Anda di halaman 1dari 9

Metode Antropologi Dalam Memahami Masyarakat Masa Kini

Penelitian ini untuk Memenuhi Tugas Antropologi


Dosen pengampu:

Fitria Rismaningtyas, M. Sos.

Disusun Oleh:

1. Intan Pebriyati (12309183011)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

2019/2020
A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman pada masa kini, juga merubah gaya hidup masyarakat
masa kini. Tak hanya gaya hidup bahkan semua tentang masyarakat mulai dari kehidupan,
ekonomi, dan kebudayaan. Sangat sulit untuk mengerti maksud dari masyarakat kini.
Karena dari perubahan zaman tersebut juga menjadikan alat komunikasi juga berkembang
pula. Dari meningkatnya kecanggihan alat komunikasi tersebut otomatis juga
meningkatkan keilmuan masa kini. Dalam IPTEK tersebut tak hanya memuat berbagai
macam ilmu saja juga didalamnya memuat berita-berita yang tak hanya dari dalam negeri
saja, dari luar negeripun IPTEK tersebut juga memuatnya. Meskipun IPTEK semakin
canggih tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menyaring berita-berita yang
bersifat negative dan juga berita yang masih diragukan kebenarannya.
Dalam IPTEK tersebut juga memunculkan kebudayaan-kebudayaan baru bagi masyarakat
Indonesia sehingga secara otomatis juga menyebabkan munculnya keanekaragaman
masyarakat. Bagaimana kita mengetahui keanekaragaman tersebut? Bagaimana kita
memahami masyarakat masa kini yang notabene telah mengalami banyak sekali
perubahan?
Perubahan yang mendasar dalam sifat suatu kelompok dan beroperasinya suatu ciri-ciri
kebudayaan merupakan konteks sosial suatu kebudayaan baru yang membutuhkan suatu
respon dalam cara kerja penelitian antropologi. Jadi Indonesia bukan semata-mata
penjelmaan dari salah satu alam bahasa dan budaya lama saja, tapi juga bukan semata-mata
adopsi alam bahasa dan kebudayaan asing. Oleh karena itu agar antropologi dapat
diajarkan dengan semanarik mungkin dan juga semaksimal mungkin mengena pada
masyarakat perlu dengan ajaran antropologi yang berbentuk kreatif, kritis dan juga
mendalam.
B. Rumusan Masalah
Kegelisahan intelektual, akan lebih difokuskan kedalam pertanyaan-pertanyaan
penelitian di bawah ini :
1. Apa penyebab keanekaragaman masyarakat masa kini?
2. Bagaimana mengatasi keanekaragaman masyarakat masa kini?
3. Bagaimana antropologi memahami keanekaragaman masyarakat masa kini?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diproyeksi mampu memberikan kontribusi pengetahuan terkait dengan


perubahan gaya hidup masyarakat kini dan pengaruh perubahan tersebut terhadap
kebudayaan-kebudayaan lama yang ada di Indonesia. Hasil penelitian sebagai jembatan
empiris untuk mengetahui mengenai kebudayan baru dan juga keanekaragaman
masyarakat masa kini yang semakin marak terjadi. Lebih jelasnya lagi tujuan penelitian
dapat dijelaskan dibawah ini:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab adanya kebudayaan baru yang
melahirkan keanekaragaman masyarakat yang sekarang maarak terjadi di sekitar
kita. Bagaimana kebudayaan baru itu bisa muncul di kalangan masyarakat dan
berawal dari mana.
2. Menjelaskan secara empiris dan teoritis bagaimana masyarakat masa kini berubah
pola kehidupannya dan bagaimana cara kebudayaan lama dapat dipertahankan
eksistensinya.
3. Bagaimana antropologi memahami perubahan masyarakat masa kini dan bagaimana
mengatasinya.
D. Tinjauan Pustaka

P. M. Laksono, (2013) jurnal komunitas, Konstektualisasai (pendidikan) Antropologi


Indonesia. Tujuan penelitian mengajukan sebuah wacana tentang konstektualisasi
pendidikan Antropologi di Indonesia agar pendidikan berfungsi sebagaimana idealnya,
berbeda dengan penelitian saya mengenai bagaimana ilmu Antropologi memahami
masyarakat masa kini yang sudah memiliki keanekaragaman baru akibat kebudayaan
asing. Metode penelitian jurnal ini adalah dengan satu pendekatan yang sesuai yaitu
pendekatan reflektif partisipatoris agar dapat menjangkau ranah kognitif dan simbolik
suatu identitas social budaya.1
Irwan Abdulloh, (2006) jurnal Antropologi Indonesia, Dari Bounded System ke
Bordeless Society: Krisis Metode Antropologi dalam Memahami Masyarakat Masa
Kini. Tujuan penelitian pengimplikasian metode Antropologi pada masyarakat mulai
dari masa Cliffort Gertz hingga masa kini dalam jurnal tersebut (2006). apa implikasi
perubahan konteks ini terhadap metode Antropologi dan persoalan-persoalan apa yang
bakal dihadapi di masa mendatang, marupakan bahan diskusi dalam jurnal ini.2
berbeda dengan penelitian saya bagaimana ilmu Antropologi memahami dan
mengatasi perubahan pada masyarakat masa kini.
Bahctiar Alam, (2006) jurnal Antropologi Indonesia, Antropologi dan Civil Society:
Pendekatan Teori Kebudayaan. Tujuan penelitian ini mengkaji makna konsep civil
society dari segi teori kebudayaan antropologi, khususnya teori-teori kebudayaan
mutakhir yang dijuluki beragam sebutan seperti post modernis, post strukturalis,
postcolonial, refleksi, dan lain-lain.3
Sedangkan dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana ilmu antropologi
memahami perubahan masyarakat masa kini dan metode apa yang digunakan untuk
memahami perubahan tersebut.

1
P.m.laksono, “Konstektualisasai (pendidikan) Antropologi Indonesia” jurnal komunitas, thn 2013. Hlm 02.
2
Irwan abdullon, ”dari bounded system ke bordeless society: krisis metode antropologi dalam memahami
masyarakat masa kini”, jurnal antropologi Indonesia, thn. 2006, hlm. 186-187
3
Bahctiar alam, “antropologi dan civil society: pendekatan teori kebudayaan”, jurnal antropologi Indonesia, thn
2006, hlm. 194
E. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaplikasian ilmu Antropologi dalam kehidupan masyarakat


Indonesia, bukanlah pertama kali dilakukan. Sejumlah ahli indonesianis telah
melakukan upaya-upaya rintisan sebagai pendahuluan penelitian ini. Sebagimana sudah
disinggung dalam penelitian Irwan Abdulloh yang mengatakan bahwa Indonesia akan
menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang, kajian ini akan membuat
kesimpulan yang menyakinkan bahwa Indonesia memang benar-benar mengalami
persoalan-persoalan yang dikatakakan oleh Irwan Abdulloh.
Persoalan-persoalan yang disebabkan dari perubahan zaman yang semakin canggih atau
era digital yang semakin mumpuni. Stuart Hall pernah mengatakan bahwa diversitas,
diferensiasi, mobilitas, komunikasi, dan internalisasi sedang menjadi panglima.4
Identitas kita, nilai pribadi, dan subyektivitas sedang mengaalami proses transformasi,
yang semua ini mengatakan tanda bahwa kita sedang berada dalam era kehidupan baru.
Sesungguhnya telah menjadi kesadaran umum tentang bagaimana perubahan kehidupan
telah terjadi dengan kecepatan tinggi dan pengaruhnya dapat ditemukan dihampir
semua aspek kehidupan.
Semakin bertambah canggihnya komunikasi juga menambah pengetahuan bagi para
penggunanya. Kebudayaan barupun muncul akibat adanya perubahan. Kebudayaan
telah menjadi konsep utama dan salah satu yang paling banyak dibahas dalam
perkembangan disiplin ini. Focus terhadap perhatian masyarakat atau komunitas yang
dalam perjalanan sejarahnya mengalami perubahan yang berbeda-beda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, membawa pembahasan mengenai
perubahan menjadi satu hal yang tidak bisa dihindari.
Kebudayaan lebih dipahami sebagai suatu yang memiliki sifat dinamis sehingga dalam
prosesnya tidak steril dari perubahan yang berdampak pada modifikasi atau

4
Irwan abdulloh, “antropologi di persimpangan jalan : refleksi dari pemahaman akan tindakan kaum muda”, jurnal
antropologi, thn. 1998, hlm. 03.
pembentukan kembali(reshape) kebudayaan suatu masyarakat. 5 Kebudayaan bahkan
memiliki variasi sebagai hasil dari pengalaman dan interpretasi yang beragam manusia
atau individu yang menjadi anggota masyarakat.
Terlebih ketika fenomena globalisasi mulai marak diperbincankan oleh berbagai
kelompok atau komunitas tidak hanya akademisi tetapi juga masyarakat luas, batas-
batas budaya menjadi semakin tidak jelas. Maka dengan kajina ini akan membantu kita
untuk menemukan bagaimana kebudayaan itu muncul. Antropologi sebagai salah satu
ilmu social yang memfokuskan perhatiannya kepada aspek manusia sebagai makhluk
social dan sistem budaya, kemudian menempatkan konsep kebudayaan sebagai pusat
kajian yang terus mengalami perkembangan.
Yang perlu dilihat dalam mengkaji suatu kebudayaan adalah perilaku manusia sebagai
tindakan simbolis atau memunculkan symbol-simbol tertentu sehingga muncul
pertanyaan apakah kebudayaan dibentuk secara terpola atau merupakan kerangka
berpikir, atau kombinasi keduanya.
Kebudayaan juga tidak bersifat statis atau ajeg tetapi dinamis menurut goodenough,
untuk memahami suatu kebudayaan diperlukan pemahaman menenai bahasa yang
digunakan oleh masyarakat yang diteliti karena bahasa mengantarkan peneliti untuk
mengetahui praktek-praktek sehari-hari, nilai-nilai dan kepercayaan sebagai komponen
dalam kebudayaan yang dimiliki dan memberikan fungsi bagi masyarakat pemiliknya.6
Pada umumnya kebudayaan juga bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi
manusia dengan cara melakukan penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis
dari badan mereka dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik geografis
maupun pada lingkungan sosialnya.7 Jadi lingkungan sekitar dan kebutuhan hidup
sangat memengaruhi kebudayaan tersebut, ingat bhwa kebudayaan tidaklah bersifat
statis tetapi selalu berubah. Jika perubahan zaman dan tekhnologi semakin canggih
otomatis kebudayaan juga akan berubah dan juga akan semakin beragam.
Perubahan-perubahan banyak terjadi di sekitar kita. Kita dapat mengamati perubahan-
perubahan tersebut melalui sesuatau apa yang sedang populet pada waktu tersebut.
5
Kurnia novianti, “kebudayaan, perubahan social, dan agama dalam perspektif antropologi”,jurnal multicultural
dan multireligius, thn. 2013, hlm. 08.
6
Kurnia novianti, “kebudayaan, perubahan social, dan agama dalam perspektif antropologi”,jurnal multicultural
dan multireligius, thn. 2013, hlm. 10
7
Leonard siregar, “ antropologi dan konsep kebudayaan” jurnal antropologi papua, thn 2002. Hlm. 05.
Kepopuleran suatu barang atau kebiasaan itu akan menciptakan suatu kebiasaan baru
atau kebudayaan baru.

F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sejenis dengan penelitian kualitatif yang menggunakan metode intrpretasi penilaian
subyektif, maka penelitian ini memilih metode pendekatan fenomologi. Femenologi
ini dapat digunakan sebagai istilah umum untuk merujuk kepada semua pandangan
ilmu yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subyektifnya sebagai hal
focus untuk memahami tindakan social.
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian berjenis kualitatif, strategi pengumpulan data dapat dibagi
menjadi dua cara yaitu metode non-ineraktif dan interaktif. Metode non-interaktif
meliputi dokumentasi sedangkan interktoif meliputi wawancara dan pengamatan
peran.

3. Analisis Data

Konsep dasar analisis data adalah proses pengorganisasian data dan pengurutan
data ke dalam pola, kategori data satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja atas pembacaan terhadap data.8 Untuk memenuhi
konsep dasar analisis data ini yaitu dengan melakukan analisa data secara serentak
dan terus menerus sejak pengumpulan data dilakukan hingga selesainya
pengumpulan data dalam waktu tertentu melalui proses reduksi data.
Dalam proses reduksi data ini peneliti akan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok dari data sementara untuk mencari tema atau kategorisasi. Setalah itu peneliti
akan menyajikan data yakni data peneliti yang telah direduksi, dilakukan proses
penarasian data dalam bentuk teks. Langkah berikutnya yaitu penarikan kesimpulan
yang bersifat semenetara pula. Kesimpulan sementara ini untuk menindaklanjuti
verifikasi dengan mengumpulkan data yang kurang. Proses ini akan berlangsung

8
J. moleong,”metode penelitian kualitatif (bandung, rosdakarya, 2002), 103
secara berurutan dan berulang-ulang sampai penelitian ini sampai pada tingkatan
yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

abdulloh, irwan. "antropologi di persimpangan jalan: refleksi dari pemahaman akan tindakan kaum
muda." jurnal antropologi, 1998: 03.

abdulloh, irwan. "dari bounded system ke bardeless society: krisis metode antropologi dalam
memahami masyarakat masa kini." jurnal antropologi indonesia, 2006: 186-187.

alam, bachtiar. "antropologi dan civil society: pendekatan teori kebudayaan." jurnal antropologi
indonesia, 2006: 194.

LAKSONO, P.M. "konstektualisasi (pendidikan) antropologi indonesia." jurnal komunitas, 2013: 02.

moleong, j. metode penelitian kualitatif. bandung: rosdakarya, 2002.

novianti, kurnia. "kebudayaan, perubahan sosial, dan agama dalam perspektif antropologi." jurnal
multikultural dan multireligius, 2013: 8-10.

siregar, leonard. "antropologi dan konsep kebudayaan." jurnal antropologi papua, 2002: 05.

Anda mungkin juga menyukai