Anda di halaman 1dari 10

BAB 7

STATISTIK KRIMINAL

Kelompok 5:
1. Miftakhul Jannah 1812011192
2. Saadatul Fadhilah 1812011197
3. Vonika Alawiya Fajrina 1812011198
4. Zirika Ovi Yanti Laisya 1812011208
STATISTIK KRIMINAL
Pengertian Statistik

a. Dalam arti sempit b. Dalam arti luas yaitu


yaitu kumpulan fakta ilmu yang mempelajari
yang merupakan data cara pengumpulan,
ringkasan yang pengolahan, dan
berbentuk angka analisa data.
Statistik Kriminal adalah angka-angka yang
menunjukkan jumlah kriminalitas tercatat pada
suatu waktu dan tempat tertentu.

Dark Number: untuk


Ada kriminalitas yang
memperoleh data
tidak dilaporkan
kriminalitas di masyarakat
dengan alasan
seperti:
Crime Indeks: alat pengukur
dalam statistik kriminal

Statistik Kriminal yang dibuat


oleh instansi resmi
Bentuk-Bentuk (Kepolisian)
Statistik Kriminal
Statistik Kriminal yang dibuat
oleh instansi tidak resmi
(Peneliti)
Tujuan Statistik Kriminal:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang kriminalitas
yang terjadi dalam masyarakat
2. Pemerintah dapat menyusun kebijaksanaan
penanggulangan kejahatan dan penegak hukum dapat
mengukur naik turunnya kejahatan dalam periode
tertentu di suatu negara tertentu.

Fungsi dan Kegunaan Statistik:


1. Alat untuk mengetahui secara kualitas suatu
permasalahan pada suatu tempat tertentu dalam
waktu tertentu
2. Sebagai dasar bagi suatu perencanaan
3. Sebagai dasar bagi pengambil keputusan dan
tindakan yang diperlukan
4. Dasar mengestimasi suatu permasalahan secara
kualitatif
5. Dasar membuat evaluasi hasil akhir
STATISTIK KRIMINAL POLRI
Pokja Mabes Polri, “Peranan statistik kriminal dalam
penegakan hukum pidana yang disampaikan pada
Seminar Kriminologi V 1986 menyatakan mencakup 3
sistem, yaitu:
1. Sub Sistem Pengumpulan Data (Pulta)
2. Sub Sistem Pengolahan Data (Lahta)
3. Sub Sistem Penyajian Data (Jianta) Data Sektor
Kepolisian
Sub Sistem Penyajian Data (Jianta) Data Sektor Kepolisian, Seperti:
a. Data Astagatra tentang:
- Ciri Geografis wilayah kesatuan bersangkutan
- Ciri demografi penduduk setempat termasuk jenis kelamin, pendidikan, status
sosial serta kuantitasnya
- Ciri dan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama, dan hankam.
b. Data Tentang gangguan kamtibmas berupa:
- Jumlah, jenis, sifat dan skala waktu kriminalitas di daerah tersebut
- Jumlah, jenis, sifat dan skala waktu pelanggaran yang terjadi
- Ploting peristiwa kejahatan dan pelanggaran diatas peta geografi, guna mengenali
sifat pengelompokkan dan kecenderungan penjabaran dalam wilayah bersangkutan.
c. Data kekuatan Polri setempat:
- Jumlah, kualitas dan struktur kekuatan personil
- Jumlah, kualita kekuatan struktur atas penunjang dalam mendukung pelaksanaan
tugas operasional
- Jumlah, kualitas dan struktur masalah yang dihadapkan pada kesatuaan yang
bersifat menghaambaat kegiatan operasional.
METODE PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data Pengolahan data


kuantitatif guna kualitatif guna
memahami frekuensi, memahami tingkat
tingkat kecendrungan kerawanan daerah,
dan pola-pola hubungan korelatif
kriminalitas kriminogen

Pengolahan data: Pengolahan data:


- Pola kejahatan - Hubungan antara usia
- Total kejahatan per dan kejahatan
tahun - Hubungan antara sudah
- Total rata-rata kejahatan atau belum bekerja
per bulan - Hubungan tempat
- Indeks kejahatan per tinggal tetap dan
tahun kejahatan
- Kemampuan - Hubungan pendidikan
menyelesaikan perkara dan kejahatan
yang dilaporkan per - Hubungan motivasi dan
tahun kejahatan
PERMASALAHAN STATISTIK KRIMINAL
DALAM PRAKTEK
1. Akurasi statistik kriminal
Statistik kriminal merupakan alat bantu untuk
memberikan efektifitas upaya memerangi
kejahatan.
2. Kelemahan bidang manajemen informasi
kriminal
Setiap aspek memiliki rincian secara rasional
objektif, Oleh karenanya data masukan yang
dihimpun haruslah mempunyai kemampuan untuk
diolah dalam rancangan berbagai ilmu disiplin.
Selain itu,statistik kriminal dalam pengumpulan
,pengolahan dan penyajian data masih bersifat
intansional,seperti:
1. Golongan praktisi sesuai KUHP
a. Polri dan polisi khusunya seperti imigrasi ,bea cukai,departemen
kesehatan dan lain-lain
b. Angkatan perang RI berdasarkan UU Nomor 20 tahun 1982
dibebani tugas penegakan hukum {TNI AL)
c. Unsur struktiral teknik pemerintahan daerah dengan tugas
menegakan peraturan pidana daerah.
d. Jaksa baik selaku penuntut umum dalam sistem peradilan pidana
maupun selaku mengemban fungsi polisi tertentu berdasarkan
undang-undang (misal terhadap kasus korupsi)
e. Pengadilan di segala tingkat yang berintikan setiap putusan yang
ditetapkan hakim terhadap kasus yang diperiksa berserta hasil
pengawasan pelaksanaan putusan sesuai KUHP.
f. Instansi pelaksana putusan hakim meliputi jaksa,lembaga
pemasyarakatan umtuk pidana penjara
g. Jaksa dan BISPA untuk pidana penjara
h. Pengemban tugas membela perkara / pemberi bantuan huku
 2. Golongan/kampus
a. Yang berorientasi pada sumber hukum
b. Yang berorientasi pada sumber psikologi
c. Yang berorientasi pada sumber pskiatri
d. Yang berorientasi pada sumber sosiologi
e. Yang berorientasi pada sumber komunikasi
massa
f. Yang berorientasi pada sumber
antropologi/biologi
g. Yang berorientasi pada sumber ilmu
kepolisian

Anda mungkin juga menyukai