Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENOLOGI

RESUME BUKU

Oleh:

Regita Mauldi Pertiwi

STB. 3483

Bimbingan Kemasyarakatan I-B

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Jln. Raya Gandul no. 4 Cinere Depok 16512


IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Kriminologi

Pengarang : Topo Santoso, S.H., M.H

Eva Achjani Zulfa, S.H

Penerbit : Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada

Tebal Halaman : 114 Halaman

Tahun Terbit : 2016


PENGANTAR

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek dapat dipahami dari


berbagai sisi yang berbeda. Dalam pengalaman kita ternyata tak mudah untuk
memahami kejahatan itu sendiri.

Usaha memahami kejahatan sebenarnya telah berabad-abad dipikirkan oleh


ilmuwan terkenal, Plato menyatakan dalam bukunya “Republiek” antara lain bahwa
emas, manusia adalah sumber dari banyak kejahatan. Sementara itu Aristoteles
menyatakan bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan.
Thomas Aquino berpendapat bahwa “orang kaya yang hidup untuk kesenangan dan
memboroskan kekayaannya, jika suatu kali jatuh miskin mudah menjadi pencuri”.

Pendapat para sarjana tersebut kemudian tertampung dalam suatu ilmu


pengetahuan yang disebut kriminologi. Kriminologi merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang m,empelajari sebab musabab dari kejahatan.

Sutherland membatasi objek studi kriminologi pada perbuatan-perbuatan


sebagaimana ditentukan dalam hukum pidana. Hal ini mendapat tentangan dari
sarjana lain. Jadi objek studi kriminologi tidak saja perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan hukum, tapi juga tingkah laku yang oleh masyarakat tidak
disukai, meskipun tingkah laku tersebut bukan merupakan suatu pelanggaran dalam
hukum pidana.
BAB I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMICU

PERKEMBANGAN KRIMINOLOGI

Kriminologi termasuk mata kuliah /cabang ilmu yang baru. Berbeda dengan
hukum pidana yang muncul begitu manusia bermasyarakat. Kriminologi baru
berkembang tahun 1850 bersama Sosiologi, Antropologi dan Psikologi, cabang-
cabang ilmu yang mempelajari gejala /tingkah laku manusia dan masyarakat, karena
manusia makhluk yang paling berkembang di antara makhluk lain.

Awal mula perkembangan Kriminologi berawal dari pemikiran bahwa manusia


merupakan serigala bagi manusia lain (Homo Homini Lupus), dimana manusia
selalu mementingkan diri sendiri dan tidak mementingkan keperluan orang lain,
maka diperlukan suatu norma yang mengatur kehidupannya. Hal tersebut penting
sehingga manusia tidak selalu saling berkelahi untuk menjaga berlangsungnya
hidup, tidak selalu berjaga-jaga dari serangan manusia lain.

Ada dua faktor yang memicu perkembangan kriminologi :

1. Ketidakpuasan terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan


sistem penghukuman.
Menentang tindakan sewenang-wenang dalam penjatuhan hukuman yang
kejam dan masyarakat merasa tidak terlindungi dari kejahatan.
2. Penerapan metode statistic.
Dengan melihat jumlah angka kematian dan kelahiran (statistic). Semakain
banyak penduduk, semakin tinggi angka kejahatan. Kejahatan dapat
diberantas dengan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat dengan
cara menyeimbangkan angka kelahiran dan kematian.
BAB II
ILMU KRIMINOLOGI

Kriminologi berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan dan “logos” yang
berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari kejahatan.
1. BONGER
Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala
kejahatan seluas-luasnya. Bonger juga membagi Kriminologi menjadi
Kriminologi Murni (Anthropologi Kriminil, Sosiologi Kriminil, Psikologi
Kriminil, Psikopatologi dan Neoropatologi Kriminil, Penologi )dan
Kriminologi Terapan (Higiene Kriminil, Politik Kriminil, Kriminalistik).
2. SUTHERLAND
Kriminologi sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
perbuatan jahat sebagai gejala social. Mencakup proses pembuatan
hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi atas pelanggaran hukum.
Sutherland juga membagi 3 Cabang Ilmu Utama dalam Kriminologi yaitu
Sosiologi Hukum, Etiologi Kejahatan, dan Penology
3. THORSTEN SELLIN
Kriminologi lebih ditekankan sebagai suatu gejala social masyarakat.
4. PAUL MUDIGDO MULYONO
Kejahatan bukan hanya perbuatan yang ditentang oleh masyarakat, tetapi
adanya dorongan dari pelaku untuk melakukan perbuatan yang ditentang
oleh masyarakat tersebut.
BAB III
OBJEK STUDI KRIMINOLOGI DAN
PENGERTIANNYA

Secara umum objek studi dalam kriminologi mencakup tiga hal, yaitu penjahat,
kejahatan, dan reaksi masyarakat terhadap keduanya. Banyak perdebatan yang
kontravensil mengenai pengertian dari ketiga objek ini. Oleh Soejono Soekanto dan
kawan-kawan pendapat ini dibagi menjadi golongan-golongan sebagai berikut:

1. Aliran Hukum atau Aliran Yuridis


Para sarjana yang menganut aliran ini menyatakan bahwa sasaran bagi
kriminologi adalah mereka yang diputuskan oleh pengadilan pidana
sebagai penjahat karena kejahatan yang dilakukanya.
Dalam pengertian yuridis membatasi kejahatan sebagai perbuatan yang
telah ditetapkan oleh negara sebagai kejahatan dalam hukum pidananya
dan diancam dengan suatu sanksi.

2. Aliran Non Yuridis Atau Aliran Sosiologis


Secara sosiologis kejahatan merupakan suatu perilaku manusia yang
diciptakan oleh masyarakat karena adanya interaksi sosial antara
masyarakat yang berwenang dan penjahat.
Gejala yang dinamakan kejahatan pada dasarnya terjadi didalam proses
dimana ada interaksi sosial antara bagian-bagian dalam masyarakat yang
mempunyai kewenangan untuk melakukan perumusan tentang kejahatan
dengan pihak-pihak mana yang memang melakukan kejahatan.

3. Pandangan Krimonologi Baru Tentang Kejahatan, Penjahat, dan


Reaksi Masyarakat
Aliran kriminologi baru baru lahir dari pemikiran yang bertolak pada
anggapan bahwa perilaku menyimpang yang disebut sebagai kejahatan
harus dijelaskan dengan melihat pada kondisi-kondisi struktural yang ada
dalam masyarakat dan menempatkan perilaku menyimpang dalam konteks
ketidakmerataan kekuasaan, kemakmuran dan otoritas serta kaitannya
dengan perubahan-perubahan ekonomi dan politik dalam masyarakat.
BAB IV
SEJARAH PERKEMBANGAN
AKAL PEMIKIRAN MANUSIA
YANG MENJADI DASAR DIBANGUNNYA
TEORI-TEORI KRIMINOLOGI

Ada dua bentuk pendekatan yang menjadi landasan bagi lahirnya teori dalam
kriminologi:
1. SPIRITUALISME
Spiritualisme lebih memfokuskan perbedaan antara kebaikan yang datang
dari Tuhan atau Dewa dan keburukan datang dari Setan. (Lebih
disangkutkan ke Agama atau Kepercayaan)
2. NATURALISME
Naturalisme merupakan model yang lebih rasional dan mampu dibuktikan
secara ilmiah. Ada tiga mahzab yaitu :
1. Klasik : manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak
bebas, hukuman dijatuhkan berdasarkan tindakanya bukan
kesalahanya.
2. Neo-Klasik: pembaharuan pemikiran mahzab klasik yang pada
kenyataanya tidak member keadilan bagi masyarakat.
3. Positifis : dibagi 2 pandangan yaitu
a. Determinis Biologis : tergantung pada pemngaruh biologis
yang ada dalam dirinya.
b. Determinisme Cultural : tergantung pada pengaruh social,
budaya dari lingkungan dimana sesorang hidup. Lambroso
sebagi pelopor lahirnya Mahzab Positif menerangkan bahwa
manusia jahat dapat ditandai dari fisiknya.
BAB V
Teori-teori Kriminologi

“Cesare Lombroso” seorang Italia yang sering dianggap sebagai “the father of
modern criminology” ia menjelaskan kejahatan dari mashab klasik menuju mashab
positif.
Perbedaan signifikan antara mashab klasik dan mashab positif adalah bahwa
yang terakhir tadi mencari fakta empiris untuk menmgkonfirmasi gagasan bahwa
kejahatan itu dutentukan oleh berbagai factor.dimana para tokoh psikologis
mempertimbangkan suatu variasi dari kemungkinan cacat dalam kesadaran, ketidak
matangan emosi, sosialisasi yang tidak memadai dimasa kecil, kehilangan
hubungan dengan ibu dll.
Sementara dari tokoh biologis mengukuti tradisi Charles Goring dalam upaya
menelusuri tentang tingkah laku criminal.
A. Penjelasan Biologis Atas Kejahatan
Auguste Comte(1798-18570 ) membawa pengaruh penting bagi para tokoh
mazhab positif menurutnya ” there could be no real knowledge of social phenomena
unless it was based on a positivist. Tokoh yang terkenal diantaranya yaitu:
1. Cesare Lombroso
Ia mengabungkan positivisme comte, evaluasi dari Darwin . ajaran inti dari
teori nya menjelaskan tentangpenjahat mewakili suatu tipe keanehan fisik,
yang berbeda dengan non criminal, dia menklaim bahwa para penjahat
mewakili sutau bentuk kemerosotan yang termanifes dalam karakter fisik
yang merefleksikan suatu bentuk awal dari evolusi.
Teori nya tentang born criminal menyatakan bahwa para penjahat adalah
suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek
moyang mereka yang mirip kera dalam sifat bawaan dan watak
dibandingkan mereka yang bukan penjahat.
2. Enrico Ferri
Ferri berpendapat bahwa kejahatan dapat dijelaskan melalui studi
pengaruh pengaruh interaktif diantara factor fisik dan factor sosial. Dia juga
berpendapat bahwa kejahatan dapat dikontrol denagn perubahansosial.
3. Raffaela Garafola
Menurut teori ini kejahatan-kejahatan alamiah ditemukan didalam seluruh
masyarakat manusia, tidak peduli pandangan pembuat hukum dan tidak
ada masyarakat yang beradab dapat mengabaikannya.
4. Charles Buchman Goring
Ia menyimpulkan tidak ada perbedaan-perbedaan signifikan antara
penjahat dan non penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh. Para
penjahat didapat lebih kecil danramping. Ia menafsirkan temuan ini sebagai
penegasan dari hipotesanya bahwa para penjahat secara biologi lebih
nferior tetapi tidak menemukan satu pun tipe fisik penjahat.

B. BODY TYPES THEORIES (Teori-Teori Fisik)


1. Ernst Kretchmer( 1888-1964)
Ia mengidentifikasi empat tipe fisik yakni; asthenic; athletic; pyknic; dan
beberapa tipe campuran
2. Ernest A. Hooten
Seorang antropologi fisik. Perhatiannya terhadap kriminalitas yang secara
biologis ditentukan dengan publikasinya yang membandingkan penghuni
penjara diamirika dengansuatu control group dari non criminal.
3. William H. Sheldon
Ia memfomulasikan sendiri sendiri kelompok samatotypes. Menurutnya
orang yang didomisi sifat bawaan mesomorph cenderung lebih dari orang
lainnya untuk terlibat prilaku illegal.
4. Sheldon Glueck
Ia melakukan studi kompratif antar pria delinquent dengan non-dilenqunt.

C. PENJELASAN PSIKOLOGIS ATAS KEJAHATAN


1. Theori psikoanalisis ( Sigmund Freud)
Teori ini menghubungkan dilequent dan prilaku criminal denag suatu
conscience yang baik dia begitu menguasai sehingga menimbulkan
perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol
dorongan siindividu dan bagi kebutuhan yang harusa segera dipenuhi.
2. Moral development theory
Lawrence Kohlberg seorang psikolog menemukan bahwa pemikiran moral
tumbuh dalam tiga tahap yakni; preconvensional stage,conventional level,
dan postconventional.
Sedangkan John Bowlhy mempelajari kebutuhan akan kehangatan dan
afeksi sejak lahir dan konsekwensi bila tidak mendapatkan itu, dia
mengajukan theory of attachment.
3. Social Learning Theory
Teori pembelajaran ini berpendirian bahwa prilaku dilenquent ini dipelajari
melalui proses psikologis yang sama sebagai mana semua prilaku non
dilenquent.tokoh yang mendukung teori ini diantaranya adalah;
a. Albert Bandura
Ia berpendapat bahwa individu-individu yang mempelajari kekerasan dan
agresi melalui behavioral modeling; anak belajar bertingkah laku melalui
peniruan tingkah laku orang lain.
b. Gerard Peterson
Ia menguji bagaimana agresi dipelajari melalui pengalaman langsung. Ia
melihat bahwa nanak-anak yang bermain secara pasifsering menjadi
korban anak-anak lainnya tetapi kadanng-kadang berhasil mengatasi
serangan itu dengan agresi balasan. Dengan berlalunya waktu anak-anak
ini belajar membela diri dan akhirnya mereka mulai perkelahian.
c. Ernesnt Burgess dan Ronald Akers
Dimana mereka mengabungkan learning theory dari Bandura yang
berdasarkan psikologi dengan theori differential association dari Erwin
Sutherland yang berdasarkan sosiologi dan kemudian menghasilkan teori
differential association rein forcemt.

D. TEORI-TEORI YANG MENJELASKAN KEJAHATAN DARI PERSPEKTIF


SOSIOLOGIS
Dimana teori-teori sosiologis mencari alasan perbedaan dalam angka
kejahatan didalam linkungan sosial. Teori ini ndapat dikatagorikan dalam 3 katagori
umum yakni; strain, culture divience, dan social control.
1. StrainTheories-Theori Anomie dari Emile Durhkeim
Ia menyakini jika sebuah masyarakat sederhan bekembang menuju suatu
masyarakat yang modern dan kota maka kedekatan yang dibutukan untuk
melanjutkan satu set norma akan merosot dimana kelompok-kelompok
akan terpisah dan dalam ketiadaan dalam satu set aturan-aturan umum
tidakan-tindakan dan harapan orang dalam satu sektor mungkin akan
bertentangan tindakan dan harapamn orang lain dengan tidak dapat
diprediksi perilaku system tersebut secara bertahap akan runtuh dan
masyarakat itu dalam kondisi anomie.
Durkheim mempercayai bahwa hasrat manusia adalah tak terbatas satu.
Karena alam tidak mengatur batas-batas biologis yang ketat untuk
kemampuan manusia.

E. CULTURAL DEVIANCE THEORIES (TEORI-TEORI PENYIMPANGAN


BUDAYA)
Tiga teori utama dari kultur devince theories yakni;
a. social disorganization
yang terfokus pada perkembangan disintegrasi nilai konvensional yang
disebabkan industrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi dan
urbanisasi.tokoh yang terkenal diantaranya adalah;
1. W.I Thomas dan Florian Znanieck
Dalam buku mereka yang berjudul The polish peasant in ueropa and
America mengambarkan pengalaman sulit yang dialami petani polandia
ketika mereka meninggalkandunia lamanya yaitu pedesaan untuk menuju
kota industi disunia baru. Selain itu mereka menyelidiki asimilasi dari para
imigran dimana para imigra tua tidak begitu terpengaru akan kepindahan
itu meski berada didaerah kumuh.tetapi tidak demikian dengan generasi
muda mereka memiliki sedikit tradisi lama tetapi tidak terasimilasi dengan
tradisi dunia baru.
2. Robert Park dan Ernest Burgess.
Mereka mengembangkan lebih lanjut studi tentang social disorganization
dari Thomas dan Znaniecki dengan menintrodisir analisa ekologi dari
masyarakat dunia.Dalam studinya tentang disorganization sosial meneliti
karakter daerah dan bukan meneliti para penjahat untuk penjelasantentang
tingginya angka kejahatan.mereka mengembangkan pemikiran tentang
natural urban areas yang terdiri atas zona-zona kosentrasi yang
memanjang keluar dari distrik pusat bisnisditengah kota.
3. Clifford Shaw dan Hendri McKay
Dimana mereka menunjukan bahwa angka tertinggi dari dilenquent
berlangsung terus diarea yang sama dari kota Chicago meskipun
komposisi etnis berubah. Penemuan ini membawa kesimpulan bahwa
factor yang paling menentukan bukan lah etnissitas melainkan posisi
kelompok didalam penyebaran status ekonomi dan nilai-nilai budaya.

Culture conflick theory Menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan


belajar conduck norm yang berbeda dan bahwa conduck norms dari suatu kelompok
mungkin berbenturan dengan aturan konvensional kelas menegah.tokoh nya yang
terkenal adalah Thorsten sellin dimana ia mengatakan conduk norm merupakan
aturan yanmg merefleksikan dari sikap-sikap dari kelompok yang masing-masing
dari kita memilikinya.
Differential association theory memegang pendapat bahwa orang belajar
melakukan kejahatan sebagai akibat hubungan dengan nilai-nilai dan siap anti sosial
serta pola tingkah laku criminal.tokohnya yang terkenal adalah; Edwind H.
Sutherland dimana ia mengantikan konsep social disorganized dengan konsepnya
tentang differential social organization.
F. SOCIAL CONTROL
Konsep sosial control lahir pada peradaban dua puluhan, e.A.ros salah seorang
Bapak sosialog amirika berpendapat bahwa system keyakinan lah yang
membimbing apa yang dilakukan oleh orang-orang dan yangsecara universal
mengontrol tingkah laku, tidak peduli apapun bentuk keyakinan yang dipilih.
Berikut ini beberapa pendsapat yang tergabung dalam teori control sosial;
1. TRAVIS HIRCHI( SOCIAL BONDS)
Ia menyebutkan empat sosial bonds yangn mendorong sosialzation dan
conformity diri yaitu; attecment ( kasih saying), commitment, involemt, dan
bilief. Menurutnya semakin kuat ikatan ikatan ini semakin kecil
kemungkinan terjadi dilenquncy.
2. MICHAELGOTFREDSON dan TRAVIS HIRSCHI ( SELF CONTROL
THEORY)
Mereka justru menegaskan bahwa self control yang terpendam pada awal
kehidupan seseorangmenetukan siapa yang jatuh sebagai pelaku
kejahatan. Jadi control merupakan suatu keadaan internal yang permanent
dibandingkan pada hasil dari perjalanan factor biologis menurut mereka
self control merupakan alat pencegah yang membuat sesorang menolak
kejahatan dan pemuasan sesaat.
3. DAVID MATZA (TECHNIQUES OF NETRALIZATION )
Pada tahun 1960an ia mengembang suatu perspektif yang berbeda secara
signifikan pada sosial control dengan menjelaskan mengapa sebagian
remaja hanyut kedalam atau keluar dari dilequency. Menurutnya remaja
merasakan suatu kewajiban moral untuk memntaati atau terikat dengan
hukum. Jika seorang remaja terikat oleh aturan sosial bagaimana
menjustifikasikan tindakan mereka. Jawabnya bahwa mereka
mengembangkan techinis quest of netralisir untuk merasionalisasikan
tindakan mereka.
4. ALBERT J.REISS ( PERSONAL AND SOSIAL CONTROL)
Menurutnya dilenquency merupakan hasil dari; kegagalan dalam
menanamkan norma berprilaku yang secara sosial diterima dan titentukan,
runtuhnya control sosial, dan tiadanya aturan aturanyang menentukan
tingkah laku dikeluarga sekolah dan kelompok sosial lainnya.
5. WALTERC. RECKLESS
Yang dimaksud dengan containment theory menurutnya adalah untuk
menjelaskan mengapa ditengah berbagai dorongan dan tarikan tarikan
kriminogenikyang beraneka macam apapun itu bentuknya, comformnity
tetaplah menjadi sikap yang umum.
G. TEORI-TEORI DARI PERSPEKTIF LAINNYA.
Teori dari perpektif lainnya ini merupakan suatu alternative penjelasan terhadap
kejahatan yang berbeda debgab teori sebelumnya. Penjelasan alternative ini secara
tegas menolak model consensus tentang kejahatan dimana semua teori sebelumnya
menurut teori ini kalau perbuatan tidak dibuat kejahatan oleh hukum maka tidak
seorang pun yang melakukan perbuatan itu dapat disebut sebagi seorang
penjahat.dalam pembahasan ini akan menjeaskan mengenai teori teori ;
1. LABELING THEORY
Para pakar memandang para kriminal bukan sebagai orang yang bersifat
yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan bersifat salah tetapi merea adalah
individu yang sebelumnya pernah berstatus jahat sebagai pemberian
system peradilan pidana maupun masyarakat secara luas.
2. CONFLICK THEORY
Theory conflick ini menyoalkan mengenai proses pembuatan hukum itu
sendiri

Anda mungkin juga menyukai