Anda di halaman 1dari 20

PERADILAN TATA USAHA NEGARA

(PTUN)
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Jonny Simamora, S.H., M.Hum

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ahmad Wali, S.H., M.H.

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Pipi Susanti, S.H., M.H.

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Sonia Ivana Barus, S.H., M.H.
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
(PTUN)

BAB I
A. Pengertian Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara

B. Karateristik dan Prinsip-Prinsip PTUN

C. Asas-Asas Hukum Acara Peradilan


Tata Usaha Negara

D. Kompetensi PTUN
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

RU- UU NO.5/1986 UU NO.30/2014

MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}

UU NO.5/1986 UU NO.30/2014 UU NO.11/2020


UU NO.51/2009

Pasal 47 UU NO.5/1986 :
“Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata
Usaha Negara”
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

RU-
MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}

Pasal 1 Angka 10 UU No.51 Tahun 2009 :


Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau
badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan pe -
rundang-undangan yang berlaku.
Pasal 1 angka 4 UU NO.5/1986 :
“Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau
badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan pe -
rundang-undangan yang berlaku”
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

RU-
MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}

Pasal 1 angka 9 UU NO.51/2009 :


KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi sese -
orang atau badan hukum perdata.
Pasal 1 angka 3 UU NO.5/1986 :
“KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi sese -
orang atau badan hukum perdata”.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

RU-
MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}
Pasal 3 UU NO.5/1986 :
(1) bahwa apabila badan atau pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu sejatinya menjadi kewajibannya,
maka hal tersebut disamakan dengan KTUN.
(2) bilamana suatu badan atau pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud lewat, maka badan atau pejabat TUN tersebut dianggap telah meno -
lak mengeluarkan keputusan yang dimaksudkan kepadanya.
(3) Dalam hal peraturan perundangundangan yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2),
maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimanya permohonan, badan atau pejabat TUN yang bersangkutan diang -
gap sudah mengeluarkan keputusan yang berisi suatu penolakan.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

RU-
MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}
Pasal 21 UU NO.30/2014 :
(1) Pengadilan berwenang menerima, memeriksa, dan memutuskan ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan Wewe -
nang yang dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan.
(2) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk menilai ada atau
tidak ada unsur penyalahgunaan Wewenang dalam Keputusan dan/ atau Tindakan.
(3) Pengadilan wajib memutus permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 21 (dua puluh satu) hari
kerja sejak permohonan diajukan.
(4) Terhadap putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diajukan banding ke Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara.
(5) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara wajib memutus permohonan banding sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak permohonan banding diajukan.
PENGATURAN FIKTIF POSITIF
Pasal 175 angka 6 UU NO. 11/2020 : Pasal 53 UU NO. 30/2014

(1) Batas waktu kewajiban untuk menetapkan dan/atau (1) Batas waktu kewajiban untuk menetapkan dan/atau melakukan Keputusan
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan diberikan sesuai den- dan/atau Tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perun-
gan ketentuan peraturan perundang-undangan. dang-undangan.
(2) Jika ketentuan peraturan perundang-undangan tidak (2) Jika ketentuan peraturan perundang-undangan tidak menen-
menentukan batas waktu kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tukan batas waktu kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajibmenetapkan dan/atau Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan dalam waktu paling melakukan Keputusan dan/atau Tindakan dalam waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap oleh lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah permohonan diterima se-
Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan. cara lengkap oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
(3) Dalam hal permohonan diproses melalui sistem elektronik dan seluruh per- (3) Apabila dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan dan/
syaratan dalam sistem elektronik telah terpenuhi, sistem elektronik atau Pejabat Pemerintahan tidak menetapkan dan/atau melakukan Keputusan
menetapkan Keputusan dan/atau Tindakan sebagai Keputusan atau Tin- dan/atau Tindakan, maka permohonan tersebut dianggap dikabulkan
dakan Badan atau Pejabat Pemerintahan yang berwenang. secara hukum.
(4) Apabila dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), (4) Pemohon mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk memperoleh pu-
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menetapkan tusan penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan, permohonan (5) Pengadilan wajib memutuskan permohonan sebagaimana dimaksud pada
dianggap dikabulkan secara hukum. ayat (4) paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak permohonan dia-
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk penetapan Kepu- jukan.
tusan dan/atau Tindakan yang dianggap dikabulkan secara hukum seba- (6) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan
gaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Presiden untuk melaksanakan putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
paling lama 5 (lima) hari kerja sejak putusan Pengadilan ditetapkan.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN
RU-
MUS:
P47 = {P1.10 + P1.9 + P3 + P21 + P53 (175.6) + P87}

Pasal 87 UU NO. 30/2014 :


Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan UndangUndang Nomor 51 Tahun 2009 harus dimaknai sebagai:
a. penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara
negara lainnya;
c. berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

UU No. 5/1986
Sebagaimana telah di-
ubah pada Ps. 2 UU NO.30/2014
UU NO.5/1986 UU NO.30/2014 UU NO.11/2020 UU No. 9/2004

Ps. 47 = {Ps. 1 (10) + Ps. 1 (9) + Ps. 3 + Ps. 21 + Ps. 53 (175.6) + Ps. 87} – (Ps. 2 + Ps. 49) dibatasi (Ps. 48 + Ps. 51 (3) + Ps. 75 s/d Ps. 78 + Ps. 55 )

UU NO.5/1986 UU NO.30/2014 UU NO.5/1986 UU NO.5/1986


UU NO.51/2009 UU NO.5/1986
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 2 UU NO. 5/1986 :

Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-undang ini :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pi-
dana atau Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang- undangan lain yang
bersifat hukum pidana;
e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ke -
tentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;
g. Keputusan Panitia Pemilihan, baik di pusat maupun di daerah, mengenai hasil pemilihan umum.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 49 UU NO. 5/1986 :

Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara
tertentu dalam hal keputusan yang disengketakan itu dikeluarkan :
a. dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan luar biasa yang
membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-un-
dangan yang berlaku.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 48 UU NO. 5/1986 :

(1) Dalam hal suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa Tata Usaha
Negara tertentu,maka batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
dan/administratif yang tersedia.
(2) Pengadilan baru berwenang memeriksa,memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh upaya administratif yang
bersangkutan telah digunakan.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 51 ayat (3) UU NO. 5/1986 :

(1) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus sen-
gketa Tata Usaha Negara di tingkat banding.
(2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara juga bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus di tingkat
pertama dan terakhir sengketa ke Kewenangan mengadili antara Pengadilan Tata Usaha Ne-
gara di dalam daerah hukumnya.
(3) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan di tingkat pertama sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48.
(4) Terhadap putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dapat diajukan permohonan kasasi.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 75 UU NO. 30/2014 :

1) Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat mengajukan Upaya Administratif
kepada Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tin -
dakan.
2) Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. keber-
atan; dan b. banding.
3) Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menunda pelaksanaan Keputusan dan/
atau Tindakan, kecuali: a. diten-
tukan lain dalam undang-undang; dan b. menimbulkan
kerugian yang lebih besar.
4) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib segera menyelesaikan Upaya Administratif yang
berpotensi membebani keuangan negara.
5) Pengajuan Upaya Administratif tidak dibebani biaya.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 76 UU NO. 30/2014 :

1) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan berwenang menyelesaikan keberatan atas Keputusan dan/atau Tin -
dakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan yang diajukan oleh Warga Masyarakat.
2) Dalam hal Warga Masyarakat tidak menerima atas penyelesaian keberatan oleh Badan dan/ atau Pejabat Pe-
merintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Warga Masyarakat dapat mengajukan banding kepada
Atasan Pejabat.
3) Dalam hal Warga Masyarakat tidak menerima atas penyelesaian banding oleh Atasan Pejabat, Warga Masyarakat da -
pat mengajukan gugatan ke Pengadilan.
4) Penyelesaian Upaya Administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) berkaitan dengan batal
atau tidak sahnya Keputusan dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan tuntutan administratif.
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN
Pasal 77 UU NO. 30/2014 :

1) Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak diu -
mumkannya Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Badan dan/ atau Pejabat
Pemerintahan yang menetapkan Keputusan.
3) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib
menetapkan Keputusan sesuai permohonan keberatan.
4) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja.
5) Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menyelesaikan keberatan dalam jangka waktu se -
bagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
6) Keberatan yang dianggap dikabulkan, ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai dengan per -
mohonan keberatan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
7) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan paling lama 5 (lima)
hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 78 UU NO. 30/2014 :

1) Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak keputusan up -
aya keberatan diterima.
2) Banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Atasan Pejabat yang menetapkan
Keputusan.
3) Dalam hal banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikabulkan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib
menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan banding.
4) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan banding paling lama 10 (sepuluh) hari kerja.
5) Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menyelesaikan banding dalam jangka waktu sebagaimana di -
maksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
6) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan paling lama 5 (lima)
hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
-40 PASANG SURUT KOMPETENSI PTUN

Pasal 55 UU NO. 30/2014 :

Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diteri -
manya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai