Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN BARANG

MILIK NEGARA
PRAMONO, S.H., M.M., M.Si
PENGERTIAN BARANG MILIK NEGARA
• Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Sementara itu, barang milik daerah adalah yang pengadaanya
dibiayai oleh anggaran pemerintah daerah (APBD).
• Pada dasarnya, barang milik negara dapat diklasifikasikan dalam dua
jenis utama
1. Benda privat atau private domain
2. Benda publik atau public domain
• benda privat atau private domain adalah barang-barang milik negara
yang pemanfaatannya hanya untuk peningkatan pegawai. Contohnya
adalah mobil dinas pegawai.
• Barang-barang, seperti rumah dinas atau mobil dinas, diberikan
kepada aparat sebagai fasilitas khusus.
• Dengan demikian, masyarakat umum tidak bisa menikmati barang
milik negara tersebut
• Barang atau benda Public Domain merupakan benda atau
barang milik negara yang digunakan untuk kepentingan
umum. Artinya, masyarakat umum dapat memanfaatkan atau
menggunakan barang publik tersebut, seperti jalan raya,
jembatan, gedung-gedung pemerintahan, jaringan-jaringan
listrik, ataupun bentuk-bentuk barang dinas yang digunakan
oleh umum, tanpa memerlukan izin.
• Kedudukan negara dalam pengelolaan barang milik negara
memiliki dua pendapat, yaitu :
• negara dalam kedudukan pemilik (elgenaar) dan
• negara berkedudukan sebagai penguasa (beheeren) atau
pihak yang menguasai suatu benda.
• Proudhon berpendapat bahwa negara tidak berkedudukan
sebagai pemilik atau eigenaar, tetapi hanya berkedudukan
sebagai penguasa.
• Pendapat Proudhon ini ditentang oleh banyak kalangan di
antaranya adalah Vegting yang tidak setuju bahwa negara
hanya bekedudukan sebagai penguasa.
• Demikian pula Marcel Waline yang menyatakan,
bagaimanapun negara adalah pemilik atau eigenaar atas
barang milik negara, tetapi hak-hak keperdataan sebagaimana
diatur dalam KUHPER tentu bersifat terbatas saja.
• Van Roeken menegaskan kedudukan negara sebagai pemilik
atas barang publik, bahkan bertentangan dengan Thorbecke.
Dia menyatakan bahwa barang-barang untuk kepentingan
umum bukanlah barang yang di luar perniagaan. Sementara
itu, dari yurisprudensi yang ada, kedudukan negara diakui
sebagai pemilik atau eigenaar atas barang publik, bahkan
terhadap barang-barang yang dipergunakan untuk
kepentingan umum.
• Khusus dalam masalah tanah, dalam hubungan negara
dengan eksistensi tanah di Indonesia, kedudukan negara
bukan sebagai eigenaar, tetapi memang hanya sebagai
penguasa. Hal tersebut diatur dalam UUPA sebagaimana
diuraikan dalam penjelasan UUPA.
• Kedudukan negara sebagai penguasa atas tanah memberikan
wewenang kepada negara untuk melakukan wewenang
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Ayat 2 UUPA:
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan, dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa tersebut
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dengan bumi, air, dan ruang angkasa
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi,
air, dan ruang angkasa
• Secara umum, pengadaan barang milik negara pada saat ini diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.
• Pengadaan barang dan jasa ini dibagi dalam dua kelompok besar:
1. Pengadaan barang dan jasa secara swakelola,
2. Pengadaan barang dan jasa melalui pemilihan penyedia barang/jasa
• Sebagai pengadaan barang dan jasa secara swakelola, menurut
ketentuan umum PP Nomor 54 Tahun 2010, pelaksanaan pekerjaannya
disiapkan, direncanakan, serta dikerjakan atau diawasi oleh
kemeterian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lainnya serta
sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain, atau
kelompok masyarakat.
• Sementara itu, pengadaan barang dan jasa melalui pemilihan penyedia
barang dan jasa dikelompokkan dalam lima metode pengadaan yang
meliputi:
1. Pelelangan umum
2. Pelelangan terbatas
3. Pemilihan langsung
4. Penunjukan langsung
5. Pengadaan barang dalam rangka bencana alam
• Secara umum pengelolaan barang tidak diatur dalam ketentuan yang ada.
Oleh karena itu, pengertian mengenai pengelolaan barang milik negara justru
tercermin dari wewenang dan tanggung jawab pejabat pengelola, menteri
keuangan selaku bendahara umum negara adalah pengelola barang milik
negara.
• Menteri keuangan selaku pengelola BMN mempunyai tanggung jawab dan
wewenang :
1. merumuskan kebijakan, mengatur, dan menetapkan pedoman
pengelolaan BMN.
2. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMN.
3. menetapkan status penguasaan dan penggunaan BMN.
4. mengajukan usul pemindahtanganan BMN berupa tanah dan
bangunan yg memerlukan persetujuan DPR.
5. memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan BMN berupa
tanah dan bangunan yg tidak memerlukan persetujuan DPR,
sepanjang dalam batas kewenangan menteri keuangan.
6. memberikan pertimbangan dan meneruskan usul
pemindahtanganan BMN berupa tangah dan bangunan yg tidak
memerlukan persetujuan DPR, dalam batas kewenangan
presiden.
7. memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan
dan penghapusan BMN, selain tanah dan bangunan
sesuai batas kewenangan
8. memberikan pertimbangan dan meneruskan usul
pemindahtanganan BMN, selain tanah dan bangunan
kepada presiden atau DPR.
9. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau
pemindahtanganan tanah dan bangunan.
10.memberikan keputusan atas usul pemanfaatan BMN selain
tanah dan bangunan.
11.melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi BMN
serta menghimpun hasil inventarisasi.
12.melakukan pengawasan dan pengendalian atas BMN.
13.menyusun dan mempersiapkan laporan rekapitulasi
BMN/daerah kepada presiden sewaktu diperlukan.
• Dalam penatausahaan BMN dan BMD, Khusus untuk yang berbentuk
tanah, penetapan status penggunaanya dilakukan oleh pihak
pengelola barang. Untuk barang milik negara atau milik daerah, selain
tanah yang penetapannya dilakukan oleh pengelola barang, dilakukan
pada setiap BMN yang memiliki bukti kepemilikan, seperti mobil,
kapal, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang, di samping itu
untuk barang yang nilai perolehannya di atas Rp25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah). Untuk barang milik negara, selain tanah yang
nilainya sampai dengan Rp25.000.000,-; penetapannya dilakukan
oleh pihak pengguna barang. Namun, untuk alat utama yang dimiliki
TNI ataupun POLRI tidak memerlukan penetapan status penggunaan
dari pihak pengelola barang.
• Tahapan proses penatausahaan penetapan penggunaan BMN
ataupun BMD dapat dibagi dalam jenjang
1. Tahap persiapan
2. Tahap pengajuan usul
3. Tahap penetapan status penggunaan
4. Tahap pendaftaran, pencatatan, dan penyimpanan dokumen
• Dalam lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan
Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtangan Barang
Milik Negara, istilah penghapusan barang milik negara diartikan
sebagai berikut.
• Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara
dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk mebebaskan pengguna barang, kuasa
penggunan barang, atau pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik barang yang berada dalam
penguasaannya. Tidak semua barang milik negara dapat
dihapuskan begitu saja jika tanpa alasan yang dibenarkan.
Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar penghapusan suatu
barang milik negara berdasarkan ketentuan di atas:
1. Memenuhi persyaratan teknis
2. Memenuhi persayaratan ekonomis
• Barang hilang atau dalam kondisi kekurangan perbendaharaan
atau kerugian karena kematian hewan atau tanaman. Persyaratan
teknis yang diminta untuk dapat dipenuhi guna penghapusan
barang milik negara meliputi beberapa hal yang menurut
ketentuan Lampiran VI Permenkeu meliputi hal-hal berikut.
1. Secara fisik, barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak
ekonomis apabila diperbaiki
2. Secara teknis, barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi
3. Barang telah melampaui batas waktu kegunaanya/kedaluwarsa
4. Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan,
seperti terkikis, aus, dan lain-lain
5. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan
pengunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan
• Adapun tahap-tahap dari prosedur penghapusan barang milik
negara secara umum terbagi dalam tiga tahap utama:
1. Tahap persiapan penghapusan BMN
2. Tahap penghapusan BMN
3. Tahap pelaporan penghapusan BMN

Anda mungkin juga menyukai