Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Muhammad Ferdian Saputra Mata Kuliah : Kriminologi


NPM : 1910631010248 Dosen : Gunadi, S.H., M.Hum., M.Si.
Kelas/Semester : F (5)

1. Siapakah antropolog Perancis yang memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan baru yang

bersumber dari berbagai ilmu yang mempelajari masalah kejahatan sebagai masalah

manusia (Kriminologi) ?

2. Sebutkan beberapa bentuk kriminologi murni ?

3. Sebutkan dan jelaskan beberapa bentuk kriminologi terapan ?

4. Jelaskan kriminologi menurut E.H. Sutherland dan Donald R. Cressey ?

5. Sebutkan dan jelaskan beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk menganalisis

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kejahatan ?

6. Jelaskan yang dimaksud dengan Teori Psikogenesis ?

7. Sebutkan beberapa unsur yang turut menjadi penyebab terjadinya kejahatan ?

8. Sebutkan beberapa contoh kejahatan konvensional ?

9. Berikan contoh kejahatan terorganisasi ?

10. Apa yang dimaksud dengan kejahatan politik ?

JAWABAN

1. Topinard
2. Ada 5 yaitu sebagai berikut :
Menurut Bonger :

a. Antropologi criminal (Criminal Antropology), merupakan ilmu pengetahuan tentang


manusia yang jahat (Somatios), dan ilmu ini memberikan suatu jawaban atas pertanyaan
tentang orang jahat dalam tubuhnya mempunyai tanda-tanda seperti apa, misalnya apaakah
ada hubungan antara suku Bangsa dengan Kejahatan.

b. Sosiologi criminal (Criminal Sociology), ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu
gejala masyarakat, pokok utama ilmu ini adalah, sampai dimana letak sebab-sebab kejahatan
dalam masyarakat

c. Psikhologi criminal (Criminal Psychology), ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat
dari sudut jiwanya.

d. Psikhopatologi dan Neuropatologi criminal, yaitu suatu ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa
atau Urat Syaraf.

e. Penology yaitu tentang berkembangnya hukuman dalam hukum pidana.

3. Menurut Bonger ada 3 yaitu sebagai berikut :

a. Criminal hygiene.yakni usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan.


Misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menerapkan undang-
undang sistem jaminan hidup dan kesejahteraan yang dilakukan semata-semata untuk
mencegah terjadinya kejahatan.

b. Politik criminal, usaha untuk menanggulangan kejahatan di mana suatu kejahatan telah
terjadi. Dalam hal ini dilihat bagaimana seseorang melakukan kejahatan. Jadi tidak
semata-mata penjatuhan sanksi.

c. kriminalistik (Police Scientific) Merupakan ilmu tentang pelaksanaan penyelidikan


teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.
4. kriminologi adalah “a body of knowledge regarding crime as a social phenomenon” ilmu
dari berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan (tindakan jahat) sebagai
fenomena sosial. Kriminologi dibagi menjadi 3 (tiga) cabang ilmu utama, yaitu :

a. Sosiologi hukum, mempelajari kejahatan sebagai tindakan yang oleh hukum


dilarang dan diancam dengan sanksi. Jadi yang menentukan bahwa suatu tindakan
itu kejahatan adalah aturan hukum.

b. Etiologi criminal yang merupakan cabang kriminologi yang berusaha melakukan


analisis ilmiah mengenai sebab-musabab kejahatan. Dalam kriminologi, etiologi
kejahatan merupakan kajian yang “paling” utama.

c. Penologi pada dasarnya merupakan ilmu tentang hukuman, namun Sutherlan


memasukan hak-hak yang berhubungan dengan usaha pengendalian kejahatan, baik
represif maupun prepentif.

5. A. Teori Asosiasi Deferensial

menurut teori asosiasi diferensial, tingkah laku jahat dipelajari dalam kelompok
melalui interaksi dan komunikasi. Yang dipelajari dalam kelompok tersebut adalah teknik
untuk melakukan kejahatan dan alas an (nilai-nilai, motif, rasionalisasi dan tingkah laku )
yang mendukung perbuatan jahat tersebut.

B. Teori Anomi (Emile Durkheim dan Robert K. Merton)


Menurut Merton, dalam setiap masyarakat terdapat tujuan-tujuan tertentu yang
ditanamkan kepada seluruh warganya. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat sarana-
sarana yang dapat dipergunakan. Tetapi dalam kenyataan tidak setiap orang dapat
menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Hal ini menyebabkan penggunaan cara yang
tidak sah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian akan timbul penyimpangan-
penyimpangan dalam mencapai tujuan. Dalam perkembangan selanjutnya, Merton tidak
lagi menekankan pada tidak meratanya sarana-sarana yang tersedia, tetapi lebih
menekankan pada perbedaan-perbedaan struktur kesempatan.
C. Teori Label (Howard S. becker dan Edwin lemert)
Teori ini lahir pada tahun 1960-an, Pendekatan teori labeling dapat dibedakan dalam 2
(Dua) bagian ;
a. Persoalan tentang bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap atau label.
b. Efek labeling terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya.

Sudah menjadi kesepakatan diantara para penganut teori label bahwa proses
pemberian label merupakan penyebab seseorang untuk menjadi jahat. Menurut Romli
Atmasasmita, terdapat dua konsep penting dalam teori ini, yaitu, Primary Deviance:
Ditujukan kepada perbuatan pentimpangan tingkah laku awal serta Secondary Deviance
Berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari pengalaman seseorang sebagai akibat dari
penangkapan dan cap sebagai penjahat. Sekali cap atau status ini dilekatkan pada
seseorang, maka sangat sulit orang yang bersangkutan untuk selanjutnya melepaskan diri
dari cap yang dimaksud dan kemudian akan mengidentifikasikan dirinya dengan cap yang
telah diberikan masyarakat terhadap dirinya.
D. Teori Konflik

Teori ini muncul tidak lama setelah teori label. Teori ini lebih menekankan pada
pola kejahatan yang ada dan mencoba untuk memeriksa atau meneliti pembentukan hukum
dan penerapan hokum pidana. Teori konflik pada hakikatnya merupakan cabang dari teori
label. Ada beberapa bentuk teori konflik yang yang mendasar pada suatu asumsi bahwa
konflik merupakan keadaan yang alamiah yang ada dalam masyarakat. Bentuk teori ini
terbagi atas dua bagian, yaitu Konflik Konservatif dan Radikal Konflik

E. Teori Kontrol
Pengertian teori kontrol merujuk kepada setiap perspektif yang membahas ihwal
pengendalian tingkah laku manusia. Teori kontrol merupakan suatu teori yang berusaha
mencari jawaban mengapa orang melakukan kejahatan. Berbeda dengan teori-teori yang
lain. Teori kontrol tidak lagi mempertanyakan mengapa orang melakukan kejahatan tetapi
mengubah pertanyaan tersebut menjadi; mengapa tidak semua orang melanggar hukum
atau mengapa orang taat pada hukum. Sehingga harus ada yang bisa mengontrol itu
semua, terhadap perbuatan kejahatan itu harus tersedia ancaman hukuman di dalam
undang-undang. Tidak boleh suatu perbuatan dipidana kalau perbuatan pidananya tersebut
belum diatur oleh undang-undang.
6. Teori Psikogenesis

Teori ini mengatakan bahwa perilaku kriminalitas timbul karena factor intelegensi,
ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah, fantasi, rasionalisasi, internalisasi diri
yang keliru, konflik batin, emosi yang kontroversial dan kecenderungan psikopatologis,
artinya perilaku jahat merupakan reaksi terhadap masalah psikis, misalnya pada keluarga
yang hancur akibat perceraian atau salah asuhan karena orangtua terlalu sibuk berkarier.
Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan adalah psikologis dari seorang
pelaku kejahatan, maksudnya adalah pelaku memberikan respons terhadap berbagai
macam tekanan kepribadian yang mendorong mereka untuk melakukan kejahatan. Faktor
ini didominasi karena pribadi seseorang yang tertekan dengan keadaan hidupnya yang tak
kunjung membaik, atau frustasi. Teori ini menggambarkan bahwa untuk melawan
kejahatan itu haruslah diadakan peningkatan di bidang ekonomi. Dengan kata lain
kemakmuran, keseimbangan dan keadilan sosial akan mengurangi terjadinya kejahatan.

7. 1. Terlantarnya anak-anak
2. Kesengsaraan

3. Nafsu ingin memiliki


4. Alkoholisme

5. Rendahnya budi pekerti

8. Bentuk kejahatan konvensional meliputi pencurian kendaraan bermotor, perjudian,


pencurian kekerasan/pemberatan, penganiayaan, pembunuhan, perkosaan, penipuan,
penggelapan, pembakaran, pengrusakan, pemalsuan, penculikan, dan pemerasan.

9. Kejahatan terorganisasi yang paling lazim adalah pencucian uang; penyelundupan


manusia; kejahatan siber; dan perdagangan manusia, obat-obatan, senjata, hewan terancam
punah, organ tubuh, atau material nuklir.

10. Kejahatan politik adalah yang meliputi penghianatan, spionase, sabotase, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai