Anda di halaman 1dari 17

Hukum Acara

Pembubaran Partai Politik

Matakuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi


Bidang Studi Hukum Tata Negara
Maret 2021
KEDAULATAN RAKYAT,
DEMOKRASI, PARPOL
Pasal 1 (2) UUD 1945 Pasal 28 UUD 1945
KEDAULATAN DI TANGAN RAKYAT KEMERDEKAAN BERSERIKAT
(DEMOKRASI) DAN BERKUMPUL

NEGARA DAN
PEMERINTAHAN salah satunya
diwujudkan dengan

turut berpartisipasi
PARTAI POLITIK dengan fungsi
dalam - pendidikan politik untuk anggota dan
masyarakat umum
- penyerapan dan penyaluran aspirasi politik
- seleksi & rekrutmen politik
- partisipasi politik warga Indonesia
- persatuan dan kesatuan bangsa
PEMBATASAN HAK DAN
PEMBUBARAN PARPOL

Pasal 28J UUD 1945


PEMBATASAN HAK DAN KEBEBASAN
Pembubaran
BERDASARKAN PEMBATASAN YANG
Partai Politik
DIATUR UU
dengan maksud untuk: Mekanisme pembubaran parpol
- Perlindungan Hak orang lain diperlukan untuk melindungi
- Nilai-nilai Agama dan Moral ancaman terhadap demokrasi,
- Ketertiban Umum dan Keamanan konstitusi, ideologi, kedaulatan
- Keberlanjutan Demokrasi negara serta keamanan nasional

Mekanisme pembubaran parpol


juga diperlukan terkait
perlindungan terhadap hak yang
dibatasi, oleh karenanya
pembubaran harus melalui
- Mekanisme hukum & peradilan
- Berdasarkan putusan pengadilan
KASUS PEMBUBARAN
PARPOL
Refah Partisi (Welfare Party) di Turki
Dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi Turki pada 1999 karena
melanggar konstitusi dan prinsip sekulerisme (secara bersamaan
pembubaran juga terhadap beberapa parpol lainnya)

Socialist Reich Party dan Komunist Party de Deutch di Jerman


Kedua partai dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi Federal Jerman
pada 1952 (SRP) dan pada 1956 (KPD) dengan alasan sistem, nilai,
program, dan kegiatan bertentangan dengan Basic Law dan prinsip
demokrasi

Thai Rak Thai Party di Thailand


Dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand pada 2007 karena
serangkaian kecurangan pada Pemilu 2006 dan pejabat yang
berasal dari partai serta pengurusnya terlibat kasus-kasus korupsi
KASUS PEMBUBARAN
PARPOL
Pembubaran Masyumi
(Keppres No. 200 Tahun 1960)
Karena dianggap melakukan
pemberontakan, pemimpin partai
dianggap terlibat pemberontakan

Pembubaran PSI
(Keppres No. 201 Tahun 1960)
Dengan alasan yang sama dengan
Masyumi

Pembubaran PKI
(Keppres No. 1/3/1966)
Salah dua alasannya: gerakan 30
September 1965/PKI dan sisa-sisa
gerakan yang berakibat terganggunya
keamanan dan ketertiban
Dasar Hukum
Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi
UU No.24 Tahun 2003
UU No.8 Tahun 2011

Undang-Undang tentang Partai Politik


UU No.2 Tahun 2008
UU No.2 Tahun 2011

Peraturan Mahkamah Konstitusi No.12 Tahun


2008 tentang Prosedur Beracara dalam
Pembubaran Partai Politik
Larangan Terhadap Parpol
dan Sanksi
Pasal 40 UU Parpol
Jenis Larangan Sanksi
(1) Partai Politik dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda a. Penolakan permohonan
gambar yang sama dengan: pendaftaran badan hukum
a. bendera atau lambang negara Republik Indonesia; di Kementerian (bagi parpol
b. lambang lembaga negara atau lambang Pemerintah; baru), atau
c. nama, bendera, lambang negara lain atau lembaga/badan b. Sanksi administratif berupa
internasional; pembekuan sementara
d. nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi berdasarkan putusan PN
terlarang; (bagi Parpol yang sudah
e. nama atau gambar seseorang; atau berbadan hukum)
f. yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan nama, lambang, atau tanda gambar Partai Politik lain.
(2) Partai Politik dilarang: a. Sanksi administratif berupa
a. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-Undang pembekuan sementara,
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan b. Jika dalam pembekuan
perundang-undangan; atau masih melanggar, diajukan
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan dan pembubaran ke MK
keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Larangan Terhadap Parpol
dan Sanksi
Pasal 40 UU Parpol
Jenis Larangan Sanksi
(3) Partai Politik dilarang: Ancaman pidana penjara
a. menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam dan denda kepada
bentuk apa pun yang bertentangan dengan peraturan perundang- pengurus partai politik
undangan;
b. menerima sumbangan berupa uang, barang, ataupun jasa dari pihak Terkait pelanggaran poin
mana pun tanpa mencantumkan identitas yang jelas; e., sanksi administrasi
c. menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan oleh badan/lembaga
usaha melebihi batas yang ditetapkan dalam peraturan perundang- internal partai
undangan;
d. meminta atau menerima dana dari badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, dan badan usaha milik desa atau dengan sebutan
lainnya; atau
e. menggunakan fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota sebagai sumber
pendanaan Partai Politik.
Larangan Terhadap Parpol
dan Sanksi
Pasal 40 UU Parpol
Jenis Larangan Sanksi
(4) Partai Politik dilarang mendirikan badan usaha dan/atau Pembekuan sementara kepengurusan
memiliki saham suatu badan usaha. serta aset dan sahamnya disita untuk
negara, berdasarkan putusan PN

(5) Partai Politik dilarang menganut dan mengembangkan serta Diajukan pembubaran ke hadapan MK
menyebarkan ajaran atau paham komunisme/Marxisme- (tanpa proses pembekuan, pemerintah
Leninisme. bisa segera mengajukan permohonan
ketika didapati pelanggaran)

Pengurus parpol diancam dengan pidana


kejahatan terhadap keamanan negara.
HUKUM ACARA
PEMBUBARAN PARPOL
PEMOHON:
Pemerintah, dapat diwakili oleh Jaksa Agung atau Menteri
yang ditunjuk Presiden (PMK 12/2008).

ISI PERMOHONAN:
 identitas lengkap pemohon;
 uraian yang jelas tentang ideologi, asas, tujuan, program
dan kegiatan partai politik yang dimohonkan pembubaran
yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945;
 alat-alat bukti yang mendukung permohonan

TERMOHON: Partai Politik yang akan dibubarkan


Struktur/ Kerangka
Permohonan

• Kepala surat
• Pembukaan
• Penjelasan legal standing
• Penjelasan kewenangan MK terkait perkara
• Posita / latar belakang
• Petitum
• Penutup
ALASAN PEMBUBARAN
yang harus diuraikan secara detil dalam
permohonan

Pasal 68 Ayat (2) UU MK:


Ideologi bertentangan dengan UUD 1945;
Asas bertentangan dengan UUD 1945;
Tujuan bertentangan dengan UUD 1945;
Program bertentangan dengan UUD 1945;
dan/atau
Kegiatan bertentangan dengan UUD 1945.
PERSIDANGAN

Harus Diputus dalam waktu 60 hari kerja;


Tahapan Persidangan:
Pemeriksaan Pendahuluan
Pemeriksaan Persidangan, pembuktian, keterangan saksi & ahli
(rapat permusyawaratan hakim / RPH)
Putusan
Pembuktian:
Dokumen
Fakta
RAPAT PERMUSYAWARATAN HAKIM
PUTUSAN
Putusan yang telah diambil dalam Rapat Permusyawaratan
Hakim diucapkan dalam Sidang Pleno terbuka untuk umum.

Paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja setelah


permohonan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi.

Amar Putusan
permohonan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard)
apabila tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pasal 3 dan
Pasal 4;
permohonan dikabulkan apabila permohonan beralasan;
permohonan ditolak apabila permohonan tidak beralasan.
AMAR PUTUSAN
MENGABULKAN

a. mengabulkan permohonan pemohon;


b. menyatakan membubarkan dan
membatalkan status badan hukum partai
politik yang dimohonkan pembubaran;
c. memerintahkan kepada Pemerintah untuk:
1. menghapuskan partai politik yang dibubarkan dari daftar pada
Pemerintah paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
sejak putusan Mahkamah diterima;
2. mengumumkan putusan Mahkamah dalam Berita Negara Republik
Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari sejak putusan diterima.
AKIBAT HUKUM
PEMBUBARAN

Pasal 10 ayat (2) PMK Nomor 12 Tahun 2008:


• pelarangan hak hidup partai politik dan penggunaan
simbol-simbol partai tersebut di seluruh Indonesia;
• pemberhentian seluruh anggota DPR dan DPRD
yang berasal dari partai politik yang dibubarkan;
• pelarangan terhadap mantan pengurus partai politik
yang dibubarkan untuk melakukan kegiatan politik;
• pengambilalihan oleh negara atas kekayaan partai
politik yang dibubarkan.
Pertanyaan untuk Diskusi

Jika pada tahun 1960-1966an telah berlaku peraturan


perundangan terkait pembubaran parpol yang berlaku
saat ini, bisakah ketiga partai ini dibubarkan?
Mengapa? Bagaimana mekanismenya?

Pembubaran Masyumi (Keppres No. 200 Tahun 1960)


Pembubaran PSI (Keppres No. 201 Tahun 1960)
Pembubaran PKI (Keppres No. 1/3/1966).

Anda mungkin juga menyukai