Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh :
Theodore P Z M G Sibarani
E0018386
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
TINDAK PIDANA PEMALSUAN MEREK DAGANG
GARAM NDANG NDUT MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA
(Studi Putusan Nomor 87/Pid.Sus/2019/PN.Pti)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh :
Theodore P Z M G Sibarani
E0018386
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh:
Theodore PZMG Sibarani
E0018386
Pembimbing I
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Oleh
Theodore PZMG Sibarani
E0018386
Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada:
Hari :
Tanggal :
DEWAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN
Theodore Sibarani
NIM.E0018386
iv
ABSTRAK
Theodore Sibarani. E0018386. 2022. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
TINDAK PIDANA PEMALSUAN MEREK DAGANG GARAM NDANG
NDUT MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA (Studi Putusan
Nomor 87/Pid.Sus/2019/PN.Pti). Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
v
Dengan kehadiran terdakwa dalam kehidupan masyarakat, akan
menimbulkan rasa tidak tenang, tidak aman, dan tidak nyaman, serta khawatir
terdakwa melakukan kejahatan pemalsuan kembali. Maka, seharusnya terdakwa
dijatuhkan pidana penjara selama 3( tiga ) bulan dan denda sebesar
Rp.2.000.000,00 ( dua juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak
dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 ( satu) bulan dan
memerintahkan terdakwa segera ditahan. Terdakwa dihukum atas perbuatan
nya sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum dan moral. Walaupun
demikian, hukum tetap menghargai dan menghormati nilai-nilai
kemanusiaannya.
vi
ABSTRACT
vii
The defendant in the society would cause not peace feeling, unsafe,
and uncomfortable, as well as worried that the defendant would do the
similar violation. Therefore, the defendant must be jailed for 3 (three)
months and fine of Rp.2.000.000,00 (two millions rupiah) with provision
that the fine was not paid it must be replaced by jail for 1 (one) month and
instructed defendant to be jailed. The defendant was sanctioned due to his
action as form of law responsibility and moral. However, law must
appreciate and respect humanity value.
viii
MOTTO
“Dan apa pun yang kamu lakukan, baik dalam kata atau perbuatan, lakukan
semuanya dengan nama Tuhan Yesus, bersyukur kepada Tuhan Bapa melalui
Dia”
( Kolose 3: 17 )
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinganmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur”
( Filipi 4:6 )
( Albert Einstein )
ix
PERSEMBAHAN
Allah Bapa yang bertahta di Kerajaan Surga. Allah Pencipta dunia dan
kehidupan dan yang menciptakan hidup serta kehidupan atas Theo. Terimakasih
atas hikmat, kebijaksaan, berkat, penyertaan, kasih, kesehatan, pemberian
kesempatan serta penyertaan Mu kepadaku sehingga mampu merancang,
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga teringat kepada orang-
orang disekitarku yang memberi segala bentuk dukungan, bantuan, masukan,
saran, dan pertimbangan dalam penulisan hukum (skripsi) ini. Dengan segala
kerendahan hati dan dari hati yang terdalam, penulis mempersembahakan
sekaligus mengucapkan terimakasih kepada :
Kedua orang tua penulis, yaitu Dr. Tangkas S.M.H.S.Sibarani,Sp.OT beserta
Merry Christina Sitohang.
Taridha Vania selaku kakak penulis yang selalu menanyakan perkembangan,
memberi masukan dan nasihat kepada penulis.
Sahabat-sahabat penulis yang terdiri dari sahabat dan teman seperjuangan
selama perkuliahan di Fakultas Hukum UNS, sahabat dan teman yang selalu
ada dari SMA, sahabat dan teman magang, serta serta adek tingkat yang aku
banggakan dan sayangi.
Ibu Prof.Dr. Hartiwiningsih S.H., M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi.
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih karunia
serta penyertaan Nya kepada penulis sehingaa mampu menuliskan dan
menyelesaikan penulisan hukum ( skripsi) dengan judul “ TINJAUAN
YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN MEREK
DAGANG GARAM NDANG NDUT MENURUT HUKUM POSITIF DI
INDONESIA
(Studi Putusan Nomor 87/PID.SUS/2019/PN.PTI)”.
Penulisan hukum (skripsi) ini disusun oleh penulis dan selanjutnya
diajukan untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Strata 1
(Sarjana) dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Penulisan hukum (skripsi) ini dilatarbelakangi dengan adanya
Tindak Pidana Pemalsuan terhadap Merek Dagang Garam Ndang Ndut yang
terjadi di Kabupaten Pati dan sudah menghasilkan putusan pidana nomor
87/Pid.Sus/2019/PN.Pti. Penulisan hukum (skripsi) yang disusun oleh
penyusun bertujuan untuk : mengetahui dan menganalisis putusan nomor
87/Pid.Sus/2019/PN.Pti dan untuk mengetahui dan menganalisis atas putusan
serta pertimbangan hakim yang ideal guna memenuhi nilai-nilai Pancasila
dalam putusan nomor 87/Pid.Sus/2019/PN.Pti.
Penulis menyadari dalam penulisan hukum (skripsi) ini masih jauh dari
sempurna, dan masih terdapat kekurangan. Dalam menyusun penulisan hukum
(skripsi) ini, penyusun juga memiliki kekurangan, keterbatasan dan
ketidaktahuan, sehingga dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan hukum
(skripsi) ini, penulis banyak mendapat bantuan, masukan, saran, arahan serta
pertimbangan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini, penulis dengan
segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Prof.Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, S.H., M.M. selaku
Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
xi
memberikan izin serta kesempatan kepada penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini
3. Bapak Ismunarno, S.H.,M.Hum selaku Ketua Bagian Hukum Pidana yang
telah memberikan izin dan mengarahkan penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.
4. Ibu Prof.Dr.Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang
telah menuntun, memberi masukan, saran, dukungan serta doa kepada
penulis dalam menyusun hingga menyelesaikan penulisan hukum (skripsi)
ini dengan baik.
5. Bapak Waluyo, S.H., M.Hum selaku Pembimbing Akademik yang telah
selalu ada saat penulis membutuhkan dan mendukung serta mendoakan
penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi motivasi, teladan, nasihat serta pengajaran
dan ilmu kepada penulis selama penulis melakukan kegiatan perkuliahan
di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Staff dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama
melakukan kegiatan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
8. Kantor Advokat Asri Purwanti,S.H,CIL & Partners sebagai tempat
magang penulis yang telah memberikan pengetahuan serta pengalaman
baru kepada penulis.
9. Sahabat dan teman magang penulis, yaitu Laila Nur Fafirani serta Livia
Musfika Santi yang telah memberikan bantuan, masukan, arahan kepada
penulis dalam penulisan hukum (skripsi) ini
10. Sahabat dan teman seperjuangan penulis yaitu Lefri Mikhael yang selalu
ada untuk penulis, memberikan bantuan, masukan dan arahan kepada
penulis selama kegiatan perkuliahan dan penulisan hukum (skripsi) ini.
11. Sahabat dan teman seperjuangan penulis lainnya yaitu Dicky Yahya
Budiman, Alfitra, Welcome Immanuel Pakpahan, Hilkia Dhimas, Yolan
xii
Septian, Rico Wahyu Gerhana, Aji Bayu Prasetya, dan teman
seperjuangan penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah memberikan dukungan, bantuan, saran dan doa kepada penulis
selama kegiatan perkuliahan dan penulisan hukum( skripsi) ini.
12. Sahabat dan teman SMA penulis hingga sekarang, yaitu Deodatus Kevin
Adhyatma, Ryan Suseno, Willy Sanjaya yang selalu ada dalam keadaan
apapun, bertukarpikiran, memberikan semangat, dan membantu penulis
dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan hukum ( skripsi) ini.
13. Adik tingkat Angkatan 2019 dan Angkatan 2020 yang penulis kenal, yang
telah berproses dan bekerjasama dengan penulis pada saat kegiatan
organisasi dan kepanitian, yang masih berteman dengan penulis hingga
sekarang dan memberikan semangat, doa, dukungan, bantuan kepada
penulis dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan hukum ( skripsi)
ini
Surakarta, 03 Juni 2022
Penulis
Theodore Sibarani
xiii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ........................................................................................... x
xiv
6. Tinjauan tentang Kasus atau Objek Penelitian ........................ 32
7. Tinjauan tentang Penilitian Terdahulu .................................... 34
8. Tinjauan tentang Teori Keadilan ............................................. 37
9. Tinjauan tentang Kekuasaan Kehakiman ................................ 38
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 40
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Hukum berasal dari bahasa Belanda, yaitu recht orde. Tata Hukum adalah susunan
hukum yang terdiri atas aturan-aturan hukum. Tata Hukum Indonesia adalah
keseluruhan hukum yang berlaku di Indonesia yang merupakan obyek Ilmu
Pengetahuan. Obyek Ilmu Pengetahuan yang dimaksud ialah Ilmu Pengetahuan
Hukum Positif atau Ius Constitum. Aturan-aturan hukum yang sudah dibuat dalam
bentuk susunan tersebut bertujuan supaya masyarakat mudah menemukan aturan
hukum apabila saat waktu tertentu dipergunakan untuk menyelesaikan peristiwa
hukum yang sedang terjadi. Tata Aturan dan peraturan yang dibuat oleh penguasa
juga bertujuan untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat yang adil
dan tertib serta ditaati oleh masyarakat untuk kepentingan bersama.
sebagai kontrol social ialah untuk memberikan suatu batasan terhadap tingkah laku
masyarakat.
Agar hukum dapat sesuai dengan tujuan dan fungsinya, maka dibutuhkan
upaya penengakan hukum. Selain itu, budaya hukum serta kesadaran hukum sangat
penting agar fungsi dan tujuan hukum tercapai. Secara umum, budaya hukum
adalah sikap-sikap dan nilai-nilai yang ada hubungannya dengan hukum dan
system hukum. Soerjono Soekanto mengutarakan bahwa konsep budaya hukum
sama dengan ajaran tentang kesadaran hukum, karena konsep budaya hukum adalah
tentang kesadaran hukum(Soerjono Soekanto, 1982: 154). Kesadaran hukum yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok terhadap aturan hukum yang berlaku.
Perihal mengenai aturan hukum yang berlaku di Indonesia, di negara kita terdapat
beberapa obyek Ilmu Pengetahuan Hukum Positif. Ilmu Pengetahuan Hukum
Positif dalam penulisan ini yaitu Hukum Pidana.
namun dalam pengemasan, logo atau bagian lainnya mempunyai persamaan dengan
barang atau produk atas merek yang sudah ada dan yang sudah terdaftar. Perbuatan
tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Bab XVIII,
Pasal 100 ayat (1) dan ayat (2). Apabila terdapat perbuatan yang tidak sesuai dan
melanggar dengan aturan tersebut, maka penegakan hukum harus segera dilakukan
agar melindungi pihak yang dirugikan dan sebagai akibat serta konsukensi yang
dilakukan oleh pelaku, maka pelaku harus memperoleh sanksi pidana.
pengadilan terbuka , yang dapat berupa pemidanaan atau yang diatur dalam undang-
undang ini. Putusan Nomor 87/Pid.Sus/2019/PN.Pti. menyatakan bahwa
“Terdakwa PROBO SUBENO Bin SELAMET tersebut diatas, terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan tanpa hak menggunakan
merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain
untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
sebagaimana dalam dakwaan alternatif ke satu”;
“Menetapkan bahwa pidana penjara tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila
dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena terpidana sebelum
lewat masa percobaan selama 6 (enam) bulan melakukan perbuatan yang dapat
dipidana”;
“ Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan dari
pidana yang dijatuhkan”;
sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf. Meskipun demikian, perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa merugikan masyarakat setempat dan masyarakat
pengguna garam bata / briket yang diproduksi, sehingga menurut penulis, putusan
pidana yang sudah diputuskan yaitu selama 3 (tiga) bulan penjara dengan masa
percobaan selama 6( enam bulan) belum adil jika dihubungkan dengan
Pertimbangan Hakim dalam Unsur yang memberatkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan Hukum
15
B. Kerangka Pemikiran
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
16
17
- Pidana Tutupan
Pidana Tambahan, meliputi ;
- Pencabutan hak-hak tertentu
- Perampasan barang-barang tertentu
b. Ius Punale dan Ius Puniendi
Hukum Pidana terbagi menjadi dua arti, yaitu Hukum Pidana dalam
arti Obyektif atau Ius Punale, dan Hukum Pidana dalam Arti Subyektif atau
Ius Puniendi(A.Fuad Usfa, 2006:2). Ius Punale adalah keseluruhan dasar dan
aturan yang dibuat oleh negara dalam kapasitasnya untuk menjalankan
kewajibannya yaitu menegakkan hukum. Menegakan hukum disini
megandung makna yakni dibuatnya larangan bagi segala sesuatu yang
bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu penderitaan. Sedangkan,
Ius Puniendi adalah hak untuk menuntut perkara-perkara pidana,
menjatuhkan dan melaksanakan pidana terhadap orang yang melakukan
perbuatan yang dilarang. Singkatnya, Ius Punale terdiri atas aturan-aturan dan
dasar yang dibuat oleh negara guna menegakkan hukum, sedangkan Ius
Puniendi adalah hak untuk mengenakan pidana.
Hukum Pidana terbagi menjadi dua, yaitu Hukum Pidana Materiil dan
Hukum Pidana Formil
1. Fungsi Umum
2. Fungsi Khusus
- Asas Territorial
Adalah jika suatu perbuatan yang masuk dalam suatu aturan pidana
yang umum, daitur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya
yang khusus itulah yang dikenakan. Asas ini secara tersirat tertulis
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 63 angka (2).
Yaitu Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau
dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah
sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan
memperoleh kekuatan hukum tetap. Asas ini secara tersirat tertulis
dalam Penjelasan Umum bagian ke 3 butir (c) Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Unsur Objektif
Unsur Objektif adalah unsur-unsur yang berhubungan dengan
keadaan-keadaan. Keadaan yang dimaksud ialah suatu keadaan yang
mendorong serta mengakibatkan pelaku tindak pidana melakukan
perbuatan Tindak Pidana tersebut. Unsur Objektif dari tindak pidana
meliputi (A.Fuad Usfa, 2006, hal. 45) :
Adanya sifat melanggar hukum;
Adanya kualitas dari pelaku;
Adanya hubungan sebab-akibat atau kausalitas.
d. Jenis Tindak Pidana
23
Perumusan ini tertulis dan diatur dalam Bab IX, Pasal 242 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana. Bunyi pasal tersebut adalah sebagai
berikut (Moelajtno, 2018:89) :
26
.) Pemalsuan Materai
Kegunaan materai memiliki peranan penting dalam beberapa
aspek kehidupan masyarakat. Kegunaan tersebut diantaranya terhadap
kegiatan surat-menyurat yang sah, seperti surat menyurat dalam suatu
perjanjian dan surat kuasa ( Adami Chazawi, 2014: 98) . Selain itu,
materai juga digunakan dalam pemeriksaan perkara di pengadilan
seperti dalam pengajuan alat bukti.
Materai dibuat dan dicetak oleh negara lalu disebarluaskan. Jika
ditemukan suatu materai yang bukan sebagaimana mestinya, hal
tersebut jelas merugikan negara. Maka, dalam Bab XI Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana merumuskan mengenai sanksi pidana yang
dikenakan. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(Moeljatno, 2018, hal.91),meniru atau memalsu materai yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, diancam dengan pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun. Perumusan mengenai pidana
penjara paling lama 7 ( tujuh ) tahun tercantum dalam Pasal 253
KUHP, pada ayat (1). Bunyi pasal tersebut adalah sebagai berikut:“
Barangsiapa meniru atau memalsu materai yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia,atau jika diperlukan tanda tangan untuk sahnya
materai itu ; meniru atau memalsu tanda tangan, dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain pakai materai itu sebagai materai
yang tulen dan tidak dipalsu atau yang sah diancam dengan hukuman
penjara paling lama tujuh tahun”.
.) Pemalsuan Cap/Merek
28
- Akta-akta otentik;
- Surat hutang dan sertifikat hutang dari sesuatu negara attau
bagiannya ataupun dari suatu Lembaga umum;
- Surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
perkumpulan Yayasan, perseroan, atau maskapai;
- Talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang
diterangkan dalam 2 (dua) dan 3 (tiga), atau tanda bukti yang
dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu;
- Surat kredit atau surat dagang yang diperuntukan untuk diedarkan.
4. Tinjauan tentang Merek
a. Pengertian tentang Merek
Merek adalah suatu tanda yang dapat ditampilkan secara grafis
dalam bentuk gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna.
Tanda yang dapat ditampilkan secara grafis tertentu dapat disajikan dalam
bentuk lain, antara lain dalam bentuk 2 atau 3 dimensi, suara, hologram,
atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut. Tanda tersebut dibuat agar
dapat membedakan suatu barang dan atau jasa yg diproduksi oleh seorang
atau badan usaha atau badan hukum. Dengan kata lain, suatu merek
tertentu berfungsi sebagai pembeda dengan produk atau bentuk jasa
lainnya. Daya pembeda inilah yang harus memperoleh perlindungan atas
merek tersebut.
Daya pembeda dalam merek bisa terlihat dari tanda yang
ditampilkan dan dijadikan dalam suatu merek. Tanda yang ditampilkan
tersebut bisa dalam bentuk gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,
susunan warna. Merek dalam bentuk gambar dapat ditampilkan dalam
bentuk lukisan, foto, logo, symbol, ataupun gambar. Merek dalam bentuk
nama dapat ditampilkan dalam bentuk penulisan nama dari seseorang,
penulisan nama dari suatu kota atau suatu tempat, penulisan nama dari
suatu benda-benda tertentu ( benda budaya atau benda tertentu lainnya),
penulisan nama dari nama mahluk hidup, dan juga dapat berupa penulisan
nama dari benda mati. Merek dalam bentuk penulisan nama dapat dikemas
30
B. Kerangka Pemikiran
Tindak Pidana
Pemalsuan Merek
Dagang Garam Ndang
Ndut
Tindak Pidana
Putusan
Nomor.87/Pid.Sus/2019
/PN.Pti
Hukum Pidana
A. Hasil Penelitian
Tindak Pidana Pemalsuan terhadap Merek Dagang Garam Ndang Ndut yang
terjadi di Kabupaten Pati dilakukan oleh Terdakwa Probo Subeno Bin Selamet.
Atas perbuatan yang dilakukan, terdakwa dikenakan putusan pidana nomor
87/Pid.Sus/2019/PN.Pti. Putusan Pengadilan Negeri Pati serta pertimbangan
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pati yang mengadili perkara ini, selanjutnya
menjadi kajian bagi penulis pada bagian pembahasan. Sebelum membahas
mengenai hal tersebut, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan secara menyeluruh
mengenai perkara ini. Adapun penguraian mengenai perkara ini dalam Hasil
Penelitian adalah sebagai berikut:
Kasus Posisi
Bermula dari informasi masyarakat yang diterima oleh Aiptu
Aerwikunaryo dan Brigpol Mahfud Jaelani, petugas kepolisian Tim Resmob
Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng. Informasi tersebut
memberitahukan mengenai dugaan adanya pengiriman garam cetak atau garam
briket merek “Ndang Ndut” yang diduga palsu. Menindaklanjuti laporan
tersebut, petugas kepolisian berhasil menghentikan dan mengamankan 1( satu)
unit truk dengan Nomor Polisi K-1351-RH tahun 2009, warna kabin kuning
dan warna bak merah yang mengangkut garam cetak atau garam briket merek
“Ndang Ndut” sebanyak 800 (delapanratus) pack. Kelengkapan pengangkutan
barang tersebut dibuktikan dengan adanya nota pembelian dari Usaha Dagang
( UD) Kalian atasnama Tarmuji Bin Sarno. Setelah dilakukan penelitian dan
melakukan konfirmasi kepada saksi Goenawan Petrus selaku pimpinan UD
Kalian, menyatakan bahwa UD Kalian mengeluarkan nota pembelian sebanyak
600 (enam ratus) pack saja. Berkaitan dengan nota pembelian sisanya yaitu 200
( dua ratus) pack tidak dikeluarkan oleh UD Kalian. Maka, Goenawan Petrus
membenarkan terhadap kemasan atau bungkus garam cetak atau garam briket
merek “Ndang Ndut” sebanyak 600 (enam ratus) pack merupakan produk UD
42
43
Kalian, sedangkan garam cetak atau garam briket sisanya yaitu dengan jumlah
200 (dua ratus) bukan merupakan produk UD Kalian dan diduga palsu.
Sesuai keterangan yang disampaikan oleh saksi Tarmuji, garam cetak
sebanyak 200( dua ratus) pack diperoleh dengan cara membeli dari Terdakwa
Probo Subeno Bin Selamet. Terdakwa Probo Subeno Bin Selamet dengan tanpa
hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek yang
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan atau jasa yang sejenis yang
diproduksi dan atau diperdagangkan dan dilakukan dengan cara mengemas
ulang Garam Cetak atau Garam Briket “ Abang Gendut”. Garam Cetak atau
Garam Briket merek “Abang Gendut” dibeli oleh Terdakwa Probo Subeno Bin
Selamet dari UD MM Gemilang seharga Rp.10.000,- per pack. Kemudian
garam cetak tersebut dibawa ke gudang milik terdakwa di desa Mintomulyo
RT 08 RW 03, Kecamatan Juana, Kabupaten Pati. Kemudian garam cetak atau
garam briket merek “Abang Gendut” dibuka dan dikemas ulang kedalam
bungkusan atau kemasan plastic yang terdapat tanda atau logo “ Ndang Ndut”
palsu. Terdakwa memalsukan logo atau tanda dan hologram dengan cara
memesan dari tempat sablon milik saudara Endol. Terdakwa melakukan
perbuatan tersebut dilakukan tanpa seizin dan sepengetahuan saksi Nathanael
Gunawan selaku Pemilik Hak atas Merek Garam “ Ndang Ndut” dengan nomor
pendaftaran IDM 000226686 serta dengan adanya Sertifikat Merek berlaku
selama 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal 13 November 2009 sampai
dengan 13 November 2019. Selain itu, atas perbuatan yang dilakukan oleh
terdakwa juga merugikan Goenawan Petrus Kristanto bin Nathanael Kristanto
selaku pimpinan Usaha Dagang (UD) Kalian.
Berdasarkan pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor 324/
DCF/2019 tertanggal 08 Februari 2019, dari Pusat Laboratorium Forensik
Bareskrim Polri Cabang Semarang, ditandatangani oleh Budi Santoso,
S.Si,M.Si, Dwi Sulistyono,ST.MT, Dede Setiyarto H,ST, dan Esti Letsari,S.Si,
dan diketahui oleh Nursamran Subandi,M.Si, selaku Kepala Laboratorium
Forensik Cabang Semarang, menyimpulkan bahwa “ 2( dua) buah kemasan
bukti Garam Konsumsi Beriodium 30-80 PPM Cap Ndang- Ndut yang terdapat
44
pada dokumen bukti nomor BB-636/DCF dengan berat 2,5 kg dengan jumlah
12 (dua belas) garam bata produksi U.D. Kalian adalah Identik atau merupakan
kemasan yang sama dengan kemasan pembanding “ Garam Konsumsi
Beriodium 30-80 PPM Cap Ndang-Ndut( Barang bukti yang dimaksud
merupakan barang bukti yang disisihkan dari 600 ( enam ratus) pack garam
merek “Ndang-Ndut” yang disita).
Selanjutnya, garam cetak atau garam briket merek “ Ndang Ndut”
sebanyak 200 ( dua ratus ) pack dijual dengan harga Rp.12.500,- per pack
kepada saksi Tarmuji Bin Sarno dan Purnomo Bin Sarno. Selanjutnya, kedua
saksi tersebut menjual garam cetak atau garam briket merek “Ndang Ndut”
palsu ke wilayah kota Surakarta dengan harga Rp.13.500,- sampai dengan
Rp.14.000,- per pack. Atas dasar tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Pati melalui putusan nomor 87/Pid.Sus/2019/PN.Pti menyatakan Terdakwa
PROBO SUBENO Bin SELAMET terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana dengan tanpa hak menggunakan merek yang
sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
sebagaimana dalam dakwaan alternatif kesatu dan memberikan putusan pidana
terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda
sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu)
bulan.
Identitas Terdakwa
Nama Lengkap : Probo Subeno Bin Selamet.
Tempat lahir : Pati.
Umur/ tanggal lahir : 44 Tahun/ 15 Januari 1975.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat tinggal : Dukuh Mbagu, Desa Mintomulyo,
RT.03/RW.02, Kecamatan Juwana, Kabupaten
Pati.
45
Agama : Islam.
Pekerjaan : Petani/ Pekebun.
Dakwaan
DAKWAAN :
Pertama :
Bahwa terdakwa PROBO SUBENO BIN SELAMET pada hari Selasa
tanggal 22 Januari 2019 sekira pukul 21.00 Wib dan/atau pada hari Sabtu
tanggal 19 Januari 2019 atau setidak-tidaknya masih dalam bulan Januari
2019 bertempat di Jalan Raya Juwana-Pati dan/atau di gudang terdakwa di
Desa Mintomulyo Rt.08 / Rw.02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Pati, dengan tanpa hak menggunakan merek
yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain
untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan, yang dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Bermula dari informasi masyarakat yang diterima petugas kepolisian
Tim Resmob Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng yang
menginformasikan adanya pengiriman garam cetak/garam briket merek
“Ndang Ndut” yang diduga palsu sehingga atas informasi tersebut
kemudian saksi Aiptu Aer Wikunaryo dan saksi Brigpol Mahfud
Jailani melakukan penyelidikan hingga pada hari Selasa tanggal 22
Januari 2019 sekira pukul 21.00 Wib di Jalan Raya Juwana-Pati turut
wilayah Kabupaten Pati berhasil menghentikan dan mengamankan 1
(satu) unit Truk Nomor Polisi : K-1351- RH, tahun 2009, warna kabin
kuning dan warna bak merah, yang digunakan untuk mengangkut
garam cetak/garam briket merek “Ndang Ndut” sebanyak 800 (delapan
ratus) pack dengan kelengkapan pengangkutan berupa nota pembelian
yang dikeluarkan oleh UD. Kalian atas nama pembeli saksi Tarmuji
bin Sarno, namun setelah dilakukan penelitian dalam nota tersebut
ternyata pembelian garam cetak/garam briket hanya sebanyak 600
(enam ratus) pack, sehingga garam cetak/garam briket merek “Ndang
46
Ndut” lainnya sebanyak 200 (dua ratus) pack diduga palsu. Selanjutnya
atas temuan tersebut, saksi Aer Wikunaryo menghubungi saksi
Goenawan Petrus Kristanto bin Nathanael Kristanto selaku pimpinan
UD. Kalian untuk melakukan pengecekan dan memastikan garam
cetak/garam briket tersebut benar sesuai produksi merek “Ndang
Ndut”, adapun setelah dilakukan pengecekan di Polsek Juwana
terhadap garam yang diamankan ternyata diketahui dan dipastikan oleh
saksi Goenawan Petrus Kristanto bin Nathanael Kristanto bahwa
terhadap kemasan/bungkus garam yang diamankan dari total 800
(delapan ratus) pack garam merek “Ndang Ndut” tersebut, sebanyak
600 (enam ratus) pack benar merupakan produksi UD.Kalian,
sedangkan sisanya sebanyak 200 (dua ratus) pack bukan merupakan
produksi UD. Kalian atau diduga palsu
Bahwa selanjutnya berdasar pengembangan penyelidikan terhadap
saksi Tarmuji bin Sarno, diketahui bahwa garam cetak/garam briket
yang dimuat dalam truk tersebut sebelumnya diperoleh dengan cara
membeli dari terdakwa sehingga kemudian dilakukan penyelidikan
dengan mendatangi rumah dan gudang milik terdakwa di Desa
Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati dan berhasil
diamankan barang bukti yang disita dari saksi Sartini binti Sardi (istri
terdakwa) berupa 10 (sepuluh) pack garam dengan merek “Abang
Gendut” berbentuk bata dengan jumlah per pack sebanyak 12 (dua
belas) buah; 2 (dua) pack garam merk “Ndang Ndut” berbentuk bata
dengan jumlah per pack sebanyak 12 (dua belas) buah; 1 (satu) buah
plastik kosong merek “Ndang Ndut”; 1 (satu) botol air mineral berisi
campuran Iodium; 2 (dua) buah staples; 1 (satu) pack kecil isi staples;
1 (satu) buah pisau; 1 (satu) buah karung plastik/sack warna putih; 1
(satu) botol warna putih yang berisikan bubuk Iodium; 1 (satu) kantong
plastik berisi potongan stiker, yang mana barang-barang tersebut
dipergunakan sebagai sarana untuk mengemas/memindahkan garam
47
nya tidak sesuai dengan standar kualitas garam hasil produksi UD.
Kalian.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 100 ayat (2) UU RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis.
Pembuktian
i. Keterangan saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum:
1. Saksi Goenawan Petrus Bin Nathanael Gunawan. Saudara saksi
dibawah sumpah, memberikan keterangan dan menerangkan atas
pertanyaan yang disampaikan dengan sebagai berikut:
Bahwa saksi adalah pimpinan serta penanggungjawab
UD.KALIAN yang memproduksi garam merk “NDANG NDUT”
dan pelapor adanya kejahatan atas merek tersebut;
Bahwa pada hari Selasa, tanggal 22 Januari 2019 sekitar pukul
21.00 WIB, saksi ditelepon oleh AER WIKUNARYO dan
diberitahu bahwa ada garam cetak/garam bata merek “NDANG
NDUT” yang diangkut KBM Truk Mitsubishi Nopol K-1351-RH
sebanyak 800 pak, padahal dalam nota pembelian yang
dikeluarkan oleh UD.KALIAN pembelian hanya 600 pak
kemudian saksi langsung melakukan pengecekan ke Polsek
Juwana dan saksi menemukan 200 garam cetak/garam bata
dengan merek “NDANG NDUT” kemasan kantong plastiknya
terdapat sablon dengan tulisan/logo tipis dan buram, tidak sama
persis dengan garam cetak/garam bata merek “NDANG NDUT”
yang diproduksi oleh UD. KALIAN sedangkan 600 pak garam
cetak/garam bata merk “NDANG-NDUT“ lainnya kemasan
kantong plastiknya terdapat sablon dengan tulisan/logo tebal dan
jelas merupakan garam yang asli dan ada notanya yang
diproduksi oleh UD.KALIAN;
Bahwa bagian kemasan garam cetak/garam bata merk “NDANG
NDUT” yang tidak sama persis dengan garam cetak/garam bata
55
NDUT” asli sebanyak 600 pak tersebut dibeli dari gudang UD.
KALIAN pada hari Selasa, tanggal 22 Januari 2019 sekitar pukul
06.30 WIB di gudang milik UD. KALIAN di Desa Ketitang
Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati harga Rp14.000,00
(empat belas ribu rupiah) per pak dengan total harga pembelian
Rp8.400.000,00 (delapan juta empat ratus ribu rupiah) yang
terdapat nota pembelian yang dikeluarkan oleh UD. KALIAN
nomor : 007360 tertanggal 22 Januari 2019 atas nama bapak
MUJI;
Bahwa saksi mengetahui sebelumnya kalau 200 pak garam cetak
/ garam bata merek “NDANG NDUT” yang Saudara beli dari Sdr.
PROBO SUBENO merupakan garam cetak / garam bata merek
“NDANG NDUT” palsu dan tetap membeli karena karena saksi
dengar dari teman-teman saksi harganya lebih murah dan adanya
penjual di pasar yang meminta barang dengan merek yang sama
(KW) namun harganya lebih murah dengan selisih harga sebesar
Rp1.500,00 (seribu lima ratus rupiah);
Bahwa dalam 1 (satu) bulan terkahir saksi sudah 8 (delapan) kali
membeli garam merk “NDANG NDUT” dari Terdakwa dan
dijual kembali dengan cara kelilingan membawa Truk bersama
TARMUJI;
Bahwa garam garam cetak / garam bata yang kemasannya
menggunakan tanda / logo merek “NDANG NDUT” yang diduga
palsu sebanyak 200 yang dibeli dari Terdakwa akan dijual
kembali kembali kepada para pedagang yang ada di pasar yang
ada di wilayah Solo dengan harga Rp13.500,00 (tiga belas ribu
lima ratus) sampai dengan Rp14.000,00 (empal belas ribu rupiah)
per pak, dan keuntungan dari penjualan tersebut akan dibagi
berdua antara Sdr. TARMUJI dan Sdr. PURNOMO sedangkan
yang 600 pak dibeli dari UD. KALIAN di jual kembali dengan
harga Rp15.000,00 (lima belas ribu rupiah) per pak;
65
Bahwa saksi tidak memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain
untuk menggunakan merek “NDANG NDUT”, selain untuk
garam konsumsi beriodium yang diproduksi oleh UD. KALIAN;
Bahwa saksi tidak pernah memberikan izin kepada Terdakwa
untuk menggunakan tanda/logo yang menyerupai tanda/logo
merek “NDANG NDUT” pada kemasan garam yang diproduksi
dan dijual oleh Terdakwa kepada saksi TARMUJI dan saksi
PURNOMO;
Bahwa atas peristiwa tersebut maka UD. KALIAN dan saksi
selaku pemilik hak atas merek “NDANG NDUT” merasa
dirugikan karena kwalitas 200 (dua ratus) pak garam bata/garam
cetak yang kemasannya tidak sama persis dengan garam
bata/garam cetak yang diproduksi oleh UD. KALIAN tersebut
belum tentu kwalitasnya sama atau lebih baik dari garam
bata/garam cetak yang diproduksi oleh UD. KALIAN, sehingga
bisa menjatuhkan nama baik UD. KALIAN, dan saksi meminta
kepada pihak yang diduga telah membuat atau memproduksi 200
(dua ratus) pak garam bata/garam cetak yang kemasannya tidak
sama persis dengan garam bata/garam cetak yang diproduksi oleh
UD. KALIAN tersebut untuk diproses sesuai hukum yang
berlaku.
10. Saksi Aer Wikunaryo,dibacakan dibawah sumpah sebagai berikut:
Bahwa saksi merupakan anggota kepolisan pada Resmob Polda
Jateng;
Bahwa saksi dan saksi MAHFUD JAILANI telah mengamankan
1 (satu) unit Truk yang digunakan untuk mengangkut garam
cetak/garam bata yang kemasannya menggunakan tanda/logo
merek “NDANG NDUT” yang diduga palsu atau mempunyai
persamaan dengan tanda/logo merek “NDANG NDUT” asli,
tanpa ijin dari pemilik hak merek “NDANG NDUT” asli;
72
- Adalah fakta, bahwa pada hari Selasa, tanggal 22 Januari 2019 sekitar
pukul 21.00 wib, petugas dari Resmob Polda Jateng mengamankan
KBM Truk Mitsubishi Nopol K-1351-RH WIB yang mengangkut 800
(delapan ratus) pak garam cetak / garam bata merek “NDANG NDUT”
terdiri atas 600 (enam ratus) pak garam cetak / garam bata merek
“NDANG NDUT” yang dibeli dari UD. KALIAN dan 200 (dua ratus)
pak garam cetak / garam bata merek “NDANG NDUT” yang dibeli dari
Terdakwa milik saksi PURNOMO dan saksi TARMUJI;
- Adalah fakta, bahwa 200 (dua ratus) pak garam cetak / garam bata
merek “NDANG NDUT” yang dibeli oleh saksi PURNOMO dan saksi
TARMUJI dari Terdakwa menggunakan kemasan yang berbeda dengan
garam cetak / garam bata merek “NDANG NDUT” yang diproduksi
oleh UD. KALIAN;
- Adalah fakta, bahwa Terdakwa bukan pegawai UD.KALIAN dan tidak
memiliki izin atau meminta persetujuan terhadap pimpinan atau pemilik
UD. KALIAN selaku pemegang hak merek “NDANG NDUT” dan
tidak memiliki lisensi dari pemilik UD. KALIAN untuk menggunakan
merek “NDANG NDUT” pada garam cetak / garam bata yang
diproduksi oleh Terdakwa;
- Adalah fakta, bahwa Terdakwa membuat / memproduksi Garam
cetak/garam bata merek “NDANG NDUT” palsu dan harga lebih murah
di Dukuh Bagu Desa Mintomulyo RT 08 RW 02, Kecamatan Juwana,
Kabupaten Pati dengan cara :
Terdakwa membeli garam cetak/garam bata merek “ABANG
GENDUT” yang ukurannya sama dengan garam cetak/garam bata
merek “NDANG NDUT” yang asli, dari gudang milik UD. MM.
GEMILANG dengan harga yang lebih murah, yaitu dengan harga
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), sedangkan garam merek
NDANG NDUT yang asli harganya Rp14.000,00 (empat belas ribu
rupiah);
86
patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berbuat baik dan
bersikap adil terhadap sesama manusia;
Menimbang, bahwa oleh karena adanya prinsip kesamaan
itu, maka melalui pengucapan Putusan ini, Hakim
menghimbau kepada semua pihak yang berhubungan
dengan perkara in casu, tentang peringatan yang datangnya
dari Tuhan yang sama-sama kita Agungkan, sebagaimana
diperintahkan dan termuat dalam : Surat An Nisaa’ : (135),
yang bunyinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”;
Dan pada bagian lain, kembali kita diperingatkan melalui :
Surat Al Maaidah : (8) yang bunyinya : “Hai orang-orang
yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
dengan taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”;
Sejalan dengan kedua Ayat dalam Kitab Suci tersebut
diatas, pada Kitab yang lain kembali lagi kita mendapat
peringatan, sebagaimana tertulis dalam Kitab Perjanjian
Lama; Pada Amsal Sulaiman Pasal 1 Ayat 7. jo Pasal 28
97
B. PEMBAHASAN
Penegakan Hukum adalah usaha untuk menegakkan norma-norma hukum
dan sekaligus nilai-nilai yang ada di belakang norma tersebut( Muladi, 2002:69).
Dalam hal ini, penegakan hukum ditujukan terhadap adanya pelanggaran terhadap
Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang agar norma hukum yaitu Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 dapat berfungsi secara nyata sebagai pedoman
perilaku dan penyelesaian suatu konflik dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelaksanan penegakkan hukum dilakukan oleh penegak hukum. Upaya penegakkan
hukum dalam hukum pidana dilaksanakan melalui 4 (empat) komponen. Empat(4)
komponen tersebut yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan
Pemasyarakatan(Lutfil Ansori, 2017:151). Dalam perkara ini, penegakkan hukum
dilakukan oleh komponen yaitu pengadilan. Upaya penegakan hukum di Indonesia
dilakukan oleh penyelenggara kekuasaan kehakiman. Dalam Undang-Undang
103
Uraian
Salah satu subjek tindak pidana ialah perbuatan orang. Perbuatan orang atau
tindak pidana yang dilakukan oleh manusia merupakan unsur pertama dari tindak
pidana(Sudarto, 2018:76), unsur pertama dari tindak pidana adalah tindak pidana
yang dilakukan oleh manusia. Dalam perkara ini, yang melakukan tindak pidana
pemalsuan merek dagang garam Ndang Ndut ialah Probo Subeno Bin Selamet.
Pertimbangan hakim atas pemenuhan unsur pertama telah memenuhi syarat
formal surat dakwaan yang menjelaskan identitas pelaku atau subjek tindak pidana
secara rinci dan jelas pada awal mula pemeriksaan di persidangan.
Unsur kedua : Tanpa hak menggunakan merek yang sama pada
keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain.
Menurut hakim, tanpa hak adalah tanpa atau melebihi kewenangan, atau
tidak berdasarkan hukum, alasan, perintah pengadilan, pembenaran, atau prinsip-
prinsip hukum yang relevan.
Uraian
Bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan menggunakan merek dengan
sengaja tanpa hak, tanpa izin, serta tanpa dasar hukum menggunakan merek Garam
Ndang Ndut milik Nathanael bin Gunawan dan saksi Goenawan Petrus Bin
Nathanel Kristanto selaku pimpinan Usaha Dagang( UD) Kalian dengan Sertifikat
Merek No Pendaftaran : IDM 000226686 untuk masa selama 10 tahun terhitung
sejak tanggal 13 November 2009 sampai dengan 13 November 2019. Maka, atas
perbuatan terdakwa, pemilik merek terdaftar harus mendapat perlindungan hukum.
Menurut hakim, menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya
dengan merek terdaftar milik pihak lain adalah menggunakan “secara
keseluruhan”milik pihak lain, serta tanda yang dapat ditampilkan secara grafis
berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk dua
dimensi atau tiga dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih
unsur tersebut yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang sejenis lainnya yang telah mendapat persetujuan menteri untuk
diterbitkan sertifikat merek oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
106
Uraian
Berdasarkan fakta dan keterangan yang disampaikan terdakwa dan
keterangan saksi, bahwa garam cetak/ garam bata Merek Ndang Ndut (palsu)
adalah kemasan yang sama dengan garam cetak/ garam bata Merek Ndang milik
UD Kalian namun tidak identic pada beberapa bagian. Agar terdakwa dapat divonis
serta dijatuhi hukuman pidana, maka hakim melakukan penemuan hukum dengan
metode penafsiran grammatical yang mengartikan menggunakan “ merek yang
sama pada keseluruhannya” adalah sama arti dengan “menggunakan seluruh
merek”.
Unsur ketiga : Untuk barang dan / atau jasa sejenis yang diproduksi dan /
atau diperdagangkan.
Menurut hakim, yang dimaksud dengan barang dan / atau jasa sejenis yang
diproduksi dan / atau diperdagangkan adalah suatu barang dan / atau jasa yang
mempunyai ciri serupa yang diproduksi atau diperjualbelikan.
Bahwa produksi garam dengan merek Ndang Ndut milik terdakwa adalah
barang sejenis dengan hasil garam merek Ndang Ndut milik UD Kalian yang
merupakan garam beriodium untuk konsumsi.
Bahwa terdakwa memproduksi garam cetak/ garam bata Ndang Ndut palsu
dengan harga yang lebih murah dengan cara pengemasan ulang sebenyak 200 pack.
Terdakwa mengemas ulang garam cetak/ garam bata merek Abang Gendut yang
ukurannya sama dengan merek Ndang Ndut asli. Garam cetak / garam bata merek
Abang Gendut dibeli oleh terdakwa dari UD MM Gemilang dengan harga murah,
dan kemudian terdakwa memasukan garam tersebut kedalam kemasan plastic
berlogo Ndang Ndut Palsu atau yang mempunyai persamaan dengan tanda atau logo
Ndang Ndut asli. Selanjutnya, terdakwa menempel kemasan tersebut dengan
hologram yang desain dan bentuknya sama dengan hologram merek Ndang Ndut
asli dengan bantuan Sablon Karna milik Rukono alias Endol. Setelah itu, terdakwa
menjual garam palsu tersebut kepada saksi Purnomo dan Tarmuji dengan harga
Rp.12.500 per pack.
Uraian
107
Majelis Hakim mengartikan “memproduksi” pada barang dan atau jasa yang
diperdangangkan adalah sama dengan proses mengeluarkan hasil. Majelis Hakim
dalam menyimpulkan lebih mementingkan dan melihat dari ciri suatu produk
tertentu yang memeliki persamaan pada jenisnya, dalam hal ini ialah garam iodium
atau garam konsumsi. Pada kenyataannya, isi kemasan tersebut membahayakan
kesehatan masyarakat karena garam cetak atau garam bata merek Ndang Ndut palsu
tidak memiliki izin edar untuk dikonsumsi masyarakat umum dari badan yang
berwenang.
Pertimbangan Hukum Majelis Hakim didasarkan pada alasan yuridis
dimana semua unsur-unsur dari Pasal 100 ayat (1) tentang Merek dan Indikasi
Geografis telah terpenuhi. Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawabaan pidana baik sebagai alasan pembenar dan
atau alasan pemaaf, maka terdakwa mampu bertanggungjawab dan dinyatakan
bersalah serta dapat dijatuhi pidana. Edy Hiariej dalam kutipan bukunya,
menuliskan bahwa George Fletcher menyebutkan adanya tiga teori alasan
penghapus pidana( Edy Hiariej, 2015:255). Teori tersebut yaitu, theory of pointless
punishment atau teori hukuman yang tidak perlu, theory of lesser evils atau teori
peringkat kejahatan yang lebih ringan serta theory of necessary defense atau theory
pembelaan yang diperlukan. Dalam perkara ini, Terdakwa Probo Subeno Bin
Selamet, dalam mengikuti agenda persidangan dalam keadaan sehat secara jasmani
dan rohani, sehingga alasan pemaaf tidak diberlakukan kepada terdakwa. Selain itu,
terdakwa hanya melakukan satu perbuatan kejahatan yaitu tindak pidana
pemalsuan, sehingga alasan pembenar yaitu alasan penghapusan pidana dari luar
diri pelaku tidak diberlakukan kepada terdakwa.
Van Hamel menyebutkan mengenai tiga kemampuan bertanggungjawab
(Sudarto, 2018:119). Tiga kemampuan bertanggungjawab tersebut yaitu mampu
untuk mengerti nilai-nilai dari akibat perbuatannya sendiri, mampu untuk
menyadari bahwa perbuatannya itu menurut pandangan masyarakat tidak
dibolehkan, serta mampu untuk menentukan kehendaknya atau perbuatan-
perbuatannya itu. Terdakwa Probo Subeno Bin Selamet dianggap mampu
bertanggungjawab dikarenakan mempunyai jiwa yang sehat, mampu untuk
108
pula bahwa pidana tidak usah dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada putusan
hakim yang menentukan lain, disebabkan karena terpidana melakukamn suatu
perbuatan pidana sebelum masa percobaan yang ditentukan dalam perintah tersebut
diatas sudah habis, atau terpidana selama masa percobaan tidak memenuhi syarat
khusus yang mungkin ditentukan dalam perintah itu.” Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Pati dalam amar putusannya memberikan sanksi pidana penjara selama 3
(tiga) bulan dengan masa percobaan selama 6 (enam) bulan dan denda sebesar
Rp.1.000.000,00 dan bila tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1
(satu) bulan.
Berdasarkan penjelasan dan pertimbangan Majelis Hakim yang sudah
dijelaskan, menurut penulis, putusan pidana bersyarat atau percobaan kurang dirasa
adil. Penulis menguraikan pendapatnya dengan sebagai berikut:
- Perbuatan terdakwa yang tanpa hak dan dengan sengaja tetap melakukan
perbuatan yang disertai dengan niat untuk menggunakan merek yang sama
pada keseluruhannya dari merek pihak lain yang terdaftar, menunjukan adanya
niat yang jahat.
Uraian
Manusia dibentuk, diciptakan, dan diberi nafas hidup oleh Tuhan Yang Maha Esa
adalah untuk melakukan kebaikan dalam hidupnya dengan akal budi dan
pengetahuan, hikmat dan kebijaksanaan sebagai manusia sebagai ciptaan Tuhan,
manusia sebagai mahluk sosial dan manusia sebagai warga negara. Dengan moral
dan martabat yang baik, seharusnya terdakwa mempunyai “penguasaan diri” ( Teori
Keadilan menurut Plato). Plato berpendapat bahwa merupakan kebajikan tertinggi
dari negara yang baik dan orang yang adil adalah orang yang dapat mengendalikan
diri dimana perasaan dan hatinya dikendalikan oleh akal(Kristian, 2014:63). Oleh
sebab itu, terdakwa seharusnya melakukan penguasaan diri untuk tidak melakukan
kejahatan pada orang lain. Terdakwa dalam melakukan perbuatan tindak pidana
tersebut, seharusnya menyadari pemilik merek garam cetak Ndang Ndut yang sah
dan sudah terdaftar dan sebagai pemegang hak yang sah, disisi lain memberikan
kewajiban bagi pihak lain( dalam hal ini sebagai terdakwa) untuk tidak
mempergunakan hak orang lain secara tidak sah. Perbuatan yang sudah dilakukan
110
oleh terdakwa, merupakan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan atau dengan
kata lain merupakan tindakan yang tidak layak untuk dilakukan, sehingga perbuatan
terdakwa tidak memenuhi rasa keadilan menurut Konsep Keadilan yang
disampaikan oleh Aristoteles. Aristoteles menyatakan bahwa keadilan merupakan
kelayakan tindakan manusia atau fairness in human actions(Esmi
Warasih,2005:24). Maka, keadilan yang seharusnya ditujukan kepada terdakwa
merupakan perwujudan dan sebagai konsekuensi dari perbuatan terdakwa yang
layak mendapat sanksi pidana penjara selama 3( tiga) bulan dan denda sebesar
Rp.2.000.000,00 dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, akan
diganti dengan pidana kurungan selama 1( satu) bulan.
- Terdakwa Probo Subeno Bin Selamet terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana dengan tanpa hak melakukan merek yang
sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan atau jasa yang sejenis untuk diproduksi dan diperdagangkan dalam
Dakwaan Alternatif ke satu.
Uraian
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pati menjatuhkan jenis pidana kepada Probo
Subeno Bin Selamet atas perbuatan yang dilakukannya. Dalam Pasal 10 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana( Moeljatno, 2018:5) , tertulis mengenai Jenis-Jenis
Pidana. Jenis-Jenis Pidana dalam Pasal tersebut terdiri atas : Pidana Pokok,
meliputi; Pidana Mati; Pidana Penjara; Pidana Kurungan; Pidana Denda; Pidana
Tutupan serta Pidana Tambahan, meliputi ; Pencabutan hak-hak tertentu dan
Perampasan barang-barang tertentu. Dalam perkara ini, Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Pati menjatuhkan jenis atau sanksi pidana kepada terdakwa berupa pidana
bersyarat atau percobaan selama 3 (tiga) bulan dengan masa percobaan selama 6(
enam) bulan. Atas perbuatan Tindak Pidana yang dilakukan oleh terdakwa, maka
terdakwa harus mendapat hukuman yang setimpal atas pelanggaran hukum yang
telah dilakukan berupa sanksi pidana yang sudah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2016.
Menurut penulis, Majelis Hakim sudah tepat memberikan sanksi pidana
kepada terdakwa terhadap perbuatan yang dilakukkan. Majelis Hakim sudah
111
motif, niat, dan tujuan yang melanggar hukum dengan cara memalsukan karya dan
kerja keras yang dilakukan oleh Pemilik Merek terdaftar Garam cetak atau garam
bata Ndang Ndut yang diproduksi oleh U.D Kalian dengan Setifikat Merek Nomor
IDM000226686 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Oleh sebab itu, maka Terdakwa harus bertanggungjawab atas perbuatan
pelanggaran hukum yang dilakukannya dengan menerima sanksi yang ditetapkan
yaitu berupa sanksi pidana yang diberikan.
Atas uraian dan penjelasan yang sudah diatas, menurut penulis sebaiknya untuk
perkara ini yaitu Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang Garam Ndang Ndut yang
dilakukan oleh Terdakwa Probo Subeno Bin Selamet diberikan sanksi pidana
berupa pidana penjara selama 3( tiga) bulan dan denda sebesar Rp.2.000.000,00
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, akan diganti dengan pidana
kurungan selama 1( satu) bulan dan memerintahkan terdakwa segera ditahan.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan pada bab-bab
sebelumnya, pada bab ini, penulis melakukan simpulan dari apa yang sudah
diuraikan dan dijelaskan pada penulisan hukum( skripsi) ini. Simpulan ini
diharapkan akan menjawab permasalahan kasus dalam penulisan hukum (skripsi)
ini. Simpulan dari hasil penelitian dalam penulisan hukum (skripsi) ini adalah
sebagai berikut:
1. Hak Merek Dagang adalah Hak yang diberikan atas dasar pengajuan
permohonan oleh pemilik untuk selanjutnya didaftarkan. Atas permohonan
tersebut, Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI mengeluarkan Sertifikat Merek. Dengan sertifikat merek
tersebut, pemilik yang sudah mendaftarkan adalah sah dan diakui sesuai yang
tertulis dalam UU Nomor 20 Tahun 2016 pasal 3.
2. Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang terjadi karena adanya pihak lain yang
menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar
milik pihak lain untuk barang dan atau jasa sejenis yang diproduksi atau
diperdagangkan.
3. Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang Garam
Ndang Ndut adalah tinjauan yang melihat dari aspek terpenuhinya unsur-unsur
tindak pidana, pertanggungjawaban, dan penerapan sanksi terhadap pelaku.
4. Sesuai Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pati yang memeriksa
dan mengadili perkara pidana ini, dalam amar putusan
Nomor.87/PID.SUS/2019/PN.Pti, menyatakan bahwa terdakwa Probo Subeno
Bin Selamet telah memenuhi semua unsur-unsur dan terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan tanpa hak menggunakan
merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain
untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
sebagaimana dalam dakwaan alternatif kesatu serta menjatuhkan pidana
116
117
terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda
sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu)
bulan, sesuai dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 pasal 100 ayat (1).
5. Putusan Pengadilan Negeri Pati belum memenuhi rasa keadilan dilihat dari
pertimbangan yang menyangkut keadaan yang memberatkan;
- Bahwa terdakwa memproduksi dengan cara mengemas ulang dan menjual
garam bata / briket merek Ndang Ndut palsu tanpa izin edar dari lembaga
yang berwenang.
- Bahwa dengan kehadiran terdakwa dalam kehidupan masyarakat, akan
menimbulkan rasa tidak tenang, tidak aman, dan tidak nyaman, serta
khawatir terdakwa melakukan kejahatan pemalsuan kembali.
6. Berdasarkan penjelasan pada nomor 5, seharusnya terdakwa dijatuhkan pidana
penjara selama 3( tiga ) bulan dan denda sebesar Rp.2.000.000,00 ( dua juta
rupiah) dan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana
kurungan selama 1( satu) bulan.
7. Terdakwa dihukum atas perbuatan nya sebagai bentuk dari akibat atau
konsekuensi dari yang dilakukannya dan hukum tetap menghargai dan
menghormati nilai-nilai kemanusiaannya.
8. Perbuatan terdakwa telah melanggar nilai moral dan keadilan yang dianggap
sebagai kebenaran karena tidak adanya penguasaan diri dan pengendalian diri
sebagai mahluk yang mempunyai akal dan budi, dalam kedudukannya sebagai
manusia pribadi, mahluk sosial, dan sebagai warga negara.
9. Dalam kedudukan manusia sebagai manusia pribadi, mahluk sosial, dan sebagai
warga negara, setiap perilaku, tindakan atau perbuatan yang dilakukan, harus
dilaksanakan sesuai Pancasila sebagai Jiwa Bangsa yaitu nilai-nilai yang diakui
sebagai suatu kebenaran dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
10. Setiap hukum yang dibentuk harus bersumber pada Pancasila sebagai Sumber
dari segala Sumber Hukum. Oleh karena itu, hukum harus mencerminkan dan
mewujudkan nilai-nilai moral dan keadilan yang sesuai dengan Pancasila.
118
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis;
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaaan Republik Indonesia;
Putusan Pengadilan Negeri Pati Nomor.87/Pid.Sus/2019/PN.Pti.
Buku :
Arizona, Yance. 2011. Negara Hukum Bernurani, dalam Satjipto Rahardjo dan
Hukum Progressif Urgensi Kritik. Jakarta: HUMA.
Asyhadie, Zaeni, dan Arief Rahman 2012. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Atmadja, I Dewa Gede. 2015. Teori Konstitusi dan Konsep Negara Hukum.
Malang: SETARA Press.
Atmadja, I Dewa Gede. 2013. Filsafat Hukum: Dimensi Tematis dan
Historis.Malang: SETARA Press.
Budhi, I Gusti Kade. 2021. Hukum Pidana Progresif: Konsep dan Penerapan
dalam Perkara Pidana. Depok: Raja Grafindo Persada.
Chazawi, Adami. 2014. Tindak Pidana Pemalsuan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djuwityastuti, dkk. 2016. Pengantar Hukum Imdonesia. Surakarta: Pustaka Hanif.
Efendi,Erdianto. 2011. Hukum Pidana Indonesia. Bandung:Refika Aditama.
Fuad, UA. 2006. Pengantar Hukum Pidana Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Gunawan, Yopi, dan Kristian. 2015. Perkembangan Konsep Negara Hukum dan
Negara Hukum Pancasila. Bandung: Refika Aditama.
Hiariej, Edy O.S. 2015. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi.
Yogyakarta:Cahaya Atma Pustaka.
Kanter,E.Y. 2001.Etika Profesi Hukum sebuah pendekatan Sosio- Religius.
Jakarta:Storia Grafika.
119
Lamintang, PAF. 1986. Hukum Penintensier Indonesia. Bandung: Armico.
Marzuki, Peter Mahmud. 2014. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.
Mertokusumo, Sudikno. 2019. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:
CV. Maha Karya Pustaka.
Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeljatno. 2018. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Edisi Baru. Jakarta: Bumi
Aksara.
Muladi.2002. Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana,Cet.II.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Rifai,Ahmad. 2018.Penemuan Hukum oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum
Progresif.Jakarta: Sinar Grafika.
Sudarto.2018. Hukum Pidana 1 Edisi Revisi. Semarang: Yayasan Sudarto.
Sumaryono,E. 1995. Etika Profesi Hakim. Jakarta:Kanisius.
Warasih, Esmi. 2005. Pranata Hukum: Sebuah Telaah Sosiologis.
Semarang:Suryandaru Utama.
Penulisan Hukum :
Jonathan, Berthon(2016). Penegakan Hukum Dalam Penanggulangan Tindak
Pidana Merek( Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
1483/Pid.Sus/2013/PN.JKT.PST, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Aldisa,K.O (2016). Penegakan Hukum Oleh Hakim Di Pengadilan Negeri
Surakarta Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Merek Celana Cardinal(
Studi Putusan Nomor 79/Pid.Sus/2015/PN.Skt, Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Kristian(2014). Penerapan Keadilan Restoratif (Restorative Justice) Ditinjau dari
Teori Keadilan,Kemanfaatan, dan Teori Negara Hukum (Khususnya Negara
Hukum Pancasila) Dalam Rangka Menyelesaikan Perkara Pidana di Indonesia,
Tesis, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, hlm.63.
Jurnal :
Ansori,Lutfil.2017.Reformasi Penegakkan Hukum Persprektif Hukum
Progresif.Jurnal Yuridis.Vol.4 No.2:148-169.
120
Suhandi. 2010. Hak dan Kewajiban Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan dalam
Prespektif Hak Asasi Manusia. Presprektif. Vol.15 No.2:195-206.
Sunkudo, M.M.E.2017. Pelaku Usaha Yang Mengedarkan Produk Pangan Tidak
Memiliki Izin Edar ditinjau dari Hukum Pidana. Lex et Societais. Vol.5.No.3:133-
140.
121