NIM : 210200105
Group :B
1. Jelaskan pengertian penjahat dalam aspek yuridis, aspek ekonomi, aspek intelegentia,
aspek religious dan aspek filsaft dan sosial ?
Jawaban :
Kriminil Politik Sudarto, mengartikan politik kriminal adalah usaha rasional dan
terorganisir dari suatu masyarakat untuk menanggulangi kejahatan. Diterangkan
Barda Nawawi Arief (dalam Kenedi, 2017: 17), definisi tersebut disarikan dari
pengertian yang dirumuskan oleh Marc Ancel.Marc Ancel merumuskannya
sebagai the rational organization of the control of crime by society yang jika
diterjemahkan
berarti organisasi rasional dari pengendalian kejahatan yang dilakukan
masyarakat.
3. Jelaskan ruang lingkup (objek studi) dalam ilmu kriminologi dan berikan contohnya ?
Jawaban:
Objek Studi Kriminologi Objek studi kriminologi Menurut lamroso
meliputi di antaranya :
1. Kejahatan. Dari sudut pandang hukum, kejahatan adalah serangkaian bentuk
perbuatan yang telah ditetapkan oleh Negara sebagai kejahatan dalam hukum
pidananya dan diancam dengan suatu sanksi tertentu. Sanksi ini bisa saja dalam
bentuk sanksi sosial atau langsung di hukum dalam penjara.
2. Pelaku/Penjahat. Penjahat atau pelaku kejahatan adalah orang-orang yang
melakukan pelanggaran hukum pidana dan telah diputus oleh pengadilan atas
pelanggarannya tersebut. Dalam hukum pidana pelaku tindak kejahatan atau penjahat
dikenal dengan istilah narapidana.
3. Reaksi masyarakat terhadap tindak kejahatan, pelaku, dan korban kejahatan. Dalam
hal ini, kriminologi mempelajari dan meneliti serta membahas tentang pandangan dan
tanggapan masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan atau gejala yang timbul di
masyarakat yang dipandang sebagai perbuatan yang merugikan atau membahayakan
masyarakat luas, tapi undang-undang belum mengaturnya.
Secara lebih rinci W. A. Bonger membagi ruang lingkup kriminologi secara garis
besar menjadi dua di antaranya,
1. Kriminologi Murni.
Kriminologi murni yang mencakup di antaranya,
a. Antropologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat
(somatis). Ilmu pengetahuan ini memberikan jawaban atas pertanyaan tentang orang
jahat dalam tubuhnya mempunyai tanda-tanda seperti apa? Apakah ada hubungan
antara suku bangsa dengan kejahatan dan seterusnya.
b. Sosiologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejala
masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini adalah sampai di
mana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.
c. Psikologi Kriminil, ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat dari sudut
jiwanya.
d. Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil, ialah ilmu tentang penjahat yang sakit
jiwa atau urat saraf.
e. Penologi, ialah ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman.
2. Kriminologi Terapan
Di samping itu terdapat kriminologi terapan di antaranya,
a. Higiene Kriminil, ialah suatu usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kejahatan, misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menerapkan
undang-undang, sistem jaminan hidup dan kesejahteraan yang dilakukan semata-mata
untuk mencegah terjadinya kejahatan.
b. Politik Kriminil, suatu usaha penanggulangan kejahatan dimana suatu kejahatan
telah terjadi. Di sini dilihat sebab-sebab seseorang melakukan kejahatan. Apabila
disebabkan oleh faktor ekonomi maka usaha yang dilakukan adalah meningkatkan
keterampilan atau membuka lapangan kerja, jadi tidak semata-mata dengan
penjatuhan sangsi.
c. Kriminalistik (police scientific), ialah merupakan ilmu tentang pelaksanaan
penyidikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.
b. Paradigma Interaksionis
Paradigma interaksionis menitikberatkan pada keragaman psikologi sosial dari
kehidupan manusia sejak eksistensinya dalam perkembangan kriminologi pada awal
tahun 1960-an, telah memberikan pengaruh/dampak yang sangat berarti terhadap cara
pandang para ahli ilmu sosial akan kejahatan. Dampak terhadap cara pandang
organisasi sosial dan masyarakat umum terhadap kejahatan masih kurang berarti bila
dibandingkan dengan paradigma positivisme. Namun demikian, paradigma
interaksionis telah memperoleh dukungan yang besar dari masyarakat umum selama
beberapa abad terakhir sebagai penemuan-penemuan ilmiah pada dekade terakhir, dan
telah merupakan pengertian umum pada akhir-akhir ini.
c. Paradigma sosialis
Paradigma sosialis menitikberatkan pada aspek-aspek politik dan ekonomi dari
kehidupan sosial. Paradigma ini merupakan paradigma terbaru namun kurang
berkembang bila dibandingkan dengan 2 (dua) paradigma yang disebutkan di atas.
Paradigma ini dalam menghadapi masalah kejahatan menuntut adanya perubahan
struktur masyarakat dan karena itulah pada akhirakhir ini merupakan paradigma yang
kurang disukai, baik kalangan kriminolog maupun masyarakat pada umumnya.
6. Jelaskan pandangan mazhab bio sosiologi dan mazhab spiritualis dalam memandang
kejahatan dan penjahat dalam prespektif kriminologi.?
Jawaban :
Menurut Enrico Fery : Mazhab bio sosiologi adalah penyempurnaan dari teori-teori
biologinya Lambroso. Teori ini disempurnakan oleh Enrico Ferry dengan
menekankan bahwa kejahatan karena adanya hubungan yang erat antara faktor fisik,
antropologis dan social :
• Faktor-faktor fisik : suku bangsa, iklim, letak geografis, pengaruh musim,
temperatur dan sebagainya.
• Faktor-faktor antropologis : umur, jenis kelamin, kondisi-kondisi organis, kondisi-
kondisi psikologis dan sebagainya.
• Faktor-faktor sosial : rapatnya penduduk, kebiasaan susunan masyarakat, kondisi-
kondisi ekonomi, kondisi industri dan sebaginya.
Berdasarkan dari Teori Bio-Sosiologis yang disempurnakan oleh Enrico Ferry ini
teori ini memandang bahwa kejahatan bukan hanya disebabkan karena individu yang
terlahir sebagai penjahat. Namun akan tetapi juga karena faktor-faktor lain yang ada
disekitar orang-orang tersebut seperti faktor-faktor dari lingkungan individu tersebut
hidup.
Menurut B. Simandjuntak dan Chidir Ali : Mazhab Spiritualis dalam memandang
kejahatan dan penjahat dalam perspektif kriminologi adalah alam penjelasan tentang
kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan yang mendasar dengan metode
penjelasan kriminologi yang ada pada saat ini. Penjelasan spiritualisme memfokuskan
perhatian pada perbedan antara kebaikan yang datangnya dari Tuhan dan keburukan
yang datangnya dari setan. Seseorang yang telah melakukan suatu kejahatan
dipandang sebagai orang yang telah terkena bujukan setan. Sehingga semakin jauh
hubungan seseorang dengan ajaran agama yang diperlukannya, semakin besar
kemungkinan untuk melakukan suatu tindak kejahatan. Seseorang yang selalu taat
dalam menjalankan ajaran agamanya, biasanya tidak akan mudah terjerumus untuk
berbuat jahat, karena ia telah dilandasi oleh iman dan taqwa. Pada dasarnya semua
agama melarang pemeluknya untuk melakukan kejahatan, oleh karena itu agama
adalah merupakan penangkal yang ampuh untuk mencegah terjadinya suatu kejahatan.
8. Jelaskan aliran Neo Klasik dan aliran Kritis dalam Kriminologi berikan contohnya?
Jawaban:
Aliran Neo Klasik Menurut" Gunaida dan Oci Senjaya, Penologi dan
Pemasyarakatan, (Sleman: Deepublish Publisher, 2020), hlm. 50. "Aliran neo-
klasik mempunyai basis yang sama dengan aliran klasik, yakni kepercayaan
kepada kebebasan kehendak manusia. Penganut aliran neo-klasik beranggapan
bahwa pidanayang dihasilkan terlalu berat dan merupakan upaya pembalasan bagi
pelaku.Aliran neo-klasik muncul sebagai bentuk kritikan terhadap aliran klasik
yang menyamakan hukuman setiap orang tanpa mempertimbangkan usia, fisik,
dan kondisi kejiwaan seseorang.Aliran neo-klasik menginginkan pembaruan dari
pikiran aliran klasik, pembaruan ini didasarkan setelah melihat kenyataan bahwa
pemikiran aliran klasik setelah dijalankan masih menimbulkan
ketidakadilan.Aliran klasik telah banyak pengaruhnya terhadap undang-undang
perancis (French code penal) pada tahun 1791.Yang merupakan sebab-sebab
gagalnya code 1791 itu adalah :
1.Diabaikannyaperbedaan-perbedaanindividual dan arti daripada situasi-situasi
tertentu
2. Dalam aliran klasik memperlakukan sama pemidanaan seseorang untuk pertama
kali dan juga yang merupakan residivis
3. Anak yang belum dewasa, orang yang idiot (terbelakang),orang gila dll dapat
dipertanggungjawabkan secara pidana.Pada masa aliran klasik,orang gila masih
diperlakukan seperti penjahat. Penjahat yang mempunyai kemauan bebas (free
will) sedang orang gila sebelumnya tidak memiliki kemauan bebas untuk memilih
perbuatan baik atau buruk, tetapi berkat lahirnya ilmu psikiatrik mulailah ada
perubahan.Dokter Perancis Ph. Pinel (1745 – 1826) pengarang dari ’Traite
medico-philosophique sur l’alienation mentale’ (1791), memperkenalkan ilmu
baru ini. Dan dalam Code Penal ditambah pasal 64 yang terkenal: ’II n’y a ni
crime, ni delit,lorsque le prevenu etait enetat de demence an temps de I’action7.
yang berbunyi,“tidaklah terdapat suatu kejahatan apabila si terdakwah berada
dalam sakit jiwa”.Karena usahanya,""nasib para orang gila mendapat perbaikan.
Persoalan tentang dapat dipertanggungdjawabkan atau tidak, mereka masih dapat
dipertanggungdjawabkan untuk sebagian. Aliran neo-klasik, berkembang
bersamaan dengan aliran modern dan berdasarkan pada doctrine of free will.
Aliran ini juga memperhatikan perbuatan maupun pelaku (offence-
offenderoriented)sebagai karaktetistiknya .
Contoh Aliran Neo Klasik "Dimasukannya keterangan ahli dalam acara
pengadilan untuk menentukan besarnya tanggungjawab terdakwa (contoh:
keterangan ahli dibutuhkan untuk meneliti apakah terdakwa mampu memilih
antara yang benar dan yang salah).14"
Daftar Pustaka
3. Tim Hukum online, "Politik Kriminal dan Hubungannya dengan Politik Hukum Pidana"
https://www.hukumonline.com/berita/a/politik-kriminal-dan-politik-hukum-pidana-
lt6258f7d33c289/ Diakses Pada 02 November 2022,Pukul 12.35
5. Romli Atmasasmita, 2005, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Aditama, Bandung, hlm. 5.