvin, Institutio: Pengajaran Agama Kristen (BPK Gunung Mulia, 2013)
hal. 281
12
Yohanes Calvin, hal. 284
13
Franquis Wendel, Calvin: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya (Surabaya:
Momentum, 2010) hal. 363
14
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja
(Jakarta: Gunung Langit, 2012) hal.77
15
Yohanes Calvin, Intitutio: Pengajaran Agama Kristen (Jakarta: Gunung
Mulia, 2013) hal. 281
FAKULTAS TEOLOGI
19
Menurut Zwingli baptisan merupakan tanda luar dari iman kita. Lebih
merupakan respon iman, tanda, sumpah atau janji. Hamper mirip dengan
pandangan dari bapa-bapa gereja, menurut Thomas van den End, baptisan
Maksudnya bukan hanya agar pihak yang dibaptis diterima ke dalam Gereja
yang kelihatan dengan upacara yang khidmat, melainkan juga supaya baginya
penyerahan diri kepada Allah, melalui Yesus Kristus, untuk menempuh hidup
yang baru.18 Kemudian menurut Dr. J. Verkuyl, baptisan adalah suatu tanda
dan ibarat sederhana untuk ketergolongannya kepada umat Kristus. Siapa yang
16
Jan S. Aritonang, hal. 45
17
https://bigbiblebook2.wordpress.com/2012/12/16/ajaran-luther-zwingli-
calvin diakses pada tanggal 3/04/2017pukul 10.37wita
18
Th. Van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2011)
FAKULTAS TEOLOGI
20
masuk menjadi anggota gereja Kristen, ia menerima tanda Baptisan itu pada
Sejauh ini, pendapat para ahli dan teolog merujuk pada pemikiran yang
sama. Pada dasarnya, baptisan merupakan tanda pengikat atau janji manusia
dengan Tuhan, juga merupakan sakramen yang wajib dilakukan bagi setiap
anggota gereja.
baptisan. Bagi gereja Katolik mengimani baptisan yang dilakukan dengan cara
yang berbeda, ada yang membaptis dengan cara diselamkan ada juga
cara membaptis tidaklah penting, baik percik/curah dan selam, yang terpenting
Bagi peneliti Baptisan merupakan perintah dari Tuhan lewat Alkitab dan
tentang media atau cara, melainkan dibaptiskan atas nama Tritunggal Allah.
Namun, justru pemahaman ini dianggap keliru oleh sebagian orang Kristen
yang menganut Baptisan Selam yang harus menekankan tentang cara Baptisan
19
Dr. J. Verkuyl, hal. 233
FAKULTAS TEOLOGI
21
yang sah yaitu, selam. Doktrin yang terlanjur diajarkan dalam Gereja inilah
dan kontra serta berdampak besar pada konflik kedua bela pihak. Bagi
peneliti, yang terpenting ialah memahami dengan benar Baptisan itu sendiri
yang hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup agar supaya ketika dalam
situasi yang tidak kondusif, jemaat dapat tetap berpegang pada pemahaman
FAKULTAS TEOLOGI
22
BAB III
yang berlokasi sangat dekat dengan beberapa dedominasi gereja, seperti Gereja
sedikit mempengaruhi jemaat yang ada disana. Mulai dari cara beribadah,
bahkan hingga doktrin soal Baptisan. Banyak dari anggota jemaat belum
mengerti benar tentang arti serta makna dari Baptisan, sehingga cenderung
3.3 PENDEKATAN
proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika
FAKULTAS TEOLOGI
23
akan digunakan. Seperti (1) pendekatan berikut alasan mengapa pendekatan itu
digunakan; (2) unit analisis; (3) metode pengumpulan dan analisis data.20
asumsi tentang realitas atau fenomena yang bersifat unik dan kompleks padanya
mungkin) sesuai dengan variasi yang ada. Hanya dengan cara demikian, peneliti
dengan fokus penelitian. Tujuan penelitian sampel (dalam hal ini informan
kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purvosive
lagi ditemukan variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari
20
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2005) hal. 47
FAKULTAS TEOLOGI
24
sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (informan) bisa sedikit, tetapi juga bisa
awal, apakah informan (untuk diwawancara) atau suatu situasi sosial (untuk
dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi (sudah terjadi replikasi
snowball sampling.21
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah populasi dari jemaat
yang berdomisili di Jemaat GMIM Getsemani Silian Dua Raya baik itu
pemuda/pemudi bapak dan ibu dan untuk memakai sampel ini peneliti memakai
B. Sampel
21
Burhan Bungin, 51-54
FAKULTAS TEOLOGI
25
(untuk diwawancara) atau suatu situasi sosial (untuk diobservasi yang terkait
deskripsi informan dan melacak variasi invormasi yang mungkin ada, dan c)
yaitu peneliti ingin mencari dan mengetahui informasi secara spesifik yang
diperoleh dalam wawancara lain. Untuk melakukan hal ini, pertanyaan yang
Namun, peneliti juga akan mewawancara tetap bersifat fleksibel, dalam artian
tidak mesti pertanyaan persis sama. Sehingga informasi penting lainnya masih
dipertanggungjawabkan.23
22
Catherine Dawson, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 31
23
Afrizal, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers 2016), 173
FAKULTAS TEOLOGI
26
BAB IV
Jemaat berdiri pada tahun 12 Juli 1964 yang sudah berumur 53 tahun
beranggotakan 182 KK, yang terbagi menjadi 8 kolom. Dulunya GMIM Zaitun
kolom.Kemudian pada tahun 2010 jemaat kanisa ini memisahkan diri dari
Zaitun Talikuran dan mekar menjadi jemaat GMIM Bukit Moria Waliakat.
Lokasi penelitian diapit oleh beberapa dedominasi gereja, baik dari GMIM
maupun dari golongan gereja lain. Arah utara kira-kira sekitar 75m bediri gereja
Bala Keselamatan dan GMIM Immanuel Paslaten yang berada di desa Paslaten,
kemudian di arah selatan sekitar 70m GMIM Filadelfia Timu dan kira-kira
250m gereja Pantekosta Siloam, arah timur 150m GSJA Anugerah, dan arah
gereja yang ada, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh dari
FAKULTAS TEOLOGI
27
informan dari penganut baptisan tuang dan 5 dari baptisan selam. Data
Pendidikan Jenis
No. Nama (Inisial) Umur Pekerjaan
Terakhir Kelamin
FAKULTAS TEOLOGI
28
19 CR 21 S1 Swasta Perempuan
FAKULTAS TEOLOGI
29
1. Orang Pertama
a. Sakramen adalah janji atau sumpah manusia yang dilakukan pada saat
baptisan.
2. Orang Kedua
c. Memandikan.
d. Keduanya benar, yang penting dibaptis dalam nama Allah Bapa, Putra
3. Orang ketiga
c. Tidak tahu.
d. Keduanya benar.26
4. Orang keempat
24 Wawancara Y.M
25 Wawancara V.M
26 Wawancara S.L
FAKULTAS TEOLOGI
30
d. Keduanya benar.
5. Orang kelima
c. Di benamkan.
Roh Kudus28
6. Orang Keenam.
a. Sama seperti tata cara dalam gereja untuk baptisan, perjemuan kudus.
7. Orang Ketujuh.
d. Simbolisasi.30
8. Orang Kedelapan.
c. Dimandikan.
27 Wawancara N.K
28 Wawancara R.T
29 Wawancara N.T
30 Wawancara R.S
FAKULTAS TEOLOGI
31
9. Orang Kesembilan.
b. Menga
d. Seperti dimandikan.
bawa.
31 Wawancara A.S
32 Wawancara G.M
33 Wawancara A.W
34 Wawancara K.L
FAKULTAS TEOLOGI
32
sebelum melakukannya.
b. Memercikkan air dari kepala agar supaya air dapat turun ke seluruh
tubuh.
golongan Pantekosta.
d. Sama-sama benar.37
35 Wawancara K.M
36 Wawancara Y.M
37 Wawancara R.E
38 Wawancara F.W
FAKULTAS TEOLOGI
33
c. Memandikan.
d. Keduanya benar.39
d. Keduanya benar.40
benar dan itu hanyalah symbol saja yang penting diri kita masing-
masing.41
d. Keduanya benar, yang penting didasari dalam nama Bapa, Putra dan
Roh Kudus.42
39 Wawancara F.S
40 Wawancara Y.L
41 Wawancara G.M
FAKULTAS TEOLOGI
34
b. Tidak tahu.
d. Baptisan itu tidak dilihat dari caranya tapi dari pribadi masing-masing,
apa dia benar-benar sunguh memberikan diri untuk Tuhan dan siap
b. Tidak tahu.
42 Wawancara C.R
43 Wawancara B.T
44 Wawancara R.S
45 Wawancara M.T
FAKULTAS TEOLOGI
35
b. Tidak tahu.
tubuh.
jawaban merujuk pada sumpah atau janji bahkan ada yang menyamakan
yang selanjutnya dimana jawaban yang ada, sekali lagi hampir sama.
46 Wawancara E.W
47 Wawancara R.M
FAKULTAS TEOLOGI
36
baptisan hanya dari sebutan saja tapi tidak memahami secara dalam makna
menganut baptisan selam. Dari pertanyaan pertama, jawaban yang ada hampir
sama namun poin penting disini adalah mereka memahami apa itu sakramen.
Dari jawaban atas pertanyaan pertama, dapat dilihat bahwa pengajaran gereja
mendapat jawaban yang diluar dugaan karena beberapa informan tidak tahu
apa itu baptisan tuang. Akan tetapi, mereka dapat menjelaskan dengan baik
makna dari baptisan selam yang mereka anut, beda halnya dengan informan
dari golongan GMIM yang masih tidak memahami makna dari baptisan tuang.
dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Namun, jawaban dari
merupakan cara baptis yang benar, hanya satu informan yang memiliki
ingin dibaptis dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
FAKULTAS TEOLOGI
37
Manusia sejak awal tercipta melalui karya Allah di Taman Eden, maka
manusia sejatinya merupakan milik Allah. Maka dari itu manusia membangun
Ikatan itu ditandai dengan sebuah Sakramen Baptisan Kudus, di mana kita
sebagai manusia telah berjanji dan bersumpah bahwa kita adalah milik-Nya.
Kudus baik dilakukan pada bayi ataupun orang dewasa, artinya bahwa
baptisan merupakan salah satu hal yang inti dalam ajaran gereja Kristen. Hal
ini merujuk pada amanat agung dari Yesus Kristus yang juga merupakan
perintah terakhir dari-Nya yang terdapat dalam Matius 28:19-20 “karena itu
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
zaman.” Jelas bahwa baptisan bukanlah sekedar ritus kuno yang dilakukan
berbeda-beda, maka dari itu munculah berbagai macam cara dalam membaptis
yang tentu memunculkan polemic yang baru dikalangan Kristen. Setiap gereja
mengklaim cara merekalah yang benar dan yang lainnya harus mengikuti cara
FAKULTAS TEOLOGI
38
krusial hanya saja semakin kesini pro dan kontra soal cara membaptis kian
menjadi komplek seakan tak berujung sehingga pada akhir memicu beberapa
konflik dingin antara kedua golongan yang terlibat dalam kondisi saling
selam maupun baptis tuang. Bagi GMIM cara tidaklah penting tetapi melihat
dari amanat Yesus yaitu dibaptis melalui Bapa, Putra dan Roh Kudus.
satunya cara membaptis yang benar. Masalah tersebut justru menghambat kita
umat Kristen dalam melakukan amanat yang telah Yesus perintahkan. Kita
terlalu terfokus pada cara siapa yang benar, penafsiran siapa yang benar dan
hal-hal yang seharus tidak perlu dilakukan. Sebagai orang Kristen kita
diajarkan untuk saling mengasihi sesama kita manusia, baik dari segi
masalah yang ada tidak perlu terjadi walaupun tidak bisa dipungkiri gesekan-
gesekan kecil sering terjadi. Namun sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk
dapat meminimalisir konflik yang akan terjadi agar kita tidak saling
FAKULTAS TEOLOGI
39
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Perjanjian Lama. Kata baptisan baru dikenal dalam Perjanjian Baru, baptisan
merupakan pengganti sunat. Selain ini baptisan merupakan amanat agung dari
memang sudah menjadi kewajiban untuk dibaptis, baik secara selam atau
tuang.
kita mampu untuk meminimalisir akan hal itu. Sesuai dengan penelitian yang
peneliti lakukan, ada hal yang memang tidak dapat disatukan, seperti cara
masing. Namun, pada hakekatnya setiap gereja Kristen memiliki tujuan yang
Hal yang harus kita lakukan, yaitu saling menerima dan saling menghargai
kita perlu juga mengakui akan ajaran yang ada di gereja lain.
FAKULTAS TEOLOGI
40
5.2 SARAN-SARAN
b. Sebagai sesama gereja Kristen kita sepatutnya saling menerima dan saling
c. Mari kita menjalankan amanat agung sesuai dengan porsi gereja masing-
FAKULTAS TEOLOGI
41
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, 2013)
2010)
End den Van, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme (Jakarta: BPK
Pasaribu H. Rudolf Baptisan Ulang Itu Dosa (PT. Atalya Rileni Sudeco, 2002)
FAKULTAS TEOLOGI
42
REFERENSI
Alkitab
https://bigbiblebook2.wordpress.com/2012/12/16/ajaran-luther-zwingli-calvin
FAKULTAS TEOLOGI