Anda di halaman 1dari 17

Judul Presentasi

Rangkuman Pembelajaran
Hukum Administrasi Negara

Nama : Nur Raika Syafitri


Nim : B011201172
Pertemuan 1

Peristilahan HAN
Istilah Hukum Administrasi Negara lebih luas dari pada istilah
lainnya, hal ini karena dalam istilah administrasi negara tercakup
istilah tata usaha negara. Menurut Sjachran Basah, administrasi
negara lebih luas dari tata usaha negara, karena secara teknis
administrasi negara mencakup seluruh kegiatan kehidupan
bernegara dalam penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan tata
usaha negara hanya sekadar bagian saja daripada administrasi.
Hal senada dianut pula oleh Rochmat Soemitro, di dalamnya tata
usaha negara. Dengan demikian, administrasi negara lebih luas
dari tata usaha negara, karena tata usaha negara itu merupakan
bagian dari administrasi negara.
Pengertian dan ruang lingkup HAN
Hukum administrasi negara adalah hukum dan peraturan-peraturan
yang berkenaan dengan pemerintah dalam arti sempit atau administrasi
negara, peraturan-peraturan tersebut dibentuk oleh lembaga legislatif
untuk mengatur tindakan pemerintahan dalam hubungannya dengan
warga negara, dan sebagian peraturan-peraturan itu dibentuk pula oleh
administrasi negara.
Menurut Baschan Mustafa, ruang lingkup HAN dapat dibaca dari obyek
studi HAN itu sendiri, di mana beliau menegaskan hukum administrasi
negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan atau sebagai
salah satu disiplin ilmu, mempunyai obyek yang dipelajarinya dan untuk
dilakukan penelitiannya.
Pertemuan 2
Hubungan HAN dan Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan Hukum
Administrasi Negara. Hukum Tata Negara memberi tugas dan kekuasaan, jabatan
pada lembaga pemerintah. Tugas dan wewenang yang telah dirumuskan dan akan
dijalankan diatur oleh Hukum Admnistrasi Negara. Hukum Admnistrasi Negara
merupakan lanjutan atau terusan dari Hukum Tata Negara, dimana jabatan,
wewenang, tugas dan fungsi pada badan atau lembaga sebuah Negara tersebut
diatur oleh Hukum Admnistrasi Negara.

Hubungan yang mendasar antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Admnistrasi
Negara yaitu Hukum Tata Negara merupakan displin ilmu hukum yang mengatur
tingkah laku Negara (alat atau sarana perlengkapan Negara). Sedangkan Hukum
Admnistrasi Negara merupakan didiplin ilmu hukum yang mengatur tingkah laku
pemerintah (dalam arti administrasi Negara).
Pertemuan 3
Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara

Ada dua sumber hukum dalam Hukum Administrasi Negara yaitu


sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.Sumber hukum
materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang dapat dengan
mudah mempengaruhi pembentukan hukum atau faktor-faktor
yang ikut mempengaruhi isi atau materi dari aturan-aturan hukum.
Sedangkan sumber hukum formil adalah sebagai sumber hukum
materiil yang sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu
sehingga sumber hukum tadi menjadi berlaku umum dan ditaati
berlakunya oleh umum atau dapat dikatakan sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
Pertemuan 4
Kedudukan Hukum Pemerintahan
Pemerintahan (pangreh) adalah fungsi pemerintah (het besturen, het regeren)
dalam arti menjalankan tugas-tugas memerintah. Arti pemerintahan ini secara
negatif adalah fungsi negara yang bukan fungsi peradilan dan bukan fungsi
perundangundangan. Pemerintah dalam arti luas adalah pelaksanaan tugas
seluruh badan-badan, lembaga-lembaga, dan petugas-petugas yang diserahi
wewenang mencapai tujuan negara. Pemerintah dalam arti sempit mencakup
organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas pemerintahan.
Selanjutnya, siapa saja dan apa saja yang melaksanakan fungsi pemerintahan,
baik di lingkungan pemerintah (eksekutif), lingkungan legislatif, lingkungan
yudikatif, maupun seorang swasta atau badan hukum perdata swasta, BUMN,
perjan, persero, perum, universitas swasta, yayasan, dan sebagainya, bilamana
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku melakukan fungsi
pemerintahan semuanya adalah badan atau pejabat TUN.
Pertemuan 5
Kewenangan Pemerintah

Kewenangan, yang biasanya terdiri atas beberapa wewenang, adalah


kekuasaan terhadap segolongan orang-orang tertentu atau kekuasaan
terhadap suatu bidang pemerintahan atau bidang urusan tertentu yang
bulat, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu sesuatu onderdil
tertentu saja. Kewenangan di bidang kehakiman atau kekuasaan
mengadili sebaiknya kita sebut kompetensi atau yurisdiksi saja. Di
dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang. Wewenang adalah
kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindak hukum publik, misalnya
wewenang menandatangani atau menerbitkan surat surat izin dari
seorang pejabat atas nama menteri, sedangkan kewenangan tetap
berada di tangan menteri.
Pertemuan 6
Diskresi

Diskresi atau kebebasan bertindak yang dalam bahasa latin disebut


dengan freies ermessen memilik arti secara tata bahasa yakni berasal dari
kata “frei” artinya bebas, lepas, tidak terikat, dan merdeka. Freies artinya
orang yang bebas, tidak terikat, dan merdeka. Sedangkan ermessen berarti
mempertimbangkan, menilai, menduga, dan memperkirakan. Freies
ermessen berarti orang yang memiliki kebebasan untuk menilai, menduga,
dan mempertimbangkan sesuatu.
Diskresi diartikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang
bergerak bagi pejabat atau badan-badan administrasi negara untuk
melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang.
Pertemuan 7
Tindakan Pemerintahan

Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan


oleh organ Pemerintahan atau administrasi negara yang dimaksudkan
untuk akibat ancaman dalam bidang pemerintah atau negara. Tindakan
Pemerintahan terbagi atas tindakan nyata dan tindakan hukum.
Tindakan hukum pemerintahan terbagai atas tindakan hukum privat dan
tindakan hukum publik. Tindakan hukum publik terbagi atas tindakan
hukum publik beberapa pihak dan tindakan hukum publik sepihak.
Selanjutnya tindakan hukum publik sepihak dapat melahirkan keputusan
baik yang bersifat mengikat umum maupun keputusan yang bersifat
individual.
Pertemuan 8
Istrumen Pemerintahan

Instrumen pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan


oleh pemerintah atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas-tugas
pelayanan kepada anggota masyarakat. Dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan di berbagai aspek, pemerintah atau administrasi negara
melakukan berbagai tindakan hukum dengan menggunakan sarana atau
instrumen seperti alat tulis menulis atau sarana transportasi dan komunikasi,
gedung-gedung perkantoran, dan lain-lain yang termasuk dalam public domain.
Di samping itu pemerintah menggunakan berbagai instrumen yuridis dalam
menjalankan kegiatan, mengatur dan melaksanakan urusan pemerintahan dan
kemasyrakatan seperti peraturan perundnag-undangan, keputusan, peraturan
kebijaksanaan, perizinan, instrumen hukum keperdataan dan sebagainya.
Pertemuan 8
Keputusan Tata usaha Negara

Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU No.5 Tahun 1986, keputusan didefinisikan sebagai;


“Suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan per undang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata”
Berdasarkan definisi ini tampak bahwa KTUN memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a) penetapan tertulis;
b) Dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN;
c) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d) Bersifat konkret, individual, dan final;
e) Menimbulkan akibat hukum;
f) Seseorang atau badan hukum perdata.
Pertemuan 8
Macam-macam syarat dan pembatasan keputusan

Terdapat beberapa macam Ketetapan, yaitu Ketetapan Deklaratoir dan Ketetapan


Konstitutif, Ketetapan Menguntungkan dan Ketetapan Membebankan, Ketetapan
Eenmalig dan Ketetapan Permanen, Ketetapan Bebas dan Ketetapan Terikat,
Ketatapan Perorangan dan Kebendaan. Selanjutnya dalam pembuatan ketetapan
harus memperhatikan persyaratan materiil dan formil, agar keputusan itu menjadi
sah (rechtsgeldig), sehingga memiliki kekuatan hukum (rechtskraht) untuk
dilaksanakan.
Terdapat pembatasan Keputusan meskipun suatu Keputusan Tata Usaha Negara
telah memenuhi unsur dan atau ciri sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 butir 3
UU No. 5 Tahun 1986, tetapi keputusan tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai
kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga tidak dapat dijadikan obyek
sengketa tata usaha negara. Sjachran Bash mengelompokkan pembatasan-
pembatasan itu menjadi dua golongan, yaitu pembatasan langsung dan
pembatasan tidak langsung.
Pertemuan 8
Keputusan berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan

Berdasarkan Pasal 87 UU Administrasi Pemerintahan, maka Keputusan Tata


Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 harus dimaknai sebagai:
a. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan
eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. Bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat
Pertemuan 8
Keputusan Fiksi
Berdasarkan Pasal 87 UU Administrasi Pemerintahan, maka Keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 harus dimaknai sebagai:

a. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;


b. b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. Bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat
Pertemuan 8
Peraturan Kebijakan
Pelaksanaan pemerintahan sehari-hari menunjukkan betapa badan atau pejabat tata
usaha negara acapkali menempuh pelbagai langkah kebijaksanaan tertentu, antara lain
menciptakan apa yang kini sering dinamakan peraturan kebijaksanaan (beleidsregel
policy rule). Produk semacam peraturan kebijaksanaan ini tidak terlepas dari kaitan
penggunaan freies ermessen, yaitu, badan atau pejabat tata usaha negara yang
bersangkutan merumuskan kebijaksanaannya itu dalam pelbagai bentuk "juridische
regels",
seperti halnya, peraturan, pedoman, pengumuman, surat edaran dan mengumumkan
kebijaksanaan itu. Suatu peraturan kebijaksanaan pada hakekatnya merupakan produk
dari perbuatan tata usaha negara yang bertujuan "naar buiten gebracht schriftelijk
beleid (menampakkan keluar suatu kebijakan tertulis)" namun tanpa disertai
kewenangan pembuatan peraturan dari badan atau pejabat tata usaha negara yang
menciptakan peraturan kebijaksanaan tersebut.
Pertemuan 8
Perizinan
Pelaksanaan pemerintahan sehari-hari menunjukkan betapa badan atau pejabat
tata usaha negara acapkali menempuh pelbagai langkah kebijaksanaan tertentu,
antara lain menciptakan apa yang kini sering dinamakan peraturan
kebijaksanaan (beleidsregel. policy rule). Produk semacam peraturan
kebijaksanaan ini tidak terlepas dari kaitan penggunaan freies ermessen yaitu,
badan atau pejabat tata usaha negara yang bersangkutan merumuskan
kebijaksanaannya itu dalam pelbagai bentuk "juridische regels", seperti halnya,
peraturan, pedoman, pengumuman, surat edaran dan mengumumkan
kebijaksanaan itu.
Suatu peraturan kebijaksanaan pada hakekatnya merupakan produk dari
perbuatan tata usaha negara yang bertujuan "naar buiten gebracht schriftelijk
beleid (menampakkan keluar suatu kebijakan tertulis)" namun tanpa disertai
kewenangan pembuatan peraturan dari badan atau pejabat tata usaha negara
yang menciptakan peraturan kebijaksanaan tersebut.
Pertemuan 8
RENCANA (HET PLAN) DAN INSTRUMEN HUKUM KEPERDATAAN

Rencana merupakan keseluruhan tindakan yang saling berkaitan dari tata


usaha negara yang mengupayakan terlaksananya keadaan tertentu yang tertib
(teratur). Dengan sendirinya, hanya rencana-rencana yang berkekuatan hukum
yang memiliki arti bagi hukum administrasi. Suatu rencana menunjukkan
kebijaksanaan apa yang akan dijalankan oleh tata usaha negara pada suatu
lapangan tertentu.
Pemerintah sebagaimana manusia dan badan hukum privat dapat terlibat dalam
pergaulan hukum privat. Pemerintah melakukan jual beli, sewa-menyewa,
membuat perjanjian dan mempunyai hak milik. Pemerintah juga
bertanggungjawab ketika terjadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan
pemerintah. Menurut Huisman, “Tindakan hukum keperdataan adalah tindakan
hukum yang diatur oleh hukum perdata. Perlu diketahui bahwa tindakan hukum
keperdataan dari pemerintah itu tidak dijalankan oleh organ pemerintahan tetapi
oleh badan hukumnya yang dilakukan oleh wakilnya yaitu pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai