Secara konsep ilmu perundang-udangan menurut Burkhardt Krems adalah ilmu pengetahuan yang interdisipliner tentang pembentukan hukum negara lebih lanjut Burkhardt Krems membagi ilmu perundang-undangan dalam tiga wilayah : 1. Proses Perundang-Undangan 2. Metode Perundang-Undangan 3. Teknik Perundang-Undangan Ilmu pengetahuan perundang-undangan (Gesetzgebungswissenschaft ) atau science of legislation ( wetgevingswetenschap ) merupakan ilmu indisipliner yang mempelari tentang pembentukan peraturan negara. Di indonesia, dalam berbagai literatur banyak dikenal berbagai istilah seperti perundangan, Perundang- undangan, peraturan Perundang udangan dan peraturan negara. Dalam bahasa belanda dikenal istilah wet, wetgeving, Wettelijke Regels atau Wettelijke Regeling(en). Istilah perundang-undangan berasal dari istilah Wettelijke Regels. Berbeda dengan Istilah peraturan negara yang merupakan terjemahan dari Staatsregeling , istilah Staats berarti negara, dan Regeling adalah peraturan. Adapun yang dimaksud dengan peraturan negara adalah peraturan-peraturan tertulis yang diterbitkan oleh instansi resmi baik dalam pengertian lembaga atau pejabat tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan peraturan perundangan adalah peraturan mengenai tata cara pembuatan peraturan negara. Perundang-undangan sering diartikan sebagai wetgeving, yaitu pengertian membentuk undang- undang dan keseluruhan dari pada undang-undang negara. dalam juridsch woordenboek, wetgeving diartikan sebagai : 1. proses pembentukan atau proses membentuk peraturan negara, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. 2. segala peraturan negara merupakan hasil pembentukan peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Dalam ilmu perundang-undangan tentunya akan mempelajari mengenai peraturan perundang- udangan. Istilah peraturan perundang-undangan digunakan oleh A. Hamid S. Attamimi, Sri Soemantri, dan Bagir Manan. Menurut A. Hamid S. Attamimi, istilah tersebut berasal dari istilah wettelijke regels atau wettelijke regeling, namun istilah tersebut tidak mutlak digunakan secara konsisten. Definisi perundang-undangan, Bagir Manan memberikan gambaran umum tentang pengertian perundang-undangan sebgai berikut: 1. Peraturan perundang-undangan merupakn keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang , berisi aturan tingkah laku yang bersifat mengikat umum. 2. Merupakan aturan-aturan tingkah laku yang berisi ketentuan-ketentuan mengenai hak, kewajiban, fungsi , status , atau suatu tatanan. 3. Merupakan peraturan yang mempunyai ciri-ciri umum- abstrak atau abstrak-umum, artinya tidak mengatur atau tidak ditujukan pada objek, peristiwa atau gejala konkret tertentu. Selanjutnya, P.J.P. Tak, dalam bukuntya Rechtsvorming in nederland mengartikan peraturan perundang-undangan (undang-undang dalam arti materil) adalah setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat yang berwenang yang berisi aturan tingkah laku yang bersifat mengikat umum. A. Hamid S. Attamimi, memberikan batasan terhadap pengertian peraturan perundangan sebagai semua aturan hukum yang dibentuk oleh semau tingkat lembaga dalam bentuk tertentu, dengan prosedur tertentu baisanya disertai sanksi dan berlaku umum serta mengikat rakyat. Dari berbagai definisi daitas, dapat didefinisikan ciri dan batasan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Peraturan perundang-undangan berupa keputusan tertulis, jadi mempunyai bentuk atau format tertentu. 2. Dibentuk, ditetapkan, dan dikelaurkan oleh pejabat yang berwenang, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Yang dimaksud dengan pejabat berwenang adalah pejabat yang ditetapkan berdasrkan ketentuan yang berlaku, baik berdasarkan atribusi ataupun delegasi. 3. Peraturan perundang-undangan tersebut berisi aturan pola tingkah laku. Jadi, peraturan perundang-undangan bersifat mengatur (regulerend), tidak bersifat sekali jalan (einmahlig) 4. Peraturan perundang-undangan mengikat secara umum karena memang ditujukan pada umum, artinya tidak ditujukan kepada seseorang atau individu tertentu (tidak bersifat individual) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-udangan juga memberikan definisi berkaitan dengan hal diatas. Pasal 1 angka 1 dan angka 2 undang- undang yang bersangkutan memberikan definisi sebagai berikut: 1. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, atau penetapan dan pengundangan. 2. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pembentukan Perundang-Undangan Pada hakekatnya ialah pemebntukan norma-norma hukum yang berlaku ke luar dan yang bersifat umum dalam arti luas ( A. Hamid S.Attamimi 1990) Meliputi dua hal pokok, yaitu kegiatan pemebntukan isi peraturan (Inhait der Regelung) di satu pihak,dan kegiatan yang menyangkut pemenuhan bentuk peraturan (Form der Regelung), metoda pembentukan peraturan (Methode der Ausarbeitung der Regelung), dan proses serta prosedur pembentukan peraturan (Verfahren der Regelung) di lain pihak (Burkhardt Krems dalam A. Hamid S. Attamimi 1990) Pembuatan Peraturan Perundang-Undangan yang mencakup tahapan perencanaan,penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan,dan pengundangan (Pasal 1 angka 1 UU No. 12 Tahun 2011) • Teknik penyusunan melekat pada tahapan penyusunan, yang hasilnya berupa rancangan peraturan perundang-undangan. Teknik penyusunan juga bermanfaat pada tahapan perencanaan,pembahasan,pengesahan,dan pengundangan. • Penyebarluasan tidak merupakan tahapan pembuatan Peraturan Perundang-Undangan. Tapi, suatu kegiatan pasca pembuatan Peraturan Perundang-Undangan. • Berdasarkan pemahaman pada peraturan perundang- undangan dan embentukan peraturan perundang- undangan,maka dapat dirumuskan kembali definisi opersional Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, dalam unsur-unsur berikut : Pembuatan peraturan tertulis yang berisi : Norma-norma hukum Yang berlaku ke luar,dan Yang bersifat umum dalam arti yang luas atau mengikat secara umum. Yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang yang tahapannya terdiri dari: Perencanaan Penyusunan Pembahasan Pengesahan atau penetapan, dan Pengundangan. HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI BIDANG KAJIAN HUKUM Hukum Perundang-undangan,selain digunakan dalam pengertian aturan hukum,yang meliputi hukum perundang-undangan dalam pengertian sebagai produk pengaturan dan sebagai instrumen pengaturan. Juga Hukum Perundang-Undangan digunakan dalam pengertian sebagai bidang kajian hukum atau bidang ilmu hukum yang melakukan kajian tentang perundang-undangan. Berdasarkan atas uraian tersebut di atas,maka Hukum Perundang-undangan sebagai bidang ilmu hukum dapat dimengerti sebagai bidang ilmu hukum yang melakukan kajian menegnai pembentukan peraturan perundang-undangan(terlingkup di dalamnya peraturan perundang-undangan berkenaan dengan pembentukan peraturan-peraturan perundang- undangan). Obyek Kajian Hukum Perundang-undangan, meliputi : Kegiatan pembentukan isi peraturan perundang- undangan, meliputi : o Materi muatan o Penormaan atau perumusan materi muatan menjadi norma hukum. Kegiatan yang menyangkut pemenuhan bentuk peraturan perundang-undangan, metoda pembentukan peraturan perundang-undangan,dan proses serta prosedur pembentukan peraturan perundang- undangan. Metode kajian Hukum Perundang-Undangan yaitu : Metode Yuridis-Normatif,studi terhadap problem norma, yang bersaranakan pendekatan, antara lain, pendekatan peraturan perundang- undangan/pendekatan formal (the statute law approach), pendekatan kasus (the case approach), pendekatan analitis dan konseptual (analtical and conseptual approach), pendekatan filosofis, pendekatan perbandingan (lihat buku Pedoman FH UNUD). Metode yuridis-empiris,studi terhadap problem pelaksanaan norma (lihat juga Buku Pedoman FH UNUD) Metode sosio-legal,yakni studi hukum denganmenggunakan pendekatan (teori dan metode) ilmu-ilmu sosial. Studi sosiolegal, studi ini tidak saja mengkaji tentang teks hukum (peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan), tapi juga konteks sosial dari teks hukum-hukum itu, baik dari segi pembuatan maupun penafsiran dan penggunaannya. Pada prinsipnya adalah disiplin (studi) ilmu hukum yang dlamhal metode penelitian meminjam pendekaan metodelogi dari ilm-ilmu sosial dalam pengertian yang luas (Banakar dan Travers 2005). Hakekat Hukum Perundang-Undangan tersebut sejalan dengan perkembangan pengertian hukum, yang tidak membatasipada perangkat kaidah dan asas- asas yang mengatur kehidpan manusia dalam masyarakat, tapi juga pada aspek lainnya,seperti lembaga atau struktur hukum dan proses atau budaya hukum. Dalam konteks pembelajaran ilmu hukum, yang dipelajari bukan saja mempelajari perangkat kaidah dan asas-asas hukum, tapi mempelajari juga lembaga atau struktur hukum dan proses atau budaya hukum Pengertian hukum yang memadai seharusnya tidak hanya memandang hukum itu sebagi suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tetapi harus pula mencakup lembaga (institutions) dan proses (processes) yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan (Mochtar Kusumaatmaja1976). Pengertian hukum tersebut memuat tiga unsur : • 1. Perangkat kaidah dan asas-asas Pengertian hukum sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, merupakan pengertian tradisional dari hukum. Kaidah hukum merupakan patokan berprilaku yang mempunyai akibat hukum. Asas-asas hukum merupakan pemikiran yang melandasi kaidah hukum. • 2. Lembaga Istilah “Lembaga” atau lembaga hukum mempunyai dua makna. Pertama, himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola prilaku mengenai kebutuhan pokok manusia (Muslan Abdurrahman 2009). Berkaitan dengan konteks ini adalah seperti lembaga perkawinan, lembaga pengangkatan anak. Lembaga perkawinan dapat dimaknai sebagai himpunan nilai-nilai, kaidah dan pola prilaku mengenai perkawinan. Kedua, Lembaga dalam pengertian struktur, mengacu pada Lawrence M. Friedman (2009) yang merupakan salah satu dasar atau elemen nyata dari sistem hukum. Struktur sebuah sistem adalah kerangka badannya; ia adalah bentuk permanennya, tubuh institusional dari sistem, tulang-tulang keras yang kaku yang menjaga agar proses mengalir dalam batas-batasnya. Yang dimaksud “lembaga” dalam pengertian hukum dari Mochtar Kusumaatmaja adalah lembaga dalam pengertian struktur hukum seperti lembaga penegak hukum; kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. 3. Proses Proses menunjuk pada tahapan melakukan suatu perbuatan. Proses hukum menunjukpada tahapan perbuatan mewujudkan hukum dalam kenyataa; proses mewujudkan asas dan kaidah hukum oleh lembaga penegak hukum di dalam kehidupan nyata. Dari sudut pengertian hukum mutakhir tersebut, maka Hukum Perundang-Undangan mempelajari : a. Perangkat kaidah dan asas-asas mengenai pembentukan peraturan perundang- undangan; b. Lembaga-lembaga yang mempunyai dan menjalankan kewenangan pembentukan peraturan perundang-undangan; c. Proses pembentukan peraturan perundang- undangan SEKIAN DAN TERIMA KASIH