Tesis
Diajukan Oleh:
Kepada
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2
Diajukan oleh:
Hans Andrie Kusumanegara
08/278825/PHK/5575
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
i
TESIS
KONTRAK PERDAGANGAN MELALUI INTERNET ELEKTRONIC COMMERCE
DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN
ta-^r'.
R.A. Antari Inaka Turingsih, S.H., M.Hum. Dr. Paripgpa,S.H., M.Hum., LL.M.
I{ari'
Puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa tiada henti
melimpahkan kasih sayang dan segala kemurahanNya sehingga penulisan Tesis dengan judul
selesaikan. Tujuan utama penulisan Tesis ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan
Bahwa penulisan Tesis ini dapat penulis selesaikan berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Karenanya penulis pada kesempatan ini hendak menyampaikan terima kasih
1. Prof. DR. M. Hawin, S.H, L.LM, Ph.d Ketua Program Magister Hukum Universitas
Gadjah Mada,
2. RA Antari Innaka, S.H. M.H, selaku Dosen Pembimbing yang yang sejak lama selalu
Hukum dan ikut serta mengabdikan ilmu, pengalaman dan tenaga penulis dalam
pendidikan hukum. Dan telah meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk
3. Para Dosen Pengajar pada Program Magister Hukum – Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada yang telah memberikan ilmunya untuk saya dapat menjadi yang terbaik.
iv
5. Keluarga tercinta, Bapak H. Zamah Sari, Ibu Dra. Hj. Puji Lestari, M.M dan adik-adik
Hans Indhra HS, ST dan Muhammad R. K. Adam yang telah memberikan semangat dan
bantuan baik materil maupun moril kepada penulis, sehingga dapat terselesaikannya
6. Keluarga kecil saya tercinta Istri Mariya Agustini, Amd Anak Ashya Arcellya Athyabi,
yang telah bersedia membantu peneliti dalam memberikan support dalam penelitian ini
Mada Angkatan XVI Jakarta (Satrio Giri Agung, S.H. M.H, Hendro Ardianto S.H, Bina
Karina Sukmaputri S.H. M.H, Dhika Prasetya S.H. M.H dan masih banyak kawan-kawan
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu) yang telah membantu penulis dalam
8. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini maupun
Universitas Gadjah Mada yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga sermua budi baik dari Ibu, Bapak, Saudara-saudara sekalian memperoleh
Menyadari keterbatasan penulis, maka dengan ini penulis mohon kritikan dan
Penulis
v
KONTRAK PERDAGANGAN MELALUI INTERNET ELECTRONIC
COMMERCE DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN
INTISARI
Oleh
Hans Andrie Kusumanegara1, Antari Innaka2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tiga hal, yaitu
pertama, kontrak perdagangan melalui internet ditinjau dari keabsahan
berdasarkan syarat-syarat sahnya perjanjian berdasarkan hukum perjanjian di
Indonesia. Kedua, untuk mengetahui dan memahami hambatan-hambatan pada
pelaksanaan perdagangan melalui internet atau electronic commerce. Ketiga,
untuk mengetahui menemukan solusi jika terjadi permasalahan dalam pelaksanaan
dalam pelaksanaan kontrak perdagangan melalui internet.
Metode Pendekatan yang dipergunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian
untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk
mengimplemetasikan konntrak perdagangan melalui internet. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu bahan-bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan tersier yang relevan dengan kontrak perdagangan melalui
elektronik atau elctronic commerce, hukum perjanjian, perlindungan konsumen.
Dari analisis penelitian diketahui bahwa kontrak perdagangan melalui internet
telah memenuhi syarat-syarat keabsahan perjanjian berdasarkan hukum perjanjian.
Pada pelaksanaan kontrak perdagangan melalui internet dijumpai hambatan
berupa wanprestasi oleh merchant. Untuk mengatasi hambatan tersebut penjual
atau merchant memberikan jaminan untuk memberikan ganti rugi, dan
mencantumkan klausula pemberlakuan hukum Indonesia jika terjadi sengketa
hukum.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pedagang atau merchant
agar memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai barang yang
diiklankan untuk dijual. Kepada pembeli disarankan untuk terliti dalam
memahami iklan penjualan melalui internet, yaitu spesifikasi barang dan jika
penjual tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.
1
Pegawai Swasta, Koperasi Nusantara , Jakarta
2
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
vi
THE CONTRACT TRADE THROUGH THE INTERNET ELECTRONIC
COMMERCE IN TERMS OF LEGAL AGREEMENTS
ABSTRACT
By.
Hans Andrie Kusumanegara1, Antari Innaka2
This research destination to know and understand three things, namely, first, the trade
contracts over the internet in terms of validity based on the terms of a legal agreement
based on the Treaty legitimate in Indonesia. Second, to know and understand the
constraints on trade execution through the internet or electronic commerce. Third, to find
out to find a solution if there is a problem in the implementation of the execution of the
contract trades over the internet.
The method used is descriptive Approach, namely the research to get advice about what
to do for implementation contracts trading via the internet. This study uses secondary data
that is the primary legal materials, legal materials tertiary secondary and materials
relevant to the contract trade through electronic or electronic commerce, consumer
protection, contract law. From the analysis of the research note that the contract trade
through the internet has fulfilled the terms of validity of the agreement based on the law
of treaties. On the implementation of the contract trades over the internet found obstacles
in the form of tort by the merchant. To overcome these obstacles a seller or merchant's
warranties to provide redress, and included the clause enforcing the law Indonesia in case
of legal disputes.
Based on the results of the research are advised to merchant or merchant in order to
provide information that is as specific as-details about items being advertised for sale.
The buyer is advised to carefully in understanding ad sales through the internet, is the
specification of goods and if the seller does not carry out what it has been enforced by.
1
Private Employees, Cooperative Nusantara, Jakarta
2
Faculty Of Law, University Of Gadjah Mada.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
D. Keaslian Penelitian ......................................................................... 11
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 12
viii
E. Analisis Data................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
ix
BAB I
PENDAHULUAN
internet semakin hari semakin berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai
Ahmad M.Ramly berpandapat bahwa pada saat ini teknologi informasi dan
satu bukti adalah dapat dilihat dari perkembangan media internet yang sangat
pesat sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik yang telah banyak
menjelajah atau browsing, surfing, mencari data dan berita, saling mengirim pesan
Gerald R. Ferrera dkk berpendapat bahwa salah satu bentuk yang paling
cepat membentuk aneka perjanjian adalah online. Perjanjian online juga dikenal
1
Ahmad M. Ramli, 2004, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung : PT.
Refika Aditama, hlm. 1.
1
2
pelayanan atau informasi melalui internet. Hal ini dapat diketahui dari pendapat
substansial dan membutuhkan studi yang terpisah dengan tiga alasannya sebagai
berikut. Hal ini nampak dari pendapat Gerald R. Ferrera bahwa : No doubt some
have asked this question: Why is e-commerce law different than any traditional
ditemukan pada situs lelang online pada business to business yang yang memiliki
kesamaan yang kecil dengan perubahan dunia yang riil. Pendekatan baru ini
membutuhkan pandangan yang baru terhadap isu-isu hukum yang potensial yang
dapat timbul.4
2
Gerald R. Ferrera dkk, 2004, Cyberlaw Text and Law, Second Edition, Amerika Serikat: South-
Western Cengange Learning, p 152.
3
Ibid.
4
Gerald R. Ferrera dkk, Ibid, menyebutkan: “companies contracting in e-commerce have
developed novel contractual arrangement to take advantage of the Internet as a new method of
3
commerce sedang berubah dengan sangat cepat untuk memperoleh manfaat dari
produk atau pelayanan dapat diiklankan dan dijual melalui internet kemanapun di
dunia ini. Tidak ada era dalam sejarah yang memiliki banyak perusahaan yang
memiliki akses kepada konsumen di dunia ini. Tidak ada lagi batas-batas negara
dalam bertransaksi. Transaksi jenis ini mau tak mau akan menimbulkan isu-isu
doing business. These arrangements founds on online auction sites and in business to business
(B2B) marketplace may have only a distant similarity to real-world exchange. These new
approaches require a fresh look at potential legal issues that may arise.”
5
Ibid, menyebutkan : ”online contracting is changing at a very rapid pace. E-commerce
arrangement are shifting quickly to take advantage of new technological innovations. Meanwhile,
changes in traditional contract law occur at an almost glacial pace. Online contracting law take
into account the ever-shifting patterns of information technology and their effects on online
agreements.”
6
Ibid, menyebutkan : “e-commerce is evolving an increasingly international focus. A Product or
service can be advertised and sold through the Internet to almost anywhere in the world. At no
time in history have so many companies had acces to so many consumers across the globe. As
these transactions cross national boundries, border related legal issues will inevitably arise
between parties. Jurisdictional questions, tax issues, import/export disputes, and many other
international issues will all become critical matters in the e-commerce legal environment.”
4
mengambil keputusan.7
positif yang ada semakin tertinggal dan tidak dapat lagi menjangkau
pada Buku III Bab Kedua tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
kontrak atau perjanjian. Untuk perjanjian yang lebih khusus diatur pada Bab V
sampai Bab XVIII. Keberadaan Buku III bersifat terbuka, yang artinya
dimungkinkan adanya jenis-jenis perikatan selain yang diatur pada Buku III
KUHPerdata. Bagi jenis perikatan yang diatur pada buku III disebut Perikatan
Nominant, sedangkan yang tidak diatur pada buku III disebut Perikatan
Innominant.
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih.”8 Perjanjian yang dimaksud Pasal 1313 tersebut adalah
perjanjian obligatoir atau perjanjian timbal balik dimana satu pihak harus
melakukan kewajiban dan pihak lain memperoleh hak. Selain itu, pada praktiknya
masyarakat akan menyatakan bahwa suatu perjanjian harus tertulis dan bertanda
7
Ibid, menyebutkan: “E-commerce benefits consumers as well as business. The most significant
beneficial impact is that consumers can monitor the price and availability of goods and services.
Consumers can compare goods far more quickly than would be possible with store-store
comparisons. Also, buyers can acces detail product, warranty, repair, and pricing information
before deciding to complete a final sale. Many consumers now have an online store of their own,
auctioning collectibles and other goods. E-commerce represents an increasingly important form of
trade that will fundamentally improve available opportunities for both business and consumers
alike.”
8
Kitab Undang-undang Hukum Perdata Burgelijk Wetboek, (1996), diterjemahkan oleh R.Subekti
dan R. Tjitrosudibio, cet.28, Jakarta: Pradnya Paramita, Pasal. 1313.
5
tangan diatas meterai ataupun kertas segel serta harus asli. Perjanjian
Hubungan hukum dalam perjanjian bukanlah hubungan hukum yang lahir dengan
sendirinya tetapi hubungan itu tercipta karena adanya tindakan hukum yang
hukum tersebut.
tersebut tidak hanya pada apa yang diperdagangkan tetapi juga pada tata cara dari
perdagangan itu sendiri. Pada awalnya perdagangan dilakukan secara barter antara
dua belah pihak yang langsung bertemu dan bertatap muka yang kemudian
melakukan suatu kesepakatan mengenai apa yang akan dipertukarkan tanpa ada
suatu perjanjian. Setelah ditemukannya alat pembayaran maka lambat laun barter
suatu perjanjian diantara kedua belah pihak yang sepakat mengadakan suatu
biasa disebut dengan dunia maya. Adanya dunia maya menyebabkan setiap
individu memiliki hak dan kemampuan untuk berhubungan dengan individu lain
juga pada aspek sosial, dimana cara berhubungan antar manusia pun ikut berubah.
dilakukan meskipun tanpa adanya pertemuan langsung antara kedua belah pihak.
Perjanjian antar para pihak tersebut dilakukan secara elektronik. Perjanjian antar
pihaknya dilakukan dengan mengakses halaman web yang disediakan, yang berisi
klausul atau perjanjian yang dibuat oleh pihak pertama (penjual). Pihak yang lain
yaitu pembeli hanya tinggal menekan tombol yang disediakan sebagai tanda
persetujuan atas isi perjanjian yang telah ada, tanpa perlu membubuhkan tanda
elektronik atau digital signature. Para pihak tidak perlu bertemu langsung untuk
perjanjian pada umumnya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata yang menyebutkan mengenai syarat sah suatu perjanjian
yang mengikat para pihaknya. Menurut Subekti, suatu perjanjian dianggap sah
apabila memenuhi syarat subjektif dan syarat obyektif. Pemenuhan atas syarat
tersebut berakibat pada perjanjian yang telah dibuat menjadi sah. Perjanjian juga
mengikat bagi para pihak mengenai hak dan kewajibannya, sehingga pemenuhan
syarat sahnya suatu perjanjian mutlak untuk dipenuhi. Apabila dikemudian hari
7
berbeda jauh, yang membedakan hanya pada bentuk dan berlakunya. Media dalam
perjanjian biasa yang digunakan adalah tinta dan kertas serta dibuat berdasarkan
kesepakatan para pihak. Setelah dibuat dan disepakati maka perjanjian tersebut
perjanjian menggunakan media elektronik yang ada hanya form atau blanko
klausul perjanjian yang dibuat salah satu pihak yang ditulis dan cukup menekan
tersebut. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai macam persoalan di dalam
permasalahan yang pelik. Pasal 1313 KUH Perdata mengenai definisi perjanjian
memang tidak menentukan bahwa suatu perjanjian harus dibuat secara tertulis.
Pasal 1313 KUH Perdata hanya menyebutkan bahwa perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Jika mengacu pada definisi ini maka suatu kontrak
ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata tersebut. Namun pada prakteknya suatu
9
Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa, hlm 25.
8
tertulis paper-based dan bila perlu dituangkan dalam bentuk akta notaris.
Selanjutnya, mengacu pada Pasal 1320 KUH Perdata, suatu perjanjian barulah sah
jika memenuhi syarat subyektif (ada kesepakatan antar para pihak dan para pihak
cakap untuk membuat perjanjian) dan syarat obyekif (obyek perjanjian harus jelas
dan perjanjian dilakukan karena alasan yang halal). Dalam transaksi konvensional
di mana para pihak saling bertemu, tidak sulit untuk melihat apakah perjanjian
kepercayaan di antara para pihak. Dalam transaksi komersial elektronik para pihak
tidak melakukan interaksi secara fisik. Jika terjadi sengketa, maka pembuktian
menjadi hal yang sangat penting. Dalam hukum acara perdata Indonesia dikenal
ada lima macam alat bukti. Surat atau bukti tulisan diletakkan pada urutan
pertama, yaitu surat yang ditandatangani dan berisi perbuatan hukum. Surat yang
dapat menjadi alat bukti yang kuat adalah surat yang dibuat oleh atau di hadapan
notaris atau disebut akta otentik. Hal ini mengakibatkan timbul permasalahan
para pihak.
dunia;
jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
Informasi dan Transaksi Elektronik yang diharapkan oleh para pelaku bisnis di
dunia maya ini dapat mengakomodir segala bentuk kepentingan hukum mereka,
pembeli atau konsumen. Namun demikian, sampai saat ini keabsahan kontrak atau
khususnya mengenai keabsahan atau legalitas sebagai suatu perjanjian. Selain itu,
transaksi electronic commerce memiliki risiko yang lebih besar terhadap pihak
rentan, selain kerawanan dapat dicurinya data oleh pihak ketiga pada saat
PERJANJIAN”.
B. Permasalahan
perjanjian di Indonesia?
commerce?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
commerce?
D. Keaslian Penelitian
peneliti terdahulu. Selain itu, pada tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan, kecuali diacu
pada naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Dengan demikian
E. Manfaat Penelitian
teoretis maupun manfaat prakatis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat
para pihak yang terlibat dalam transaksi electronic commerce, yaitu pihak penjual
atau merchant dan pihak pembeli atau konsumen. Penelitian ini diharapkan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Dari definisi tersebut dapat
tersebut menggunakan sarana komputer atau jaringan komputer sebagai alat atau
butir 14 adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem
bentuk bisnis modern yang bersifat tanpa bertatap muka dan tanpa ditandatangani
memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya bahwa transaksi ini bersifat tanpa
dokumen tertulis, paperless borderless tanpa batas geografis dan para pihak yang
didasarkan pada proses elektronis dan transmisi data melalui media elektronik.
Karena itu, tidak ada definisi konsep transaksi komersial elektronik yang berlaku
internasional.
13
14
Para ahli dan praktisi teknologi informasi dewasa ini membuat beberapa
definisi yang dapat dijadikan sebagai rujukan. Pertama, Richard Hill dan Ian
mail and so forth.” 10 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa kontrak
elektronik. Selain itu, e-commerce is performing business transaction with the aid
10
Richard Hill and Ian Walden, 1996, The Draft UNCITRAL Model Law for Electronic
Commerce: Issues and solution (teaching materials) March 1996.
11
Nabil R Adam, dkk, Electronic Commerce: Technical, Business, and Legal Issues, New Jersey:
Prentice Hlml, p. 1 sebagaimana dikutip Edmon Makarim (selanjutnya disebut Edmon 1), 2005,
Pengantar Hukum Telematika, Suatu Kompilasi Kajian, Raja Grafindo Persada, hlm. 256-257.
15
goods and services through online consumer services on the internet. The e, a
shortened form of electronic, has become a popular prefix for other terms
13
associated with electronic transaction.” Vladimir Zwass mendefinisikan
jaringan komunikasi. 14
khususnya internet.
12
Ibid, hlm. 257.
13
Ridwan Khairandy, 2001, “Pembaharuan Hukum Kontrak Sebagai Antisipasi Transaksi
Elektronic Commerce”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 16, November 2001, hlm. 57.
14
Seperti dikutip oleh Andrew Coulson, Electronic-Commerce: The Ever-Evolving Online
Marketplace, IEEE, September 1999, hlm. 58 yang berbunyi: Sharing business information,
maintaining business relationships, and conducting business transactions by means of
communication networks.
16
ataupun hubungan hukum yang terjadi antara para pihak. Jadi jika berbicara
hukum yang disepakati oleh para pihak sebagaimana dapat dipahami berdasaran
Pasal 1338 jo. 1320 KUHPerdata, sehingga sepatutnya bukan berbicara mengenai
hukum akan mengatur mengenai perbuatan hukumnya itu sendiri, yakni harus
dilakukan secara ”terang” dan ”tunai”. Oleh karena itu, keberadaan ketentuan-
mencakup semua media yang digunakan untuk melakukan transaksi itu sendiri,
baik dengan media kertas paper based maupun dengan media sistem elektronik
sendiri.15
sebagai berikut:16
produk barang atau jasa melalui pembelian secara online. Konsumen yang
secara tunai. Hal ini penting untuk diketahui, mengingat tidak semua
Pemegang kartu kredit adalah orang yang namanya tercetak pada kartu
15
Edmon Makarim 1, Op.cit., hlm. 254.
16
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom,2005,Cyber Law (Aspek Hukum Teknologi
Informasi), Bandung: Refika Aditama, hlm. 152.
18
c. Acquirer, yaitu pihak perantara penagihan antara penjual dan penerbit dan
tagihan yang masuk kepadanya yang diberikan oleh penjual barang atau
bank dimana pembayaran kartu kredit dilakukan oleh pemilik kartu kredit,
yaitu :
1) Bank dan lembaga keuangan bukan bank. Tidak semua bank dapat
menerbitkan credit card, hanya bank yang telah memperoleh ijin dari
Visa card;
2) Perusahaan non bank dalam hal ini PT. Dinner Jaya Indonesia
luar negeri;
kepada issuer dan dalam beberapa hal diberikan kepada card holder.
19
diantara mereka saling mengetahui satu sama lain dan sudah terjalin hubungan
yang cukup lama. Pertukaran informasi hanya berlangsng diantara mereka dan
commerce yang besar dan terkenal. Pada jenis ini, transaksi disebarkan secara
umum, dan konsumen yang berinisiatif melakukan transaksi. Produsen harus siap
adalah sistem web karena sistem ini yang sudah umum dipakai di kalangan
masyarakat.
menjual barang pada satu sama lain. Contohnya adalah e-bay. Keempat, customer
17
Ibid, hlm. 259-260.
20
Hampir sama dengan perjanjian jual beli pada umumnya, perjanjian jual
beli online tersebut juga terdiri dari penawaran dan penerimaan sebab suatu
kesepakatan selalu diawali dengan adanya penawaran oleh salah satu pihak dan
penerimaan oleh pihak lain. Berikut ini pengertian penawaran dan penerimaan
agreement 18 Dengan kata lain penawaran merupakan suatu ajakan untuk masuk
beralasan bahwa suatu ikatan perjanjian dapat dianggap sebagai tawaran. Pada
melakukan belanja di toko on-line adalah dapat melihat dan berbelanja kapan saja
dan dimana saja tanpa dibatasi oleh jam buka toko dan juga tidak akan risih
dengan pandangan penjaga toko yang mengawasi kegiatan calon pembeli. Pada
18
Mariam Darus Badrulzaman, 2001, E-Commerce Tinjauan dari Hukum Kontrak Indonesia,
Jakarta: Hukum Business XII, hlm. 33.
21
rating atau poll otomatis tentang barang itu yang diisi oleh pembeli sebelumnya,
spesifikasi tentang barang tersebut, dan menu produk lain yang berhubungan.
Penawaran terbuka bagi semua orang. Bagi yang tertarik dapat melakukan
atau electronic data interchange. Penjual biasanya bebas untuk menentukan suatu
website atas barang dagangannya, penawaran dapat ditujukan pada halaman dari
e-mail address calon pembelinya. Jadi dalam hal ini penerimaan melalui email
cukup karena penawaran ini dikirimkan pada email tertentu sehingga sudah jelas
hanya pemegang email itulah yang dituju. Akan tetapi, jika penawaran dilakukan
untuk khalayak ramai. Dengan demikian setiap orang yang berminat dapat
memilih barang tertentu yang ditawarkan oleh penjual. Jika memang calon
pembeli tertarik, shopping chart akan menyimpan terlebih dahulu barang yang
calon pembeli inginkan sampai calon pembeli yakin akan pilihannya. Setelah
19
Edmon Makaim 1, Op.cit, hlm. 260-261.
22
account masing-masing;
yaitu sitem pembayaran kartu kredit online dan sistem pembayaran check
online.
3.4. Pengiriman
20
Onno W.Purbo dan Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal E-Commerce, Jakarta: PT Elex Media
Computindo, hlm. 92.
23
Makarim sebagai berikut.21 Pertama, metode atau instrument secure sockets layer
pribadi dalam kontak anatara konsumen dengan pedagang. Keamanan data yang
dengan baik. Hal ini dapat diperiksa dan dipastikan melalui tampilan sebuah ikon
kecil dalam bentuk gambar sebuah kunci saat melakukan penjelajahan atau
browsing. Gambar kunci tersebut tidak boleh rusak atau patah. Selain melihat
gambar kunci tersebut, dapat juga diperiksa situs merchant yang biasanya diawali
dengan http harus berubah menjadi https pada saat proses transaksi.
hak untuk menggunakan dan menerima kartu. Visa telah menggunakan metode ini.
layar, dan juga berfungsi bagi merchant untuk memeriksa tanda tangan konsumen
pada bagian belakang kartu visa. SET memberikan cara bagi pemegang kartu dan
21
Edmon Makarim 1, Op.cit, hlm. 263-264.
24
perlu dikaji sejauhmana dari sistem komputer tersebut sendiri jika ternyata suatu
transaksi tidak berjalan dengan lancar karena kesalahan teknis. Untuk melakukan
transaksi electronic commerce setidaknya terdapat dua pihak, yaitu pembeli atau
konsumen dan penjual atau merchant. Sebagai suatu perjanjian jual beli, terdapat
pembeli tidak melakukan kwajibannya atau pihak penjual yang tidak melakukan
kesalahan teknis, misalnya server down sehingga pesan tidak sampai, pihak ketiga
pihak ketiga yang dimaksud adalah provider atau penyedia jasa layanan.
perjanjian. Perikatan merupakan istilah bagi hubungan hukum antara para pihak,
hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk
bahwa perikatan dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi diantara dua orang
atau lebih, yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan dimana pihak yang
satu berhak atas prestasi dan pihak yang lainnya wajib memenuhi prestasi itu24.
KUHPerdata Buku III Bab kedua tentang Perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
kontrak atau perjanjian. Bagi perjanjian yang lebih khusus diatur pada Bab V
sampai dengan Bab XVIII. Keberadaan buku III bersifat terbuka, artinya adanya
jenis-jenis perikatan selain yang diatur pada buku III. Perikatan yang diatur pada
22
Edmon Makarim 2, Op.cit, hlm 247.
23
Subekti, 1992, Hukum Perjanjian, Cetakan 14, Jakarta: PT. Internusa, 1992, hlm. 1.
24
Mariam Darus Badrulzaman, 1983, Hukum Perdata Buku III dengan Penjelasan, Bandung :
Alumni, hlm 1.
26
buku III disebut perikatan Nominant, sedangkan yang tidak diatur pada buku III
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
Hal ini dapat diketahui dari perumusan “satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih lainnya”, sehingga tertangkap bahwa yang
terlalu luas melebihi dari yang dikehendaki dari Buku III KUHPerdata yang
tersebut juga meliputi janji kawin. Keempat, tanpa menyebut tujuan. Tidak
pihak mengikatkan diri untuk apa. Oleh karena itu perlu dirumuskan kembali apa
perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling
25
Edmon Makarim 1, Op.cit, hlm. 247-248.
26
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), (1996), diterjemahkan oleh
R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet.28, Jakarta: Pradnya Paramita, Pasal. 1313.
27
mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan.
Hukum yang mengatur tentang perjanjian ini disebut Hukum Perjanjian Law of
Caontract. 27
dimana satu orang atau lebih saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
hukum antar dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat atau menimbulkan
akibat hukum”.29
ngan hukum antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain
dalam bidang harta kekayaan, dimana subyek hukum yang satu berhak atas
prestasi dan begitu juga subyek hukum yang lain berkewajiban untuk
hukum yang dibedakan menjadi hubungan hukum yang tertulis dan tidak tertulis.
Kedua, ada subyek hukum yang dibedakan menjadi dua yaitu manusia dan badan
27
Abdulkadir Muhammad,1992, Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 77.
28
R. Setiawan, 1987, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bandung: Bina Cipta Press, hlm. 49.
29
Sudikno Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Liberty, hlm.
38.
30
Salim HS, 2003, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Cetakan I, Jakarta:
Sinar Grafika, hlm. 27.
28
hukum. Subyek hukum dalam hukum perikatan terdiri dari kreditor, yaitu subyek
hukum yang berhak atas prestasi, dan debitor, yaitu subyek hukum yang wajib
bidang harta kekayaan. Harta kekayaan dapat berwujud maupun tidak berwujud
dan menyangkut hak dan kewajiban yang mempunyai nilai uang. Lebih lanjut
dapat disimpulkan bahwa hubungan hukum dalam suatu perjanjian tidak lahir
dengan sendirinya tetapi lahir karena adanya tindakan hukum yang dilakukan oleh
berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.32
hubungan hukum kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih yang memberi
kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus
mewajibkan pada pihak yang lain untuk menunaikan prestasi.33 Unsur dari wujud
31
Subekti, 1992, Hukum Perjanjian, Cetakan 14, Jakarta: PT. Internusa, 1992, hlm. 1.
32
Ibid.
33
Harahap, M. Yahya, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, hlm. 6.
29
hukum harta kekayaan antara dua orang person atau lebih, yang memberikan hak
pada satu pihak dan kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi.
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu
pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau tidak
untuk melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan
janji itu.”34
beberapa unsur, yaitu adanya kesepakatan antara satu orang dengan yang lainnya
hukum yang dikehandaki oleh mereka yang saling mengikatkan diri. Perbuatan
masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak
34
R. Wirjono Prodjodikoro, 2000, Azas-azas Hukum Perjanjian, Bandung: Mandar Maju, hlm. 4.
35
Subekti, 1992, Hukum Perjanjian, Cetakan 14, Jakarta: PT. Internusa, 1992, hlm. 13.
30
bahwa ”Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya.” Dari bunyi pasal tersebut, Subekti berpendapat
bahwa kata semua pada pasal tersebut seolah-oleh berisi suatu pernyataan kepada
masyarakat diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa apa saja atau tentang
apa saja dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti suatu
undang-undang.36
optional law yang artinya bahwa pasal-pasal tersebut boleh diabaikan jika
pihak dalam perjanjian tidak mengatur sendiri sesuatu hal, maka hal tersebut
berlaku jika para pihak tidak mengadakan aturan-aturan sendiri pada perjanjian
yang dibuat.37
para pihak yang saling mengikatkan diri untuk melakukan atau tidak melakukan
hal-hal tertentu sebenarnya menciptakan hukum yang akan berlaku terbatas bagi
36
Ibid, hlm. 14.
37
Ibid, hlm. 13.
31
b. perjanjian tidak dapat ditarik kembali, kecuali dengan sepakat para pihak
hanyalah perjanjian yang paling terkenal saja dalam masyarakat pada waktu
perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya sudah dilahirkan sejak detik
tercapainya kesepakatan. Dengan kata lain, perjanjian sudah sah jika para pihak
sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidaklah diperlukan suatu
38
Herlien Budiono, Op.cit, hlm. 248.
39
Ibid, hlm. 251.
40
Subekti, 1992, Hukum Perjanjian, Cetakan 14, Jakarta: PT. Internusa, 1992, hlm. 14.
41
Ibid, hlm. 15.
32
dengan akta notaris misalnya perjanjian penghibahan barang tetap. Namun hal-hal
tersebut merupakan suatu kekecualian, yang lazim adalah bahwa perjanjian sudah
sah dalam arti mengikat jika sudah tercapai kesepakatan mengenai hal-hal pokok
dianggap sah sehingga mengikat kedua belah pihak, maka perjanjian tersebut
perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seiya sekata mengenai hal-hal
yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Apa yang dikehendaki oleh
b. cakap untuk membuat suatu perjanjian. Setiap orang yang sudah dewasa
atau akil baliq dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam
orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah orang yang
42
Ibid.
43
Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa, hlm.17.
33
mencapai umur genap dua puluh satu tahun penuh atau sudah menikah”
c. suatu hal tertentu, yaitu bahwa suatu perjanjian harus mengenai suatu hal
tertentu, artinya apa yang dijadikan obyek dalam perjanjian harus jelas,
d. suatu sebab yang halal, yaitu tiada lain ialah isi perjanjian. Dengan segera
perjanjian. Jika syarat subyektif tidak dipenuhi, maka salah satu pihak mempunyai
hak untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. Apabila syarat obyektif tidak
Pasal 1457 KUH Perdata mendefinisikan jual beli adalah adalah suatu
menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
dijanjikan. Selain itu Subekti mendefinisikan jual beli adalah: ”Suatu perjanjian
34
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak milik
atas suatu barang dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
44
dijanjikan.” Pihak yang satu, yaitu pihak penjual menjanjikan untuk
sedangkan yang dijanjikan oleh pihak lain adalah membayar harga yang telah
disetujuinya.45
yang dinamakan menjual, sedangkan pihak yang lain membeli. Istilah yang
mencakup dua perbuatan yang bertimbal balik tersebut adalah sesuai dengan
istilah Belanda koop en verkoop yang juga mengandung pengertian bahwa pihak
yang satu verkoopt (menjual), sedang yang lainnya koopt (membeli). Dalam
Bahasa Inggris, jual beli disebut sale yang berarti penjualan, yaitu hanya dilihat
dari sudut pihak penjual. Dalam Bahasa Perancis disebut dengan vente yang
berarti penjualan, sedangkan dalam bahwa Jerman dipakai kata kauf yang berarti
pembelian.46
Yang harus diserahkan oleh penjual kepada pembeli adalah hak milik atas
barangnya, jadi bukan sekedar kekuasaan atas barang tersebut. Yang harus
penyerahan atau feitelijk. 47 Barang yang menjadi objek jual beli harus cukup
44
Subekti, 1992, Hukum Perjanjian, Cetakan 14, Jakarta: PT. Internusa, 1992, hlm. 79.
45
Ibid.
46
Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 1-2.
47
Ibid.
35
tertentu, setidak-tidaknya dapat ditentukan ujud dan jumlahnya pada saat akan
Unsur-unsur pokok perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Sesuai
Perdata, perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada detik tercapainya sepakat
mengenai barang dan harga. Pada saat kedua pihak sudah setuju tentang barang
dan harga, maka terjadilah jual beli yang sah.49 Sifat konsensual jual beli tersebut
ditegaskan pada Pasal 1458 KUHPerdata yang berbunyi: ”Jual beli dianggap
sudah terjadi antara barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan
perumusan Pasal 1458 KUHPerdata yang berbunyi: ” Jual beli itu dianggap telah
terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini mencapai
sepakat tentang barang tersebut dan harganya, meskipun barang itu belum
Pada perjanjian jual beli, terdapat dua kewajiban utama pada pihak penjual,
yaitu menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan dan kewajiban
48
Ibid.
49
Ibid.
36
hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
itu dari si Penjual kepada si pembeli. KUHPerdata mengenal tiga macam barang
yaitu barang bergerak, barang tetap dan barang tak bertubuh, dengan mana
dimaksudkan piutang, penagihan atau klaim, maka menurut KUHPerdata juga ada
tiga macam penyerahan hak milik yang masing-masing berlaku untuk masing-
dilakukan dengan penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama
kebendaan itu berada. Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang
harus diserahkan, dengan alasan hak lain, telah dikuasai oleh orang yang hendak
menerimanya.”
menyerahkan kunci saja kalau yang dijual adalah barang-barang yang berada
dalam satu gudang, hal mana merupakan suatu penyerahan kekuasaan secara
maksudnya bahwa perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban
bertimbal balik antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli yang
meletakkan kepada penjual kewajiban untuk menyerahkan hak milik atas barang
pembayaran harga yang telah disetujui dan disebelah lain meletakkan kewajiban
kepada si pembeli untuk membayar harga barang sebagai imbalan haknya untuk
memindahkan hak milik. Hak milik baru berpindah dengan dilakukannya levering
merupakan suatu perbuatan yuridis guna memindahkan hak milik atau transfer of
ownership yang caranya ada tiga macam, yaitu: tergantung dari macamnya barang,
zakelijk overeenkomst yaitu suatu persetujuan lagi atau tahap kedua, antara
penjual dan pembeli yang khusus bertujuan untuk memindahkan hak milik dari
penjual kepada pembeli. Jadi bagi KUHPerdata, sifat jual beli sebagai hanya
obligatoir saja nampak sekali dari Pasal 1459 KUHPerdata yang menerangkan
bahwa hak milik tas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada pembeli selama
bersangkutan.”
50
R.Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hlm 11.
38
memindahkan hak milik atau transfer of ownership, maka jelaslah bahwa yang
dimaksud levering pada Pasal 1457 KUHPerdata berarti suatu pemindahan barang
telah dijual kedalam kekuasaan dan kepunyaan pembeli adalah tidak tepat dan
sahnya levering yang menggantungkan sahnya levering pada dua syarat, yaitu
pertama, sahnya titel yang menjadi dasar dilakukannya levering. Kedua, levering
itu, atau dengan perkataan lain jual beli. Adapun orang yang berhak berbuat bebas
adalah pemilik barang sendiri atau yang dikuasai olehnya. Dengan demikian
apabila titel tersebut tidak sah atau batal atau kemudian dibatalkan oleh hakim
batal juga, yang berarti bahwa pemindahan hak milik dianggap tidak pernah
terjadi. Begitu juga halnya apabila orang yang memindahkan hak milik itu
ternyata tidak berhak melakukannya karena ia bukan pemilik maupun orang yang
secara khusus dikuasakan olehnya. Sistem kausal atau pemindahan hak milik
tersebut biasanya disimpulkan dari Pasal 584 KUHPerdata, yaitu pasal yang
mengatur tentang cara-cara memperoleh hak milik, yang salah satu caranya adalah
39
hari dibatalkan oleh hakim, levering-nya ikut serta batal dan barangnya tidak
pernah berpindah miliknya. Begitu juga jika orang yang melever ternyata tidak
berhak memindahkan hak milik karena ia bukan pemilik atau orang yang
atau penyimpangan sekedar mengenai barang bergerak, yaitu pada Pasal 1977
yang menguasainya dianggap sebagai pemilik atau bezit geldt als volkomen titel,
yaitu bahwa orang yang nampaknya keluar sebagai pemilik (dalam istilah hukum
seorang yang demikian dinamakan bezitter harus dipandang sebagai pemilik dan
untuk ”transaksi perdagangan” dan pihak yang menerima barang itu harus
beritikad baik dalam arti bahwa ia sama sekali tidak mengetahui bahwa ia
berhadapa orang yang sebenarnya bukan pemilik. Dengan demikian Pasal 1977
ayat (1) tidak dapat dipakai dalam hal seseorang yang secara tidak berhak
barang ini jujur sekalipun, atau dalam suatu perjanjian jual beli dimana si pembeli
51
Ibid, hlm. 13.
40
dari semula sudah tahu bahwa si penjual adalah orang yang tidak berhak menjual
barangnya.52
Cacad-cacad Tersembunyi
daripada jaminan yang oleh penjual diberikan kepada pembeli bahwa barang yang
dijual dan dilever tersebut adalah sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas
dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak. Kewajiban tersebut
kerugian jika sampai terjadi si pembeli karena suatu gugatan dari pihak ketiga,
dengan putusan hakim dihukum untuk menyerahkan barang yang telah dibelinya
akibat dari suatu perbuatan yang telah dilakukan olehnya, yaitu semua
52
Ibid, hlm. 15.
53
Ibid, hlm 17.
41
KUHPerdata;
b. penjual dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman
putusan hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia
yang dijualnya yang membuat barang tersebut tidak dapat dipakai untuk keperluan
barang itu atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang kurang. Penjual
tidak akan diwajibkan menanggung terhadap cacad-cacad yang kelihatan dan ini
memang juga sudah sepantasnya. Kalau cacad itu kelihatan, dapat dianggap
bahwa pembeli menerima adanya cacad itu, dan sudah barang tentu harga sudah
demikian bahwa cacad tidak mudah dilihat oleh seorang pembeli yang normal,
bukannya seorang pembeli yang terlampau teliti, sebab adalah mungkin sekali
54
Ibid, hlm. 20.
42
meskipun dia sendiri tidak mengetahui adanya cacad-cacad tersebut, kecuali jika
harga pembelian, atau apakah ia akan tetap memiliki barangnya sambil menuntut
semua kerugian yang diderita oleh pembeli sebagai akibat bercacadnya barang
yang dibelinya atau yang disebut verborgen gebreken. Apakah penjual sudah
mengetahui adanya cacad-cacad, tentunya adalah suatu hal yang harus dibuktikan
oleh pembeli. Jika penjual telah mengetahui cacad-cacad itu, ia hanya diwajibkan
telah dikeluarkan untuk melakukan pembelian dan penyerahan sebesar yang telah
berupa sejumlah uang. Meskipun hal tersebut tidak ditetapkan pada suatu pasal
beli, oleh karena jika tidak, misalnya harga itu berupa barang, maka hal itu akan
43
merubah perjanjian menjadi tukar-menukar, atau harga itu berupa suatu jasa,
perjanjiannya akan menjadi suatu perjanjian kerja. Pada pengertian jual beli sudah
terkandung pengertian bahwa disatu pihak ada barang dan dilain pihak ada uang.
Tentang macamnya uang, meskipun jual beli terjadi di Indonesia, tidak diharuskan
kepada para pihak untuk menetapkannya dalam mata uang apa saja.55
D. Perlindungan Konsumen
1. Pengertian Konsumen
mencantumkan definisi tentang konsumen yaitu ”setiap orang adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.”56 Konsumen adalah pihak yang memiliki hak, yaitu
Jika konsumen menjadi salah satu pihak dalam perjanjian, maka konsumen
55
Ibid, hlm 21.
56
Pasal 1 angka (2) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
57
Sudikno Mertokusumo, Op.cit, hlm 40.
58
Pasal 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
44
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
g. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
lainnya.
59
Ibid, Pasal 5.
45
secara patut.
Terdapatnya hak di satu sisi dan kewajiban di sisi lain pada konsumen
perlindungan konsumen.
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
usaha menjadi salah satu pihak dalam perjanjian, maka Pelaku Usaha memiliki
diperdagangkan;
60
Ibid, Pasal 1 butir (3)
61
Ibid, Pasal 6.
46
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
lainnya.
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
yang berlaku;
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
62
Ibid, Pasal 7
47
diperdagangkan;
perjanjian.63
Dengan adanya hak dan kewajiban dalam perjanjian baik bagi konsumen
maupun hak dan kewajiban bagi pelaku usaha, dapat dipahami secara teroritis dan
a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
tersebut;
63
Ibid, Pasal 6
64
Ibid, Pasal 8.
48
f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
dipasang/ dibuat;
yang berlaku.
konsumen. Larangan yang cukup terinci tersebut juga dapat membantu pelaku
49
usaha untuk lebih berhati-hati dan cermat dalam menjalankan usahanya dan
asas manfaat, yaitu asas yang dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala
keseluruhan. Kedua, asas keadilan, yaitu asas yang dimaksudkan agar partisipasi
kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan
pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual. Keempat, asas
dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Kelima,
asas kepastian hukum, yaitu asas yang dimaksudkan agar baik pelaku usaha
65
Pasal 2 dan Penjelasannya Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
50
Konsumen.
unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. Kualitas barang dan/atau
66
Ibid., Pasal 3.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
by which we approach problems and seeks answers. In the social sciences the
term applies to how one conducs research.” Dari definisi tersebut dapat
jawaban.67
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode,
sistematika dan pemikiran tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, pada
67
Robert Bogdan & Steven J. Taylor, (1975), Introduction to Qualitative Research Methods. New
York: John Wiley & Sons, 1975 sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, 2010, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hlm. 46.
68
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (2010), Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, hlm. 44. mengartikan metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu.
Sistematis berarti berdasarkan suatu sistem. Konsisten berarti tidak adanya hlm.-hlm. yang
bertentang dalam suatu kerangka tertentu.
51
52
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
71
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.”
69
Ibid, hlm. 42-43.
70
Soerjono Soekanto, 2010, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, hlm. 10.
71
Moh. Nazir, 1988, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghlm.ia, hlm. 63, selanjutnya beliau
mengatakan bahwa metode deskriptif adalah mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dengan metode dekriptif ini juga
diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor
dengan faktor yang lain. Metode dekriptif ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar,
sehingga disebut juga survei normatif. Yang diteliti adalah masalah normatif bersama-sama
dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena.
Perspeksif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah waktu sekarang atau sekurang-
kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
53
penelitian fact finding yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta
belaka. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian yang bertujuan untuk
identifikasi masalah atau problem identification. Tidak jarang pula hal tersebut
Selain itu, dilihat dari sudut sifatnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau
internet. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari fakta tentang
B. Jenis Penelitian
72
Ibid.
73
Soekanto, Soerjono, 2010, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia,
hlm. 10.
54
C. Objek Penelitian
Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang meliputi asas-asas hukum
dilakukan.
D. Alat Penelitian
dikenal tiga jenis alat penelitian atau alat pengumpulan data yaitu studi dokumen
atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau observasi.
Ketiga jenis alat penelitian atau pengumpulan data tersebut dapat dipergunakan
74
Ibid, hlm. 51.
55
E. Analisis Data
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari
bahan pustaka atau yang dapat disebut data sekunder secondary data. 76 Data
hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 77 Ciri-ciri
2. bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti-
peneliti terdahulu;
3. data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan
tempat.
75
Ibid, hlm.. 66 menyebutkan bahwa alat pengumpulan data mana yang akan dipergunakan
didalam suatu penelitian hukum, senantiasa tergantum pada ruang lingkup dan tujuan penelitian
hukum yang akan dilakukan. Yang jelas adalah bahwa setiap penelitian hukum senantiasa harus
didahului dengan penggunaan studi dokumen atau bahan pustaka karena fungsinya.
76
) Ibid, hlm 12 menyebutkan bahwa Data Sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen
resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian.
77
Gregory Churchill, ”Tapis Hukum”, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1978),
bahan yang distensil untuk keperluan penataran penelitian hukum di Kejaksaan Agung Republik
Indonesia) sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto, Ibid., hlm.. 51-52 menyebutkan Pertama,
bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari Norma atau kaidah
dasar, yaitu Pembukaan Undang-undang Dasar 1945; b. Peraturan Dasar, yaitu Batang Tubuh
Undang-undang Dasar 1945, dan Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Peraturan Perundang-undangan, yang terdiri dari Undang-undang dan peraturan yang setaraf,
Peraturan Pemerintah dan peraturan yang setaraf; Keputusan Presiden dan Peraturan yang setaraf;
Peraturan-peraturan daerah, Bahan hukum yang tidak dikodifikasi misalnya hukum adat;
Yurisprudensi; traktak; bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku,
seperti misalnya, Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
78
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1985, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: CV Rajawali, hlm. 28.
56
Agung
Pada penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan adalah: Kitab
itu bahan hukum primer lain yang dipergunakan adalah Undang-undang Nomor
sekunder berupa literatur yang relevan dengan aspek-aspek hukum perjanjian pada
79
Soerjono Soekanto, Loc.Cit.
57
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti
kamus, ensiklopedia, dan indeks kumulatif. Pada penelitian ini bahan hukum
tersier yang digunakan adalah kamus hukum dan ensiklopedia hukum, baik yang
terhadapat beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian dan rumusan
Pada perjanjian jual beli secara langsung, kesepakatan dapat dengan mudah
diketahui sebab kesepakatan dapat langsung diberikan secara lisan maupun tulisan.
elektronik dalam hal ini adalah internet. Dalam transaksi electronic commerce,
pihak yang memberikan penawaran adalah pihak penjual yang dalam hal ini
menarik untuk disinggahi. Semua pihak pengguna internet dapat dengan bebas
masuk untuk melihat-lihat toko virtual tersebut atau untuk membeli barang yang
pesanan tersebut sampai di tempat penjual atau merchant, maka merchant akan
80
Edmon, Ibid, hlm. 266-267.
58
59
Ada beberapa cara kerja sistem kontrak pembelian melalui internet yaitu,
pada klik pertama calon pembeli melihat di layar komputer adanya penawaran
dari calon penjual. Pada klik kedua, calon pembeli memberikan penerimaan
tertentu bagi pihak yang akan mengadakan kesepakatan, dimana menurut hasil
berupa webstore atau toko maya yang telah dilakukan oleh penulis, sebagian besar
ditemukan suatu syarat bagi calon pembeli atau customer untuk melakukan
transaksi haruslah telah berumur minimal 18 (delapan delas) tahun. Syarat ini
dapat ditemukan pada saat customer mengisi formulir pendaftaran yang berisi
mengenai data diri dari customer, dimana terdapat suatu kolom yang berisi
mengenai tanggal lahir, serta adanya suatu kotak yang harus di check ( _ ) yang
melakukan pengisian form. Hal ini tertuang pada salah satu bagian Your User
Agreement eBay 81 dimana dituliskan: “use the Sites if you are not able to form
legally binding contracts, are under the age of 18, or are temporarily or
indefinitely suspended from our Sites” Dari bunyi tulisan tersebut dapat diketahui
81
http://www.ebay.com diakses pada tanggal 1 Maret 2012.
60
bahwa seseorang yang dapat dikategorikan tidak berhak menggunakan situs eBay
adalah jika tidak mampu atau cakap untuk membuat kontrak menurut hukum,
yaitu berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun. Artinya, pihak situs eBay untuk
sementara waktu atau dengan waktu tak terbatas melarang seseorang tersebut
Selain itu dalam Conditions Of Use website Amazon pada bagian Your
Account juga disebutkan bahwa: “If you are under 18, you may use Amazon.com
dapat diketahui bahwa seseorang yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun,
hanya boleh menggunakan Amazon.com hanya dengan keterlibatan orang tua atau
wali. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk telah berusia 18 tahun keatas atau
diwakilkan oleh orang tua atau wali merupakan syarat untuk dapat bertransaksi
dengan layanan Amazon dotcom. Ketentuan batas umur 18 tahun tersebut berbeda
dengan kategori orang dewasa berdarkan Pasal 330 KUHPerdata, yaitu telah
berumur 21 tahun.
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah obyek prestasi perjanjian. Isi
prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat ditentukan, sehingga
diantaranya yaitu buku, barang elektronik, software, serta ada juga yang
spesifikasi, harga dari produk tersebut. Sebagai contoh sebuah pasar online yang
produk tetapi juga sebagai tempat pelelangan suatu barang yaitu eBay.com.
Selain itu, untuk webstore dalam negeri secara online terdapat Gramedia Toko
Buku Online yang bergerak di bidang perdagangan buku. Berikut ini pemaparan
eBay dotcom dan Amazon dotcom dan Gramedia Toko Buku Online.
Ebay dotcom memiliki komunitas yang bervariasi baik perseorangan dan usaha
dari produk yang ditawarkan juga terdapat informasi mengenai harga barang
tersebut, bahkan kita juga dapat melakukan penawaran sebagaimana lelang pada
umumnya.
toko maya virtual shop yang dapat diakses pada http://www.amazon.com yang
puluh empat jam) jam, 7 (tujuh) hari seminggu. Namun, Amazon dotcom tidak
62
produk.
harganya, serta suatu software shoping chart yang mempunyai fungsi untuk
menjumlahkan harga barang yang yang dibeli ditambah biaya lainnya seperti
ongkos kirim dsb. Sesuatu hal tertentu dalam hal ini yaitu adanya suatu benda
yang dijadikan obyek dalam suatu perjanjian, jika dihubungkan dengan apa yang
ada dalam electronic commerce yang menyediakan berbagai macam benda atau
produk yang ditawarkan dan costomer bebas memilih terhadap salah satu atau
beberapa jenis benda atau produk yang dinginkannya, berdasar hasil penelitian
harganya atas apa yang dipilih apakah benar atau tidak. Sehingga apa yang dipilih
membuat forum jual beli, yaitu forum atau tempat para pengguna Kaskus untuk
dapat menjual dan/atau membeli suatu barang/jasa yang diinginkan. Forum ini
merupakan salah satu forum utama Kaskus, bisa dilihat dari banyaknya sub-forum
yang terdapat di forum ini. Barang dan jasa yang dijual di forum ini sangat
63
beragam, mulai dari kaos oblong seharga Rp. 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah)
sampai dengan hak kepemilikan tanah seharga Rp. 260.000.000.000 (Dua Ratus
Forum Jual Beli atau yang dapat disingkat menjadi FJB memiliki sub-
forum sebagai berikut: Antik, Art & Design, Baby & Kids Stuff, Bisnis, Industry
& Supplier, Buku, Camera & Aksesoris, CD & DVD, Collectibles, Computer,
Elektronik, Face & Body Care, Fashion & Mode, Flora & Fauna, Food, Drink &
Medicine, Furniture, Handphone & PDA, Hardware & Tools, Kerajinan Tangan,
Perhiasan & Jam Tangan, Property, Services, Sports Equipment, Ticket Events,
Tour & Travel, Toys & Hobbies, Web Hosting & Services, Video Games,
memberikan data yang cukup lengkap atau spesifik atas objek kontrak yang
Ukuran :
- Panjang: 24,8 cm
- Lebar: 18,97 cm
- Tebal: 1,34 cm
82
Diakses www.kaskus.uspada tanggal 1 Maret 2012.
64
Layar :
- 9,7 inci LED backlit glossy widescreen multitouch dengan teknologi IPS
Kapasitas memori :
Prosesor :
- Apple A4 1 GHZ
Sensor :
- Akselerometer
Baterai :
- Daya tahan hingga 10 jam waktu aktif dan satu bulan waktu standby
Audio playback :
- Mendukung MP3 VBR, Audible (format 2,3, dan 4), Apple Losless, AIFF,
dan WAV
Koneksi :
- Dock connector
- Built in speaker
- Microphone
- WiFi
- Kompas digital
TV dan video :
MPEG-4.
Tombol eksternal :
66
- On/off/sleep/wake
- Mute
webnya.
- Maps untuk melihat peta resolusi tinggi dari satelit dan Street View
Images.
Items yang mana bagian tersebut berisi mengenai apa saja produk yang tidak
boleh diperdagangkan.
Adanya aturan yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
pengertian bahwa kontrak yang terjadi dalam electronic commerce secara tidak
langsung telah memenuhi syarat suatu sebab yang halal, bahwa kontrak atau
perjanjian yang dilakukan antar para pihaknya mempunyai sebab yang halal
sebagai dasar perjanjian. Ketentuan ini sesuai dengan syarat sebab yang halal
sebagai syarat sahnya perjanjian. Tujuan transaksi electronic commerce pada situs
Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE menyebutkan bahwa Para pihak
disepakati. Selanjutnya Pasal 20 mengatur bahwa kecuali ditentukan lain oleh para
pihak, Transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim
elektronik.
Pada perjanjian jual beli secara langsung, kesepakatan dapat dengan mudah
diketahui sebab kesepakatan dapat langsung diberikan secara lisan maupun tulisan.
elektronik dalam hal ini adalah internet. Dalam transaksi electronic commerce,
pihak yang memberikan penawaran adalah pihak penjual yang dalam hal ini
menarik untuk disinggahi. Semua pihak pengguna internet dapat dengan bebas
masuk untuk melihat-lihat toko virtual tersebut atau untuk membeli barang yang
83
Edmon, Ibid, hlm. 266-267.
69
Jika pembeli tertarik untuk membeli suatu barang, ia hanya perlu mengklik
sampai di tempat penjual atau merchant, maka merchant akan mengirim email
pembelian dengan cara demikian dirasakan lebih praktis dan menguntungkan bagi
konsumen. Sistem transaksi dengan cara mengklik dinilai sebagai cara yang cukup
aman dan dapat dilakukan dengan cara yang mudah mengingat petunjuk
setelah calon pembeli melihat di layar komputer adanya penawaran dari calon
tawaran tersebut (klik kedua). Dan masih disyaratkan adanya peneguhan dan
dari calon pembeli (klik ketiga). Sistem tiga klik ini jauh lebih aman daripada
sistem dua klik yang berlaku sebelumnya sebab dalam sistem ”2 klik”, penjual
dapat mengelak dengan menyatakan kepada calon pembeli bahwa ia tidak pernah
84
Edmon, Ibid, hlm. 267.
70
pembeli.85
Dalam hukum Indonesia belum ada ketentuan semacam itu. Tidak ada
banyak penjual yang tidak melakukan konfirmasi. Hal ini sangat merugikan
telah diterima atau belum. Jika terjadi wanprestasi akan sulit menghitung kapan
Pertama, dikaitkan dengan teori penawaran dan penerimaan atau offer and
penawaran offer dari salah satu pihak yang kemudian diikuti dengan penerimaan
tawaran atau acceptance oleh pihak lain dalam perjanjian tersebut. Dengan
mengacu pada teori ini, kesepakatan antar pihak terjadi pada saat penjual atau
85
Setiawan, “Electronic Commerce: Tinjauan dari Segi Hukum Kontrak,” (Makalah disampaikan
pada Seminar Legal Aspects of E-Commerce, Jakarta Agustus 2000), hlm. 4 sebagaimana dikutip
Edmon Makarim, Op.cit, hlm. 267.
86
Edmon, Ibid, hlm. 267.
87
Munir Fuady, 1999, Hukum Kontrak dari Sudut Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti,
hlm. 45.
71
product table yang disertai dengan deskripsi produk yang dijual dan kemudian
costomer yang memilih produk yang ditawarkan dengan mengklik kotak yang
kontroversi antara apa yang dikehendaki dengan apa yang dinyatakan, maka apa
bahwa apa yang dinyatakan dapat dipegang. Berdasarkan teori ini, apa yang
dinyatakan oleh customer dengan cara mengisi order maupun formulir lainnya,
maka itulah yang dianggap berlaku, dan bukan lagi apa yang dikehendakinya.
Demikian juga halnya dengan apa yang dinyatakan oleh merchant yang berkaitan
dengan persetujuan proses transaksi yang masih berlaku itulah yang berlaku
data yang benar, sedangkan merchant melalui perangkat sofware yang digunakan
para pihak telah terjadi ketika customer melakukan pengisian order form maupun
transaksi tersebut.
suatu kata sepakat telah ada atau dianggap telah terjadi ketika pihak yang
yang menerima tawaran. Dengan mengacu pada teori tersebut, kesepakatan pada
customer atas berita konfirmasi jawaban dari pihak yang melakukan penawaran
72
termasuk juga informasi yang dikirimkan oleh customer yang telah memenuhi
mengajarkan bahwa jika terjadi problem antara apa yang dinyatakan pada
perjanjian, maka apa yang dinyatakan tersebut dianggap tidak berlaku. Akan
tetapi teori tersebut tidak dapat digunakan untuk menentukan kapan terjadi suatu
pada kolom yang isinya bahwa ia sepakat dengan apa yang telah disyaratkan serta
pada saat customer mengisi form yang berisi mengenai data diri.
Pada asasnya semua orang cakap untuk membuat perikatan, kecuali jika ia
330 KUHPerdata, yang tidak cakap adalah mereka yang belum dewasa yaitu
belum genap berusia 21 tahun atau mereka yang belum berusia 21 tahu tetapi telah
menikah dan mereka tidak dibawah pengampuan (gila, dungu, mata gelap, lemah
menentukan seseorang yang melakukan transaksi telah dewasa atau tidak berada
langsung dilakukan, tetapi hanya melalui media virtual yang rawan penipuan. Jika
73
ternyata yang melakukan transaksi adalah orang yang tidak cakap, pihak yang
lazim disebut dengan dunia maya cyberspace, dimana setiap individu mempunyai
hak dan kemampuan untuk berhubungan dengan individu lain tanpa batasan
mengadakan suatu kesepakatan atau perjanjian dengan individu lainnya. Hal ini
namun dengan tetap dilandasi itikad baik, sebagaimana yang diatur pada Pasal 17
ayat (1) dan ayat (2) yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan transaksi
elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik dan privat. Selain itu, para pihak
interaksi dan atau pertukaran informasi elektronik dan atau dokumen elektronik
syarat kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. Pada dasarnya, setiap orang
yang telah dewasa atau akil balik dan sehat pikirannnya adalah cakap untuk
membuat perikatan, dimana hal ini disebutkan dalam Pasal 1329 KUHPerdata
88
Edmon, hlm. 268.
74
yaitu: “Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika oleh
Syarat atau tolok ukur untuk mentukan cakap tidaknya suatu orang untuk
adalah belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak lebih
dahulu telah kawin atau menikah. Akan tetapi setiap orang yang telah dewasa
belum tentu ia sehat pikirannya. Sehingga perlu juga dilihat syarat kedua “mereka
disebutkan bahwa setiap orang dewasa yang selalu berada dalam keadaan dungu,
sakit otak, atau mata gelap harus dibawah pengampuan, begitu juga jika ia
menurut Surat Edaran Mahkamah Agung atau SEMA Nomor 3 Tahun 1963
89
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963 tentang Gagasan Menganggap Burgelijk
Wetboek Tidak Sebagai Undang-Undang. SEMA ini ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri
dan Ketua Pengadilan Tinggi Seluruh Indonesia. Kedudukan Surat Edaran Mahkamah Agung atau
disingkat SEMA secara kedudukan menurut hukum berada di bawah undang-undang. SEMA ini
75
seorang istri untuk melakukan perbuatan hukum dan untuk menghadap di depan
pengadilan tanpa izin atau bantuan suaminya yang diatur dalam Pasal 108 dan 110
KUHPerdata sudah tidak berlaku lagi menurut SEMA tersebut. Sehingga, syarat
KUHPerdata adalah seseorang yang telah dewasa baik pria maupun wanita yang
telah berumur 21 tahun atau telah menikah dan sehat pikirannya serta tidak berada
dibawah pengampuan.
dimana menurut hasil penelitian terhadap beberapa situs yang bergerak dalam
electronic commerce berupa webstore atau toko maya yang telah dilakukan oleh
penulis, sebagian besar ditemukan suatu syarat bagi customer untuk melakukan
transaksi haruslah telah berumur minimal 18 tahun. Syarat ini dapat ditemukan
pada saat customer mengisi form pendaftaran yang berisi mengenai data diri dari
customer, dimana terdapat suatu kolom yang berisi mengenai tanggal lahir, serta
adanya suatu box yang harus di check ( _ ) yang menyatakan bahwa si customer
melakukan pengisian form. Hal ini tertuang pada salah satu bagian Your User
Agreement eBay 90 dimana dituliskan: “use the Sites if you are not able to form
legally binding contracts, are under the age of 18, or are temporarily or
merupakan petunjuk bagi hakim pengadilan agar menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Gagasan ini sangat menarik hati, oleh karena dengan demikian para Penguasa, terutama para
hakim, lebih leluasa untuk menyampingkan beberapa Pasal dari Burgerlijk Wetboek yang tidak
sesuai dengan zaman kemerdekaan Indonesia.
90
http://www.ebay.com diakses pada tanggal 1 Maret 2012.
76
indefinitely suspended from our Sites” Dari bunyi tulisan tersebut dapat diketahui
bahwa seseorang yang dapat dikategorikan tidak berhak menggunakan web eBay
adalah jika tidak mampu atau cakap untuk membuat kontrak menurut hukum,
yaitu berusia dibawah 18 tahun. Atau dengan kata lain pihak eBay untuk
sementara waktu atau dengan waktu tak terbatas melarang seseorang tersebut
Selain itu dalam Conditions Of Use website Amazon pada bagian Your
Account juga disebutkan bahwa: “If you are under 18, you may use Amazon.com
dapat diketahui bahwa seseorang yang berusia dibawah 18 tahun, hanya boleh
menggunakan Amazon.com hanya dengan keterlibatan orang tua atau wali. Hal
tersebut menunjukan bahwa untuk telah berusia 18 tahun keatas atau diwakilkan
oleh orang tua atau wali merupakan syarat untuk dapat bertransaksi dengan
dalam electronic commerce adalah telah berusia 18 tahun. Hal ini tentu saja
berbeda dengan apa yang diharapkan atau diatur dalam KUHPerdata yang
commerce tetap dapat terjadi atau berlaku meskipun pemenuhan terhadap syarat
ini sulit untuk dibuktikan, yaitu dengan adanya kepercayaan penjual atau
commerce serta sejalan dengan teori pernyataan yang menyebutkan bahwa apa
yang dinyatakan berlaku sebagai dasar atau pegangan, yang pada akhirnya ketika
apa yang dinyatakan dipercayai, maka kontrak telah terjadi atau ada meskipun
yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak dapat terpenuhi dalam kontrak
eektonic commerce, hal ini dikarenakan Pasal 1320 yang mengatur mengenai
terpenuhi dalam kontrak electronic commerce, hal ini tidak menyebabkan kontrak
tersebut menjadi tidak sah, tetapi hanya memberikan akibat terhadap perjanjian
atau kontrak tersebut dapat dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak,
internet electronic commerce tetap sah sehingga mengikat dan menjadi undang-
undang bagi para pihak yang membuatnya sepanjang para pihak tersebut tidak
barang tersebut sudah ada atau belum ada ditangan debitur pada saat perjanjian
dibuat dan jumlahnya juga tidak perlu disebutkan asal saja kemudian dapat
dihitung atau ditetapkan. Ada barang tertentu yang tidak boleh diperjualbelikan
Kemudian terdapat kendala juga dalam melakukan jual beli melalui electronic
commerce. Ada barang-barang yang tidak dapat dijual melalui kesepakatan online,
seperti jual beli tanah yang mensyaratkan jual beli tanah harus dituangkan dalam
akta, yaitu akta Pejabat Pembuat Akta Tanah. Akta otentik terdiri dari dua bagian,
yaitu notaris atau PPAT yang menerangkan bahwa orang-orang tertentu benar
datang menghadap padanya dan bagian kedua ia mencatat apa yang diutarakan
akta tersebut. Untuk saat ini proses pembuatan akta tersebut tidaklah
dimungkinkan dibuat secara online sehingga harus dilakukan secara langsung atau
tatap muka, kecuali jika dalam perkembangannya nanti ada undang-undang yang
91
Edmon, hlm. 268.
79
suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya tidaklah menjadi halangan
bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu terkemudian dapat
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah obyek prestasi perjanjian. Isi
prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat ditentukan, sehingga
diantaranya yaitu buku, barang elektronik, software, serta ada juga yang
spesifikasi, harga dari produk tersebut. Sebagai contoh sebuah pasar online yang
produk tetapi juga sebagai tempat pelelangan suatu barang yaitu eBay.com.
Selain itu, untuk webstore dalam negeri secara online terdapat Gramedia Toko
Buku Online yang bergerak di bidang perdagangan buku. Berikut ini pemaparan
eBay dotcom dan Amazon dotcom dan Gramedia Toko Buku Online.
Ebay dotcom memiliki komunitas yang bervariasi baik perseorangan dan usaha
dari produk yang ditawarkan juga terdapat informasi mengenai harga barang
tersebut, bahkan kita juga dapat melakukan penawaran sebagaimana lelang pada
umumnya.
toko maya virtual shop yang dapat diakses pada http://www.amazon.com yang
puluh empat jam) jam, 7 (tujuh) hari seminggu. Namun, Amazon dotcom tidak
produk.
harganya, serta suatu software shoping chart yang mempunyai fungsi untuk
menjumlahkan harga barang yang yang dibeli ditambah biaya lainnya seperti
ongkos kirim dsb. Sesuatu hal tertentu dalam hal ini yaitu adanya suatu benda
yang dijadikan obyek dalam suatu perjanjian, jika dihubungkan dengan apa yang
ada dalam electronic commerce yang menyediakan berbagai macam benda atau
81
produk yang ditawarkan dan costomer bebas memilih terhadap salah satu atau
beberapa jenis benda atau produk yang dinginkannya, berdasar hasil penelitian
harganya atas apa yang dipilih apakah benar atau tidak. Sehingga apa yang dipilih
melalui elektronik electronic commerce juga ada suatu hal tertentu yang menjadi
obyek dalam perjanjian atau kontrak sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal
Suatu sebab yang halal atau dalam bahasa Belanda oorzak tidak lain adalah
isi perjanjian itu sendiri. Yang dimaksud dengan sebab atau kausa yang halal dari
suatu perjanjian jual beli adalah pihak yang satu menghendaki uang. 92 Isi
KUHPerdata yang berbunyi: “Suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat
karena sesuatu sebab yang palsal atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan.”
92
Subekti, Hukum Perjanjia, Jakarta: Intermasa, 1996), hlm . 19-20.
93
Edmon, hlm 269 telematika.
82
Tujuan dari perjanjian berarti isi perjanjian itu sendiri yang dibuat oleh
kedua belah pihak, sedangkan isi perjanjian adalah yang dinyatakan tegas oleh
kedua belah pihak mengenai hak dan kewajiban yang ditimbulkan dari hubungan
tidak dinyatakannya suatu sebab, yang berbunyi: “jika tidak dinyatakan sesuatu
sebab, tetapi ada sesuatu sebab yang halal ataupun jika suatu sebab yang lain,
daripada yang dinyatakan persetujuan namun demikian adalah sah”. Dari bunyi
pasal tersebut dapat diketahui bahwa adanya kausa itu menunjukkan adanya
kejadian yang menyebabkan terjadinya suatu utang, begitu pula walaupun tidak
dinyatakan suatu sebab, maka perjanjian itu adalah sah. Sebab yang halal adalah
tersebut haruslah didasari dengan itikad baik untuk mengadakan suatu pejanjian
umum”
perbuatan yang patut dilakukan dan perbuatan yang tidak patut dilakukan.
Sehingga segala perjanjian atau kontrak yang dibuat haruslah memenuhi norma
kesusilaan, pelanggaran atas norma ini adalah sanksi sosial dari masyarakat
norma yang hidup didalam masyarakat, bedasar hasil penelitian maka ditemukan
Items yang mana bagian tersebut berisi mengenai apa saja produk yang tidak
boleh diperdagangkan.
Adanya aturan yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
pengertian bahwa kontrak yang terjadi dalam electronic commerce secara tidak
langsung telah memenuhi syarat suatu sebab yang halal, bahwa kontrak atau
perjanjian yang dilakukan antar para pihaknya mempunyai sebab yang halal
internet dan transaksi elektronik adalah sah karena telah memenuhi syarat yang
secara tidak langsung haruslah memenuhi berbagai asas-asas kontrak dalam KUH
luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja,
asalkan tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Sistem terbuka yang
lazimnya disimpulkan pada Pasal 1338 ayat (1) yang berbunyi: ”Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.”
bahwa masyarakat diperbolehkan membuat perjanjian apa saja dan berisi apa saja
atau tentang apa saja, dan perjanjian itu mengikat mereka yang mengikat mereka
menurut hukum perjanjian barang harus diserahkan di tempat dimana barang itu
berada sewaktu perjanjian jual beli dilakukan. Tetapi para pihak, leluasa untuk
penjual.94
kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap suatu perjanjian yang telah ada,
para pihaknya yang dalam hal ini antara merchant dan customer. Sehingga dengan
hal tersebut, maka asas kebebasan berkontrak sangat tampak dalam kontrak e-
berimbang antara kedua belah pihak, namun suatu bentuk kontrak yang dapat
dikategorikan sebagai kontrak baku dimana kontrak telah ada sebelum ada suatu
kesepakatan, yang mana pihak salah satu pihak menyodorkan kepada pihak yang
lainnya yang kemudian pihak yang lain cukup menyetujui kontrak tersebut,
memantapkan adanya asas kebebasan berkontrak. Tanpa sepakat dari salah satu
pihak yang membuat perjanjian. Tanpa sepakat maka perjanjian yang dibuat dapat
dibatalkan.
94
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 1996), hlm. 14.
86
menunjukkan tidak adanya sepakat yang mungkin dilakukan oleh pihak lain
adalah untuk memberikan pilihan kepadanya, yaitu untuk setuju mengikatkan diri
pada perjanjian yang dimaksud, atau menolak mengikatkan diri pada perjanjian
dengan akibat transaksi yang diinginkan tidak terlaksana atau take it or leave it.
perjanjian, yaitu kebebasan menentukan “apa” dan “dengan siapa” perjanjian itu
diadakan. Perjanjian yang diperbuat sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 1320
kebebasan berkontrak serta sifat terbuka dari Buku III KUHPerdata, maka para
pihak dalam electronic commerce bebas untuk menentukan isi dari kontrak yang
disepakati yang pada akhirnya akan mengikat bagi kedua belah pihak.
Asas ini dapat ditemukan dalam Pasal 1320 dan Pasal 1338 Kitab Hukum
istilah “semua” yang menunjukan bahwa setiap orang diberi kesempatan untuk
perjanjian.
Konsensual artinya perjanjian itu terjadi atau ada sejak terjadinya kata
sepakat antara para pihak, dapat diartikan bahwa perjanjian tersebut sah dan
menyebutkan kata sepakat merupakan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian,
hukum berupa hak dan kewajiban antara para pihak, kata sepakat ini dapat terjadi
secara lisan saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan kesepakatan secara
lisan maka perbuatan tersebut diakui oleh KUHPerdata dan dapat dituangkan
dalam bentuk tulisan baik berupa akta atau perjanjian tertulis sesuai yang
dikehendaki oleh para pihak yang dapat dijadikan sebagai alat bukti.
customer bukan hanya sekedar kontrak yang diucapkan secara lisan, namun suatu
kontrak yang tertulis, dimana kontrak tertulis dalam electronic commerce tidak
tertulis yang menggunakan data digital atau digital message atau kontrak
paperless, yang mana kehendak untuk mengikatkan diri dari para pihak
terjadi ketika merchant menawarkan form yang berisi mengenai kontrak dan
Asas itikad baik diatur dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata. Asas
itikad baik maksudnya bertindak sebagai pribadi yang baik. Itikad yang baik
seseorang yang ada pada waktu diadakannya perbuatan hukum. Sedangkan itikad
88
baik dalam pengertian obyektif yaitu bahwa pelaksanaan suatu perjanjian itu harus
didasarkan pada norma kepatutan atau apa yang dirasa sesuai dengan kepatutan
dalam masyarakat.
bahwa sebenarnya itikad baik bukan merupakan syarat sahnya suatu kontrak
sebagaimana syarat yang terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Unsur itikad
baik hanya disyaratkan dalam hal “pelaksanaan” dari suatu kontrak bukan pada
“pembuatan” suatu kontrak. Sebab unsur itikad baik dalam pembuatan suatu
kontrak sudah dapat dicakup oleh unsur klausa yang halal sebagaimana yang
Itikad baik tidak sama dengan niat, akan tetapi itikad baik merupakan
pelaksanaan perjanjian secara adil, patut, dan layak. Kontrak dalam electronic
commerce terjadi ketika salah satu pihak setuju dengan apa yang ditawarkan pihak
mereka diharuskan untuk membaca mengenai persyaratan atau yang biasa dikenal
dengan user agreement atau conditions of use, sehingga ketika customer telah
membaca dan memahami apa yang dipersyaratkan, maka dibutuhkan suatu itikad
baik dan kejujuran untuk memenuhi apa yang telah disyaratkan, seperti mengenai
batasan umur, ketika hal ini telah terpenuhi, maka dapat dilihat adanya
pemenuhan terhadap asas itikad baik sebagaimana yang diatur di dalam pasal 17
kepercayaan diantara kedua pihak itu bahwa satu sama lain akan memegang
janjinya, dengan kata lain akan memenuhi prestasinya di belakang hari. Tanpa
adanya kepercayaan itu, maka perjanjian itu tidak mungkin diadakan oleh para
pihak.
Tanpa adanya kepercayaan, maka para pihak akan merasa tidak nyaman
para pihak. Adanya kepercayaan antara para pihak, maka dengan sendirinya para
pihak saling mengikatkan dirinya dalam suatu perbuatan hukum. Pengikatan para
pihak yang didasari kepercayaan pada perjanjian mendukung para pihak dalam
menegaskan bahwa ia memberikan garansi atau jaminan layanan hal ini tertuang
pada apa yang diperjanjikan, akan tetapi juga beberapa unsur lain sepanjang
dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatutan serta moral. Asas Kekuatan Mengikat
atau asas pacta sunt servanda dapat ditemukan di dalam Pasal 1338 ayat (1)
90
KUHPerdata yang berbunyi: “setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
Dari bunyi pasal tersebut dapat diketahui bahwa isi pasal tersebut dapat
menjelaskan bahwa perjanjian yang dibuat mengikat para pihak yang membuat
perjanjian saja bukan pihak lain yang tidak terkait dalam perjanjian tersebut,
dengan adanya perjanjian yang telah disepakati maka tidak ada alasan para pihak
untuk tidak melakukan prestasi. Jika salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak
atas tidak terlaksana prestasi kontrak electronic commerce terjadi karena adanya
yang tidak bisa dielakkan oleh para pihak. Kewajiban tersebut mengikat para
pihak untuk melakukan prestasinya, dengan adanya kontrak yang telah disepakati
oleh pihak customer dengan pihak merchant maka kontrak tersebut mengikat bagi
kedua belah pihak, dan berlaku sebagai undang-undang bagi keduanya. Hal ini
pun telah diatur pula dalam undang-undang nomor 11 tahun 2008 sebagaimana
yan tertulis di dalam pasal 18 ayat 1 yang secara tegas mengatakan bahwa kontrak
bagi para pihak. Kepastian hukum merupakan konsekuensi dari adanya asas yang
lain. Adanya asas punta sunt servanda dimana akan menciptakan kekuatan
hukum berdasarkan atas KUHPerdata, maka perjanjian yang mereka buat akan
apabila terjadi sengketa di kemudian hari dapat ditempuh dengan cara yaitu,
Pertama, Law and Forum for Disputes, dimana jika menggunakan cara ini maka
Serikat. Kedua, Arbitration Option, jika dengan pilihan ini maka penyelesaian
adanya pilihan hukum ini tentu saja memberikan kepastian hukum terhadap para
undang-undang tentang internet dan transaksi elektronik ini secara tegas diatur di
dalam pasal 18 ayat (2) yang berbunyi: “Para phak memiliki kewenangan untuk
mengingat lingkup dari transaksi ini yang tanpa adanya batasan wilayah dan
teritoria sehingga dinnilai perlu adanya pilihan forum sebagaimana yang telah
kedua, dan pihak pertama akan mendapatkan hak dari pihak kedua, demikian
persyaratan yang disyaratkan oleh pihak merchant, ketika hal tersebut telah
melayani keinginan customer sepanjang sesuai dengan apa yang disyaratkan, hal
Jual beli dapat dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika
setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga meskipun barang itu
commerce, tidak terdapat proses tawar-menawar seperti pada transaksi jual beli di
pasar secara langsung. Barang dan harga yang ditawarkan terbatas dan telah
ditentukan oleh penjual. Jika pembeli tidak setuju atau tidak sepakat, maka
pembeli bebas untuk tidak meneruskan transaksi. Pembeli lalu dapat saja mencari
situs atau toko lainnya yang lebih sesuai dengan keinginannya. Kesepakatan
dihasilkan pada tranksi electronic commerce jika pembeli menyepakati barang dan
Pembeli yang telah menyepakati barang dan harga masih punya kesempatan untuk
93
membatalkan perjanjian jual beli dengan fasilitas cancel an order, tetapi dengan
catatan bahwa barang belum tentu masuk pada tahap pengiriman. Demikian pula
dengan pihak penjual merchant, mereka juga dapat membatalkan perjanjian jika
ternyata yang melakukan transaksi tersebut terbukti belum dewasa atau tidak
Dalam kontrak melalui internet para pihak tidak memerlukan tatap muka
secara langsung. Para pihak dalam melaksanakan kontrak tidak akan bertemu
sebelum kontrak atau bahkan tidak akan pernah bertemu. Untuk mengatasi risiko
dilakukan dengan cara atau metode pembayaran yang efektif, cepat dan terpercaya.
uang tunai, cek, kartu kredit atau kartu debit. Dalam transaksi electronic
melahirkan suatu prestasi, yaitu kewajiban suatu pihak untuk melaksanakan hal-
mestinya yang dibebankan oleh kontrak kepada pihak-pihak tertentu. Berikut ini
namun tidak diatur akibat hukumnya pada kontrak melalui elektronik tersebut.
pihak penjual atau merchant tidak melakukan apa yang telah disanggupinya untuk
secara rinci mengenai jadwal pengiriman dan waktu yang diperlukan untuk
mengirim barang. Berbeda dengan merchant yang ada diluar negeri seperti
amazon dotcom, yang merinci lamanya pengiriman barang dan biaya yang
daerah di dalam Amerika dengan pesanan yang diantar ke luar Amerika sehingga
Kedua, kontrak melalui internet tidak mengatur akibat hukumnya jika penjual atau
melalui internet tidak mengatur akibat hukumnya jika penjual atau merchant
internet tidak mengatur akibat hukumnya jika penjual atau merchant melakukan
2. Pembahasan
kewajiban untuk menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli dan kewajiban
pesanan pembeli dalam waktu satu minggu setelah pesanan diterima. Jika pembeli
memesan kue ulang tahun tersebut sampai di tempat pembeli pada tanggal tertentu,
pesanan pihak pembeli. Jika penjual tidak melaksanakan kewajiban tersebut, maka
barang yang dijual kepada pembeli dan kewajiban untuk menanggung kenikmatan
menawarkan kue ulang tahun dan ternyata terdapat peminat dan membeli secara
online, maka akan melahirkan kewajiban pada pihak penjual. Jika toko online
menjanjikan untuk mengantar pesanan pembeli dalam waktu satu minggu setelah
mengatur secara rinci mengenai jadwal pengiriman dan waktu yang diperlukan
untuk mengirim barang. Berbeda dengan merchant yang ada diluar negeri seperti
amazon dotcom, yang merinci lamanya pengiriman barang dan biaya yang
daerah di dalam Amerika dengan pesanan yang diantar ke luar Amerika sehingga
memesan sebuah rangkaian bunga pada sebuah situs. Pada saat memesan, yang
sebuah rangkaian bungan mawar merah yang segar. Akan tetapi ternyata
rangkaian bunga yang sampai ke tempatnya adalah rangkaian bunga mawar yang
sudah layu atau tidak segar lagi seperti yang terdapat pada monitor. Dengan
Wanprestasi jenis ini mirip dengan wanprestasi pada nomor satu diatas.
Jika barang pesanan datang terlambat, tetapi tetap dapat dipergunakan, hal ini
yang diperjanjikan. Jika pembeli memesan buku dari suatu online, pasanan yang
ternyata baru tiba pada hari ketujuh. Hal tersebut menunjukan penjual telah
prestasi.
Dilakukannya
Jika pihak penjual melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
penjual yang berkewajiban untuk tidak menyebarkan kepada umum identitas dan
lebih besar dalam melakukan transaksi electronic commerce. Oleh karena itu
secara elektronik pihak penjual merchant memberikan ganti rugi dan jaminan.
Konsep ganti rugi telah diatur pada KUHPerdata yaitu biaya, kerugian (dalam arti
sempi) dan bunga. Selain itu gant rugi dapat juga dibagi menjadi:
a. ganti rugi;
e. pembatalan kontrak.
Biasanya jaminan tersebut diberikan berupa ganti rugi jika barang terlambat atau
tidak sesuai dengan pesanan, atau rusak pada saat pengiriman. Jaminan-jaminan
tersebut diberikan secara berbeda-beda oleh setiap penjual atau merchant. Jarang
secara memadai, terutama terjadi karena jaminan tersebut hanya untuk melindungi
memberikan jaminan kepada para pembeli atau konsumen dengan return policy
yang menyebutkan bahwa jika dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak menerima
yang dibeli jika barang yangdibeli tersebut berupa buku, music cd, kaset, vinyl
record, DVD, VHS tape, video game atau software dan barang lainnya yang masih
yang berupa gifts, toys ataupun tas jika kerusakan tersebut terjadi selama proses
terbatas. Kalilima dotcom hanya memberikan ganti rugi berupa barang yang rusak
dengan barang yang baru, untuk biaya pengiriman kembali tidak diganti dan untuk
menjamin bahwa barang yang dipesan tidak akan salah atau tidak sampai, yaitu
dengan fasilitas order tracking. Dengan order tracking ini, pembeli dapat
mengetahui barang pesanannya sedang berada pada proses apa. Bahkan jika
dengan menggunakan fasilitas cancel an order atau pembeeli juga bisa melacak
sampai tahap mana barang tersebut dalam proses pengiriman, yaitu dengan
shipping tracking.
besar dari pada penjual atau merchant-nya. Dengan kata lain hak-hak konsumen
pada transaksi electronic commerce sangat rentan. Selain itu ada hal lain yang
dapat semakin merugikan pembeli atau komsumen, yaitu data dapat dicuri oleh
pihak ketiga pada saat terjadi komunikasi antara pembeli dan penjual, yaitu
pencuri bisa mendapatkan nomor kartu kredit dengan cara menyusup ke server
atau juga ke sebuah personal komputer, dan pembeli dapat saja tertipu oleh
Oleh karena itulah diperlukan juga jaminan dari pemerintah selain jaminan
yang yang diberikan oleh penjual atau merchant sendiri. Jaminan dari pemerintah
100
dan hak-hak konsumen sangat riskan untuk dilanggar sebagaimana pendapat Didi
tidak ada jaminan keselamatan dan keamanan dalam mengkonsumsi barang dan
jasa. Hal ini dikarenakan para konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi,
melihat atau menyentuh barang yang akan dipesan lewat internet, sebagaimana
yang biasa terjadi dalam transaksi tatap muka di pasar. Kedua, tidak ada kepastian
bertransaksi sebagai informasi yang tersedia dibuat secara sepihak oleh penjual
mengadu atau memperoleh kompensasi. Hal ini karena transaksi lewat internet,
dilakukan tanpa tatap muka, maka ini membuka peluang tidak teridentifikasinya si
produsen atau penjual barang atau jasa tersebut. Bisa saja produsen hanya
95
Didi Irawadi Syamsudin, “Konsumen, E-Commerce dan Perlindungan Konsumen Huku”, Suara
Pembaruan, 10 Juli 2000, sebagaimana dikutip Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika” ,
Op.cit, hlm. 275-276.
101
mencantumkan alamat yang tidak jelas atau hanya sekedar alamat di surat
elektronik yang tidak terjangkau dunia nyata. Akibatnya, jika terjadi keluhan,
keluhan konsumen tidak ditanggapi sebab sulitnya menuntut produsen lewat dunia
virtual;
konsumen harus terlebih dahulu membayar penuh yaitu menggunakan kartu kredit,
barulah pesanannya diproses oleh produsen atau penjual. Hal ini jelas berisiko
tinggi bagi konsumen sebab membuka peluang terlambatnya barang yang dipesan,
atau isin dn mutunya tidak sesuai dengan pesanan atau sama sekali tidak sampai
Kelima, transaksi electronic commerce dapat dilakukan antar negara. Jika terjadi
sengketa, maka akan sulit ditentukan hukum negara mana yang akan dipakai.
tempat mengajukan gugatan jika terjadi sengketa, terdapat dua macam cara.
bahwa konsumen yang berasal dari negara manapun yang melakukan transaski
dengan Amazon dotcom tunduk pada hukum negara bagian Washington. Oleh
102
yurisprudensi.96
Namun demikian jika tidak terdapat pilihan yang tercantum pada klausula
kontrak, maka diberlakukan teori-teori yang ada. Pertama, teori kotak pos atau
mail box theory yang mengajarkan bahwa suatu kontrak atau perjanjian terjadi
kotak pos. Pada transaksi electronic commerce, hukum yang berlaku adalah
pesannya atau terlambat menerima pesanan tersebut. Oleh karena itu diperlukan
hukum yang berlaku adalah hukum dimana pesan dari pihak yang menerima
berlaku menurut teori ini adalah hukum si penjual. Ketiga, teori proper law of the
contract yang mengajarkan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum yang
mempunyai titik-titik pertalian yang paling banyak, atau hukum yang paling
dipergunakan adalah bahasa Jepang, maya uang yang dipakai dalam transaksi yen,
bahwa hukum yang berlaku adalah hukum pihak yang mana yang melakukan
prestasi yang paling karakteristik atau paling banyak. Dengan teori-teori tersebut
konsumen dapat lebih terlindungi yaitu dalam menentukan hukum mana yang
A. Kesimpulan
yaitu syarat sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, syarat cakap untuk
membuat suatu perjanjian, syarat mengenai hal tertentu dan syarat sebab yang
pada pihak penjual atau merchant. Hambatan atau persoalan tersebut adalah
sebagai berikut. Pertama, bahwa Penjual atau merchant tidak melakukan apa
dilakukannya.
104
105
memberikan ganti rugi kepada pihak pembeli. Jaminan diberikan berupa ganti
rugi jika barang terlambat atau tidak sesuai dengan pesanan, atau rusak pada
saat pengiriman.
klausula pilihan hukum. Untuk memberikan rasa aman bagi calon pembeli
B. Saran
1. Berdasarkan kesimpulan sebagai hasil pembahasan atau analisis pada tesis ini,
transaksi agar cermat atau teliti dalam membaca atau mencari tahu mengenai
terlalu besar.
A. Buku
Fuady, Munir Hukum Kontrak dari Sudut Hukum Bisnis, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1999.
Salim HS, 2003, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak,
Cetakan I, Jakarta: Sinar Grafika.
Ramli, Ahmad M, 2004, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum
Indonesia, Bandung : PT. Refika Aditama.