Anda di halaman 1dari 3

Nama : Herlinawati S

NPM : 3021215009

Tugas 1 : Filsafat Hukum

Dosen : Edi Rohaedi, S.H., M.H

Filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Maka obyek filsafat
hukum adalah hukum. Filsafat hukum tidak dimasukkan sebagai cabang ilmu hukum, tetapi
sebagai bagian dari teori hukum (legal theory) atau disiplin hukum.

Sementara itu Teori hukum tidaklah sama dengan ilmu hukum, maka untuk memahami apa
itu teori hukum, kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian ilmu hukum. Secara
sederhana, dapat dikatakan bahwa ilmu hukum yang semula dikenal dengan ajaran hukum
(rechtsleer), sering disebut juga dengan dogmatik hukum, mempelajari hukum positif (ius
constitutum). Hukum positif disini adalah hukum yang berlaku di suatu tempat, dimana
hukum positif ini mengatur manusia sebagai makhluk sosial (tertulis, tidak tertulis, dan
yurisprudensi). Teori hukum adalah teorinya ilmu hukum. Dengan perkataan lain, ilmu
hukum adalah objek teori hukum. Teori hukum berhubungan dengan hukum pada umumnya,
bukan mengenai hukum di suatu tempat dan di suatu waktu seperti halnya ilmu hukum.1

Istilah yang digunakan untuk menyebut teori hukum dalam literatur bermacam-macam. Kata
teori hukum adalah terjemahan ―legal theory‖, ―rechtstheorie‖, sebagaimana digunakan oleh
Firedmann, Finch, dan Gijssles. Ada yang menyebutnya sebagai jurisprudence (Paton, 1951),
bahkan ada yang menyebutnya sebagai Legal Philosophy (Kelsen, 1971) dan theory of justice
versi John Rawls (1972).2

1
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. Teori Hukum. hal 6
2
ibid
1
Teori hukum dengan demikian tidak sama dengan filsafat hukum karena yang satu mencakupi
yang lainnya. Satjipto Raharjo (1986:224-225) menyatakan, teori hukum boleh disebut
sebagai kelanjutan dari usaha mempelajari hukum positif, setidak-tidaknya dalam urutan yang
demikian itulah kita mengkonstruksikan kehadiran teori hukum secara jelas. Teori hukum
memang berbicara tentang banyak hal, yang dapat masuk ke dalam lapangan politik hukum,
filsafat hukum atau kombinasi dari ketiga bidang tersebut. Karena itu, teori hukum dapat saja
membicarakan sesuatu yang bersifat universal dan tidak menutup kemungkinan
membicarakan mengenai hal-hal yang sangat khas menurut tempat dan waktu tertentu

Selain itu perbedaan Filsafat Hukum dan Teori Hukum yaitu : Filsafat Hukum menekankan
pembahasan sebagian besar dari sudut studi filsafat dan oleh karena itu menekankan
penelitian dan penyelidikan dari sudut tradisi filsafat. Sedangkan Teori Hukum cenderung
kepada bentuk operasional berdasarkan legal academy, yang cenderung mengkonsentrasikan
diri kepada rasionalisasi dan legitimasi dari legal doctrine seperti perbuatan melawan hukum
dan kontrak. Tentu dalam pembahasan filsafat hukum nanti tidak dapat dihindarkan
membicarakan Teori Hukum yang bersumber dari Filsafat Hukum.

Analisis Filsafat Hukum (Legal Philosophy) pada permulaannya lebih berat kepada filsafat
umum dan teori politik, sementara Teori Hukum (Legal Theory) modern lebih membahas
dalam kerangka ungkapan dan sistem berfikir dari Sarjana Hukum itu sendiri. Teori hukum
bersumber dari para pemikir hukum, sedangkan hukum bersumber dari undang-undang atau
putusan-putusan pengadilan. Filsafat Hukum berisi unsur filsafat dan teori politik. Sumber
utama dari Filsafat Hukum (Legal Philosophy) adalah karya-karya dari pemikir hukum. W.
Friedman mengatakan : “Semua sistem Teori Hukum (Legal Theory) harus mengandung
unsur-unsur filsafat, refleksi manusia dalam posisinya di alam semesta dan mendapatkan
warna dan isinya yang spesifik dari teori politik, idenya datang dari bagaimana bentuk yang
terbaik dalam masyarakat.

Pada dasarnya Filsafat Hukum merupakan bagian tertinggi dalam ilmu hukum setelah
dogmatika hukum dan teori hukum. Kajian filsafat hukum ditujukan kepada filsfat itu sendiri
yang merupakan hukum sebagai objek kajian filsafat. Artinya bahwa hukum (tidak terbatas
pada peraturan perundang-undangan/positif hukum saja, tetapi hukum dalam artian luas) akan
dikaji secara mendalam. Dalam filsafat hukum, hukum akan diabstraksi hingga menjadi
asas-asas, norma dan nilai. Manfaat mempelajari filsafat hukum juga dapat dilihat dari

2
karakteristik ilmu filsafat itu sendiri, yakni ditinjau dari sifat holistik, mendasar, spekulatif,
dan reflektif kritis.

Hubungan Filsafat Hukum dengan Teori Hukum

Filsafat hukum memang bersifat memunculkan pemikiran yang spekulatif (yang dengan itu
harus didiskusikan bersama) tetapi dari spekutalisismenya filsafat itu mengartikan bahwa
Filsafat hukum memiliki karakteristik yang menyeluruh, artinya bahwa filsafat memandang
suatu perosalan dari segala sesuatu sudut, luas dan universal sementara dogamtika hukum saja
hanya mempelajari hukum sekedar hukum positif/peraturan perundang-undangan.3

Filsafat hukum memiliki sifat yang mendasar. Artinya filsafat selalu mengulas suatu
permasalahan sampai dasar yang terdalam atau sampai ke akar permasalahan (radix). Filsafat
hukum selalu membuka peluang-peluang baru bagi suatu persoalan artinya bahwa filsafat
selalu memberikan solusi alternatif yang tidak terbatas (baik oleh budaya, norma lama dan
tradisi). Filsafat hukum juga selalu bersikap kritis sehingga akan memberikan solusi terbaik
bagi sebuah persoalan.

misalkan ketika terdapat suatu persoalan dimana kian berkembangnya suatu masyarakat
namun hukum positif tidak mampu mengatasinya (beluma danya peraturan yang menagatur)
maka dengan ini hakim harus berfilsafat dan berfikir bagaimana persoalan tersebut tetap
harus diselesaikan dengan seadil-adilnya.

Hal ini sama halnya seperti yang dilakukan oleh Hakim Pengadilan Negeri Suka Makmue,
Aceh yang mengupayakan perdamaian antara korban dengan terdakwa dengan prinsip
Restoratif Justice. Terciptanya Restoratif Justice di PN Sukka Makmue (07/10/21) tersebut
tidak lepas dari peran Hakim yang melihat persoalan masalah tidak hanya berpaku pada
perturan perundang-undangan saja (dogmatik dan teori hukum) tetapi juga menelaah, meneliti
dan juga menafsirkan persoalan dengan melihat kearifan lokal dan nilai yang hidup dalam
masyarakat.

3
https://www.kompasiana.com/miftakhul81316/6235a9d7bb4486776d0b0d92/hubungan-filsafat-
hukum-dengan-teori-hukum

Anda mungkin juga menyukai