Anda di halaman 1dari 71

APA ITU ETIKA

• Etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari


bagaimana berperilaku jujur, benar dan adil.
Etika merupakan cabang ilmu filsafat,
mempelajari perilaku moral dan immoral,
membuat pertimbangan matang yang patut
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau
kelompok tertentu.

• Etika mengajarkan sesuatu yang salah adalah


salah dan sesuatu yang benar adalah benar.
DEFINISI ETIKA
Etika berasal dari kata Yunani ethos,
bentuk jamaknya (ta etha) berarti „adat
istiadat‟.

DEFINISI MORAL
Moral berasal dari kata Yunani mores,
berarti kebiasaan atau cara hidup. Istilah
lain yang mirip dengan moral ialah etika.
Moral menunjukkan tindakan seseorang
adalah benar atau salah.

Etika adalah studi tentang tindakan moral


atau sistem atau kode perilaku yang
diberlakukan.

Moral = menunjukkan benar/salah


Etika = mempelajari tindakan moral
Tujuan Etika

Menilai perilaku manusiawi


berstandar moral.
&
Memberikan ketepatan nasehat
tentang bagaimana bertindak
bermoral pada situasi tertentu.
TEORI-TEORI ETIKA

UTILITARIANISME : suatu kegiatan bisnis adalah baik dilakukan jika bisa


memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.

DEONTOLOGI : Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan


berdasarkan atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan
kewajiban bertindak baik kepada orang lain sebagaimana keinginan diri
sendiri selalu berlaku baik baik pada diri sendiri.

TEORI HAK : Setiap insan ekonomis memiliki hak, sejalan dengan itu ia juga
memiliki kewajiban secara ekonomis.

TEORI KEUTAMAAN : penggambaran watak menganai perilaku seseorang dan


memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral. (kebijaksanan,
keadilan, suka bekerja keras).

REALTIVISME : Bila selalu dalam kondisi perilaku normal, maka pada dasarnya
setiap orang cenderung bersedia berperilaku utama atau baik.
BEBERAPA PRINSIP ETIKA
• Prinsip Otonomi : Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan hati
nuraninya.

• Prinsip Kejujuran : Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-


syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak
tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-
masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius,
tulus dan jujur melaksanakan perjanjian.

• Prinsip Keadilan : Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang


dalam kegiataan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan
diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

• Prinsip Saling Menguntungkan : Saling menguntungkan merupakan


cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar
nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap
terjaga, dipercaya dan kompetitif.
ETOS BISNIS : suatu upaya seseorang atau kelompok membiasakan diri
menghayati, menghargai nilai nilai moral yang dianggapnya sesuai dan benar
menurut diri maupun kelompoknya. Moral berfungsi sebagai pilar penunjang
kekuatan tindakan bisnis dari seseorang atau kelompok. Bila mereka
melanggar nilai moral tersebut maka dianggap tidak etis.

PERHATIAN PADA STAKEHOLDER : Etika bisnis mengarahkan pebisnis untuk


selalu memperhatikan kepentingan stakeholder dalam rangka melakukan
kegiatan bisnisnya. Stakeholder merupakan kelompok gabungan antara
internal dan eksternal. Kelompok internal terdiri dari pemilik perusahaan,
manajer dan karyawan, sementara kelompok eksternal terdiri dari investor,
konsumen, masyarakat yang bukan konsumen, distributor.

PERTIMBANGAN MORAL DAN NORMATIF : Pertimbangan moral dapat


menggambarkan, mempertimbangkan dan menetapkan beberapa tindakan
yang sepantasnya dilakukan oleh seseorang. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut menunjuk pada fakta-fakta, menyangkut norma-norma dan standar-
standar untuk membuat rekomendasi mengenai bagaimana berperilaku yang
baik atau tidak baik.
NORMA ETIKA
NORMA SOPAN : etika berperilaku bagaimana
caranya melakukan segala sesuatu secara
terhormat.

NORMA HUKUM : norma pengatur berbagai


perilaku yang boleh dan tidak untuk dilakukan.

NORMAL MORAL : mengatur mengenai sikap


pola perilaku manusia terhadap manusia lain
sesuai dengan harkat manusia.
SIFAT-SIFAT STANDAR MORAL
1. semua standar moral berhubungan dengan hal-hal
berkonsekuensi serius bagi kesejahteraan individu maupun
kelompok manusia.

2. standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah semena


mena oleh keputusan badan-badan berwenang tertentu.

3. Standar moral bukan memihak kepentingan diri sendiri.

4. Standar moral didasarkan pada pertimbangan adil alamiah.

5. Semua standar moral berhubungan dengan perasaan


manusia.
ADAKAH STANDAR MORAL / ETIKA
YANG NAMPAKNYA SALING
BERBENTURAN / TIDAK COCOK JIKA DI
APLIKASIKAN / DILAKUKAN DI TEMPAT
/ DAERAH LAIN ?

DISKUSIKAN TENTANG HAL INI ?


Diskusi Tentang Standar Moral
Bagi orang Jepang, lantai rumah adalah tempat
yang harus bersih dan nyaman. Orang Jepang
suka duduk melantai sambil minum teh. Bahkan
acara penting pun disertai dengan ritual minum
teh. Mereka duduk melantai.

Bagi orang Amerika, lantai rumah tidak jauh


berbeda dengan halaman/garasi dimana hewan
bebas dipelihara, sepatu di pakai di dalam
rumah.
Diskusi Tentang Standar Moral

Cara makan orang China, Korea ; sumpit


dimasukan/digunakan dalam 1 mangkuk
bersama.

Cara makan orang Indonesia ; ada sendok di


setiap mangkuk (terpisah) dan ada sendok
makan.
Diskusi Tentang Standar Moral
Pernikahan sejenis di beberapa negara sudah
dimasukan dalam undang-undang (sudah
disahkan oleh negara). Pria menikah dengan
pria. Wanita menikah dengan wanita.

Di Indonesia masih di larang keras meski tidak


sedikit juga yang menganut paham LGBT
(lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
KRITIK KEPADA ETIKA BISNIS

Pelaku bisnis adalah orang / pebisnis yang memiliki


perilaku selalu berubah dari waktu kewaktu.
Berubah karena harus mengambil keputusan sesuai
sikon yang sedang terjadi.

Demikian pula norma norma etika bisnis akan selalu


bergeser dari waktu ke waktu, sehingga tindakan
bisnis yang dianggap baik hari ini belum tentu tetap
sama diwaktu yang akan datang.
KRITIK KEPADA ETIKA BISNIS

Etika Bisnis Diskriminatif : Kadang kala, sesuatu


menjadi immoral apabila dilakukan oleh rakyat
kecil namun menjadi moral bila dilakukan oleh
pebisnis. Hal tersebut bernilai diskriminatif
karena moral dan immoral suatu peristiwa
dinilai dari kekayaan atau kekuatan seseorang.
Sementaraetika bisnis tidak mengenal
perbedaan ras ataupun warna kulit.
KRITIK KEPADA ETIKA BISNIS

Etika Bisnis Kontradiktif : Pandangan yang


mengatakan bahwa etika dan bisnis itu bagaikan
air dan minyak, tidak meresap antara satu ke
dalam yang lain sudah kuno dan segera harus
diubah, karena prinsip tersebut mengijinkan
pebisnis untuk melakukan pelanggaran moral
demi memperoleh keuntungan.
KRITIK KEPADA ETIKA BISNIS

Etika Bisnis Praktis : sesuatu yang praktis dan


menyenangkan untuk dilakukan, karena apabila
pebisnis mengalami keuntungan bisnis,
sementara para konsumen juga mengalami
kenikmatan, kepuasan, kesejahteraan, maka
dunia akan dipenuhi oleh kebahagiaan semua
umat manusia.
Penanggung Jawab Etika Bisnis

Etika bisnis terkandung dalam interaksi bisnis


antar pihak yang berdagang. Masing masing
pihak berusaha memberikan segala sesuatu
yang terbaik kepada partmenr bisnisnya masing
masing. Jadi setiap pebisnis yang berinteraksi
dalam dunia bisnis memiliki tanggung jawab
moral kepada siapa mereka melakukan transaksi
bisnisnya.
PENTINGNYA PEMAHAMAN ETIKA
1. Pebisnis dan konsumen perlu mengetahui
pemahaman, kesepakatan, prosedur perilaku
yang dilakukan oleh pebisnis dan konsumen
sehingga kehidupan sosial bisa tercapai.

2. Perilaku manusia perlu benar benar dilandasi


norma moral dan etika dalam berbisnis, dan
nilai moral tersebut harus selalu diwariskan
pada generasi berikutnya
RELEVANSI ETIKA DALAM BISNIS MODERN

Banyak peristiwa bisnis yang menunjukkan penurunan


kualitas berbisnis dan merugikan kepentingan konsumen
serta masyarakat luas, seperti tindakan monopoli,
penipuan, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Perilaku
pebisnis dunia semakin mengkhawatirkan keselamatan
dan kelestarian lingkungan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


berpengaruh pada tata cara perilaku masyarakat. Rumah
tangga, lembaga keagamaan dan pendidikan berperan
memelihara perilaku masyarakat sesuai norma etika dan
bila perlu memberikan hukuman kepada pelanggarnya.
ASPEK PENTING BISNIS
Bisnis modern dipengaruhi oleh aspek
manajerial, teknologi, dan politik sosial-kultural.

Kegiatan bisnis, cara cara bisnis dapat


membentuk perilaku masyarakat, perilaku bisnis
dapat membentuk sikap masyarakat menjadi
materialistis. Aspek bisnis dari sisi etis atau
moral merupakan hal penting yang tidak
disadari.
BISNIS DAN ETIKA
Pandangan Ekonomis : Bisnis adalah kegiatan ekonomis, didalamnya terjadi
interaksi antar manusia atau organisasi tukar - menukar, jual - beli,
memproduksi - memasarkan, bekerja - mempekerjakan, pembuatan kontrak
jual beli dan interaksi manusiawi lainnya dengan maksud memperoleh saling
memberikan manfaat pihak-pihak yang berbisnis dan memperoleh
keuntungan.
Pandangan Moral : Aspek moral merupakan inti jiwa bisnis berfungsi sebagai
alat control perilaku berbisnis. Berbisnis bukan berarti seseorang dapat
melakukan semuanya demi untuk pencapaian keuntungan semata, namun
lebih utama adalah pemberian penghormatan kepada partner bisnis ataupun
mereka yang tidak pernah ikut serta dalam bisnis untuk juga bisa memperoleh
manfaat dari usaha interaksi bisnis yang dilakukan.
Pandangan Hukum : Hukum Dagang atau Hukum Bisnis mendasari setiap
upaya operasionalisasi bisnis modern. Dalam praktek hukum, banyak
persoalan timbul sehubungan dengan interaksi bisnis bertaraf nasional
maupun internasional.
Pandangan moral. : Pasal pasal dalam hukum harus didasari oleh moralitas
tinggi sehingga hukum dapat dilaksanakan secara benar sesuai dengan cita
citanya untuk menyejahterakan masyarakat luas.
DISKUSI

PILIH MANA ?

PABRIK ROKOK ? DEVISA NEGARA ?


PAJAK BESAR ?

Atau

MASYARAKAT SEHAT ?
BEBAS POLUTAN ?
PASIEN SEDIKIT ? RUMAH SAKIT SEPI ?
Peranan Etika dalam Bisnis
Selaku kegiatan ekonomis, bisnis selalu /sudah
dipraktekkan sepanjang sejarah.

Kesanggupan alami saja tidak lagi mencukupi untuk


memimpin sebuah perusahaan modern.

Beberapa dekade terakhir ini, berangsur-angsur


mulai diakui pula pentingnya etika dalam bisnis.
Bisnis memerlukan aturan-aturan main sesuai
dengan perkembangan peradaban bisnis.
ALASAN BISNIS HARUS BERLAKU ETIS
Tuhan Maha Kuasa : Agama mengatakan bahwa
sesudah kehidupan jasmani ini manusia akan hidup
terus dalam dunia baka, di mana Tuhan sebagai
Hakim Maha Agung akan menghukum kejahatan
yang pernah dilakukan dan mengganjar
kebaikannya
Kontrak Sosial : pebisnis dalam interaksi bisnisnya
memiliki kontrak sosial dengan masyarakat tempat
dimana ia berbisnis untuk selalu menciptakan
kesejahteraan dalam kegiatan bisnisnya.
Keutamaan : Pebisnis sebagai manusia memiliki
nilai mulia dan utama bila melaksanakan bisnisnya
secara bermoral
TANTANGAN TERHADAP ETIKA
Politik, para manajer sering dihadapkan kepada berbagai
kekuatan yang saling tarik menarik dan bujuk membujuk.
Ekonomi, perusahaan pembuat produk, memasarkan, dan
menjual produk tertentu sangat mengharapkan produk
buatannya diminati konsumen.
Faktor Sosial Budaya, Bahkan dizaman modern ini untuk
menarik selera pembelian konsumen, promosi menggunakan
simbol seksual seperti wanita dan pria membuka sebagian
bajunya dengan maksud menarik selera konsumen, padahal
sebenarnya yang dijual bukan keindahan tubuh wanita dan
pria tersebut.
Otomotif show ; indentik dengan wanita cantik selaku SPG.
TANTANGAN TERHADAP ETIKA
Faktor Hukum , ketaatan pada hukum dalam praktek bisnis
dewasa ini dirasakan sangat kurang, perilaku etis seharusnya
perilaku berdasarkan hukum diposisikan diatas kepentingan
pribadi.
Faktor Teknologi, kemajuan teknologi dan pemakaiannya
dalam bidang bisnis menjadi pedang bermata dua. Bila
teknologi maju dipakai dalam produksi, maka cenderung akan
terjadi pengurangan tenaga kerja dan pengangguran. Namun
bila tidak dipakai teknologi tinggi dalam produksi, maka
kemungkinan produksi massa akan terhambat sehingga
ongkos produksi menjadi tinggi selanjutnya berakibat naiknya
ongkos produksi dan akhirnya berakibat pada penghentian
sebagian tenaga kerja dan terjadi pengangguran
TUNTUTAN PIHAK BERKEPENTINGAN
Secara etis manajemen organisasi berkewajiban
moral untuk memberikan kesejahteraan materil
spirituil kepada pihak internal perusahaan dan
ekternal perusahaan.
Pemerintah, lembaga keuangan dan perbankan,
pemasok, distributor, agen dan pengecer, pembeli,
masyarakat sekitar lokasi perusahaan dan secara
tidak langsung, masyarakat luas. Sedangkan pihak-
pihak internal perusahaan yang berkepentingan
ialah: Para pemilik saham dan pemodal, berbagai
kelompok manajemen yang tidak tergolong sebagai
manajemen puncak, para karyawan dan karyawati.
ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

pasar bebas (regional / antar benua).

Contoh Tantangan Bisnis Internasional.


Ekspor garam – Ekspor beras.

Petani di Indonesia tidak mampu mencukupi ?


Ada permainan pedagang besar ?
Pemerintah ‘perlu penambahan pemasukan
dari pajak bea impor’?
Agar konsumen lebih bisa memilih produk impor
atau lokal ?
TANTANGAN BAGI DUNIA BISNIS

Barang murah dari China

Dilema antara ;
Pajak pemasukan / impor
Masyarakat dapat barang murah
Atau
Industri rakyat ‘melemah’ karena kalah bersaing lalu mati/bangkrut

Mobil ESEMKA Solo belum produksi


WULING dan CORTES sudah mengaspal di jalanan
Mau buka dealer Wuling atau Esemka Solo ?
Cinta Produk Indonesia ? Atau yang lain ?
NORMA ETIKA DALAM GLOBALISASI BISNIS

Kemampuan pebisnis melaksanakan norma etika


disaat berbisnis dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
• Filosofi kehidupan bisnis.
• Kepribadian pebisnis.
• Sistem dan peringkat nilai kehidupan.
• Latar belakang pendidikan.
• Kultur masyarakat lokal.
• Kultur organisasi perusahaan lokal.
Posisi Bisnis dalam Masyarakat
Modern
Kelompok pebisnis abad Pertengahan tidak membedakan
antara penghasilan dan kehidupan keluarga, antara seni
dan agama.

Masyarakat modern justru melakukannya. Sehingga dapat


terlihat secara etis bahwa kehidupan filosofis masyarakat
modern lebih rendah kualitasnya daripada masyarakat
abad pertengahan.

Bandingkan dengan ayat dalam alkitab.


Pada ahir jaman ; manusia akan mencintai diri sendiri.
Tidak peduli dengan agama dll. (2 Timotius 3;2).
STUDI-STUDI KHUSUS DALAM ETIKA
BISNIS
• Bisnis dan Stakeholder Internalnya
Persoalan internal merupakan persoalan
karyawan seperti misalnya diskriminasi
pekerjaan, tindakan afirmatif, penggunaan
sistem kekeluargaan dalam seleksi personalia,
persoalan moral dalam manajemen sumber
daya manusia, dan penggunaan insentif
personalia. (ingat kasus Marsinah ; penggiat hak
asasi buruh wanita).
• Bisnis dan Konsumen
Materi masalah bisnis dan konsumen meliputi
etika pemasaran, tanggung jawab produk,
keselamatan konsumen, etika kelestarian alam
dan etika periklanan. (beredarnya barang
kadaluwarsa ; parcel jelang lebaran. Obat palsu.
Vaksin palsu, dll)
• Bisnis dan Lingkungan Alam
Bidang ini mengenai masalah lingkungan
sehubungan dengan produksi dan perdagangan
perusahaan. (pengolahan limbah beracun,
sampah, polusi udara dll)
Semua Pihak Perlu Menyadari Moral
Kesadaran moral perlu disadari oleh semua pelaku
bisnis. Pebisnis sebenarnya juga mengakui bahwa
moralitas bisnis diperlukan dalam transaksi bisnis.
Interaksi bisnis bisa dilakukan dengan beberapa cara
yang telah biasa dilakukan oleh pebisnis antara lain:
1. Kepentingan manfaat untuk diri sendiri
(egoisme pribadi).
2. Enlightened self-interest
(kepentingan orang lain dihargai).
3. Kepentingan umum
(kepentingan umum diutamakan).
SASARAN MORAL DAN KEWAJIBAN KEPENTINGAN

Keberhasilan bisnis menentukan sasaran dan


kewajiban moral bisnis bisa dilakukan dengan
beberapa cara:
1. Hasil dan kewajiban dianalisis untuk
memperoleh maksimalisasi laba.
2. Hasil dan kewajiban harus sebanding dengan
pencapaian kepentingan
3. Beberapa cara harus ditentukan untuk mencapai
kepentingan bisnis
4. Bagaimana tindakan yang akan diambil bila
kepentingan bisnis tidak tercapai karena
terdesak oleh keadaan.
SIKAP TIDAK ETIS
1. Peraturan memihak. Sifat ini paling egois. Sikap tak bermoral ini
memberi prioritas absolut bagi kepentingan yang keliru satu pihak
tertentu.
2. Penyalahgunaan kekuasaan. Prioritas tinggi untuk beberapa kepentingan
berpusat pada diri sendiri atau berpusat pada kelompok menyebabkan
penderitaan dipihak lain.
3. Tidak adanya alternative. Ketidak mampuan mengakui diri sendiri
sehingga cenderung menutup diri dari pendapat orang lain yang
berakibat ketidakmampuan berhubungan berkomunikasi terbuka dengan
orang lain dengan dasar prinsip kesamaan pendapat dan win win.
4. Alasan instrumental. Berhubungan dengan kelompok ekternal keputusan
selalu hanya berdasarkan pertimbangan materialistis seperti: sukses,
uang, atau penghargaan. Persepsi tersebut lama kelamaan terbentuk
dan dapat merusak reputasi bisnis yang dilandasi oleh rasionalisasi dan
persahabatan jangka panjang.
5. Kurang perhatian terhadap pihak lemah. Kepentingan pihak-pihak luar
lebih lemah karena perbedaan status sosial dan penghormatan bagi hak-
hak mereka untuk berpartisipasi diabaikan.
Komunikasi Etis
Beberapa persyaratan yang perlu dipatuhi disaat berkomunikasi menurut Jan de
Leeuw (1994) antara lain:

1. Keterbukaan. Sebaiknya komunikasi antara karyawan dan manajer serta


pemilik bisnis dalam perusahaan dilakukan secara terbuka. Karyawan
memiliki kepentingan terhadap perolehan pendapatan perusahaan, atau
kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan sehingga usulan mereka perlu
diperhatikan. Bila terjadi sesuatu dengan perusahaan maka pihak
karyawan terutama yang akan menerima resikonya. Komunikasi terbuka
semua pihak dalam perusahaan akan lebih menguntungkan perusahaan
secara keseluruhan.
2. Saling menghargai. De Leeuw menggunakan istilah persamaan; hak
sama atau saling menerima. Pemilik perusahaan, manajer dan karyawan
memiliki kewajiban untuk saling menghargai dalam pekerjaan. Mereka
memiliki fungsi masing-masing yang berharga sesuai dengan fungsi
mereka masing-masing. Setiap individu dalam organisasi harus saling
memberi kepercayaan pada individu lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan, dengan demikian semua pihak akan berintegrasi dan
bersinergi untuk menyatukan kekuatan mereka masing-masing demi
kepentingan keberhasilan perusahaan.
Hutang Piutang ?

Harus membayar ?
Atau
Harus merelakan ?
Mempertimbangkan sesuatu dari
berbagai sudut pandang
Bisnis dilakukan secara bersama sama dan berkelompok.
Kelompok internal perusahaan dan kelompok eksternal
perusahaan berkepentingan terhadap berbagai keputusan
perusahaan dalam bisnis. Setiap pengambilan keputusan bisnis
selalu mengandung resiko pada mereka.

Pengambilan keputusan terasa etis dan adil jika dapat memenuhi


harapan semua pihak seperti pihak internal perusahaan, pihak
eksternal perusahaan atau para stakeholder perusahaan.
Keputusan bisnis yang didasari oleh pandangan, pertimbangan,
dan melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan tentu
dianggap lebih bermoral daripada hanya mempertimbangkan
kepentingan pebisnis sendiri.
INTERAKSI DUNIA BISNIS DENGAN PEMERINTAH

Analisis yang menyangkut topik ini perlu mencakup


berbagai hal seperti:

1. Pandangan sekilas tentang pemerintahan negara,


Interaksi bisnis dengan pemerintah
2. Berbagai isu yang menyertainya,
3. Hubungan saling mempengaruhi antara keduanya,
4. Langkah-langkah yang perlu ditempuh agar
terpelihara hubungan yang serasi.
HUBUNGAN PEMERINTAH
DAN DUNIA BISNIS
1. Interaksi, komunikasi sebagai konsekuensi kewenangan
aparatur pemerintah mengatur kehidupan bisnis. Salah satu
bentuk kewenangan mengatur dunia bisnis yang dimiliki oleh
pemerintah tercermin dalam menentukan perizinan bisnis.
2. Interaksi antara pemerintah dengan dunia bisnis juga terjadi
karena pemerintah merupakan pembeli terbesar berbagai
produk yang dihasilkan dunia usaha di samping sebagai pemakai
terbesar dari jasa-jasa dunia usaha.
3. Aparatur pemerintah sesungguhnya juga berperan sebagai
promotor dunia bisnis, didalam negeri, regional, dan global.
Untuk kepentingan dalam negeri, pemerintah menjadi promotor
dengan membeli dan menggunakan produk sendiri, mendorong
masyarakat mencintai produk dalam negeri.
4. Pemerintah memberi subsidi. Meskipun di dunia
internasional makin kuat menuntut pemerintah tidak
memberikan subsidi kepada industri dalam negeri, namun
karena menyangkut nasib kehidupan masyarakat banyak dan
kepentingan nasional maka pemerintah memutuskan untuk
memberikan subsidinya.
5. Pemerintah atas nama masyarakat menguasai kekayaan
negara. Tanah milik negara, hutan milik negara, kekayaan yang
ada di laut milik negara, dan sebagainya.
6. Mayoritas Negara didunia menganut paham negara
kesejahteraan. Pemerintah melalui berbagai kebijakannya
menjadi penanggung jawab utama meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sehingga pemerintah menempuh
kebijakan yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang memadai.
7. Pemerintah sebagai sumber pendanaan bisnis. Salah satu
bidang pengaturan oleh pemerintah ialah bidang keuangan
dan moneter. Pengaturan jumlah uang beredar, pengaturan
lalu lintas valuta asing, dan berbagai bentuk pengaturan
lainnya.
8. Pemerintah sebagai pelindung masyarakat. tugas
pemerintah memberi rasa aman kepada seluruh masyarakat
terhadap berbagai bentuk gangguan, tekanan dan ancaman
dari berbagai pihak.
9. Keterlibatan pemerintah dalam bisnis terlihat pada
kepemilikan badan usaha milik negara. Dengan maksud
memberikan kontrol pada pelaksanaan bisnis. Beberapa jenis
kegiatan bisnis yang dikuasai Negara antara lain: Bidang bisnis
yang menguasai hajat hidup masyarakat banyak
operasionalisasinya harus mengarah pada upaya peningkatan
taraf hidup masyarakat.
10. Dalam negara demokrasi, pemerintah menentukan alokasi
dana dan upaya milik negara beserta pemanfaatannya.
ALASAN SETUJU DAN TIDAK SETUJU TERHADAP ETIKA BISNIS

Etika Bisnis merupakan sebuah proses rasional untuk


mengevaluasi moral standar yang perlu dimiliki oleh pebisnis dan
menerapkannya dalam setiap langkah aktifitas bisnis. Namun
demikian banyak keberatan dikemukakan oleh para pelaku bisnis
mengenai keharusan melaksanakan etika bisnis dalam setiap
langkah bisnisnya.
Pebisnis berpendapat bahwa mereka harus melakukan berbagai
praktek bisnis yang baik, karena dengan melaksanakan praktek
bisnis sedemikian rupa akan menghambat pebisnis untuk
memperoleh kemanfaatan dan keuntungan bisnis yang
sebenarnya sangat besar. Pebisnis berpendapat bahwa aktifitas
bisnis memerlukan kerja keras dan perlu memperoleh
penghargaan finansial setimpal praktek bisnis dikemudian hari
tidak dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.
ETIKA BISNIS KRISTEN
Awal sejarah gereja (zaman pratistik), pada umumnya
uang dan materi ditolak, hak miolik pribadi dianggap dosa,
dan hidup miskin dianjurkan. Hidup yng ideal adalah hidup
biara. Baru pada masa Abad Pertengahan, keadaan berubah
agak fundamental.situasi pada masa itu dapat dikatakan
relatif stabi, ataau lebih tepat “statis”.
Sruktur masyarakat lalu ditandai oleh jenjeng-jenjang
hierarki yang rumit dan berlapis-lapis. Pada kurun waktu inilah
Gereja mengatur mengenai masalah harga dan upah. Lalu hal
itupun berkembang secara kompleks, terutama karna
berkembangnya sektor perdagangan, keuangan dan industri,
dan semakin merosotnya pamor feodalisme di Eropa.
ETIKA BISNIS KRISTEN
Abad ke-16, ketika dunia telah berubah secara
radikal, pemikiran-pemikiran Kristen di bidang
ekonomi masih saja cenderung untuk
mempertahankan doktrin-doktrin serta nilai-nilai
yang lama, yang nota bene dilahirkan pada suatu
masyarakat yang statis.
Etika bisnis kristiani sekarang ini dapat
diberikan ciri sebagai berikut. Pada satu pihak, ia
secara kritis, analitis dan konseptual menyoroti
asumsi-asumsi dasar maupun praktek-praktek yang
terdapat dalam dunia bisnis, di dalam terang
norma-norma iman Kristen.
BEBERAPA ASAS POKOK
• Asas Pertama : Allah, Pencipta Segala Sesuatu

• Asas Kedua : Semua ciptaan Allah adalah baik

• Asas Ketiga : Manusia Adalah Gambar Allah

• Asas Keempat : Manusia Adalah Gambar Allah


yang berdosa
• Asas Kelima : Manusia Dibenarkan, tetapi Tetap
Berdosa
Apakah bisnis itu kotor ?
Mengapa orang Kristen berkecimpung di dalam
kehidupan ekonomi dan bisnis sering merasa terlempar
ke situ tanpa pegangan yang jelas?

1. Harus disadari bila kita berbicara tentang ekonomi,


adalah kompleksitasnya. Kenyataan ekonomi adalah
sesuatu yang jauh dari sederhana. Banyak sekali
faktor yang saling terkait di dalamnya, yang semuanya
harus dipertimbangkan dan diperhitungkan.
2. Bukan hanya dalam bidang ekonomilah kita
menghadapi kenyataan yang seperti itu.
Sesungguhnyalah setiap segi kehidupan manusia
adalah sesuatu yang kompleks, rumit dan tidak
sederhana.
DASAR – DASAR ETIS
Etika Kristen harus mangakui dan memperhitungkan
keyataan bahwa egoisme dan egosentrisme merupakan
kekuatan motivasi yang luar biasa besarnya didalam
praktek ekonomi dan bisnis. Menyangkal kenyataan ini
berarti menipu diri sendiri.

Dan ekonomi yang adil adalah ;


1. ia harus menatalayani kehendak Allah. Ekonomi harus
bersumber pada theonomi.
2. ia harus mencerminkan baik kebersamaan seluruh
umat manusia maupun kesamaan setiap manusia.
3. ia harus membantu terwujudnya oikumene yang utuh
dan lestari bagi seluruh ciptaan.
Bisnis ada Penatalayanan
Apabila kita ingin mewujudkan kehendak Allah di dalam kehidupan
ekonomi, maka itu adalah : Penatalayanan (“stewardship”).
Yang dikehendaki Allah ialah , ekonomi merupakan penatalayanan.
Memahami ekonomi sebagai penatalayanan, harus bermula dari suatu
kesadaran etis yang subjektif dari si pelaku.
Tidak sekedar tidak menyalahi peraturan. Para pelaku bisnis tidak boleh
hanya memahami diri sebagai homo economicos yang patuh terhadap
undang-undang dan peraturan.

Seperti yang pernah dikatakan Martin Luther, tidak semua hal yang
menyangkut praktek-praktek bisnis dapat dituangkan di dalam
peraturan. Di dalam hal ini maka suara hati manusia harus diberikan
ruang untuk dapat berperanan dengan leluasa.
PANDANGAN ALKITAB
Perjanjian Lama
Kejadian 1:26 bahwa bumi ini diciptakan Tuhan untuk
dimanfaatkan oleh manusia dan berbisnis merupakan salah satu
cara untuk melaksanakan kehendak Allah untuk menguasai,
memenuhi dan menaklukkan bumi dengan penuh tanggung
jawab. Allah telah mendelegasikan wewenang kepada Adam
supaya dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Sebenarnya
sudah terjadi transaksi sederhana antara Tuhan dan manusia. Hal
ini berarti bahwa bisnis itu muncul sejak manusia ada di muka
bumi.
• Nuh buat kebun anggur. Nimrod berburu. Buat menara babel
dengan banyak properti bangunan. Kerajinan perak dll.
• Orang Yahudi melakukan banyak kegiatan bisnis karena dalam
Perjanjian Lama bekerja itu sangat dihormati.
Perjanjian Baru
Dunia bisnis pada waktu itu berpengaruh
terhadap penyebaran Injil. Orang-orang
Kristen mula-mula menjadikan dunia usaha
sebagai titik penting dari pelayanan mereka.
Ketika mereka menjalankan bisnis, ada sesuatu
yang natural bagi mereka untuk memberitakan
Injil kepada orang-orang yang mereka temui.
• Paulus membuat tenda. Lidia menjual kain di
Yope. Filemon majikan dan Onesimus
karyawan.
Menurut Gereja-Gereja Saat Ini
Gereja Injili
Ada yang mengizinkan hamba Tuhan penuh
waktu untuk berbisnis dan ada juga yang tidak.
Berbisnis bukanlah menjadi masalah dikalangan hamba
Tuhan penuh waktu asalkan pelayanan tetap
diutamakan, seperti gereja Injili yang terletak
dipelosok-pelosok yang jemaatnya berpenghasilan
sedikit sehingga gembala tidak ingin merepotkan
jemaat dan mencukupi kebutuhan sendiri melalui
bisnis, contohnya gembala sidang GKII Rehobot di
daerah Mamuju yang berbisnis di bagian pertanian.
Gereja Kharismatik
Gereja Kharismatik tidak memiliki batasan yang
tegas untuk hamba Tuhan penuh waktu yang
berbisnis karena mereka melakukan itu semuanya
itu untuk menunjang pelayanan serta membantu
jemaatnya. Hamba Tuhan boleh berbisnis asalkan
mereka menggunakan itu untuk kemuliaan Tuhan
karena bisnis itu milik Tuhan serta dapat digunakan
untuk membantu jemaat yang kekurangan.
Walaupun gereja Kharismatik tidak memiliki
batasan yang tegas tetapi tidak semua gereja
Kharismatik mengizinkan hamba Tuhan itu untuk
berbisnis semua itu tergantung
dari sinode masing-masing.
Gereja Protestan

Gereja protestan seperti Gereja Toraja, HKBP,


GPIB tidak mengizinkan hamba Tuhan penuh
waktu untuk berbisnis karena bentuk
administrasinya berasal dari pusat dan gajinya
dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan harus fokus untuk pelayanan saja.
PENGUSAHA KRISTEN MENTRANSFORMASI BANGSA
Alasan mengapa Tuhan merancang pekerjaan. Pekerjaan adalah kegiatan
yang kudus yang diamanatkan dan ditahbiskan oleh Tuhan.

1. Untuk memenuhi kebutuhan manusiawi kita. Dia memberi talenta unik


bagi masing-masing orang untuk bekerja dan berusaha sehingga bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Allah ingin kita memahami bahwa pekerjaan kita itu adalah pelayanan
kita. Kalau kita melayani orang lain, sebenarnya kita melakukan
pelayanan kepada Tuhan, bahkan sekalipun itu pekerjaan sekuler.
3. Pekerjaan kita sebagai ibadah yang kudus dan hidup kepada Allah.
Seluruh aspek hidup yang kita jalani adalah bentuk ekspresi ibadah
kepada Tuhan. Kita harus menggunakan pekerjaan kita sebagai sarana
untuk membagikan dan mendemonstrasikan kasih Allah. Melalui
pekerjaan kita membangun relasi dengan orang lain dan ini merupakan
langkah awal untuk membagi kasih Allah tersebut.
4. Harus bekerja untuk mencari uang agar kita bisa mendanai
pekerjaan Allah di muka bumi ini. Ulangan 8:18 memberitahu kita
bahwa Allah memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk
memperoleh kekayaan agar bisa mewujudkan PerjanjianNya di bumi
ini.

5. Kita bekerja untuk melayani dan peduli pada orang yang miskin dan
yang berkekurangan. Pengusaha Kristen harus menerapkan prinsip
kasih pada orang miskin.

6. Kita bekerja untuk mentransformasi masyarakat dan kebudayaan.


Dari sejak awal penciptaan, Allah ingin manusia memancarkan
kemuliaanNya melalui pekerjaan manusia, sehingga hal itu bisa
mempengaruhi kebudayaan kita. Tuhan ingin kita peduli pada kota kita,
bangsa kita. Ia ingin setiap orang ditransformasi bagi Kristen.

7. Kita bekerja untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kita harus


mengembangkan dan memaksimalkan talenta dan keahlian kita yang
unik dan khusus untuk kemuliaan dan keharuman nama Tuhan.
PERBEDAAN DASAR PRINSIP EKONOMI ALKITAB DAN DUNIA

1. Orientasi pada Allah


Semua perilaku ekonomi harus dikembalikan pada
kehendak Allah.
2. Intinya pertanggungjawaban
Ekonomi Alkitab mengajarkan prinsip
pertanggungjawaban pengelolaan yang manusia lakukan
terhadap alam kepada Allah.
3. Penekanan pola ekonomi spiritual
Ekonomi Alkitab menekankan bahwa seluruh perilaku
ekonomi merupakan keseimbangan antara aspek rohani
dan jasmani, bahkan menyangkut seluruh bagian
kehidupan manusia, yang bisa mempermuliakan Allah.
VARIABEL EKONOMI ALKITABIAH
1. Ketaatan
Sebagai seorang penatalayan harta Allah, maka kunci
pertama yang harus kita perhitungkan adalah sejauh
mana ketaatan kita di dalam menjalankan tugas ini
kepada Allah.
2. Kejujuran dan Integritas
Hal kedua yang justru menjadi prinsip ekonomi adalah
kejujuran dan integritas di dalam menjadi penatalayan
Allah. Tidak ada cara lain yang bisa membuat ilmu
ekonomi bisa berjalan dengan baik kecuali melalui sistem
yang jujur dan terintegritas baik.
3. Kebajikan
Motivasi dasar Allah di dalam memberikan semua alam
semesta ini kepada manusia adalah agar manusia bisa
hidup bahagia dan sejahtera.
Etika Ekonomi Kristen
Bagi Alkitab, ekonomi harus menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan.
Oleh karena itu, etika ekonomi harus sejalan dengan etika Kristen. Dalam
kasus ini, etika ekonomi tidak bisa didualismekan dengan etika Kristen.
Salahlah pandangan bahwa etika ekonomi tidak bisa dan tidak mungkin
bisa sejalan dengan etika Kristen, karena di dalam ekonomi ada kaidah-
kaidah yang harus bertentangan dengan iman Kristen.
Misalnya, di dalam ekonomi ditekankan hukum “demand and
supply” (permintaan dan penyediaan). Jika penyediaan sedikit dan
permintaan banyak, maka harga akan naik. Akibatnya, seringkali suatu
produk alam dibuang atau dimusnahkan demi untuk menaikkan harga
barang (mempersedikit persediaan), padahal begitu banyak orang yang
kelaparan dan membutuhkan bahan tersebut. Di sini, etika ekonomi
harus dikembalikan kepada kebenaran Alkitab, atau ekonomi hanya
menjadi alat sebagian orang. Ini terjadi baik di dalam ekonomi sistem
kapitalis ataupun sistem sosialis.
Baik di dalam pola perdagangan bebas, ataupun dalam sistem
ekonomi terkontrol. Tidak pernah ekonomi memperjuangkan
kesejahteraan masyarakat luas, tetapi hanya menyejahterakan
segolongan tertentu manusia, entah yang beruang atau berkekuasaan.
Penyebab Hamba Tuhan Melakukan Bisnis
Ada dua faktor yang menyebabkan hamba Tuhan penuh waktu
melakukan praktik bisnis, yaitu:

Pertama, gaji yang diterima oleh hamba Tuhan tersebut tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga menyebabkan hamba
Tuhan menderita secara finansial.

Kedua, mengembangkan potensi dalam diri mereka yaitu bakat untuk


berbisnis. Ada hamba Tuhan yang memiliki bakat untuk berbisnis
sehingga menjadikan bisnis itu sebagai usaha sampingan yang hasilnya
digunakan untuk kepentingan pelayanan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang


menyebabkan hamba Tuhan melakukan praktik bisnis karena gajinya
yang tidak memadai dan adanya keinginan untuk mengembangkan
bakat yang ia miliki yang mana ia gunakan untuk kemuliaan Tuhan.
Prinsip Hamba Tuhan yang Berbisnis
Berdasarkan prinsip bisnis umum dan kajian
Alkitab maka perlu motivasi yang jelas bahwa
hamba Tuhan penuh waktu yang memiliki
pekerjaan sampingan sebagai pebisnis bukanlah
sesuatu yang salah karena mereka adalah orang-
orang yang memiliki dan mau mengembangkan
potensi dalam diri mereka asalkan
melaksanakan bisnis itu dengan benar sesuai
kehendak Tuhan dan memuliakan Tuhan.
Menerapkan Prinsip Alkitabiah dalam Bisnis

Hamba Tuhan yang berbisnis harus menerapkan


prinsip Alkitabiah dalam bisnisnya sama halnya
menerapkan fungsi dan tujuan bisnis Kristen.

Pertama, mengutamakan sekaligus melibatkan


Tuhan dalam setiap perencanaan pribadi
maupun bisnis. Ulangan 6:5. Matius 6:33. Ada
dua alasan penting untuk mengutamakan Allah
dalam hidup dan bisnis kita.
Kedua, mempelajari dan menerapkan firman Tuhan.
Merupakan hal yang penting untuk mempelajari serta
menerapkan firman Tuhan karena ini merupakan pedoman
hidup agar setiap karyawan bahkan hamba Tuhan sendiri
tidak menyimpang dari kebenaran dan melakukan bisnis
seturut kehendak Tuhan (Yosua 1:8; Maz 19:8-12).

Ketiga, mengharapkan hal-hal yang besar dari Allah yang


besar ( Efesus 3:20).

Keempat, menghargai manusia melebihi barang atau


benda. Seorang pengusaha haruslah menghargai
karyawannya. Kasih Allah harus hadir dalam diri pengelolah
bisnis agar tidak memperlakukan karyawannya dengan
seenaknya. Kasih Allah artinya kasih yang berkorban tanpa
menuntut balas. Mengganggap karyawan sebagai rekan
sekerja bukan budak yang ia perlakukan seenaknya.
Kelima, memberi yang terbaik kepada Allah. Memberi yang
dimaksudkan adalah pemberian dengan sukarela, di luar perpuluhan
dan buah sulung. Konsep tentang member kepada Allah tidak
dijelaskan secara harafiah dalam Alkitab tetapi yang kita jumpai adalah
ajaran Tuhan tentang member kepada orang miskin. Memang secara
harafiah tidak ditemui kata memberi kepada Allah tetapi seperti yang
dikatakan dalam Matius 25:40 dimana Yesus berkata,”Sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-
saudara-Ku yang paling hina ini, maka kamu telah melakukannya untuk
Aku”. Jadi, memberi kepada orang-orang dunia secara tidak langsung
telah memberi kepada Allah.

Keenam, bersikap jujur dan tulus. Kejujuran sangat penting, walaupun


nampaknya hal ini tidak mudah. Namun bagi hamba Tuhan yang
mengakui bahwa dia hanya sebagai pengelolah dan bukan pemilik akan
mampu bersikap jujur karena percaya bahwa berkat itu datangnya dari
Tuhan, mau untung atau rugi itu harus dapat diterima asalkan
melakukannya dengan jujur dan percaya bahwa Tuhan akan mengganti
berlipat kali ganda. Jadi, sebagai pengelola harus bersikap jujur karena
melalui kejujuran berkat Tuhan akan berkelimpahan.
Ketujuh, rajin dalam mengejar kesuksesan. Tuhan
menginginkan agar kita rajin dalam bekerja karena kuncinya
jelas terletak pada orangnya, apakah ia rajin atau malas.
Orang rajin adalah jaminan kelimpahan seperti yang
diungkapkan dalam Amsal 21:5,”Rancangan orang rajin
semata mendatangkan kelimpahan….” Orang rajin suka
berimajinasi, memikirkan, dan merealisasikannya sedangkan
orang malas suka melamun, membual, dan menunda-nunda.
Orang rajin mengoperasionalkan imannya dengan berupaya
secara konsisten dan disiplin untuk melaksanakan setiap hal
hal yang telah didoakan dan direncanakannya. Berdoa
sungguh-sumgguh dan bekerja sungguhsungguh.

Kedelapan, hidup dalam kekudusan. Kekudusan adalah modal


utama hamba Tuhan dalam menjalankan bisnisnya karena
dengan hidup kudus maka hamba Tuhan tidak akan toleransi
dengan dosa dan dapat menerapkan prinsip Alkitabiah.
Memiliki Visi yang Jelas

Seorang hamba Tuhan yang berbisnis patut


memiliki visi yang jelas.
Visi itu bukanlah sembarang visi yang dia tetapkan
sendiri tetapi seperti halnya yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam prinsip-prinsip Alkitabiah di
mana salah satu dari prinsip itu menjelaskan bahwa
harus mengutamakan dan melibatkan Tuhan dalam
setiap hal, demikian halnya dengan menentukan visi
dalam bisnisnya haruslah melibatkan Tuhan agar
visi itu benar-benar berasal dari Tuhan.
Memiliki dan Menerapkan hikmat Allah

Keberhasilan atau kegagalan dari usaha itu


disebabkan oleh faktor manusianya, bukan
modal, manajemen atau hal-hal lainnya. Karena
itu, hikmat sangat dibutuhkan. Di mana sebagai
orang percaya, kita dapat meminta hikmat dari
Tuhan. Hikmat Allah perlu diterapkan karena
hikmat adalah kunci utama untuk memiliki
segala sesuatu yang Anda butuhkan dan
inginkan dalam kehidupan.
BAHAYA-BAHAYA MENJADI HAMBA
TUHAN YANG BERBISNIS
Jebakan iblis. Hamba Tuhan yang berbisnis
harus selalu memiliki sikap waspada terhadap
jebakan yang diberikan oleh iblis khususnya
dalam hal materialisme.
Lari dari Panggilan. Bahaya kedua yang dapat
terjadi pada seorang hamba Tuhan yang
berbisnis adalah lari dari tugas panggilannya
sebagai hamba Tuhan.
Kesimpulan
Pertama, bisnis merupakan suatu kegiatan menyalurkan jasa dari produsen kepada
konsumen untuk menghasilkan keuntungan yang dipakai untuk kemuliaan Allah.
Kedua, bisnis bukan hal yang kotor dan tidak ada larangan dalam Alkitab bahwa seorang
hamba Tuhan penuh waktu boleh
Ketiga, walaupun tidak ada salahnya hamba Tuhan untuk berbisnis namun tidak semua
aliran gerja menyetujui hamba Tuhan untuk berbisnis. Ini semua tergantung aturan tata
gereja masing-masing, jika tata gereja mengizinkan hamba Tuhan boleh berbisnis maka
itu boleh dilakukan asalkan tidak menjadi batu sandungan bagi jemaatnya.
Keempat, hamba Tuhan penuh waktu yang berbisnis harus dapat menyeimbangkan
antara pelayanan dan bisnis karena keduanya adalah tanggung jawab kepada Tuhan.
Kelima, bisnis membuka peluang bagi hamba Tuhan untuk melakukan kegiatan rohani
bersama dengan karyawannya.
Keenam, hamba Tuhan yang berbisnis perlu waspada terhadap tipu daya iblis yang ingin
menjatuhkannya khususnya hal materialisme. Oleh karena itu, hamba Tuhan tidak boleh
serakah dan harus bersandar pada pengertian yang benar sesuai kebenaran firman
Tuhan.
Ketujuh, setiap hamba Tuhan penuh waktu yang berbisnis harus memiliki dan
menerapkan hikmat Allah dalam bisnisnya karena hikmat merupakan kunci keberhasilan
seseorang dan melalui hikmat dari Tuhan setiap masalah dalam bisnis itu akan memiliki
solusi yang tepat. Melalui hikmat Allah maka dalam bisnisnya pasti akan menerapkan
prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan dan visi yang akan dicapai akan bersumber dari
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai