Anda di halaman 1dari 23

Objek Studi Kriminologi

OBJEK STUDI KRIMINOLOGI


 Kejahatan, yaitu perbuatan yang disebut
sebagai kejahatan  kriteria kejahatan sebagai
tindak pidana pada perkembangan kriminologi
setelah tahun 1960-an bahwa dijadikannya
perbuatan tertentu sbg tindak pidana tdk semata-
mata dipengaruhi oleh besar kecilnya kerugian
yang ditimbulkannya melainkan lebih
dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan
(politik). Kejahatan sbg perbuatan yang
dipandang merugikan masyarakat luas walaupun
tidak diatur dalam undang-undang pidana.
OBJEK STUDI KRIMINOLOGI

 Penjahat  orang yang melakukan kejahatan


 Reaksi masyarakat terhadap kejahatan dan
penjahat  studi demikian untuk
mempelajari pandangan serta tanggapan
masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan atau
gejala yang timbul di masyarakat yang
dipandang merugikan masyarakat luas akan
tetapi undang-undang belum mengaturnya,
demikian pula terhadap pelaku (penjahat)
bagaimana tindakan masyarakat terhadap
penjahat.
ALIRAN-ALIRAN DALAM KRIMINOLOGI

(1) Kriminologi Klasik


Intelegensi dan rasionalitas merupakan ciri
fundamental manusia dan menjadi dasar bagi
penjelasan perilaku manusia
Intelegensi membuat manusia mampu
mengarahkan dirinya sendiri
Masyarakat dibentuk sebagaimana adanya sesuai
dengan pola yang dikehendakinya
Kejahatan dipandang sebagai hasil pilihan bebas
individu dalam menilai untung ruginya melakukan
kejahatan
Kejahatan didefinisikan sebagai setiap pelanggaran
terhadap perbuatan yang dilarang undang-undang
pidana
Penjahat adalah setiap orang yang melakukan
kejahatan
Tokoh aliran klasik adalah Cesare Beccaria (1738-
1794)  semua orang yang melanggar undang-
undang harus menerima hukuman yang sama
tanpa mengingat umur, kesehatan jiwa,
kaya/miskinnya, posisi sosial dan keadaan-keadaan
lainnya.  kemudian diubah  anak-anak dan
orang gila mendapat pengecualian, krn mereka
tidak mampu memperhitungkan secara intelegen
suka dan duka.
• Beberapa hal yang dikemukakan Beccaria antara
lain:
1. mencegah kejahatan adalah lebih penting dari
pada menghukum kejahatan;
2. hukuman hanya menarik kalau ia mencegah
kejahatan;
3. semua undang-undang atau hukum positif harus

diumumkan sehingga semua warga


mengetahuinya;
4. dalam hukuman yang penting bukan
keras/beratnya, tetapi ketegasan dan ketepatan
yang mempunyai efek preventif yang terbesar;
5. harus diusahakan penggunaan pidana penjara
dengan lebih banyak dan penjara-penjara harus
Pandangan Beccaria besar pengaruhnya
terhadap pembentukan Undang-Undang
Perancis (French Code Penal) tahun
1791, dan ternyata Code Penal 1791
tidak mungkin dipraktekkan dalam
kenyataan, sehingga perlu diadakan
perubahan-perubahan, maka muncullah
aliran Neo Klasik
(2) Aliran Neo Klasik
Ciri-ciri khas aliran Neo Klasik adalah:
(a) Adanya perlunakan/perubahan pada doktrin
kehendak bebas – kebebasan kehendak untuk
memilih dapat dipengaruhi oleh:
(1) Patologi, ketidak mampuan untuk bertindak,
sakit jiwa atau lain-lain keadaan yang
mencegah seseorang untuk memperlakukan
kehendak bebasnya,
(2) Premediasi, niat yang dijadikan ukuran dari
pada kebebasan kehendak, akan tetapi hal ini
menyangkut hal-hal yang aneh.
(b) Pengakuan dari pada sahnya keadaan yang
memperlunak  dapat bersifat fisik, keadaan
lingkungannya atau keadaan mental si
individu;
© Perubahan doktrin tanggung jawab sempurna
untuk memungkinkan perlunakan hukuman
menjadi tanggung jawab sebagian saja.
misalnya kedunguan, kegilaan, usia dan lain-
lain keadaan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan atau niat pelaku;
.
(d) Dimasukkannya saksi atau keterangan ahli
dalam acara pengadilan untuk menentukan
besarnya tanggung jawab, dan untuk
menentukan apakah pelaku mampu memilih
yang benar dan yang salah
(3) Kriminologi Positive
Perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor di
luar kontrolnya, baik yang berupa faktor biologik
maupun kultural.
Manusia bukanlah makhluk yang bebas untuk
menuruti dorongan keinginannya dan
intelegensinya, akan tetapi makhluk yang dibatasi
oleh perangkat biologiknya dan situasi
kulturalnya.
Manusia berubah melalui proses yang berjalan
secara perlahan-lahan dari aspek biologiknya atau
evolusi kultural
Aliran Positive menghasilkan dua pandangan
yang berbeda, yaitu:
(a) determinisme biologik organisasi
sosial berkembang sebagai hasil individu
dan perilakunya dipahami dan diterima
sebagai pencerminan umum dari warisan
biologik;
(b) determinisme kultural  perilaku
manusia dalam segala aspeknya selalu
berkaitan dan mencerminkan ciri-ciri dunia
sosio kultural yang melingkupinya
Dasar dari aliran kriminologi positive adalah
konsep tentang sebab-sebab kejahatan yang
banyak, yakni faktor-faktor yang alami atau yang
dibawa manusia dan dunianya yang sebagian
bersifat biologik dan sebagian karena pengaruh
lingkungan.
Cesare Lombroso (1835-1909) pelopor aliran
kriminologi positive yang memulai studinya
dengan mencari sebab-sebab kejahatan yang lebih
diletakkan pada sifat dasar pelaku kejahatan dari
pada terhadap ciri-ciri perbuatan jahat
Lombroso lebih dikenal dengan teori biologi
kriminalnya
Dasar sesungguhnya dari aliran
Kriminologi Positive adalah konsep
tentang sebab kejahatan yang banyak
(multiple factor causation), yakni faktor-
faktor yang alami atau yang dibawa
manusia dan dunianya, yang sebagian
bersifat biologik dan sebagian karena
pengaruh lingkungan.
Menurut Lombroso ada tiga golongan atau
tipe penjahat yang penting artinya, yaitu:
1. Tipe “born criminal”, yang mencakup 1/3 dari jumlah
penjahat seluruhnya;
2. Tipe “insane criminal”, yang dihasilkan oleh penyakit
jiwa, seperti idiot, kedunguan, paranoia, dementia,
alkoholisme, epilepsi, histeria dan kelumpuhan;
3. Tipe “criminaloid”, merupakan golongan terbesar dari
penjahat, dan terdiri dari orang-orang yang tidak
mempunyai ciri badaniah yang khas, yang tidak
menderita penyakit jiwa yang nampak, akan tetapi
yang mempunyai susunan mental dan emosional
sedemikian rupa sehingga dalam keadaan tertentu
mereka melakukan perbuatan yang kejam dan jahat
ENRICO FERRI (1856-1928)
Bukunya yang terkenal adalah “The Homicide”
Ia mengklasifikasi pembunuh ke dalam 4
golongan, yaitu: “insane”, “born”, “occasional”,
dan “by passion”
Faktor-faktor penyebab kejahatan menurut
Ferri digolongkan kedalam faktor fisik, faktor
antropologis, dan faktor sosial.
Kejahatan menurutnya dapat dicegah dengan
tindakan-tindakan tertentu preventive
measure (mis. Kebijakan perdagangan bebas,
rumah murah, anti monopoli)
RAFAELE GAROFALO (1852-1934)

 Bukunya yang terkenal  “Criminology”


 Ia menolak doktrin kehendak bebas
 Kejahatan adalah suatu perbuatan amoral
dan berbahaya dan dianggap jahat oleh
pendapat umum, karena merupakan suatu
“luka” pada pikiran moral.
(4) Kriminologi Kritis

Aliran pemikiran kritis tidak berusaha menjawab


pertanyaan apakah perilaku manusia itu bebas atau
ditentukan, akan tetapi lebih mengarahkan pada
mempelajari proses-proses manusia dalam
membangun dunianya di mana dia hidup.
Kriminologi kritis memandang fenomena kejahatan
sebagai konstruksi sosial, artinya manakala
masyarakat mendefinisikan tindakan tertentu sebagai
kejahatan, maka orang-orang tertentu dan tindakan
tertentu memenuhi kriteria sebagai kejahatan
Kejahatan dan penjahat bukanlah
fenomena yang berdiri sendiri, tapi
keberadaannya memang didefinisikan
demikian oleh “masyarakat”
Kriminologi kritis juga mempelajari
perilaku agen-agen kontrol sosial
(aparat penegak hukum)
Menurut kriminologi kritis tingkat
kejahatan dan ciri-ciri pelaku terutama
ditentukan oleh bagaimana undang-
undang itu disusun dan dijalankan
Menurut kriminologi kritis, bahwa
memahami kejahatan tidak semata-mata
dengan mempelajari penjahat, akan tetapi
harus dilihat dalam seluruh konteks
kriminalisasi, yakni proses mendefinisikan
orang dan tindakan tertentu sebagai
kejahatan
Dalam kriminologi kritis dikenal dua
pendekatan, yaitu pendekatan
“interaksionis” dan pendekatan “konflik”
Pendekatan interaksionis melihat
kejahatan sebagai suatu perbuatan atau
perilaku yang menyimpang secara sosial.
Pendekatan interaksionis memiliki tiga
konsep dasar, yaitu:
1. Manusia berperilaku berdasarkan arti
sesuatu yang melekat pada perilaku
tersebut.  terdapat proses definisi sosial
2. Arti dari sesuatu timbul atau ditafsirkan
berdasarkan interaksi sosial
3. Pemberian arti terhadap sesuatu tersebut
berlangsung secara terus menerus
Pendekatan Konflik memusatkan
perhatiannya pada masalah kekuasaan dalam
pendefinisian kejahatan
Pendekatan konflik beranggapan bahwa
hukum sebenarnya berisi nilai-nilai yang
tidak mencerminkan keinginan seluruh
masyarakat tetapi hanya mencerminkan
keinginan dari sekelompok warga
masyarakat yang pada waktu itu memiliki
kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi,
dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai