Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI HUKUM

NAMA ANGGOTA:
Alvin Kamal Pasha
Faris Yahya
M.Faris Atha
Tedi Rahmat
Mulkan Athaillah
Imam Wahyudi A.wahab
Thareq akbar mukaram

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


APA ITU PSIKOLOGI HUKUM?

PENGERTIAN

Psikologi Hukum adalah suatu cabang pengetahuan


yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan
dari jiwa manusia. Ilmu pengetahuan ini mempelajari
perilaku atau sikap tindakan hukum yang mungkin
merupakan perwujudan dari gejala – gejala kejiwaan
tertentu, dan juga landasan kejiwaan dari perilaku atau
sikap tindakan tersebut
FUNGSI DAN PERAN PSIKOLOGI HUKUM
DALAM BIDANG HUKUM

Peran psikologi hukum menurut Farrington dan Hawkins


(1970) adalah :
“Peranan Psikologi dalam hukum dapat dibagi dalam tiga
jenis, pertama psikologi yang digunakan untuk menguji
kebenaran pra-anggapan yang dignakan dalam hukum
itu sendiri, kedua digunakan dalam proses hukum dan
ketiga digunakan dalam sistem hukum iu sendiri”.

Sedangkan fungsi psikologi menurut Sarlito Wirawan


adalah :
“Seperti ilmu-ilmu sosial lain, psikologi mempunyai dua
fungsi yaitu, pertama adalah fungsi pengertian
(understanding) dan kedua adalah fungsi peramalan
(prediction)”.
RUANG LINGKUP & OBJEK PSIKOLOGI

Dikemukakan oleh Soejono Seokanto bahwa dewasa ini hasil-hasil peneli-


tian tentang hubungan antara hukum dan sektor kejiwaan, tersebar dalam
publikasi hasil-hasil penelitian di berbagai bidang ilmu. Pada umumnya
hasil-hasil penelitian tersebut menyoroti hubungan timbal balik antara
faktor-faktor tertentu dari hukum, dengan beberapa aspek khusus dari
kepribadian manusia.
Masalah yang ditinjau berkisar pada soal-soal sebagai berikut:
1) Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaedah
hukum
2) Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pola-pola penyelesaian terhadap
pelanggaran kaedah hukum
Akibat-akibat dari pola-pola sengketa tertentu.Dengan demikian pokok-
pokok ruang lingkup psikologi hukum adalah sebagai berikut
1) Segi psikologi terbentuknya norma atau kaedah hukum
2) Kepatuhan atau ketaan terhadap kaedah hukum
3) Perilaku menyimpang;
4) Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan perilaku.
RUANG LINGKUP & OBJEK PSIKOLOGI

Menyadari adanya perbedaan yang fundamental


pada budaya psikologi dan menunjukkan ada
banyak jembatan interaksi yang dapat dimanfaatkan
bagi keduanya. Keduanya berusaha menyelesaikan
masalah manusia serta memperbaiki kondisi manu-
sia. Ada beberapa pendekatan yang dapat di-
lakukan, yaitu:
1. Psikologi dalam Hukum
2. Psikologi dan Hukum
3. Psikologi Hukum
4. Psikologi Forensik
5. Psikologi Hukum Pidana
KONTRIBUSI PSIKOLOGI DALAM
DUNIA PERADILAN

Sebagai disiplin yang mempelajari manusia dan perilakunya dalam


hubungannya dengan orang lain, psikologi memperlakukan masalah
forensik maupun masalah kontribusi psikologi dalam dunia
peradilan itu sendiri sebagai sesuatu yang tidak konvensional,
bahkan kontroversial, serta relatif baru. Namun telah dikemukakan
bahwa pada masa kini telah terdapat kontribusi psikologi yang bisa
dikatakan relatif minimal terkait dunia peradilan. Seiring dengan itu
juga, telah dijelaskan bahwa banyak hal masih bisa dilakukan oleh
semua pihak,jika menginginkan peran psikologi itu semakin besar
secara proporsional terkait dunia peradilan. Dalam konteks fungsi
forensik yang dilakukan oleh psikologi dalam hal ini, menunjukkan
masih terbatasnya aplikasi psikologi forensik terkait dunia peradilan,
tetapi pada saat bersamaan juga terdapat prospek untuk meningkat.
MANFAAT PSIKOLOGI DALAM HUKUM

Psikologi sangat penting bagi ilmu hukum dalam mengetahui


latar belakang kejiwaan seseorang, maka mempelajari psikologi
hukum dapat memperoleh beberapa manfaat antara lain :
1. Dapat melakukan analisis yang tajam antara fenomena hukum
dengan hukum itu sendiri.
2. Dengan memahami faktor-faktor psikologis yang berpengaruh
terhadap penegak hukum maka kita dapat mensinkronkan antara
hukum dan perilaku penegak hukum.
Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan ke
depan maka penelitian diarahkan pada dua tujuan penting
penelitian psikologi dalam bidang hukum sebagaimana
dikemukakkan oleh Brigham (1991, Dalam Rahayu: 2000) yaitu:
a) Pemahaman perilaku manusia dalam sistem peradilan akan
meningkatkan pemahaman tentang manusia secara umum;
b) Pengetahuan psikologi dalam bidang hukum dapat
dipergunakan untuk memperbaiki sistem hukum secara khusus
dan menaikkan kualitas keadilan
VISIUM ET REPERTUM PSIKIATRIKUM

Visum et Repertum (VeR) Psikiatrikum merupakan jenis visum yang


dibuat untuk menerangkan status kejiwaan seseorang dengan
menggunakan ilmu psikiatri dan berdasarkan hasil pemeriksaan
psikiatri.

VeR Psikiatri bisa dijadikan acuan untuk:


1. Membantu menentukan apakah terperiksa menderita gangguan
jiwa (diagnosis).
2. Membantu menentukan kemungkinan adanya hubungan antara
gangguan jiwa pada terperiksa dengan peristiwa hukumnya, dengan
menentukan kemungkinan hubungan antara gangguan jiwa dengan
perilaku yang mengakibatkan peristiwa hukum.
3. Membantu menentukan kemampuan tanggung jawab pada
terperiksa.
4. Membantu menentukan cakap atau tidaknya terperiksa mengambil
keputusan dalam hukum.

Anda mungkin juga menyukai