Anda di halaman 1dari 31

PENGANTAR ILMU HUKUM

OLEH:
ABIYYU SATRIO
WIBOWO
STB.3545

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN


PRODI MANAJEMEN PEMASYARAKATAN
2019

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI…………………………………………..
………........................................................... 2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..... 4

A. Latar belakang........................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………... 4
C. Tujuan penulisan.……………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 5
A. Pengertian hukum…………………………………………………………………...
B. Pengertian hukum sebagai objek ilmu hukum…..……….……..…………………..
C. Pengertian ilmu hukum sbg ilmu kaidah…………………….……………………..
D. Alasan hukum harus ditaati……………………………………………………….
E. Subjek dan objek hukum……………………………………………………………
F. Fungsi hukum sebagai ”a tool of social control”……………………….................

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………….............................. 30
A. KESIMPULAN……………………………………………………………............ 30
B. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………... 31

PENGANTAR ILMU HUKUM 2


Kata Pengantar
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,
karena atas ridho-Nya lah tugas ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
disediakan. Tidak lupa pula kepada Nabi besar kita Muhammad SAW serta para
umatnya yang sampai akhir zaman.
Tugas ini gunanya sebagai tiket untuk mengikuti ujian akhir semester 1
‘pengantar ilmu hukum’ Dengan harapan dapat lulus dan sesuai dengan harapan.
Dalam penyusunan tugas ini, tentulah masih ada yang perlu diperbaiki.
Maka dari itu penulis tugas ini sangat mengharapkan saran yang mampu
membangun untuk kesempurnaan susunan tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata, saya sampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
bersangkutan dalam penyusunan makalah atau tugas ini. Semoga sang pencipta
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita di dunia ini. Amin ya rabbal
alamin.

Depok, 29 April 2019


Penyusun,

ABIYYU SATRIO WIBOWO

PENGANTAR ILMU HUKUM 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di dalam masyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Kehidupan
bersama itu menyebabkan adanya interaksi, kontak maupun hubungan satu sama lain.
Kontak dapat berarti hubungan yang menyenangkan atau hubungan yang menimbulkan
menimbulkan konflik ataupun pertentangan.
Mengingat akan banyaknya kepentingan tidak mustahil terjadi konflik sesama
manusia, karena kepentingannya itu bertentangan. Konflik atau pertentangan terjadi
apabila dalam melaksanakan atau mengejar kepentingannya seorang merugikan orang
lain. Di dalam kehidupan masyarakat hal itu tidak dapat dihindarkan.
Maka dari itu pentingnya masyarakat untuk mengenal hukum sebagai kaidah
pengatur norma-norma sosial lebih dalam agar konflik tersebut dapat dihindarkan
sehingga fungsi hukum untuk menjamin rasa aman di masyarakat dapat terlaksana.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hukum?
2. Apa yang dimaksud Hukum sebagai objek ilmu hukum?
3. Ilmu hukum sebgai ilmu kaidah?
4. Kapankah hukum itu harus ditaati?
5. Mengapa hukum itu punya subjek dan objek?
6. Bagaimana fungsi hukum sebagai “a tool of social control”?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami pengertan hukum
2. Agar dapat memahami hukum sebagai objek ilmu huku
3. Agar dapat memahami hukum sebagai ilmu kaidah
4. Agar dapat memahami sebagaimana hukum itu terlaksana
5. Agar dapat memahami subjek dan objek hukum

PENGANTAR ILMU HUKUM 4


BAB II
PEMBAHASAN
Bagian 1
Pengertian Tentang Pengantar Ilmu Hukum

A. Pengertian Pengantar

Kata pengantar berarti membawa ke tempat yang dituju. Dalam bahasa asing juga
diartikan ‘inleiding’ (Belanda) dan ‘introducing’ (Inggris) yang berarti memperkenalkan, dalam
hal ini yang diperkenalkan adalah ilmu hukum.

P.I.H terdiri dari kata pengantar dan ilmu hukum.bila dikehendaki ilmu hukum dapat
diipecah lagi menjadi ilmu dan hukum.
Mengantar yang bearsal dari perkataan”pengantar” yang berarti membawa ketempat yang
dituju.dalam bahasa asing juga diartikan”inleiding”(Belanda) dan “introduction(inggris)yang
berarti memperkenalkan,dalam hal ini yang diperkenalkan ialah ilmu hukum,bertolak dari kata
pengantar inilah maka PIH
Merupakan basis leervak/mata pelajaran dasar yang tidak boleh ditinggalkan oleh mereka yang
ingin mempelajari masalah dan cabang-cabang ilmu hukum.
Pengertian dari segi ilmu hukum
Pengertian ilmu hukum dapat diikuti menurut berbagai pakar ilmu hukum,antara lain:
Cross memberikan definisi,bahwa ilmu hukum adalah pengeahuan hukum yang mempelajari
hukum dalam bentuk dan manifestasinya.(satjipto rahardjo1982:12).
Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal dengan nama “Jurisprudence” yang
berasal dari kata jus,juris yang berarrti hukum dan hak.”prudence”berarti melihat ke depan atau
mempunyai keahlian,dan arti umumdari jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum.(Satjipto Rahardjo 1982:10)
A. Cabang cabang ilmu hukum yang termasuk ilmu hukum.
1. J.van Apeldoorn berpendapat,bagian ilmu hukum terdiri dari
- Sosiologi hukum
- Sejarah hukum

PENGANTAR ILMU HUKUM 5


- Perbandingan hukum
2. W.L.G lemarine berpendapat bahwa bagian ilmu hukum terdiri atas
- Ilmu hukum positif
- Sosiologi hukum
- Perbandingan hukum
- Sejarah hukum,
METODE PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI PENGANTAR ILMU HUKUM
Pengantar ilmu hukum adalah sarana memperkenalkan huku.saarana pengenalan maka
PIH. Menunjukan ilmu hukum secara keseluruhan,untuk kemudahan apabila telah dikuasainya
dilanjut dengan cabang-cabang ilmu hukum.
Pengantar ilmu hukum mempelajari hukum dari segi ilmiah secara sentral dan
universal.dikatakan universal karena padanganya kepada hukum yang berlaku kapan saja dan
dimana saja,tidak dibatasi,dengan demikian pengantar ilmu hukum mempelajari hukum secara
menyeluruh,umumdan mendatar sedangkan cabang-cabang hukum dipelajari secara mendalam
atau dalam kata lain pengantar ilmu hukum mempelajari hukum secara menyeluruh sedangkan
cabang-cabang hukum tersebut menyelidiki pengertian dan asas hukum yang bersifat khusus.
Dengan menggabungkan pengetahuan ringkas mengenai keseluruhan acara dengan
pengetahuan mendalam tentang tiap-tiap bagian maka bangian-bagian tersebut akan saling isi
mengisi dan akan dapat suatu perpaduan pengetahuan yang lengkap
RUANG LINGKUP PENGANTAR ILMU HUKUM
A. Hukum sebagai objek ilmu hukum
Sebagai objek ilmu hukum memandang hukum dari segala bentuk dan
manifestnya.disini harus tertuang pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
hukum,missal
a) Apakah Hukum itu?
b) Apakah tujuan hukum?
c) bagaimana hukum itu terbentuk?
d) Apa sumber hukum?
e) Bagaimana system dan kasifikasinya?
f) Dan sebagainya.
B. Ilmu hukum sebagai norma hukum

PENGANTAR ILMU HUKUM 6


a. Hukum sebagai kaidah hukum
b. Kaidah hukum dan kaidah lainya.
C. Ilmu hukum sebagai ilmu pengetahuan
a. Subjek hukum
b. Objek hukum
c. Peristiwa hukum
d. Perbuaatan hukum
e. Hubungan hukum
f. Akibat hukum
g. Masyarakat hukum.
D. Ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan
1. Antropologi hukum
2. Sosiologi hukum
3. Sejarah hukum
4. Psikologi hukum
5. Perbandingan hukum

 B. Pengertian Ilmu Hukum

a. Menurut Cross
Segala pengetahuan hukum yang mempelajari hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
b. Menurut Curzon
Ilmu hukum adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup dan membicarakan segala hal yang
berhubungan dengan hukum.
c. Menurut Kamus Perpustakaan Hukum
Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal dengan nama ‘Jurisprudence’ yang berasal dari
kata ‘Jus’, ‘Juris’ yang artinya hukum atau hak, dan kata ‘Prudence’ berarti melihat ke depan
atau mempunyai keahlian, dan arti umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari ilmu hukum.
d. Menurut Prof. Purbacaraka dan Soerjono Soekanto

PENGANTAR ILMU HUKUM 7


1. Ilmu hukum mencakup ilmu tentang kaidah atau norma yaitu ilmu yang menelaah hukum
sebagai kaidah dengan dokmatik hukum dan sistematik hukum.

2. Ilmu tentang pengertian, ilmu tentang pengertian-pengertian hukumseperti subyek


hukum, peristiwa hukum, dan kejadian hukum.

3. Ilmu tentang kenyataan yang menyoroti hukum sebagai prikelakuan dan sikap kita
mencakup sosiologi hukum, antropologi hukum, dan fisiologi hukum.

e. PIH adalahsuatu mata pelajaran yang menjadi pengantar dan petunjuk jalan

bagi siapapun yang ingin mempelajari ilmu hukum yang ternyata sangat luas ruang lingkupnya.
Karena ilmu hukum tidak hanya membicarakan tentang perundang-undangan saja melainkan
filsafatnya, azas-azasnya, pengertian-pengertian hukum, dan konsep-konsep dasar yang tidak
terbatas pada suatu hukum tertentu dan masyarakat luas.
f. Hukum Positif

Hukum yang berlaku di suatu negara tertentu pada waktu sekarang.


Pengantar Ilmu Hukum bermaksud memberikan pengantar pertama dalam ilmu hukum secara
umum dengan memperkenalkan pengertian tentang hukum. Misalnya apa yang dimaksud dengan
peristiwa hukum, objek hukum, subjek hukum, dan seterusnya.

B. Cabang cabang ilmu hukum yang termasuk ilmu hukum.


3. J.van Apeldoorn berpendapat,bagian ilmu hukum terdiri dari
- Sosiologi hukum
- Sejarah hukum
- Perbandingan hukum
4. W.L.G lemarine berpendapat bahwa bagian ilmu hukum terdiri atas
- Ilmu hukum positif
- Sosiologi hukum
- Perbandingan hukum
- Sejarah hukum,

PENGANTAR ILMU HUKUM 8


Hukum dalaam berbagai arti
Kalau dimuka diadakan penjelasan tentang arti hukum dari segi etimologi-maka disini
akan dibahas mengenai hukum meenurur pandangan masyarakat meliputi:
1. Hukum dalam arti keputusan penguasa
2. Hukum dalam arti petugas.
3. Hukum dalam arti sikap tindak
4. Hukum dalam arti gejala sosial
5. Hukum dalam arti kebudayaan
6. Hukum dalam arti kaidah
7. Hukum dalam arti tata hukum
8. Hukum dalam arti jalinan nilai.
9. Hukum dalam arti disiplin
10. Hukum dalam arti ilmu hukum.

1) Hukum sebagai keputusan penguasa


Sebagai keputusan penguasan hukum merupakan serangkaian peraturan-peraruran
tertulis, seperti Undang-undang Dasar,Undang-undang,Keputusan presiden,peraturan
pemerintah,keputusan mentri,Peraturan daerah.peraturan tersebut dibuat oleh yang
berwenang,dalam hal ini badan legislatif misalnya Undang-undang dibuat oleh Presiden
bersama DPR,peraturan Daerah Tingkat I oleh DPRD bersama Gubernur.
2) Hukum dalam arti petugas
Diisini yang dianggap hukum adalag para petugas penegak hukum.Mereka terutama
orang awam dalam istilahnya Apeldoorn’men in the street’ melihat para petugas
polisi,jaksa,hakim sebagai hukum karena dalam kenyataannya para petufgas penegak
hukum tersebut memang menghukum oraang yang bersalah.
3) Hukum dalam arti sikap tindak
Disamping apa yang tersebut dimuka terdapat sikap tindak yang ajeg dan teratur.Yang
diartikan sebagai hukum tidak seperti bekerjanya peneggak hukum yang mengatur dan
memaksa masyarakat,maka bekerjanya sikap tindak initidak terasa.
4) Hukum dalam arti gejala sosial

PENGANTAR ILMU HUKUM 9


Filosofi yunani,Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah “zoon politicon”ialan
manusia yang hidup bermasyarakat.sejak lahir sampai meninggal manusia hidup dalam
pengalamanya diantara manusia yang lain.dalam kehidupan masyarakat itu manusia
saling membutuhkan manusia satu dengan manusia lainnya.
5) Hukum dalam arti kaidah.
Sebagai kaidah/norma/hukum ith dapat dirumuskan sebagai berikut
Ilmu hukum adalah himpunan petunjuk hiduo (perintah-perintah) dan larangan-larangan
yanh mengatur tata tertib dalam sesuatu masyarakat yang bersangkutan.
Dengan demikian setiap anggota masyarakat wajib menaati petunjuk-petunjuk hidup
sedemikan rupa,sehinngga terjadi kediisiplinaan
6) Hukum dalam arti kedisiplin.
Disiplin meliputi ilmu hukum,politik hukum dan filsafat hukum yakni:
 Ilmu hukum adalah ilmu yanh berusaha menelaah hukum dalam segala bentuk
dan manifestasinya.
 Politik hukum ialah ilmu hukum yang mempelajari hukum untuk mencapai tujuan
hukum yang dicita-citakan oleh masyarakat tertentu.
 Filasafat hukum adalah ilmu pengetahuan hukum yaang mempelari dan
merenungkan hakikat akan didalam ilmu ini dikemukaan dasar-dasar kekuatan yg
menyingkat dari pada hukum.
7) Hukum dallam arti ilmu hukum.
Hukum daalam arti sebagai ilmu hukum berarti ilmu tentang kaidah atau norma
wissenschaaft atau sollen wissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai
kaidah,attau sistem kaidah-kaidah,dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum.
8) Hukum dalam arti tata hukum.

Hukum dalam arti tata hukum adalah hukum yang sedang berlaku di suatu negara.ttata hukum
biasanya disebut hukum positif atau ius constitutum. Hukum ini saaling berhubungan dan saling
menguntungkan tata hukum meliputi perbuatan apa yang boleh dilakukan dan perbuatan apa
yangtidak boleh dilakukan.juga mengenai hak,kewajiban dan wewenang

PENGANTAR ILMU HUKUM 10


 C. Peran dan Fungsi PIH

1. Memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum.

2. Memperkenalkan ilmu hukum yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk -beluk
daripada hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.

3. Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, maksud dan tujuan dari bagian-bagian
yang penting daripada hukum serta bertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum.

4. Merupakan dasar dalam rangka studi hukum. Tanpa mempelajari ilmu hukum secara
tuntas, tidak akan memperoleh pengertian yang baik tentang berbagai cabang ilmu hukum.

5. Mengkualifikasikan mata pelajaran, pendahuluan, pembukaan ke arah ilmu pengetahuan


hukum pada tingkat persiapan.

 D. Cabang-cabang Ilmu Hukum

a. Menurut J. Van Apeldoorn


Berpendapat bahwa sebagian ilmu hukum terdiri dari sosiologi hukum, sejarah hukum, dan
perbandingan hukum
b. Mnurut J. B.H Bolleprond
Ilmu hukum terdiri dari: dokmatik hukum, sejarah hukum, perbandingan hukum, politik hukum,
dan ajaran ilmu hukum umum.

c. Menurut Unoedhock
Berpendapat bahwa ilmu hukum terdiri dari : ilmu hukum positif, sosiologi hukum,
perbandingan hukum, ilmu hukum dokmatik.
d. Menurut Imanuel Kant
Sejarah Pengertian Hukum, pada 200 tahun yang lalu Immanuel kant beserta para Yuris masih
mencari pengertian hukum sampai sekarang dalam hal kesempurnaanya.

“noch suchen die jueshen und definden zu ihren berichte van richt”

PENGANTAR ILMU HUKUM 11


 H. Penngertian Hukum Menurut Para Ahli

1. Prof. Dr. Kusumaatmadja


Adalah keseluruhan kaidah-kaidah serta azas-azas yang mengatur pergaulan hidup dalam
masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban juga meliputi lembaga-lembaga, dan proses-
proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu dalam masyarakat.

2. Prof. Utrecth
Adalah himpunan peraturan-peraturan (prenta-prenta atau larangan-larangan) yang mengurus tata
tertib dala masyarakat dan ditaati oleh masyarakat itu.

3. S.M. Amin
Adalah kumpulan peraturan-peraturan yanmg terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi dan
tujuan hukum adalah mengadilkan ketertiban dalam khidupan manusia, sehingga ketertiban
tercapai.

4. M.H Tirtaanidjaya, S.H


Adalah semua aturan(norma) yang harus dituruti dalam aturan tingkah laku, tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman harus membayar kerugian jika melanggar aturan tersebut

5. Prof.J.Van Kant
Adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan penghidupan yang bersifat memaksa yang dijadikan
untuk melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.

Kesimpulan.

Dari definisi-definisi yang dbuat oleh pakar hukum terlihat bahwa definisinya berbeda-beda. Hal
tersebut berarti bahwa hukum memang sulit,dan untuk didefiisikan.

PENGANTAR ILMU HUKUM 12


 I. Unsur-unsur Hukum

Hukum meliputi beberapa unsur:


1. Peratuiran tingkah laku manusia.
2. Peraturan diadakan oleh lembaga resmi dan berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi bagi para pelanggar peraturan itu adalah tegas.

 J. Ciri-ciri Hukum

1. Adanya prenta-prenta atau larangan-larangan


2. Larangan dan prenta itu harus ditaati
3. Harus ada sanksi hukum yang tegas

Hubungan Hukum adalah suatu hubungan antara lembaga dan mahasiswa yang untuk
menyeimbangkan hak dan kewajiban. Tujuan hukum adalah untuk ketertiban. Setiap orang harus
bertingkah laku sedemikian rupa sehingga perilaku masyarakat baik. Hukum merupakan
peraturan yang beraneka ragam dan mengatur hubungan orang
dalammasyarakat.Hukum mewujudkan nilai dalam peraturan masyarakat yang merupakan
kaidah hukum atau norma hukum. Setiap orang yang melanggar kaidah hukum akan mendapat
sanksi berupa akibat hukum tertentu yang nyata (seperti hukum pidana).
Hukum dalam berbagai arti (masyarakat memberi arti hukum masin-masing):

1. Hukum dalam arti keputusan penguasa, adalah masyarakat menganggap hukum sebagai
keputusan penguasa, seperti undang-undang.

2. Hukum dalam arti petugas, adalah hukum berarti polisi, jaksa, hakim yang melaksanakan
tugasnya.

3. Hukum dalam arti sikap tindak, adalah hukum yang terus-menerus dan diulang-ulang.

4. Hukum dalam arti gejala sosial, adalah hukum itu dimana ada masyarakat disana ada
hukum.

Ketertiban dalam masyarakat diatus dalam beberapa norma, yaitu kaidah sosial:

PENGANTAR ILMU HUKUM 13


1. Norma agama, sumbernya kitab suci, tujuannya supaya menjadi manusia yang beriman,
sanksinya apabila dilanggar akan mendapat dosa.

2. Norma kesusilaan, sumbernya hati nurani, tujuannya agar menjadi orang yang berbudi
baik, sanksinya apabila dilanggar akan menimbulkan rasa penyesalan.

3. Norma kesopanan, sumbernya pergaulan, tujuannya supaya dapat hidup bersama secara
damai, sanksinya apabila dilanggar, maka akan dikucilkan.

4. Norma hukum, sumbernya pemerintah, tujuannya supaya tercipta ketertiban, sanksinya


bersifat tegas.

Hubungan antara norma agama dengan norma hukum:


Jika manusia mematuhi norma agama, maka angka pelanggaran bisa dikurangi, jadi masyarakat
akan tertib, tertib adalah tujuan norma hukum. Dan sebaliknya, bila norma agama sudah
dilanggar, maka kelak norma hukum sudah pasti akan dilanggar. Ketika norma hukum dilanggar,
maka akan mendapat sanksi yang tegas, misalnya penjara. Sehingga akan ada efek jera lalu
bertaubat. Karena di LP diajarkan berbagai keterampilan, salah satunya agama. Jadi, norma
hukum mendukung tujuan norma agama, yaitu membuat pribadi yg religious.

 K. Dimana Hukum Ditemukan?

Ada 2 teori:

1. Klasik yang dipelopori oleh Tumasep, Menurut teori ini hukum ditemukan dimasyarakat
yag mempunyai peradaban yang tinggi.

2. Modern dipelopori oleh Cecero, Menurut teori ini dimana ada masyarakat disana ada
hukum.

Hukum terdapat dimana saja antara lain:

1. Hukum terdapat diseluruh dunia asal ada masyarakat. Hukum ada dimana saja pada
setiap waktu dan setiap bangsa.

PENGANTAR ILMU HUKUM 14


2. Hukum terdapat diseluruh dunia asal ada kehidupan manusia.

3. Menurut ahli sosiologi dan antropologi budaya megahasilkan bukti-bukti bahwa hukum
ada dimana saja, dimana ada masyarakat disana terdapat hukum, tidak terdapat batas modern
atau batas primitif.

4. Peran hukum dalam masyarakat

Mengenai manusia sebagai makhluk, menurut Aristoteles manusia adalah Zonpoloticon artinya
makhluk yang selalu ingin hidup bersama atau bermasyarakat. Oleh karenanya tiang anggota
masyarakat punya hubungan antara satu dengan yang lain.

 L. Hubungan Hukum

Hubungan hukum adalah hubungan antara 2 subjek atau lebih dimana hak dan kewajiban suatu
pihak bertemu dengan hak dan kewajiban pihak lain.
Peranan hukum ada 2 yaitu:
1. Menyelesaikan perselisihan
2. Melakukan suatu kegiatan
Fungsi hukum ada beberapa antara lain:

1. Alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat, adalah petunjuk untuk kehidupan.
Manusia dalam masyarakat hukum menunjukan mana yang baik mana yang buruk.

2. Sarana mewujudkan keadilan sosial lahir batin, adalah adil apabila tiap orang dibiarkan
haknya.

3. Sarana penggerak pembangunan, adalah daya penggerak dari hukum dapat digunakan
atau didayagunakan untuk menggerakkan pembangunan. Disini hukum dijadikan alat untuk
membawa masyarakat ke arah yang ebih maju.

4. Fungsi kritis, adalah daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada
aparatur pengawasan pada aparatur pemrintah (petugas) saja melainkan aparatur penegak
hukum termasuk didalamnya.

PENGANTAR ILMU HUKUM 15


 M. Mengapa Hukum Ditaati?

a. Ada beberapa macam teori:

1. Teori theokrasi, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena menganggap bahwa
hukum adalah perintah Tuhan. Daam hal ini hukum dikaitkan dengan agama. Teori ini berlaku
bagi orang yang fanatik dengan agama dan tunduk kepada hukum.

2. Teori kedaulatan rakyat (perjanjian masyarakat), Menurut teori ini, hukum harus ditaati
karena seolah-olah waktu awal membentuk negara ada perjanjian antara yang memerintah
dengan yang diperintah.

3. Teori kedaulatan negara, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena negara
mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga negara bisa memaksakan kehendak kepada
rakyatnya tersebut.

4. Teori kedaulatan hukum, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena hukum itu sesuai
dengan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat (hukum itu dianggap cocok).
Setiap orang itu mempunyai perasaan hukum buktinya ia bisa membedakan mana yang adil
mana yang tidak adil.

5. Teori mahzab hukum alam atau kodrat alam, Menurut teori ini, hukum adalah suatu
aliran yang menelaah hukum dengan bertitik tolak dari keadilan yang mutlak, artinya bahwa
keadilan tidak boleh diganggu.

b. Menurut para ahli


1. Menurut Prof. Kusumaatmadja
– Orang menaati hukum karena dia taat dan shaleh serta dapat membedakan mana yang baik
mana yang buruk.
– Orang menaati hukum karena pengaruh masyarakat disekelilingnya. Kemudia ia perhitungkan
lebih menguntungkan menaati hukum daripada melanggarnya.
– Ada orang mentaati hukum atau peraturan karena tidak ada pilihan lain akhirnya dapat
dikatakan bahwa orang mentaati hukum karena semua faktor diatas.
2. Menurut Utrech
Orang mentaati hukum karena bermacam-macam sebab:

PENGANTAR ILMU HUKUM 16


– Karena orang merasakan bahwa peraturan itu dirasakan sebagai hukum mereka benar-benar
berkepentingan akan berlakunya hukum tersebut.
– Karena harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman karena kalau ada melanggarnya akan
terkena sanksi.
– Karena ada masyarakat yang menghendaki.
– Karena adanya paksaan sosial.
Hukum ditaati orang karena hukum itu bersifat memaksa, dapat dilihat dari pernyataan sarjana.
3. Prof. Dr. P.Beirst
Menurutnya hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia didalam
masyarakat yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata atau damai
dan keadilan.
4. Prof. Dr. J.P.Vankan
Menurutnya hukum adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hidup yang bersifat memaksa.

 N. Tujuan Hukum

Adapun tujuan pokok hukum antara lain:

1. Mencitakan tatanan masyarakat yang tertib.

2. Menciptakan keseimbangan dan ketertiban.

3. Dengan tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan keputusan manusia akan


terlindungi. Dalam mencapai tujuannya hukum bertugas membagi hak dan kewajiban membagi
hak dan kewajiban antar perorangan dalam masyarakat membagi wewenang dan mengatur
memecahkan masalah hukum serta memelihara masalah hukum.

4. Pendaat para sarjana lainnya. Tujuan hukum adalah untuk kedamaian, keadilan, dan
untuk kebaikan, dan untuk kepastian hukum.

Dalam literatur ada beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu:

1. Teori etis, Menurut teori ini hukum semata-mata mewujudkan keadilan. Teori ini
dikemukakan oleh seorang filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam karyanya Etika dan Retonika.

PENGANTAR ILMU HUKUM 17


Bahwa hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi pada setiap orang yang ia berhak
menerimanya. Untuk ini tentu saja persamaan hukum dibuat untuk setiap orang.

2. Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata mewujudkan yang
berfaedah, hukum bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-banyaknya.

3. Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan hukum adalah semata-mata untuk mencipatakan
kepastian hukum.

4. Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk ketertiban. Tujuan lain
adalah hargai keadilan yang berbeda-beda isi menurut keadilan dan zamannya.

Tujuan hukum menurut para ahli


1. Prof. J.Belle Froid
Isi hukum itu ditentukan oleh:
– Keadilan
– Faedah
2. Van Apeldoorn
Tujuan hukum adalah untuk mengatur pergaulan hidup secara damai. Hukum menghendaki
kedamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi keputusan manusia
yaitu kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta benda dan lain-lain.
3. Dr. Wiryono
Tujuan hukum dalam bukunya “Projodjokoro” yaitu perbuatan melanggar hukum.
Mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah mengadakan keselamatan kebahagiaan, dan tata
tertib dalam masyarakat. Ia mengatakan bahwa masing-masing anggota masyarakat mempunyai
keputusan yang beraneka ragam.
4. Prof. Subekti,S.H.
Tujuan hukum menurut teori ini adalah mengabdi pada tujuan negara yang intinya adalah
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan negara.

 O. Sanksi Hukum

Hukuman ditujukan kepada seseorang yang melanggar hukum atau degan kata lain adalah reaksi
dari masyarakat berbeda dengan sanksi sosial, sanksi hukum diatur oleh hukum baik mengenal
ruang lingkup cara pelaksanaan tahanan berat ringan hukuman, upaya yang tersedia bagi

PENGANTAR ILMU HUKUM 18


tersangka untuk mebuktikan kesalahan untuk menangkis tujuan yang menuju padanya.
Sanksi hukum bentuk perwujudan yang jelas dari kekuasaan negara dalam pelaksanaan untuk
ditaatinya hukum. Bentuk perwujudan jelas dari sanksi hukum tampak dalam hukum pidana
dalam perkara pidana. Si tersangka berhadapan dengan negara sebagai pengemban kepentingan
umum yang diwakili oleh penuntut umum dalam negara hukum penerapan sanksi hukum itu
dilaksanakan menurut tata cara yang dituang dalam KUHP (hukum materiil) ,KUHAP (hukum
formil)
Dalam menjalankan haknya untuk memaksakan ditaatinya hukum tetap memperhatikan hak
terdakwa sebagai warga negara dan manusia (penjelmaan sila peri kemanusiaan).
HAP dari suatu negara yang dimuat untuk azas yang penting adalah bahwa:
– Si tersangka berhak untuk membela dirinya.
– Bahwa seseorang dianggap tidak bersalah sebelum terbukti dalah di persidangan.
Hukum pidana sendiri memuat suatu azas pokok yang selalu memasukan menjamin kepastian
hukum sekaligus melindungi warga negara yaitu azas yang melarang diadakan penuntunan tanpa
ada uu yang menetapkan bahwa pebuatan itu tindak pidana (azas legalitas).

 P. Penegakan Hukum

Penegakan hukum harus memuata rasa keadilan, rasa kegunaan. Perlindunga kepentingan
manusia harus dilaksanakan. Pelaksaaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai tetapi
dapat tetapi dapat juga terjadi pelanggaran hukum.
Apabila terjadi juga pelanggaran hukummaka hukum yang dilanggar itu harus ditegakan.
Melalui, penegakan hukum inilah hukum ini menjadi kenyataan.

Ada 3 unsur yang perlu diperhatikan untuk penegakan hukum ini:


1. Kepastian hukum
2. Kemanfaatan hukum
3. Keadilan hukum
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setipa orang mengharapkan dapat ditetapkannya
hukum. Dalam hal peristiwa konkret hukumlah yang harus berlaku pada dasarnya tidak boleh

PENGANTAR ILMU HUKUM 19


menyimpang. Sesuai peribahasa hukum “ Fiat juslitia et perereat moudus” yang artinya
meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan.
Hal itulah yang diinginkan oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan
Yustisiabel (pencari keadilan) terhadap tindakan sewenang-wenang yang berarti bahwa
seseorang akan dapat memperoleh apa yang diharapkan masyarakatnya. Mengaharapkan adanya
kepastian hukum masyarakat akan leih tertib. Kepastian hukum diwujudkan oleh hukum dengan
sifatnya yang hanya membuat suatu aturan hukum memberi petunjuk kepada kita apa yang benar
apa yang tidak.
Hukum untuk manusia maka harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan
sampai justru karena hukumnya dilaksanakan ditegakan timbul keresahan dalam masyarakat.
Unsur yang ketiga adalah keadilan, masyarakat berkepentingan bahwa pelaksanaan dan
penegakan hukum keadilan diperhatikan.

 Q. Kodifikasi Hukum

Kodifikasi hukum adalah pembukuan jenis hukum tertentu dalam kitab UU secara sistematis dan
lengkap.
Unsur-unsur kodifikasi:
1. Jenis hukum tertentu
2. Sistematis
3. Lengkap

Tujuan kodifikasi:
1. Kepastian hukum
2. Penyederhanan hukum
3. Kejahatan hukum
Timbulnya kodifikasi karena tidak adanya kesatuan dan kepastian hukum. Kodifikasi pertama itu
ada di Prancis yaitu Code civil atau Civil Law.
Hukum ada 2 :
a. Hukum tertulis
– Hukum tertulis yang dikodifikasikan (KUHP,KUH perdata, KUH pidana)
– Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan

PENGANTAR ILMU HUKUM 20


UU TPK (Tindak Pidana Korupsi)
UU TPE ( Tindak Pidana Ekonomi)
UU TPS (Tindak Pidana Supersi)
UU Narkotika
b. Hukum tidak tertulis
Perkembangan Kodifikasi hukum
Dengan adanya Code Civil atau Code Napoleon timbulah anggapan bahwa:
1. Seluruh permasalahan hukum sudah tertampung dalam suatu UU Nasional
2. Diluar uu tidak ada hukum. Uu sudah lengkap dan sempurna serta tidak mempunyai
kekurangan-kekurangan
3. Hakim hanya menjalankan uu yang berlaku disebuah negara
Anggapan tersebut (UU lengkap/sempurna) merupakan aliran yang dinamakan aliran legisme/
wettelijk positivisme atau positivisme perundang-undangan dengan pedoman diluar uu tidak ada
hukum. Pendukung dari aliran ini yaitu Montesquie dan JJ Rosseau.
Perkembangan Kodifikasi di Indonesia
B.W belanda berlaku sejak 1 mei 1948 bagi penduduk Hindia Belanda yang merupakan
golongan Eropa. Kemudian berturut-turut diperluas berlakunya B.W tersebut adalah pada tahun
1917 dinyatakan berlaku bagi golongan Timur Asing lainnya, dan pada tahun 1938 diberlakukan
kepada penduduk asli Hindia Belanda golongan Bumi Putera.
Pada 18 agustus menetapkan berlakunya UUD 1945 terhitung sejak tanggal 17 agustus 1945.
Dengan demikian yang berlkau hanya UUD 1945 saja. Maka dari hal itu bisa dikatakan
terjadinya kekosongan hukum (rechtsvacuum). Untuk mengisi kekosongan hukum ini diadakan
hukum peralihan atau transitoir rechtyang berwujud pasal II aturan peralihan UUD 1945 yang
berbunyi:
“segala badan kenegaraan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum
diadakan yang baru”. Contoh kodifikasi yaitu KUHP,KUH Perdata,KUH Pidana.

 R. Aliran-aliran Hukum Dalam Masyarakat

Ada 3 aliran tentang hubungan hukum dan UU yaitu:


1. Aliran Legisme
Karena adanyan kepastian hukum kodifikasi menganggap bahwa:

PENGANTAR ILMU HUKUM 21


a. Diluar uu tidak ada hukum
b. Sumber hukum satu-satunya adalah uu
c. Hakim memutus perkara berdasarkan uu
d. Hakim hanya sebagai terompet uu
e. Terbentuknya
2. Aliran Rechtslehre
Adalah yang bertolak belakang dengan aliran legisme. Dan mengatakan bahwa hukum hanya
terdapat diluar uu. Hakim memutus berdasarkan keyakinan hakim. Satu-satunya sumber hukum
adalah yurisprudensi.
3. Aliran Rechtvinding
Adalah sumber hukum ada beberapa macam:
a. UU
b. Putusan hakim
c. Kejaksaan
d. Tata negara
e. doktrin
Aliran yang dipergunakan di Indonesia adalah aliran Rechtvinding berarti hakim memutus
perkara berdasarkan uu dan hukum lainnya yang berlaku didalam masyarakat secara terbatas.
Tindakan halim tersebut dihubungi oleh hukum.
Dalam pasal 22 AB menyatakan bahwa hakim memutus perkara berdasarkan diluar UU. Hakim
tidak dapat menolak suatu perkara dengan alasan bahwa tidak ada uu atau uu tidak jelas dalam
pasal 1 ayat 1 KUHP yaitu Azas Legalitas yaitu azas yang menyatakan bahwa untuk menentukan
suatu perbuatan-perbuatan tindak pidana UU harus menyebutnya secara jelas atau menurut pasal
1 ayat 1 KUHP.

 S. Pengisian Kekosongan Hukum

Yang dimaksud dengan pengisian kekosongan hukum adalah ada hal-hal yang dihadapi oleh
hakim ternyata belum ada uunya. Tapi dalam hal kekosongan hukum ternyata yang dihadapkan
oleh hakim itu mempunyai kesamaan dengan yang diatur secara tegas dalam uu itu, sehingga
hakim dapat mengisi kekosongan hukum.
Pekerjaan pembuatan uu mempunyai 2 aspek:

PENGANTAR ILMU HUKUM 22


– Pembuat UU hanya menetapkan peraturan-peraturan umum saja: pertimbanga-pertimbangan
tentang hal-hal yang konkret diserahkan kepada hakim.
– Pembuat UU selalu ketinggalan dengan kejadian-kejadian sosial yang timbul kemudian
didalam masyarakat. Maka hakim sering menambah UU.
Jika hakim menambah peraturan perundang-undangan, berarti bahwa hakim mengisi kekosongan
(leemten) dalam sistem hukum formil dari tata hukum yang berlaku.
Untuk mengisi kekosongan hukum ini dengan jalaan kontruksi hukum (membuat atau
menemukan hukum) ada 3 cara atau bentuk unsur hukum:

1. Penafsiran analogis, Penafsiran suatu peraturan hukum dengan memberi ibarat atau kias
pada kata-kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya. Sehingga suatu peristiwa yang
sebenarnya tidak dapat dimasukan lalu dianggap sesuai dengan bunyi perbuatan tersebut.

2. Penghalusan Hakim, Adalah memberlakukan hukum sedemikian rupa (secara halus)


sehingga seolah-olah tidak ada pihak yang disalahkan. Penghalusan hukum dengan cara
mempersempit berlakunya suatu pasal merupakan kebalikan dari analogi hukum. Penghalusan
ini bermaksud untuk mengisi kekosongan dalam sistem UU. Penghalusan hukum merupakan
penyempurnaan sistem hukum oleh hakim.

3. Argumentum Contrario, Penafsiran UU yang didasarkan atas pengingkaran yang artinya


berlawanan pengertian antara soal yang dihadapi dengan soal yang diatur dalam suatu pasal
dalam UU. Masalah perkara yang dihadapi tidak termasuk pasal yang dimaksud, masalahnya
berada diluar peraturan perundang-undangan.

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan
tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,
mencegah,terjadinya kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarakat berhak untuk memperoleh
pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau
ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun tidak tertulis untuk mengatur kehidupan
masyarakat dan menyediakan sanksi untuk orang yang melanggarnya.

PENGANTAR ILMU HUKUM 23


Hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Hukum berdasarkan bentuknya: Hukum tertulis dan tidak tertulis
 Hukum berdasarkan wilayah berlakunya: Hukum local, hukum nasional, dan
hukum Internasional.
 Hukum berdasarkan fungsinya: Hukum materil dan hukum formal.
 Hukum berdasarkan waktunya: Ius constitutum, Ius constituendum, Lex
naturalis/hukum alam.
 Hukum berdasarkan isinya: Hukum publik, hukum antar waktu, dan hukum
private. Hukum public sendiri dibagi menjadi hukum tata Negara, hukum
administrasi Negara, Hukum pidana, dan hukum acara. Sedangkan hukum
privat dibagi menjadi hukum pribadi, hukum keluarga, hukum kekayaan, dan
hukum waris.
 Hukum berdasarkan pribadi: Hukum satu golongan, hukum semua golongan,
dan hukum antar golongan.
 Hukum berdasarkan wujudnya: Hukum obyektif, dan hukum subyektif.
 Hukum berdasarkan sifatnya: Hukum yang memaksa dan hukum yang
mengatur.

C. Pertama kali Hukum di Indonesia


Tata hukum di Indonesia ditetapkan oleh masyarakat Hukum Indonesia,
ditetapkan oleh Negara Indonesia. Lahirnya tata Hukum di Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, dibentuklah tata hukumnya itu dinyatakan dalam :
1. Proklamasi Kemerdekaan: “Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”,
2. Pembukaan UUD-1945: “Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu susunan Undang-undang dasar Negara Indonesia…”
Pernyataan itu mengandung arti:

PENGANTAR ILMU HUKUM 24


1. Menjadikan Indonesia suatu Negara yang merdeka dan berdaulat
2. Pada saat itu menetapkan tata hukum Indonesia, sekedar mengenai bagian yang
tertulis.
D. Pemisahan Pengantar Ilmu Hukum(PIH) dan Pengantar Hukum Indonesia(PHI).
Perbedaan dan hubungan antara PIH dengan pengantar hukum Indonesia (PHI)
adalah sebagai berikut.
1. Keduanya memiliki objek kajian yang berbeda, yaitu objek kajian PIH adalah
pengertian-pengertian dasar dan teori-teori ilmu hukum serta membahas hukum
pada umumnya, dan tidak terbatas pada hukum yang berlaku di tempat atau di
Negara tertentu saja, tetapi juga hukum yang berlaku di tempat atau Negara lain
pada waktu kapan saja (ius constitutum dan ius constituendum). Sedangkan
objek kajian PHI adalah mempelajari atau menyelidiki hukum yang sekarang
sedang berlaku atau hukum positif di Indonesia (ius constitutum).
2. PIH berfungsi sebagai dasar bagi setiap orang yang akan mempelajari hukum
secara luas beserta berbagai hal yang melingkupinya, sedangkan PHI berfungsi
untuk mengantarkan setiap orang yang akan mempelajari hukum yang sedang
berlaku atau hukum positif Indonesia.
Akan tetapi, antara PIH dan PHI tetap merupakan dua mata kuliah yang memiliki
hubungan yang erat. Hubungan yang erat itu, dapat mengantar bagi yang
mempelajarinya pada suatu kesimpulan, bahwa PIH menelaah hukum secara luas
dan komprehensif, tetapi dalam PHI secara khusu mempelajari hukum yang sedang,
atau akan diberlakukan pada waktu tertentu di Indonesia. Adapun hubungan antara
PIH dengan PHI dapat dilihat pada dua hal, sebagai berikut.
1. Keduanya merupakan mata kuliah dasar keahlian yang mempelajari atau
menyelidiki hukum sebagai ilmu.
2. PIH merupakan dasar atau penunjang dalam mempelajari PHI, artinya PIH
harus dipelajari terlebih dahulu sebelum PHI.
E. Alasan hukum harus ditaati

F. Subjek dan objek hukum

PENGANTAR ILMU HUKUM 25


 Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi
pendukung(dapat memiliki) hak dan kewajiban. Subjek hukum ini, dalam kamus
ilmu hukum disebut juga “orang” atau “pendukung hak dan kewajiban”. Dengan
demikian, subjek hukum memilki kewenangan untuk bertindak menurut tata cara
yang ditentukan atau dibenarkan hukum.
Adapun subjek hukum (orang) yang dikenal dalam ilmu hukum adalah manusia
dan badan hukum.
1. Manusia (natuurlijk persoon) menurut hukum adalah setiap orang yang
mempunyai kedudukan yang sama, selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada
prinsipnya, orang sebagai subjek hukum dimulai sejak ia lahir dan berakhir
setelah meninggal dunia. Namun ada pengecualian menurut pasal 2 KUHPerdata,
bahwa bayi yang masih dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir dan
menjadi subjek hukum, apabila kepentingan menghendaki (dalam hal menerima
pembagian warisan). Apabila bayi tersebut lahir dalam keadaan meninggal dunia,
menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada, sehingga ia bukan subjek hukum
(tidak menerima pembagian warisan).
Akan tetapi, ada golongan manusia yang dianggap tidak cakap bertindak atau
melakukan perbuatan hukum, golongan ini disebut personae miserabile, sehingga
mengakibatkan mereka tidak dapat melaksanakan sendiri hak-hak dan
kewajibannya. Jadi, untuk menjalankan hak-hak dan kewajibannya, harus diwakili
oleh orang tertentu yang ditunjuk, yaitu walinya.
Golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum(personae miserabile)
tersebut, dalam arti tidak dapat melakukan perbuatan hukum di bidang
keperdataan atau harta benda, adalah sebagai berikut.
a. Anak yang masih di bawah umur atau belum dewasa (belum berusia 21
tahun), dan belum kawin/nikah.
b. Orang dewasa yang berada di bawah pengampuan (curatele), disebabkan oleh
sebagai berikut.
1) Sakit ingatan: gila, orang dungu, penyakit suka mencuri (kleptomania),
khususnya penyakitnya.

PENGANTAR ILMU HUKUM 26


2) Pemabuk dan pemboros (ketidakcakapannya khusus dalam peralihan hak
di bidang harta kekayaan)
3) Isteri yang tunduk pada pasal 110 BW/KUH-Perdata. Namun berdasarkan
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 tahun 1963, setiap
isteri sudah dianggap cakap melakukan perbuatan hukum. Isteri yang yang
ditempatkan di bawah pengampuan berdasarkan penetapan hakim yang
disebut “kurandus”.
2. Badan hukum (rechts person), suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh
hukum dan mempunyai tujuan tertentu. Badan hukum terbagi atas dua macam,
yaitu sebagai berikut.
a. Badan hukum privat, seperti perseroan terbatas(PT), firma, CV, badan
koperasi, yayasan, dan sebagainya.
b. Badan hukum public, seperti Negara (mulai dari pemerintah pusat, sampai
pemerintah desa), dan instansi pemerintah.
Keberadaan suatu badan hukum, menurut teori ilmu hukum ditentukan oleh empat
teori yang menjadi syarat suatu badan hukum agar tergolong sebagai subjek
hukum, yaitu sebagai berikut.
a. Teori fictie, yaitu badan hukum dianggap sama dengan manusia (orang)
sebagai subjek hukumn dan hukum juga member hak dan kewajiban.
b. Teori kekayaan bertujuan, yaitu harta kekayaannya dari suatu badan hukum
mempunyai tujuan tertentu, dan harus terpisah dari harta kekayaan para
pengurusnya atau anggotanya.
c. Teori pemilikan bersama, yaitu semua harta kekayaan badan hukum menjadi
milik bersama para pengurusnya atau anggotanya.
d. Teori organ, yaitu badan hukum itu harus mempunyai organisasi atau alat
untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan, yaitu
para pengurus dan aset (modal) yang dimiliki.
 Objek Hukum
Objek hukum adalah “segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum, dan
dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum”. Menurut terminology
(istilah) ilmu hukum, objek hukum disebut pula “benda atau barang”, sedangkan

PENGANTAR ILMU HUKUM 27


“benda atau barang” menurut hukum adalah “segala barang dan hak yang dapat
dimiliki dan bernilai ekonomis”, dan dibedakan atas berikut ini.

1. Benda berwujud dan benda tidak berwujud (pasal 503 KUH-Perdata).


a. Benda yang berwujud, yaitu segala sesuatu yang dapat dicapai atau dilihat
dan diraba oleh panca indera. Contohnya rumah, meja, kuda, pohon
kelapa, dan sebagainya.
b. Benda tidak berwujud, yaitu segala macam benda yang tidak berwujud,
berupa segala macam hak yang melekat pada suatu benda. Contoh, hak
cipta, hak atas merek, hak atas tanah, hak atas rumah, dan sebagainya.
2. Benda bergerak dan benda tidak bergerak (Pasal 504 KUH-Perdata).
a. Benda bergerak, yaitu setiap benda yang bergerak, karena:
1) Sifatnya dapat bergerak sendiri, seperti hewan (ayam, kerbau, kuda,
ayam, kambing dan sebagainya);
2) Dapat dipindahkan, seperti kursi, meja, sepatu, buku, dan sebagainya;
3) Benda bergerak karena penetapan atau ketentuan undang-undang,
yaitu hak pakai atas tanah dan rumah, hak sero, hak bunga yang
dijanjikan, dan sebagainya.
b. Benda tidak bergerak, yaitu setiap benda yang tidak dapat bergerak sendiri
atau tidak dapat dipindahkan, karena:
1) Sifatnya tidak bergerak, seperti gunung, kebun, dan apa yang didirikan
di atas tanah, termasuk apa yang terkandung dalamnya;
2) Menurut tujuannya, setiap benda yang dihubungkan dengan benda
yang karena sifatnya tidak bergerak, seperti wastafel di dalam kamar
mandi, tegel (ubin), alat percetakan yang ditempatkan di gudang, dan
sebagainya;
3) Penetapan undang-undang, yaitu hak atas benda tidak bergerak dan
kapal yang tonasenya/beratnya 20m3.
Urgensi pembedaan atas “benda bergerak” dan “benda tidak bergerak” yang
diberikan oleh hukum, adalah dalam kaitannya dengan pengalihan hak, yaitu
terhadap benda bergerak, cukup dilakukan dengan penyerahan langsung saja.

PENGANTAR ILMU HUKUM 28


Sedangkan benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan surat atau akta
balik nama.
G. Fungsi Hukum sebagai “a tool of social control”
Fungsi hukum sebagai sarana social control bertujuan untuk memberikan suatu
batasan tingkah laku masyarakat yang menyimpang dan akibat yang harus diterima
dari penyimpangan itu. Misalnya, membuat larangan-larangan, tuntutan, pemberian
ganti rugi, dan sebagainya. Penggunaan hukum sebagai sarana social control dapat
berarti hukum mengontrol tingkah laku masyarakat. Maksudnya, hukum berfungsi
memberikan suatu batasan tingkah laku warga masyarakat yang dianggap
menyimpang dari aturan hukum, serta apa akibat (sanksi) dari penyimpangan itu.
Misalnya, menentukan larangan-larangan, tuntutan, pemberian ganti rugi, dan
sebagainya, dengann maksud agar warga masyarakat tidak tergoda untuk
berperilaku yang dilarang oleh hukum atau bagi yang terlanjur melakukannya akan
dasar dengan adanya penerapan sanksi hukum tadi.

PENGANTAR ILMU HUKUM 29


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rangkaian dan analisa diatas, dimana telah dijelaskan awal mulanya hukum
di Indonesia, kemudian perbedaan dan hubungan antara PIH dan PHI, yang dimana
kedua-duanya adalah mata kuliah yang mempunyai hubungan erat. Hubungan yang
erat itu, dapat mengantar bagi yang mempelajarinya pada suatu kesimpulan, bahwa
PIH menelaah hukum secara luas, tetapi PHI secara khusus mempelajari hukum
yang sedang, atau akan diberlakukan pada waktu tertentu di Indonesia.
Hakikat subjek dan objek hukum begitu penting bagi peninjauan fungsi hukum
sendiri. Hukum juga sangat penting di masyarakat karena tujuan hukum sendirii
tidak hanya melindungi kepentingan masyarakat namun mewujudkan masyarakat
yang terlindungi kepastian hukum sehingga terwujud masyarakat yang aman,
damai, dan sentosa.

PENGANTAR ILMU HUKUM 30


B. DAFTAR PUSTAKA
 http://temukanpengertian.blogspot.com/pengertian-hukum.html
 http://gunawansriguntoro.wordpress.com/2011/12/19/tata-hukum-di-
indonesia
 Mas Marwan. 2014, Pengantar Ilmu Hukum. Edisi ketiga. Ghalia
Indonesia, Makassar

PENGANTAR ILMU HUKUM 31

Anda mungkin juga menyukai