Anda di halaman 1dari 19

KRIMINOLOGI KASUS PEMBUNUHAN SALIM KANCIL DAN

KASUS PEMBUNUHAN MIRNA SALIHIN


TUGAS MATA KULIAH KRIMONOLOGI

DISUSUN OLEH:
MULYONO (1201616538)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURAKARTA
2018/2019

1
BAB 1

LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak terjadi penyimpangan norma dan tindak kejahatan yang
terjadi di masyarakat. Dengan kriminologi kita dapat memperoleh pengertian yang
lebih mendalam mengenai perilaku manusia, dan lembaga-lembaga masyarakat yang
memperngaruhi kecenderungan dan penyimpangan norma-norma hukum.

Menurut Paul Moedikdo, bahwa dengan mempelajari Kriminologi terutama


untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap penyimpangan norma-norma
dan nilai, baik yang diatur dalam hukum pidana maupun yang tidak diatur, khususnya
perilaku yang karena sifatnya sangat merugikan manusia dan masyarakat. Dan untuk
memperoleh pemahaman reaksi sosial terhadap penyimpangan itu.

Terhadap hukum pidana, Kriminologi dapat berfungsi sebagai tinjauan


terhadap hukum pidana yang berlaku, dan memberikan rekomendasi guna
pembaharuan hukum pidana. Bagi sistem peradilan pidana, kriminologi berguna
sebagai sarana kontrol bagi jalannya peradilan, sebab jika hanya menggunakan sarana
Hukum Positif saja, maka jalannya persidangan akan mandek.

Penemuan-penemuan yang menyimpang oleh kriminologi dalam proses


peradilan pidana, sangat bermanfaat bagi politik kriminal pada umumnya dan politik
hukum pidana pada khususnya, oleh karena itu dapat dijadikan bahan bagi
kriminalisasi, dekriminalisasi atau perubahan undang-undang.

Bagi politik hukum pidana, kriminologi berguna untuk melaksanakan


kebijaksanaan, yang melaksanakannya adalah unsur-unsur pelaksana politik kriminal.
Dalam melaksanakan politik, orang mengadakan penilaian dan melakukan pemilihan
dari sekian alternatif yang dihadapi. Menjalankan politik kriminal atau khususnya
menjalankan politik hukum pidana juga mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil
perundang-undangan yang paling baik, dalam arti memenuhi syarat keadilan dan
kemanfaatan.

2
Maka dengan demikian, tujuan kriminologi atau manfaat dari kriminologi
adalah sebagai Science for the interest of the power elite, atau Kriminologi dapat
dikatakan sebagai kontrol sosial terhadap pelaksanaan hukum pidana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian krimonologi, teori, tujuan , ruang lingkup, dan hubungan ilmu
krimonologi dengan ilmu lain?
2. Bagaimana krimonologi kasus pembunuhan Mirna Salikhin dan Salim Kancil?

3
BAB II

KRIMONOLOGI

1. PENGERTIAN KRIMONOLOGI

Pengertian Kriminologi – Kita sering mendengar mengenai ilmu kriminologi. Ilmu satu ini
memang cukup menarik untuk dipelajari. Meskipun cukup sedikit perguruan tinggi yang
membuka cabang ilmu satu ini, namun tidak ada salahnya untuk mengetahui beberapa hal
yang terkait di dalamnya.

Kriminologi merupakan salah satu ilmu sosial yang terus-menerus mengenai perkembangan
dan peningkatan. Perkembangan dan peningkatan tersebut dikarenakan pola kehidupan sosial
masyarakat yang mengalami perubahan-perubahan. Berpindah dari satu tempat ke satu
tempat lainnya serta berbeda juga perubahannya suatu waktu atau zaman tertentu.

Dan waktu juga terus berubah, maka studi mengenai masalah kejahatan serta penyimpangan
juga akan mengalami perkembangan dan peningkatan. Penglihatan, cara memahami serta
dalam mengkaji masalah-masalah sosial yang ada berkembang juga sesuai dengan
perkembangan zaman.

Terdapat beberapa pengertian dari para ahli barat dari kriminologi ini sendiri. Ilmu
masyarakat satu ini, merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari
kejahatan dari beragam aspek.P. Topinard, yaitu seorang ahli antropologi dari Perancis yang
mengatakan kata kriminologi untuk pertama kalinya.

Kriminologi berasal dari 2 kata yaitu kata “crime” yang memiliki arti kejahatan dan kata
“logos” yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka tidak heran jika
kriminologi bisa diartikan sebagai sebuah kajian mengenai kejahatan.

Berkembangnya beragam studi yang dilakukan secara ilmiah terkait dengan tingkah laku
manusia juga bisa memberikan dampak para pakar kriminologis terhadap hubungan antara
hukum serta organisasi dalam masyarakat.

4
Munculnya beragam istilah positif yang mengarah pada pengertian kriminologi, maka akan
menaruh perhatian lebih kepada pemahaman manusia mengenai perilaku kejahatan. Selain
itu, juga menambah perhatian terhadap hubungan hukum serta organisasi masyarakat.

Ilmu ini mulai digunakan kembali sekitar pertengahan abad 20. Pada waktu itu, sudah
dianggap sebagai sebuah ilmu yang memiliki peranan dalam menentukan sifat atau
karakteristik sebuah kejahatan. Dengan memperlajari ilmu krimologi, maka kita semua akan
mempelajari lebih dalam mengenai motif, bentuk, hingga latar belakang terjadinya perilaku
menyimpang.

2. TEORI KRIMINOLOGI

Berikut penggolongan teori kriminologi menurut Soedjono Dirjosisworo

1. Teori Assosiasi Differensiasi

Sutherhald, memberikan hipotesis, jika perilaku kriminal bisa dipelajari menggunakan teori
asosiasi yang sering dilakukan para pelaku yang melanggar norma hukum. Tidak hanya
mempelajari kejahatan sesungguhnya, melainkan juga motif, sikap dorongan yang nyaman
sehingga dapat memuaskan mereka yang melakukan perbuatan anti sosial.

2. Teori kontrol sosial

Landasan berpikir dari teori kontak sosial ini yaitu tidak melihat individu sebagai orang yang
secara tidak langsung patuh terhadap hukum. Ternyata, memang ada beberapa segi
pandangan antitesis yang mana seseorang harus belajar agar tidak melakumkan perilaku
pidana pidana.

Mengingat secara naluriah manusia memang senang untuk melanggar peraturan peraturan
yang ada dalam masyarakat. Di lingkungan dipandang oleh para teoritis, secara sosial hal ini
merupakan konsekuensi logis dari sebuah keadaan tertentu dalam masyarakat.

3. Teori tegang

Teori ini berpendapat jika manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang selalu melanggar
hukum. Melanggar norma-norma, serta peraturan setelah tidak tercapainya antara tujuan
dengan cara mencapainya.

5
Dengan demikian, menurut perilaku, salah satu cara untuk mencapai tujuan yaitu dengan
melakukan tindakan tidak legal. Akibatnya, teori tegas memandang manusia merupakan salah
mahkluk yang memiliki sifat alamiah dasar. Dengan kata lain pada, dasarnya manusia
tersebut memiliki sifat baik . Tekanan sosial yang menciptakan tekanan atau stress sehingga
menimbulkan kejahatan.

Kejahatan timbul karena beberapa sebab atau faktor. Seperti stress tersebut. Maka dari itu
menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan tentu memberikan sebuah dampak
baik dalam masyarakat. Jika suasana dalam masyarakat nyaman, tentu tingkat kejahatan juga
semakin menurun.

4. Teori label

Teori label menggunakan landasan berpikir berdasarkan pandangan norma. Dimana, sebab
utama terjadinya kejahatan yaitu karena adanya pemberian label oleh masyarakat untuk
memberikan tanda pada anggota-anggota tertentu di masyarakat.

Banyak cara yang digunakan untuk memberikan label tersebut. Teori label disebut juga bisa
berfungsi untuk menentukan batas pelaku kriminal yang sudah dijadikan teori. Seperti apa
serta bagaimana cara pemberian label bisa memberikan pengaruh melalui perkembangan
imajinasi sendiri yang negatif.

Teori label berpendapat, jika cap atau merek yang diberikan oleh penguasa sosial untuk
warga masyarakat melalui aturan atau undang-undang ternyata bisa berakibat panjang. Cap
tersebut akan membuat orang berperilaku sesuai dengan label atau cap yang duberikan
kepadanya . Dengan demikian, sikap memberikan label kepada orang tertentu.

Label ini, secara tidak langsung nantinya menjadi generalisasi atau gambaran umum dalam
keadaan sebuah masyarakat tersebut.

5. Teori psikoanalitik

Menurut Sigmund Freud, yaitu seorang ahli penemu psychoanalisa. Namun, Sigmund Freud
lebih tertuju pada neurosis serta faktor-faktor yang berada diluar kesadaran. Faktor-faktor
tersebut tergolong ke dalam struktur yang lebih umum.

6
Terkait dengan ketidakberesan, atau sebab penyakit tertentu. Alexander dan Staub,
beperndapat jika kriminalitas merupakan salah satu bagian dari sifat manusia. Dengan
demikian, melihat segi pandang psikoanalitik, makalah perbedaan yang utama antara kriminal
sepekan kriminal yaitu pada kriminal sudah belajar mengontrol serta menghaluskan
dorongan-dorongan dan perasaan antisosial nya.

3. TUJUAN KRIMINOLOGI

Sebuah ilmu kriminologi hadir bukan berarti tanpa tujuan. Ilmu satu ini memiliki tujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain mengenai sebab-sebab seseorang
melakukan kejahatan. Selain itu, apakah seorang yang melakukan kejahatan tersebut
disebabkan karena kondisi sosial atau masyarakat di sekitarnya.

Tidak berhenti sampai disitu, masyarakat di sekitar merupakan orang yang memiliki bakat
untuk menjadi seorang penjahat. Selain itu, ilmu kriminologi juga hadir untuk memberikan
saran dalam pembuatan rencana perundang-undangan atau hukum pidana.

Berbagai pandangan yang digunakan hukum pidana untuk melihat masalah kesehatan yang
terjadi dalam masyarakat dengan menggunakan catatan-catatan tertentu mengenai kejahatan
hukum adat. Ilmu kriminologi juga bertujuan untuk memberikan gambaran nyata jika
kejahatan tersebut ternyata sangatlah mahal.

Tidak berhenti sampai di sini saja, ilmu kriminologi juga bertujuan untuk menghindari rasa
benci negatif rasa simpati yang kurang sehat terhadap para pelaku kejahatan.

4. RUANG LINGKUP KRIMINOLOGI

Menurut Romli Antasasmita, dalam arti sempit kriminologi mengenai kejahatan. Yaitu,
mempelajari bentuk contoh perilaku kriminal tertentu. Sehingga bisa tmendapatkan pegangan
menurut batasan hukum yang berlaku .

Dengan adanya hal tersebut, maka diharapkan bukan hanya mencapai keseragaman dalam
praktik ilmu kriminologi saja. Namun dengan batasan yang berbeda setiap negara akan
memiliki objek studi kriminologi yang bisa dikembangkan lebih mudah lagi. Misalnya
dengan menggunakan latar belakang perumusan yuridis tanpa terikat.

7
Sedangkan dalam arti luas, kriminologi memiliki ruang lingkup untuk mempelajari mengenai
fenologi. Yaitu sebuah ilmu yang mempelajari mengenai hukuman serta metode-metode yang
terkait dengan tindakan-tindakan yang bersifat non punitif.

Walters C. Recless di dalam bukunya The Crime Problem, berpendapat jikaa kriminologi
memiliki 10 ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai kejahatan. Apakah


kejahatan tersebut dilaporkan pada badan-badan resmi. Serta bagaimana tindakan
tersebut dilakukan dan bagaimana badan-badan kerjasama tersebut menanggapi
laporan itu.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang didalamnya mempelajari perkembangan
serta perubahan hukum pidana bunga dengan nilai ekonomi, politik serta tanggapan
dalam masyarakat.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang secara khusus mempelajari keadaan
penjahat, perbandingan antara penjahat dan bukan penjahat mengenai sex, ras,
kebangsaan, ekonomi serta kedudukan.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari daerah-daerah atau wilayah-
wilayah yang memiliki hubungan dengan berapa jumlah kejahatan yang ada di dalam
daerah atau wilayah tersebut.
Bahkan, kriminologi juga mempelajari atau meneliti tentang bentuk spesifik dari
kejahatan yang terjadi. Seperti penyelundupan di daerah Pelabuhan atau korupsi yang
terjadi di lingkungan pejabat.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang berusaha untuk memberikan gambaran
secara jelas, terkait faktor faktor penyebab kejahatan demi apa teori dan ajaran yang
jelas.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai tindak kejahatan
yang kemudian dimanifestasikan secara istimewa.
 Serta tindakan yang merupakan kelainan dari pada orang yang sering melakukan
kejahatan tersebut. Bahkan bentuk-bentuk kejahatan modern seperti pembajakan
pesawat, pembobolan ATM, serta pencucian uang.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal yang terkait dengan
kejahatan.
Seperti alkoholisme, narkoba, perjudian serta pelacuran.

8
 Kriminologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari apakah peraturan perundang-
undangan dan penegak hukum yang bisa berlaku secara efektif.
 Kriminologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manfaat dari lembaga-
lembaga yang digunakan untuk menahan, menangkap serta menghukum perilaku.
 Kriminologi mempelajari kejahatan atau usaha manusia untuk mencegah kejahatan.

5. OBJEK KRIMINOLOGI

Kriminologi secara umum bertujuan untuk mempelajari lebih dalam mengenai tindakan
kejahatan yang dilihat dari beragam aspek, harapannya bisa mendapatkan pemahaman terkait
fenomena kejahatan dengan kacamata yang lebih luas. Dengan Demikian maka kajian ilmu
kriminologi itu mencakup beberapa hal berikut ini:

Kejahatan, yaitu perilaku yang disebut sebagai tindakan kejahatan. Kejahatan memiliki
kriteria jika perbuatan tersebut dipelajari dari perundang-undangan pidana, di mana tindakan
kejahatan yaitu tindakan yang menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma yang
berada di peraturan perundang-undangan pidana.

Penjahat, merupakan seorang yang melakukan aksi kejahatan. Pelajaran terhadap perilaku
atau penjahat ini utamanya dilakukan menggunakan aliran kriminologi positif. Aliran positif
ini digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan sebab-akibat kenapa seseorang melakukan
kejahatan. Adapun perbedaannya terletak dalam aspek biologis, sosiokultural serta
psikologis.

Reaksi masyarakat terhadap tindakan kejahatan serta penjahat atau perilaku, yaitu terkait
dengan reaksi masyarakat terhadap kejahatan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempelajari
pandangan serta tanggapan masyarakat pada perbuatan-perbuatan tahu gejala yang ada di
masyarakat. Gejala tersebut dipandang sebagai sebuah tindakan yang merugikan atau bisa
membahayakan masyarakat luas.

6. HUBUNGAN KRIMINOLOGI DENGAN ILMU LAINNYA

Sebagai orang yang belajar ilmu krimonlogi, maka anda semua juga harus mengetahui
mengenai hubungan antara ilmu kriminologi dengan ilmu lainnya. ilmu satu ini memiliki
hubungan dengan ilmu pidana. Dalam bahasa lain, bisa dikatakan keduanya memiliki
hubungan timbal balik antara satu sama lainnya.

9
Ilmu pidana, merupakan sebuah ilmu yang secara khusus mempelajari akibat hokum yang
timbul dari sebuah perbuatan tertentu. Secara singkat, bisa dikatakan sebagai “ilmu mengenai
hukumnya kejahatan”. Dengan adanya hal ini, maka hukum memiliki bagian yang memuat
mengenai kejahatan. Bagian tersebut yang sering disebut dengan hukum criminal.

Namun, menjadi sangat wahar jika kejahatan tersebut disebut dengan nama “strafecht” yang
kemudian dalam bahasa Indonesia, dikatakan sebagai hokum pidana. Dan kriminologi
merupakan sebuah ilmu yang secara khusus mempelajari kejahatan. Yang secara lazim
melihat sebab-akibat hingga timbul kejahatan. Selain itu juga bisa dikatakan sebagai cara
untuk menghadapi kejahatan serta tindakan atau reaksi yang diperlukan.

Kedua jenis ilmu pengetahuan tersebut kemudian bertemu dan akhirnya focus untuk
mempelajari kejahatan. Menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda. Hal ini dikarenakan
terdapat perbedaan antara objek serta tujuannya.

Ilmu hukum pidana ini memiliki sasaran objek pada aturan hokum mengenai kejahatan
karena akibat hokum berupa pidana. Adapun tujuan akhirnya untuk mendapatkan pengertian
serta penggunaan pidana dengan sebaik mungkin.

Hal ini dilakukan unruk mendapatkan penggunaan pidana dengan sebaik mungkin, sehingga
akan dicapai keadilan hukum. Di sisi lain, kriminolohi memiliki objek kajian berupa manusia
penjahat dibelakang peraturan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pengertian terkait dengan sebab kejahatan, guna memberikan pidana atau tindakan yang
paling pas supaya tidak ada kejahatan lagi.

10
BAB II
KRIMINOLOGI KASUS PEMBUNUHAN MIRNA SALIHIN DAN
PEMBUNUHAN SALIM KANCIL
A. PEMBUNUHAN SALIM KANCIL

Salim Kancil (lahir di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 22 April 1969 – meninggal di
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 26 September 2015 pada umur 46 tahun) adalah warga
Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang
menjadi korban pembunuhan menyusul protesnya bersama beberapa kawannya terhadap
penambangan pasir di desa setempat

Sebelum Salim Kancil dibungkam dengan dibunuh, dia dikenal sebagai sosok yang keras dan
tak kenal menyerah. Perjuangannya baru berhenti saat dia dibunuh oleh sekelompok orang di
Balai Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada
Sabtu, 26 September 2015. Aksi Salim sebenarnya sudah dihalangi termasuk oleh istrinya
sendiri, namun dia bersikeras menentang penambangan pasir yang dikhawatirkan merusak
kelestarian alam. Sehari-hari, Salim adalah petani yang sekaligus menjadi pemilik lahan
sekitar lokasi penambangan di pesisir pantai selatan Watu Pecak. Hingga pada suatu hari,
Salim mendapati 8 petak lahannya hancur akibat tambang pasir ilegal. Salim menduga,
tambang tersebut diduga dikelola oleh tim 12, yang merupakan mantan tim kampanye kepala
desa mereka, Haryono, yang di kemudian hari terseret dalam perkara ini. Salim yang menjadi
tulang punggung keluarga kebingungan, lantaran lahan pertanian sebagai mata pencaharian
sudah tidak dapat diharapkan kembali untuk menghidupi keluarganya, sehingga
penghasilannya semakin menurun drastis. Untuk memenuhi kebutuhan, akhirnya Salim
memutuskan beralih profesi menjadi nelayan.

Sadar bahwa ia tak mungkin bertahan hanya dengan menjadi nelayan dadakan, Salim pun
mulai mengunjungi rumah teman-temannya di malam hari dan berhasil merekrut lima orang
warga. Dari situlah perlawanan dimulai secara diam-diam karena khawatir aktivitas mereka
diketahui oleh Tim 12. Salim mulai aktif, dan rajin surat-menyurat dengan pihak keamanan,
pemerintah kabupaten, provinsi, sampai ke Jakarta. Tujuannya bulat, dirinya memperjuangan
hak hidup sebagai warga negara Indonesia, apalagi apa yang menimpa dirinya juga sama
dengan warga pemilih lahan di lokasi tambang ilegal. Perlawanan Salim yang semakin nyata
membuat penambang ilegal yang ‘diamankan' oleh tim 12 mulai gusar. Ancaman dan
intimidasi pada Salim pun mulai berdatangan. Bahkan di pertengahan bulan Ramadhan tahun
11
itu, salah satu pimpinan mantan tim 12 yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan,
Desir, mendatangi rumah Salim. Khawatir dengan keselematan suaminya, istrinya kemudian
meminta Salim untuk berhenti untuk memperjuangkan lahan pertanian yang dirusak tambang.
Namun, semangat memperjuangkan untuk hak hidup dan menolak tambang justru semakin
membesar. Kemudian Salim Kancil melaporkan intimidasi dan ancaman pada petani yang
menolak tambang ke Kepolisian Sektor Pasirian, yang kemudian diteruskan ke Kepolisian
Resor Lumajang, namun tidak ada tindakan.

Kronologi

 Atas nihilnya tanggapan dari aparat, Salim pun kemudian membentuk Forum
Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok Awar-awar (FORUM) yang terdiri dari 11
warga untuk angkatan pertama, yakni Tosan, Iksan Sumar, Ansori, Sapari, Abdul
Hamid, Turiman, Muhammad Hariyadi, Rosyid, Mohammad Imam, dan Ridwan.
Mereka mulai melakukan gerakan advokasi protes perihal penambangan pasir yang
mengakibatkan rusaknya lingkungan di desa Selok Awar-awar, dengan cara bersurat
kepada Pemerintahan Desa Selok Awar-Awar, Pemerintahan Kecamatan Pasirian
bahkan kepada Pemerintahan Kabupaten Lumajang.
 Pada Juni, kelompok ini menyurati Bupati Lumajang As'at Malik untuk meminta
audiensi tentang penolakan tambang pasir, tapi tidak mendapatkan tanggapan.
 Pada 9 September 2015, FORUM melakukan aksi damai dengan cara
memberhentikan aktivitas penambangan pasir dan truk muatan pasir di Balai Desa
Selok Awar-Awar yang menghasilkan surat pernyataan dari Kepala desa Selok Awar-
Awar untuk menghentikan penambangan pasir.
 Pada hari yang sama, Salim dan warga yang menolak tambang pasir tersebut mengaku
mendapat ancaman pembunuhan. Menurut mereka pengirimnya adalah tim 12 yang
diketuai Desir.
 Warga melaporkannya kepada aparat, tapi sekali lagi, tidak mendapatkan tanggapan.
 25 September 2015, FORUM merencanakan aksi penolakan tambang pasir pada
Sabtu, 26 September pukul 07:30 pagi.
 26 September 2015, Tosan, rekan Salim, mulai aksi pada pukul 07:00 dengan
menyebar selebaran aksi damai tolak tambang di depan rumahnya bersama Imam.
Kemudian ada satu orang yang melintas dan membaca selebaran tersebut sambil
memarahi Tosan dan Imam. Enam puluh menit kemudian, Salim didatangi oleh

12
puluhan orang di rumahnya. Ia diseret ke Balai Desa dan dianiaya hingga meninggal
dunia.

Reaksi

Setelah peristiwa itu, banyak gerakan solidaritas yang mengatasnamakan keadilan untuk
Salim Kancil, melalui petisi, gerakan massa, dan penyebaran poster melalui berbagai media,
menuntut diadilinya orang-orang yang harus bertanggung jawab atas terbunuhnya Salim
Kancil. [6][7]

Putusan hukum

Dua orang pelaku utama pembunuhan Salim Kancil telah divonis bersalah dan hukuman 20
tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Surabaya, Kamis 23 Juni 2016. Mantan Kepala Desa
Selok Awar-awar di kota Lumajang, Jatim, Hariyono dan Ketua Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH) setempat, Mat Dasir dinyatakan terbukti bersalah melakukan pembunuhan
secara berencana.

Atas putusan tersebut, tim kuasa hukum dari Salim Kancil menilai ada upaya untuk
menyederhanakan kasus pembunuhan terhadap Salim dan penganiayaan terhadap rekannya,
Tosan. Hal ini dibuktikan melalui dakwaan yang dikenakan terhadap para tersangka hanya
dijerat dengan pembunuhan biasa, bukan pembunuhan berencana. Padahal pembunuhan
terhadap Salim dan penganiayaan terhadap Tosan harus dilihat sebagai rangkaian panjang
perlawanan keduanya terhadap praktik mafia tambang pasir ilegal di Lumajang. Selain itu,
jika dilihat dari jumlah terdakwa yang ditetapkan oleh Polda Jawa Timur hanya 35 orang
yang dibagi dalam 15 berkas perkara sidang. Pihak tim kuasa hukum juga sudah melaporkan
keterlibatan 13 orang yang masih bebas kepada Polda Jawa Timur bahkan ke Mabes Polri

B. PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN (KASUS KOPI SIANIDA)

Pada tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal dunia setelah
meminum Kopi es vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia[1]. Saat kejadian, Mirna
diketahui sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala Wongso.
Menurut hasil otopsi pihak kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung Mirna
dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung.
Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida. Sianida juga ditemukan

13
oleh Puslabfor Polri di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP
dan pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka. Jessica
dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Korban

Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, adalah anak dari seorang pengusaha. Ayahnya, Edi
Darmawan Salihin memiliki beberapa perusahaan, antara lain di bidang pengiriman dokumen
penting di Petojo, Jakarta Pusat, dan perusahaan yang bergerak di bidang garmen di
Cengkareng, Jakarta Barat. Mirna diketahui memegang salah satu perusahaan milik ayahnya
tersebut.

Mirna pernah bersekolah di Jubilee School di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Ia kemudian
melanjutkan pendidikan di Billy Blue College of Design, dan Swinburne University of
Technology, keduanya berada di Australia. Setelah lulus, Mirna bekerja di perusahaan yang
bergerak di bidang desain, Misca Design dan Monette Gifts & Favors.

Pada bulan November 2015, Mirna menikah dengan Arief Soemarko di Bali, Indonesia,
setelah sebelumnya berpacaran selama 10 tahun. Mirna dan Arief diketahui mulai berpacaran
sejak berada di Australia. Saat itu, Mirna tinggal di Sydney, sedangkan Arief di Melbourne.

Mirna juga diketahui memiliki saudara kembar yang bernama Sendy Salihin.

Kronologi

Terdapat beberapa kronologi berbeda dari kasus pembunuhan ini, dikarenakan keterangan
saksi yang sering berubah-ubah. Kronologi pertama adalah keterangan dari teman berkumpul
Mirna pada saat kejadian, Jessica, dan kronologi kedua diungkapkan oleh teman Mirna
lainnya yang juga berada di TKP, yaitu Hani, kepada pihak kepolisian[2] </ref>.

Kronologi versi Jessica

 Tiba di Grand Indonesia (pukul 14.00 WIB). Jessica janjian bertemu dengan tiga
temannya, Mirna, Hani, dan Vera, di Kafe Olivier pada pukul 17.00.
 Pesan tempat. Begitu tiba, Jessica langsung memesan meja nomor 54. Kafe Olivier
merupakan pilihan Mirna.

14
 Jalan-jalan. Jessica berkeliling mal dan membeli tiga bingkisan berisi sabun untuk
oleh-oleh bagi ketiga temannya.
 Kembali ke kafe (Sekitar pukul 16.00 WIB). Jessica memesan minuman setelah
bertanya dulu di grup perbicangan media sosial mereka.
 Minuman datang. Minuman yang datang pertama adalah kopi es Vietnam pesanan
Mirna. Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica) datang
belakangan.
 Sang teman tiba (pukul 16.40). Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat. Posisi
duduk: Mirna (tengah), Jessica (kiri), dan Hani (kanan)
 Mirna meminum kopi Mirna merasa bau kopinya aneh dan meminta kedua temannya
ikut mencium. “Baunya aneh,” kata Jessica. Belakangan diketahui bahwa kopi yang
diminum oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.
 Mirna meminta air putih. Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik pilihan
minumannya.
 Mirna sekarat. Ketika ia kembali, tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya mengeluarkan
busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.
 Panik. Jessica dan Hani panik sembari mengoyangkan tubuh Mirna. Mereka berteriak
memanggil pelayan kafe.
 Dibawa ke klinik dan rumah sakit Mirna dibawa menggunakan kursi roda ke klinik,
kemudian dibawa dengan mobil suaminya, Arief Soemarko, ke Rumah Sakit Abdi
Waluyo. Dokter klinik mal Grand Indonesia, Joshua, mengatakan denyut nadi Wayan
Mirna Salihin sebelum wafat adalah 80 kali per menit. Sementara pernapasannya 16
kali per menit. Pada saat dibawa ke klinik, Mirna diketahui pingsan. Selama lima
menit Joshua mengaku hanya melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan masalah
pada pernapasan dan denyut nadi. Dirinya hanya memberi alat bantu pernapasan.
Kemudian atas kemauan suami, Mirna kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi
Waluyo.

Kronologi versi Hani kepada Polisi

 Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.


 Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB). Minuman sudah tersedia. Menurut Hani,
setelah meminum es kopi, Mirna mengatakan “It's awful, it's bad”. “Minumannya ada
apa-apanya kali,” kata Hani.

15
 Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya berbusa sehingga dibawa ke
klinik. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna)

Wawancara yang dilakukan oleh Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne,
Edi Darmawan Salihin[3] mengungkapkan beberapa fakta terkait kematian anaknya. Fakta
tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman CCTV yang berada di Olivier Café.
Ia menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan oleh Jessica Kumala Wongso di media-media itu
bohong. Kebohongan tersebut antara lain mengenai air mineral yang diakui Jessica dipesan
olehnya, nyatanya tidak tercantum dalam tagihan pesanan. Lalu penempatan goody bag yang
diakui Jessica ditaruh di atas meja setelah minuman datang, menurut Edi, nyatanya goodybag
ditaruh sebelum minuman pesanan diantarkan oleh pelayan. Edi pun mengatakan, hanya
Jessica yang tidak menangis saat keluarga dan teman-teman Mirna berada di Rumah Sakit
Abdi Waluyo.

Hasil Laboratorium Forensik

Hasil otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Mirna, ditemukan adanya pendarahan pada
lambung dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung.
Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari Sianida.

Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri juga sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan
sampel kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel kopi itu ditemukan
15 gram racun sianida. Sebagai perbandingan, 90 miligram sianida bisa menyebabkan
kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. Sekitar 90 miligram, jika dalam
bentuk cairan, dibutuhkan 3-4 tetes saja. Sedangkan 15 gram, sekitar satu sendok teh.

Penyelidikan Kepolisian

Pada awal perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian sempat menemui jalan buntu
karena pihak keluarga Mirna tidak mengizinkan untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah
Mirna. Namun, setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak kepolisian, akhirnya
pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. Dari hasil otopsi tersebut
diketahui bahwa terdapat pendarahan di lambung Mirna.

16
Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa kematian Mirna tidak wajar.
Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi di Olivier Café pada tanggal 11 Januari 2016
dengan menghadirkan dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga meminta
keterangan dari pegawai Olivier Café.

Polisi pun mengembangkan penyelidikan dengan memanggil beberapa saksi termasuk pihak
keluarga Mirna yang diwakili oleh ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani dan
Jessica. Jessica sendiri diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak hanya
dimintai keterangan, tetapi polisi juga menggeledah rumahnya pada tanggal 10 Januari 2016.
Polisi diketahui mencari celana yang dipakai oleh Jessica pada saat kejadian. Namun hingga
kini, celana tersebut belum ditemukan.

Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun meminta keterangan dari para ahli diantaranya
ahli IT, hipnoterapi, psikolog, dan psikiater untuk menguatkan bukti dugaan terhadap pelaku.

Kepolisian RI juga meminta bantuan kepada Kepolisian Federal Australia untuk mendalami
latar belakang Jessica selama berada di Australia.

Tersangka

Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan
sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB[4]. Jessica yang diketahui
sebagai teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap keesokan harinya di Hotel
Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 07:45 WIB.
Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan oleh
pihak kepolisian.

Kontroversi

Banyak kontroversi yang beredar terkait pembunuhan berencana yang mengakibatkan Wayan
Mirna Salihin meninggal karena diracun saat meminum kopi es ala Vietnam. Salah satu
kontroversi yang paling diperdebatkan adalah tidak terdapat rekaman yang secara otentik
menunjukkan bahwa Jessica benar-benar menuangkan sianida ke dalam es kopi yang
diminum Mirna, tetapi terdapat beberapa menit rekaman di mana Jessica menaruh tas belanja

17
di samping kopi yang diminum Mirna sedemikian rupa sehingga es kopi tersebut tertutup dan
tidak dapat ditangkap oleh kamera CCTV.

Beberapa kontorversi lainnya yang muncul:

 Beredar kutipan pembicaraan WhatsApp antara Jessica, Mirna, Hani, dan seorang
temannya bernama Vera tertanggal 1 Januari 2016. Dalam kutipan pembicaraan
tersebut, Jessica sempat bertanya perihal dokter umum yang melakukan praktik di
Grand Indonesia.
 Netizen dihebohkan dengan beredarnya foto dua orang wanita yang diduga sebagai
Jessica dan Mirna berada di sebuah kamar. Sebelumnya juga beredar kabar bahwa
Jessica merupakan penyuka sesama jenis atau lesbian. Jessica membantah hal
tersebut.
 Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin menjelaskan bahwa dirinya sempat membaca
pesan-pesan di aplikasi WhatsApp di ponsel milik anaknya sesaat setelah anaknya
meninggal. Edi menyebutkan, bahwa ada salah satu percakapan antara Jessica dan
Mirna yang menyebutkan bahwa Jessica menginginkan untuk dicium oleh Mirna[5].

Persidangan

Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala Wongso pada akhirnya dituntut
20 tahun penjara atas tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP.[6]
Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah meracuni
Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram.[6] Jessica disebut menutupi
aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54.[6]

Pada 27 Oktober 2016, Jessica Kumala Wongso dijatuhi vonis pidana penjara selama 20
tahun.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. thegorbalsla.com, krimonologi, diakses 10 Juli 2019


2. wikipedia.org/wiki/Salim_Kancil, diakses 10 juli 2019
3. id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Wayan_Mirna, diakses 10 juli 2019

19

Anda mungkin juga menyukai