dapat
dibedakan
dengan
penggunaan
istilah
peraturan,
2.
3.
produk hukum yang mengikat bagi setiap subjek hukum. Secara umum, produk
hukum meliputi peraturan perundang-undangan (regeling), peraturan kebijakan
(beleidsregel) dan keputusan atau penetapan pemerintah (bechikking)4.
Menurut Pasal 1 angka 2 UU No.12/2011Peraturan perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum
1
dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan..
Beschikking merupakan keputusan atau penetapan yang bersifat konkrit,
individual dan final. Beschikking (keputusan atau penetapan) yang merupakan
tindakan hukum Publik Tata Usaha Negara dibagi lagi yaitu Interne Beschikking
dan Eksterne Beschikking. Interne Beschikking atau disebut dengan keputusan
intern merupakan keputusan yang dibuat untuk menyelenggarakan atau mengatur
hubungan antar organ pemerintah, sedangkan Eksterne Beschikking atau
keputusan ekstern merupakan keputusan yang dibuat untuk menyelenggarakan
atau mengatur hubungan hukum antara pemerintah dengan pihak lain atau antara
dua atau lebih alat negara.5
Beberapa sarjana telah membuat definisi tentang ketetapan yang agak
berlainan satu dengan yang lain:6
a.
b.
c.
Van der Pot berpendapat bahwa ketetapan adalah perbuatan hukum yang
dilakukan alat-alat pemerintahan itu menyelenggarakan hal khusus, dengan
maksud mengadakan perubahan dalam lapangan hubungan hukum.
d.
SF. Marbun dan Moh.Mahfud MD, Peradilan Administrasi dan Upaya Administratif di Indonesia,
(Yogyakarta: Liberty, 1997), hlm. 84
kebijaksanaan.
Suatu
Perundang-undangan
Semu
(pseude-
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia,
Bandung: Alumni, 1997, hlm. 171
dari badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang menciptakan pereaturan
kebijakan tersebut10
Beleidsregel hadir karena adanya kewenangan diskresi atau freies
ermessen. Diskresi yakni suatu kebebasan yang diberikan kepada alat administrasi,
yaitu suatu kebebasan yang pada asasnya memperkenankan alat administrasi
negara mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan daripada berpegang
teguh kepada ketentuan hukum atau kewenangan yang sah untuk turut campur
dalam kegiatan sosial guna melaksanakan tugas-tugas menyelenggarakan
kepentingan umum.11 Pengertian diskresi terdapat dalam Pasal 1 Angka 9 UU No.
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Kemudian alas hak untuk
menggunakan diskresi terdapat dalam Pasal 6 ayat (2) huruf e yang menyebutkan
bahwa menggunakan diskresi sesuai dengan tujuannya.
Contoh beleidsregel yaitu Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
120/253/Sj
tanggal
16
Januari
2015
tentang
Penyelenggaraan
Urusan
10
Beleidsregel
Beschikking
individu (-individu)
2. Bersifat abstrak-umum
tertentu.
atau
2. Bersifat abstrak-umum
abstrak-individual.
3. Bersumber dari
kongkrit, nyata.
kekuasaan eksekutif
3.Bersumber dari
(executive power).
kekuasaan eksekutif
kekuasaan legislatif
(legislative power).
3. Bersumber dari
(executive power).
(dauerhaftig).
4. Berlaku sekali selesai
5. Mempunyai
bentuk/format tertentu
(baku).
5.Kadangkala formatnya
tidak baku.
Daftar Pustaka
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan
Undang-Undang No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas UndangUndang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Sumber lain:
http://wirapati.raddien.com/2015/04/implementasi-pemetaan-urusan.html
http://mihradi.blogspot.co.id/2008/06/dinamika-perkembangan-keppres-pascauu.html