Oleh :
(NIM : 20041044)
FAKULTAS HUKUM
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Sosiologi Hukum yang berjudul “Perbedaan antara Sosiologi Hukum dan
Sociological Jurisprudence” dengan baik dan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan
masukan sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun
mutu makalah ini.
Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat hukum sebagai bagian dari disiplin hukum, telah memiliki tradisi
yang lama dan telah di kembangkan oleh ahli-ahli pemikir yang ternama. Filsafat
hukum tersebut terutama berusaha menghayati arti dan hakikat hukum, telah
banyak mengahasilkan pemikiran-pemikiran yang berguna. Akan tetapi tidak dapat
disangkal, bahwa hasil-hasil dari pemikir tadi tidak semuanya dapat dijadikan
pegangan. Hal ini disebabkan karena timbulnya usaha-usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah hukum itu, apakah keadilan, apakah hukum
yang tidak baik dapat dinamakan hukum.
2
lagi bahwa suatu sistem hukum merupakan pencerminan dari sistem sosial dimana
sistem hukum tadi merupakan bagiannya.
“ Hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang
hidup di antara masyarakat”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Sosiologi Hukum (Sociology of Law)?
2. Apakah yang dimaksud dengan Sociological Jurisprudence?
3. Bagaimana perbedaan antara Sociology of Law dan Sociological
Jurisprudence?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sosiologi Hukum
(Sosicology of Law).
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sociological Jurisprudence.
3. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara Sociology of Law dan
Sociological Jurisprudence.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dengan gejala-gejala social lainnya secara empiris analitis, lahirnya
sosiologi hukum dipengaruhi oleh 3 (tiga) disiplin ilmu, yaitu filsafat hukum, ilmu
hukum dan sosiologi yang berorientasi dibidang hukum.
1. Filsafat hukum
– Konstitusi
Dalam filsafat hukum terdapat beberapa aliran yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya sosiologi hukum, diantaranya yaitu
1) Mazhab sejarah, tokohnya Carl Von Savigny (hukum itu tidak dibuat, akan
tetapi tumbuh da berkembang bersama-sama masyarakat). Hal tersebut
merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat, perkembangan
hukum dari statu ke control sejalan dengan perkembangan masyarakat
sederhana ke masyarakat modern.
4
2) Mazhab utility, tokohnya Jeremy Bentham (hukum itu harus bermanfaat
bagi masyarakat guna mencapai hidup bahagia). Dimana manusia bertindak
untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan dan
pembentuk hukum harus membentuk hukum yang adil bagi segenap warga-
warga masyarakat secara individual). Rudolph von Ihering (social
utilitarianism yaitu hukum merupakan suatu alat bagi masyarakat untuk
mencapai tujuan)
3) Aliran sociological jurisprudence, tokohnya Eugen Ehrlich (hukum yang
dibuat harus sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat atau
living law)
4) Aliran pragmatical legal realism, tokohnya Roscoe Pound (law as a tool of
social engineering), Karl Llewellyn, Jerome Frank, Justice Oliver (hakim-
hakim tidak hanya menemukan huhum akan tetapi bahkan membentuk
hukum).
2. Ilmu hukum
5
• Irasionil materil (pembentuk undang-undang mendasarkan keputusan-
keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa menunjuk
pada suatu kaidahpun)
• Irasionil formal (pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman
pada kaidah-kaidah diluar akan, oleh karena didasarkan pada wahyu
atau ramalan)
• Rasional materil (keputusan-keputusan para pembentuk undang-undnag
dan hakim menunjuk pada suatu kitab suci, kebijaksanaan-
kebijaksanaan penguasa atau ideologi)
• Rasional formal (hukum dibentuk semata-mata atas dasar konsep-
konsep abstrak dari ilmu hukum)
6
Hukum dapat bersifat sosial engineering : merupakan fungsi hukum dalam
pengertian konservatif, fungsi tersebut diperlukan dalam setiap masyarakat,
termasuk dalam masyarakat yang sedang mengalami pergolakan dan
pembangunan. Mencakup semua kekuatan yang menciptakan serta memelihara
ikatan sosial yang menganut teori imperative tentang fungsi hukum.
3. Wibawa Hukum
Seorang ahli hukum dari Austria yaitu Eugen Ehrlich (1826-1922) di anggap
sebagi pelopor dari aliran sociological jurisprudence, berdasarkan hasil karyanya
yang berjudul fundamental principles of the sociologi of law. Ajaran Ehrlich
berpokok pada perbedaan antara hukum positif dengan hukum yang hidup atau
dengan kata lain suatau pembedaan antara kaidah –kaidah hukum dengan kaidah-
kaidah hukum sosial lainya. Dia menyatakan bahwa hukum positif hanya akan
7
efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat, atau dengan
apa yang disebut oleh para antropologi sebagai pola-pola kebudayaan (culture
patterns).
Ajaran –ajaran aliran sociological jurisprudence berkembang dan menjadi
populer di amerika serikat terutama atas jasa Roscoe Pound (1870-1964). Kiranya
sudah jelas betapa tekanan pada kenyataan hukum merupakan suati objek yang
sangat penting an padbagi para sosiolog yang menaruh perhatian pada gejala –
gejala hukum sebagi gejala sosial. Dalam hal ini, baik sociological jurisprudence
dan sosiologi hukum mempunyai pokok perhatian yang sama. Pound mengakui
bahwa hukum hanyalah merupakan suatu alat pengadilan sosial, bahkan hukum
selalu menghadapi tantangan dan pertentangan kepentingan-kepentingan. Pound
juga menekankan betapa pentingnya penelitian dan perlunya dipakai alat
pembuktian-pembuktian yang berasal ilmu-ilmu sosial di dalam proses pengadilan.
Pound juga menganjurkan untuk mempelajari hukum sebagai suatu proses
(law in action), yang dibedakan dengan hukum yang tertulis (law in the books).
Pembedaan ini dapat diterapkan pada seluruh bidang hukum, baik hukum
substantif, maupun hukum ajektif. Ajaran tersebut menonjolkan masalah apakah
hukum yang ditetapkan sesuai dengan pola-pola perikelakuan. Ajaran-ajaran
tersebut dapat diperluas lagi sehingga juga mencakup masalah-masalah keputusan-
keputusan pengadilan serta pelaksanaannya, dan juga antara isi suatu peraturan
dengan efek-efeknya yang nyata.
Menurut Lilirasjidi, Sociological Jurisprudence menggunakan pendekatan
hukum kemasyarakatan, sementara sosiologi hukum menggunakan pendekatan dari
masyarakat ke hukum. Menurut Sociological Yurisprudence hukum yang baik
haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam msyarakat.valiran
ini memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat (living law). Aliran ini timbul sebagai akibat dari proses dialektika
anatara (tesis) positivisme hukum dan (antitesis) mazhab sejarah.
8
berjudul Sosiologi hokum. Perbedaan diantara keduanya Sociological
Jurisprudence itu merupakan suatu madzab/aliran dalam filsafat hukum yang
mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat, sedangkan
Sosiologi Hukum adalah cabang sosiologi mempelajari hukum sebagai gejala
sosial.
Sosiologi hukum sebagai cabang sosiologi yang mempelajari pengaruh
masyarakat kepada hukum dan dan sejauh mana gejala-gejala yang ada dalam
masyarakat dapat mempengaruhi hukum di samping juga diselidiki juga pengaruh
sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat.
Dari dua hal tersebut (sociological jurisprudence dan sosiologi hukum)
dapat dibedakan cara pendekatannya. Sociological jurisprudence, cara
pendekatannya bertolak dari hukum kepada masyarakat, sedangkan sosiologi
hukum cara pendekatannya bertolak dari masyarakat kepada hukum.
9
Sebagaimana diketahui, ada tiga jenis kajian yang dapat digunakan dalam
mempelajari Ilmu Hukum, yaitu:
1) Kajian normatif
Yang memandang hukum hanya dalam wujudnya sebagai aturan dan norma;
2) Kajian filosofis
Yang memandang hukum sebagai pemikiran;
3) Kajian sosiologis
Yang memandang hukum sebagai perilaku.
10
dalam realitas. Keduanya berada di dunia is (realm of is) yang adalah refers to a
complez of actual determinants of actual human conduct. Jadi berbeda dengan
pandangan kaum positivistis yang berada di dunia sollen.
Dengan kata lain, kajian sosiologis terhadap hukum ini, berpandangan empiris.
Mereka ingin melakukan pemahaman secara sosiologis terhadap fenomena hukum. Jadi
interpretative understanding of social conduct yaitu suatu usaha untuk memahami
objeknya dari segi tingkah laku sosial. Fenomena hukum dari sudut pandangan aliran
sosiologis ini adalah gejala-gejala yang mengandung streotip baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis.
Metode yang digunakan dalam kajian sosiologis itu adalah deskriptif dan
mengkaji hukum dengan menggunakan teknik-teknik survei lapangan, observasi
lapangan, analisis statistik, dan eksperimen.
Kajian sosiologis berbeda dengan pandangan kaum positivisme yang
memandang hukum sebagai suatu yang otonom. Sebaliknya, kajian sosiologis
memandang hukum bukan suatu yang otonom, melainkan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor non hukum yang ada dalam masyarakatnya, seperti faktor ekonomi,
politik, budaya, dan sosial.
Sekalipun aliran sociological jurispridence kelihatannya sangat ideal dengan
cita hukum masyarakat yang terus-menerus berubah ini, karena mengutamakan
bagaimana suatu hukum itu menjadi baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat. Tetapi, aliran ini bukanlah tanpa kritik.
Suatu hal yang patut dipahami, bahwa dalam program sociological jurispridence
Pound, lebih mengutamakan tujuan praktis dengan :
1. Menelaah akibat sosial yang aktual dari lembaga hukum dan doktirin hukum,
karena itu , lebih memandang kerjanya hukum dari pada isi abstraknya;
2. Memajukan telaah sosiologis berkenaan dengan telaah hukum untuk
mempersipakan perundang-undangan, karena itu, menganggap hukum sebagai
suatu lembaga sosial yang dapat diperbaiki oleh usaha yang cerdik guna
menemukan cara terbaik untuk melanjutkan dan membimbing usaha usaha
demikian itu;
3. Mempelajari cara membuat peraturan yang efektif dan menitik beratkan pada
tujuan sosial yang hendak dicapai oleh hukum dan bukannya pada sanksi;
11
4. Menelaah sejarah hukum sosiologis yakni tentang akibat sosial yang
ditimbulkan oleh doktrin hukum dan bagaimana cara mengahasilkannya;
5. Membela apa yang dinamakan pelaksanaan hukum secara adil dan mendesak
supaya ajaran hukum harus dianggap sebagai bentuk yang tidak dapat berubah;
6. Meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan yang tersebut diatas agar usaha
untuk mencapai maksud serta tujuan hukum lebih efektif.
12
Menurut Pound, hukum di pandang sebagai lembaga masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Disisi lain, Friedman mengemukakan,
secara teoritis karya Ehrlich, menunjukkan adanya tiga kelemahan pokok terhadap
ajaran sociological jurisprudence yang dikembangkan Ehrlich, yang semuanya
disebabkan oleh keinginanannya meremehkan fungsi negara dalam pembuatan
undang-undang.
Kelemahan itu adalah :
1. Karya tersebut tidak memberikan kriteria yang jelas membedakan norma hukum
dari norma sosial yang lain. Bahwa keduanya tidak dapat dipertukarkan, sesuatu
yang merupakan fakta historis dan sosial, tidak mengurangi perlunya pengujian
pernedaan yang jelas. Sesuai dengan itu sosiologi hukum Ehrlich selalu hampir
menjadi suatu dalam garis besar, sosilogi umum;
2. Ehrlich meragukan posisi adat kebiasaan sebagai sumber hukum dan adat kebiasaan
sebagai satu bentuk hukum. Dalam masyarakat primitif seperti halnya dalam hukum
internasional pada zaman ketika adat istiadat dipandang baik sebagai sumber
hukum maupun sebagai bentuk hukum yang paling penting. Di negara modern
peran masyarakat mula-mula masih penting, tetapi kemudian berangsur berkurang.
Masyarakat modern menuntut sangat banyak undang-undang yang jelas dibuat oleh
pembuat undang-undang yang sah. Undang-undang semacam itu selalu derajat
bermacam-macam, tergantung dari fakta hukum ini, tetapi berlakunya sebagai
hukum bersumber pada ketaatan faktual ini. Kebingunan ini merembes ke seluruh
karya Ehrlich;
3. Ehrlich menolak mengikuti logika perbedaan yang ia sendiri adakan norma-norma
hukum negara yang khas dan norma-norma hukum dinama negara hanya memberi
sanksi pada fakta-fakta sosial. Konsekwensinya adalah adat kebiasaan berkurang
sebelum perbuatan udang-undang secara terperinci, terutama undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat mempengaruhi kebiasaan dalam masya-rakat
sama banyaknya dengan pengaruh dirinya sendiri.
13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sociological Jurisprudence itu merupakan suatu cabang ilmu hukum yang
mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat, sedangkan
Sosiologi Hukum adalah cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara
masyarakat dengan hukum; mempelajari secara analitis dan empiris pengaruh
timbal balik antara fenomena hukum dengan gejala social lainnya.
Atau dalam bahasa sederhananya, Sociological Jurisprudence metode
pendekatannya dari Hukum ke Masyarakat, sedangkan Sosiologi Hukum malah
sebaliknya, dari Masyarakat ke Hukum.
Adanya keterkaitan antara hukum dan masyarakat serta persoalan-persoalan
yang dihadapi telah mengubah paradigma para pemikir atau para ahli hukum bahwa
hukum pada dasarnya adalah melayani kepentingan masyarakat. Maka dari itu
hukum dituntut untuk dinamis seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat.
Berangkat Dari sinilah sehingga dalam dunia hukum dikenal istilah sosiologi
hukum maupun antropolgi hukum dan lain-lain. Munculnya gabungan antara ilmu
sosial dan ilmu hukum tidak lain adalah untuk dapat menjawab problematika
kehidupan masyarakat.
B. Saran
Untuk selalu membedah dan mengembangkan teori sosiologi, seorang
pengamat sosial atau sosiolog dituntut selalu tidak percaya pada apa
yang tampak sekilas dan selalu mencoba menguak serta membongkar apa
yang tersembunyi dibalik realitas nyata, dan berpendapat bahwa dunia
bukanlah dunia yang sebagaimana tampak, melainkan dunia yang sesungguhnya
baru bisa dipahami jika dikasi secara mendalam dan dikemukakan. Diharapkan
dengan munculnya berbagai aliran-aliran hukum dan berbagai teori-teorinya dapat
membuat kehidupan masyarakat semakin lebih baik dengan hukum.
14
Makalah sosiologi hukum ini jauh dari kata sempurna. Besar harapan
penulis supaya bapak Dosen untuk memberikan kritik serta saran agar bisa di
perbaiki untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://bloghukums.blogspot.co.id/2014/05/aliran-pemikiran-yang-
mempengaruhi.html. Di akses pada 13 Oktober 2020. 21.00 WIB.
https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/sosiologi-hukum/. Diakses
http://rivoamelia.blogspot.co.id/2014/12/pertentangan-antara-sociology-of-
https://sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-
http://bentukdanisi.blogspot.co.id/2012/10/mazhab-mazhab-teori-huku-
15