Anda di halaman 1dari 52

TEORI HUKUM DAN

POLITIK HUKUM

Il 1
PENGERTIAN ILMU HUKUM
TEORI HUKUM DAN
POLITIK HUKUM

Il 2
Istilah dan Pengertiaan TEORI HUKUM
A. Pengantar
•Memberikan definisi yang definitif tentang apa itu Ilmu Hukum dan Teori
Hukum adalah sulit, karena selain sama-sama menyangkut hukum, juga Teori
Hukum masih merupakan cabang ilmu yang baru, makanya menunjukkan
profil yang tidak jelas.
•Bicara “teori hukum”, bicara juga “ilmu hukum”, akan tetapi harus disadari
bahwa teori hukum tidaklah sama dengan ilmu hukum.
•Kata Teori Hk terjemahan dr “legal theory”, atau “Rechtstheorie” atau
“rechtstheorie”.
•Kata “legal theory”, atau “rechtstheorie” digunakan oleh Friedmann (1970),
Finch (1979), dan Gijssels (1982).
•Ada yg menyebut “jurisprudence”, yaitu Paton (1951) dan Posner (1990).

3
• Ada pula yg menyebutnya “legal philosophy”, Hans Kelsen (1917) dan
“theory of justice”, Rawls (1972).
• Lily Rasjidi (1990), dlm buku Friedmann berjudul “Legal Theory”
diterjemahkan dlm bahasa Indonesia menjd “Teori Hk dan Filsafat Hk”.
• Kata2 “legal theory”, jurisprudence”, dan “legal philosophy”, digunakan
silih berganti, “bercampur aduk”, dgn cara yg menunjukkan adanya
tumpang tindih satu sama lain. Hal tsb tdklah mengherankan krn antara
ketiganya mmg ada kaitan satu sama lain. Namun, ketiganya dapat
dibedakan (McLeod, 1999).

4
• Teori hk bukanlah ilmu hk. Hal tsb perlu dikemukakan krn pd
umumnya Teori hk selalu diidentikkan dgn ilmu hukum.
• Menurut pandangan Anglo Amerika, Ilmu Hk (jurisprudence)
mrp sinonim Teori Hk (McLeod, 1999).
• McLeod, mengatakan: terjadi tumpah tindih antara keduanya.
Inilah yg menimbulkan kebingungan, sehingga pengertian
Teori hk bagi sementara sarjana hk masih kabur.
• Krn itu, utk memahami apa itu Teori Hk hrs diketahui
terlebih dahulu apa itu Ilmu Hk ?

5
Istilah dan Pengertian ILMU HUKUM
• Ilmu Hk dikenal dgn ajaran hk (rechtsleer), sering disebut jg dogmatik hk
yaitu ilmu yg mempelajari hk positif (ius constitutum).
 Hukum Positif: kaidah yang menentukan bagaimana kehidupan bersama
dalam masyarakat tertentu pada waktu tertentu diatur dan bagaimana
seyogyanya orang itu berperilaku; atau
 Hukum positif: meliputi yurisprudensi, hukum tidak tertulis & hukum
tertulis;
 Hukum Positif: mengatur manusia tidak sebagai individu, melainkan
sebagai makhluk sosial;
 Hukum Positif, sering dilawankan dengan hukum yang akan datang (ius
constituendum);

6
 Jadi, Ilmu Hukum: teorinya “Hukum Positif”, atau
teorinya “Praktik Hukum”;
 Pertanyaan dalam Ilmu Hukum: hanya dapat dijawab
oleh Hukum Positif, karena obyeknya hukum Positif,
meliputi praktik hukum yang terdiri atas norma dan
penyelesaian hukum konkrit; maka dari itu:
 Ilmu Hukum: bersifat normatif dan mengandung nilai
serta konkrit praktis.
ILMU HUKUM
• Dalam bahasa Inggris, ilmu hukum disebut Jurisprudence.
• Berasal dari kata jus atau juris yang artinya adalah hukum atau hak; dan
prudensi berarti melihat ke depan atau mempunyai keahlian.
• Arti yang umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum.
 Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan
dengan hukum. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini,
sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan, bahwa
“batas-batasnya tidak bisa ditentukan”. (Curzon).
 Ilmu hukum mencakup bidang yang luas sekali. Sifat ini merupakan akibat
saja dari beban yang dipikulnya, yaitu untuk memaparkan dihadapan kita
fenomena hukum dalam hakekatnya, sifat-sifatnya, fungsinya dalam
masyarakat, singkatnya mencoba memberikan jawaban terhadap segala
pertanyaan mengenai fenomena hukum itu.

8
• Tujuan mempelajari Ilmu hukum pd dasarnya adalah menguasai the
power of solving legal problems. Kemampuan utk memecahkan masalah2
hk ini meliputi kemampuan utk membuktikan peristiwa konkret
(demonstrating of facts), merumuskan masalah hk, yaitu mengubah
peristiwa hk konkret menjd peristiwa hk (legal problem identification),
menetapkan atau memecahkan masalah-masalah hk (legal problem
solving), dan akhirnya mengambil putusan (decision making).

Ilmu - Teori HK/PIH/DOK/BONS 9


Tentang Kata “Teori “
• Dalam dunia ilmu (Satjipto Rahardjo), teori menempati
kedudukan yang sangat penting, karena teori memberikan
sarana untuk dapat merangkum serta memahami masalah
yang dibicarakan secara lebih baik.
• Hal-hal semula yang tampak tersebar dan berdiri sendiri-
sendiri dapat disatukan dan ditunjukkan kaitannya satu sama
lain secara lebih bermakna.
• Teori, dengan demikian memberikan penjelasan dengan cara
mengorganisasikan dan mensistimatisasikan masalah
yang dibicarakan.

10
TEORI
• Kata teori berasal dr kata theoria yg artinya pandangan atau wawasan.
• Teori: pengetahuan hanya ada dalam pikiran, tanpa dihubungkan dengan
praktik.
Misalnya: teori memang mudah, akan tetapi praktiknya yang susah!, harus
tahu lebih dahulu teorinya, baru kemudian terjun ke dalam praktik. Dalam
hal ini teori dilawankan dengan praktik;
• Teori: pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu
peristiwa.
Misalnya: penyidik mempunyai teori tentang motivasi seorang pembunuh
dalam melakukan pembunuhan;
• Teori: sebagai asas yang menjadi suatu pengetahuan, misalnya teori
kekuasaan, teori keadilan, dll.;
• Dlm ajaran ilmu dewasa ini, teori menunjuk pd suatu kompleks hipotesis
utk menjelaskan kompleks hipotesis seperti teori kausalitas,
relativiteitstheorie. TeorI: suatu gambaran masa depan (Gijssels: 1982).

11
• Kata teori dlm Teori Hk dpt diartikan sbg suatu kesatuan
pandang, pendapat, dan pengertian-pengertian yg
berhubungan dgn kenyataan yg dirumuskan sedemikian,
sehingga memungkinkan menjabarkan hipotesis2 yg dpt dikaji
(Gijssels, 1982).

• Teori (Tom Campbell), akan memberikan sebuah sarana


penjelasan yang bermanfaat dan akan membantu untuk
memperbandingkan teori-teori itu dan menilai manfaat teori-
teori tersebut.

12
Suatu teori dpt mengenai “das Sein” dan dpt mengenai
“das Sollen” dan pada umumnya Teori mempunyai 3 arti, yaitu:
1. Sbg seperangkat prinsip2 dasar yg mrp (atau menjd)
landasan dr suatu ilmu, suatu seni, atau tehnik, (obyeknya: mrp
paduan mengenai “das Sein” dan “das Sollen”).
2. Sbg suatu sistem atau suatu deskripsi sitematis yg terdiri
atas pemikiran2, dugaan2, pendapat2 guna menjelaskan adanya
fakta2 atau fenomena tertentu.
3. Sebagai pandangan atau wawasan yg bersifat “normatif”
dan dirumuskan secara “abstrak” terlepas dr penerapannya di
dlm praktek.

13
Ilmu Hukum dan Teori Hukum:

Dalam menyelesaikan masalah hukum ada tingkatannya:


1.Tingkat yg paling rendah, biasanya dimulai dengan pertanyaan apa itu?
Atau apa yg terjadi? Jawaban yg diharapkan bersifat deskriptif
(menguraikan peristiwa semata);
2.Tingkat yg lebih tinggi, akan ditanyakan ttg bagaimana seyogyanya?
Jawaban yg diharapkan preskriptif (ttg berlakunya/keberlakuan/ geltung
dan keabsahan suatu peraturan).
3.Tingkat yg lebih tinggi, akan ditanyakan ttg bagaimana? Jawaban yg
diharapkan menguraikan;
4.Tingkat selanjutnya, akan ditanyakan mengapa? Jawaban yg diharapkan
bersifat problematik eksplisit dan memerlukan penjelasan;
 Ilmu Hukum: menggunakan pertanyaan yg tingkatannya lebih
rendah dr Teori Hukum, karena hanya menanyakan ttg keberlakuan
/geltung/ keabsahan saja dari hukum itu;
 Teori Hukum: menanyakan ttg mengapa? Bagaimana? Yg bersifat
lebih mendalam, karena memerlukan penjelasan.
Contoh:
 Ilmu Hukum: Apakah pencurian itu? Jawabnya: ada pada Ps.362
KUHP.
 Teori Hukum: (jawaban tsb tdk memuaskan): apakah larangan
mencuri = masalah hukum, bagaimana halnya dengan ketidak
jujuran yg melawan hukum? Jawabannya, tidak ada pada hukum
positif.
 Ilmu Hukum: Apakah hak milik itu? Jawabannya, ada pada Pasal
570 BW/Ps.20 UUPA.
 Teori Hukum: apakah hak itu? Jawabannya tidak ada pd hukum
positif.
Teori Hukum

• Teori Hukum: teorinya ilmu hukum, sehingga “ilmu hukum


adalah obyeknya Teori Hukum;
• Sebagai teorinya “teori”, maka Teori Hukum = meta teori
(=ilmu yang obyeknya ilmu lain);
• Teori Hukum berhubungan dengan hukum, tapi bukan hukum
di suatu tempat dan pada waktu tertentu;
• Teori Hukum digunakan untuk menyelesaikan masalah hukum
positif, misalnya teori tentang “kata sepakat, risiko, dll”, tetapi
jawabannya tidak dicari dalam hukum positif.

I 16
• Teori hukum (J.J.H. Bruggink), pada hakekatnya merupakan suatu
keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan berkenaan dengan
sistem konseptual aturan-aturan hukum dan putusan-putusan
hukum dan sistem tersebut untuk sebagian yang penting
dipositifkan.
Dalam definisi ini, terlebih dahulu harus memperhatikan makna
ganda dalam istilah teori hukum.

• Dalam definisi di atas, teori hukum muncul sebagai produk sebab


keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan itu adalah hasil
kegiatan teoritik bidang hukum.

• Ada juga yang memandang bahwa teori itu sebagai suatu proses.
Artinya, fokus perhatiannya diarahkan pada kegiatan teoritik
tentang hukum atau pada kegiatan penelitian teoritik bidang hukum
itu sendiri, bukan pada hasil kegiatan-kegiatan itu.
17
Maka, perkataan “teori” memiliki arti:
Pertama, teori dapat dipandang sebagai suatu proses
atau aktivitas;

Kedua, teori sebagai produk atau hasil aktivitas itu dan


hasil tersebut terdiri atas suatu keseluruhan
pernyataan yang saling berkaitan tentang suatu objek
tertentu.

18
• Teori Hukum, sebagai kelanjutan dari usaha mempelajari
hukum positif, setidak-tidaknya dalam urutan yang demikian
itulah kita merekonstruksikan kehadiran teori hukum itu
secara jelas.

• Pada saat orang mempelajari hukum positif, maka ia


sepanjang waktu dihadapkan kepada peraturan-peraturan
hukum dengan segala cabang kegiatan dan permasalahannya,
seperti kesahannya, penafsirannya dan sebagainya.

• Tetapi sudah menjadi sifat manusia untuk selalu menukik dan


selalu bertanya lebih dalam lagi kepada masalah yang
dihadapinya.

19
• Teori hukum pada hakikatnya berhadapan dengan suatu
pertanyaan besar yang untuk selanjutnya menjadi tuntutan di
dalam uraian-uraiannya.

• Pertanyaan besar tersebut mempersoalkan tentang akhir dari


segala pembicaraan mengenai hukum.
Pemikiran di sini tidak bisa dilepaskan dari pemikiran-
pemikiran filsafat dan politik.

• Teori hukum ini memikirkan tentang hukum sampai jauh ke


latar belakang hubungannya dengan konsepsi tentang
manusia dengan lingkungannya.

20
• Radbruch, mengatakan teori hukum adalah “the classification
of legal values and postulates up to their philosphical
fundation” (teori hukum mengambil sebagai basisnya nilai-
nilai serta postulat-postulat hukum dan bukan peraturan-
peraturan hukum).

• Tugas teori hukum: “membikin jelas nilai-nilai serta postulat-


postulat hukum (anggapan dasar/dalil-dalil) sampai kepada
landasan filosofinya yang tertinggi.

• Nilai-nilai postulat-postulat hukum (dalil-dalil/anggapan


dasar) itu memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
meneliti kaitan antara hukum dengan latar belakang konsepsi
tentang manusia itu.

21
Teori hukum akan mempermasalahkan hal-hal seperti :

1. Mengapa hukum itu berlaku ?


2. Apa dasar kekuatan mengikatnya ?
3. Apa yang menjadi tujuan hukum ?
4. Bagaimana seharusnya hukum itu dipahami ?
5. Apa hubungannya dengan individu dengan masyarakat ?
6. Apa yang seharusnya dilakukan oleh hukum ?
7. Apakah keadilan itu ?
8. Bagaimana hukum yang adil ?

22
Kesimpulan:
* Ilmu Hukum: bersifat normatif mengandung nilai, praktis
dan konkrit, sedang Teori Hukum tidak bersifat normatif,
melainkan bersifat teoritis dan bebas nilai;
* Ilmu Hukum merupakan teorinya hukum positif,
sedangkan Teori Hukum merupakan teorinya, teori hukum
positif.

23
Hub Ilmu Hukum dan Teori Hukum
• Ilmu hukum tidak melepaskan perhatiannya terhadap
substansi, struktur serta sistem hukum itu sendiri. Karena itu,
ilmu hukum tidak dimulai dari nilai-nilai serta postulat-
postulat hukum, melainkan juga dari hukum sebagai suatu
badan atau susunan peraturan2 hukum.
• Teori hukum memberikan sumbangan yang tidak kecil
terhadap ilmu hukum, yang ingin mempelajari hukum dalam
segala seluk-beluk, hakikat dan perkembangannya.
• Melalui teori hukum, ilmu hukum dapat mencerminkan
perkembangan masyarakat.

Dengan demikian. teori hukum merupakan bagian penting dari


ilmu hukum
24
• Apabila ilmu hukum membahas tentang perkembangan
hukum yang berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam
masyarakatnya dan uraian ini barang tentu akan melibatkan
pembicaraan mengenai struktur politiknya, pengelompokan
sosialnya dan sebagainya. Pembicaraan seperti ini
sesungguhnya sudah masuk bidang teori hukum.

• Sumbangan lain dari teori hukum terhadap ilmu hukum


adalah bahwa dengan mempelajari ilmu hukum, orang juga
mengetahui perkembangan hukum secara umum serta
perkembangan dalam pemikiran filsafat.

25
Tujuan Mempelajari Ilmu Hk dan Teori Hk

Ilmu Hukum: Teori Hukum:


- Untuk membuktikan peristiwa konkrit - Untuk memperdalam
(demonstrating os facts); merumuskan secara metodologis
masalah hukum, yaitu mengubah
dalam mempelajari
peristiwa hukum konkrit, menjadi
peristiwa hukum (legal problem hukum agar memperoleh
identification); memecahkan masalah pengetahuan yang lebih
hukum (legal problem solving); dan baik dan jelas tentang
akhirnya mengambil putusan (decision hukum; atau
making); atau
- permasalahan pokok
- Peristiwa konkrit yang harus teori hukum adalah
diselesaikan itu, dibuktikan lebih bagaimana (caranya)
dahulu, harus dinyatakan terbukti, Hakim, legislator, dan
kemudian dikualifikasi menjadi peristiwa ilmuwan bekerja?
hukum dan diterjemahkan ke dalam Metode apa yang
bahasa hukum yang akhirnya harus digunakan?
diambil putusan.
Manfaat Mempelajari Teori Hukum:
•Praktisi hukum (dogmatikus) akan lebih siap dari pada
mereka yang tidak dilengkapi dengan pengetahuan
teori hukum;
•Dapat memberi jawaban lebih memuaskan atas
pertanyaan mengapa, dan untuk apa tentang hukum;
•Dengan bekal Teori Hukum, sarjana hukum terutama
yang bekerja di bidang profesinya, akan lebih diperluas
dan diperdalam wawasannya mengenai hukum itu
sendiri.
Tujuan : Manfaat :
Teori Hukum => S2
Untuk memperdalam Ilmunya Ilmu Hukum Dogmatikus yang
secara metodologis dlm Positif/Teorinya bekerja dibidang
mempelajari hukum Teori Hukum/Meta profesinya akan lebih
Teori diperluas wawasannya
tentang hukum
Legal Problem Solving
Objeknya
=> Decission making Tidak bersifat
Ilmu Hukum/Ajaran normatif, praktis &
Hukum/Dogmatis konkrit
Hukum/Rechtleer/
(Teori Hukum) => S1

Bersifat Normatif,
Praktis & Konkrit

Hukum Yuris Hukum tidak Prilaku yang


Tertulis prodensi tertulis seyogyanya

Hukum Positif
Teori Pengetahuan Hukum

Sumber Pengetahuan

• Rasionalisme (Intelektualisme)
• Empirisme
• Kritisisme
Rasionalisme (Intelektualisme)
• Usaha manusia untuk memberi kepada akal suatu kedudukan
yang “berdiri sendiri” sebagaimana yang dirintis oleh para
pemikir “renaissans”.
• Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang
memadai dan dapat dipercaya adalah akal (rasio).
• Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang
memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat umum dan harus
mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan
ilmiah.
• Sedang pengalaman hanya dapat dipakai untuk mengukuhkan
kebenaran pengetahuan yang telah diperoleh melalui akal.
Rasionalisme
• Akal tidak memerlukan pengalaman dalam memperoleh
pengalaman yang benar, karena akal dapat menurunkan kebenaran
itu dari dirinya sendiri.
• Metode yang diterapkan adalah metode deduktif, seperti yang
berlaku pada ilmu pasti.
• Tokoh-tokoh aliran ini adalah Rene Descarte (1598-1650) yang juga
pendiri filsafat modern, Spinoza dan Leibniz.
• Descartes memulai metodenya dengan meragukan segala
pernyataan kecuali pada satu pernyataan saja yaitu bahwa ia
sedang melakukan keraguan itu sendiri. Pernyataannya yang
terkenal adalah saya berfikir, jadi saya ada (Cogito ergo sum), yang
dianggapnya sebagai prinsip pertama dari filsafat.
• Bagi Descartes pernyataan saya berfikir, jadi saya ada adalah terang
dan jelas, segala sesuatu yang bersifat terang dan jelas bagi akal
pikiran manusia dapat dipakai sebagai dasar yang tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya untuk melakukan penjabaran
terhadap pernyataan-pertanyaan yang lain.
Rasionalisme
• Segenap ilmu pengetahuan harus didasarkan pada kepastian-
kepastian yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya
secara langsung dilihat oleh akal pikiran manusia. Metode
semacam ini disebut metode a priori .
• Dengan metode ini kita seakan-akan sudah mengetahui
segala gejala secara pasti, meski kita belum mempunyai
pengalaman inderawi mengenai hal-hal yang kemudian
tampak sebagai gejala-gejala itu.
• Aliran Descartes ini sebagai kritik terhadap dogma agama dan
praktek politik feodalisme yang membawa ke skeptisisme dan
meragukan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara
inderawi.
Empirisme
• sumber pengetahuan yang memadai adalah
pengalaman, yaitu pengalaman lahir (dunia) dan
pengalaman batin (pribadi manusia).
• Sedang akal hanya berfungsi dan bertugas untuk
mengatur dan mengolah bahan-bahan atau data yang
diperoleh melalui pengalaman.
• Menurut pendapat aliran empirisme, metode ilmu
pengetahuan bukan ‘a priori’, melainkan ‘a posteriori‘,
metode yang berdasarkan hal-hal yang ada atau
terjadinya kemudian.
• Karena itu aliran empirisme yakin bahwa manusia tidak
punya innate ideas (ide-ide bawaan).
Empirisme
 Francis Bacon dengan metode eksperimennya:
manusia melalui pengalaman dapat mengetahui benda-
benda dan hukum-hukum relasi antara benda-benda.

 Bacon juga memberi petunjuk agar seorang ilmuwan


berhati-hati terhadap idola-idola:
– Idola Tribus yaitu menarik kesimpulan secara terburu-
buru.
– idola Specus yaitu menarik kesimpulan sesuai dengan
inderanya.
– idola forl yaitu menarik kesimpulan berdasarkan
pendapat orang banyak.
– idola theatrl yaitu menarik kesimpulan berdasarkan
pendapat ilmuwan sebelumnya.
Empirisme
 Thomas Hobbes berbeda dengan pendahulunya John Locke,
dia lebih terdorong untuk mengemukakan tentang asal mula
gagasan manusia, kemudian menentukan fakta-fakta, menguji
kepastian pengetahuan dan memeriksa batas-atas
pengetahuan manusia.

 Empirisme ini kemudian dikembangkan oleh David Hume


(1611-1776), yang menegaskan bahwa sumber satu-satunya
untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah pengalaman.
Menurutnya manusia tidak membawa pengetahuan bawaan
ke dalam hidupnya.
 Melalui pengamatannya, manusia memperoleh dua hal yaitu
– Impression yaitu: pengamatan langsung diterima dari pengalaman,
baik lahiriah maupun batiniah.
– Ideas, mrupakan gambaran tentang pengamatan yang redup, kabur
dan samar-samar yang diperoleh dengan merenungkan kembali atau
merefleksikan dalam kesadaran kesan-kesan yang telah diterima
melalui pengamatan langsung.

 Pada hakikatnya pemikiran Hume bersifat analitis, kritis dan


skeptis. Ia berpangkal kepada suatu keyakinan bahwa hanya kesan-
kesanlah yang pasti, jelas dan tidak dapat diragukan.

 Karena itu Hume sampai pada kesimpulan bahwa ‘aku’ termasuk


dalam dunia khayal, sebab dunia hanya terdiri dari kesan-kesan
yang terpisah-pisah, yang tidak dapat di susun secara obyektif
sistematis, karena tidak ada hubungan sebab dan akibat diantara
kesan-kesan.
 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
yang bersifat “a priori” terdiri dari proposi analitik, yaitu:
proposi yang predikatnya sudah tercakup dalam subyek.
Contohnya: semua angsa putih, semua jejaka itu laki-laki, es
itu dingin, lingkaran itu bulat, dll.

 Dan pendapat ini merupakan ciri khas pemikiran yang


bercorak rasionalistik.

 Sebaliknya ciri khas pemikiran empiristik adalah


“a posteriori” dan proposisinya adalah sintetik, yaitu yang
tidak dapat diuji kebenarannya dengan cara menganalisis
pernyataan, tetapi harus di uji kebenarannya secara empiris.
Misal: rumah mahal, motor baru, mutu sekolah tinggi/renah,
dll.
Kritisisme

Adalah teori pengetahuan yang berusaha mempersatukan atau


menjembatani antara kedua unsur dalam filsafat rasionalisme
dan empirisme dalan satu hubungan yang
seimbang.
PERBEDAAN

Teori Analitis : Teori Kritis :


1. Menolak 1. Melakukan pendekatan bersifat
pendekatan bersifat global global
2. Ciri-cirinya : 2. Menunjukkan pandangan yang
menyerahkan pada analisa sebenarnya dan memberi keterangan
yang bersifat ilmu bahasa tentang sistem hukum melalui
dan logis tentang pengertian pendekatan global
hukum 3. Pendekatan, fungsi kritis
3. Pendekatan tetap terhadap hukum positif, berdasarkan
logis dan empiris, hasilnya teori yang bersandar pada pengalaman
dapat diuji dan 4. Kritisi: nilai-nilai dalam hukum
disifatumumkan positif dapat dikritisi dengan nilai-nilai
4. Analitisi: tidak akan lain, sejauh nilai itu dapat ditempatkan
pernah menjadi bebas nilai, dalam teori yang berbukti di banyak hal,
untuk itu harus menghindari sehingga tidak mutlak bebas nilai,
pendekatan bersifat global bahkan sebaliknya
kemasyarakatan
POLITIK HUKUM
Pengertian:
•POLITIK
• KBBI: Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau
kenegaraan, seperti “sistem pemerintahan”, “dasar-dasar
pemerintahan”. Dapat pula diartikan sebagai “segala urusan
dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb.) mengenai pemerintahan
negara”.

• M. Mahfud MD:
- Kebijakan dalam menjalankan kekuasaan
- Seni memanage kekuasaan
- Cara, akal, taktik menjalankan kekuasaan

Ilmu - Teori HK 40
• xxxxxxxxxxx

Ilmu - Teori HK/PIH/DOK/BONS 41


• HUKUM
• Maria Farida: ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang
dalam hubungan dengan sesama ataupun dengan
lingkungannya.

• Wiryono: Rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-


orang (masyarakat) atau badan-badan (badan hukum dsb)
sebagai anggota suatu masyarakat.

• Kumpulan norma yang berisi aturan tingkah laku bagi suatu


kelompok orang/masyarakat.

Ilmu - Teori HK 42
Pengertian/definisi dari:
•Politik Hukum:
• Politik hukum secara sederhana dapat diartikan sebagai
arah kebijakan hukum yang akan atau telah dilaksanakan
secara nasional oleh pemerintah (M. Mahfud MD).

•Satijpto Rahardjo, mengemukakan bahwa politik hukum adalah


aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan
cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum
dalam masyarakat.

Ilmu - Teori HK 43
• Padmo Wahyono dan Kotam Y. Stefanus, mengatakan politik
hukum adalah kebijaksanaan penyelenggaraan negara
tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan
sesuatu (menjadikan sesuatu sebagai hukum). Kebijaksanaan
tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hukum dan
penerapannya.

• Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, mengatakan


politik hukum dimaknai sebagai kegiatan-kegiatan memilih
nilai-nilai dan menerapkan nilai-nilai.

Ilmu - Teori HK 44
Politik Hukum Pembentukan Perat Per UUan

Perngertian Politik Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan:
•Kebijakan mengenai penentuan isi atau obyek pembentukan
peraturan perundang-undangan (Bagir Manan).

•Mrp arah kebijakan pemerintah/negara mengenai pengaturan


(substansi) hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan (hukum tertulis) untuk mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Ilmu - Teori HK 45
Untuk mengetahui politik perundang-undangan secara
substansial dan sederhana sebenarnya dapat dilihat dari:
Produk peraturan perundang-undangan yang dibentuk pada
masa itu yang secara mudah dan spesifik biasanya tergambar
pada konsiderans menimbang dan penjelasan umum (bila ada)
dari suatu peraturan perundang-undangan yang dibentuk; dan

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah/negara pada saat itu


yang merupakan garis pokok arah pembentukan hukum,
Prolegnas dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional yang berlaku pada saat ini (GBHN pada masa
pemerintahan orde baru).

Ilmu - Teori HK 46
Politik Hukum Nasional
Politik hukum nasional diarahan pada upaya mengatasi berbagai
permasalahan dalam penyelenggaraan sistem dan politik hukum yang
meliputi pembenahan: (Friedmann)
•substansi hukum;
•struktur hukum; dan
•budaya hukum.

1. Substansi Hukum (Legal Substance)


Pembenahan substansi hukum dimaksudkan untuk menata kembali
substansi hukum melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan
perundang-undangan untuk mewujudkan tertib perundang-undangan
dengan memperhatikan asas umum dan hirarkhi perundang-undangan dan
menghormati serta memperkuat kearifan lokal dan hukum adat.

Ilmu - Teori HK 47
2. Pembenahan Struktur Hukum (Legal Structure)
• Menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat pada sistem hukum
dan kepastian hukum.
• Penyelenggaraan proses hukum secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas).
• Pembenahan dan peningkatan sumber daya manusia di bidang hukum.

3. Budaya Hukum (Legal Culture)


Meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan.

Ilmu - Teori HK 48
MAKNA POLITIK HUKUM (Sudarto)

- Usaha untuk mewujudkan peraturan yang baik, yang sesuai


dengan keadaan dan situasi pada suatu saat.
serta
- Suatu kebijakan dari negara melalui badan-badan yang
berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang
dikehendaki, yang diperkirakan bisa digunakan untuk
mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat,
dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Ada 2 jenis peraturan dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara
1. Peraturan PerUUan
2. Peraturan Kebijakan

Ciri-ciri Peraturan Kebijakan adalah:


1. Peraturan itu dibuat oleh penyelenggara negara,
bukan oleh badan pembuat UU (legislatif).
2. Peraturan itu dapat berupa peraturan tertulis dan
tidak tertulis (biasanya yang tidak tertulis ini disebut:
kebijaksanaan), yang dibuat dalam rangka
menjalankan tugas pemerintah mencapai welfare
state.
Fungsi Politik Hukum
Fungsi dari politik hukum, menurut para ahli hukum:
1.William Zevenbergen, menjelaskan fungsi politik hukum, yaitu
untuk menjawab pertanyaan peraturan-peraturan hukum mana
yang patut untuk dijadikan hukum.

2.Bellefroid, menjelaskan bahwa fungsi politik hukum adalah


untuk menyelidiki perubahan-perubahan apakah yang harus
diadakan pada hukum yang ada sekarang, supaya dapat
memenuhi syarat-syarat baru dari hidup kemasyarakatan.

Ilmu - Teori HK 51
3. E. Utrecht, menjelaskan fungsi politik hukum untuk
membuat kaidah-kaidah yang akan menentukan bagaimana
seharusnya manusia bertindak, karena politik hukum
berusaha menyelidiki perubahan-perubahan apa yang harus
diadakan dalam hukum yang sekarang berlaku supaya
menjadi sesuai dengan kenyataan sosial.

4. Surono Wignyodipuro, menjelaskan fungsi politik hukum


untuk menyelidiki perubahan-perubahan apa yang harus
diadakan dalam hukum sekarang supaya menjadi lebih
sesuai dengan perasaan hukum yang ada pada masyarakat.

Ilmu - Teori HK 52

Anda mungkin juga menyukai