Anda di halaman 1dari 13

INSTRUMEN

PEMERINTAHAN
“Hukum Administrasi Negara”
Dosen : Bpk. Candra Nur Hidayat SH., MH

Kelompok 4

• M. Al Fadri
• Maria Lorenz
• Melkior Pake
• Michael Oktavianus
• Moch. Rizal
Ramadhani
INSTRUMEN PEMERINTAHAN

PENGERTIAN PERATURAN KEPUTUSAN


INSTRUMEN PERUNDANG TATA USAHA NEGARA
PEMERINTAHAN UNDANGAN

PERATURAN PERIZINAN INSTRUMEN


KEBIJAKSANAAN HUKUM
KEPERDATAAN
A. Pengertian Instrumen Pemerintahan
Instrumen Pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah
atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan suatu
pemerintahan, pemerintah atau administrasi negara melakukan berbagai tindakan hukum dengan
menggunakan instrumen pemerintahan. Instrumen Pemerintahan ini dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu:
1. Instrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri atas: alat tulis menulis, sarana
transportasi dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran dan lain-lain.
2. Instrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan menjalankan urusan pemerintahan dan
kemasyarakatan, yang terdiri atas; peraturan perundang-undangan, keputusan-keputusan,
peraturan kebijaksanaan, perizinan, instrumen hukum keperdataan dan lain-lain Instrumen,
peraturan kebijaksanaan, perizinan, instrumen hukum keperdataan dan lain-lain.
Sebelum menguraikan macam-macam instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah
dalam menjalankan tindakan pemerintahan, terlebih dahulu perlu disampaikan mengenai struktur
norma dalam hukum administrasi negara, yang dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memahami
instrumen hukum pemerintahan.
Untuk menemukan norma dalam hukum administrasi negara dapat dicari dalam semua
peraturan perundang-undangan terkait, dari tingkat yang paling tinggi dan bersifat umum-abstrak
sampai tingkat yang paling rendah yang bersifat individual-konkret. Menurut Indroharto dalam
hukum tata usaha negara, norma-norma yang ada tersusun secara bertingkat-tingkat. Artinya,
peraturan hukum yang akan diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang, tetapi
dalam kombinasi peraturan peraturan dan keputusan-keputusan tata usaha negara yang satu dengan
yang lain saling berkaitan.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm yang sifatnya mengikat
umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum. Secara teoritis,
istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving, atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian,
yaitu:

1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan proses pembentukan/proses membentuk


peraturan-peraturan negara, baik ditingkat pusat maupun daerah.
2. Peraturan perundang-undangan yang merupakan segala peraturan negara, yang merupakan hasil
pembentukan peraturan-peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Istilah perundang-undangan secara harfiah dapat diartikan peraturan yang berkaitan dengan
undang-undang, baik peraturan itu berupa undang-undang sendiri maupun peraturan lebih rendah
yang merupakan atribusian ataupun delegasian undang undang.
Peraturan perundang-undangan memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
• Peraturan perundang-undangan bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian
merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas

• Peraturan perundangan-undangan bersifat universal, ia diciptakan untuk menghadapi peristiwa-


peristiwa yang akan datang yang belum jelas dan kongkretnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat
dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja.

• la memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Pencantuman klausul
yang memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.
C. Keputusan Tata Usaha Negara.
Pengertian Ketetapan (Keputusan) Tata Usaha Negara pertama kali diperkenalkan oleh
seorang sarjana Jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsact, yang diperkenalkan di Belanda
olehvan Vollenhoven dan C.W. van der poot dengan nama beschikking van Vollenhoven danC.W.van
der poot Menurutnya, di Indonesia istilah ketetapan sudah memiliki pengertian teknis yuridis, yaitu
sebagai ketetapan MPR yang berlaku ke luar dan ke dalam.
Dikalangan para sarjana terdapat perbedaan pendapat dalam mendefenisikan istilah ketetapan
(beschikking)
Didefinisikan sebagai :
1. Keputusan hukum publik yang bersifat konkret dan individual keputusan itu berasal dari organ
pemerintahan yang didasarkan pada kewenangan hukum publik.
2. Dibuat untuk satu atau lebih individu atau berkenaan dengan satu atau lebih perkara atau
keadaan.
3. Keputusan itu memberikan suatu kewajiban pada seseorang atau organisasi, memberikan
kewenangan atau hak pada mereka
D. Peraturan Kebijaksanaan
Keberadaan peraturan kebijaksanaan tidak dapat dilepaskan dengan kewenangan bebas (vrijebevoegdheid) dari
pemerintah yang sering disebut dengan istilah freies ermessen. Freies Ermessen kemudian menjadi asal muasal
lahirnya peraturan kebijaksanaan, yang mengandung dua aspek, yaitu:
1. Kebebasan menilai yang bersifat obyektif, yaitu kebebasan menafsirkan mengenai ruang lingkup wewenang yang
dirumuskan dalam peraturan dasar wewenangnya
2. Kebebasan menilai yang bersifat subyektif, yaitu kebebasan untuk menentukan sendiri dengan cara bagaimana dan
kapan wewenang yang dimiliki administrasi negara itu dilaksanakan.

Secara umum fungsi dari peraturan kebijaksanaan adalah sebagai bagian dari operasional penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan sehingga tidak dapat mengubah ataupun menyimpangi peraturan perundang-undangan,
sering disebut dengan istilah “perundang-undangan semu”
E. Perizinan
Izin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada
peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan tertentu. Dari pengertian tersebut, ada beberapa unsur dalam
perizinan, yaitu:
1. Berupa instrumen yuridis dalam bentuk KTUN
2. Dibuat berdasarkan wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan atau berdasarkan diskresionare
power
3. Dikeluarkan oleh organ pemerintah
4. Ditujukan pada peristiwa konkret
5. Telah memenuhi prosedur dan persyaratan tertentu.
Dari unsur-unsur tersebut terlihat bahwa izin merupakan instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah
untuk mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai suatu tujuan konkret.
Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung tombak dari instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan
perancang masyarakat sehingga terwujud masyarakat adil dan Makmur.
F. Instrumen Hukum Keperdataan
Pemerintah dalam melakukan kegiatannya sehari-hari tampil dengan dua kedudukan, yaitu sebagai wakil dari
badan hukum (pelaku hukum keperdataan) dan wakil dari jabatan pemerintahan (pelaku hukum publik). Selaku pelaku
hukum keperdataan yang melakukan berbagai perbuatan hukum keperdataan seperti mengikatkan perjanjian jual beli,
sewa menyewa, pemborongan dan sebagainya yang dijelmakan dalam kualitas badan hukum. Dalam posisi ini
kedudukan pemerintah tidak ada bedanya dengan seseorang atau badan hukum perdata pada umumnya, yaitu diatur
dan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum keperdataan.

Penggunaan instrumen hukum keperdataan ini adalah untuk mengusahakan kesejahteraan (bestuurszorg),
dimana pemerintah terlibat dengan kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai dimensi sejalan dengan tuntutan
perkembangan kemasyarakatan.
Thanks!
Do you have any questions?

#Drive by innovation
Crime investigation icon pack

Anda mungkin juga menyukai