Anda di halaman 1dari 13

KO-EKSISTENSI ETIS

• Utk sampai pd pengertian hk mnrt hakikatnya, kita perlu memandang terlebih dahulu
menurut tempat yg sebenarnya
• Harus kembali pd pembawa hk yg utama, yakni manusia sbg subjek yg bebas dan
bermoral
• Hk dpt dimengerti mnrt hakikatnya, kl hk itu dipandang sbg hasil niat manusia utk
mewujudkan suatu hidup Bersama yg sesuai dg norma2 moral, suatu ko-eksistensi etis
1. EKSISTENSI

• “apa yg ada”
• Menurut sarjana2 filsafat, eksistensi digunakan utk menandakan keberadaan manusia,
yakni cara manusia berada di dunia sbg subjek yg konkret
• Mengungkapkan bhw manusia yg konkret (das sein) “exixst”, yakni berada pd dirinya
sendiri dalam batin (sistit), akan tetapi jg keluar dr dirinya sendiri, yakni ke dunia (ex)
1. EKSISTENSI

• Manusia berada pd dirinya sendiri dirasakan orang tiap2 saat


• Apa saja yg dilakukan manusia, berpusat pada kesadaran manusia ttg dirinya, shg seluruh
hidupnya dialami sbg bagian dirinya (dimensi immanensi)
• Manusia keluar dr dirinya nyata juga, manusia tdk hidup dlm batin saja, tp apa yg
dirasakannya dlm batin itu adl apa yg ada di luar dirinya. Dengan demikian manusia
mempunyai dimensi yg melampaui dirinya (dimensi transendensi)
1. EKSISTENSI

• Manusia sbg subjek yg berimmanensi dan bertransendensi bersifat dinamis, sifat dinamis
itu ditandai 2 hal:
1. Manusia berkembang dg menuju ke arah masa depan
2. Manusia berkembang melalui tindakannya sendiri
2. KEBEBASAN EKSISTENSIAL

• Intisari Kebebasan
• Manusia memang tidak bebas utk masuk dunia / tdk
• Tetapi ketika sesudah ditempatkan di dunia ini ia tinggal di dunia sbg makhluk bebas
• Bebas bukan berarti bebas melakukan semua tindakannya semaunya

Tindakan manusia (actus humanis)


Tindakan manusiawi (actus hominis)
2. KEBEBASAN EKSISTENSIAL

• Kebebasan manusia mengakibatkan alternatif bertindak


• Inisiatif / pilihan sendiri mrp unsur yg bersifat menentukan bg kebebasan suatu tindakan
• Kebebasan yang dimiliki seseorang sederajat dg kondisi dan situasi dirinya

“Makin terbatas kemampuan seseorang dan makin terbatas kemungkinan2 yg dihadapinya,


maka terbatas juga kebebasannya”
3. KEBEBASAN MORAL

• Kebebasan rasional
• Kebebasan yg sebagai eksistensial mrp kemampuan pribadi utk mencapai tujuannya dpt
ditanggapi scr berlainan, bila ditentukan syarat tambahan, bhw tujuan hidup yg hendak
dicapai, harus ada suatu tujuan yg wajar (mnrt pandangan umum)
• Kebebasan ini disebut rasional, sebab menuntut supaya orang insyaf ttg tujuan hidup yg
sebenarnya dan nilai2 yg sungguh2 berarti
3. KEBEBASAN MORAL

• Ternyata kebebasan ini melibatkan suatu unsur objektif di dlm dirinya, sebab dituntut
supaya diperhitungkan fakta hidup dan nilai2 hidup yg objektif

1. Fakta
Apa yg paling banyak menentukan bg ada tidaknya suatu kebebasan rasional ialah fakta bhw
tiap2 orang hidup Bersama orang lain

2. Nilai2
Bila manusia berpikir ttg tindakan mana yg wajar/tdk, kejujuran, keadilan, kebaikan, dll
3. KEBEBASAN MORAL

• Timbulnya rasa kewajiban pd manusia dimengerti dg baik, bila dipakai kata


“tanggungjawab”. Ada 2 unsur:

1. Rasa kewajiban hanya dpt muncul pada seseorang, sebab ia insyaf bhw tindakannya yg
bebas tdk pernah dpt dipandang sbg lepas dr dirinya
2. Di pihak lain kewajiban itu dialaminya sbg suatu panggilan, dlm nilai hidup ttt patut
diwujudkan. Keyakinan ini berasal dr suara hati yg dirasakan dl dirinya.
KO-EKSISTENSI

• Pada kenyataanya manusia hidup Bersama orang lain


• Karenanya eksistensi selalu berate jg ko-eksistensi
• Manusia keluar dari diri sendiri ke arah sesama
KO-EKSISTENSI

1. Bhw manusia tertuju ke arah sesama manusia mjd nyata di bidang biologis, tiap2
manusia yg ada di dunia membutuhkan manusia lain, dan jg secara psikis
2. Ko-Eksistensi bersifat etis, bila tiap2 manusia dinilai sbg makhluk yg istimewa, sikap
hormat ini berlawanan dg sikap egois yg mengunggulkan kepentingan individual
sendiri
Kesimpulan dl ko-eksistensi ada 3 tingkat:
1. Ko-eksistensi biologis-psikis, yg berdasarkan kebutuhan “aku”. Dlm keadaan ini “aku”
dipandang sbg lebih tinggi drpd sesame
2. Ko-eksistensi etis berdasarkan kesamaan hak. Dalam keadaan ini aku dipandang sma tinggi dg
sesame, prinsip rasional ini mjd sumber hokum
3. Ko-eksistensi etis berdasarkan kewajiban. Dlm keadaan ini sesame dipandang lebih tinggi drpd
aku. Prinsip ini mjd sumber moral hidup, dan sumber hidup Bersama bermoral, yakni aku mau
tunduk kpd sesame manusia demi satu kehidupan yg luhur yg sesuai dh kehendak Tuhan

Anda mungkin juga menyukai