a. Positivisme hukum
Positivisme hukum (Aliran Hukum Positif) memandang perlu secara tegas
memisahkan antara hukum dan moral (antara hukum yang berlaku dan hukum yang
seharusnya, antara das sein dan das sollen).
Positivisme hukum dapat dibedakan dalam dua corak yaitu:
a) Aliran Hukum Positif Analistis: John Austin (1790-1859)
Hukum adalah perintah dari penguasa Negara. Dan menurutnya hukum dipandang
sebagai suatu system yang tetap, logis, dan tertutup. Hukum yang sebenarnya
memiliki emapat unsure yaitu:
- Perintah (command)
- Sanksi (sanction)
- Kewajiban (duty)
- Kedaulatan (sovereignty)
b) Aliran Hukum Murni: Hans Kelsen (1881-1973)
Menurut Kelsen, harus dibersihkan dari anasir-anasir yang nonyuridis, seperti
unsure sosiologis, politis, historis, bahkan etis. Pemikiran inilah yang dikenal
dengan teori hukum murni. Baginya hukum adalah suatu keharusan yang mengatur
tingkah laku manusia sbagai mahluk rasional.
b. Utilitaianisme
Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang meletakan kemanfaatan
(Kebahagiaan) sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan disini diartikan sebagai
kebahagiaan (happiness). Jadi baik buruk atau adil tidaknya suatu hukum,
tergantung kepada apakah hukum itu memberikan kebahagiaan kepada manusia
atau tidak.
c. Sociological Jurisprudence
Menurut aliran Sociological Jurisprudence ini, hukum yang abik haruslah hukum
yang sesuai dengan yang hidup di masyarakat. Aliran ini memisahkan secara tegas
antara hukum positif (the positive law) dan hukum yang hidup (the living law)
d. Mazhab Sejarah
Hukum ditemukan, tidak dibuat. Pertumbuhan hukum pada dasarnya adalah proses
yang tidak disadari dan organis; oleh karena itu perundang-undangan adalah kurang
penting dibandingkan dengan adat kebiasaan.
e. Aliran Hukum Alam
Menurut sumbernya, aliran hukum alam dapat dibagi dua macam yaitu: Irasional
dan Rasional. Aliran hukum yang irasional berpendapat bahwa hukum yang
berlaku universal dan abadi itu bersumber dari tuhan secara langsung. Sebaliknya,
aliran hukum alam yang rasional berpendapat bahwa sumber hukum yang universal
dan abadi itu adalah rasio manusia.
2. Jelaskan perbedaan dan sumber dari hukum formal dengan hukum materiil.
Sumber Hukum dalam arti materiil yaitu sumber/segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan-aturan hukum, ditinjau dari berbagai segi kehidupan :
ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan sebagainya,
Sumber Hukum dalam arti formal yaitu tempat dapat ditemukannya aturan-aturan
hukum untuk menyelesaikan kasus konkret tertentu :
Undang-undang
Yurisprudensi
Traktat
Kebiasaan
Doktrin
3. Bukankah semua peraturan perundang-undangan yang ada sudah dibuat
berdasarkan Pancasila tetapi mengapa putusan masih perlu diuji kembali dengan
Pancasila?
Dalam hal legislative membuat peraturan harus berpedoman kepada pasal 2 UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang berisi “Pancasila
merupakan sumber segala sumber hukum Negara” sehingga segala peraturan yang dibuat
oleh legislative sudah seharusnya sesuai dengan Pancasil dan peraturan tersebut menjadi
suatu hukum materiil yang digunakan dalam menegakkan hukum.
Sedangkan yudikatif yang akan mengimplementasikan hukum formal yaitu dalam
putusannya tidak hanya berpedoman pada pasal 2 UU No 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan melainkan juga harus berpedoman kepada
pasal 2 ayat (2) UU No 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi
“Peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila”.
Dapat ditariki kesimpulan bahwasanya bukan hanya hukum materiil yang harus sesuai
dengan Pancasila melainkan hukum formal juga harus sesuai dengan Pancasila. Sehingga
hakim yang menentukan jenis dan lama hukuman yang akan dibebankan tetap harus dikaji
kembali dengan pancasila apakah sudah adil sosial atau belum dan sebagainya.
4. Mengapa menurut Pramono Suko Legowo pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bertentangan dengan hukum? Jelaskan
dasar hukumnya!
pasal 1 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
"Kekuasaan kehakiman ...... berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila" sedangkan UUD 1945
dan Pancasila tidak pernah lepas melainkas suatu kesatuan karena dalam UUD 1945
didalamnya terdapat Pancasila.
Dasar hukumnya pasal II Aturan Tambahan UUD 1945
UUD 1945 terdiri dari pembukaan/pancasila dan pasal-pasal
5. Jelaskan maksud dari Pancasila adalah norma konstitusi menurut Pramono Suko
Legowo?
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai
merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi
kehidupan masyarakat. Norma merupakan pedoman atau patokan bagi perilaku dan
tindakan seseorang atau masyarakat yang bersumber pada nilai.
Norma merupakan suatu aturan-aturan yang berisi perintah,larangan,dan sanksi-
sanksi bagi yang melanggarnya.pada dasarnya norma merupakan
Dalam hal ini Pancasila adalah norma konstitusi karena Pancasila tidak abstrak melainkan
kongkrit yang berisi perintah, larangan, dan sanksi-sanksi bagi yang melanggarnya misal
dalam kasus perkawinan sejenis yang tidak sesuai dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”
maka bagi siapa saja yang hendak melakukan perkawinan sejenis akan mendapatkan sanksi
berupa tidak dapat dilakukan perkawinannya di Indonesia sampai kapanpun.
6. Jelaskan kritik dari Kaelan dan Noor MS Bakri bahwa sebenarnya susunan hirarkis
pyramida Pancasila adalah tidak tepat.
susunan hirarkis piramida seharusnya ditinjau dari segi logika yaitu teori himpunan
sehingga menjadi piramida terbalik.
7. Jelaskan ketentuan Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum dan
sebutkan dasar hukumnya.
Pasal 2 UU No.10 tahun 2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara”