Anda di halaman 1dari 16

KELOMPO

K5
KODE ETIK NOTARIS
Kode Etik Notaris adalah tuntunan, bimbingan, atau
pedoman moral atau kesusilaan Notaris baik selaku pribadi
maupun pejabat umum yang diangkat pemerintah dalam
rangka pemberian pelayanan umum, khususnya dalam
bidang pembuatan akta.
Landasan Kode Etik Notaris Secara pribadi Notaris bertanggung
setidaknya dilandasi oleh landasan, jawab atas mutu pelayanan jasa yang
moral, praktis dan memiliki spirit. diberikannya. Antara Notaris sebagai
Notaris sebagai pengemban profesi pengemban profesi dengan kliennya
adalah orang yang memiliki keahlian terjadi hubungan personal antar
yang berkeilmuan dalam bidang subyek, yang secara formal yuridis
kenotariatan, sehingga mampu kedudukannya sama
memenuhi kebutuhan masyarakat yang
memerlukan pelayanan dalam bidang
tersebut
Kode Etik Notaris memuat unsur material tentang
kewajiban, larangan, pengecualian dan sanksi
yang akan dijatuhkan apabila terbukti seorang
Notaris melanggar Kode Etik. Selain itu, didalam
Kode Etik Notaris juga diatur mengenai tata cara
penegakan Kode Etik pemecatan sementara
sebagai anggota “Perkumpulan”. Setiap organisasi
profesi memiliki Kode Etik yang diperlukan untuk
pedoman anggotanya dalam berprilaku.
Kewajiban Notaris
Berikut secara ringkas kewajiban notaris sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 Kode Etik Notaris.

Memiliki akhlak, akhlak, dan Menghormati dan Menjaga dan


kepribadian yang baik. menjunjung tinggi martabat mempertahankan
kantor notaris. kehormatan asosiasi.

Bersikap jujur, independen, tidak Mengutamakan Memberikan jasa


memihak, dapat dipercaya, dan pelayanan untuk pembuatan akta bagi
penuh tanggung jawab berdasarkan kepentingan masyarakat yang tidak mampu tanpa
peraturan perundang-undangan dan dan negara memungut honorarium.
isi sumpah jabatan notaris.
Larangan Notaris
Larangan etika bagi notaris diatur dalam pasal 4 Kode Etik Notaris tahun
2015 dan berikut ringkasannya.

● Untuk mendapatkan klien, notaris


Memiliki lebih dari satu kantor yaitu bisa bekerja sama dengan biro jasa,
kantor cabang atau kantor perwakilan. orang, atau badan hukum yang
bertindak sebagai perantara.
Mendirikan papan nama atau tulisan
● Penandatanganan akta yang proses
bertuliskan
pembuatannya telah disiapkan oleh
Kantor Notaris” atau “Notaris” di luar pihak lain.
kantor.
● Kirim minuta klien untuk
ditandatangani.
PENGECUALIAN
Larangan dalam kode etik notaris juga ada
pengecualian yang tercantum dalam pasal 5.

Memberi ucapan selamat atau Memperkenalkan diri sebagai


belasungkawa dengan individu, tetapi tidak sebagai
menggunakan kartu ucapan, notaris.
karangan bunga, atau media
lain tanpa mengikutsertakan Apabila seorang notaris
melanggar kode etik, maka
notaris, melainkan hanya
sanksi yang diterima oleh
dengan nama.
notaris dapat berupa teguran,
teguran, pemberhentian
sementara keanggotaan
asosiasi, hingga
Pencantuman nama dan alamat notaris pada buku pemberhentian keanggotaan
pedoman nomor telepon yang diterbitkan secara resmi asosiasi secara tidak hormat.
oleh perusahaan atau lembaga resmi.
Tanggung Jawab
Utama
Tugas utama notaris adalah membuat akta
TUGA otentik untuk semua akta, perjanjian, dan
ketentuan yang dipersyaratkan oleh

S peraturan perundang-undangan, serta untuk


memastikan kepastian tanggal pembuatan
akta, memegang akta, dan menyertakan
UTAM salinan atau petikan akta.

A
PP 24⁄2016, yang
mengatur tentang
KODE ETIK NOTARIS BERADA DI ketentuan
BAWAH PERATURAN MENTERI pengangkatan,
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN MENTERI HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR
25 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT larangan PPAT, dan
DAN TATA CARA PENGANGKATAN, sejauh mana yurisdiksi
MUTASI, PEMBERHENTIAN, DAN PPAT dalam praktik
PERPANJANGAN JABATAN profesinya.
NOTARIS.
Contoh Kasus
Berdasarkan surat Putusan Majelis Pemeriksa Wilayah Notaris Jawa Barat No.129/MPW-JABAR/2007, berikut
adalah ringkasan dari kasus posisi yang telah terjadi antara Pelapor dan Terlapor. Pelapor
Nama : Ana Mardiana Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Kacapiring No. 92/122, Bandung
Notaris Terlapor : Notaris Diastuti, S.H., Notaris di Kota Bandung Alamat Kantor Jl. Sadakeling No.9 di Bandung
Dalam laporannya, Pelapor yang bernama Ana Mardiana dengan pekerjaan wiraswasta dan beralamat di Jalan Kaca
Piring Nomor 92/122 Bandung ini adalah seorang direktur dari Perseroan Terbatas bernama PT Inovasi Cipta
Kreasi. Dalam mengembangkan dan melaksanakan usahanya, Pelapor melakukan pinjaman tambahan modal pada
seorang pihak yang dikenal sebagai Koesmajadi. Peminjaman uang ini dilakukan sebanyak beberapa kali dengan
rincian sebagai berikut: :
-Pelapor tahun 2003 mendapat pinjaman tambahan modal dari Koesmajadi dan sudah di kembalikan pada awal
tahun 2004, Tahun 2004 Pelapor kembali meminjam uang kepada koesmajadi sebesar Rp. 250.000.000,00 untuk
menutupi kekurangan modal kerja
-Berikutnya Pelapor kembali meminjam uang kepada koesmajadi beberapa kali dengan variasi antara Rp.
5.000.000,- sampai dengan Rp.50.000.000,- yang sudah dikembalikan semua baik secara kas ataupun transfer
rekening bank
-Kemudian Pelapor pinjam uang lagi kepada Koesmajadi sehingga seluruh nilai hutang menjadi sebesar Rp.
580.000.000,- dan sudah dikembalikan sebagian Kemudian, karena uang tersebut belum dikembalikan seluruhnya
Koesmajadi meminta jaminan dari Pelapor yang kemudian adalah berupa 3 buah
ruko di IBCC milik Pelapor. Ruko tersebut masih berupa cicilan yang belum lunas pembayarannya. Ketika
kemudian suatu hari Pelapor akan mengambil sisa pinjaman dari Koesmajadi, Koesmajadi meminta agar
bertemu dengan Pelapor di sebuah tempat di Sadakeling, Bandung, dimana Pelapor tidak mengetahui bahwa
tempat tersebut adalah sebuah kantor notaris
Kantor Notaris tersebut adalah kantor milik Notaris Diastuti S.H., Notaris di Kota Bandung yang alamatnya
adalah Jalan Sadakeling No. 9 Bandung. Di kantor Notaris tersebut Pelapor diminta untuk menandatangani
sebuah blangko kosong yang isinya akan dibacakan oleh Koesmajadi. Awalnya Pelapor keberatan, namun
pada akhirnya setuju untuk menandatangai. Pelapor kemudian meninggalkan tempat tersebut setelah
mendapatkan sisa uang pinjaman dari Koesmajadi. Setelahnya, pada tanggal 25 september 2006 Pelapor
mendapat panggilan dari kepolisian daerah Jawa Barat unit III sat OPS III/Tripiter dit reskrim. Pelapor
dianggap sebagai tersangka tindak pidana penipuan sebagaimana pasal 378 KUHPidana dan diperiksa untuk
diminta keterangannya. Penyidik kemudian menunjukkan kopi dari salinan Akta No.53 yang berisi
perjanjian pengikatan diri untuk melakukan perbuatan Jual Beli antara Pelapor dan Koesmajadi. Pelapor
yang tidak pernah mengetahui bahkan menandatangani akta tersebut merasa dirugikan dengan adanya akta
No. 53 dan melaporkan Notaris Diastuti sebagai Terlapor.

LANJUT
ANALISIS KASUS
Dalam suatu tindakan pelanggaran yang Sedangkan apabila perbuatan notaris tersebut
dilakukan oleh seorang profesi notaris terdapat merugikan pihak lain seperti misalnya klien,
beberapa hal yang dicakup didalamnya antara berkaitan dengan melaksanakan jabatannya
lain yaitu pelanggaran kode etik, pelanggaran
(dalam pembuatan akta dan semacamnya
jabatan, dan apabila terdapat unsur tindak
yang menjadi tugas dan kewenangan notaris),
pidana. Apabila dalam suatu perbuatan yang
dilakukan Notaris terjadi kerugian yang maka sesuai dengan pasal 67 ayat (1)
diakibatkan perbuatan Notaris diluar tugas/atau Undang-undang Republik Indonesia Nomor
jabatannya, seperti misalnya terdapat unsur 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yang
penipuan atau penggelapan, maka perbuatan ini berwenang untuk melakukan suatu tindakan
dapat dilaporkan langsung kepada pihak pengawasan adalah Menteri. Menteri yang
kepolisian untuk ditindak lanjuti sebagaimana kemudian dimaksud adalah Menteri Hukum
terjadinya perbuatan melanggar hukum yang dan Hak Asasi Manusia
telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana dan cara beracaranya
Berdasarkan putusan yang dikeluarkan oleh Majelis Pengawas Wilayah Notaris Jawa Barat
(selanjutnya disebut MPWN Jabar) diatas, Majelis Pemeriksa yang memeriksa perkara ini
berkesimpulan bahwa Terlapor telah melakukan tindakan pelanggaran jabatan dan kode etik Notaris
yang terdapat dalam pasal- pasal berikut:
a.Pasal 4 ayat (2) UU No 30 tahun 2004, tentang Sumpah Jabatan Sebagai profesi yang memenuhi
kebutuhan masyarakat serta bertanggung jawab dalam jasa pelayanannya, profesi Notaris memiliki
sumpah jabatan yang harus dipegang teguh. Sumpah atau janji ini wajib diucapkan oleh Notaris
menurut agamanya yang dilakukan didepan Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Dalam sidang
pemeriksaan, diketahui bahwa Notaris telapor telah melaksanakan jabatannya dengan tidak
saksama yaitu akta yang telah dibuat oleh Notaris Terlapor tidaklah dibacakan dengan secara patut
serta persetujuan suami untuk melakukan tindakan ternyata terbalik dengan persetujuan istri.
Notaris Terlapor juga juga melanggar sumpahnya pada poin 1 untuk patuh pada Undang-undang
Notaris dan pada poin 4 yaitu untuk melaksanakan jabatan Notarisnya sesuai dengan kode etik
Notaris.
Notaris Terlapor juga juga melanggar sumpahnya pada poin 1 untuk patuh
pada Undang-undang Notaris dan pada poin 4 yaitu untuk melaksanakan
jabatan Notarisnya sesuai dengan kode etik Notaris.
Maka berdasarkan kasus pelanggaran diatas,
Dalam kasus ini notaris terlapor telah
maka notaris terlapor telah melakukan
melanggar ketentuan tersebut dengan
pelanggaran terhadap kewajiban yang
tidak membacakan akta yang dibuatnya
harusnya dilakukannya. Kewajiban seorang
secara patut
notaris yang mana tertuang dalam pasal 3
kode etik notaris. khususnya pada poin 14
dimana notaris berkewajiban menjalankan
jabatannya dalam pembuatan, pembacaan
dan penandatanganan akta.
Dari Analisis Kasus diatas dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
Sesuai dengan analisis yang telah
Bahwa, berdasarkan dilakukan, Notaris Terlapor benar
Bahwa, dalam menangani
pemeriksaan di persidangan, telah melakukan pelanggaran
suatu kasus pelanggaran sebagaimana pasal-pasal yang
jabatan dan kode etik yang pasal-pasal yang dianggap
dimaksud
dilakukan oleh seorang Notaris dilanggar oleh Notaris Terlapor
dapat dilakukan oleh dua adalah pasal berikut:
lembaga tergantung fungsi Bahwa, sanksi yang dijatuhkan
masing-masing yaitu Majelis a.Pasal 4 ayat (2) UU No 30 berdasarkan pelanggaran jabatan
Pengawas Notaris, yang tahun 2004 dan kode etik yang dilakukan oleh
berkaitan dengan pelanggaran Notaris Terlapor adalah sanksi
b.Pasal 16 ayat (1) huruf a dan l sesuai dengan pasal:
jabatan dan kode etik yang
UU No 30 tahun 2004
berhubungan dengan pihak
selain Notaris; dan Dewan
c.Pasal 44 UU No 30 tahun a.Pasal 84 UU No 30 Tahun 2004
Kehormatan, yang berkaitan
2004
dengan pelanggaran kode etik
secara internal. d.Pasal 3 dan 4 Kode Etik b.Pasal 85 UU No 30 Tahun 2004
Notaris
SEKIAN
&
TERIMA
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

KASIH

Anda mungkin juga menyukai