Perjanjian
jual-beli,
tukar-menukar,
sewa-menyewa,
persekutuan,
perkumpulan, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, bunga tetap dan abadi,
untung-untungan, pemberian kuasa, penanggung utang, dan perdamaian
merupakan perjanjian yang bersifat khusus yang disebut perjanjian
nominaat. Perjanjian nominaat adalah perjanjian yang dikenal dalam hokum
perdata. Diluar KUH Perdata dikenal juga perjanjian lainya seperti kontrak
production shring, kontrak joint venture, dll. Perjanjian jenis ini disebut
perjanjian innominaat yaitu perjanjian yang timbul, tumbuh hidup, dan
berkembang dalam praktik kehidupan masyarakat.
Sumber hokum dapat dilihat dari keluarga hukumnya. Ada keluarga hokum
rowmawi, common law, hokum sosialis, hokum agama, dan hokum
tradisional.
1. Sumber hokum kontrak dalam civil law
pada dasarnya sumber hokum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
sumber hokum materiil yaitu tempat dari mana materi hokum itu diambil
dan hokum formal yaitu tempat memperoleh kekuatan hokum. Sumber
hokum kontrak yang berasal dari peraturan perundang-undangan ,
disajikan sebagai berikut:
a. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
b. KUH Perdata (BW)
c. KUH Dagang
d. UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
e. UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
f. UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Pilihan
Penyelesaian Sengketa
g. UU No, 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
2. Sumber hokum kontrak Amerika
3. Dalam hokum kontrak Amerika (common law), sumber hokum dibagi
menjadi sumber hokum primer yaitu sumber hokum yang utama dan
sumber hokum sekunder yaitu sumber hokum yang kedua. Sumber hokum
sekunder terdiri dari restatement dan legal commentary.
Berdasarkan sumber hokum tersebut maka hokum kontrak yang berlaku di
Amerika Serikat dibedakan sebagai berikut;
a. Judicial Opinion (Keputusan Hukum)
b. Statutory Law (Hukum Perundang-Undangan)
c. Restatements
d. Legal Comentary (Komentar Hukum)
BAB 2
SYARAT-SYARAT SASHNYA DAN MOMENTUM TERJADINYA KONTRAK\
Unsur-unsur perjanjian, menurut teori lama adalah sebagai berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
Teori baru tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga harus dilihat
perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya. Ada tiga tahap dalam membuat
perjanjian menurut teori baru yaitu;
1. Tahap pracontractual
2. Tahap contractual
3. Tahap post contractual
B. JENIS-JENIS KONTRAK
1. Kontrak menurut Sumber Hukumnya (Sudikno Mertokusumo, 1987;11)
2. Kontrak menurut namanya
3. kontrak menurut bentuknya
4. kontrak timbal balik
5. perjanjian Cuma-Cuma atau dengan alas hak yang membebani
6. Perjanjian berdasarkan sifatnya
7. Perjanjian dari aspek larangannya
BAB 4
KONTRAK NOMINAAT
B. JENIS-JENIS KONTRAK NOMINAAT
Didalam KUH Perdata jenis kontrak nominaat yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
jual beli
tukar-menukar
sewa-menyewa
perjanjian melakukan pekerjaan
persekutuan perdata
6. badan hokum
7. hibah
8. penitipan barang
9. pinjam pakai
10.pinjam meminjam
11.pemberian kuasa
12.bunga tetap atau bunga abadi
13.perjanjian untung-untungan
14.penganggungan utang, dan
15.perdamaian
C. JUAL BELI
Jual beli adalah suatu persetujuan dimana penjual mengikat kan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang
dijanjikan. Pada dasarnay terjadinya kontrak jual beli antara pihak penjual dan
pembeli adalah pada saat terjadinya persesuaian kehendak dan pernyataan
antara mereka tentang barang dan harga, meskipun barang tersebut belum
diserahkan maupun harganya belum lunas. Semua orang atau badan hokum
menjadi subjek dalam perjanjian jual beli yaitu bertindak sebagai penjual dan
pembeli dengan syarat yang bersangkutan telah dewasa dan atau sudah
menikah.
D. TUKAR MENUKAR
Perjanjian tukar menukar adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak satu
dengan pihak lainnya dimana satu pihak berkewajiban menyerahkan barang
yang ditukar begitu juga pihak lainnya berhak menerima barang yang ditukar.
Risiko dalam perjanjian tukar menukar adalah apabila brang yang menjadi objek
tuklar-menukar musnah di luar kesalahan salah satu pihak maka perjanjian itu
gugur. Pihak yang telah menyerahkan barang dapat menuntut kembali barang
yang telah diserahkan.
E. SEWA MENYEWA
Pada dasarnya sewa-menyewa dilakukan
diperkenankan tanpa perjanjian batas waktu.
untuk
waktu
tertentu,
tidak
F. PERSEKUTUAN
Persekutuan adalah persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikat
dirinya untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan karenanya. Persekutuan dapat dibedakan menjadi
persekutuan penuh dan persekutuan khusu. Dalam Pasal 1624 KUH
Perdata.disebutkan persekutuan mulai berlaku sejak saat terjadinya persesuaian
penyataan kehendak antara para sekutu, kecuali para sekutu menentukan lain.
G. BADAN HUKUM
KUH Perdata
KUH Dagang
NBW Belanda
Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
Teori
Teori
Teori
Teori
Teori
fiksi
konsesi
Zweckvermogen
kekayaan bersama
realis atau organic
H. HIBAH
Pada dasarnya perjanjian hibah merupakan perjanjian sepihak, karena yang paling
aktif untuk melakukan perbuatan hokum adalah si penghibah sedangkan penerima
hibah adalah pihak yang pasif.
I. PENITIPAN BARANG
Penitipan barang terjadi apabila seseorang menerima suatu barang dari orang
laindengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam
bentuk asalnya. Penitipan barang dibagi menjadi dua macam yaitu penitipan murni
(sejati) dan penitipan sekestrasi (penitipan dalam perselisihan).
J. PINJAM PAKAI
Pinjam pakai adalah suatu persetujuan dengan mana Yng Atu memberikan suatu
barang kepada pihak lainnya dengan Cuma-Cuma dengan syarat barang akan
dikembalikan setalh dipakai.
K. PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM (PAKAI HABIS)
Pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian yang menentukan pihka pertama
menyerahkan sejumlah uang yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan
syarat bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan barang sejenis kepada
pihak laindalam jumlah dan keadaan yang sama.
I. BUNGA TETAP ATAU BUNGA ABADI
Perjanjian bunga abadi merupakan perjanjian bahwa pihak yang meminjamkan
uang akan menerima pembayaran bunga atas sejumlah uang pokok yang tidak
akan diminta kembali. Bunga itu dapat diangsur.
M. PERJANJIAN UNTUNG-UNTUNGAN
Perjanjian untung-untungan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu;
1. perjanjian pertanggungan
2. bunga cagak hidup
3. perjudian dan pertaruhan
N.PEMBERIAN KUASA
Perjanjian pemberian kuasa adalah suatu perjanjian yang berisikan pemberian
kekuasaan kepda orang lain yang menerimanya untuk melaksanakan sesuatu atas
nama orang yang memberi kuasa. Perjanjian ini dibedakan menjadi enam macam
yaitu:
-
akta umum
surat dibawah tangan
lisan
diam-diam
Cuma-Cuma
Kata khusus dan
Umum
BAB 5
Somasi harus disampaikan kepada debitur dalam bentuk surat perintah atau sebuah
akta yang sejenis. Yang berwenang mengeluarkan surat perintah itu adalah kreditur
atau pejabat yang berwenang untuk itu. Pejabat yang berwenang adalah juru sita,
Badan Urusan Piutang Negara, dan lain-lain. Surat teguran harus dilakukan paling
sedikit tiga kali dengan mempertimbangkan jarak tempat kedudukan kreditur
dengan tempat tinggal debitur.
B. WAN PRESTASI
Wanprestasi adalah tidak memnuhi atau lalai melaksanakan kewajiban
sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan
debitur. Ada 4 akibat adanya wanprestasi yaitu;
-
C. GANTI RUGI
Ada dua sebab timbulnya ganti rugi yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan
perbuatan melawan hokum. Ganti rugi yang dapat dituntut kepada debitur adalah
berupa kerugian yang telah dideritanya berupa biaya-biaya dan kerugian serta
keuntungan yang sedianya akan diperoleh ini ditujukan kepada bunga-bunga.
D. KEADAAN MEMAKSA
Ketentuan ini memberikan kelonggaran kepada debitur untuk tidak melakukan
penggantian biaya, kerugian, dan bunga dikarenakan keadaan yang berada diluar
kekuasaannya. Keadaan memaksa dapat dibedakan menjadi keadaan absolut dan
keadaan memaksa yang relative.
Ada dua teori yang membahas tentang keadaan memaksa
ketidakmungkinan dan teori penghapusan atau peniadaan kesalahan.
E. RISIKO
yaitu
teori
Dalam teori hokum dikenal suatu ajaran yang disebut dengan resicoleer (ajaran
risiko) yaitu suatu ajaran dimana seseorang berkewajiban untuk memikul kerugian,
jika ada suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda
yang menjadi objek perjanjian.ajaran ini timbul apabila terdapat keadaan memaksa
(overmacht).
BAB 6
PENYUSUNAN, STRUKTUR, DAN ANATOMI KONTRAK
Pada dasarnya kontrak yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian, kontrak yang dibuat oleh para
pihak disamakan dengan undang-undang.
Hal-hal yang diperhatikan oleh para pihak yang akan mengadakan dan membuat
kontrak adalah:
-
Di dalam Pasal 1266 KUH Perdata ditentukan bahwa: Tiap-tiap yang akan
mengakhiri kontrak harus dengan putusan pengadilan yang mempunyai
yuridiksi atas kontrak tersebut. Maksdu ketentuan ini adalah melindungi
pihak yang lemah.
8. Bentuk Standar Kontrak
Standar kontrak merupakan perjanjian yang telah ditentukan dan telah
dituangkamn dalam bentuk formulir. Hakikat dari perjanjian baku adalah
perjanjian yang telah distandardisasi isinya oleh pihak ekonomi kuat,
ssedangkan pihak lainnya hanya diminta untuk menerima atau menolak
isinya.
B. PRINSIP-PRINSIP DALAM MENYUSUN KONTRAK
Dalam mempersiapkan kontrak ada dua prinsip hokum yang harus diperhatiakn
yaitu
-
C. PRAPENYUSUNAN KONTRAK
4 hal yang perlu diperhatiakn sebelum menyusun kontrak yaitu:
-
D. TAHAP PENYUSUNAN
Ada 5 tahap dalam penyusunan kontak yaitu:
-
Pembuatan draft pertama yang meliputi judul kontrak, pembukaan, pihkapihak dalam kontrak, racital, isi kontrak, dan penutup.
Saling menukar draft kontrak
Jika perlu diadakan revisi
Dilakukan penyelesaian akhir
Penutup dengan penandatanganan kontrak oleh masing-masing pihak.
BAB 7
POLA PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG KONTRAK
A. Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa
Pola penyelesaian sengketa dapat melalui pengadilan dan alternative penyelesaian
sengketa
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan adalah suatu pola penyelesaian sengketa
yang terjadi antara pihak yang diselesaikan di pengadilan. Apabila mengacu
ketentuan Pasal 1 ayat (10) UU No.30 tahun 1999 maka cara penyelesaian sengketa
melalui ADR dibagi menjadi lima yaitu:
-
Konsultasi
Negosiasi
Mediasi
Konsiliasi, atau
Penilaian ahli
Didalam literature juga disebutkan dua pola penyelesaian sengketa yaitu the
bidning adjudicative procedure dan the nonbinding adjudicative procedure.
B. LITIGASI
Litigasi merupakan suatu proses gugatan, suatu sengeka diritualisasikan yang
menggantyikan sengketa sesungguhnya, yaitu para pihak dengan memberikan
kepada soerang pengambil keputusan dua pilihan yang bertentangan. Proses litigasi
mensyaratkan untuk memperbaiki atau memulihkan hubungan sehingga para hakin
atau para pengambil keputusan lainnya dapat lebih siap membuat keputusan.
C. ARBITRASE
Arbitrase adalah penyelesaian sengketa perdata diluar peradilan umum yang
berdasarkan pada perjanjian yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang
bersengketa. Pada mulanya ketentuan tentang arbita=rase diatur didalam RV
(Burgerlijk Reglement op de Rechtvoerdering) dan HIR. Ketentuan ini tidak berlaku
lagi sekrang dan telah diganti dengan UU No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Lembaga arbitrase dibagi menjadi 2 macam yaitu
arbitrase ad haoc dan arbitrase institutional. Arbitrase institusional dibagi menjadi
dua sifat yaitu nasional dan internasional.