Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KRIMINOLOGI SOSIAL

MAZHAB-MAZHAB KRIMINOLOGI

DI SUSUN OLEH :
NAMA

:UMIYANI WALLY

NIM

:20133524054

PRODI/SEMESTER

:SOSIOLOGI/7

FAKULITAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
TATHUN 2016

KRIMINOLOGI

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan


seluas-luasnya (kriminologi teoritis atau murni). Dalam teori kriminologi bahwa kejahatan
merupakan gejala individual dan bahwa kejahatan adalah sebagai gejala sosial,merupakan dua
konsep yang harus terus di kaji validitasnya.
Mencegah lebih baik dari pada menyembuhkan, demikianlah semboyan dari ilmu
pengetahuan kedokteran sejak dahulu kala, kebenaran yang sama juga berlaku bagi kriminologi.
Mencegah kejahatan adalah lebih baik daripada mencoba mendidik penjahatmenjadi orang baik
kembali, lebih baik disini juga berarti : lebih mudah, lebih mencapai tujuannya, lebih murah.
Kriminologi terutama digunakan untuk memberi petunjuk bagaimana masyarakat dapat
memberantas kejahatan dengan hasil yang baik dan lebih-lebih menghindarinya.
Apa dan Siapa Penjahat itu adalah orang/kelompok yang telah malakukan suatu
kejahatan. Dipandang dari sudut formil (menurut hukum) kejahatan adalah suatu perbuatan yang
oleh masyarakat
Kriminologi sebagai ilmu sosial terus mengalami perkembangan dan peningkatan.
Perkembangan dan peningkatan ini disebabkan pola kehidupan sosial masyarakat yang terus
mengalami perubahan-perubahan dan berbeda antara tempat yang satu dengan yang lainnya serta
berbeda pula dari suatu waktu atau jaman tertentu dengan waktu atau jaman yang lain sehingga
studi terhadap masalah kejahatan dan penyimpangan juga mengalami perkembangan dan
peningkatan dalam melihat, memahami, dan mengkaji permasalahan-permasalahan sosial yang
ada di masyarakat dan substansi di dalamnya.
Berkembangnya studi yang dilakukan secara ilmiah mengenai tingkah laku manusia
memberikan dampak kepada berkurangnya perhatian para pakar kriminologi terhadap hubungan
antara hukum dan organisasi kemasyarakatan. Kemunculan aliran positif mengarahkan para
pakar kriminologi untuk lebih menaruh perhatian kepada pemahaman tentang pelaku kejahatan
(penjahat) daripada sifat dan karakteristik kejahatan, asal mula hukum serta dampak-dampaknya.
Perhatian terhadap hubungan hukum dengan organisasi kemasyarakat muncul kembali pada

pertengahan abad 20, karena hukum mulai dianggap memiliki peranan penting dalam
menentukan sifat dan karaktersitik suatu kejahatan. Para pakar kriminologi berkeyakinan bahwa
pandangan atau perspektif seseorang terhadap hubungan antara hukum dan masyarakat
memberikan

pengaruh

yang

penting

dalam

penyelidikan-penyelidikan

yang

bersifat

kriminologis.
Dalam perkembangannya itu, para pakar kriminologi merumuskan tiga perspektif dan
tiga paradigma tentang hubungan antara hukum dan organisasi kemasyarakatan. Tiga perspektif
tersebut adalah Konsesus, Pluralis, dan Konflik. Sedangkan tiga paradigma dalam memahami
gejala-gejala (reaksi sosial) tersebut adalah Paradigma Positivis, Interaksionis, dan Sosialis.
Sebagai studi ilmiah tentang kejahatan, kriminologi tumbuh dan berkembang sebagai
rekasi dari kekacauan dan ketidak tertiban di Negara-negara Eropa abad 18 dan 19 dengan
harapan bahawa ilmu pengetahuan baru dapat menemukan hukum alam yang memungkinkan
masyarakat berkembang melalui program untuk mewijudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Akibatnya segala sesuatu yang dipandang sebagai dapat mengganggu terwujudnya kesejahteraan
masyarakat seperti kejahatan, dipandang sebagai melanggar hukum alam.
Pakar kriminologi telah merumuskan tiga perspektif tentang hubungan antara hukum dan
organisasi kemasyarakatan, yaitu Konsesus, Pluralis, dan Konflik. Tiga perspektif ini merupakan
suatu perkembangan pemahaman yang bergerak dari konservatif menuju liberal dan akhirnya ke
sebuah perspektif radikal. Selain itu terdapat tiga paradigma yang digunakan dalam memahami
gejala-gejala (reaksi sosial), yaitu Paradigma Positivis, Interaksionis, dan Sosialis.
Dalam kriminologi, terdapat beberapa teori, yang telah digagas oleh pakar-pakar kriminologi
terdahulu, yang menjadi acuan bagi keberlangsungan kriminologi itu sendiri. Teori-teori ini,
seperti teori struktur sosial, pengendalian sosial, dan teori labeling, dapat menjadi landasan
dalam melihat dan menjawab masalah-masalah yang ada di masyarakat atau dalam mendukung
perkembangan dan pembaharuan hukum dan perundangan hukum pidana. Melihat keterkaitan
atau kesesuaian antara teori-teori tersebut dengan perspektif dan paradigma yang ada, adalah
menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Selain itu juga penulis juga
membahas mazhab-mazhab dalam kriminologi yang menggolongkan jenis-jenis kejahatan
manusia.

PEMBAHASAN DAN ANALISA


Dalam kriminologi terdapat beberapa teori yang dibagi kedalam tiga perspektif yaitu :
1.

Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perpektif biologi dan psikologis.

2.

Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perpektif sosiologis,

3.

Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perpektif lain.

Teori yang menjelaskan kejahatan dari perpektif biologi dan psikologis.


Cesare Lombroso seorang Italia yang sering dianggap sebagai the father of modern
criminology ia menjelaskan kejahatan dari mashab klasik menuju mashab positif.
Perbedaan signifikan antara mashab klasik dan mashab positif adalah bahwa yang
terakhir tadi mencari fakta empiris untuk menmgkonfirmasi gagasan bahwa kejahatan itu
dutentukan oleh berbagai factor.dimana para tokoh psikologis mempertimbangkan suatu variasi
dari kemungkinan cacat dalam kesadaran, ketidak matangan emosi, sosialisasi yang tidak
memadai dimasa kecil, kehilangan hubungan dengan ibu dll.
Sementara dari tokoh biologis mengukuti tradisi Charles Goring dalam upaya menelusuri
tentang tingkah laku criminal.
Penjelasan biologis Atas Kejahatan
Auguste Comte(1798-18570 ) membawa pengaruh penting bagi para tokoh mazhab
positif menurutnya there could be no real knowledge of social phenomena unless it was based
on a positivist. Tokoh yang terkenal diantaranya yaitu:
Cesare Lomroso
Dimana ia mengabungkan positivisme comte, evaluasi dari Darwin . ajaran inti dari teori
nya menjelaskan tentangpenjahat mewakili suatu tipe keanehan fisik, yang berbeda dengan non
criminal, dia menklaim bahwa para penjahat mewakili sutau bentuk kemerosotan yang
termanifes dalam karakter fisik yang merefleksikan suatu bentuk awal dari evolusi.
Teori nya tentang born criminal menyatakan bahwa para penjahat adalah suatu bentuk
yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera
dalam sifat bawaan dan watak dibandingkan mereka yang bukan penjahat.

Enrico Ferri
Ferri berpendapat bahwa kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh pengaruh
interaktif diantara factor fisik dan factor sosial. Dia juga berpendapat bahwa kejahatan dapat
dikontrol denagn perubahansosial.
Raffaela Garafola
Menurut teori ini kejahatan-kejahatan alamiah ditemukan didalam seluruh masyarakat
manusia, tidak peduli pandangan pembuat hukum dan tidak ada masyarakat yang beradab dapat
mengabaikannya.
Charles Buchman Goring
Ia menyimpulkan tidak ada perbedaan-perbedaan signifikan antara penjahat dan non
penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh. Para penjahat didapat lebih kecil danramping.
Ia menafsirkan temuan ini sebagai penegasan dari hipotesanya bahwa para penjahat secara
biologi lebih nferior tetapi tidak menemukan satu pun tipe fisik penjahat.
PENJELASAN PSIKOLOGIS ATAS KEJAHATAN
1.

Theori psikoanalisis ( Sigmund Freud)

Teori ini menghubungkan dilequent dan prilaku criminal denag suatu conscience yang baik dia
begitu menguasai sehingga menimbulkan perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak
dapat mengontrol dorongan siindividu dan bagi kebutuhan yang harusa segera dipenuhi.
2.

Moral development theory

Lawrence Kohlberg seorang psikolog menemukan bahwa pemikiran moral tumbuh dalam tiga
tahap yakni; preconvensional stage,conventional level, dan postconventional.
Sedangkan John Bowlhy mempelajari kebutuhan akan kehangatan dan afeksi sejak lahir dan
konsekwensi bila tidak mendapatkan itu, dia mengajukan theory of attachment
3.

Social Learning Theory

Teori pembelajaran ini berpendirian bahwa prilaku dilenquent ini dipelajari melalui proses
psikologis yang sama sebagai mana semua prilaku non dilenquent.tokoh yang mendukung teori
ini diantaranya adalah;

4.

Albert Bandura

Ia berpendapat bahwa individu-individu yang mempelajari kekerasan dan agresi melalui


behavioral modeling; anak belajar bertingkah laku melalui peniruan tingkah laku orang lain.
5.

Gerard Peterson

Ia menguji bagaimana agresi dipelajari melalui pengalaman langsung. Ia melihat bahwa nanakanak yang bermain secara pasifsering menjadi korban anak-anak lainnya tetapi kadanng-kadang
berhasil mengatasi serangan itu dengan agresi balasan. Dengan berlalunya waktu anak-anak ini
belajar membela diri dan akhirnya mereka mulai perkelahian.
6.

Ernesnt Burgess dan Ronald Akers

Dimana mereka mengabungkan learning theory dari Bandura yang berdasarkan psikologi dengan
theori differential association dari Erwin Sutherland yang berdasarkan sosiologi dan kemudian
menghasilkan teori differential association rein forcemt.
TEORI-TEORI

YANG

MENJELASKAN

KEJAHATAN

DARI

PERSPEKTIF

SOSIOLOGIS
Dimana teori-teori sosiologis mencari alasan perbedaan dalam angka kejahtan didalam
linkungan sosial. Teori ini ndapat dikatagorikan dalam 3 katagori umum yakni; strain, culture
divience, dan social control.
StrainTheories
Theori Anomie dari Emile Durhkeim
Ia menyakini jika sebuah masyarakat sederhan bekembang menuju suatu masyarakat yang
modern dan kota maka kedekatan yang dibutukan untuk melanjutkan satu set norma akan
merosot dimana kelompok-kelompok akan terpisah dan dalam ketiadaan dalam satu set aturanaturan umum tidakan-tindakan dan harapan orang dalam satu sektor mungkin akan bertentangan
tindakan dan harapamn orang lain dengan tidak dapat diprediksi perilaku system tersebut secara
bertahap akan runtuh dan masyarakat itu dalam kondisi anomie.
Durkheim mempercayai bahwa hasrat manusia adalah tak terbatas satu. Karena alam tidak
mengatur batas-batas biologis yang ketat untuk kemampuan manusia.

CULTURAL DEVIANCE THEORIES (TEORI-TEORI PENYIMPANGAN BUDAYA


Tiga teori utama dari kultur devince theories yakni;
1.

Social Disorganization

Yang terfokus pada perkembangan disintegrasi nilai konvensional yang disebabkan


industrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi dan urbanisasi.tokoh yang terkenal diantaranya
adalah;
a.

W.I Thomas dan Florian Znanieck


Dalam buku mereka yang berjudul The polish peasant in ueropa and America mengambarkan
pengalaman sulit yang dialami petani polandia ketika mereka meninggalkandunia lamanya yaitu
pedesaan untuk menuju kota industi disunia baru. Selain itu mereka menyelidiki asimilasi dari
para imigran dimana para imigra tua tidak begitu terpengaru akan kepindahan itu meski berada
didaerah kumuh.tetapi tidak demikian dengan generasi muda mereka memiliki sedikit tradisi
lama tetapi tidak terasimilasi dengan tradisi dunia baru.

b. Robert Park dan Ernest Burgess.


Mereka mengembangkan lebih lanjut studi tentang social disorganization dari Thomas dan
Znaniecki dengan menintrodisir analisa ekologi dari masyarakat dunia.
Dalam studinya tentang disorganization sosial meneliti karakter daerah dan bukan meneliti para
penjahat untuk penjelasantentang tingginya angka kejahatan.mereka mengembangkan pemikiran
tentang natural urban areas yang terdiri atas zona-zona kosentrasi yang memanjang keluar dari
distrik pusat bisnisditengah kota.
c.

Clifford Shaw dan Hendri McKay


Dimana mereka menunjukan bahwa angka tertinggi dari dilenquent berlangsung terus diarea
yang sama dari kota Chicago meskipun komposisi etnis berubah. Penemuan ini membawa
kesimpulan bahwa factor yang paling menentukan bukan lah etnissitas melainkan posisi
kelompok didalam penyebaran status ekonomi dan nilai-nilai budaya.
2.

Culture conflick theory

Menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan belajar conduck norm yang berbeda dan
bahwa conduck norms dari suatu kelompok mungkin berbenturan dengan aturan konvensional
kelas menegah.tokoh nya yang terkenal adalah Thorsten sellin dimana ia mengatakan conduk

norm merupakan aturan yanmg merefleksikan dari sikap-sikap dari kelompok yang masingmasing dari kita memilikinya.
3.

Differential association theory

Memegang pendapat bahwa orang belajar melakukan kejahatan sebagai akibat hubungan dengan
nilai-nilai dan siap anti sosial serta pola tingkah laku criminal.tokohnya yang terkenal adalah;
Edwind H. Sutherland dimana ia mengantikan konsep social disorganized dengan konsepnya
tentang differential social organization.
SOCIAL CONTROL
Konsep sosial control lahir pada peradaban dua puluhan, e.A.ros salah seorang Bapak
sosialog amirika berpendapat bahwa system keyakinan lah yang membimbing apa yang
dilakukan oleh orang-orang dan yangsecara universal mengontrol tingkah laku, tidak peduli
apapun bentuk keyakinan yang dipilih. Berikut ini beberapa pendsapat yang tergabung dalam
teori control sosial;
TRAVIS HIRCHI( SOCIAL BONDS)
Ia menyebutkan empat sosial bonds yangn mendorong sosialzation dan conformity diri
yaitu; attecment ( kasih saying), commitment, involemt, dan bilief. Menurutnya semakin kuat
ikatan ikatan ini semakin kecil kemungkinan terjadi dilenquncy.
MICHAELGOTFREDSON dan TRAVIS HIRSCHI (SELF CONTROL THEORY)
Merka justru menegaskan bahwa self control yang terpendam pada awal kehidupan
seseorangmenetukan siapa yang jatuh sebagai pelaku kejahatan. Jadi control merupakan suatu
keadaan internal yang permanent dibandingkan pada hasil dari perjalanan factor biologis
menurut mereka self control merupakan alat pencegah yang membuat sesorang menolak
kejahatan dan pemuasan sesaat.
DAVID MATZA (TECHNIQUES OF NETRALIZATION)
Pada tahun 1960an ia mengembang suatu perspektif yang berbeda secara signifikan pada
sosial control dengan menjelaskan mengapa sebagian remaja hanyut kedalam atau keluar dari
dilequency. Menurutnya remaja merasakan suatu kewajiban moral untuk memntaati atau terikat
dengan hukum.

Jika seorang remaja terikat oleh aturan sosial bagaimana menjustifikasikan tindakan
mereka. Jawabnya bahwa mereka mengembangkan techinis quest of netralisir untuk
merasionalisasikan tindakan mereka.
ALBERT J.REISS ( PERSONAL AND SOSIAL CONTROL)
Menurutnya dilenquency merupakan hasil dari; kegagalan dalam menanamkan norma
berprilaku yang secara sosial diterima dan titentukan, runtuhnya control sosial, dan tiadanya
aturan aturanyang menentukan tingkah laku dikeluarga sekolah dan kelompok sosial lainnya.
WALTERC. RECKLESS
Yang dimaksud dengan containment theory menurutnya adalah untuk menjelaskan
mengapa ditengah berbagai dorongan dan tarikan tarikan kriminogenikyang beraneka macam
apapun itu bentuknya, comformnity tetaplah menjadi sikap yang umum.
MAZHAB DALAM KRIMINOLOGI
Dalam perspektif kriminologi bahwa suatu kejahatan itu relatif karena kejahatan sebagai
masalah

fenomena

sosial

tetap dipengaruhi

oleh

berbagai

aspek

kehidupan

dalam

masyarakat, seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya serta hal-hal yangberhubungan dengan
upaya pertahanan negara.
1.

Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi


Tokoh mazhab ini adalah Cesaro Lombroso (1835-1909) seorang dokter. Ia adalah guru

besar dalam ilmu kedokteran kehakiman (dalam ilmu forensik), kemudian juga dalam ilmu jiwa
di Turin Italia. Pandangan Lobroso mengenai penjahat didasarkan atas hasil penelitian secara
antropologis mengenai penjahat-penjahat yang terdapat dalam rumah penjara terutama mengenai
tengkorak. Kesimpulan dari penelitianya adalah bahwa para penjahat dipandang dari sudut
antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut.
a.

Tengkorak isinya kurang jika dibandingkan dengan manusia normal.

b.

Dalam otaknya terdapat keganjilan, yang seakan-akan memperingatkan pada otak hewan.

c.

Roman mukanya juga lain daripada orang biasa, tulang dahinya melengkung kebelakang.

d.

Suka akan tato.

2.

Mazhab Perancis
Tokoh terkemuka mazhab ini adalah A. Lacassagne (1843-1924) guru besar dalam ilmu

kedoteran kehakiaman di perguruan Kriminil Internasional di Roma (1885). Ia menentang


Lombroso dengan menyatakan bahwa kejahatan dan penjahat dibentuk oleh lingkungan sosial
bukan dibawa sejak lahir. dan juga tokoh penting lainya adalah Gabriel Tarde (1843-1904)
seorang ahli hukum dan sosiologi. Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu jejek yang
antropologis tapi sosiologis, yang seperti kejadian-kejadian masyarakat lainnya dikuasai oleh
faktor imitasi.
3.

Mazhab Bio-Sosiologi

a.

Prins (1845-1919) dari Belgia

b.

Von Liszt dari jerman

c.

Van Hamel (1842-1917) dari Belgia

d.

Simons (1860-1930) dari Belanda


Menurut pandangan mazhab Bio-Sosiologi factor individu yang dapat mendorong

seseorang adalah sifat individu yang melakukan kejahatn dibawa sejak lahir (sebagai factor
heriditer) yang meliputi keadaan badaniah, jenis kelamin, tingkat kecerdasan (IQ), temperamen
dan kesehatan mental (psycho hygiene). Sedangkan factor lingkungan yang mendorong
seseorang melakukan kejahatan meliputi keadaan lingkungan fisik seperti keadaan geografis dan
klimatologis,serta keadaan social ekonomi masyarakat, tingkat peradaban masyarakat, keadaan
politik suatu Negara dan lain-lain.
4.

Mazhab Spiritualis
Tokoh terkemuka mazhab ini adalah De Baets (1863-1931) dan F.A.K Krauss (1843-

1917). Menurut mazhab ini kejahatan timbul karena orang-orang jauh dari kehidupan
agama.Aliran-aliran dalam kriminologi yang mempunyai kedudukan sendiri, ialah aliran yang
dulu

mencari

sebab

terpenting dari

kejahatan

adalah

tidak

berimannya

seseorang. Tetapi kemudian aliran ini mengalami bermacam-macam perobahan dan kehalusan,
yang oleh karenanya demikian itu jika mungkin- pada waktu sekarang lebih tepat jika
dinamakan

aliran

neo-spiritualis yang

lebih

dari

pada

aliran-aliran

yang

sudah

dibicarakanmempunyai kecenderungan, mementingkan unsur kerohanian dalam terjadinya


kejahatan.
Selain itu juga ada beberapa aliran lain,yaitu:
Beberapa aliran seseorang melakukan pidana :
1.

Mazhab Klasik = ilmu jiwa (Hedonis Psycologi/HP) tokohnya (Beccaria dan J. Betham)

Menurut HP :
a.

Setiap manusia memiliki kehendak bebas untuk berbuat/tidak berbuat sesuatu

b.

Bahwa seseorang melakukan sesuatu karena senang

c.

Dalam menyikapi kejahatan maka Negara sebaiknya memberikan sanksi yang sangat berat.

2.

Mazhab geografis / mazhab etologis ( Quetkette & Guerry)

a.

Kejahatan2 itu terdistribusi ke dalam daerah2 tertentu, baik secara geografis maupun secara

social.
b.

Kejahatan merupakan ekspresi dari kondisi social, mencerminkan situasi social.

c.

Quetelet (1796-1829) seorang ahli ilmu pasti dan sosiologi dari Belgia berpendapat

kejahatan dapat diberantas dengan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat. (dengan


statistic).
Sebelum klasik sebelumnya ada dua mazhab
3.

Aliran Pra klasik : aliran demonologis

Orang berbuat kejahatan itu karena diganggu oleh setan. Konsep teori demonologis mengaggap
pelaku kejahatan itu adalah iblis.
Teori ini berpendirian bahwa para penjahat dan korban kejahatan dipengaruhi oleh iblis jadi
mereka adalah korban iblis.
4.

Aliran Neo Klasik : aliran hedonistic

Orang berbuat kejahatan karena orang tersebut senang melakukan kejahatan.


Sanksi yang diberikan harus berat dari pada rasa senang yang ia dapat ketika melakukan
kejahatan agar ia berfikir ulang untuk melakukan kejahatan.
Menurut teori ini, orang melakukan kejahatan dengan alasan yang irasional.
5.

Mazhab Sosialis (marxis&Karl Mark)

Mazhab sosialis bertabrakan dengan demonis dan geografis menyatakan kejahatan itu produk
sampingan dari kekurangan ekonomi.

6.

Mazhab tipologis (lombroso/antropologi)

Lombroso : berpendapat tidak ada pengaruh iblis atau ego/kesenangan, tetapi dikarenakan
takdirnya menjadi seorang penjahat.
bahwa para pelaku kejahatan itumempunyai cirri-ciri antropologi
7.

Mazhab Mental Tester

mereka para penjahat adalah orang yang mengalami gejala telmi


8.

Mazhab Psikiatri

menurut mazhab ini para penjahat adalah mereka yang sakit jiwa.

Anda mungkin juga menyukai