Anda di halaman 1dari 28

Kelas MIH Jkt-2019

Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, SH., LL.M.

TEORI HUKUM Fakultas Hukum

Materi Teori Hukum


Pengantar
Raison d’etre

Pengertian Bentuk

Fungsi HUKUM Sifat

Tujuan Isi
Nomenklatur
Kewenangan Tugas & Tanggungjawab
Hak & Kewajiban Process/mekanisme
Sanksi Prosedur

Law enforcement

2
Teori dan Teori Hukum
1. Pengertian:

Teori  seperangkat konstruksi (konsep), batasan, Teori hukum adalah seluruh pernyataan yang
dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan saling berkaitan berkenaan dengan sistem
sistematis tentang fenomena dan atau realitas, dg konseptual aturan-aturan hukum dan putusan-
merinci hubungan antar variabel, dg tujuan putusan hukum, dan sistem tersebut untuk
menjelaskan dan memprediksi gejala dan atau sebagian yang penting dipositifkan (J.J.H.
realitas tersebut kepada publik. Bruggink).

Teori hukum: Teori hukum mencari (memperoleh) penjelasan


Sebagai proses  aktivitas/kegiatan yang tentang hukum dari sudut faktor-faktor bukan
bertujuan memberikan penjelasan tentang gejala hukum (non-yuridis) yang bekerja dalam
dan atau realitas hukum. masyarakat, dan untuk itu menggunakan suatu
Sebagai produk  hasil kegiatan teoretik metode interdisipliner (Jan Gijssels & Mark van
bidang hukum yang wujudnya berupa Hoecke)
keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan
dengan sistem konseptual aturan hukum dan
putusan hukum. 3
2. Cara Kerja dan Tugas Teori: 3. Derajad, Kematangan, dan Kualitas Teori:

Cara kerja  mengorganisasikan dan ● Terletak pada kemampuannya merekam,


mensistematisasikan gejala dan atau realitas menganalisis dan menjelaskan gejala dan atau
sehingga bermakna. realitas kepada publik.
Tugas  membuat jelas nilai filosofis dan nilai ● Semakin utuh (holistik) gejala dan atau realitas
teologis, sekaligus postulat yang mendasari yang dapat direkam dan dijelaskan, maka teori
keberadaan gejala dan atau realitas. semakin berkualitas.
Perangkat kerja teori: konsep dan metodologi. ● Setiap teori punya keterbatasan, akan tetapi harus
selalu ada upaya mengarah pada kesempurnaan.
Tugas teori hukum  membuat jelas nilai oleh
postulat hukum sampai kepada landasan
filosofisnya yang tertinggi (Radbruch).

4
Kedudukan Teori Hukum Dalam Ilmu Hukum
TUHAN Teori Hukum berbeda dengan hukum positif
AGAMA Teori Hukum mrpk perkembangan lebih lanjut dari Ajaran Hukum Umum
TEOLOGI (algemene rechtsleer, allgemeine rechtslehre, general jurisprudence, theorie
generale du droit).
FILSAFAT
● Ajaran Hukum Umum sbg suatu ajaran bebas-nilai yg tidak normatif.
KONSEP
● Ajaran Hukum Umum bertugas menguraikan gejala hukum dg cara yg
TEORI HUKUM metodologik dpt dipertanggungjawabkan, dan dg dmk dpt sampai pd
METODOLOGI kesimpulan yg scr faktual dpt diferifikasi dan didukung scr ilmiah.
REALITAS ● Baik dlm metode maupun dlm hasilnya, Ajaran Hukum Umum hrs tetap
bebas dr setiap putusan-nilai (penilaian) pribadi atau titik tolak normatif
KEBENARAN
dr para peneliti. Dg kata lain, metodenya harus ilmiah-positif dan bebas-
KEADILAN nilai, dan hasil penelitian harus (seyogyanya) memberikan pemahaman
yg lebih baik tentang hakikat gejala hukum, dan harus tidak merumus-
kan kaidah2 yg akan dapat dipandang mengikat bagi praktek hukum.

5
● Ajaran Hukum Umum meneliti (berupaya Teori Hukum mengemukakan suatu disipilin ilmiah-
menemukan) apa yg sama pada semua sistem positif yang lebih teoritikal ketimbang Dogmatika
hukum dan bukan apa yang seharusnya sama. Hukum, namun lebih konkret dan lebih praktikal
● Sama dengan Ajaran Hukum Umum, Teori ketimbang Filsafat Hukum.
Hukum bertujuan menguraikan hukum secara  Austin: filsafat hukum positif.
ilmiah-positif. Tetapi lingkupnya sebagian lebih  Merkel: bagian umum dari ilmu hukum.
luas dan sebagian tergeser (verschoven).  Stammler: ajaran hukum murni.

Obyek  penyelidikan ttg struktur, asas, dan


pengertian dasar yg dpt ditemukan kembali dlm
setiap sistem hk positif  dg ini tdk dimaksudkan
suatu perenungan filosofikal yg spekulatif,
melainkan suatu penelitian ilmiah ttg ciri-ciri khas
dan hakiki dari hukum.

6
Hubungan Teori Hukum
Hubungan Teori Hukum dengan:
● Dogmatik Hukum (rechtsdogmatiek) Science:
● Ilmu Hukum ● C.A.van Peursen: science merupakan "penjalinan
● Filsafat Hukum penalaran yang seluruhnya obyektif dan bebas
● Sosiologi Hukum nilai", sehingga "apa pun yang dilaksanakan oleh
● Ilmu Lain sebuah ilmu ialah mengajukan pernyataan2 yang
● Hukum Positif logis, sahih dan penilaian mengenai hal-hal yang
memang demikian atau tidak".
Dogmatik Hukum (rechtsdogmatiek) ● Wesley C.Salmon juga menyatakan bahwa
Jan Gijssels & Mark van Hoecke: science menyelesaikan masalah dengan
mendefinisikan keadaan tersebut sesuai dengan
Ajaran Hukum (rechtsleer) atau Ilmu Hukum adanya “unobserved matters of fact on the basis of
(rechtswetenschap) bertujuan memaparkan dan evidence concerning observed matters of fact”.
mensistematisasi serta menjelaskan (verklaren) ● Dalam rangka mencari observed data tersebut,
hukum positif yang berlaku. para ilmuwan biasanya melakukan kegiatan
Dogmatik Hukum bukan ilmu netral yang bebas penelitian secara terstruktur.
nilai  deskriptif dan preskriptif (bersifat
normatif). 7
J.J.H. Bruggink: ● Dogmatik hukum berbicara tentang hukum;
Dogmatik hukum adalah Ilmu hukum dalam Teori hukum berbicara tentang cara yang
arti sempit, yang objeknya terutama adalah dengannya ilmuwan hukum berbicara tentang
Hukum Positif. hukum.
Hukum Positif adalah sistem konseptual ● Teori hukum tidak terarah pada penyelesaian
aturan hukum dan putusan hukum, yang masalah hukum konkret satu kategori dari
bagian intinya ditetapkan (dipositifkan) oleh masalah hukum sebagaimana kajian Dogmatik
para pengemban kewenangan hukum dalam hukum, melainkan hanya pada upaya
suatu masyarakat tertentu. mempelajari teknik dan metoda yang digunakan
Dogmatik hukum dan praktek hukum untuk
Hubungan Dogmatik Hukum dg Teori Hukum: menyelesaikan masalah hukum.
● Antara keduanya tidak saling tumpang tindih
(overlap)  Dogmatik hukum mempelajari
aturan hukum dari sudut pandang teknikal;
Teori hukum merupakan refleksi terhadap
teknik hukum.

8
Filsafat Hukum ● Ilmu pengetahuan disusun melalui proses
(makna, landasan, struktur dan yang sejenisnya dari yang disebut metode Ilmiah/keilmuan.
kenyataan) Aksiologi hukum  penentuan isi dan nilai, e.g.
J.J.H. Bruggink: kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, dll.
● Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang
Filsafat hukum adalah induk dari semua disiplin menaruh perhatian tentang baik dan buruk
yuridik, karena membahas masalah yang paling (good and bad), benar dan salah (right and
fundamental yang timbul dalam hukum wrong), serta tentang cara dan tujuan (means
Jan Gijssels & Mark van Hoecke: and ends).
● kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
Ontologi hukum  meneliti hakekat hukum, e.g.
manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya
hakekat demokrasi, hub hukum dg moral, dst.
etika.
● Landasan ontologis dr ilmu pengetahuan adl
● teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
analisis ttg objek materi dr ilmu pengetahuan.
dari pengetahuan yang di peroleh
● Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal
(Suriasumantri, 1987:234).
atau benda-benda empiris.
● Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori
Epistemologi hukum (ajaran pengetahuan), e.g. yang konsisten untuk perilaku etis.
bentuk metafilsafat.
● Landasan epistemologis dari ilmu Teleologi hukum (teleology: from Greek telos,
pengetahuan adalah analisis tentang proses “end”; logos, “reason”)  hal menentukan
tersusunnya ilmu pengetahuan. makna dan tujuan hukum.
9
Ѵ Ajaran ilmu dari hukum, meta-teori dari ilmu ● Filsafat hukum sebagai ajaran nilai dari Teori
hukum. hukum
Ѵ Ideologi hukum. ● Filsafat hukum sebagai Ajaran Ilmu dari Teori
Ѵ Logika hukum. hukum dan sebagai Ajaran Pengetahuan untuk
Ѵ Semiotika mewujudkan sebuah meta-disiplin berkenaan
Ѵ Hermeneutik (?) dengan Teori hukum tidak memerlukan
penjelasan lebih jauh, mengingat Filsafat hukum
Hubungan Filsafat Hukum dengan Teori Hukum: disini mengambil sebagian dari kegiatan Teori
● Teori hukum mewujudkan sebuah meta-teori hukum itu sendiri sebagai objek studi.
berkenaan dengan Dogmatik hukum; Filsafat ● Filsafat hukum dapat bersifat rasional hanya
hukum memenuhi fungsi dari sebuah meta- atas dasar kriterianya sendiri, yang
disiplin berkenaan dengan Teori hukum. keberadaannya dapat didiskusikan; sebaliknya
● Secara struktural Teori hukum terhubungkan Teori hukum itu rasional (atau setidaknya harus
pada filsafat hukum dengan cara yang sama berupaya demikian) atas dasar kriteria umum
seperti Dogmatik hukum terhadap teori hukum. yang diterima oleh setiap orang.
● Filsafat hukum merupakan sebuah meta-
disiplin berkenaan dengan Teori hukum.

10
Sosiologi Hukum Teori Hukum dan Ilmu Lain
J.J.H. Bruggink: Jan Gijssels & Mark van Hoecke:
● Sosiologi Hukum adalah teori tentang ● Teori hukum bersifat interdisiplin  teori hukum
hubungan antara kaidah-kaidah hukum dengan menggunakan hasil-hasil penelitian dari bbg
kenyataan masyarakat. disiplin yg mempelajari hukum: Sejarah Hukum,
● Terdiri atas Sosiologi Hukum Empirik dan Logika Hukum, Antropologi Hukum, Sosiologi
Sosiologi Hukum kontemplatif. Hukum, Psikologi Hukum, dll.
● Teori hukum berperan mengintegrasikan baik
antara disiplin yang satu dengan yang lain,
maupun antara disiplin-disiplin tersebut dengan
Dogmatik hukum dan Filsafat hukum.

11
Dua pandangan besar Teori Hukum

Hukum sebagai suatu sistem:


● Hukum sebagai suatu sistem yang pada ● Sistem adalah ciri hukum (Hans Kelsen),
prinsipnya dapat diprediksi dari pengetahuan sehingga kreasi terhadap sistem memiliki arti
yang akurat tentang kondisi sistem itu sebagai teori (SN. Eisenstadt & H. Hale)
sekarang, perilaku sistem ditentukan ● Penganut berat aliran ini akan cenderung
sepenuhnya oleh bagian-bagian yang terkecil menolak terhadap munculnya kreasi baru,
dari sistem itu, dan teori hukum mampu antara lain dengan pernyataan “kekacauan yang
menjelaskan persoalannya sebagaimana menyesatkan” dan “hiruk-pikuk norma-norma
adanya tanpa keterkaitan dengan orang hukum”, yang kemudian berkata “hanya semata-
(pengamat). mata menunjukkan tata tertib macam apa
● Hukum diakui sebagai istilah mekanis dan hukum itu” (Julius Stone; W.V.O. Quine & J.S.
sistematis Ullian)
● Teori Hukum berpusat pada: sumber dasar,
kandungan dasar, atau fungsi dasar

12
Hukum bukan sebagai suatu sistem:
● Hukum bukanlah sebagai suatu sistem yang ● Tidak begitu saja menerima definisi, konsep
teratur tetapi merupakan sesuatu yang atau teori yang berada dalam suatu sistem,
berkaitan dengan ketidak-beraturan, tidak karena memang masih bisa terus diperdebatkan
dapat diramalkan, dan bahwa hukum sangat dan hubungan yang ada dalam hukum (Teori
dipengaruhi oleh persepsi orang (pengamat) Hukum) sama sekali tidak memperlihatkan apa
dalam memaknai hukum tersebut. yang disebut dengan sistem.
● Menolak pandangan bahwa teori hukum harus
selalu bersifat sistematis dan teratur  Hukum
dapat muncul dari situasi chaotic (keos),
keserba-tidak-beraturan, atau situasi yang tidak
sistematis.

13
Teori Hukum Dalam
Model Hukum Black dan Milovanovich

Donald Black:

Jurisprudentie Model Sociological Model


Focus Rules Social structure
Process Logic Behaviour
Scope Universal Variabel
Perspective Participant Observer
Purpose Practical Scientific
Goal Decision Explanation

14
Dragan Milovanovich: ● Bagaimana semua konflik dapat dimasukkan (self-
Model jurisprudensi: referencing) terhadap beberapa postulat absolut
yang memberikan badan dari premis dan kriteria
● Sistem aturan tertulis yang ada ditetapkan inti bagi penyelesaian yg benar perbedaan2 dlm
dalam bentuk terkodifikasi oleh negara sistem formal yang self-regulating (homeostatis).
(statutory and case law);
● Sitematisasi mereka yang sedang berlangsung Model sosiologi:
menjadi suatu perangkat hukum yang relevan
oleh beberapa prinsip justifikasi yang ● Evolusi, stabilisasi, fungsi dan pembenaran
koordinatif; bentuk-bentuk kontrol sosial;
● Aplikasi wacana hukum doktrin yang disusun ● Bentuk-bentuk pemikiran dan pemahaman hukum
oleh suatu struktur morphologi yang relevan jika dihubungkan dengan aturan/tatanan ekonomi
(arti kata) dan struktur sintaksis (konstruksi politik tertentu;
linier naratif dan teks) untuk melakukan ● Prinsip-prinsip legitimasi dan pengaruh yang
pertimbangan hukum yang “benar”; berevolusi dengan pengaruh dan prinsip;
● Aplikasi formal, logika untuk proposisi dan ● “penyebab” perkembangan bentuk kontrol sosial
doktrin yang abstrak dan umum dengan dari staf dan spesialis yang merupakan
penggunaan wacana hukum doktrin terhadap promotornya;
situasi “faktual” oleh staff khusus yang ● Transmisi metode pemahaman hukum yg “benar”;
menyediakan peluang penyelesaian tingkat ● Penciptaan subjek yuridis dengan hak-hak formal,
tinggi terhadap masalah yang kontroversial; abstrak dan universal.
15
Konsep Hukum
Konsep (conceptus (Ltn): buah gagasan) adl gejala
dan/atau realitas di alam idea mns yg menjelaskan
wujud abstrak & simbolik gejala atau realitas empirik. ● Petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan
Pengertian Hukum: kalangan yang berhubungan erat dengan
penegakan hukum (law enforcement officer);
Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto ● Keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi
(dalam Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, yang tidak secara kaku mengikuti aturan-aturan
Bandung: Alumni, 1979): huokum tetapi lebih mengacu pada pertimbangan
● Ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang pribadi (penguasa);
tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan ● Proses pemerintahan, yakni proses hubungan
pemikiran; timbal balik antara unsure-unsur pokok dari system
● Disiplin, yakni suatu system ajaran tentang kenegaraan;
kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi; ● Sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang “teratur”,
● Norma, yakni pedoman atau patokan sikap yaitu perilaku yang diulang-ulang dengan cara yang
tindak atau perilaku yang pantas atau sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian;
diharapkan; ● Jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-
● Tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik
norma2 hukum yang berlaku pada suatu waktu dan buruk.
dan tempat tertentu serta berbentuk tertulis; 16
Sutandyo Wignyosoebroto: Pemahaman lainnya:
● Asas-asas kebenaran dan keadilan yang ● Keseluruhan kumpulan peraturan atau kaedah
bersifat kodrati dan berlaku universal; dalam suatu kehidupan bersama  keseluruhan
● Norma-norma positif di dalam system peraturan tentang tingkah laku yang berlaku
perundang-undangan nasional; dalam suatu kehidupan bersama.
● Apa yang diputus oleh hakim in concreto dan ● a system of norms that regulates the behavior of
tersistematisasi sebagai judge made law; men.
● Pola-pola perilaku social yang terlembagakan, ● a rule laid down for the guidance of an intelligent
eksis sebagai variable social yang empiric; dan being by an intelligent being having power over
● Manifestasi makna-makna simbolis para pelaku him.
social sebagaimana tampak dalam interaksi di
antara mereka. Tahap perkembangan konsep hukum:
● Klasik
● Modern
● Post-modern

17
Konsep Hukum Klasik
Ciri2 konsep Hukum Klasik:
● Seperangkat norma sosial ● Negara dan masyarakat subordinate terhadap
● Merupakan gejala dan atau realitas kodrati, syariah.
universal. ● Hukum negara, hukum masyarakat dan
● Normatif, eksis di alam sollen dan bersifat a hukum manusia harus berada dalam bingkai
priori. syariah.
● Berfungsi sebagai pengarah, kontrol, dan ● Keadilan merupakan proporsionalitas antara
ukuran terhadap perilaku manusia. hak dan kewajiban setiap manusia dalam
peran dan kedudukan yang plural serta
1. Teori Hukum Islam kedekatan dengan Allah SWT.
● Syariah adalan hukum Allah SWT yang
diwahyukan kepada para Rasullulah, utk sel 2. Teori Hukum Yunani-Romawi
ummat manusia. Bersifat abadi, universal. ● Hukum berasal dari dewa, merupakan
● Jangkauannya: kesatuan ayat qauliyah, anugerah terbesar pada manusia.
kesatuan das sein (kenyataan) – das sollen ● Hukum merupakan tatanan perdamaian,
(cita-cita), kesatuan stabilitas-dinamika, dilandaskan pada keadilan, memerintahkan
kesatuan dunia-akherat, mengakomodasi orang untuk menahan diri, dan menyerahkan
keadaan normal maupun darurat. penyelesaian sengketa kepada hakim. 18
● Hukum dan agama tidak terpisah. Aliran positivism  keadilan bukan masalah hukum,
● Nabi, pastur, pendeta, gereja dan raja tetapi masalah filsafat, khususnya etika. Jika ingin
merupakan sumber hukum, pembuat hukum bicara masalah hukum harus mengeluarkan
dan pelaksana serta penegak hukum. masalah nonyuridis.
● Plato: Keadilan adalah kesesuaian antara Teori etis  hukum tdk mempunyai arti apa-apa
pekerjaan dengan kemampuan seseorang. tanpa keadilan.
Keadilan dapat diperoleh tanpa hukum.
● Aristoteles: Hukum merupakan pembadanan
akal yang bebas dari nafsu.
● Aristoteles:
o Keadilan korektif / komutatif / rektifikator:
keadilan yang didasarkan pada transaksi,
baik sukarela maupun tidak.
o Keadilan distributif: keadilan yang
membutuhkan distribusi atas penghargaan.

19
3. Teori Hukum Alam Thomas Aquinas
● Dasar dari hukum adalah “alam”. Inti alam Dunia diatur oleh tatanan (akal) ketuhanan, dan
terletak pada akal. Akal tertinggi ada pada merupakan hukum tertinggi.
Tuhan. Bersifat abadi dan universal. Ada 4 macam hukum:
● Merupakan penuntun perkembangan dan ● Lex aeterna: dari Tuhan untuk mengatur alam
pelaksanaan hukum yang ideal. semesta
● Sarat nilai moralitas, dan tidak memisahkan ● Lex naturalis: berisi petunjuk umum tentang
das sein dengan das sollen. insting mempertahankan hidup, berkeluarga,
● Merupakan metode untuk menemukan hukum mengenal tuhan, dan bermasyarakat
yang sempurna. ● Lex divina: merupakan penjabaran lex aeterna,
● Berisi asas-asas absolut (hak asasi manusia). tercantum dalam Kitab Perjanjian (lama dan
● Tokoh: T. Aquinas, Grotius, D. Hume, T. baru)
Hobbes. J. Locke, Lon Fuller. ● Lex humana: hukum buatan manusia
Ada dua macam keadilan: distributif dan komutatif.

20
Konsep Hukum Modern
Ciri2 konsep Hukum Modern: 1. Latar Belakang Munculnya Konsep Hukum
Modern
● Muncul pada abad ke-19. Modern: otonom- ● Perubahan signifikan sekitar abad 18.
logis-rasional-mekanis-teratur ● Dominasi qalbu atas akal berbalik menjadi
● Norma buatan manusia (purposeful) yang lahir dominasi akal atas qalbu.
melalui kesepakatan dalam musyawarah ● Revolusi industri, renaissance  gugatan
perwakilan. kaum borjuis thd dominasi kaisar dan gereja.
● Dipositifkan/dikodifikasikan via kesepakatan ● Tokoh:
legislatif, sehingga sistematis, mekanis, linier, o Rene des Cartes: cogito ergo sum.
deterministik. o Issac Newton: alam sebagai mesin
● Yuridis-normatif, legal-positivistik, berpasis raksasa, bergerak secara atomistik,
peraturan (rule-bound) dan netral. mekanis, rasional.
● Merupakan Ius constitutum. o August Comte: teologis  metafisis 
● Di Indonesia dipahami sebagai ilmu hukum fisis/positif.
(jurisprudence) atau legal doctrine atau legal o Henry S. Maine: status  kontrak.
theory. o H.L.A. Hart  primary rule of obligation
 secondary rule of obligation. 21
2. Kajian Legal Theory a. Positisme Analitis (Konsentrasi pada btk norma)
● Filosofis: fokus pada nilai-nilai rasional yang John Austin:
mendasari pada hukum. ● Hukum berasal dari yang berdaulat, yaitu
● Normatif: fokus pada isi, bentuk norma hukum individu, lembaga atau sekumpulan individu 
 positivistik-analitis. Teori Kedaulatan
● Sosiologis-anthropologis: fokus pada realitas ● Ilmu Hukum (jurisprudence) hanya berurusan
hukum yang terpapar dalam masyarakat  dengan hukum positif, untuk menganalisis hukum
positivistik-pragmatis. modern.
● Budaya hukum: nilai-nilai rasional penggerak ● Berkarakter imperatif.
bekerjanya hukum. ● Dipisahkan dari moralitas dan keadilan.
3. Teori Hukum Modern Hans Kelsen:
● Madzab Wina.
Bentuk ● Menolak ilmu hukum ideologis.
Analitis ● Jurisprudensi adalah ilmu norma (ius
Isi constitutum), terpisah dari psikologi, etika/moral
POSITIVISME dan keadilan serta berfungsi sebagai alat
Makro  Sosiologi hk pemaksa  Teori hukum murni.
Pragmatis ● Hukum sebagai norma berjenjang.
Mikro  Anthropologi hk ● Grundnorm merupakan dasar dan tujuan hukum
 Stufenbau theory.
22
b. Positivisme Analitis (Konsentrasi pada isi) c. Positivisme Pragmatis (Makro: Sosiologi Hukum)

Lon Fuller: ● Friedman: meneliti masyarakat modern dalam


● Principles of legality. hubungannya dengan hukum modern.
● Sistem hukum harus berisi peraturan, bukan ● Peter L. Berger: hukum merupakan hasil
sekedar keputusan ad hoc. konstruksi sosial.
● Peraturan harus diumumkan. ● Roscoe Pound: hukum harus bisa memuaskan
● Peraturan tidak boleh berlaku surut. keinginan secara maksimal; dan kebenaran
● Peraturan harus disusun dalam rumusan yang hukum ditentukan oleh fakta sosial.
mudah dimengerti. ● R.v. Jhering: hukum untuk kebahagiaan
● Di dalam sistem hukum tidak boleh ada bersama (social utilitarianisme)
inkonsistensi. ● J.S. Mill: hukum untuk kebahagiaan (keadilan,
● Peraturan tidak boleh berisi tuntutan yang kegunaan dan kesejahteraan bagi umat
melebihi apa yang dapat dilakukan. manusia).
● Tidak boleh ada kebiasaan yang sering ● Von Savigny: hakekat setiap sistem hukum
merubah peraturan. adalah pencerminan jiwa bangsa (volkgeist);
● Peraturan harus cocok dengan pelaksanaan Hukum tumbuh dan berkembang bersama
sehari-hari. dengan jiwa bangsanya.

23
d. Positivisme Pragmatis (Mikro: Anthropologi Hukum)

● Goldschidt: mengkaji tingkah laku sosial dan ● Ember: ilmu yang mempelajari manusia dan
kultural manusia serta pemahaman secara semua aspek pengalaman hidupnya.
sistematis terhadap distribusi manifestasi- ● Satjipto Rahardjo: Ilmu yang mengekspresikan
manifestasinya (pranata sosial) dalam kurun waktu tentang totalitas manusia.
dan ruang tertentu. ● Koch: studi anthropologis hukum adalah studi
● Bentham: hukum untuk kebahagiaan individu tentang hukum rakyat.
(individual utilitarianisme). ● Bohannan: hukum negara hanyalah contoh
● Kuntjaraningrat: ilmu tentang evolusi manusia, hukum, bukan standar kultural hukum yang
masyarakatnya kebudayaannya, dan sebenarnya.
persebarannya.

24
Konsep Hukum Postmodern
Ciri2 konsep Hukum Postmodern

● Hukum merupakan simulakrum yaitu citra ● J.F. Lyotard: dalam masyarakat/negara selalu
hukum yang menyimpang, distortif, pura-pura ada bentuk permainan (heterogen maupun
(pseudo) dan palsu, akan tetapi diklaim otonom).
sebagai representasi realitas dan kebenaran ● W.T. Anderson: realitas hukum merupakan
hukum. social construction of reality, yaitu rekayasa
● Simulakrum hukum dibentuk oleh language sosial yang inheren dengan kepalsuan.
game dan game of image, sehingga hukum ● Jean Baudrilard: media global merupakan iblis-
memproduksi turbulensi (kesimpang-siuran). iblis kejahatan yang memproduksi kepalsuan.
● M. Foucault: hukum tidak dapat dilepaskan ● Nietzshe: manusia banyak berpura-pura
dari power, knowledge, dan relasi sosial menegakkan hukum dan keadilan, padahal apa
keduanya. yang sebenarnya hanya will to power.
● Deleuze: fakta tidak sama dengan realitas,
disebabkan fakta merupakan semiotika
palsu/dusta.

25
Teori Hukum Postmodern: ● Analisisnya pada konteks hukum eksis, dengan
1. Critical Legal Studies (CLS) melihat kausalitas antara doktrin, teks dan
realitas.
● CLS berkembang dalam 3 (tiga) tahap: ● Tokoh:
(1) 1970-an merupakan kritik terhadap o Roberto M. Unger: mengintegrasikan
formalisme dan pengajaran hukum paradigma konflik dan paradigma konsensus.
(2) 1970-1980, studi kasus dan kritik internal o David Kairys: mewarisi kritik Marxis terhadap
tentang formalisme hukum hukum liberal yang dianggap melayani sistem
(3) 1980 – sekarang, merupakan aliran kapitalisme.
pemikiran hukum posmodern o Duncan Kennedy: menggunkan metode
● Acuan CLS: karya Weber, Marx, madzab eklektis yang membaurkan prespektif
Frankfurt. strukturalis, fenomenologis dan neo-Marxis.
● Konsentrasi CLS: pada fungsi hukum yang Pada saat mengkaitkan internal relation
fasilitatif dan ideologis. dengan eksternal relation, pendekatan
● Percaya bahwa logika dan struktur hukum eklektis digunakan shg tampak signifikasi
muncul dari power relationships dalam politik dibalik doktrin dan eksposisi hukum.
masyarakt. Mereka yang kaya dan berkuasa o Mereka dipersatukan oleh kesamaan kritik
menggunakan hukum sebagai instrumen dan penolakan terhadap teori liberal legalism.
untuk menekan masyarakat dan o Law is as negotiable, subjective and policy-
mempertahankan posisinya. dependent as politics.
● Hukum tidak bebas nilai, tidak netral, ttp sarat
dengan kepentingan politik dan ekonomi. 26
2. Feminisme Jurisprudence
● Menetang teori hukum konventional (modern) ● Metode (Barlett):
● Menemukan fakta bahwa hukum (1) mendengarkan aspirasi wanita;
menghadirkan pembatasan terhadap ralisasi (2) mengistimewakan “pemahaman praktis
nilai sosial, yaitu: ketergantungan pada femininist; dan
preseden; didominasi laki-laki; cenderung pada (3) kesadaran untuk pemberdayaan kolektif.
status quo. Dapat dengan dekonstruksi maupun
● Pemikiran: pilar demokrasi adalah “keadilan rekonstruksi.
formal” dan “kesetaraan”, maka hak
perempuan sama dengan hak laki-laki.

27
TERIMAKASIH

28

Anda mungkin juga menyukai