Anda di halaman 1dari 68

Silabus Minimal Kuliah Teori Hukum

• Pengertian dan unsur teori pada umumnya.


• Sejarah, pengertian dan urgensi teori hukum.
• Posisi teori hukum dalam struktur ilmu hukum,
hubungannya dengan dogmatik hukum dan filsafat
hukum.
• Perkembangan Teori Hukum :
- Hukum Alam (Socrates, Plato, Aristoteles, Cicero);
– Positivisme (John Austin);
– Ultilitarianisme (Jeremy Bentham);
– Ajaran Hukum Murni (Hans Kelsen);
– Mazhab Sejarah (van Savigny);
– Aliran Antropologis (Nalinowski, Pospisil);
– Aliran Sosiologis (Max Weber, Talcoot Parson, Roscoe Pound);
– Realisme Hukum (Holmes, Cardoso);
– Critical Legal Studies (Roberto M Unger);
– Feminisme Hukum.
• Cabang-cabang Teori Hukum :
– Sosiologi Hukum;
– Antropologi Hukum;
– Perbandingan Hukum;
– Sejarah Hukum;
– Politik Hukum;
– Psikologi Hukum;
– Filsafat Hukum;
• Teori Hukum Normatif dan Teori Hukum
Empiris.
• Teori Hukum Masa Transisi dan Masa
Kini :
– Teori Hukum Nonet-Selznick (Ortodok,
otonom, responsif);
– Teori Sistem Hukum;
– Teori Hukum Pembangunan (Muhtar
Kusumaatmadja);
– Teori Hukum Progresif (Satjipto Rahardjo);
– Teori Hukum Integratif (Romli
Atmasasmita);
– Teori Hukum Pancasila.
• Latihan-latihan.
Literatur Wajib :

• G.W Paton, A Textbook of Jurisprudence


• Hilaire Mc Coubrery & Nigel D.White, Textbook on Jurisprudence
• Richard A Posner, Frontiers of Legal Theory
• Paul Scholten, De Structuur Der Rechtswetenshhap, Alih Bahasa Prof.
Arief Sidharta Struktur Ilmu Hukum
• Meuwissen, Pengembanan Hukum. Ilmu Hukum, Teori Hukum, dan
Filsafat Hukum, Penerjemah Prof. Arief Sidharta
• J.J.H. Bruggink, Rechts Reflecties, Alih Bahasa Prof. Arief Sidharta
• Nonet-Selznick, Responsif Law
• Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum
• Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif
• Bernard L. Tanya, Teori Hukum
• Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum
• Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum
• Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum
• Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif
• Otje Salman, Teori Hukum, Teori Hukum
TEORI HUKUM

Lalu Husni
Teori ?
 selalu dikaitkan dg sesuatu yg abstrak-teoritis
 pd tataran tertentu menimbulkan keragaman tafsir
bahkan antipati serta ejekan di dalamnya
 dilawankan dengan praktik

? Istilah:
“konsep”, ”paradigma”, ”proposisi,
”doktrin” dll

Istilah ”teori”:
 banyak yang tidak tepat dan asal-asalan
hanya untuk memberikan kesan
bahwa hal itu terlihat ilmiah.
Mengapa terjadi ?
Ada tiga alasan:

Pertama:
istilah teori bukan lagi makna ekslusif, yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan untuk menjelaskan fenomena atau
keadaan tertentu, namun lebih merupakan istilah umum
(sehari-hari) yang dibicarakan oleh siapa saja.

Kedua:
kerumitan dan sedemikian tipisnya batasan makna yang
terkandung di dalam banyak peristilahan, sehingga
menimbulkan kekeliruan atau tumpang tindih dalam
penggunaanya.

Ketiga:
seberapa ketatnya, dlm menggunakan peristilahan ini
dalam kajian keilmuannya.
Malcolm Waters:
Teori hendaknya meliputi semua
perangkat pernyataan yang disusun
dengan sengaja yang dapat memenuhi
kreteria:
 Pernyataan itu harus abstrak:
Teori biasanya mencapai abstraksi
melalui pengembangan konsep.

 Pernyataan itu harus tematis.


Argumentasi tematis tertentu harus
diungkapkan melalui seperangkat
pernyataan yang menjadikan
pernyataan itu koheren dan kuat.
 Pernyataan itu harus konsisten secara logika.
Pernyataan-pernyataan itu tidak boleh
saling berlawanan satu sama lain.

 Pernyataan itu harus dijelaskan.


Teori harus mengungkapkan suatu tesis
atau argumentasi tentang fenomena tertentu
yang dapat menerangkan bentuk substansi atau
ekeistensinya.

 Pernyataan itu harus umum pada


prinsipnya
Pernyataan itu harus dapat digunakan dan
menerangkan semua fenomena apapun
yang dicoba terangkan.
 Pernyataan-pernyataan itu harus
independen.
Pernyataan itu tidak boleh
dikurangi hingga penjelasan
yang ditawarkan menjadi subyektif.

 Pernyataan-pernyataan itu
secara substantif harus valid.
Pernyataan itu harus konsisten
& dapat dipertangungjawabkan.
APA TEORI ITU ?
Dari terminologi bahasa, teori berasal dari
kata “theoria” (bahasa Latin) yang berarti
“Perenungan”, “pandangan”.
• Berdasarkan Shourter Oxford Dictionary teori
merupakan “suatu skema atau sistem gagasan
atau pernyataan yang dianggap sebagai
penjelasan atau keterangan dari sekelompok
fakta atau fenomena”.

• Teori adalah “seperangkat konsep, batasan, dan


proposisi yang menyajikan suatu pandangan
sistematis tentang fenomena dengan merinci
hubungan-hubungan antarvariabel dengan
tujuan menjelaskan dan mempredeksikan gejala
itu (Kerlinger)”.
• Dari pendapat di atas jelaslah bahwa teori
merupakan penjelasan yg berupaya untuk
menyederhanakan pemahaman terhadap
suatu fenomena.
• Misalkan dari fenomena banyaknya pejabat
yang korup diberbagai tempat, maka dapat
disusun teori “orang yg sedang berkuasa
cenderung korupsi” (power tend to corrupt).
• Kebenaran teori tidak dibatasi ruang dan
waktu. Teori sosial lebih mudah berubah
karena berkaitan dg perilaku
masyarakat,sedangkan ilmu alam dasarnya
gejala alam, teorinya relatif lebih langgeng.
Dasar Pembentukan Teori :
• Variabel adalah sesuatu yang mempunyai variasi
nilai;
• Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-
hal atau benda, gejala sosial yang dinyatakan
dengan istilah atau kata-kata;
• Proposisi merupakan suatu pernyataan yang
terdiri dari lebih dari satu konsep;
• Teori merupakan serangkaian konsep dalam
bentuk proposisi yang saling berkaitan dan
memberikan gambaran yang sistematis terhadap
suatu gejala.
Ada 3 tipe teori :
• Formal; menghasilkan skema konsep dan
pernyataan yang dapat dijelaskan secara
rinci.
• Substanstif; tidak menjelaskan secara
keseluruhan, tapi lebih fokus pada hal yg
bersifat khusus.
• Positivistik; menjelaskan hubungan
empiris antar variabel.
ISTILAH TEORI
dalam ILMU HUKUM

Istilah ilmu hukum disejajarkan dengan istilah-


istilah dalam bahasa asing seperti
RECHTSWETENSCHAP, RECHTSTHEORIE
(bahasa Belanda); atau istilah
JURISPRUDENCE, LEGAL SCIENCE, dan
LEGAL TEORY (bahasa Inggris).
• Ilmu hukum yang semula dikenal dengan
ajaran hukum (algemene rechtsleer)
disebut juga dengan istilah dogmatik
hukum yang mempelajari hukum positif
(ius constitutum/ius positum) baik berupa
hukum tertulis / tidak tertulis maupun
yurisprudensi.

• Teori hukum adalah teorinya ilmu hukum


dengan perkataan lain ilmu hukum adalah
obyek dari teori hukum.
• Teori hk dipergunakan untuk membantu
memecahkan persoalan2 hukum. Mulai
dari yg lapisan paling bawah yg
menanyakan “apa itu” (hanya
membutuhkan jawaban deskriptif),
tingkatan diatasnya “mengapa”
(memerlukan jawaban yg bersifat
problematis-teoritis), dan selanjutnya
“bagaimana semestinya atau hakekat dari
sesuatu” (jawaban reflektif spekulatif).
• Contoh; pertanyaan pada level dogmatik
hukum, apa pencurian itu ( merujuk pd
hukum positif Psl 362) “mengambil barang
sebagian atau seluruhnya milik orang lain
dg maksud memiliki secara melawan
hukum”. Pertanyaan pd level teori hukum
“ mengapa orang mencuri” (lahir teori
kriminologi). Pada tatanan filsafat
“mengapa mencuri dilarang” Demikian
juga dalam bidang lainnya.
Jika pertanyaannya ditingkatkan dlm wujud karya
ilmiah, misalnya ketentuan mengenai “outsourcing”,
pertanyaan level dogmatik hukum (S1) apa saja yg
termasuk kegiatan penunjang perusahaan ? Apakah
hubungan antara Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga
Kerja dg Buruh/Pekerja dapat disebut hubungan
kerja ? dst. Pada pertanyaan teori hukum (S2),
apakah ketentuan “outsourcing” dalam UU No. 13
Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan bersifat memaksa
(dwingend recht)?, bagaimana jika dilihat dari teori
HIP ?. Pertanyaan tingkat filsafat (S3), apakah
“outsourcing” merupakan refleksi dari negara
kesejahteraan (welfare state) ?, apakah
“outsourcing” telah sesuai dg prinsip hukum dan
HAM ?.
• Jadi dogmatik hukum bersifat praktis-kongkrit,
mengandung nilai dan bersifat normatif. Sedangkan teori
hukum bersifat teoritis abstrak, bebas nilai dan tidak
normatif.

• Dogmatik hukum bersifat preskreptif karena yang dicari


adalah legalitas atau keabsahan. Bagaimana
memecahkan persoalan kongkrit, apa dasar hukumnya.
Teori hukum mencari atau menanyakan kebenaran
karena itu bersifat teoritis-abstrak.

• Metode yang dipergunakan pada dogmatik hukum


adalah sintesis (sifatnya sempit terikat pada hukum
positif), sedangkan teori hukum menggunakan metode
interdisipliner sehingga lebih luas dan mendalam).
Sejarah Teori Hukum
• Pada abad ke 13 Ilmu Hukum diawali dg
munculnya Filsafat Hukum kemudian
disusul dg Dogmatik Hukum (Ilmu Hukum
Positif);
• Pada abad ke 20 bersamaan dg
perkembangan ilmu2 alam, muncul Ajaran
Hukum Umum (Algemene Rechtsleer).
Ajaran hukum umum ini kemudian
berkembang menjadi Teori Hukum.
• Teori hukum lahir karena terdapat
kesenjangan antara Filsafat Hukum dg
Dogmatik Hukum. Filsafat hukum sangat
abstrak-spekulatif, sedangkan Dogmatik
Hukum kongkrit & teknis yuridis.

• Karena itu diperlukan disiplin tengah yg


menjembatani Filsafat Hukum dg
Dogmatik Hukum yakni Teori Hukum.
DEFINISI TEORI HUKUM
J.J.H. Bruggink; Teori hk merupakan keseluruhan
pernyataan yg saling berkaitan dan
sebagian sudah dipositifkan.
Arief Sidharta; Teori hk merupakan ilmu atau disiplin hukum
secara interdisipliner dan kritis
mengkaji fenomena hk.
Gijssels; Teori hk merupakan suatu kesatuan pandang,
pendapat, dan pengertian-pengertian
yang berhubungan dengan kenyataan
yang dirumuskan sedemikian,
sehingga memungkinkan menjabarkan
hipotesis-hipotesis yang dapat dikaji.
Teori Hukum adalah pernyataan-pernyataan atau dalil yang
berkenaan dg konsep hukum guna
menjelaskan suatu fenomena hukum.
Fungsi Teori (Khususnya dalam
Penelitian)

• Untuk mempertajam suatu fakta yang


hendak diuji kebenarannya;
• Memberikan petunjuk terhadap
kekurangan pengetahuan;
• Merupakan ikhtisar dari hal-hal yang
telah diketahui dan telah diuji
kebenarannya.
Contoh Beperapa Teori Hukum
Teori Legal System dari Lawrence Friedman :
1.Substansi hukum (legal substance);
2.Struktur hukum (legal structure);
3.Budaya hukum (legal culture).
Teori efektivitas hukum dr Prof.
Soerjono Soekanto :

• Faktor hukumya;
• Faktor penegak hukum;
• Faktor sarana & prasarana;
• Faktor masyarakat;
• Faktor kebudayaan.
Kesadaran hukum (legal awarenes)

• Pengetahuan ttg peraturan hukum;


• Pemahaman terhadap isi peraturan
hukum;
• Sikap terhadap peraturan hukum;
• Perilaku hukum (legal behavior).
Keberlakuan hukum

• Secara filosofis; mencerminkan cita hukum


(rechtsidee) sebagai nilai positif tertinggi.
• Keberlakuan secara yuridis; dibuat oleh
pejabat yg berwenang sesuai dengan tata
cara yg telah ditetapkan serta sinkron
secara vertikal maupun horisontal.
• Keberlakuan secara empiris; sesuai
dengan kebutuhan hukum masyarakat
sehingga efektif dalam implementasinya.
TEORI KEBERLAKUAN HUKUM DARI BRUGGINK

Kaidah dipatuhi oleh para


warga masyarakat
Faktual
atau efektif
atau
empiris
Kaidah diterapkan dan ditegakkan
oleh pejabat hukum

Normatif Kaidah cocok dalam


Keberlakuan atau sistem hukum
formal hierarkhis

Empirik : kaidah
tampak diterima
evaluatif

Filosofis: kaidah memiliki sifat


mewajibkan karena isinya

Material
Agar kaidah hukum berfungsi dengan
baik, maka ketiga syarat keberlakuan tsb
harus dipenuhi. Jika kaidah hukum hanya
berlaku secara yuridis saja akan menjadi
kaidah hukum yang mati (dode regel).
Jika secara empiris, akan menjadi kaidah
hukum yg memaksa. Jika hanya
keberlakuan filosofis saja akan menjadi
kaidah hukum yang dicita-citakan (ius
constituendum)
Teori Stufenbautheorie dari Hans
Kelsen
Norma hukum tersusun berjenjang,
peraturan yang lebih rendah bersumber
dari peraturan yang lebih tinggi, yang
lebih tinggi bersumber dari yang lebih
tinggi lagi demikian seterusnya sampai
pada sumber yang tidak dapat ditelusuri
lagi (grundnorm).
TATA URUTAN PERATURAN PER-UU-AN
DI INDONESIA

PS
UU No. 10 Tahun 2004 UU No. 12 Tahun 2011

UUD n ri th. 1945 UUD N RI Th. 1945

UU/PERPU Tap mpr

PP UU/PERPU
PP
PERPRES
PERPRES
PERDA
PERDA
TEORI NEGARA HUKUM (RECHTSSTAAT)
DARI F.J. STAHL. UNSUR-UNSURNYA:
-PERLINDUNGAN HAM;
-PEMISAHAN KEKUASAAN NEGARA;
-PEMERINTAHAN BERDASARKAN UU;
-PERADILAN ADMINISTRASI
NEGARA.
NEGARA HUKUM KESEJAHTERAAN
(WELFARE STATE)

• Mengutamakan terjaminnya hak-hak asasi


sosial-ekonomi rakyat;
• Hak milik tidak bersifat mutlak;
• Negara tidak hanya menjaga keamanan dan
ketertiban, tetapi turut serta mewujudkan
kesejahteraan masyarakat;
• Peranan hukum publik condong mendesak
hukum privat semakin luasnya peranan
negara.
Atribut Hukum Mrt Pospisil
1. Atribut of Authority; merupakan keputusan dari
institusi, pejabat yang mempunyai kekuasaan dan
kewenangan;
2. Atribut of Intention of Universal Application;
merupakan keputusan untuk jangka waktu panjang
dan berlaku terhadap peristiwa yang sama;
3. Atribut of Obligation; mengandung hak dan
kewajiban;
4. Atribut of Sanction; adanya saksi akibat
pelanggaran kaidah hukum tsb.
PEMBIDANGAN ILMU
lOGIKA
ILMU FORMAL
MATEMATIKA

TEORITIS TEORI SISTEM


BIOLOGI
ILMU2 ALAM

ILMU NON BIOLOGI


EMPIRIS SOSIAL
ILMU

ILMU2 MANUSIA SEJARAH

NOMOLOGIS ILMU KEDOKTERAN BAHASA

ILMU
PRAKTIS OTORITATIF
HUKUM
NORMOLOGIS
(ILMU NORMATIF) NON ETIKA
OTORITATIF PEDAGOGI
FILSAFAT HUKUM (meta-meta teori)

TEORI HUKUM (meta teori)

ILMU HUKUM/DOGMATIK HK

(teori)

Objeknya
HUKUM POSITIF

Meta teori adalah teori


yg objeknya lain
“Teori Hukum”
Bermakna Ganda

Sebagai Produk
(Keseluruhan pernyataan yg saling
berkaitan itu adalah hasil kegiatan
teoritik bidang hukum)

Sebagai Suatu Proses


(Perhatian diarahkan pada kegiatan teoritik
tentang hukum atau pada kegiatan penelitian
teoritik bidang hukum, tidak pada hasil kegiatan-
kegiatan itu)
MACAM ILMU HUKUM

Ilmu Hukum Normatif;


Ilmu Hukum Empiris ;
law in action ≠ law in the books
Perbedaan antara ilmu hukum normatif dengan
ilmu hukum empiris oleh D.H.M. Meuwissen
digambarkan sebagai berikut:

 Ilmu hukum empiris secara tegas


membedakan fakta dari norma;
 Bagi ilmu hukum empiris, gejala hukum
harus murni empiris, yaitu fakta sosial;
 Bagi ilmu hukum empiris, metode yang
digunakan adalah metode ilmu empiris;
 Ilmu hukum empiris merupakan ilmu yang
bebas nilai (P. Van Dijk, h. 450).
J.J.H. Bruggink menggambarkan perbedaan antara ilmu
hukum empiris dengan ilmu hukum normatif dalam bagan
bawah ini:
Pandangan positivistik: Pandangan normatif:
Ilmu hukum empiris Ilmu hukum normatif
hubungan dasar subyek - obyek subyek – subyek
sikap ilmuan penonton (toeschouwer) partisipan (doelnemer)
PERSPEKTIF EKSTERN INTERN

teori kebenaran korespondensi pragmatik

proposisi hanya informatif atau normatif dan evaluatif


empiris
metode hanya metode yang bisa juga metode lain
diamati pancaindra
moral non kognitif kognitif

hubungan antar moral pemisahan tegas tidak ada pemisahan


dan hukum
ilmu hanya sosiologi hukum ilmu hukum dalam arti
empiris dan teori hukum luas
empiris

(J.J.H. Bruggink: 127 )


LAPISAN ILMU HUKUM
Filsafat Hukum

Teori Hukum

Dogmatik Hukum

Praktek Hukum
Dogmatik hukum, teori hukum, filsafat hukum
pada akhirnya harus diarahkan kepada praktek
hukum. Praktek hukum menyangkut dua aspek
utama, yaitu pembentukan hukum dan penerapan
hukum.
Permasalahan penerapan hukum antara lain
mengenai: kekosongan hukum (leemten in het
recht), antinomi (conflik of norm) dan norma yang
kabur (vage normen).

Hubungan antara filsafat hukum, teori hukum dan


dogmatik hukum dapat digambarkan dalam skema
berikut:
filsafat hukum

meta-teori meta-meta
teori
teori hukum

meta-teori

dogmatik hukum

teori teori teori

hukum positif
(J.J.H. Bruggink: 117)
Tiap lapisan ilmu hukum memiliki karakter
khusus mengenai: konsep,eksplanasi dan sifat
atau hakekat keilmuannya. Hal tersebut dapat
digambarkan dalam bagan berikut.

Skema:
lapisan ilmu hukum, konsep, eksplanasi, sifat
Lapisan ilmu
konsep eksplanasi sifat
hukum
FH grondbegripen reflektif spekulatif
TH Algemene begrippen analitis Normatif/
empiris
DH techni schjuridisch teknis yuridis normatif
grippen
A. Ilmu tentang
Kaidah Hukum
I. Dogmatik
Hukum B. Ilmu tentang
Pengertian pokok
Ilmu dalam Hukum
Hukum

A. Sosiologi Hukum
II. Ilmu B. Antropologi Hukum
Kenyataan C. Psikologi Hukum
Hukum D. Perbandingan Hukum
E. Sejarah Hukum
Merupakan pedoman tentang:
- Sikap tindak yang pantas, maka
mungkin terjadi penyimpangan-
penyimpangan ...
1) Ilmu - Perumusan kaidah hukum
A. Ilmu Kaidah - Essensilia dari kaidah hukum ...
Dogmatik
I. Ilmu Hukum
2) Ilmu Telaah Tentang:
Hukum - Masyarakat hukum, Subyek
Pengertian
(POKOK DALAM HUKUM) hukum, Hak dan Kewajiban,
Peristiwa hukum (termasuk
B. Ilmu 1) Sosiologi unsur-unsur), Hubungan
a. Segi Umum Kenyataan Hukum hukum, Obyek hukum
II. Filsafat
(HUKUM 2) Antropologi - Pendukung (Hak dan
KEBIASAAN) Hukum Kewajiban, jenis-jenis Subyek
Hukum
3) Psikologi hukum (Pribadi kodrati,
III. Politik Hukum Pribadi hukum,
Hukum 4) Perbandingan Pejabat/Tokoh))
Hukum
5) Sejarah
Hukum

Memperluas
wawasan Teori-teori Empiris

= MERUPAKAN DASAR POKOK PENELITIAN HUKUM =


I. Sejarah Tata Hukum

II. Sistem Tata Hukum 1) Legisme


b. Segi Khusus 2) Begriffsjurisprudenz
A. Aneka
3) Vreiesrechtslehre
Aliran
4) Wawasan
Hukum
III. Teknologi “Rechtsvinding”
1) Perundang-undangan
B. Latihan 2) Bantuan Hukum
Dalam & Peradilan
3) Dokumen Bernilai
TEORI SISTEM HUKUM
• SISTEM ADALAH : “a set of interrelated
elements atau a set of interdependents
variables”.
• “Any set of interrelated elements are as they
work and change together may be regarded as a
single entity”. (seperangkat unsur yg saling
berkaitan kaerena berfungsi secara bersama-
sama sehingga dapat dianggap sebagai satu
kesatuan).
• “Sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau
komponen yg saling terkait satu sama lain
sehingga membentuk satu kesatuan”.
Sistem memiliki ciri-ciri :
• Bersifat terbuka (berinteraksi dengan
lingkungan);
• Terdiri dari dua atau lebih sub sistem;
• Sub sistem tsb saling bergantung satu
sama lain;
• Sistem mempunyai kemampuan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation);
• Sistem memiliki tujuan dan sasaran.
HUKUM SBG SISTEM : PRINCIPLES OF
LEGALITY (Fuller)
1. Suatu sistem hukum hrs mengandung peraturan-
peraturan (bukan hanya keputusan ad hoc);
2. Peraturan yg telah dibuat hrs diumumkan;
3. Peraturan tidak boleh ada yang berlaku surut;
4. Peraturan hrs disusun dlm rumusan yg dpt dimengerti;
5. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan yg
bertentangan satu sama lain;
6. Peraturan tidak boleh mengandung tuntutan
yg ,melebihi apa yg dapat dilakukan;
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah
peraturan sehingga menyebabkan seorang akan
kehilangan orientasi;
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yg diundangkan
dg pelaksanaannya sehari-hari.
1.Sistem hukum dari H.A.Hart
• Sistem hukum terdiri dari primery rules dan
secondary rules;
• Primery rules sebagai aturan utama berisi aturan
sosial (social role) yg eksis apabila (1)
keteraturan perilaku dalam kelompok sosial, (2)
aturan itu harus dirasakan sbg kewajiban dalam
anggota kelompok.
• Secondary rules yang menetapkan (1) aturan yg
sah (rules of recognition), (2) bagaimana dan
oleh siapa dapat diubah (rules of change), (3)
bagaimana dan oleh siapa ditegakkan (rules of
adjudication).
2. Teori Content Ronald Dworkin
• Teori sistem hk Dworkin berupa
seperangkat prinsip sebagai suatu yg
hipotetikal dari hakim dalam membuat
keputusan;
• Menurut Dworkin sistem hukum memiliki 4
karakteristik :
(1) Elements; merupakan pertimbangan
moral ttg apa yang benar dan yang buruk
yg dibuat oleh hakim utk menjastifikasi
elemen teori hukumnya;
(2) Relation; prinsip ini berhubungan satu
sama lain oleh intersection and
interdependencies dalam suatu yang
bersifat utuh & sistematis;
(3) Structure; prinsip dan keputusan yang
diambil membentuk struktur seperti
piramida;
(4) Wholeness; suatu sistem merupakan
satu kesatuan yg utuh.
3. Teori Sistem Anthony Allots
Hukum sebagai sistem mrt Anthony Allots :
• Selalu berkaitan dg manusia;
• Merupakan patokan atau pembatasan terhadap
perilaku seseorang dalam masyarakat;
• Dibuat oleh otoritas yang berwenang dan
kompeten.
Hukum sbg sistem mrt Anthony Allots
merupakan proses komunikasi karena itu hk
sebagai subyek dalam memindahkan dan
menerima pesan seperti sistem komunikasi yg lain.
4. Sistem Hukum Menurut
McCormick dan Weinberger
• Terkenal dg teori Hukum Kelembagaan
(An Institusional Theory of Law)
menurutnya hukum sebagai sistem norma
telah bergeser dari struktur dan
keseluruhan sistem kepada status
epistemologi dan ontologi tentang
elemens normatif.
TEORI HUKUM RESPONSIF DAN
KONSERPATIF
RESPONSIF KONSERPATIF

• Produk hukum yang • Produk hukum yang lebih


mencerminkan rasa mencerminkan keinginan
keadilan dan memenuhi elit politik penguasa;
harapan masyarakat; • Dalam pembuatannya
• Dalam pembuatannya partisipasi masyarakat
memberikan partisipasi sangat kecil bahkan tidak
pada masyarakat dalam ada.
rangka merespon tuntutan
masyarakat.
Teori Hukum Pembangunan Prof.
Mochtar Kusumaatmadja
• Hukum berfungsi sebagai sarana
perubahan secara teratur dlm masyarakat
karena itu memegang peranan penting;
• Hukum yg baik adalah sesuai dg hk yg
hidup dlm masyarakat (living law);
• Implementasi hk dijalankan oleh
kekuasaan, tapi kekuasaan itu sendiri hrs
berjalan sesuai dg hk yg berlaku.
Teori Hukum Pembangunan tsb diilhami
oleh teori “ social engineering” dari Roscoe
Pound, hanya saja Pound
mengemukakannya dlm konteks proses
peradilan AS yg mempertimbangkan foktor-
faktor non hukum dlm pertimbangan hakim.
Kelemahan dari ini adalah sukarnya
mengadakan ukuran yg obyektif untuk
mengukur berhasil/tidaknya usaha
pembaharuan hukum.
Teori Hukum Progresif Satjipto
Rahardjo
• Hukum progresif ditujukan utk melindungi rakyat
menuju kepada ideal hk;
• Hukum mengantarkan manusia kepada kehidupan
yg adil, sejahtera dan bahagia;
• Hukum progresif adalah yang pro rakyat dan pro
keadilan;
• Asumsi dasarnya adalah hukum untuk manusia,
jika ada msh dg hk, maka hukumnya yg hrs
ditinjau atau diperbaiki bukan manusia yg
dipaksakan utk masuk dalam sistem hk.
Teori Hukum Integratif Prof. Romli
Atmasasmita
• Merupakan perpaduan antara Teori
Hukum Pembangunan yg melihat hk sbg
sistem norma dan Teori Hukum Progresif
yg melihat hk sbg sistem perilaku, maka
Teori Hukum Integratif juga melihat hk
sebagai sistem nilai (system of values);
• Rekayasa masyarakat dan birokrasi
dilandasi pd sistem norma, sistem perilaku
dan sistem nilai yg bersumber pd
Pancasila sbg idiologi negara.
TEORI SIBERNETIK DARI TALCOTT PARSON
Lingkungan: Realitas Tertinggi FUNGSI POKOK
Tingkat Informasi Tinggi (Kontrol)
Sub-Sistem
Budaya
Mempertahankan Pola

Sub-Sistem Integrasi
Sosial

Sub-Sistem Mencapai Tujuan


Politik

Sub-Sistem Adaptasi
Ekonomi

Lingkungan : Fisik-Organik Tingkat enerji tinggi (Kondisi)


: Hirarki faktor-faktor yang mengkondisikan
: Hirarki faktor-faktor yang mengontrol
Contoh Desain Penelitian Tesis
No Judul Rumusan masalah Kerangka Teori Metode
Penelitian
1 Penundaan 1. Apakah dasar 1. Teori Negara Hukum
Pelaksanaan pertimbangan hukum (Rechtstaat)
Keputusan Tata hakim dalam menolak a. Pengakuan dan perlindungan
Usaha Negara atau mengabulkan thd HAM;
oleh Pengadilan permohonan b. Pemisahan kekuasaan negara
Tata Usaha penundaan berdasarkan prinsip trias
Negara pelaksanaan Keputusan politicia;
TUN dilihat dari aspek
teori/Ilmu, dan aspek c. Pemerintah berdasarkn UU
Normatif? (wetmatig bestuur);
2. Instrumen-instrumen d. Adanya peradilan
hukum apa yg administrasi negara.
seharusnya
dipergunakan oleh 2. Teori Perlindungan Hukum
hakim peradilann tata (Legal Protection).
usaha negara dalam Philipus M. Hadjon
meylesaikan permohn membedakan perlindungan
penundaan plksn hukum, yaitu
Keputusan TUN?
a. Perlindungan hukum
3. Bagaimana mekanisme preventif;
pelaksanaan penetapan
b. Perlindungan hk represif.
penundaan Keputusan
TUN?
3. Teori Kewenangan:
Atribusi, Delegasi, dan
Mandat
Lanjutan..
No Judul Rumusan masalah Kerangka Teori Metode
Penelitian
2 Pelaksanaan Hak Atas 1. Bagaimana pelak. hak 1. Teori Legal System
Pendidikan Bagi Masyarakat atas pendidikan bagi dari
Terpencil di Pulau masyarakat terpencil L. M. Friedman:
Sumbawa di pulau sumbawa? a. Subtansi hk;
2. Faktor-faktor apa yang b. Struktur hk;
menunjang dan
menghambat pelak. c. Budaya hk.
hak atas pendidikan
bagi masy. terpencil di 2. Faktor-faktor yang
pulau sumbawa? mpngruhi pengkn
3. Kebijakan2 apa yang hk dr Soerjono
telah diambil oleh Soekanto:
Pemda Kab. Sumbawa a. Faktor hk;
untuk memenuhi hak b. Penegak hk;
atas hak pendidikan c. Sarana &
bagi masy. terpencil? prasarana;
d. Masyarakat;
e. Kebudayaan.

3. Teori Peraturan
Kebijakan (Policy
Rules) dari P.J.P.
Tak.
Lanjutan..
No Judul Rumusan masalah Kerangka Teori Metode
Penelitian
3. Penyaalahgunaan 1. Apa yang menjadi 1. Teori Wewenang
Wewenang Dalam Tindak ukuran delik (Atribusi, Delegasi,
Pidana Korupsi di Indonesia penyalahgunaan Mandat). Ada juga
wewenang dalam teori yg
tindak pidana korupsi? menyebutkan
wewenang
diperoleh dari
2. Norma hukum apa
yang terkandung perundang-
undangan,hak
dalam delik
penyalahgunaan istimewa, kontrak).
wewenang dalam
tindak pidana korupsi 2. Teori Tindak
mrt UU Korupsi ? Pidana
(Strfbaarheid)
3. Bagaimana implikasi
yuridis kreteria 3. Teori Sifat
tersebut terhadap Melawan Hukum
unsur sifat melawan (formil, materiil).
hukum dalam tindak
pidana korupsi ?
Lanjutan..
No Judul Rumusan masalah Kerangka Teori Metode
Penelitian
4. Keterwakilan Perempuan di 1. Bagaimana politik 1. Teori Politik Hukum.
Dewan Perwakilan Rakyat hukum pengaturan Pembentukan hukum,
(Kajian Berdasarkan Prinsip keterwakilan implementasi hukum,
Demokrasi) perempuan di DPR evaluasi hukum.
RIi?
2. Teori Demokrasi.Unsur
2. Bagaimana politik nya adalah 1. Jaminan
hukum pengaturan persamaan dan
keterwakilan kesetaraan, 2. Pengakuan
perempuan di DPR RIi dan penghormatan
ditinjau dari prinsip terhadap perbedaan,
demokrasi ? 3.Adanya aturan yang
mengikat masyarakat, 4.
Adanya mekanisme
penyelesaian sengketa yg
3. Bagaimana pengaturan berlaku sama.
politik hukum
pengaturan
keterwakilan 3. Teori Social Engineering.
perempuan di DPR RIi Dari Roscoe Pound,
ditinjau dari prinsip Moctar Kusumaatmadja.
demokrasi ?
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai