PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN
BERKAITAN DENGAN PENCANTUMAN
DISCLAIMER OLEH PELAKU USAHA DALAM SITUS
INTERNET (WEBSITE)
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Dr.Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH.M.Hum.LLM. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra,SH.,M.Hum
NIP.19611101 198601 2 001 NIP.19620731 198803 1 003
Mengetahui,
Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., M.Hum., LLM Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19611101 198601 2 001 NIP. 19590215 198510 2 001
Tesis Ini Telah Diuji
Pada Tanggal 12 Desember 2013
NIM : 1090561058
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah tesis ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Om Swastiastu,
Sesanti anghayu bhagia serta puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas asung kertha wara nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan selesai tanpa doa, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
1. Rektor Universitas Udayana, Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A.
Raka Sudewi, Sp.S (K) beserta jajarannya atas kesempatan yang diberikan
Udayana, Ibu Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H., M.Hum., LLM dan
Udayana, Bapak Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra., S.H., M.Hum., atas fasilitas
telah memberikan bimbingan, dorongan dan semangat serta saran kepada penulis
5. Bapak Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, S.H.,M.Hum sebagai dosen Pembimbing II
6. Bapak Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra S.H., M.Hum. , Bapak Dr. I Wayan
penguji yang telah mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Ibu A.A Istri Agung Yuniana, S.E., Bapak Made Mustiana, S.E., Ibu Gusti Ayu
Raka Wiratni, Putu Dyva Dhamahadi Yadnya, S.H., Made Dandy Pranajaya,
S.Sos selaku staf administrasi pada Program Studi Magister Ilmu Hukum
sampai akhir.
memberikan petuah berguna dimasa hidup dan selamanya akan menjadi panutan
10. Kedua orangtua tercinta Bapak I Nyoman Wina, S.H. dan Ibu Nyoman Oka Sri
Haryani, yang dengan setia setiap waktu memberikan kasih sayang dan
dukungan penuh bagi penulis, adik tersayang Made Meila Dwi Cahyani,
Tabanan dan Badung, yang telah banyak memberikan doa dan dukungan moral
kepada penulis.
11. Bapak I Gusti Agung Prana, Penglingsir Puri Bakungan Mengwi, yang tiada
12. Bapak I Ketut Suteja Putra, S.P., S.H., dan Ibu Umi Martina,S.H.,M.H.,beserta
14. Sahabat-sahabat tercinta, terdekat dan terbaik Putu Gde Eka T. Widana, S.H.,
Putu Purtini Utami, B.Buss, I Dewa Ayu Mas Ismayani, S.H., Desy Kusuma
Aprilina, S.H. M.kn., Putu Niti Suari Giri, S.H.,M.H., Emmy Febriani,S.H.,M.H.,
Putu Yumi Antari, S.H., Lya Meinar Laksmi, S.H., Putu Ratih Prabandari, S.H.,
Komang Kartika Trisna Dewi, S.H., Ni Nyoman Muryatini, S.H., Agung Eka
15. Serta seluruh rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang dipaparkan dalam tulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi permasalahan, analisis, penyusunan
ini tetap dapat bermanfaat bagi pembaca. Astungkara, Ida Sang Hyang Widhi
Hormat Penulis,
Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian hukum normatif
dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisis
konsep hukum. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer berupa
peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder berupa literatur yang
berkaitan dengan permasalahan dan bahan hukum tertier berupa kamus hukum
dan artikel dalam format elektronik. Seluruh bahan-bahan hukum tersebut
dikumpulkan berdasarkan topik permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan
sistem bola salju dan dianalisa secara deskriptif dan evaluatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut,
bentuk pengaturan hukum terhadap pencantuman disclaimer di Indonesia ditinjau
dari Undang-undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yang secara khusus (lex specialis derogate legi generali) mengatur
kegiatan di dunia maya, masih belum jelas. Namun, jika ditinjau dari segi
perlindungan konsumen secara umum dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, sebagian besar pencantuman disclaimer dalam
situs internet (website) dapat dikategorikan sebagai klausula eksonerasi.
Perlindungan hukum bagi konsumen di dunia maya sangat diperlukan untuk
menjamin persamaan kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen. Saat ini
perlindungan hukum secara umum dapat diberikan kepada konsumen secara
preventif dengan dibentuknya suatu Lembaga Sertifikasi Keandalan (LSK) dan
secara represif melalui jalur litigasi dapat dilakukan dengan pengajuan gugatan
perdata dan sanksi pidana berdasarkan Undang-undang No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Melalui jalur non litigasi dapat diselesaikan
dengan alternatif penyelesaian sengketa salah satunya melalui jalur Arbitrase.
Kata Kunci : Disclaimer, Perlindungan Hukum, Perlindungan Konsumen, Situs
Internet, Transaksi Elektronik.
ABSTRACT
Based on the results of the study focusing on the two problems, the form
of legal regulation on the disclaimer specification in Indonesia seen from Act 11
of 2008 related to Information and Electronic Transactions specifically (lex
specialis derogate legi generali) regulate the activities in cyberspace, has not been
clear. However, if it is seen in terms of consumer protection in general in Law No.
8 of 1999 on Consumer Protection, most of the disclaimer specification on the
internet site (website) can be categorized as an exoneration clause. Legal
protection for consumers in the cyberspace is very necessary to ensure equality
between entrepreneurs or businessmen and consumers. Currently legal protection
generally can be provided to consumers preventatively with the establishment of a
Reliability Certification Board and repressively through litigation can be done by
filing a civil complaint and criminal penalties under Law 11 of 2008 on
Information and Electronic Transactions. Through non-litigation, it can be
resolved with one alternative dispute resolutions and one of them is through
arbitration.
landasan teoritis, kerangka berpikir dan metode penelitian. Pada latar belakang
disclaimer oleh pelaku usaha pada setiap situs internet (website) , penelitian lebih
kerugian akibat pelaku usaha yang tidak mau bertanggung jawab atas apa yang
dari barang dan/atau jasa yang dijualnya. Pembebasan tanggung jawab tersebut
yang dibuat secara sepihak, terkadang tidak disadari oleh konsumen karena
dalam bentuk disclaimer di situs internet (website) agar dapat melindungi hak-hak
konsumen di Indonesia, konsepsi tentang perjanjian jual beli antara pelaku usaha
hubungan hukum antara pelaku usaha dengan konsumen, perbuatan yang dilarang
bagi pelaku usaha dalam kegiatan bisnis, konsepsi tentang disclaimer dan situs
internet (website), konsepsi umum tentang Wiver Clause dan Indemnity Clause ,
No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, perbedaan antara situs internet (website)
Indonesia, yang merupakan hasil penelitian dari rumusan masalah yang pertama,
Pada bab ini dibahas mengenai keberadaan disclaimer yang juga berkaitan dengan
undang yang terkait dengan status hukum keberadaan disclaimer tersebut antara
lain dilihat dari Undang-undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Elektronik (UU ITE) yang mengatur secara khusus kegiatan transaksi elektronik
disclaimer dalam situs internet (website), tanggung jawab pelaku usaha pemilik
pelaku usaha.
transaksi bisnis di situs internet (website) dan agar tercipta perlindungan hukum
ABSTRAK ..................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
2.3.2 Konsepsi umum tentang Wiver Clause dan Indemnity Clause ......... 68
2.3.4 Perbedaan antara Situs Internet (website) dan Blog (web log) ......... 76
DAFTAR BACAAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan antara Situs Internet (website) dan Blog (web log) ............ 77
DAFTAR GAMBAR
homepage ........................................................................................128
PENDAHULUAN
era globalisasi ini perubahan telah terjadi diberbagai bidang kehidupan, termasuk
demikian pesatnya.
Teknologi dan Informasi menjadi dua hal yang sangat penting karena dapat
menjadi satu jaringan yang bisa saling mengakses. Dengan internet tersebut, satu
belahan dunia. Internet pertama kali dikembangkan oleh salah satu lembaga riset
pada tahun 1973. 2 Pada saat itu DARPA membangun Interconection Networking
sebagai sarana untuk menghubungkan beberapa jenis jaringan paket data seperti
CS-net, BIT-net, NSF-net dan lain-lain. Pada mulanya jaringan internet hanya
penelitian. Kemudian tahun 1995, internet baru dapat digunakan untuk publik.
wide web (www)3. Dengan adanya aplikasi www tersebut dapat memudahkan
internet.
World wide web (www) merupakan sekumpulan informasi yang dapat diakses
melalui program browser Internet Explorer (IE) seperti Mozilla Firefox dan
1
Teguh Wahyono, 2009, Etika Komputer + Tanggung jawab Profesional di Bidang
Teknologi Informasi, ANDI, Yogyakarta, h.132
2
Ibid
3
Budi Rahardjo, 2003, Pernak pernik Peraturan dan Pengaturan Cyberspace di Indonesia (
Serial Online), diakses dari : URL: http://www.budi.insan.co.id, pada tanggal 20 Januari 2012.
Opera. Web terdiri dari dua komponen dasar yaitu server web dan browser web.
Server Web merupakan sebuah komputer (server) beserta software yang berfungsi
pada komputer pemakai (client) yang meminta informasi dari server web
Para pengguna sistem elektronik yang dapat disebut juga konsumen dapat
informasi dan data secara ekstrim. Internet juga dapat dimanfaatkan oleh
primer, sekunder, maupun tersier. Berita dan beragam informasi yang diperlukan
sangat mudah, hanya dengan mengetik nama, alamat situs atau mencarinya
dengan mesin pencari, dalam hitungan detik kebutuhan yang konsumen butuhkan
Internet digunakan sebagai wadah untuk promosi, bisnis dan fasilitas untuk
teknologi internet. Saat ini suatu perusahaan dapat bertahan apabila memiliki
(pesawat terbang, kereta api), hotel, pembayaran tagihan telepon, listrik, dan
aktivitas/transaksi bisnisnya. Konsumen tidak perlu keluar rumah dan antri untuk
Jumlah konsumen pengguna internet saat ini semakin besar dan bertambah
terus setiap harinya dari 245 juta penduduk Indonesia, konsumen pengguna
internet di Indonesia mencapai 55 juta orang pada tahun 2011. Studi terhadap
urban netizen di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus dan September 2011
tahun 2012 ini pengguna Internet di Indonesia telah mencapai hampir berjumlah
4
Reza Wahyudi, Tri Wahono, 2011, Pengguna Internet Indonesia, diakses dari URL :
http://tekno.kompas.com, pada tanggal 12 Maret 2012.
5
Agung Setiawan, 2012, Digital dan Social Media Indonesia 2012, diakses dari URL :
http://www.asm-digital.com, pada tanggal 19 September 2012.
menguasai Asia sebesar 22,4 persen, setelah Jepang. Indonesia merupakan negara
internet yang pesat dan maju, mempermudah untuk mengakses informasi apapun
tersebut membuatnya menjadi suatu potensi yang sangat penting untuk dapat
Pengguna sistem elektronik / konsumen sampai saat ini banyak yang belum
template pada bagian lain pada lay out situs internet tersebut. Disclaimer disebut
juga pernyataan penyangkalan yang terdapat pada situs internet isinya kurang
lebih menyatakan bahwa segala sesuatu yang dimuat di dalam situs internet
tersebut semata-mata hanya sebagai informasi belaka dan pemilik situs tidak
tersebut.7 Begitu juga dalam situs jual beli online (e-commerce) di internet banyak
sebagai pelaku usaha tidak bertanggung jawab atas kerusakan apapun yang timbul
6
Reza Wahyudi, 2012 ,Pengguna Internet di Indonesia Capai 55 Juta, diakses dari :
http://tekno.kompas.com, pada tanggal 12 September 2012.
7
Diana Kusumasari,2011, Status hukum pencantuman disclaimer, diakses dari URL :
http://www.hukumonline.com, pada tanggal 12 September 2012
dari setiap produk yang sudah dibeli oleh konsumen. E-commerce merupakan
Transaksi jual beli online (e-commerce) juga merupakan suatu perjanjian jual-
beli sama dengan jual beli konvensional yang biasa dilakukan masyarakat. Hanya
saja terletak perbedaan pada media yang digunakan. Pada transaksi jual beli
product service and/or information via computer networks, mostly the Internet
produk dan / atau informasi melalui jaringan komputer, terutama internet dan
intranet. Beberapa alasan konsumen berbelanja secara online yaitu karena praktis,
karena tinggal klik, isi data diri dan bayar lewat e-banking atau atm, hemat
karena lebih murah dari retail di toko fisik, efisien karena tidak perlu keluar
tanpa adanya negosiasi dengan konsumen terlebih dahulu. Dari 10 situs internet
terhadap segala sesuatu hal yang mungkin akan terjadi dan berakibat merugikan
8
Efraim Turban, et. al,2010, Electronic commerce 2010 (a managerial perspective) sixth
edition, Pearson, United State of America, page 46.
konsumen. Salah satu contoh disclaimer yang ada di internet yang ditemukan
yaitu disclaimer pada situs penyedia TV streaming yang berbunyi None of the
streams are hosted on this server, please contact ustream tv, vogulus, selfcast or
justin tv directly regarding this stream copyright (tidak ada satupun aliran
host/pemilik pada server ini, silahkan langsung menghubungi ustream tv, vogulus,
selfcast atau justin tv mengenai hak cipta siaran ini). Mengacu kepada disclaimer
meskipun content dan server-nya itu berasal dari website lain. 9 Tentu saja disini
sangat jelas dilihat bahwa penyelenggara sistem elektronik pada situs tersebut
juga ditemukan salah satunya adalah mengenai seorang konsumen yang membeli
jam tangan disebuah online shop di internet dimana permasalahan muncul ketika
barang sampai ditangan konsumen ternyata hanya berupa kotak jam saja tanpa ada
pelaku usaha online shop tersebut, tentu saja dsini konsumen tersebut merasa
kecewa dan dirugikan kemudian langsung menghubungi pihak online shop dan
pihak online shop tidak mau bertanggung jawab atas tidak adanya jam tangan
didalam kotak jam tersebut, tentu saja alasan pihak online shop tersebut dikuatkan
9
Mustadafin, 2012, Standar Ganda Copyright pada Website, diakses dari URL :
http://www.kaskus.co.id , pada tanggal 20 Juni 2012
dengan disclaimer yang telah dicantumkan sebelumnya bahwa pihak online shop
tersebut membeli sejumlah barang secara grosir di sebuah online shop dan setelah
barang diterima, didapati bahwa 2 dari 4 barang yang konsumen pesan dalam
kondisi rusak, ketika konsumen mengadu ke online shop, pihak online shop
mengatakan bahwa didalam situs sudah jelas dari awal bahwa barang grosir tidak
dicek dan tidak bisa dikembalikan. Oleh karena semakin mudahnya para pelaku
usaha dalam mengalihkan tanggung jawab mereka yang dituangkan dalam bentuk
disclaimer, maka hal tersebut seakan menjadi kebiasaan yang diikuti oleh pelaku
(UU ITE) belum diatur secara tegas. UU ITE sebagai ketentuan yang khusus (lex
10
Toto Adhitama, 2011, About gadget, diakses dari URL : http://asia.groups.yahoo.com/, pada
tanggal 12 Januari 2013
yang disepakati oleh kedua belah pihak (dalam hal ini pelaku usaha dan
seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku dalam transaksi tersebut (Pasal 18 ayat
(1) UU ITE). Hal ini berkenaan dengan disclaimer yang dicantumkan oleh pelaku
dapat menempatkan posisi yang tidak seimbang antara pelaku usaha dan
dengan tujuan untuk perlindungan hukum bagi pelaku usaha sendiri. Berdasarkan
(website)?
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan agar suatu masalah tidak
erat dengan permasalahan diatas. Maka pembahasan terhadap materi yang akan
diangkat dalam tesis ini berkisar pada pertama, menyangkut tentang eksistensi
a. Tujuan Umum
(website).
b. Tujuan Khusus
internet (website).
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
dewasa ini.
b. Manfaat praktis
penegak hukum, serta bermanfaat terutama bagi para pelaku bisnis agar
akan tetapi belum ada yang membahas mengenai disclaimer pada situs internet,
jadi penelitian ini bukan merupakan plagiat dan memenuhi unsur-unsur kebaruan.
saat perangkat lunak tersebut tidak dapat mengakibatkan komputer bekerja untuk
Indonesia kadangkala dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam transaksi yang tidak
hukum pelaku usaha. Tesis ini membahas mengenai analisa yuridis sistem
judul Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli melalui
Media Internet12 atas nama Lia Catur Muliastuti dengan rumusan masalah yaitu :
11
Anggia Dyarini M, 2011, Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Perangkat Lunak
Kepada Konsumen : Kajian Perbandingan Liensi Standard Sofware, Bespoke Software dan
Customized Software, diakses dari : URL : www. lontar. ui. ac. id, pada tanggal 11 Maret 2012.
12
Lia Catur Mastuti, 2010, Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual
Beli melalui Media Internet, diakses dari URL : eprints.undip.ac.id /23920 / 1 / Lia _ Catur _
Muliastuti.pdf, pada tanggal 12 Maret 2012.
1. Bagaimana proses pelaksanaan, hambatan-hambatan serta cara mengatasi
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual beli
empiris dan spesifikasinya dilakukan secara deskriptif analisis. Sumber dan jenis
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan, dan data yang didapat
akan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
pelaksanaan jual beli melalui media internet terdiri dari empat proses, yaitu
umumnya mengenai pola pikir, minat, dan kultur atau budaya masyarakat
Indonesia. Perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual beli melalui
Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian
hukum normatif, yaitu suatu penelitian yang menempatkan norma sebagai obyek
penelitian dalam hal ini adalah PP No. 69 Tahun 1999. Jenis pendekatan yang
penelitian yang menekankan pada data sekunder yang terdiri dari sumber bahan
hukum primer, sekunder dan tersier. Pengumpulan bahan hukum diawali dengan
bahan hukum dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan komprenhensif.
Dari hasil penelitian tersebut diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketentuan
pelabelan produk pangan sebagaimana diatur dalam PP No. 69 Tahun 1999 belum
maupun pidana.
Rumusan Masalah :
13
Sylvia Christina Aswin, 2006, Keabsahan Kontrak Dalam Transaksi Komersial Elektronik ,
diakses dari URL : eprints.undip.ac.id/17823/1/Sylvia_Christina_Aswin.pdf. pada tanggal 12
Maret 2012.
2. Jika terjadi sengketa di antara para pihak, bagaimana kekuatan pembuktian
yuridis normatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masih terdapat
Komersial14 atas nama Made Maharta Yasa, dengan rumusan masalah yaitu
Rumusan Masalah :
perbedaan yang spesifik.. Penekanan pada penelitian ini terletak pada pembahasan
disclaimer oleh pelaku usaha dalam situs internet (website). Dalam penelitian
pada situs internet (website). Oleh karena itu penelitian ini dapat dikemukakan
14
Made Maharta Yasa, 2010, Validasi Digital Signature Pada Dokumen Elektronik Dalam
Transaksi Komersial , Tesis, Universitas Udayana.
masih bersifat orisinal dan layak untuk dijadikan sebagai obyek penulisan dalam
bentuk tesis.
1.7.Landasan Teoritis
landasan teori. Landasan teori sebagai landasan berfikir yang bersumber dari suatu
menekankan serta menerangkan suatu gejala sosial secara sistematis. Suatu teori
adalah hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-
cara tertentu fakta tersebut merupakan suatu yang dapat diamati dan pada
umumnya dapat diuji secara empiris, oleh sebab itu dalam bentuknya yang paling
sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variable atau lebih yang
Teori hukum adalah cabang ilmu hukum yang membahas atau menganalisis
Jadi, tidak hanya menggunakan metode sintesis saja. Dikatakan secara kritis
15
Soerjono Soekamto, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Gravindo Persada,
Jakarta,h.30.
karena pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan teori hukum tidak cukup
kenyataan yang tersusun secara sistematis, logic dan konkrit yang melalui
pemahaman tentang suatu hal. 17 Dalam dunia hukum terhadap pemahaman bahwa
istilah teori bukanlah suatu yang harus dijelaskan tetapi sebagai sesuatu yang
disclaimer dalam situs internet (website), maka dalam hal ini akan diuraikan
undangan.
16
Sudikno Mertokusumo,2012, Teori hukum (edisi revisi), Cahaya atma pustaka, Yogyakarta,
h.87
17
B.Hestu Cipto Handoyo , 2008, Prinsip-prinsip Legal Drafting dan Desain Naskah
Akademik, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, h.28
18
Otje Salman, 2008, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali,
Refika Aditama, Jakarta, h. 19
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang perlindungan hukum
berikut :
- Teori Keadilan;
- Stakeholders Theory.
Alasan menggunakan teori sistem hukum (legal system), oleh karena adanya
komponen teori sistem hukum yaitu dalam substansi hukum (legal substance).
undang No.11 Tahun 2008 (UU ITE) belum memenuhi salah satu syarat yang
menurut Lon L.Fuller. Kemudian digunakannya teori keadilan dari Adam Smith
yang dianut Negara tempat undang-undang itu dibentuk. Sehingga untuk mengkaji
mengkaji sistem hukum itu sendiri. Teori Sistem Hukum (Legal System Theory)
bentuk dan kedudukan pranata hukum yang terdapat dalam sistem hukum. 20
Hubungan antar lembaga tinggi Negara. Komponen struktur dari suatu sistem
hukum mencakup berbagai institusi (lembaga) yang diciptakan oleh sistem hukum
hukum tersebut. Salah satu diantara institusi tersebut adalah peradilan dengan
berbagai perlengkapannya.
19
Lawrence M.Friedman,2009, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial (The Legal System : A
Social Science Perspektive), (M. Khozim, Pentj), Nusa Media, Bandung, h. 12
20
Ibid, h.15
Substansi tersusun dari peraturan-peraturan dan ketentuan mengenai
aturan hukum, norma-norma dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam
sistem itu termasuk produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam
aturan baru yang mereka susun. Subtansi hukum ini juga mencakup hukum yang
hidup di tengah masyarakat bukan hanya pada aturan-aturan yang ada didalam
ini relevan untuk membahas rumusan masalah yang pertama, substansi hukum
yaitu undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Teknologi (UU
ITE) harus jelas mengatur tentang adanya perlindungan hak konsumen berkaitan
tidak mengatur maka perlindungan hukum terhadap konsumen yang terlibat dalam
masyarakat yang mendasari hukum yang berlaku.22 Kultur hukum juga bisa
dipandang benar atau salah, berguna atau sia-sia bila kita pergi ke pengadilan.
konsumen internet masih sangat rendah, karena hukum yang melindungi hak-hak
21
Ibid, h.16
22
Ibid, h. 18
konsumen juga sangat lemah, belum ada mekanisme pengaduan yang mudah bagi
Teori ini dikemukakan oleh Lon L.Fuller. menurut Fuller, agar hukum
(peraturan) berfungsi dengan baik, maka peraturan tersebut harus mematuhi atau
mengikatkan diri secara ketat kepada 8 (delapan) syarat yang merupakan azas-
23
Yuliandari, 2009, Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Yang Baik,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.130
7) Introduction such frequent changes in the rules
(memperkenalkan perubahan sering seperti dalam aturan,
artinya ketentuan bahwa hukum harus konstan/konsisten di
setiap waktu tidak mutlak, karena hukum harus merespon
perubahan yang terjadi di setiap waktu); dan
8) A failure of congruence between the rules as announced
and their actual administration (harus ada kecocokan atau
konsistensi antara peraturan yang diundangkan dengan
pelaksanaan sehari-hari).
website. Menurut Fuller bahwa hukum harus dapat merespon perubahan yang
macam kasus atau permasalahan yang menyangkut dunia internet yang timbul dari
keadilan ditandai oleh hubungan yang baik antara satu dengan yang lain, tidak
mengutamakan diri sendiri, tapi juga pihak lain serta adanya kesamaan. 24
keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama banyaknya dengan tidak
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Adam Smith yang hanya menerima
satu konsep keadilan yaitu keadilan komutatif. Menurut Adam Smith keadilan
kesetaraan dan keharmonisan hubungan antara satu orang dengan orang lain.
keadilan legal hanya konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif.
24
Satjipto Rahardjo,2010, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
Genta Publishing, Yogyakarta, h. 44
25
Chainur Arrasjid, 2006, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 40
This area of the law is still growing and further measures attempting to
protect the consumer from unfair practices are likely to be adopted.26
bisnis yang tidak bermoral untuk menjalankan dan dengan demikian masuk akal
apabila terdapat pelanggaran dalam praktik bisnis mereka. Hal ini termasuk dalam
lingkup hukum masih terus berkembang dan langkah-langkah lebih lanjut yang
bertujuan untuk melindungi konsumen dari praktik yang tidak adil kemungkinan
akan diadopsi. Apabila prinsip keadilan dijalankan maka akan lahir bisnis yang
D. Stakeholder Theory
semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi (economic focused) dalam
26
John D.Ashcroft & Janet E. Ashcroft, 1981, College Law for Business, United States of
America, South-Western Publishing Co. Page 124
27
Agus Yudha Hernoko, 2008, Hukum perjanjian asas proporsionalitas dalam kontrak
komersial, Laksbang Mediatama ,Yogyakarta, h.70
any group or individual who can affect or is affected by achievement
tujuan tertentu. Stakeholders theory lahir atas kritikan dan kegagalan shareholders
bagian dari stakeholders itu sendiri. Teori ini dikemukakan oleh R.Edward
:29
keputusan perusahaan.
28
Busyra Azheri, 2011,Corporate Social Responsibility (Dari Voluntary Menjadi Mandatory),
PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.112
29
Nor Hadi, 2012, Corporate Social Responsibility, Graha Ilmu, Yogyakarta, h.94
2. Teori ini ditekankan pada sifat alami hubungan dalam proses bagi
baik secara keseluruhan maupun parsial, internal maupun eksternal yang memiliki
kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok primer terdiri atas pemilik
30
Ibid
31
Elvinard Ardianto dan Dindin M.Machfudz, 2011, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR
Berlipat-lipat, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, h. 75
32
Ibid, h.113
Atas dasar pengelompokan stakeholders, sudah tentu kelompok primer yang
orang yang tidak dapat membatasi dirinya hanya untuk menjalankan aktivitas
ekonomi dan mengabaikan aspek social. Seorang manajer dan perusahaan tidak
bisa lepas dari berbagai masalah sosial di lingkungannya. Oleh karena itu para
manajer harus menyadari bahwa suatu perusahaan adalah sebuah institusi publik
dan manajemen yang dijalankan harus menurut pedoman nilai moral yang
tentang berbagai unsur yang dijadikan dasar dalam mengambil suatu keputusan
hal ini dilakukan sebagai upaya menunjukkan siapa saja yang punya kepentingan,
terkait dan terlibat dalam kegiatan bisnis. Akhirnya tujuan bisnis akan bermuara
pada suatu tujuan yang bersifat imperatif dalam arti kata bahwa bisnis harus
33
Dwi Kartini, 2009, Coorporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability
Management dan Implementasi di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, h.8
dijalakan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan stakeholders dengan aktivitas
pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung atas aktivitas dan kebijakan yang diambil suatu perusahaan. Jika
disclaimer dalam situs internet yang membebaskan pelaku usaha dari tanggung
sangat terkait dengan perusahaan. Dalam suatu bisnis termasuk dalam bisnis
online stakeholders theory bermuara pada prinsip minimal yaitu tidak merugikan
hak dan kepentingan pihak yang berkepentingan baik pelaku usaha maupun
konsumen. Hal ini bermakna bahwa suatu bisnis online harus dijalankan secara
baik dan etis demi kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnis online
tersebut.
a. Jenis Penelitian
34
Ibid, h. 118-119
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder belaka.35 Di
b. Pendekatan Masalah
pendekatan tersebut, informasi didapatkan dari berbagai aspek mengenai isu yang
37
sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan masalah dalam penelitian
pandangan-pandangan atau pendapat para ahli yang terdapat pada buku-buku atau
conceptual approach) atau bahan hukum sekunder. Pendekatan ini juga mencari
pembenaran atas suatu teori hukum atau azas-azas yang dapat digunakan dalam
penelitian ini. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Teori
35
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.14
36
Nomensen Sinamo, 2009, Metode Penelitian Hukum, PT.Bumi Intitama Sejahtera, Jakarta,
h. 107
37
Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
h 93
c. Sumber bahan hukum.
dasar yang dalam (ilmu) penelitian digolongkan sebagai bahan hukum sekunder.
primer (buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum, media cetak
atau elektronik.
melalui penelusuran terhadap berbagai dokumen hukum 39. Bahan hukum primer
38
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 82.
39
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju,
Bandung, h. 98.
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;
Konsumen;
Penyelesaian Sengketa;
Transaksi Elektronik;
yaitu buku-buku ataupun literatur-literatur yang memuat teori dan pandangan dari
para ahli yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Serta bahan hukum
tertier yang memberi petunjuk maupun penjelasan dalam penulisan ini adalah
kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia dan internet yang diuraikan pada
konsumen internet di indonesia. Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder
dikumpulkan berdasarkan topik permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan
sistem bola salju (snow ball) dan diklasifikasi menurut sumber dan hierarkinya
Hukumnya
1945) , oleh karena itu maka setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus
tersebut.40
40
Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta, Kompas, h.121.
ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya
sebagai manusia41
kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
atas, maka dapat diketahui unsur-unsur dari perlindungan hukum, yaitu 43:
41
Muchsin, 2003, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Magister
Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,Surakarta h. 14.
42
Ibid
43
Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, h.10
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
konsumen ini ternyata memang dibuat sejalan dengan pengertian pelaku usaha
44
Inosentius Samsul, 2004, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung
Jawab Mutlak, Universitas Indonesia, Jakarta,h.131
45
Janus Sidabalok,2006, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
h.46.
dengan pelaku usaha menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Ini berarti tidak hanya para pelaku usaha pabrikan yang menghasilkan barang
dan/atau jasa yang tunduk pada Undang-undang ini, melainkan juga para rekanan,
Badan Usaha dan Masyarakat yang memanfaatkan barang, jasa, fasilitas atau
Konsumen juga memberikan definisi dari barang dan jasa sebagai berikut :
46
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2000, Hukum tentang Perlindungan Konsumen,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.5
layanan yang berbentuk pekerjaan atau presentasi yang disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
Konsumen merupakan pengguna akhir (end user), dari suatu produk yaitu
setiap pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
digunakan oleh konsumen akhir atau produsen, atau penyedia atau penjual
47
Abdul Rasyid Saliman, et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh
Kasus) Edisi 2 Cetakan 4, Kencana Renada Media Group, Jakarta, h.23.
48
Susanti Adi Nugroho, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.61.
3. Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapatkan barang
diperdagangkan kembali.
dalam Pasal 2 sebelumnya, karena tujuan perlindungan konsumen yang ada itu
pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
dalam hukum bisnis atau hukum dagang karena dalam rangkaian pemenuhan
oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini sendiri baru
terbalik jika terjadi sengketa antara konsumen dan pelaku usaha. Konsumen yang
hukum di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang ada di tanah air.
49
N.H.T Siahaan, 2005, Hukum Konsumen (Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab
Produk), Panta Rei, Jakarta, h.34.
50
Happy Susanto, 2008, Hak-Hak Konsumen Jika dirugikan, Visimedia, Jakarta, h.20.
51
Ibid
Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Dalam perkembangannya,
seperti hak mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan ganti kerugian dan hak
Pada era 1960an Negeri Paman Sam cukup beruntung karena gerakan
terjadi pada 15 Maret 1962 tatkala Mantan Presiden Amerika Serikat, John F
meliputi54 :
52
Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia (Edisi Revisi 2006),
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, h.44.
53
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Op cit, h.27.
54
Ibid, h.28.
1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan
keamanannya;
kebutuhan pribadi;
4. Pendidikan konsumen;
hak Konsumen disebutkan disusun secara sistematis (mulai dari yang diasumsikan
ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh membahayakan
jika dikonsumsi sehingga konsumen tidak dirugikan baik secara jasmani dan
konsumen adalah pihak yang wajib berhati-hati bukan pelaku usaha. Falsafah
55
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
h.32
yang disebut let the buyer beware ini mencapai puncaknya pada abad ke-19
yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen tidak sampai mempunyai
gambaran yang keliru atas produk barang dan jasa. Informasi ini dapat
Jika dikaitkan dengan hak konsumen atas keamanan, maka setiap produk
berupa petunjuk pemakaian yang jelas. Sebagai contoh, iklan yang secara ideal
terbebas dari manipulasi data. Jika iklan memuat informasi yang tidak benar,
maka perbuatan itu memenuhi kriteria kejahatan. Bentuk kejahatan ini ditandai
oleh :
56
Ibid
57
Ibid, ,h.33.
58
Ibid
3. Hak untuk didengar
Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi adalah hak
untuk didengar. Ini disebabkan oleh informasi yang diberikan pihak yang
Untuk itu konsumen berhak mengajukan permintaan informasi lebih lanjut. Dalam
tata krama dan tata cara periklanan Indonesia disebutkan, bila diminta oleh
demikian, sekalipun masih berbentuk kode etik akan mengarah kepada langkah
pilihannya. Ia tidak boleh mendapat tekanan dari pihak luar sehingga ia tidak lagi
bebas untuk membeli atau tidak membeli. Seandainya ia jadi membeli, ia juga
bebas menentukan produk mana yang akan dibeli. Hak untuk memilih ini erat
kaitannya dengan situasi pasar. Jika seseorang atau suatu golongan diberikan hak
monopoli untuk memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, maka besar
kemungkinan konsumen kehilangan hak untuk memilih produk yang satu dengan
5. Hak untuk mendapatkan produk barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar
yang diberikan
59
Ibid, h.35.
60
Ibid, h.36.
Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan harga yang
tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi harus sesuai dengan nilai uang yang dibayar sebagai penggantinya.
Namun, pelaku usaha dapat saja mendikte pasar dengan menaikkan harga dan
biasanya konsumen terpaksa mencari produk alternatif (bila masih ada), yang
boleh jadi kualitasnya malahan lebih buruk. Akibat tidak berimbangnya posisi
tawar-menawar antara pelaku usaha dan konsumen, maka pihak pertama dapat
konsumen.
Jika konsumen merasakan, kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa yang
61
Ibid, h.38
tidak mendapat tanggapan yang layak dari pihak-pihak terkait dalam hubungan
Hak konsumen atas lingkungan yang baik dan sehat merupakan hak yang
diterima sebagai salah satu hak dasar konsumen oleh berbagai organisasi
konsumen di dunia. Lingkungan hidup yang baik dan sehat berarti sangat luas dan
hidup meliputi lingkungan hidup dalam arti fisik dan lingkungan nonfisik.
Desakan pemenuhan hak konsumen atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
langganan atau klien pengusaha lain untuk memajukan usahanya atau memperluas
persaingan itu selalu dirasakan oleh konsumen. Jika persaingan sehat, konsumen
62
Ibid, h.39.
dirugikan. Kerugian itu boleh jadi tidak dirasakan dalam jangka pendek tetapi
Oleh karena itu, wajar bila masih banyak konsumen yang belum menyadari hak-
haknya. Kesadaran akan hak tidak dapat dipungkiri sejalan dengan kesadaran
konsumen tidak selalu harus melewati jenjang pendidikan formal, tetapi dapat
Dari sepuluh butir hak konsumen yang diberikan di atas, terlihat bahwa
paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang dan/atau jasa
informasi yang benar, jelas dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang
63
Ibid, h.40.
Mengenai kewajiban konsumen tercantum dalam Pasal 5 Undang-undang
di era perdagangan bebas saat ini apalagi terkait dengan perubahan pola
bertatap muka. Salah satu aspek penting dalam hal dan kewajiban para pihak
adalah penyediaan arus informasi yang harus jelas mengenai jaminan atas barang
dan/atau jasa namun tidak meliputi informasi lain yang patut dilindungi oleh
hukum apabila pelaku usaha tidak secara jelas memberikannya kepada konsumen
Indonesia
pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha dan pemerintahan berdasakan lima
1. Asas manfaat;
2. Asas keadilan;
3. Asas keseimbangan;
konsumen ini, konsumen dan produsen dapat berlaku adil melalui perolehan
konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.
pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai dengan hak
yang lebih besar dari pihak lain sebagai komponen bangsa dan Negara.
dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas
produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan
harta bendanya.
5. Asas kepastian hukum baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum
pihak memperoleh keadilan. Oleh karena itu, negara bertugas dan menjamin
bunyinya.
Kelima asas yang disebutkan dalam pasal tersebut dalam pasal tersebut, bila
konsumen;
Perdata (KUHPerdata)
perikatan disamping sumber lain, yaitu Undang-undang. Hal ini dapat dilihat
undang.
yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Menurut Subekti, perikatan
adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasar mana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, berkewajiban memenuhi itu. 65
Dari sudut sifatnya, struktur kaidah hukum dapat dibedakan atas hukum
Hukum memaksa itu adalah hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat
sendiri. Dengan kata lain, hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus
mengatur adalah hukum yang dalam keadaan konkret dapat disisihkan oleh
perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak. Bilamana kedua belah pihak dapat
peraturan hukum yang tercantum dalam pasal yang bersangkutan, tidak perlu
tidak membuat sendiri suatu peraturan atau membuat sendiri suatu peraturan tapi
tidak lengkap.66
Terdapat tiga sumber norma yang ikut mengisi suatu perjanjian, yaitu
semua pejanjian itu harus dilaksanakan dengan itikad baik (Belanda ; tegoeder
trouw, Inggris; in good faith, Perancis; de bonne fot). Norma yang dituliskan di
65
Subekti, 2001, Hukum Perjanian, Intermasa, Jakarta, h.50
66
Rachmadi Usman, 2003, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT.Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta, h.5
atas ini merupakan salah satu sendi yang terpenting dari hukum
hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
jaminan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli bahwa barang yang dijual
dan diserahkan atau dilever itu sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas dari
sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu hak apapun. Kewajiban tersebut dalam
yang membuat barang tersebut tidak dapat dipakai oleh pembeli atau mengurangi
67
Zulham, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
h.72
68
Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, PT.Citra Aditya Bakti, Jakarta, h.8
Hukum Perjanjian pada asasnya merupakan hukum pelengkap (aanvullend
b. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu
itu atau jika ia telah membeli barang itu dengan pernyataan tegas akan
Jika dijanjikan penanggungan atau jika tentang itu tidak ada suatu perjanjian,
69
Subekti, Op.cit, h.17-18
2. pengembalian hasil-hasil jika ia diwajibkan menyerahkan hasil-hasil itu
asal;
ketentuan yang perlu diperhatikan oleh pembeli yaitu pasal 1503 KUHPerdata
yang berbunyi :
tersembunyi pada barang yang dijualnya yang membuat produk tersebut tidak
pemakaian itu. Jika si penjual sudah mengetahui cacad barang maka penjual
diderita oleh pembeli akibat produk yang cacad tersebut. Dalam hal penjual tidak
harga pembelian dan mengganti kepada si pembeli biaya yang telah dikeluarkan
untuk penyelenggaraan pembelian dan penyerahan sesuai dengan bunyi pasal
Elektronik (UU ITE) maupun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
70
Teguh Arifiyadi, 2013, Sertifikasi Pelaku Usaha Online,diakses dari :URL :
www.hukumonline.com , pada tanggal 9 Oktober 2013
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Penyelenggara Transaksi Elektronik oleh Instansi atau oleh pihak lain yang
elektronik :
c. antar Pribadi
perundang-undangan.
2.2.2 Hak-hak dan Kewajiban Pelaku Usaha dalam Perspektif Hukum
Indonesia
berkaitan dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab seluruh pihak yang terkait,
objek yang ditransaksikan, kenaikan atau keamanan sistem elektronik, tata cara
termasuk konsumen yang dimaksud adalah konsumen akhir dan bukan konsumen
adalah pihak penyedia barang dan/atau jasa di Internet yang merupakan orang
perorangan atau badan usaha berbentuk hukum ataupun tidak, didirikan dan
penting untuk memahami wilayah kerja dari para pelaku usaha yang melintasi
dilaksanakan dalam rangka jual beli. Jual beli sesuai pasal 1457 KUHPerdata
adalah suatu perjanian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan. Unsur-unsur jual beli tersebut berupa perjanjian, penjual dan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, sesuai Pasal
membuat suatu perikatan. suatu hal tertentu. suatu sebab yang halal. Tiap-tiap
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Pembatasan itu antara lain bahwa sutau perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik (Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata). Suatu perjanjian tidak boleh
terjadi di antara pelaku usaha dengan konsumen, hal tersebut dapat digambarkan
Langsung
(Privity
contract)
Jasa Professional liability
Hubungan
Pelaku Usaha
Dengan Strict liability
Konsumen
Tidak
langsung
(no privity Produk liability
Barang
contract)
Hubungan hukum tidak hanya antara pelaku usaha dengan konsumen saja tetapi
1. Business to Business
Transaksi yang terjadi antara perusahaan (pelaku usaha dan konsumennya
mengetahui satu sama lain dan sudah terjalin hubungan yang sudah cukup lama.
2. Business to Customer
terkenal di Indonesia dan amazone.com sebuah situs e-commerce yang besar dan
terkenal di dunia. Pada jenis ini transaksi disebarkan secara umum dan konsumen
yang berinisiatif melakukan transaksi. Pelaku usaha harus siap menerima respon
dari konsumen tersebut. Biasanya sistem yang digunakan adalah sistem web
3. Customer to Customer
Transaksi ini terjadi dimana individu saling menjual barang satu sama lain.
4. Customer to Business
5. Customer to Government
Bisnis
Pada setiap bidang usaha memiliki aturan tersendiri, sebagai contoh usaha
Elektronik (ITE). Pelaku usaha selain wajib tunduk pada aturan-aturan yang
berlaku juga wajib memiliki itikad baik dalam menjalankan suatu usaha. Segala
terdapat dalam ayat (2) dan (3) yang melarang pelaku usaha memperdagangkan
barang, sediaan farmasi dan pangan yang rusak (sudah tidak sempurna lagi), cacat
(kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang
sempurna) atau bekas (sudah pernah dipakai) dan tercemar (rusak) tanpa
Kesehatan. Untuk kedua bidang ini berlaku asas lex specialis derogate lege
generalis yang artinya peraturan yang khusus mengalahkan peraturan yang umum.
dimaksudkan untuk menentukan atau membatasi ruang lingkup hak dan kewajiban
yang dapat dilaksanakan dan ditegakkan oleh pihak dalam hubungan yang diakui
secara hukum. Berbeda dengan istilah lain untuk bahasa hukum yang berlaku,
website atau situs sebagai pemberi informasi. Pembaca suatu situs dianggap secara
otomatis menerima syarat dan ketentuan yang berlaku pada situs tersebut,
diberikan dengan tujuan perlindungan bagi pemilik situs (website). Pembaca suatu
situs dianggap secara otomatis menerima syarat dan ketentuan yang berlaku pada
Didalam sebuah artikel yang dikemukakan oleh seorang internet lawyer asal
sebuah situs. Misalnya, pembaca mungkin masuk dalam sebuah disclaimer yang
71
Diana kusuma sari, Op.cit.
72
Richard A. Chapo, 2012, Disclaimer For Website, diakses dari : URL :
www.socalinternetlawyer.com, pada tanggal 19 Mei 2013.
informasi terbaru , tetapi mungkin juga sudah lama dan hal tersebut adalah tugas
informasi tersebut. Disclaimer biasanya tercantum beserta term of use atau terms
dari jaminan dan pemilik situs menempatkan dirinya ke dalam syarat-syarat yang
merupakan metode yang diterima oleh pembaca dalam hal berurusan dengan
pemilik situs tersebut, merupakan hal yang baik untuk merinci unsur-unsur
menyatakan bahwa :
disclaimer tersebut untuk hal apapun , sebagai contoh jika pemilik situs
orang menurunkan berat badan , disclaimer tidak akan melindungi pemilik situs
73
Ibid
untuk tidak digugat atau berpotensi untuk diminta bertanggung jawab. Pengadilan
bagi pemilik situs bahwa disclaimer digunakan untuk mencegah tuntutan hukum,
merupakan hal yang keliru. Disclaimer cenderung mengikat lebih berat jika
persetujuan yang membuat lebih mudah untuk berpendapat bahwa syarat tersebut
Dalam artikel yang dibuat SEQ Legal LLP sebuah website generator jasa
antara lain :
The disclaimer document is divided into the following sections: 74a licence
of the copyright in the website (and restrictions on what may be done with
the material on the website); a disclaimer of liability (which gives the
document its name); a variation clause; an entire agreement clause; a
clause specifying the applicable law and the jurisdiction in which disputes
will be decided; and a provision specifying some of the information which
needs to be disclosed under the Ecommerce Regulations.
Dapat dijelaskan bahwa suatu dokumen disclaimer yang dibuat oleh SEQ
Legal LLP sebuah website generator dibagi menjadi beberapa bagian seperti
lisensi hak cipta di website (pembatasan pada apa yang dapat dilakukan dengan
74
SEQ Legal LLP, 2013, More information about website disclaimers, diakses dari : URL :
http://www.seqlegal.com , pada tanggal 20 Oktober 2013.
materi di website), penolakan pemenuhan kewajiban (yang biasanya menjadi
klausul yang menentukan hukum yang berlaku dan yurisdiksi di mana perselisihan
disclaimer yang ada di dalam situs internet (website) yang tidak dapat
yang dikenal dalam bahasa Belanda yaitu standaard contract atau standaard
sebagai
The terms of many contracts are set out in printed standard forms which are
used for all contracts of the same kind and are only varied so far as the
75
G.H Treitel, 1995, The law of contract, 9 th Edition , Sweet & Maxwell Ltd, London, h.196
undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menggunakan istilah
yang menyebutkan bahwa klausula baku tersebut disiapkan terlebih dahulu oleh
pelaku usaha dan dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi konsumen. Dalam situs internet (website) bentuk
klausula baku ditampilkan secara digital, berbeda dengan klausula baku yang
dalam bentuk disclaimer dalam website, dalam kontrak standar di dunia nyata
juga dikenal Wiver Clause dan Indemnity Clause yang sama-sama berkaitan
dengan tanggung jawab. Klausula Wiver (Wiver Clause) yaitu merupakan surat
pernyataan yang dibuat secara resmi untuk melepaskan tuntutan. Wiver clause
juga terdiri dari pasal dalam kontrak yang memuat kehendak salah satu atau para
pihak untuk melepaskan hak untuk melakukan sesuatu atau untuk menuntut atas
suatu klaim tertentu yang dapat terbit dari kontrak. Wiver Clause disebut juga
Pelepasan hak, apabila suatu syarat dalam kontrak diabaikan, dilalaikan atau
dilupakan, maka yang bersangkutan dianggap telah melepaskan haknya, karena itu
untuk mencegah agar tidak terjadi penafsiran yang demikian dibuatlah suatu
merupakan :
sukarela atas hak, melakukan mendukung kesimpulan bahwa hak tertentu telah
dilepaskan. Selain waiver clause juga dikenal indemnity Clause, di Indonesia juga
artinya penanggung berjanji akan membayar ganti rugi seimbang sesuai kerugian
yang diderita oleh tertanggung, apabila objek telah dipertanggungkan dengan nilai
penuh. Besarnya kerugian dihitung berdasarkan nilai pada sesaat sebelum terjadi
dikeluarkan oleh penerbitnya kepada pihak lain yang berfungsi sebagai perjanjian
formal untuk melepaskan atau melindungi pihak lain tersebut dari kewajiban
76
Farlex, 2013, Waiver, diakses dari URL : http:// www. Legal-dictionary.com, pada tanggal
29 November 2013
terhadap kinerja tindakan-tindakan tertentu yang dilakukannya. Menurut Simone
antara dua pihak kontrak umumnya untuk mencegah kerugian atau kompensasi
untuk kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa tertentu. Dalam
prakteknya, karakteristik indemnity berupa ganti kerugian oleh pihak ketiga yang
berdasarkan nilai/harga pada saat sesaat sebelum terjadi peristiwa klaim, kecuali
dalam asuransi jiwa dan kecelakaan diri jumlah klaim yang akan dibayarkan telah
membebaskan diri sendiri dari tanggung jawab banyak ditemukan dalam website
merupakan penyerahan secara sukarela atas hak dalam kontrak yang diketahui
77
Simone Selkirk dan Garrett Williams, 2011, Indemnity clauses in commercial contracts,
diakses dari URL : http://www.lexology.com, pada tanggal 29 November 2013.
oleh para pihak dan Indemnity clause menyatakan pengalihan tanggung jawab
dimana tanggung jawab tersebut dialihkan kepada pihak ketiga seperti contohnya
yang berisikan suatu informasi tertentu. Website juga dapat diartikan kumpulan
dari web pages mengenai hal atau organisasi ternetu. Web page adalah tampilan
sebuah halaman di internet yang memiliki alamat tertentu dimana alamat itu tidak
ada yang sama satu dengan yang lain. 78 Jenis-jenis website berdasarkan sifatnya
dibagi menjadi dua, yaitu website Dinamis dan website statis.79 Website dinamis
merupakan website yang contentnya dapat berubah setiap saat. website dinamis
marketing. Faktor utama yang membuat suatu website menjadi dinamis adalah
Content Management System. Dengan adanya CMS ini, siapapun yang memiliki
78
Edmon Makarim, 2004, Kompilasi Hukum Telematika, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
h.268
79
Matt Junior, 2013, Mengenal Jenis-jenis website, diakses dari : URL :
http://www.mattjunior.com, pada tanggal 19 Juni 2013
website company profile dan website profil organisasi. Website statis seringkali
juga berfungsi hanya sebagai brosur atau kartu nama digital perusahaan. 80
Internet dan website merupakan dua hal yang berbeda. Sebuah website
musik, video, database dan software) yang merupakan obyek perlindungan hak
cipta, elemen lainnya yang dapat ditemukan didalam website yaitu logo, nama
usaha, brand/nama produk/nama jasa, symbol, slogan, nama domain dan fitur-fitur
dengan teknologi web misalnya search engines, sistem online shopping dan
sistem navigasi.
diupload ke dalam internet, website dirancang dalam suatu HTML Editor. Editor
Rancangan website yang dibuat dalam bentuk HTML Editor itu adalah program
komputer. Dengan demikian secara keseluruhan website itu dilindungi oleh Hak
Cipta. Didalam sebuah website terdapat beberapa Hak Cipta selain Hak Cipta atas
tulisan artikel dan program komputer di website tersebut, juga terdapat Hak Cipta
80
Ibid
atas desain dalam website dan juga Hak Cipta atas typographical arrangement
Situs internet (website) telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern
yang memerlukan segala sesuatu aktivitas yang serba cepat, efisien. Namun, sisi
masalah Hak Cipta. Sebuah website terdiri dari informasi, berita, karya-karya
sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) baik desain website maupun isi (konten)
website, dari publikasi dan perbanyakan oleh pihak lain tanpa izin pemegang hak
cipta. Perlindungan hak cipta diperoleh pencipta atau penerima hak, sepanjang
desain dan konten website tersebut merupakan hasil karya yang original. Suatu
disclaimer dalam website merupakan bagian dari hak cipta dari website tersebut
karena program komputer, karya tulis yang diterbitkan dan ciptaan-ciptaan lain
ruang lingkup cyberspace dalam sistem Hukum Indonesia dilihat dari pengertian
atas hak cipta yang termuat dalam Pasal 1 angka 1 dan 3 Undang-undang Hak
Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan peundang-undangan yang berlaku.
Ciptaan yang dimaksud termasuk segala bentuk karya pencipta yang terdapat
di media internet. Pengalihan atas hak cipta dapat dilakukan agar pihak lain selain
pencipta dapat menikmati manfaat dari suatu karya cipta. Dalam pengalihan ini,
hak yang beralih hanyalah hak ekonominya (economic rights) saja, sedangkan hak
moralnya (moral right) tidak dapat dialihkan, karen ahak moral tidak pernah lepas
dari pencipta, sekalipun secara fisik telah berpindah melalui proses pembelian
website.
Berikut ini beberapa contoh pelanggaran Hak Cipta dalam suatu situs internet
yang berisikan lagu-lagu dan liriknya, foto dan cover album dari penyanyi-
penyanyi tersebut;
81
Anne Fitzgerald, 1999, Intelectual Property, LBC Information Services, NSW, Sydney,
h.62
82
Am Badar, 2009, Perlindungan HKI di Jaringan Internet, diakses dari : URL : http
://www.kompasiana.com pada tanggal 8 Agustus 2013.
3. Seseorang dengan tanpa izin membuat sebuah situs yang dapat mengakses
secara langsung isi berita dalam situs internet milik orang lain atau
perusahaan lain.
Akan tetapi, saat ini kenyataannya share (membagi) suatu berita oleh website
berita sudah merupakan sebuah nilai yang akan menaikan jumlah kunjungan ke
website berita itu sendiri, yang secara tidak langsung share berita ini akan
menaikan page rank website dan mendatangkan pemasang iklan bagi website
berita itu sendiri. Maka dalam kasus ini, Hak Cipta sebuah berita telah diizinkan
oleh pemilik website berita untuk di share melalui media-media lain asalkan
sumber resmi berita tersebut dicantumkan. Hal ini sesuai dengan Pasal 14 c UU
ketentuan ini sudah mengakomodasi secara kontrol teknologi. Ini berarti untuk
teknik deskripsi dan enkripsi yang digunakan untuk melindungi hak cipta.
teknologi baru yang dapat mencegah upaya pembajakan oleh mereka yang tidak
membutuhkan perpaduan dari semua faktor itu, sehingga ini diharapkan dapat
membentuk sistem hukum proteksi hak cipta di Internet yang semakin terpercaya
dan dapat diandalkan. Dengan adanya proteksi yang tegas mengenai hak cipta
tersebut tentu saja tindakan semena-mena para pelaku usaha pemilik website
dalam meng-copy suatu ciptaan atau isi dari website lain dan menyebarkan dalam
2.3.4 Perbedaan antara situs Internet (website) dan blog (web log)
peran penting di dunia maya. Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang
pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Para
mudah dikenali berdasarkan topik apa yang disukai, apa tanggapan terhadap link-
link yang di pilih dan isu-isu didalamnya. Oleh karena itu Blog bersifat sangat
personal. Blogger adalah objek pelaku dari sebuah blog, dengan kata lain Blogger
(terlepas dari aksi google yang membeli domain blogger.com untuk layanan
dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang
hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan
informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web
Perbedaan antara website dengan blog lebih terperinci dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
kepentingan bisnis, sangat menjaga sekali profesional dari website yang akan
digunakan untuk memasarkan usahanya tersebut. Bila URL dari web bisnis kita
hal seperti : disangka tidak serius dalam mengelola bisnis, usahanya hanya fiktif
dan hanya menipu saja karena web-nya gratisan, menimbulkan keraguan bagi
calon konsumen yang akan membeli produk yang ditampilkan di website. Jika
menggunakan domain dan hosting berbayar seperti .com .net .biz, kita akan
dianggap serius dalam mengelola bisnis yang kita lakukan sehingga konsumen
tidak ragu-ragu dalam mentransfer uang untuk membeli produk yang ditawarkan.
konsumen lebih percaya pada website yang dikelola dengan serius (bukan
gratisan). Bahkan untuk kebutuhan sebagai contoh pada online shop, walaupun
memiliki blog untuk memperlihatkan foto produk yang dijual, tetapi pihak online
Jaringan telekomunikasi terbuka seperti World wide web yang biasa disingkat
(www) adalah suatu ruang teknologi informasi yang digunakan oleh pengenal
informasi dapat digunakan secara bersama diseluruh dunia berkat adanya www
tersimpan di server web dan tersebar di lima benua termasuk Indonesia yang
ini disimpan dan dibuat dalam format HTML (Hypertext Markup Language).
Dengan adanya world wide web (www) kemudahan dalam mengakses internet
(seperti surat, telegraf dan telepon) dan penyiaran menjadi satu media telah
dalam bahasa Indonesia dengan istilah dunia maya Dunia maya telah mengubah
lamaran kerja berkirim foto, mencari informasi secara praktis tanpa haru membeli
Koran dan berjalan-jalan ke luar rumah , melakukan pembicaraan jarak jauh tidak
ubahnya seperti sedang bertelepon, mengambil uang dari bank, membuat desain
dilengkapi dengan kamera) dan masih banyak lagi. Praktis pada saat ini hamper
semua kegiatan yang dapat dilakukan di dunia nyata (real world) dapat dilakukan
di dunia maya. Bahkan di dunia maya orang telah melakukan berbagai tindakan
kejahatan yang justru tidak dapat dilakukan di dunia nyata. Budaya internet
internasional.
melalui internet menimbulkan beberapa masalah yuridis 83, salah satunya yang
baik itu website yang menyediakan layanan informasi maupun layanan jual beli
83
Niniek Suparni, 2009, Cyberspace Problematika & Antisipasi Pengaturannya, Sinar
Grafika, Jakarta, h.52
secara elektronik (e-commerce), terdapat klausula mengenai pembatasan tanggung
jawab tersebut yang diciptakan oleh pemilik situs sebagai pelaku usaha dengan
tujuan agar supaya jelas bagi para pihak akan batas-batas dari tanggung jawab
masing-masing pihak. Namun hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan yaitu
kepatuhan yang berlaku pada hukum yang dipilih oleh para pihak untuk
kerugian yang harus dibayarkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lainnya,
apabila timbul sengketa.Dengan demikian para pihak sudah sejak dini mengetahui
Dalam prakteknya di Indonesia dalam suatu situs internet (website), baik itu
website penyedia layanan informasi elektronik maupun transaksi jual beli pihak
pelaku usaha pemilik situs mencantumkan suatu klausula eksemsi yang disebut
disclaimer tersebut yang mana letaknya di dalam website tidak langsung muncul
Biasanya disclaimer dari suatu situs terdapat dibagian bawah tampilan situs yang
penulisannya menggunakan ukuran font lebih kecil daripada tulisan utama dari
situs tersebut dan ada juga situs yang langsung menggabungkan disclaimer
didalam suatu term and condition suatu situs internet. Dari segi isinya, pada
84
Ibid
elektronik/ pelaku usaha. Pengguna sistem elektronik/ konsumen tidak dapat
Indonesia, namun juga ditemukan di beberapa website yang berasal dari luar
negeri. Namun isinya berbeda-beda disetiap website. Menurut kutipan artikel yang
pada website adalah penting. Disclaimer tidak akan melindungi pemilik situs
bagi pihak yang mengakses dan menggunakan informasi dari pemilik situs ,
dalam ' Terms of Use ' dan privasi policy. Hal ini penting bahwa disclaimer yang
jelas dan terlihat, idealnya pada setiap halaman website , biasanya di bagian
bawah halaman. Jika orang tidak dapat menemukannya , mereka tidak akan
85
Simon Davey, 2011, Website disclaimers , diakses dari : URL
:http://www.ictknowledgebase.org.uk, pada tanggal 17 Juni 2013
membacanya dan mungkin tidak menawarkan perlindungan yang diperlukan .
Idealnya , dari perspektif hukum , pengguna harus diminta untuk tegas menyetujui
persyaratan ( misalnya dengan mengklik tombol " Saya setuju ") , tetapi hal ini
jarang dilakukan dalam praktek. Menjadi jelas mengenai tujuan dan implikasi dari
disclaimer tersebut).
dibagian bawah homepage website dan konsumen harus meng- klik terlebih untuk
. Jika pengguna tidak setuju dengan setiap bagian dari disclaimer ini , jangan
gunakan website ini . Pemilik situs berhak untuk mengubah ketentuan ini setiap
saat . Oleh karena itu Anda harus memeriksa secara berkala untuk perubahan .
Dengan menggunakan situs ini setelah kita posting perubahan apapun , Anda
setuju untuk menerima perubahan tersebut , walaupun anda telah atau belum
tanggung jawab disebut juga exemption clauses adalah dilarang hal ini tercantum
dalam salah satu Undang-undang di Inggris The Unfair Contract terms Act (1977)
perjanjian standar dalam kontrak bisnis dan kontrak elektronik dan termasuk
jawab (disclaimer) didalam suatu situs internet. UCTA juga bertujuan untuk
86
Ibid
melindungi konsumen dari perilaku pelaku usaha yang ingin melepaskan diri dari
tanggung jawabnya. The Unfair Contract terms Act (1977) menjelaskan bahwa :
Klausul pembebasan hanya dapat dimasukkan dalam kontrak tertulis jika mereka
wajar. Hal ini tidak mungkin untuk menggunakan klausul pengecualian untuk
melarikan diri tanggung jawab dalam kasus cedera tubuh atau kematian akibat
klausul pembebasan dari kewajiban dalam kasus cedera atau kematian karena
kelalaian;
Dalam Bab 3 mengenai Exemption Clauses and Unfair Terms dalam Pasal 13
Section 13 (1), which states: To the extent that this part of this Act
prevents the exclusion or restriction of liability it also prevents :
a. making the liability or its enforcement subject to restrictive or
onerous conditions;
b. excluding or restricting any right or remedy in respect of the
liability, or subjecting any person to any prejudice in consequence of
his pursuing any such right or remedy;
c. excluding or restricting any rules of evidence or procedure.
Jadi, bagian dari The Unfair Contract terms Act (1977) mencegah
atau subjek penegakan hukum untuk kondisi membatasi atau berat, tidak termasuk
atau membatasi hak atau upaya hukum sehubungan dengan tanggung jawab, atau
mengejar semua hak dan perbaikan tersebut dan tidak termasuk atau membatasi
tahun 1999 ini ada beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk mengukur unfair
terms, akibat hukum bagi konsumen dari penggunaan unfair terms oleh pelaku
Dapat dijelaskan bahwa Istilah kontrak yang belum dinegosiasikan tidak adil
ketidakseimbangan yang signifikan dalam hak dan kewajiban para pihak dalam
Akibat hukum bagi bisnis online yang mencantumkan unfair terms juga
menyebutkan :
Dijelaskan bahwa konsumen tidak terikat oleh sebuah klausula yang tidak
adil. Klausula dalam kontrak yang mengikat jika tidak ada klausula yang tidak
adil didalamnya, dimana jika istilah tersebut telah dibuat untuk pernyataan umum,
United Kingdom Office of Fair Trading (UK OFT) dapat mengambil suatu usaha
disebutkan secara tegas dalam Penjelasan UUD 1945 (setelah amandemen) yaitu
pasal 1 ayat (3); Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).
ketertiban dunia. Tujuan hukum juga untuk mengayomi manusia baik secara aktif
Hukum yang berlaku atau hukum positif. Jadi, kita berpikir antara
lain tentang undang-undang atau keputusan-keputusan hakim dan
tidak tentang salah satu hukum kodrat atau sistem-sistem hukum
ideal yang mungkin saja dapat dipikirkan sebagai berlaku. Hukum
yang dibicarakan disini adalah hukum dengannya kita setiap hari
berurusan. Tetapi, ia bukanlah suatu gejala sewenang-wenang
(sekehendak hati) atau subjektif, ia memperlihatkan, menurut
pemahaman kami, beberapa ciri objektif. 88
87
Abdul Manan, 2005, Apek-aspek Pengubah Hukum, Kencana , Jakarta, h. 23
88
Arief Sidharta, 2009, Meuwissen Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori
Hukum dan Filsafat Hukum, Refika Aditama, Bandung, h.35.
89
Ibid h.26
Hukum pada dasarnya merupakan suatu aturan yang sengaja diciptakan oleh
masyarakat agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, damai dan tentram. Hukum
undangan lain yang lebih tinggi tingkatannya Dalam pasal 7 ayat (1) Undang-
b. Istilah yang dipilih hendaknya sebisa mungkin bersifat mutlak dan tidak
90
Yuliandri. Op.cit, h.128
c. Hukum hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang riil dan actual,
d. Hukum hendaknya tidak halus (not be subtle), karena hukum dibentuk untuk
rakyat dengan pengertian yang sedang; bahasa hukum bukan latihan logika,
menumbuhkan pertentangan-pertentangan;
permasalahan, sebab hukum yang lemah, tdak perlu dan tdak adil hanya akan
bahwa
91
Roger Catterrell, 1984, The Sociology of Law : An Introduction, Butterworths, London,
h.76.
Dapat diketahui bahwa Hukum mengamankan kohesi sosial dan perubahan
(kepentingan pribadi warga negara), sosial (yang timbul dari kondisi umum
terpenuhi. Hukum adalah suatu aturan yang sengaja diciptakan oleh masyarakat
agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, damai dan tenteram. Hukum bisnis
adalah bagian dari hukum privat, hal ini dikemukakan oleh Peter Mahmud
Marzuki92 :
keuntungan. Kegiatan non profit bukan bisnis, melainkan adalah amal. Akibatnya,
Hukum bisnis, oleh karena itu, milik hukum privat bukan hukum publik).
92
Peter Mahmud Marzuki, 2011, An Introducation To Indonesian Law, Setara Pers, Malang,
p.219.
Persyaratan sesuai dengan asas-asas pembentukkan peraturan perundang-
agar dapat disebut sistem hukum yang ada adalah umum, perundangan, non-
keteguhan melalui waktu dan akhirnya, kesesuaian resmi tindakan dan aturan
yang terdapat dalam situs internet, harus ada aturan untuk kriteria pencantuman
suatu disclaimer didalam suatu situs internet agar tidak menguntungkan pihak
pelaku usaha pemilik situs saja namun juga harus melindungi hak-hak dari pada
generali) mengenai dunia internet diatur dalam undang nomor 11 tahun 2008
terbatas, karena Undang-undang ini hanya berlaku terhadap subyek hukum yang
93
Ian Mcleod, 2003, Legal Theory, Queen Mary Centre for Commercial Law Studies,
University of London, h. 105.
bahwa pelaku usaha yang berdomisili di luar yurisdiksi hukum Indonesia tidak
Negara asing.
klausula baku diatur dalam Pasal 1 angka 10 dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang
telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak pleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat
dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Dalam penjelasan pasal 18 ayat (1) UU No.8
provisions (ketentuan yang terpisah) maka yang batal demi hukum hanyalah
a provision in a contract that attempts to relieve one partys liability for the
sendiri.
Oleh karena UUPK hanya berlaku dalam yurisdiksi hukum Indonesia, maka
untuk mengatasi persoalan tersebut langkah pertama yang penting adalah merujuk
ITE berlaku untuk setiap perbuatan subyek hukum yang menimbulkan implikasi
hukum di Indonesia.
untuk:
94
N.H.T. Siahaan, 2005, Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan Tanggung jawab
produk, Panta Rei, Jakarta, h.17
b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Meningkatkan efektivitas dan pelayanan publik;
d. Membuka kesempatan seluas-luasnya pada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab;dan
e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi.
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak,
sangat merugikan konsumen. Salah satu contoh adalah kasus situs palsu yang
dungkap oleh Petrus Reinhard Goles, Kepala Unit Cyber Crime Mabes Polri.
Dalam kasus tersebut terungkap bahwa Chumpon Korp Phaibun, seorang Warga
dengan sarana situs tersebut Chumpon membeli sebuat jet ski seharga $19.520
(Sembilan belas ribu lima ratus dua puluh) dollar Amerika. Namun setelah
mengirim uang ke dua rekening Bank Mandiri, jet ski tidak dating, setelah
menangkap pelaku. 95
Pada pasal 3 UU ITE diatur mengenai asas dan tujuan sebagai alat untuk
antara lain :
elektronik;
95
Kompas, 2008, Kejahatan Cyber Tinggi, Polisi Menerima Laporan dari 17 Negara ,
diakses dari URL : www.kompas.com, pada tanggal 29 November 2013
elektronik tidak dilakukan dengan tujuan merugikan pihak lain baik
suatu perjanjian maka nantinya email yang dimaksud dapat dikategorikan sebagai
kontrak elektronik. Ketika telah terjadi kesepakatan mengenai barang dan harga
maka telah ada perjanjian antara pelaku usaha dan konsumen, oleh karena itu
wanprestasi. E-mail tersebut dapat djadikan alat bukti sesuai dengan yang
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
untuk:
harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat
kewenangan para pihak untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi
elektronik internasional yang dibuatnya, hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 18 ayat
2 (UU ITE). Akan tetapi jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam
hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak
yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 17 (UU
ITE) disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam
melalui internet. Dalam transaksi elektronik pihak-pihak yang terkait antara lain :
2. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh
3. Bank sebagai pihak penyalur dana dari konsumen kepada pelaku usaha
karena pada transaksi jual beli secara elektronik, pelaku usaha dan
Pelaku usaha merupakan pihak yang menawarkan produk melalui internet, oleh
karena itu pelaku usaha wajib memberikan informasi secara benar dan jujur atas
usaha selain memiliki kewajiban juga memiliki hak yaitu hak untuk mendapat
pembayaran dari konsumen atas barang yang dijualnya. Konsumen memiliki
kewajiban untuk membayar harga barang yang telah dibelinya dari pelaku usaha
sesuai dengan harga yang telah mereka sepakati. Selain hal tersebut, konsumen
atas barang yang akan dibelinya dari pelaku usaha. Konsumen juga berhak
tidak baik.
pembayaran yang dilakukan oleh konsumen atas suatu barang yang dibeli. Karena
jika berbelanja secara online melalui internet jarak antara pelaku usaha dengan
sistem transfer dari rekening konsumen kepada rekening pelaku usaha (account to
layanan akses 24 jam kepada calon konsumen untuk dapat melakukan transaksi
pelaku usaha dengan provider dalam menjalankan usaha online melalui internet.
96
Mariam Daruz Badrulzaman, 2001, E-commerce Tinjuan dari Hukum Kontrak Indonesia,
Hukum Bisnis XII, h.33
tawaran jika orang lain menanggapinya sebagai suatu tawaran. Suatu perbuatan
seseorang beralasan bahwa perbuatan itu sendiri sebagai ajakan untuk masuk ke
dalam suatu ikatan perjanjian dapat dianggap sebagai tawaran. Dalam transaksi
website untuk menjajakan barang dan jasa pelayanan. Para pelaku usaha
yang diberikan dan para konsumen seperti berjalan-jalan di depan toko-toko serta
toko online adalah kita dapat melihat dan berbelanja kapan saja dan dimana saja
tanpa dibatasi oleh jam buka toko dan kita juga tidak akan rishi dengan pandangan
penjaga toko yang mengawasi kegiatan kita. Dalam website tersebut biasanya
otomatis tentang barang itu yang diisi oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi
tentang barang tersebut dan menu produk lain yang berhubungan. Penawaran ini
terbuka bagi semua orang. Semua orang yang tertarik dapat melakukan window
shopping di toko-toko online ini dan jika ada barang yang menarik perhatian maka
atau juga melalui Electronic Data Interchange. Pelaku usaha biasanya bebas
menetukan suatu cara penerimaan. Pelaku usaha melakukan penawaran melalui
website atau news group maka dapat dianggap penawaran tersebut ditujukan
kepada khalayak ramai, dengan demikian maka setiap orang yang berminat dapat
beli melalui website, biasanya calon konsumen akan memilih barang tertentu yang
ditawarkan oleh pelaku usaha. Jika memang konsumen tertarik maka shopping
cart akan menyimpan terlebih dahulu barang yang calon konsumen inginkan
sampai calon konsumen yakin akan pilihannya. Setelah yakin dengan pilihannya
sistem keuangan nasional, tetapi ada juga beberapa yang bertumpu pada keuangan
1. Transaksi model ATM. Transaksi ini hanya melibatkan institusi finansial dan
masing-masing;
97
Onno W. Purbo & Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal E-Commerce, PT. Elex Media
Komputindo, h. 92
3. Pembayaran dengan perantara pihak ketiga, umumnya proses pembayaran
yang menyangkut debit, kredit maupun cek masuk dalam kategori ini. Metode
yang digunakan adalah sistem pembayaran kartu kredit online dan sistem
dari rekening konsumen kepada rekening pelaku usaha sebagai penjual. Untuk
dilakukan.
terms) adalah provisions which are prepared in advance for general and
repeated use by one party and which are actually used without negotiation with
the other party98, dijelaskan mengenai klausula baku merupakan aturan yang
98
UNIDROIT1994, 1994, Principles of International Commercial Contract 1994,
International Institute for the Unification of Private Law Article 2.19, diakses dari :URL :
http://www.lexmercatoria.org. pada tanggal 4 Juli 2013.
berulang-ulang oleh salah satu pihak dan yang secara nyata digunakan tanpa
suatu klausula baku bukan berdasarkan bentuk penampilan atau formatnya, juga
bukan berdasarkan pihak mana yang membuatnya, bahkan bukan juga dari isinya,
melainkan pada fakta atau kenyataan bahwa klausula tersebut dibuat secara nyata
dijelaskan bahwa klausula baku haruslah wajar dalam artian harus memperhatikan
isi, bahasa dan cara penyajiannya. Suatu klausula baku dianggap tidak wajar atau
janggal apabila si dari klausula tersebut sedemikian rupa sehingga orang yang
contoh klausula baku tersebut adalah adanya suatu syarat yang membatasi atau
faults).
Ketidakwajaran suatu klausula baku dilihat dari segi bahasa, terutama dalam
bahasa asing adalah apabila bahasa yang dituliskan atau dituangkan dalam kontrak
tidak jelas, tidak sesuai definisi umum atau diterjemahkan secara salah atau tidak
tepat, misalnya dalam perjanjian terdapat klausula ganti rugi tetapi diterjemahkan
sebagai klausula wanprestasi sebagai contoh yang salah : Ganti rugi (events of
99
Taryana Soenandar, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan : Tinjauan Atas Beberapa Aspek
Hukum dari Prinsip-Prinsip UNIDROIT dan CISG, Commentaries on the Article 2.19 of the
UNIDROIT94, PT.Citra Aditya Bakti, h.189
default) , contoh yang benar : Ganti rugi (liquidated damages).100 Ketidakwajaran
dari segi penyajian adalah apabila penyajian suatu klausula baku dalam bentuk
cetakan huruf yang kecil-kecil dan nyaris tidak terbaca, tersembunyi pada suatu
bagian sehingga tidak dapat disadari bahwa persyaratan tersebut sebenarnya ada
one partys liability for non-performance or which permits one party to tender
pihak yang satu terhadap tidak terlaksananya suatu kewajiban atau yang
yang secara substansi berbeda secara akal sehat dari apa yang diharapkan pihak
yang satunya).
yaitu mengalihkan kewajiban atau tanggung jawab pelaku usaha. 101 Terlepas dari
istilah yang dipergunakan oleh pakar hukum, klausula eksonerasi adalah klausula
yang digunakan dengan tujuan yang pada dasarnya untuk membebaskan atau
100
Ibid
101
N.H.T Siahaan, Op.cit. h.114
membatasi tanggung jawab salah satu pihak terhadap gugatan pihak lainnya,
dalam hal yang bersangkutan tidak atau tidak dengan semestinya melaksanakan
menyatakan :
pelanggaran tertentu dari tersurat maupun tersirat ketentuan dalam kontrak atau
komisi dari perbuatan melawan hukum, beroperasi sangat keras menentang dan
bentuk standar.
Ada tiga bentuk yuridis dari perjanjian dengan klausula eksonerasi yang
102
Taqyuddin Kadir, 2006, Klausula Baku diakses dari : URL : http://taqlawyer.com pada
tanggal 20 Agustus 2013
103
Az.Nasution, 1999, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Daya Widya,
Jakarta, h.100
1. Tanggung jawab untuk akibat-akibat hukum, oleh karena kurang
perjanjian;
yang lain yang mungkin ada untuk kerugian yang diderita pihak
ketiga.
antara lain tentang masalah ganti rugi dalam hal perbuatan ingkar janji. Ganti rugi
beban tanggung jawab pelaku usaha, tersirat bahwa pelaku usaha berusaha supaya
yang secara khusus membebaskan pengusaha dari tanggung jawab terhadap akibat
dapat berasal dari rumusan pelaku usaha secara sepihak dapat juga berasal dari
rumusan undang-undang. 104 Klausula eksonerasi hanya dapat digunakan dalam
tersebut.105 Klausula eksonerasi hanya dapat digunakan jika tidak dilarang oleh
oleh pelaku usaha tersebut adalah layak, tidak dilarang oleh undang-undang dan
Pebuatan para pihak tersebut dapat mengenai kepentingan pihak kedua dan pihak
syarat-syarat perjanjian106:
Kerugian yang timbul karena keadaan memaksa bukan tanggung jawab para
sehingga dibebaskan dari beban tanggung jawab. Misalnya dalam perjanjian jual-
beli, barang objek perjanjiannya musnah karena terbakar. Sebab kebakaran bukan
104
Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan,
Citra Aditya Bakti, Bandung, h.20
105
Ibid
106
Ibid, h.21-22
kesalahan para pihak, tetapi dalam hal ini pembeli diwajibkan melunasi harga
b. Eksonerasi karena kesalahan pelaku usaha yang merugikan pihak kedua dalam
perjanjian ;
tanggung jawab pelaku usaha. Hal ini dapat terjadi karena tidak baik atau lalai
barang bawaan yang rusak atau hilang bukan merupakan tanggung jawab
pengangkut.
yang timbul dibebankan kepada pihak kedua, yang ternyata menjadi beban pihak
ketiga. Dalam hal ini pengusaha dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk juga
(UUPK), apabila ditinjau dari pengertian klausula baku yang telah dijelaskan
syarat-syarat yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen elektronik yang didalamnya terdapat
unsur pengalihan tanggung jawab (klausula eksonerasi) dari pelaku usaha kepada
konsumen, bersifat mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. UUPK tidak
Indonesia adalah Undang-undang No. 11 Tahun 2008. Oleh karena itu masih
(website).
disclaimer dalam situs internet (website) harus direspon oleh hukum melalui
pengaturan secara tegas agar dapat melindungi seluruh masyarakat dalam hal ini
sebagai konsumen. Apa yang dikemukakan Fuller juga berkaitan dengan Teori
undang secara komprehensif yaitu Struktur hukum, subtansi hukum dan budaya
hukum, ketiga hal tersebut harus sinkron karena saling berhubungan. Jika tidak
budaya hukum.
yang menegaskan bahwa perjanjian merupakan suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
dapat dikesampingkan dan hanya berfungsi mengatur saja. Keterbukaan sifat dari
KUHPerdata ini tercermin dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang
menentukan bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak bertentangan dengan
dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan bahwa syarat sahnya perjanjian
dengan adanya kesepakatan para pihak dalam perjanjian, yang berarti adanya
persesuaian kehendak dari para pihak yang membuat perjanjian, sehingga dalam
kecakapan para pihak dalam perjanjian, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang
halal.
Dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik ini juga menganut
orang pada dasarnya boleh membuat kontrak atau perjanjian yang berisi dan
kebebasan untuk menentukan isi serta persyaratan dari suatu perjanjian asalkan
dari Pasal 1337 KUHPerdata bahwa suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang
oleh undang-undang. Hal ini juga yang menjadi dasar pemikiran mengapa pemilik
kesepakatan kedua belah pihak karena isi dari disclaimer tidak dinegosiasikan
berbelanja dan memanfaatkan isi suatu website itu juga berarti konsumen telah
setuju dengan seluruh syarat yang telah pemilik situs cantumkan dalam
disclaimer, sedangkan letak dari disclaimer pun terkadang tidak terbaca dan tidak
menyebutkan bahwa :
107
Ridwan Syahrani, 1985, Seluk beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung,
h.212
108
Herlien Budiono, 2010, Ajaran Umum HukumPerjanjian dan Penerapannya di bidang
kenotariatan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h.31
Para Pihak yang melakukan Transaksi Elektronik harus menggunakan
Suatu Perjanjian baku yang dibuat pelaku usaha online dibuat secara sepihak
dan bersifat menguntungkan pelaku usaha terutama dalam hal : efisiensi biaya dan
perjanjian baku tersebut termasuk Perjanjian Baku Sepihak. Jika dikaitkan dengan
teori dalam KUHPerdata ,perjanjian seperti ini termasuk dalam jenis perjanjian
atau perikatan secara umum. Apabila hendak meninjau perjanjian baku dalam
online tersebut.
atau tidak maka dapat dilihat melalui 2 paham yaitu : pertama, secara mutlak
undang swasta. Syarat yang diberikan oleh pelaku usaha di dalam perjanjian
bahwa perjanjian baku dapat diterima sebagai perjanjian, berdasarkan fiksi bahwa
Konsumen telah sepakat secara diam-diam/ takluk terhadap pelaku usaha dengan
catatan takluknya ia dikarenakan itikad baik dari pelaku ushaa demi terciptanya
bahwa perjanjian ini belum dapat dianggap sebagai suatu kesepakatan yang
belah pihak. Oleh karena sifat perjanjian ini telah melumpuhkan unsur penting
dua hal : Pertama, sifat perjanjian baku tersebut menempatkan pelaku usaha dala
posisi yang monopolis, sehingga konsumen tidak memiliki alternative lain kecuali
harus menerima dan tunduk pada substansi perjanjian. Kedua, pelaku usaha
mengambil keuntungan dari kondisi ini dengan cara mengalihkan seluruh resiko
109
Imam Sjahputra, 2010, Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik, PT.Alumni,
Bandung, h.127
Berkaitan dengan pencantuman disclaimer dalam situs internet (website)
oleh karena itu memerlukan penafsiran. Setiap peraturan hukum itu bersifat
abstrak dan pasif. Abstrak karena sangat umum sifatnya dan pasif karena tidak
akan menimbulkan akibat hukum apabila tidak terjadi peristiwa konkrit. Peristiwa
hukum yang abstrak memerlukan rangsangan agar dapat aktif, agar dapat
peristiwanya. Dalam hal bunyi atau kata-kata dalam suatu perjanjian cukup jelas
kiranya tidak perlu dijelaskan. Bahwa penjelasan itu tidak boleh ditafsirkan
menyimpang dari bunyi (isi) perjanjian, azas ini disebut Sens Clair tercantum
dalam pasal 1342 KUHPerdata : Apabila kata-kata dalam perjanjian itu tegas
maka tidak dibenarkan untuk menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran.
BAB IV
teknologi sering kali disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung
jawab. Adanya interaksi atau hubungan satu sama lain diantara pihak-pihak yang
merugikan kepentingan pihak lain sedangkan dalam posisi tersebut para pihak
kompleksnya. 110
berkaitan dengan pelanggaran hak konsumen oleh karena kesadaran pihak pelaku
usaha untuk bertanggung jawab atas barang atau jasa yang diberikan kepada
konsumen masih kurang dan konsumen masih segan untuk memperjuangkan hak-
110
Sri Rejeki Hartono, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, h. 33
haknya. Ketidakberdayaan ini makin jelas dengan munculnya format perjanjian
yang dibakukan. Dalam suatu perjanjian selalu ada kebebasan berkontrak bagi
para pihak yang terlibat, dengan adanya perjanjian baku nampaknya asas
menolak (take it or leave it) atas perjanjian yang ditawarkan pelaku usaha. Secara
khususnya dalam hal pembayaran secara elektronik baik dengan credit card
5. pembebanan resiko yang tidak berimbang karena umumnya terhadap jual beli
sedangkan barang belum tentu diterima atau akan menyusul kemudan karena
barang;
6. transaksi bersifat lintas batas Negara borderless menimbulkan pertanyaan
7. Kerugian yang diakibatkan oleh perilaku pelaku usaha yang memang secara
dirugikan.
Pelaku Usaha merasa secara social, ekonomis, psikologis dan politis berada
diatas konsumen, walaupun konsumen mencari pelaku usaha lain tetap saja akan
dari format klausula baku yang dicantumkan pelaku usaha. Salah satu karakter
merupakan aturan atau ketentuan dan syarat yang diajukan oleh pemilik situs
internet yang bersangkutan kepada pengguna akhir atau konsumen. Didalam isi
disclaimer itu sendiri kebanyakan terdapat aturan, ketentuan dan syarat yang harus
diperhatikan oleh pengguna, seperti suatu Term and Conditons (ketentuan dan
syarat).
usaha.
secara sepihak oleh pelaku usaha dapat dilihat dalam bentuk atau format dan
isinya serta tampilan dalam layar yang tidak dapat diubah, dinegosiasikan dan
sudah tercetak.
sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
Kode Akses, symbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminta (Pasal 1 angka 1 Undang-
undang No.11 Tahun 2008). Dalam hubungannya dengan dokumen digital ini,
merujuk pada pengertian dokumen (elektronik) menurut UU No.11 Tahun 2008
Konsumen yang masih awam yang membeli suatu produk dari pelaku usaha yang
eksonerasi dalam transaksi elektronik antara lain (a) karena barang atau jasa yang
sudah dibeli tidak sampai ke tangan konsumen, (b) barang atau jasa yang sudah
dibeli ternyata tidak sesuai dengan promosi yang diberikan kepada konsumen, (c)
keterlambatan waktu pengiriman barang atau jasa yang sudah dibeli oleh
konsumen.
3. Disclaimer pada online shop software house : Software yang sudah dibeli
4. Disclaimer pada online shop ponsel : Dengan memesan barang dari kami,
6. Disclaimer pada Korean Online Shop yang dibuat oleh orang Indonesia,
KONSUMEN/BLACKLIST.
Dari beberapa pernyataan klausula eksonerasi diatas dapat disimpulkan
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-undang No.11 Tahun
yang dibeli oleh konsumen. Pada dasarnya dalam hal membeli produk
seperti misalnya produk sandang dan pangan, sebagian besar pelaku usaha
online shop selaku pelaku usaha, seperti contoh disclaimer korean online shop ,
konsumen ingin memesan barang lagi suatu hari nanti maka konsumen tersebut
tidak akan dilayani dan ditanggapi, hal tersebut tentu saja bertentangan juga
dengan Pasal 4 UUPK butir (c) yaitu hak atas informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa dan butir (g) yaitu hak
diperlakukan secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif dan butir (h) yaitu
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak
dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti. Dalam
disclaimer di situs internet terdapat beberapa masalah mengenai hal ini. Pertama,
mengenai letak daripada suatu disclaimer biasanya terletak pada bagian yang sulit
terlihat yaitu dibagian bawah situs yang dituliskan dengan ukuran font hurufnya
sedemikian kecil, jauh dibawah besar huruf yang normal digunakan surat kabar
Gambar 6.tampilan disclaimer website Indonesia pada bagian paling bawah homepage
Gambar 7. tampilan disclaimer website singapura ( diatas homepage)
Oleh karena letak disclaimer sesuai yang terlihat dalam contoh gambar
website Indonesia seperti pada gambar diatas tentu saja akan sangat mudah untuk
terlebih dahulu sebelum konsumen membaca isi website dan juga sebelum
konsumen melakukan transaksi pembelian produk jika website itu adalah sebuat
sedemikian tebal dan terang tercetak (seperti dalam contoh gambar disclaimer
(pengguna akhir) tidak dalam posisi seimbang antara hak-hak dan kewajibannya
dengan pelaku usaha. Kondisi take it or leave it adalah karakteristik nyata sejak
inggris), tentunya jika konsumen internet yang tidak mengerti maksud dari isi
dan tidak boleh dilakukan dalam memanfaatkan produk yang mereka beli dari
juga ada menggunakan bahasa Indonesia, tetapi hal tersebut pun tidak menjamin
bahwa konsumen akan mengerti isi dari pada disclaimer tersebut karena
bagian dari konsep kewajiban hukum yang sangat penting. Dari beberapa sumber
mengenai tanggung jawab pelaku usaha diatur dalam Pasal 19 yang bunyinya :
based on fault)
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yaitu pada pasal 1365, 1366, 1367 KUH
Perdata. Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan
yang berada dibawah pengawasannya. Asas tanggung jawab ini dapat diterima
karena adalah adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi
principle)
111
Inosentius Samsul, 2004, Perlindungan Konsumen : Kemungkinan Penerapan Tanggung
Jawab Mutlak, Universitas Indonesia, Jakarta, h. 71-80.
Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap bertanggung jawab
pembuktian terbalik (omkering van bewijslast) yang jika diterapkan dalam kasus
konsumen akan tampak bahwa asas ini sangan membantu konsumen pada saat
berhadapan dengan pelaku usaha dalam sengketa hukum. 112 Prinsip ini
konsumen dimana pembuktian ada pada pelaku usaha. Dalam ketentuan pasal 19,
liability)
Prinsip ini adalah kebalikan daripada prinsip kedua. Prinsip praduga untuk
tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen
yang sangat terbatas dan pembatasan demikian biasanya secara common sense
dapat dibenarkan. 113 Misalnya pada kejadian pelaku usaha yang memiliki usaha
pabrik didekat wilayah sungai, kemudian pihak tertentu yang tinggal disekitar
wilayah sungai tersenut mengalami sakit karena mengkonsumsi air sungai untuk
kebutuhan sehari-harinya. Hal ini belum tentu menjadi kesalahan pelaku usaha
112
Edmon Makarim, Op.cit. h.370-371
113
Ibid
pemilik pabrik bisa saja pihak warga tidak menerapkan hidup sehat dengan
Strict liability dapat diberikan dari pelaku usaha atas kerugian yang dialami
jawab produk lebih kepada tanggung jawab produsen (pabrik atau manufactures)
kerugian yang ditimbulkan oleh barang yang cacat (defective products) atas
kerugian yang diderita konsumen. Prinsip ini menyatakan bahwa pelaku usaha
harus secara mutlak bertanggung jawab atas produknya. Prinsip tanggung jawab
ini menetapkan bahwa suatu tindakan dapat dihukum atas dasar prilaku berbahaya
prinsip strict liability. Pada pasal 28, pembuktian ada atau tidaknya unsur
kesalahan merupakan tanggung jawab dari pelaku usaha. Jadi dapat dikatakan
114
Chatamarrasjid Ais, 2004, Penerobosan Cadar Perusahaan dan Soal-soal Aktual Hukum
Perusahaan, PT.Citra Aditya Bakti Bandung, h.179
pertanggungjawaban hukum (pertanggungjawaban perdata) mencakup termasuk
unsur hubungan sebab akibat (causal link), sehingga perlu dibuktikan kerugian
yang ditanggung konsumen karena diakibatkan oleh barang atau jasa yang
Prinsip yang sangat menguntungkan pelaku usaha karena para pelaku usaha
dapat dengan bebas untuk membatasi beban tanggung jawab yang seharusnya
pengalihan tanggung jawab pelaku usaha maupun agar konsumen tunduk pada
peraturan baru, tambahan atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh
pelaku usaha.
Prinsip ini menerapkan bahwa tanggung jawab dari pelaku usaha adalah
mutlak (strict obligation), kewajiban didasarkan pada upaya yang telah dilakukan
contract) antara pelaku usaha dengan konsumen mengenai barang dan/atau jasa,
(pertanggungjawaban kontraktual).
Dari perkembangan tanggung jawab produk dibeberapa negara, tanggung
berikut :
kesalahan.
terbalik).
penekanannya ada pada yang terakhir (tortious liability). Jadi, pihak konsumen
masih harus membuktikan ketiga unsur lainnya, yaitu adanya perbuatan melawan
hukum, telah timbul kerugian dan hubungan kausal antara perbuatan melawan
dalam lingkup publik atau pun privat yang melakukan transaksi elektronik wajib
UU ITE). Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam
olehnya atau melalui agen elektronik diatur dalam Pasal 21 ayat 2 huruf a,b,c UU
Dalam penerapan prinsip tanggung jawab pelaku usaha harus sangat selektif
sehingga tidak merugikan stakeholders terkait, karena dalam hal tanggung jawab
pelaku usaha ini berkaitan erat dengan stakeholder theory . Perusahaan tidak
pihak lain).
Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
tersebut. Makin banyak dan kuat stakeholder, makin besar usaha perusahaan
yang semakin sejahtera, adil dan merata. Di dalam pelaksanaan kegiatan bisnis di
internet secara online tentu saja konsumen sebagai stakeholder harus diperhatikan
oleh pelaku usaha yang memasarkan produknya melalui situs internet (website).
Hal ini diperlukan agar kegiatan bisnis elektronik dapat dibangun berdasarkan
Suatu stabilitas sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis akan tercipta jika
suatu keadilan terwujud. Dalam hal ini berkaitan dengan teori keadilan, dimana
keadilan merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia di dunia dan
menjadi salah satu topik penting dalam etika bisnis. Keadilan merupakan
lawannya kebohongan dan kecurangan. Segala sesuatu perbuatan yang tidak baik
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Tidak lengkap jika suatu
keadilan tidak diikuti dengan adanya hukum. Menurut teori keadilan yang
merupakan prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak
dan kepentingan orang lain. Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yg dirugikan hak
Hal tersebut berarti bahwa semua orang harus dilindungi dan tunduk pada
hukum yang ada. Seluruh masyarakat dijamin untuk memperoleh perlakukan yang
sama, sesuai dengan hukum yang berlaku. Hukum sebagai kaedah yang berfungsi
Untuk melindungi hak-hak masyarakat tentu saja dibutuhkan suatu upaya melalui
perlindungan hukum.
Apabila dilihat dari aspek ekonomi perusahaan, selama ini sebagian besar
global dan pasar bebas , doktrin tersebut sudah usang, sehingga dibutuhkan
jawab sosial) dalam aktivitas dunia usaha sebagai bagian dari penerapan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, selanjutnya
disingkat GCG).
dipenuhi. Oleh karena itu pencantuman syarat-syarat baku yang sepihak dalam
116
Busyra Azheri, Op.cit, h.12
bentuk disclaimer harus disesuaikan dengan hak-hak konsumen sebagai
stakeholder dari pelaku usaha yang menjalankan usahanya dengan media situs
pelaku usaha). Perlindungan tidak hanya berdasarkan pada hukum tertulis tetapi
juga hukum tidak tertulis dengan harapan ada jaminan terhadap benda yang
yang dilakukan oleh pelaku usaha dan dapat memberikan aturan-aturan sebagai
internet dari tanggung jawab yang termasuk dalam klausula eksonerasi tentu saja
117
Jimly Asshiddiqie, 2000, Pergeseran-pergeseran Kekuatan Legislatif Eksekutif,
Universitas Indonesia, Jakarta, h.97
118
Philipus M. Hadjon, 2007, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Percetakan M2
Print, Edisi Khusus, Surabaya, h.2
di internet. Perlindungan preventif dalam hal pencantuman disclaimer ini
berfungsi untuk mencegah agar konsumen berada dipihak yang lemah dan tidak
kriteria-kriteria isi dari disclaimer yang berbentuk perjanjian baku dalam suatu
situs internet agar konsumen sebagai pengguna internet dapat terlindungi dan
elektronik diatur dalam BAB III mengenai Informasi, dokumen dan tanda terima
menawarkan produknya melalui sistem elektronik (dalam hal ini internet) harus
menyediakan secara lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen
dan produk yang ditawarkan (Pasal 9 UU ITE). Selanjutnya, setiap pelaku usaha
yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh
secara formal belum ada satupun LSK yang diakui dan disahkan oleh pemerintah.
Beberapa contoh LSK asing yang telah ada secara resmi adalah GeoTrust, Hacker
Safe, Trust Guard, VerySign, McAfee Secure dan Trustweb. Tentu saja jika LSK
ini terwujud dan sistem transaksi elektronik di dunia maya (cyberspace) tetap
diawasi dengan jujur, maka konsumen akan merasa lebih tenang untuk
Selanjutnya dalam Bab VII UU ITE juga diatur mengenai perbuatan yang dilarang
berkaitan dengan larangan daripada muatan yang ada didalam suatu situs internet
internet antara lain setiap orang dilarang dengan sengaja menyebarkan berita
Negara maju di Asia Tenggara memiliki visi untuk menjadi Pusat E-commerce
Singapura juga dikenal adanya Case Trust119 yang merupakan sistem untuk
transaksi melalui internet. Case Trust juga bertujuan untuk meyakinkan konsumen
bahwa pelaku usaha akan mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh organisasi
certification.
pelaku usaha yang memasarkan produknya secara elektronik. Pelaku usaha online
tersebut harus pula mancantumkan informasi yang terperinci tentang produk yang
dipasarkan. Cara ini ditempuh agar konsumen dapat melakukan transaksi secara
menerbitkan satu jenis akreditasi yang disebut Case Trust Basic. Agar dapat
memperoleh akreditasi tersebut pelaku usaha pemohon harus lolos uji penilaian
(pass assessment) yang dilakukan oleh Case Trust.120 Jika pelaku usaha online
berhasil lolos dari tahap uji penilaian tersebut , maka berhak memperoleh stempel
atau logo TrustSg sebagai tanda keandalan sehingga konsumen dapat yakin bahwa
untuk menghindari adanya pelaku usaha online yang palsu, fiktif dan juga agar
lebih menjamin agar barang yang dikirim ke konsumen sesuai dengan spesifikasi
120
CaseTrust Be Sure, 2008, CaseTrust Accreditation Scheme, Information & Application Kit-
Webfront, CaseTrust Departement, diakses dari URL : http://www.case.org.sg, pada tanggal 29
November 2013, h.9-10
masyarakat dapat membentuk lembaga sertifikasi keandalan yang berfungsi
secara elektronik (Pasal 10 ayat 1). Sertifikasi keandalan tersebut dapat sebagai
bukti bahwa pelaku usaha yang melakukan perdagangan secara elektronik layak
melakukan usahanya setelah melalui penilaian dan audit dari suatu badan yang
ditunjukkan dengan adanya logo sertifikasi berupa trust mark pada home page
pihak, baik pemilik situs sebagai pelaku usaha maupun konsumen. Pola
penyelesaian sengketa dapat dibagi menjadi dua, yaitu melalui jalur Pengadilan
orang, badan usaha, dan/atau masyarakat) pada bab VIII Pasal 38 dan 39 UU ITE
Dapat diartikan bahwa setiap orang tersebut sebagai konsumen internet yang
elektronik yaitu pelaku usaha yang memiliki situs internet sesuai dengan peraturan
(enam) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
terhadap setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 28 ayat (1) mengenai
berita, diskusi dan lain sebagaunya harus menyesuaikan dengan aturan yang ada
121
Huala Adolf, 2002, Apek-aspek Negara dalam Hukum Internasional cetakan III, Rajawali
Pers, Jakarta, h.87
dalam UU ITE, pemilik situs internet yang dianggap menghina orang atau institusi
dapat dijerat dengan Pasal 27 UU ITE tentang Pencemaran nama baik melalui
media elektronik. Pelaku dapat terkena hukuman penjara selama enam tahun dan
denda maksimal satu miliar rupiah. Dengan adanya Pasal 27 UU ITE ini tentu saja
harus kebih diperhatikan oleh pemilik situs yang tidak bisa kabur dari tanggung
transaksi elektronik juga diatur dalam pada pasal 43 UU ITE, Penyidaikan dapat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah yang lingkup tugas dan
Dalam Pasal 43 ayat (5) diatur mengenai wewenang penyidik yang diantaranya
adalah :
122
Merry Magdalena, 2009, UU ITE : dont be the next victim, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, h.29
f. melakukan penggeledahan terhadap tempat tertentu yang diduga
digunakan sebagai tempat untuk melakukan tindak pidana berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini;
g. melakukan penyegelan dan penyitaan terhadap alat dan atau sarana
kegiatan Teknologi Informasi yang diduga digunakan secara
menyimpang dari ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
h. meminta bantuan ahli yang diperlukan dalam penyidikan terhadap
tindak pidana berdasarkan Undang-Undang ini; dan/atau
i. mengadakan penghentian penyidikan tindak pidana berdasarkan
Undang-Undang ini sesuai' dengan ketentuan hukum acara pidana yang
berlaku.
(6) Dalam hal melakukan penangkapan dan penahanan, penyidik melalui
penuntut umum wajib meminta penetapan ketua pengadilan negeri
setempat dalam waktu satu kali dua puluh empat jam.
(7) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkoordinasi dengan Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
hasilnya kepada penuntut umum.
(8) Dalam rangka mengungkap tindak pidana Informasi Elektronik dan
Transaksi Elektronik, penyidik dapat bekerja sama dengan penyidik
negara lain untuk berbagi informasi dan alat bukti.
unfair terms telah digunakan sebagai kebiasaan pelaku usaha dalam menjalankan
penutupan kegitan usaha apabila ada pelaku usaha yang menggunakan klausula
b. Secara Perdata
itu, wanprestasi tidak mungkin timbul tanpa adanya perjanjian yang dibuat
terlebih dahulu diantara para pihak. Hak menuntut ganti kerugian karena
juga telah mengatur tentang jangka waktu perhitungan ganti kerugian yang dapat
dituntut, serta jenis dan jumlah ganti kerugian yang dapat dituntut dalam
wanprestasi.
Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, PMH timbul karena perbuatan seseorang
yang mengakibatkan kerugian pada orang lain. Hak menuntut ganti kerugian
karena PMH tidak perlu somasi. Apabila terjadi PMH, pihak yang dirugikan
langsung mendapat hak untuk menuntut ganti rugi tersebut. KUH Perdata tidak
mengatur bagaimana bentuk dan rincian ganti rugi. Dengan demikian, bisa
(material) dan kerugian yang tidak dapat dinilai dengan uang (immaterial).
Hukum Indonesia yang menjadi dasar hukum tata cara pengajuan gugatan yaitu
berdasarkan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH), yaitu gugatan ganti rugi
kerugian pada orang lain. Untuk dapat menuntut ganti rugi berdasarkan PMH,
1. Harus ada perbuatan, yang dimaksud perbuatan ini baik yang bersifat
positif maupun bersifat negatif, artinya setiap tingkah laku berbuat atau
tidak berbuat;
3. Adanya kesalahan;
dengan kerugian.
c. Secara Pidana
Perlindungan secara pidana dari adanya penipuan yang dilakukan oleh pelaku
usaha/ pemilik website juga dapat dikenakan sanksi pidana jika terbukti adanya
Dengan sanksi pidana diharapkan pelaku jera dan terjadi keseimbangan hukum
karena pelaku diberikan sanksi. Sanksi pidana sangat diperlukan, tetapi harus
diikuti peraturan-peraturan lain yang efektif untuk mengatur kegiatan ekonomi. 123
Cyber Crime. Standar yang digunakan telah mengacu kepada standar internasional
yang telah banyak digunakan di seluruh dunia, termasuk oleh Federal Bureau of
antara cyber crime dengan kejahatan konvensional, maka Penyidik Polri dalam
digital forensik baik dari Polri sendiri maupun pakar digital forensik di luar Polri.
123
Supanto, 2010, Kejahatan Ekonomi Global & Kebijakan Hukum Pidana, PT.Alumni,
Bandung, h. 162.
1. Proses Acquiring dan Imaging
Setelah penyidik menerima barang bukti digital, maka harus dilakukan proses
dan presisi 1:1. Dari hasil kopi tersebutlah maka seorang ahli digital forensik
dapat melakukan analisis karena analisis tidak boleh dilakukan dari barang bukti
2. Melakukan Analisis
untuk menganalisis isi data terutama yang sudah dihapus, disembunyikan, di-
enkripsi, dan jejak log file yang ditinggalkan. Hasil dari analisis barang bukti
dalam menentukan locus delicti atau tempat kejadian perkara suatu tindakan cyber
crime124 yaitu :
a. Theory of The Uploader and the Downloader, teori ini menekankan bahwa
dalam dunia cyber terdapat 2 (dua) hal utama yaitu uploader (pihak yang
mengakses informasi)
124
Radian Adi , 2012, Cara pembuktian Cyber Crime menurut Hukum Indonesia, diakses dari
URL : http://www.hukumonline.com pada tanggal 29 November 2013.
b. Theory of Law of the Server, dalam pendekatan ini, penyidik memperlakukan
server di mana halaman web secara fisik berlokasi tempat mereka dicatat atau
c. Theory of International Space, menurut teori ini, cyber space dianggap sebagai
Dalam menentukan tempus delicti atau waktu kejadian perkara suatu tindakan
cyber crime, maka penyidik dapat mengacu pada log file, yaitu sebuah file yang
berisi daftar tindakan dan kejadian (aktivitas) yang telah terjadi di dalam suatu
sistem komputer. Aparat Penegak Hukum di Indonesia saat ini memiliki kendala
Saat ini, kasus penipuan (fraud) secara online merupakan salah satu kasus
Indonesia, maka penyidik melalui Interpol akan meminta bantuan kepada aparat
information) yang diperoleh dari laporan maupun klarifikasi pelapor. Jika laporan
memenuhi kriteria kecukupan informasi untuk ditindaklanjuti, maka laporan
tersebut akan ditangani sesuai prosedur SFO. Jika laporan mengarah pada
kriminal, SFO akan menunjuk reviewer independen yang berasal dari luar SFO
(the Attorney General's Office /AGO). Lamanya waktu respon atas pengaduan
tergantung jenis pengaduan, jika yang berkaitan dengan dugaan kriminal dan
ditangani oleh reviewer independen, maka waktu respon yang dibutuhkan adalah
40 (empat puluh) hari setelah surat pengaduan diterima. Meski demikian, dalam
praktiknya mungkin saja terdapat kendala teknis maupun non teknis untuk
Pengertian ganti rugi dari sudut pandang hukum pidana dan hukum perdata.
Dalam hukum pidana, makna ganti rugi dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 22
Berdasarkan kedua pasal mengenai ganti kerugian tersebut diatas, maka jelas
yang dirugikan atas terjadinya tindakan melawan hukum atau ingkar janji.
pidana; dan
Pertama, jika ingin mengajukan gugatan ganti kerugian yang terpisah dengan
terhadap perkara pidana tersebut. Oleh karena apabila terdakwa terbukti bersalah,
maka putusan tersebut adalah dasar yang kuat bagi konsumen untuk mengajukan
gugatan ganti kerugian. Namun konsumen juga dapat mengajukan gugatan ganti
pidana. KUHAP memberikan dasar hukum melalui ketentuan Pasal 98, yang
(1) Jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu
pemeriksaan perkara pidana oleh pengadilan negeri menimbulkan
kerugian bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan
orang itu dapat menetapkan untuk menggabungkan perkara gugatan
ganti kerugian kepada perkara pidana itu.
(2) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
diajukan selambat-lambatnya sebelum penuntut umum mengajukan
tuntutan pidana. Dalam hal penuntut umum tidak hadir, permintaan
diajukan selambat-lambatnya sebelum hakim menjatuhkan putusan.
yang berbeda, kedua cara tersebut didasarkan pada satu dasar hukum yang sama,
yaitu Pasal 1365 KUHPerdata. Asas tanggung jawab ini dapat diterima karena
adalah adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi pihak
penyelesaian sengketa, dimana sebagai first and the last resort diharapkan
sengketa yang ada. Peran hakim di pengadilan, maupun lembaga yang bergerak di
pedoman putusan hakim ini juga dipandang dapat memberikan pembaruan atas
hukum yang ada, termasuk manakala belum ada peraturan hukum yang secara
spesifik mengatur tentang hal yang ada. Namun demikian dalam model
tanggung jawab hukum terhadap hak subjek hukum, dimana dalam hal ini ialah
Oleh karenanya, karena terdapat keprihatinan atas persoalan yang dihadapi oleh
yaitu :
1. Prinsip kesepakatan para pihak, tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) UU No.
bahwa dalam hal para pihak telah menyetujui bahwa sengketa di antara
putusannya mengenai hak dan kewajiban para pihak jika hal ini tidak
diatur dalam perjanjian mereka. Pasal 56 ayat (2) UU No. 30 Tahun 1999
dalam Pasal 18 ayat (4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
3. Prinsip kebebasan memilih hukum, yang terdapat dalam Pasal 18 ayat (2)
Indonesia.
Sengketa dapat teradi karena ada pihak yang dirugikan dapat juga karena
banyak dipilih karena tidak terlalu banyak memakan waktu, biaya dan tidak
model penyelesaian sengketa yang diharapkan oleh para pihak yang terlibat dalam
dimana para pihak berhadapan langsung tanpa ada keikut sertaan pihak ketiga.
dimana ada turut campur pihak ketiga. Perbedaan antara konsiliasi dan mediasi
terletak pada aktif tidaknya pihak ketiga dalam mengusahakan para pihak untuk
menyelesaiakn sengketa. Apabila dilihat dari sifatnya, penyelesaian sengketa
secara damai ini merupakan hal yang ideal mengingat keadilan muncul dari para
pihak.
harga, kualitas barang dan jangka waktu pengiriman. Produk yang menjadi obyek
sengketa apabila jumlahnya relative kecil, maka para pihak cenderung tidak
dikeluarkan untuk membayar jasa pihak ketiga akan lebih besar daripada obyek
yang disengketakan. Dalam hal ini proses negosiasi tepat digunakan dan
dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli, baik melalui pertemuan
secara fisik apabila domisili keduanya saling berdekatan maupun melalui surat
menyurat (e-mail) jika kedua belah pihak berjauhan. Penyelesaian sengketa secara
damai harus disertau kesukarelaan dari para pihak, tanpa kesukarelaan tidak
Penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan melalui lembaga arbitrase, hal ini
lembaga. Arbitrase pada dasarnya berbentuk lembaga non Negara atau swasta
oleh arbiter dan tahap ketiga pelaksanaan tahap untuk merealisir putusan arbiter
yang disampaikan kepada seseorang atau orang lain dari pengadilan keputusan
kepada pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase
terlembaga atau arbitrase sementara (adhoc). Badan arbitrase dewasa ini semakin
diantaranya adalah mahal. Hal ini disebabkan pihak yang bersengketa harus
membayar honor dari arbiter yang menyelesaikan sengketa. Proses dan prosedur
arbitrase tidaklah mudah, oleh karena itu hanya masyarakat pada stratifikasi sosial
arbitrase hanya bisa dilakukan pada sengketa yang bersifat dagang (commercial
dispute) hal ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat (1) UU No.30 Tahun 1999.
125
Bambang Sutiyoso, 2006, Peneylesaian Sengketa Bisnis, Citra Media, Yogyakarta, h.120
126
Corley Holmes & Robert, 1982, Fundamentals of Business Law, Third Edition, Prentice-
Hall, Inc, USA,p-16.
selain melalui arbitrase juga dapat dilakukan melalui Badan Penyelesaian
konsumen yang paling kuat selain UU ITE. BPSK dibentuk oleh pemerintah tetapi
elektronik selalu berkaitan dengan pelaku usaha dan konsumen. BPSK merupakan
salah satu model penyelesaian sengketa yang cenderung digunakan dalam hal
minimal 3 (tiga) dengan dibantu seorang panitera dan putusan BPSK bersifat final
satu) hari sejak gugatan diterima dan keputusan BPSK wajib dilaksanakan pelaku
usaha dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan diterimanya atau apabila
(empat belas hari). Pengadilan Negeri yang menerima keberatan pelaku usaha
keberatan tersebut. Selanjutnya kasasi pada putusan pengadilan negeri ini diberi
suatu hak khusus yang diberikan UUPK kepada BPSK atas tugas dan/atau
sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh BPSK adalah berupa penetapan
Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap/ dalam rangka salah satunya
adalah tidak dilaksanakannya pemberian ganti rugi oleh pelaku usaha kepada
yang sejenis, maupun perawatan kesehatan atau pemberian santunan atas kerugian
sebuah perjanjian internasional yaitu Konvensi New York 1959. Konvensi ini
perkembangan saat ini juga muncul penyelesaian sengketa secara online (online
dispute resolution/ODR). ODR pada dasarnya sama dengan mekanisme arbitrase
bersengketa. Contoh ODR yang telah ada adalah The Virtual Magistre yang
dilahirkan oleh para akademisi hukum dunia maya yang bekerja untuk National
hakim yang didahului dengan mendengarkan keterangan kedua belah pihak dan
online itu tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. 128 Teknis penyelesaian
radio button electronic fund transfer, web conference maupun online chat.
Meskipun dalam UU No. 30 Tahun 1999 tidak secara tegas diatur mengenai
prosedur arbitrase online, Pasal 4 ayat (3) UU No. 30 Tahun 1999 menyatakan
bentuk pertukaran surat, maka pengiriman teleks, telegram, faksimili, e-mail, atau
dalam bentuk sarana komunikasi lainnya, wajib disertai dengan suatu catatan
penerimaan oleh para pihak. Jadi, berdasarkan UU No.30 Tahun 1999 diberikan
128
Bambang Sutiyoso, 2008, Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Online Dispute Resolution
dan Pemberlakuannya di Indonesia, Mimbar Hukum, Vol. 20 No.2, Yogyakarta, FH.UGM, hal
238.
meskipun baru dalam tahap penyampaian surat. Selain kata e-mail adanya kata
saat ini belum diterapkan arbitrase online sesuai yang tersirat dalam Pasal 4 ayat
PENUTUP
5.1 Simpulan
melalui jalur Non Litigasi yang ideal dengan filosofi lahirnya transaksi
Penyelesaian Sengketa.
5.2 Saran
Transaksi Elektronik materi yang diatur haruslah jelas dan lengkap agar
secara elektronik.
Indonesia.
DAFTAR BACAAN
I Buku-Buku
Adolf, Huala, 2002, Apek-aspek Negara dalam Hukum Internasional cetakan III,
Jakarta : Rajawali Pers
Endeshaw, Assafa , 2007 ,Hukum E-Commerce dan Internet dengan focus di Asia
Pasifik, Jakarta : Pustaka Pelajar
Friedman , Lawrence M.,2009, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial (The Legal
System : A Social Science Perspektive), (M.Khozim, Pentj),
Bandung : Nusa Media
Gunawan, Johanes 1994, Product Liability Dalam Hukum Bisnis Indonesia, Pro
Justitia Tahun XXI Nomor 2, April 1994.
Hadi,Nor, 2012, Corporate Social Responsibility, Yogyakarta : Graha Ilmu
Hadjon, Philipus M., 2007, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia,
Surabaya : Percetakan M2 Print (edisi khusus)
---------------------------, dkk , 2011, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta
Rahardjo, Satjipto, 2010, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Generasi, Yogyakarta : Genta Publishing
Samsul, Inosentius, 2004, Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan
Tanggung Jawab Mutlak, Jakarta : Universitas Indonesia
Saliman, Abdul Rasyid et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan
Contoh Kasus) Edisi 2 Cetakan 4, Jakarta : Kencana Renada
Media Group
Salman, Otje, 2008, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka
Kembali, Jakarta : Refika Aditama
Soekanto, Soerjono, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
--------------------------- dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Nornatif Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Supanto, 2010, Kejahatan Ekonomi Global & Kebijakan Hukum Pidana, Bandung
: PT.Alumni
Syahrani, Ridwan , 1985, Seluk beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Bandung :
Alumni
II Literatur Asing
Anne Fitzgerald, 1999, Inteleectual Property, NSW, Sydney : LBC Information
Services,
Corley Holmes & Robert, 1982, Fundamentals of Business Law, Third Edition,
USA : Prentice-Hall, Inc
th
G.H Treitel, 1995, The law of contract, 9 Edition , Sweet & Maxwell Ltd,
London
Ian Mcleod, 2003, Legal Theory, Queen Mary Centre for Commercial Law
Studies, University of London
John D.Ashcroft & Janet E. Ashcroft, 1981, College Law for Business, United
States of America : South-Western Publishing Co.
Roger Catterrell, 1984, The Sociology of Law : An Introduction, London :
Butterworths
Agung Setiawan, 2012, Digital dan Social Media Indonesia 2012, diakses dari
URL : http://www.asm-digital.com, pada tanggal 19
September 2012.
Lia Catur Mastuti, 2010, Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam
Perjanjian Jual Beli melalui Media Internet, diakses dari
URL : eprints.undip.ac.id/23920/1/Lia_Catur_Muliastuti.pdf,
pada tanggal 12 Maret 2012.
Radian Adi , 2012, Cara pembuktian Cyber Crime menurut Hukum Indonesia,
diakses dari URL : http://www.hukumonline.com pada
tanggal 29 November 2013.
Reza Wahyudi, Tri Wahono, 2011, Pengguna Internet Indonesia, diakses dari
URL : http : // tekno.kompas.com/read/2011, pada tanggal 12
Maret 2012.
-------------------, 2012 ,Pengguna Internet di Indonesia Capai 55 Juta, diakses
dari : http://tekno.kompas.com, pada tanggal 12 September
2012
SEQ Legal LLP, 2013, More information about website disclaimers, diakses dari :
URL : http://www.seqlegal.com, , pada tanggal 20 Oktober
2013.
Simon Davey, 2011, Website disclaimers , diakses dari : URL
:http://www.ictknowledgebase.org.uk, pada tanggal 17 Juni
2013
V. Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945