Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perjalanan hukum di Indonesia, terutama setelah

berakhirnya masa kepemimpinan Soekarno, setidaknya terdapat 2 (dua) partai

politik yang dibubarkan oleh pemerintah, yaitu Partai Komunis Indonesia

(PKI) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD). PKI dibubarkan melalui Surat

Keputusan Nomor 1/3/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis

Indonesia,[1] sedangkan PRD dibubarkan melalui Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 210-221 Tahun 1997 tentang Pembubaran dan

Pelarangan Organisasi Partai Rakyat Demokratik.

Setelah Indonesia memiliki Mahkamah Konstitusi, maka untuk hal

pembubaran partai politik tersebut, kewenangannya berada di tangan

Mahkamah Konstitusi. Namun demikian, bukan berarti dengan telah diaturnya

dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik jo.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi[2]

yang menyatakan bahwa kewenangan untuk membubarkan partai politik

dipegang oleh Mahkamah Konstitusi, masalah pembubaran partai politik ini

menjadi terselesaikan secara tuntas. Masih ada permasalahan lain yang

mungkin saja timbul di kemudian hari sehubungan dengan pembubaran partai

politik.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa alasan pembubaran partai politik?

2. Bagaimana prosedur pembubaran partai politik dalam Hukum

Acara Mahkamah Konstitusi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN PARTAI POLITIK

Pasal 1 angka 1 UU No.2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No.2

Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Partai politik adalah organisasi yang bersifat

nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, massyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara keutuhan NKRI

berdasarkan pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945.

PENGERTIAN PEMBUBARAN

Pasal 141 UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik bab XVII

Pembubaran dan Penggabungan Partai politik. Partai politik bubar apabila :

a. Membubarkan diri atas keputusan sendiri

b. Menggabungkan diri dengan partai politik lain

c. Dibubarkan oleh mahkamah konstitusi

PENGERTIAN PEMBUBARAN PARPOL

Bubarnya partai politik berarti berakhirnya eksistensi hukum partai politik

tersebut.Hal ini dapat terjadi karena membubarkan diri atas keputusan sendiri,

menggabungkan diri dengan PARPOL lain, atau dibubarkan berdasarkan

keputusan otoritas Negara atau sebagai akibat dari adanya aturan baru atau

3
kebijakan Negara. Pembubaran kategori terakhir disebut sebagai pembubaran

secara paksa.

CATATAN SEJARAH

Masa Penjajahan Belanda :

 Indische Partij

 Partai Komunis Indonesia

 Partai Nasional Indonesia

Masa Pemerintahan Orde Lama :

 Pembubaran Masyumi ( Keppres No.200 Tahun 1960 )

 Pembubaran PSI ( Keppres No 201 Tahun 1960 )

Masa Pemerintahan Orde Baru :

 Partai Komunis Indonesia ( Keppres No. 1/3/1966)

 Fusi Parpol ( UU No.3/1975)

A. Alasan Pembubaran Partai Politik

Alasan yang menjadi dasar pembubaran, diantaranya adalah:

 Parta politik mempunyai tujuan yang bersifat “unlawfull or immorals

aims”

4
 Kegiatan partai yang membahayakan hak asasi manusia, bersifat

totalitaran dan bertentangan dengan prinsip-prinsip rule of law dan

demokrasi

 Merupakan partai ekstrem

 Menyebarkan, mengajarkan, atau memperjuangkan kebencian, kekerasan,

atau diskriminasi

 Melakukan kegiatan dengan cara kekerasan yang antidemokrasi

 Mengancam eksistensi dan kemerdekaan negara

 Mengancam integritas wilayah negara

 Menganjurkan kejahatan

 Mengambil alih kegiatan negara

 Melakukan kegiatan yang dilarang

 Melakukan kegiatan “para militer”

5
Alasan Pembubaran dalam Peraturan dan Praktik

Alasan pembubaran partai politik pada umumnya terkait dengan prinsip

demokrasi, konstitusi, dan ideology tertentu. Pasal 9 Penetapan Presiden No. 7

tahun 1959, menentukan alasan-alasan yang dapat menjadi dasar pembubaran,

meliputi:

 Partai politik bertentangan dengan asas dan tujuan negara

 Programnya bermaksud merombak asas dan tujuan negara

 Sedang melakukan pemberontakan karena pemimpin-pemimpinnya turut

serta dalam pemberontakan-pemberontakan atau telah jelas memberikan

bantuan, sedangkan partai itu tidak dengan resmi menyalahkan anggota-

anggotanya itu

 Tidak memenuh syarat-syarat lain yang ditentukan

Dalam pasal 2 PMK No. 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik

dapat dibubarkan oleh MK apabila:

 Ideologi, asas, tujuan, program partai politik bertentangan dengan UUD

1945; dan/atau

 Kegiatan partai politik bertentangan dengan UUD 1945 atau akibat yang

ditimbulkannya bertentangan dengan UUD 1945.

Pada masa orde lama, terjadi pembubaran partai politik dalam bentuk

penolakan pengakuan terhadap partai politik yang sebelumnya telah ada, itu

terjadi karena partai politik tersebut dianggap tdak memenuhi syarat-syarat yang

6
meliputi syarat yang bersifat ideologis, tujuan, program, kegiatan, keanggotaan,

pendanaan, serta jumlah kepengurusan dan anggota.

Pada awal masa orde baru, terjadi pembubaran PKI yang bukan dlakukan

berdasarkan alasan yang diatur dalam Perpres No. 7 tahun 1959. Dalam keppres

No. 1/3/1996, disebutkan alasan pembubaran tersebut adalah karena munculnya

kembali aksi-aksi gelap yang dilakukan oleh ”Gerakan 30 September” PKI. Aksi-

aksi tersebut mengakibatkan terganggunya keamanan rakyat dan ketertiban.

Pada masa reformasi, dalam UU No. 2 Tahun 1999, alasan pembekuan dan

pembubaran partai politik adalah pelanggaran terhadap ketentuan mengenai

syarat-syarat pembentukan partai, tujuan, larangan, dan kewajiban partai politik.

Menurut UU No. 31 Tahun 2002, alasan pembubaran partai politik adalah jka

pengurus partai politik menggunakan partainya untuk melakukan kegiatan

menganut, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran atau paham

Komunisme/Marxisme-Leninisme. Alasan-alasan pembubaran partai politik

dibiag menjadi dua jenis, yaitu:

 Alasan yang bersifat normatif konstitusonal, meliputi alasan-alasan terkait

dengan ideology, asas, program, kegiatan, serta kewajiban dan larangan

tertentu bagi partai politik

 Alasan yang bersifat administratif, berupa syarat-syarat kepengurusan dan

keanggotaan yang harus dipenuhi organsasi

7
Alasan pembubaran partai politik dalam peraturan perundang-udangan di

masa yang akan datang tentu lebih baik jika ditentukan dengan cara lebih detail,

berdasarkan tujuan pengaturan pembubaran partai politik, yatu melindungi

konstitusi, yang dalamnya termasuk melindungi demokrasi dan ideologi negara,

kedaulatan negara, dan keamanan nasonal.

B. Alur Pembubaran Partai Politik dalam Hukum Acara Mahkamah

Konstitusi

Prosedur pembubaran yang dibahas adalah pembubaran oleh Mahkamah

Konstitusi. Prosedur tersebut meliputi pemohon dan permohonan, pemeriksaan

persidangan, putusan, dan pelaksanaan putusan. Ketentuan yang lebih banyak

mengatur prosedur pembubaran partai politik saat ini adalah UU No. 24 Tahun

2003.

Pemohon dan Permohonan

 Pasal 68 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 menentukan bahwa pemohon

dalam perkara pembubaran partai politik adalah pemerintah, yaitu

pemerintah pusat

 Pasal 3 ayat (1) PMK No. 12 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pemohon

adalah pemerintah yang dapat diwakili oleh Jaksa Agung dan/atau Menteri

yang ditugasi Presiden untuk itu

8
 Berdasarkan wewenang dan kemampuan hukum instansi pemerntah,

sebaiknya yang menjadi pemohon adalah penuntut khusus dari kejaksaan

agung yang bekerja sama dengan Departemen Hukum dan HAM

 Sebagai pemohon, di satu sisi memiliki data dan memahami kepartaian

sehingga jika terjadi pelanggaran, akan dikenakan sanksi pembubaran. Di

sisi lan, pemohon harus menguasai hukum dan mekanisme beracara di

pengadilan

 Pemberian hak mengajukan permohonan pembubaran partai politik kepada

pemerintah adalah untuk mencegah terjadinya saling menuntut

pembubaran diantara partai politik, jika yang melakukan pelanggaran

adalah partai yang sedang memerintah

 Isi Permohonan

a. Identitas lengkap pemohon dan kuasanya jika ada yang dilengkapi

surat kuasa khusus untuk itu

b. Uraian yang jelas tentang ideologi, asas, tujuan, program, dan

kegiatan partai politik yang dimohonkan pembubaran yang

dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

c. Alat-alat bukti yang mendukung permohonan

 Termohon adalah partai politik yang diwakili oleh pimpinan partai yang

dimohonkan untuk dibubarkan ( Pasal 3 ayat (3) PMK No. 12 Tahun

2008)

9
Persidangan Pembubaran Partai Politik

Perkara pembubaran partai politik wajib diputus selambat-lambatnya 60

hari kerja sejak permohonannya diregistrasi.

Proses persidangan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pemeriksaan

pendahuluan dan pemeriksaan persidangan.

 Di dalam pemeriksaan pendahuluan, yang diperiksa adalah kelengkapan

dan kejelasan permohonan. Hakim wajib memberi nasihat kepada

pemohon untuk melengkapi dan/atau memperbaiki permohonan jika

dipandang perlu. Pemohon diberikan kesempatan untuk memperbaiki

permohonannyapaling lambat 7 hari

 Pemeriksaan persidangan dilaksanakan untuk mendengarkan keterangan

pemohon, termohon, serta pihak lainnya. Pada proses selanjutnya

dilakukan pemeriksaan alat bukti serta mendengarkan keterangan saksi

dan ahli.

 Alat-alat bukti yang diajukan para pihak dapat berupa surat atau tulisan,

keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan para pihak, petunjuk, dan

alat-alat bukti lainnya ( Pasal 7 ayat (7) PMK No. 12 Tahun 2008)

Putusan

 Putusan yang telah diambil dalam Rapat Permusyawaratan Hakim

diucapkan dalam sidang pleno terbuka untuk umum

10
 Putusan Mahkamah tentang pembubaran partai politik dilakukan

dalam jangka waktu paling lambat 60 hari kerja setelah permohonan

dicatat dalam buku registrasi perkara konstitusi

 Amar putusan Mahkamah dapat menyatakan:

a. Permohonan tidak dapat diterima (niet ontvakelijk verklaard)

apabila tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pasal 3

dan Pasal 4

b. Permohonan dikabulkan apabila permohonan beralasan

c. Permohonan ditolak apabila permohonan tidak beralasan (Pasal

9 PMK No. 12 Tahun 2008)

Dalam hal permohonan dikabulkan, amar putusan:

 Mengabulkan permohonan pemohon

 Menyatakan membubarkan dan membatalkan status badan hukum

partai politik yang dimohonkan pembubaran

 Memerintahkan kepada pemerintah untuk :

a. Menghapuskan partai politik yang dibubarkan dari daftar pada

Pemerintah paling lambat dalam jangka waktu 7 hari kerja

sejak putusan Mahkamah diterima

b. Mengumumkan putusan Mahkamah dalam Berita Negara

Republik Indonesia paling lambat 14 hari setelah putusan

diterima ( Pasal 10 ayat (1) PMK No. 12 Tahun 2008 )

11
Pelaksanaan Putusan

Pelaksanaan putusan MK tentang pembubaran partai politik dilakukan

dengan membatalkan pendaftaran pada pemerintah. Eksistensi partai politik

yang dibubarkan tersebut telah berakhir pada saat dibacakan putusan

pembubarannya oleh MK. Tindakan pembatalan pendaftaran hanya

merupakan tindakan pelaksanaan atau konsekuensi dari adanya putusan MK.

Putusan itu harus diumumkan oleh pemerintah dalam berita Negara Republik

Indonesia dalam jangka waktu 14 hari kerja harus sejak putusan diterima,

sebagai bentuk pengumuman agar diketahui oleh masyarakat. Mengingat yang

menangani pendaftaran partai politik adalah Departemen Hukum dan HAM,

maka pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi dalam bentuk pembatalan

pendaftaran partai politik tersebut juga dilakukan oleh Departemen Hukum

dan HAM.

Akibat hukum Putusan Mahkamah yang mengabulkan permohonan

 Pelarangan hak hidup partai politik dan penggunaan simbol-simbol

partai tersebut di seluruh Indonesia

 Pemberhentian seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang berasal dari partai politik yang

dibubarkan

 Pelarangan terhadap mantan pengurus partai politik yang dibubarkan

untuk mengikuti kegiatan politik

12
 Pengambilalihan oleh negara atas kekayaan partai politik yang

dibubarkan ( Pasal 10 PMK N0. 12 tahun 2008)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada umumnya, alasan pembubaran partai politik adalah karena pelanggaran

terhadap larangan dan kewajiban partai politik. Sebagaimana tertuang dalam

PMK No. 12 tahun 2008, bahwa partai politik dapat dibubarkan apabila:

 Ideologi, asas, tujuan, program partai politik bertentangan dengan UUD

1945; dan/atau

 Kegiatan partai politik bertentangan dengan UUD 1945 atau akibat yang

ditimbulkannya bertentangan dengan UUD 1945.

Jadi, partai politik dapat dibubarkan apabila partai tersebut tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang mengaturnya dan bertentangan dengan

UUD 1945, yang secara tidak langsung mempengaruhi keamanan, kesatua,

dan kedaulatan bangsa

2. Prosedur pembubaran yang dibahas adalah pembubaran oleh Mahkamah

Konstitusi. Prosedur tersebut meliputi pemohon dan permohonan, persidangan

(pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan persidangan), putusan, dan

pelaksanaan putusan.

14
B. Saran

Alasan pembubaran partai politik dalam peraturan perundang-udangan di

masa yang akan datang tentu lebih baik jika ditentukan dengan cara lebih detail,

berdasarkan tujuan pengaturan pembubaran partai politik, yatu melindungi

konstitusi, yang dalamnya termasuk melindungi demokrasi dan ideologi negara,

kedaulatan negara, dan keamanan nasonal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor. 12 tahun 2008

Bahan Ajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Fakultas Hukum Unsrat

https://www.google.co.id/amp/s/presidenhukum.wordpress.com/2008/05/27/pemb

ubaran-partai-politik/amp/

https://www.scribd.com/doc/290368959/Hukum-Acara-Pembubaran-Partai-

Politik

reservdhr.blogspot.com/2012/11/pembubaran-partai-politik-dalam-

hukum.html?m=1

studylibid.com/doc/1097159/hukum-acara-pembubaran-partai-politik

16

Anda mungkin juga menyukai