Anda di halaman 1dari 159

TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN


KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR

I GST A A PUTRI MASTINI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN


KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR

I GST A A PUTRI MASTINI


NIM. 1192161019

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN
KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
Universitas Udayana

I GST A A PUTRI MASTINI


NIM. 1192161019

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013

ii
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 19 Juli 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH. PhD. Dra. Alit Suryani, M. Kes
NIP. 19430215 1969021 001 NIP. 19590602 198403 2 001

Mengetahui Direktur
Ketua Program Studi Magister IKM Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Universitas Udayana,

Prof. dr. D.N Wirawan, MPH Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi. Sp.S (K)
NIP. 19481010 197702 1 001 NIP.19590215 198510 2 001

iii
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai
oleh Panitia Penguji pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana
pada Tanggal 4 – 2 – 2013

Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

No. : 0195/UN 14.4/HK/2013 Tanggal 4 – 2 – 2013

Panitia Penguji Penelitian Tesis adalah :

Ketua : Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH, PhD.

Anggota :

1. Dra. Alit Suryani, M. Kes


2. Dr. Adnyana Sudibya, SE, Ak, M. Kes
3. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M. Kes
4. Dr. I Putu Ganda W, S. sos, M.M.

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : I GST A A PUTRI MASTINI
NIM : 1192161019
Program Studi : Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis/ : Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Beban Kerja
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Irna Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan

Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Juli 2013

Yang membuat pernyataan

I GST A A PUTRI MASTINI

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat

diselesaikan. Tesis ini merupakan tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu

syarat menyelesaikan Program Pendidikan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Denpasar.

Penulis menyadari tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran,

dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak, tugas akhir ini tidak akan

terlaksana dengan baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD, selaku Rektor Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp OT (K) M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran Univesitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), Selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, yang telah memberikan

vi
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

4. Profesor dr. DN. Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar, guru dan panutan,

yang telah memberikan semangat, kesempatan, petunjuk, bimbingan dan

arahan sejak mulai pendidikan sampai akhir pendidikan penulis.

5. Profesor dr. NT. Suryadhi, MPH.PhD., selaku Pembimbing I, guru dan

panutan yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk serta

semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian

hingga akhir penyusunan tesis ini.

6. Dra. Alit Suryani, M.Kes., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan petunjuk serta semangat yang tak terhingga sejak awal

penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan tesis ini.

7. Dr. Wayan Sutarga, MPHM, Direktur RSUP Sanglah Denpasar, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan melakukan

penelitian di RSUP Sanglah Denpasar,

8. dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, MHSM dan seluruh staf Rekam Medik RSUP

Sangkah Denpasar yang telah memberikan informasi, bantuan dan

kemudahan-kemudahan yang diberikan dalam penelitian ini.

9. dr. I Gst. Ag. Bgs. Krisna Wibawa, SPB sebagai Instalasi IGD (MS dan

Ratna) RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan kesempatan,

petunjuk, bimbingan dan arahan sejak awal sampai akhir pendidikan penulis.

vii
10. Drg. Triputro Nugroho, M.Kkes., selaku Direktur Sumber Daya Manusia

RSUP Sanglah Denpasar yang memberikan kesempatan untuk mengikuti

pendidikan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di

Universitas Udayana Denpasar.

11. Semua staf Ruang Medical Surgical Rumah Sakit Pusat Sanglah Denpasar

atas masukan, bimbingan, dorongan dan bantuannya, pengertian dan

kerjasama yang baik selama dalam penyusunan tesis ini.

12. Semua sampel penelitian atas kesediaan dan kerelaannya untuk ikut

berpartisipasi selama penelitian berlangsung.

13. Ayahanda A.A. Ketut Sujana (alm) dan Ibunda A.A. Putu Sari yang telah

membesarkan, mendidik, memberikan semangat dukungan, doa restu dan

cinta yang tidak terkira selama ini dan selama menjalankan penelitian ini.

14. Kakanda : A.A. putu Suwela, A.A. Md. Suryani yang telah memberikan rasa

cinta, dorongan dan semangat dalam menjalani proses pendidikan dan

penelitian hingga berakhir.

15. Khususnya kepada suami tercinta A.A. Raka Suardana, serta anak-anak yang

sangat saya cintai A.A. Pt. Chyntia P.S dan A.A. Md. Ananda P.S atas

pengertian, pengorbanan, kesabaran dan ketabahannya selama ini serta

dorongan semangat yang tiada henti-hentinya selama penulis menjalani dan

menyelesaikan pendidikan ini.

16. Semua pihak yang telah membantu yang belum tercantum namanya di atas.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa membalas

budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Kiranya penulis mendapat

viii
kekuatan dan selalu dalam karunia-Nya untuk dapat mengamalkan semua ilmu

yang penulis peroleh bagi sesama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya akhir ini jauh dari sempurna

dan masih banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis semoga

apa yang terkandung didalamnya akan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada

umumnya dan dunia keperawatan pada khususnya.

Denpasar, Juli 2013

Penulis

ix
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA


DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN IRNA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Beban kerja perawat sangat berpengaruh terhadap kelengkapan


pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang medical surgical RSUP Sanglah
Denpasar, beban kerja sebgian besar tergolong katagori tingkat tinggi (70%) dan
30% tergolong sedang. Kurang lengkapnya pendokumentasian disebabkan oleh
beban kerja yang tinggi serta terbatas sumberdaya yang ada, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, beban kerja dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
Desain penelitian yang digunakan adalah “Cross Sectional”. Sampel adalah
perawat rawat inap yang ada di ruang Medical Surgical dan Ratna RSUP Sanglah
Denpasar yang telah memenuhi kreteria. Jumlah sampel adalah 76 orang.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Data
dikumpulkan menggunakan koesioner dan hasilnya dianalisis dengan uji Chi
Square dan multivariate (regresi logistik) Subjek penelitian sebagian besar 44
(57,9%) berumur 31-40 tahun, berpendidikan D3 keperawatan 50 ( 65,8%), masa
kerja 39 (51,3%) 6-10 tahun, pengetahuan baik 54 (71,1%), sikap positif 54
(71,1%).
Hasil uji bivariat : pengetahuan baik dengan kelengkapan
pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% pengetahuan kurang dengan
kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai 86,4%, sikap positif dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100%, sikap negative dengan kelengkapan
pendokumentasian sesuai 88,9%. Pengetahuan, sikap berhubungan dengan
kelengkapan pendokumentasian (p<0,05).Pada analisis multivariate didapat
variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan adalah beban kerja dengan nilai p=0,004
dengan nilai OR sebesar 44.
Diperlukan upaya penambahan jumlah perawat sesuai dengan Peraturan
Mentri Kesehatan No. 282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasiao 1:1, di setiap
IRNA supaya penanggungjawab ruangan mengeefektifkan Sumber Daya Manusia
yang tersedia.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, beban kerja dan pendokumentasian.

x
ABSTRACT

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND WORK LOAD WITH


DOCUMENTING COMPREHENSIVENESS OF NURSING CARE IN IRNA
RSU SANGLAH DENPASAR

Nurse workload is very influential on the documenting comprehensiveness


of nursing care in medical surgical space RSU Sanglah Denpasar, the work load
included most in high-level categories (70%) and 30% belong to average
categories. Lack of comprehensive in documenting due to high workload and the
limited resources available, this study aimed to determine the relationship of
knowledge, attitude, and work load with inpatient nursing care documentation of
Main General Hospital Sanglah Denpasar.
The study design used was a "cross sectional". Samples are inpatient nurse
in the Medical Surgical and Ratna Hospital Sanglah who have met the criteria.
The number of samples is 76 persons. Selections of samples are done with
accidental sampling method. Data were collected using koesioner and the results
were analyzed with chi square tests and multivariate (logistic regression). Most of
the research subjects are: 44 (57.9%) aged 31-40 years, 50 (65.8%) are educated
in nursing D3, 39 (51, 3%) period of work 6-10 years, 54 (71.1%) good
knowledge, 54 (71.1%) a positive attitude.
Bivariate test results: good knowledge with appropriate comprehensive
documentation about 83.3% , lack of knowledge with inappropriate
comprehensive documentation about 86.4%, positive attitude with appropriate
comprehensive documentation about 100%, negative attitudes with appropriate
comprehensive documentation about 88.9%. Knowledge and attitudes are relate to
documenting comprehensiveness (p <0.05). At multivariate analysis obtained the
most dominant variables relate to documenting comprehensiveness of nursing care
is the workload with value of p = 0.004 by the OR size 44.
Required the addition of appropriate amounts of nurse with Health Ministry
Regulation No.. Rasiao 282/Menkes/Per/VII/1997 with ratio 1:1, in each IRNA so
that the justification chamber to make more effective the available Human
Resources.

Keywords: Knowledge, attitude, workload and documentation.

xi
RINGKASAN PENELITIAN

“Hubungan Pengetahuan,Sikap,Beban Kerja Dengan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan IRNA Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar”
Tahun 2013

Oleh : I GST A.A Putri Mastini,

Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban


kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung
ke pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan
asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan
merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan
perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan.
Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan
pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di
bidang kesehatan. Dalam rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu
didukung dengan sistem pengelolaan dokumen asuhan keperawatan yang baik,
benar dan aman(Handayaningsih,2009).
Dokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan
dalam rangka pemulihan kesehatan pasien,tanpa dokumentasi yang benar dan
jelas,kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang
perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien
di rumah sakit.(Nursalam,2011)
Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga
keperawatan yang bertugas di instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316
orang. sisanya bertugas tersebar di ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang
intensif dan poliklinik. Dari 316 orang di Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar
dengan latar belakang pendidikan, Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3
Keperawatan 221 orang, D4 Gawat darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang.
Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat
inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3-5 pasien yang artinya dalam setiap
shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat
merawat satu orang pasien.
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004).
Berdasarkan pengamatan awal yang di lakukan di ruang medical surgical
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, mendapatkan data bahwa jumlah
perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3
shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore dan malam,
setiap shift terdapat satu orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial
pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang

xii
tingkat ketergantungan tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang
lebih spesifik merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan
observasi ketat. Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4,
shift sore dan malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore
Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap
10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum
pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif,
diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong
kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang.sehingga penulis tertarik
untuk meneliti apakah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Ratna dan Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Diduga pengetahuan,sikap dan beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan,
sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian,
serta dapat mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan dan
bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan
persaingan nasional maupun internasional.
Metoda penelitian adalah penelitian observasional yakni dengan hanya
mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya
adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja.
Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara,
pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di rawat
inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
yang berjumlah: 76 orang. Penelitian bulan Mei 2013 – Juni 2013. Penentuan
sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang bertempat tugas
di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan baik dengan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan
responden dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian
tidak sesuai sebanyak 86,4% Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).Responden sikap positf dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative
dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<
0,05). Responden beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian
sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan responden beban kerja sedang dengan
kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 95,8% beban kerja
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<
0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan

xiii
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p =
0,004, dengan nilai OR sebesar 44. Mengingat adanya hubungan ketiga variabel
bebas di atas dengan kelengkapan pendokukentasian maka penulis menyarankan
pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih ditemukannya tingkat beban
kerja kategori sedang. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada unit-unit
keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralissi.

xiv
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM.................................................................................. i
PRASYARAT GELAR............................................................................ ii
LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................ iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................ xi
RINGKASAN .......................................................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xx
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 7
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian......................................................... 8
1.4.1 Manfaat Praktis ................................................. 8
1.4.2 Manfaat Teoritis ................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 10


2.1 P enget ahuan .............................................................. 10
2.2 Sikap ............................................................................ 13
2.2.1 Tingkatan sikap ................................................... 14
2.2.2 Ciri sikap ............................................................. 15
2.3 Beban Kerja ................................................................. 19

xv
2.3.1 Pengertian beban kerja ......................................... 19
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja ..... 21
2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja ....................... 21
2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja ................... 22

2.4 Prilaku ......................................................................... 34


2.5 Perubahan Prilaku ......................................................... 38
2.6 Pembinaan Prilaku ....................................................... 39
2.7 Pengembangan Prilaku ................................................. 39
2.8 Dokumentasi Asuhan Keperawatan ............................... 39
2.9 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan ............... 40
2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan . 42
2.11. Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan.................. 43
2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan ................................................................... 45
2.13 Teknik Pencatatan ........................................................ 47
2.13.1. Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi ................... 47
2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap
Dokumentasi ..................................................... 49
2.13.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi
Keperawatan..................................................... 52
2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pendokumentasian ........................................... 54

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP


DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................... 57
3.1 Kerangka Berpikir ........................................................ 57
3.2 Kerangka Konsep ......................................................... 58
3.3 Hipotesis ...................................................................... 59

BAB IV METODELOGI PENELITIAN .............................................. 60


4.1 Desain Penelitian .......................................................... 60
4.2 Lokasi Penelitian ........................................................... 60

xvi
4.3 Populasi ........................................................................ 61
4.4 Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian ...................... 61
4.5 Variabel Penelitian ....................................................... 62
4.6 Definisi Operasional ..................................................... 62
4.7 Prosedur Penelitian ....................................................... 64
4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................ 64

BAB V HASIL PEMBAHASAN ........................................................ 67


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 67
5.2 Karakteristik Sampel ..................................................... 68
5.3 Penguji Instrumen Penelitian ......................................... 69
5.4 Deskripsi Variabel Penelitian ........................................ 70
5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan
Pendokumentsian Asuhan Keperawatan ........................ 72
5.6 Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ....................... 73
5.7 Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ....................... 73
5.8 Variabel Yang Paling Berhubungan dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ....................... 74

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................... 75


6.1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..................... 75
6.2 Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .................... 76
6.3 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..................... 78
6.4 Variabel Bebas Yang Paling Dominan Berhubungan
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan..................................................................... 79

xvii
BAB VII PENUTUP ............................................................................ 81
7.1 Kesimpulan .................................................................. 81
7.2. Saran ............................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien ........................................................ 30

Tabel 2.2. Skala Akhir SWAT............................................................... 32

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di RSUP Sanglah


Denpasar tahun 2013 ........................................................... 68

Tabel 5.2. Hasil Uji Reabilitas Variabel ................................................ 70

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan


Keperawatan ........................................................................ 71

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap...................................... 71

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja ........................... 71

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan......................................................................... 72

Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .............................. 72

Tabel 5.8 Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan ............................................................ 73

Tabel 5.9 Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .............................. 73

Tabel 5.10 Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel
Bebas Yang Berhubungan dengan Kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan ................................ 74

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep ..................................................... 58

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ............................................... 60

xx
DAFTAR SINGKATAN

BAB = Buang Air Besar


BAK = Buang Air kecil
BLU = Badan Layanan Umum
DEPKES = Departemen Kesehatan
DRG = Diagnosis Related Group
IRNA = Instalasi Rawat Inap
JCI = Join Comition International
MS = Medical Surgical
POR = Problem Oriented Methol
RI = Republik Indonesia
RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah
RSUP = Rumah Sakit Umum Pusat
SPK = Sekolah Pendidikan Kesehatan
SWAT = Subjektive Work Assesent Technique
UU = Undang-Undang
WSD = Water Sealed Drainage

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Persetujuan responden

Lampiran 2 : Informed consent

Lampiran 3 : Lembaran instrument

Lampiran 4 : Uji validitas dan reabilitas

Lampiran 5 : Hasil uji statistik penelitian

Lampiran 6 : Penyerahan ethical chearance

Lampiran 7 : keterangan kelaikan etik

Lampiran 8 : Surat rekomendasi penelitian

Lampiran 9 : Poto Tempat Kegiatan Penelitian

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban

kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung

kepada pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan

asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan

merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan

perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan.

Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan

pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di

bidang kesehatan. Dokumentasi asuhan keperawatan dikaitkan dengan adanya

paradigma baru sebagai pusat informasi dan komunikasi, praktisi inginkan akan

pengertian tentang peranan yang benar dalam dunia pelayanan kesehatan. Dalam

rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu didukung dengan sistem

pengelolaan dokumen asuhan keperawatan yang baik, benar dan

aman(Handayaningsih,2009).

Globalisasi mengakibatkan tingginya kompetisi di sektor kesehatan

khususnya pada pendokumentasian di bidang kesehatan. Tingginya tuntutan

masyarakat baik Nasional maupun Internasional terhadap tuntutan pelayanan

kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan yang baik, tepat, cepat, aman

serta transparan dalam penulisan hasil intervensi merupakan indikator mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Persaingan antar rumah sakit baik swasta,

1
2

pemerintah maupun rumah sakit asing akan semakin leluasa berkembang. Untuk

bersaing secara sehat dalam perebutan pasar bebas terhadap pelayanan di rumah

sakit baik rumah sakit swasta, pemerintah dan asing, rumah sakit harus

memberikan pelayanan kepada pasien langsung secara cepat, tepat, akurat,

bermutu dengan biaya terjangkau (Muninjaya, 2005).

Supremasi hukum dengan berlakunya UU No. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan, peraturan pemerintah No. 23 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan,

peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a/Menkes/PER XII/1989 tentang rekam

medis dan UU N0. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menuntut

pengelola rumah sakit lebih transparan, berkualitas dan memperhatikan

kepentingan pasien (RSUP Sanglah, 2011).

Menurut Tungpalan (1983) dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat

dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses

pendokumentasian adalah merupakan pekerjaan atau merekam peristiwa baik dari

obyek maupun memberi jasa yang dianggap berharga dan penting

(Handayaningsih, 2009).

Pendokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan

dalam rangka pemulihan kesehatan pasien, tanpa dokumentasi yang benar dan

jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang

perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien

di rumah sakit. (Nursalam, 2011)

2
3

Temuan di rumah sakit menunjukkan formulir dokumentasi keperawatan

yang telah disiapkan tidak tuntas atau tidak terisi lengkap. Ditemukan rata-rata

perbulan rekam medis yang tidak lengkap antara 5 sampai 10 rekam medis setelah

pasien pulang rawat inap di IRNA. Beberapa hal yang sering menjadi alasan

petugas antara lain, banyak kegiatan-kegiatan di luar tanggung jawab perawat

menjadi beban yang dikerjakan oleh profesi keperawatan. Sistem pencatatan yang

diajarkan terlalu sulit dan banyak menyita waktu. Tidak semua tenaga perawat

yang ada di institusi pelayanan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama

di dalam penulisan untuk membuat dokumentasi keperawatan sesuai dengan

standar yang ditetapkan. Tenaga keperawatan yang ada berasal dari berbagai

jenjang pendidikan keperawatan (SPK, D3, D4, S1) dari rentang waktu lulusan

yang sangat berbeda. Perawat lebih banyak mengerjakan pekerjaan koordinasi dan

limpahan wewenang. Formulir tidak praktis sehingga terjadi penulisan yang

tumpang tindih.

Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga sumber daya

manusia yang professional dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan dan

sebagian kecil dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan. Di Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di

instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316 orang. sisanya bertugas tersebar di

ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang intensif dan poliklinik. Dari 316

orang di rumah sakit umum pusat denpasar dengan latar belakang pendidikan,

Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3 Keperawatan 221 orang, D4 Gawat

darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang.

3
4

Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat

inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3 sampai 5 pasien yang artinya dalam

setiap shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.

282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat

merawat satu orang pasien.

Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus

dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004).

Perawat merupakan tenaga profesional yang memberikan asuhan keperawatan

yang merupakan fungsi perawat sebagai care giver. Selain itu, dalam memenuhi

kebutuhan psikologis pasien, perawat juga harus berperan sebagai educator

seperti pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien serta masih banyak fungsi

lain yang bisa dilakukan perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

kepada pasien. Dalam memenuhi peran dan fungsinya di rumah sakit, perawat

dituntut untuk bekerja secara efektif, efisien serta memenuhi kebutuhan pasien

yang komprehensif yang mencakup bio-psiko-sosial-spiritual (Gafar, 2002).

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di ruang medical surgical

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar didapatkan data bahwa jumlah

perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3

shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore 6 orang pada

shif malam, dan terdapat 3 orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial

pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang

merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan observasi ketat.

Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4, shift sore dan

4
5

malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore tujuh jam dan shif

malam 12 jam, sedangkan standarnya adalah 1:1 setiap pergantian shif.

Kondisi pasien di ruang medical surgical termasuk pada kelompok dengan

ketergantungannya tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang lebih

spesifik dibandingkan pasien-pasien lain serta keadaan umum pasien dengan

observasi yang ketat. Berdasarkan formula Douglas maka seharusnya jumlah

perawat pagi untuk 36 pasien di ruang medical surgical adalah sebanyak 12 orang,

siang 11 orang dan malam sebanyak 7 orang. Jika dilihat dari kondisi yang ada di

ruang medical surgical hal tersebut menggambarkan bahwa kondisi tenaga

perawat di ruang medical surgical kurang sehingga beban kerja perawat bisa

dikatakan overload.

Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap

10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum

pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif,

diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong

kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang.

Beban kerja perawat tidak hanya merawat pasien saja yaitu kegiatan

langsung, tetapi juga kegiatan tak langsung yang tak kalah penting seperti

melengkapi dan melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan dan catatan

medik yang terperinci. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan

dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang

berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara

5
6

tertulis dengan tanggung jawab perawat dan merupakan bagian dari pelaksanaan

asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan dan

memilliki nilai hukum yang sangat penting (Hidayat, 2001).

Untuk pelaksanaan proses pendokumentasi asuhan keperawatan dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan di masing-masing rawat inap maka telah

disiapkan berupa standar asuhan keperawatan DepKes tahun 1994, standar

prosedur operasional rumah sakit umum pusat sanglah denpasar, serta kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar,

format baku instrument penerapan berupa cek lis dan formulir, namun masih ada

pendokumentasian pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang belum

lengkap terisi.

Hasil pada rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

tentang pendokumentasian pasien pulang dan meninggal di ruangan rawat inap

untuk rekam medis yang tidak lengkap lebih dari 7 hari pada tahun 2012,

diperoleh tertinggi pada bulan Februari sebesar 1,28%. Sedangkan jumlah rekam

medis tidak lengkap lebih dari 30 hari setelah pasien pulang dan meninggal di

ruang rawat inap pada tahun 2012, diperoleh sebesar 0,74% pada bulan Februari.

Hasil supervisi evaluasi keperawatan kepada perawat di ruang rawat diperoleh

kelengkapan dokumentasi tidak lengkap secara optimal disebabkan

pendokumentasian asuhan keperawatan disebutkan dengan alasan formulir yang

ada kurang sederhana, belum tersosialisasi dengan baik dan benar tentang cara

pengisian, dirasakan menyita waktu dan menghambat pelayanan dalam proses

penulisan dokumen, dan pemahaman petugas.

6
7

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

apakah pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat berhubungan dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical

Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian

asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah

Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?

2. Apakah ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah Denpasar ?

3. Apakah ada hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical

Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan, sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,

Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

7
8

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat dengan

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat

inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sangalah

Denpasar.

2 Untuk mengetahui hubungan antara sikap perawat dengan

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat

inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar.

3 Untuk megetahui hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,

Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

4 Untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat

inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bisa digunakan

sebagai bahan pustaka dan acuan peneliti selanjutnya. Serta dapat

mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan

8
9

dan bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan

persaingan nasional maupun internasional.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitian khususnya penelitian mengenai evaluasi

penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap pengetahuan,

sikap, dan beban kerja perawat di ruang rawat inap Ratna, Medical

Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pendidikan formal dan informal

(Notoatmodjo, 2003).

Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan pengetahuan tidak

selalu menggambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan perilaku

itu sendiri tidak semata-mata berdasarkan hal tersebut tapi masih dipengaruhi oleh

banyak faktor yang sangat kompleks (Notoatdmodjo, 2003).

Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu :

2.1.1 Tahu

Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalamnya adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang

10
11

spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

2.1.2 Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar,

objektif yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

2.1.3 Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

2.1.4 Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek ke dalam suatu

komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

2.1.5 Sintesis

Suatu kemampuan untuk meletakkan suatu hubungan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk

menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang telah ada.

2.1.6 Evaluasi

Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
12

Rogers mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru dalam

diri seseorang akan terjadi proses yang berurutan yaitu :

1. Awareness (kesadaran)

Di mana orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus.

2. Interest

Subyek mulai tertarik terhadap stimulus atau subyek tersebut.

Di sini sikap subyek sudah mulai timbul.

3. Evaluation

Pada tahap ini subyek mulai menimbang-nimbang baik buruknya

stimulus terhadap dirinya.

4. Trial

Di mana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendakioleh stimulus.

5. Adaption

Di mana subyek lebih berprilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap stimulus

Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap

pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil penelitian

pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap Dalam BPRSUD kota

Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan

pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap


13

pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta

hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini

menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat

dalam pelaksanaan pendokumentasian.

2.2 Sikap

Menurut Notoadmodjo (2000), sikap merupakan kesiapan atau kesedian

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain

fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap merupakan

reaksi atau respon yang masih tetap dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau

objek, Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa sikap

menentukan perilaku seseorang. Sikap yang positif diharapkan menjadi motivasi

yang kuat dalam usaha melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Sikap adalah suatu pola prilaku, tedensi atau kesiapan antisipatif,

predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana,

sikap adalah respon terhadap stimulsi sosial yang telah terkondisikan.

Salah seorang ahli spikologi sosial Newcomb, dikutip Notoatmodjo, 2002

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,

dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan

atau prilaku/peran. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan


14

reaksi terbuka, merupakan reaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai

suatu penghayatan terhadap obyek.

Dalam bagian lain Allport dikutip Notoatmodjo, 2002 menyatakan bahwa

sikap sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu (1) Kepercayaan

(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek. (2) Kehidupan emosional atau

evaluasi emosional terhadap suatu obyek dan (3) Kecendrungan untuk bertindak

(trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan,

berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.2.1 Tingkatan sikap

2.2.1.1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang terhadap gizi

dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.

2.2.1.2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang

menerima ide tersebut.

2.2.1.3 Menghargai (Valuing)


15

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

Misalnya : seorang petugas mengajak petugas yang lain (tetangganya,

saudaranya dan sebagainya). Untuk ikut melaksanakan pendokumentasian

yang lengkap, atau mendiskusikan tentang hal-hal terkait tentang cara

pendokumentasian yang lengkap, adalah suatu bukti bahwa si petugas

tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap pentingnya dokumentasi.

2.2.1.4 Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap mungkin

terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga,

norma dan nilai.

2.2.2 Ciri sikap

2.2.2.1 Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.

Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti

lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2.2.2.2 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat dan syarat tertentu.

2.2.2.3 Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan terhadap suatu

obyek. Sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan

dengan suatu objek yang dapat dirumuskan secara jelas.


16

2.2.2.4 Obyek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

2.2.2.5 Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan. Sifat inilah yang

membedakan sikap dari kecepatan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda

dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu

obyek tidak sama dengan sikap terhadap obyek itu. Pengetahuan mengenai suatu

obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk

bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap dapat dibentuk

atau berubah melalui 4 macam cara :

1. Adopsi

Kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama

kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi

terbentuknya suatu sikap.

2. Deferensisi

Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan

dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang terjadi dianggap sejenis,

sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapat obyek tersebut

dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

3. Integrasi

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.


17

4. Trauma

Pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam

pada jiwa orang bersangkutan. Pengalaman-pengalama yang traumatis dapat

juga menyebabkan terbentuknya sikap.

Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu

proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan

individu lain disekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap

adalah : (1) faktor intern : yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan seperti selektifitas dan (2) faktor ektern yang merupakan faktor

diluar manusia yaitu :

2. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.

3. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

4. Sikap orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

5. Media komunikasi yang digunakan dalam penyampaian sikap.

6. Situasi pada saat sikap terbentuk.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Notoatmodjo (2002) menjelaskan bahwa

sikap itu mempunyai 3 komponen yakni kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep

terhadap suatu obyek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek

dan kecendrungan untuk bertindak (trend to behave). Sikap merupakan respon

seseorang yang berhubungan dengan nilai, interes (perhatian), apresiasi

(penghargaan), persepsi (perasaan), (Suryabrata, 2003).


18

Sikap secara nyata menunjukan konotasi kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional.

New Comb pada tahun 1967 menyatakan sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap sebelum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi predisposisi

melalui suatu prilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo,

2002)

Sejalan dengan hasil penelitian Muhamad Sayuti (2006)

pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Raden Mattaher

Jambi, yang meneliti tentang faktor-faktor pelaksanaan dokumentasi

menyimpulkan persentase pelaksanaan dokumentasi sebesar 69,5%.

Sementara itu pada studi awal yang dilakukan peneliti terhadap

pendokumentasian di RSUD Muaro Jambi pada tanggal 4-5 mei 2010, dengan

melihat 10 berkas pendokumentasian terdapat 6 berkas pendokumentasian yang

kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatannya kurang dan tidak

dilaksanakan secara benar oleh perawat rawat inap dan 4 berkas lainnya hanya

pengisian pada kolom implementasi. Rendahnya tingkat kelengkapan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan tersebut terkait dengan faktor pengetahuan dan

motivasi perawat yang cukup beragam, baik dari aspek tata cara pengisian,

kelengkapan pengisian dan kegunaannya dari aspek medis serta pelayanan

kesehatan, maupun aspek lain yang terkait dengan kemampuan dan kemauan
19

perawat dalam mendokumentasikan hasil catatan asuhan keperawatan dalam

melengkapi rekam medis.

2.3 Beban Kerja

2.3.1 Pengertian beban kerja

Menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau

catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan

oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu. Jumlah pekerjaan yang harus

diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban

kerja dapat dilihat pada sudut pandang obyektif dan subyektif. Secara obyektif

adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan.

Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang

terhadap pernyataan tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan

pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit

pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2004).

Pengertian beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara

subyektif dan obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang

dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran

yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan,

tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan

kerja (Marquis dan Huston, 2004).


20

Menurut Caplan & Sadock (2006) beban kerja sebagai sumber

ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan

kuantitatif. Kelebihan beban kerja secara kuantitatif meliputi:

1. Harus melakukan observasi penderita secara ketat selama jam kerja.

2. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan

keselamatan penderita.

3. Beragam jenis pekerjaan yang dilakukan demi kesehatan dan keselamatan

penderita.

4. Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24 jam.

5. Kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah penderita.

Sedangkan beban kerja secara kualitatif mencakup:

1. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu mengimbangi

sulitnya pekerjaan.

2. Tuntutan keluarga untuk kesehatan dan keselamatan penderita.

3. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkwalitas.

4. Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat.

5. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien

di ruangan.

6. Menghadapi pasien yang karakteristik tidak berdaya, koma, kondisi terminal.

7. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter.

Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh

sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu dan sebagai sumber


21

ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan

kuantitatif (Caplan & Sadock, 2006).

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja

Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit pasien

tertentu, manajer harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi beban

kerja diantaranya (Caplan & Sadock, 2006);

1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan atau tahun

2. Kondisi pasien di unit tersebut

3. Rata-rata pasien menginap

4. Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan dibutuhkan oleh

masing-masing pasien

5. Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan

6. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing tindakan

perawatan langsung dan tak langsung

2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja

Asri (2006), menyebutkan bahwa secara terperinci prosedur perhitungan

beban kerja tenaga dokter dan perawat dapat dibagi seperti langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peralatan yang dipakai dalam perhitungan beban kerja. Alat

utama yang dipakai adalah :

a. Stop watch yaitu alat mengukur waktu


22

b. Alat tulis yang digunakan untuk membuat catatan yang akan berguna

dalam pengukuran

2. Menetapkan metode kerja yang akan digunakan dalam perhitungan beban

kerja terutama menetapkan metode standar seperti menyiapkan susunan

tempat kerja yang akan diteliti, peralatan dan lain-lain.

3. Memilih pekerja yang tepat, berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya

atau disebut sebagai pekerja normal

4. Menyiapkan perlengkapan peralatan sehingga pengukuran tidak akan berhenti

di tengah jalan

5. Memperhatikan dan mencatat actual time (waktu nyata) setiap pekerjaan

6. Menghitung waktu normal

7. Menetapkan waktu cadangan (allowance)

8. Menetapkan waktu standar

2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja

Seperti kita ketahui perawat merupakan proporsi tenaga yang paling besar

di rumah sakit, diperkirakan sekitar 70% personel adalah perawat (Ilyas, 2004).

Dengan dominannya jumlah perawat di rumah sakit , sejumlah peneliti, praktisi,

dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat menghitung tenaga perawat dengan

mengembangkan formula khusus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat.

2.3.4.1 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Gillies

Menurut Gilles (2006) tindakan keperawatan membagi menjadi tindakan

keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum

keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf keperawatan


23

secara langsung kepada pasien tersebut dan perawatan tersebut dihubungkan

secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologisnya.

Perawatan tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan atas

nama pasien tetapi di luar kehadiran pasien yang berhubungan kepada lingkungan

pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si pasien, perawatan

tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan, penghimpunan

peralatan dan perbekalan, diskusi dengan anggota tim kesehatan lain, penulisan

dan pembacaan catatan kesehatan pasien, pelaporan kondisi pasien kepada rekan

kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien. Pengajaran kesehatan

mencakup semua usaha oleh anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan

memotivasi pasien dan keluarganya menyangkut perawatan setelah keluar dari

rumah sakit.

2.3.4.2 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Illyas

Ilyas (2004) mengkatagorikan tindakan keperawatan sebagai berikut :

1. Kegiatan langsung : semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh seorang

perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa pasien,

mengukur tanda vital, menolong buang air besar,buang air kecil, merawat

luka, mengganti balutan, mengangkat jahitan, kompres, memberi

suntikan/obat/imunisasi, penyuluhan kesehatan

2. Kegiatan tidak langsung : setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang

berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien,


24

seperti : menulis rekam medik, mencari kartu rekam medis pasien, meng up-

date data rekam medis, dokumentasi asuhan keeprawatan.

3. Kegiatan tambahan : kegiatan pribadi yaitu semua kegiatan yang berkaitan

dengan kepentingan perawat yang diamati seperti makan, minum, pergi ke

toilet: maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti menginput harga

obat, ngamparah obat.

Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini

kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari

personel bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur (Ilyas,

2004). Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2004)

ada tiga cara yang dapat digunakan yaitu :

1. Work Sampling

Tehnik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang

dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang ataupun jenis tenaga tertentu.

Pada work sampling kita dapat mengamati sebagai berikut :

a. Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja

b. Kaitan antara aktifitas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu

jam kerja

c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau

tidak produktif

d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam

kerja.
25

Langkah-langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai

berikut :

a. Menentukan jenis personil yang diteliti.

b. Melakukan pemilihan sample bila jumlah personil banyak. Dalam tahap

ini dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan presentasi

populasi perawat yang akan diamati.

c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan

sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat dan juga kegiatan

langsung yang berkaitan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak

langsung.

d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian.

e. Mengamati kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15 menit

tergantung kebutuhan peneliti.

f. Pada work sampling yang diamati adalah kegiatan dan penggunaan

waktunya, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya (Ilyas, 2004).

4. Study Time and Motion

Tehnik ini dilaksanakan dengan mengamati secara cermat kegiatan

yang dilakukan oleh personil yang sedang diamati. Pada time and motion

study, kita juga dapat mengamati sebagai berikut :

a. Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja

b. Kaitan antara petugas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam

kerja.
26

c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak

produktif.

d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam time and motion study

adalah sebagai berikut :

a. Menentukan jenis personil yang diteliti.

b. Menentukan sampel dari perawat yang akan diteliti dengan cara purposive

sampling

c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan

sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif dapat juga kegiatan

langsung yang berkaiatan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak

langsung.

d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian.

e. Pengamatan dapat dilakukan selama 24 jam (3 shift) secara terus menerus,

bagaiman perawat melakukan aktivitasnya dan bagaimana kualitasnya

menjadi faktor penting dalam time and motion study. Kualitas kerja dapat

dilihat dari kesesuian antara kegiatan yang dilakukan dengan standar

profesi (Ilyas, 2004).

5. Daily Log

Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang-

orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan

untuk kegiatan tersebut. Penggunaan tehnik ini sangat tergantung pada

kerjasama dan kejujuran dari personel yang diteliti. Dengan meggunakan


27

formulir kegiatan dapat dicatat jenis kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan

dilakukan.

2.3.4.3 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Menurut Douglas

Menurut Douglas (dalam Potter dan Perry, 2005) tentang jumlah tenaga

perawat di rumah sakit didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,

sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien. Tingkat

ketergantungan pasien diklasifikasikan berdasarkan teori Dorothea Orem.

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap

orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu

individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.

Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri) (Potter dan Perry, 2005).

Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan teori D. Orem (Nursalam,

2003) yaitu:

1. Minimal Care :

a. Mampu naik turun tempat tidur

b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

c. Mampu makan dan minum sendiri

d. Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan

e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan

g. Mampu buang air kecil dan buang air besar dengan sedikit bantuan

h. Status psikologi stabil


28

i. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

j. Operasi ringan

2. Partial Care

a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur

b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan

c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

d. Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap

e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

g. Membutuhkan bantuan untuk buang air besar dan buang air kecil

(tempat tidur/kamar mandi)

h. Pasca operasi minor (24 jam)

i. Melewati fase akut dari pasca operasi mayor

j. Fase awal dari penyembuhan

k. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

l. Gangguan emosional ringan

3. Total Care

a. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur

b. Membutuhkan latihan pasif

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena atau

Nasal Gastrik Tube.

d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan


29

f. Dimandikan perawat

g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter

h. Keadaan pasien tidak stabil

i. Perawatan kolostomi

j. Menggunakan WSD

k. Menggunakan alat traksi

l. Irigasi kandung kemih secara terus menerus

m. Menggunakan alat bantu respirator

n. Pasien tidak sadar

Menurut Douglas (dalam Ilyas, 2004) mengklasifikasikan ketergantungan

pasien berdasarkan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :

a. Keperawatan Mandiri (Self care) : 1-2 jam/hari dimana pasien masih mampu

melakukan pergerakan atau berjalan, makan, mandi maupun eleminasi tanpa

bantuan. Bantuan hanya diberikan terhadap tindakan khusus.

b. Keperawatan Sebagian (Partial Care) : 3-4 jam/hari dimana pasien masih

punya kemampuan sebagian tetapi untuk melakukan pergerakan secara penuh

seperti berjalan, bangun, makan, mandi dan eleminasi perlu dibantu oleh

seorang perawat.

c. Keperawatan Total (Total Care) : 5-7 jam/hari dimana pasien memerlukan

bantuan secara penuh, atau tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat

sangat tinggi, seperti pasien yang tidak sadar, atau yang sangat lemah dan

tidak mampu melakukan pergerakan, mandi dan eleminasi perlu dibantu dan

pada umumnya memerlukan dua perawat.


30

Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien

Kebutuhan Perawat
Waktu Klasifikasi
Pagi Siang Sore

Minimal 0,17 0,14 0,07

Intermediate 0,27 0,15 0,10

Maksimal 0,36 0,30 0,20

Douglas (dalam PPE, 2004)

2.3.4.4 SWAT (Subjective Workload Assessment Technique)

Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) pertama kali

dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering pada Armstrong

Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja yang dihadapi oleh

seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang merupakan beban kerja fisik

maupun mental yang bermacam-macam dan muncul akibat meningkatnya

kebutuhan akan pengukuran subjektif yang dapat digunakan dalam lingkungan

yang sebenarnya (real world environment). Dalam penerapannya SWAT akan

memberikan penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilakukan untuk

mengkuantitatifkan beban kerja dari aktivitas yang harus dilakukan oleh pekerja.

SWAT akan menggambarkan sistem kerja sebagai model multi

dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu

beban waktu (time load), beban mental (mental effort load), dan beban psikologis

(psychological stress load). Masing-masing terdiri dari 3 tingkatan yaitu rendah,


31

sedang dan tinggi (Sritomo,2007). Yang dimaksud dengan dimensi secara definisi

adalah sebagai berikut :

1. Time Load : adalah yang menunjukkan jumlah waktu yang tersedia dalam

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas. Beban waktu rendah, beban

waktu sedang, beban waktu tinggi)

2. Mental Effort Load : adalah menduga atau memperkirakan seberapa banyak

usaha mental dalam perencanaan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu

tugas (beban usaha mental rendah, beban usaha mental sedang, beban usaha

mental tinggi)

3. Psychological Stress Load : adalah mengukur jumlah resiko, kebingungan,

frustasi yang dihubungkan dengan performansi atau penampilan tugas (Beban

tekanan psikologis rendah, beban tekanan psikologis sedang, beban tekanan

psikologis tinggi).

Prosedur penerapan metode SWAT terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap

penskalaan (scale development) dan tahap penilaian (event scoring). Pada langkah

pertama 27 kombinasi tingkatan tingkatan beban kerja mental diurutkan dengan

dari 27 kartu kombinasi dari urutan beban kerja terendah sampai dengan beban

kerja tertinggi, menurut persepsi masing-masing pekerja. Dalam pengurutan kartu

tersebut tidak ada suatu aturan mana yang benar atau yang salah. Dalam hal ini

pengurutan kartu yang benar adalah yang dilakukan menurut intuisi dan preferensi

yang dipahami oleh responden. Dari hasil pengurutan kemudian ditransformasikan

ke dalam sebuah skala interval dari beban kerja dengan range 0-100 (dapat dilihat

pada tabel 2.1). Pada kedua tahap penilaian sebuah aktivitas atau kejadian akan
32

dinilai dengan menggunakan rating 1 sampai 3 (rendah, sedang dan tinggi) untuk

setiap tiga dimensi atau faktor yang ada. Nilai skala yang berkaitan dengan

kombinasi tersebut yang dapat dari tahap penskalaan kemudian dipakai sebagai

beban kerja untuk aktivitas yang bersangkutan (Wignjosoebroto, 2007).

Hasil dari konversi ini maka dapat diketahui beban kerja masing-masing

pekerja, adapun kategori beban kerja dari masing-masing pekerja adalah sebagai

berikut :

1. Beban kerja rendah ratingnya berada di nilai 40 ke bawah

2. Beban kerja sedang jika ratingnya berada pada nilai 41 sampai 60

3. Beban kerja tinggi jika nilai SWAT ratingnya berada di nilai 61 sampai 100

Tabel 2.2.
Skala Akhir SWAT
33

Menurut Zadry (2007), pengukuran beban kerja dengan metode SWAT

dapat digunakan pada dunia penerbangan, sektor industri, seperti pada pabrik-

pabrik tekstil, pabrik-pabrik (perakitan) kendaraan bermotor, perusahaan penyedia

jasa, dan pabrik-apbrik (perusahaan) yang memerlukan tingkat kecermatan yang

tinggi, sektor perhubungan, seperti untuk meneliti tingkat beban kerja bagi para

pengemudi bus jarak jauh atau para masinis kereta api.

Selain itu Zadry (2007), juga mengungkapkan tentang cara pelaksanaan

SWAT sebagai berikut :

1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pengukuran kepada subjek

(orang) yang akan diteliti.

2. Memberikan kartu SWAT sebanyak 27 kartu yang harus diurutkan oleh

subjek menurut urutan kartu yang menyatakan kombinasi workload yang

terendah hingga tertinggi menurut persepsi ataupun intuisi dari tiap subjek.

3. Melakukan pencatatan urutan kartu yang dibuat oleh subjek, kemudian

di‘download’ di computer-program SWAT sehingga didapatkan nilai dari

SWAT score untuk tiap subjek.

4. Berdasarkan nilai-nilai SWAT tersebut, komputer mengkonversikan

performansi kerja dari subjek tersebut dengan nilai kombinasi dari beban

kerjanya (workload), yang terdiri dari :

a. Time Load (T) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).

b. Mental Effort Load (E) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).

c. Psychological Stress Load (S) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).
34

Bila nilai konversi dari SWAT scale terhadap SWAT rating berada <

40, maka performansi kerja subjek tersebut berada pada level optimal. Bila

SWAT rating-nya berada antara 40-100, maka beban kerjanya (workload)

tinggi, artinya subjek pada saat itu tidak bisa diberikan jenis pekerjaan

tambahan lain.

5. Meng-assess pekerjaan kepada subjek, kemudian ditanyakan apakah

pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat tersebut beban kerjanya

(kombinasi dari Time Load, Mental Effort, dan Stress Load) dikategorikan

sebagai pekerjaan dengan beban kerja rendah (1), menengah (2), atau tinggi

(3) menurut yang bersangkutan.

6. Ulangi kembali langkah 4 untuk melihat apakah pekerjaan tersebut termasuk

ke dalam kategori beban kerja rendah atau beban kerja tinggi, sehingga dapat

diantisipasi langkah selanjutnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang menemukan

hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan pendokumentasian

proses asuhan keperawatan (r=0,541, p<0,05) dan tingkat kekuatan hubungan

sedang. Penelitian ini menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi

proses asuhan keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang.

2.4 Prilaku

Prilaku adalah suatu tindakan atau perubuatan suatu organisme yang dapat

diamati atau bahkan dapat dipelajari. Adapun dalam pengertian yang lain disebut

sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoatmodjo,

2002).
35

Dalam proses pembentukannya prilaku dipengaruhi oleh beberapa factor

yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Factor-faktor tersebut

antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar,

lingkungan dan sebagainya. Perubahan prilaku dalam diri seseorang dapat

diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan

melalui panca indera. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan dalam diri untuk

bertindak untuk mencapai tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk prilaku.

Prilaku dapat juga timbul akibat emosi.

Prilaku dapat berubah dalam individu dengan melalui berbagai mekanisme

dan diakibatkan oleh banyak factor. Menurut teori Hosland (1953) proses

perubahan prilaku sama dengan proses belajar. Yang terdiri dari (Notoatmodjo,

2002).

1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolsk. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus

itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti sampai di

sini. Tetapi bilastimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari

individu dan stimulus tersebut efektif.

2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia

mengerti stimulus ini dan dilajutkan kepada proses berikutnya.

3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga menjadi

kesediaan untuk bertidak demi stimulus yang telah diterianya (bersikap).

4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan individu (perubahan prilaku).


36

Adapun menurut Kurt Lewin prilaku adalah suatu keadaan yang seimbang

antara factor-faktor kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Prilaku dapat

berubah apabila dalam diri seseorang terdapat:

1. Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus yang

mendorong terjadinya perubahan prilaku. Stimulus ini dapat berupa

pengetahuan dan pendidikan.

2. Kekuatan penahan/menurun

3. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan

Prilaku manusia sangatlah komplek, dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan,

membagi prlaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-

kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Ketiga domain

prilaku tersebut meliputi ranah kognitif (cognitive domain), ranah afaktif

(affaktive domain) dan ranah psikomotor (pcychomotor domain).

Terbentuknya suatu prilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai

pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus

yang berupa materi atau obyek yang di luarnya sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon

batin dalam bentuk sikap subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya

rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut,

akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap

atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam

kenyataannya stimulus yang diterima oleh si subyek dapat langsung menimbulkan


37

tindakan. Artinya seseorang dapat bertidak atau berprilaku baru tanpa terlebih

dahulu mengetahui makanan dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain

tindakan (action) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.

Model pendekatan prilaku dari Lowrend Green (1980) menyebutkan

bahwa prilaku individu atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu

(Notoatmodjo, 2002) :

1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors) adalah faktor yang mendahului

prilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berprilaku, berupa

pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan faktor demografi (status ekonomi,

umur, jenis kelamin, besar keluarga).

2. Faktor pendukung (enabling factor) adalah faktor yang memungkinkan

motivasi atau keinginan terlaksana termasuk lingkungan fisik (dan atau

tidaknya fasilitas/sumber daya).

3. Factor pendorong (Reinforcing Factor) adalah faktor yang memperkuat

perubahan prilaku seseorang yang dapat diakibatkan adanya sikap, prilaku

petugas maupun tokoh masyarakat.

Model lain untuk mempelajari sikap individu terhadap suatu hal yang baru

adalah teori inovation decision proscess yang terdiri dari 4 tahap yaitu :

1. Tahap pengertian (knowledge)

Pada tahap ini individu memperkenalkan akan adanya sesuatu yang baru

(inovasi) dan individu lalu memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.

2. Tahap persuasi (persuation)


38

Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang

diperkenalkan kepadanya, maka dalam individu tersebut akan tumbuh sikap

positif atau negatif terhadap inovasi tersebut.

3. Tahap pengambilan keputusan (decision making)

Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, tertarik atau tidak

tertarik, maka pada individu tersebut sampai pada tahap ini harus memutuskan

apakah ia menolak tau menerima inovasi tersebut.

4. Tahap pemantapan

Pada tahap ini individu mencari informasi-informasi lebih lanjut sehubungan

dengan keputusan yang telah diambil. Kalau misalnya pada tahap

pengambilan keputusan ia telah memutuskan untuk menerima inovasi tersebut,

maka pada tahap ini ia akan masih bertanya-tanya kepada orang-orang yang

mempunyai pengalaman tentang inovasi tersebut untuk meyakinkan dirinya,

apakah keputusan yang diambil sudah tepat. Jadi tahap ini adalah pemantapan

keputusan yang diambil.

2.5 Perubahan Prilaku

Perubahan prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam diri individu

menjadi prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai individu tersebut atau dari prilaku

negatif ke prilaku positif (Notoatmodjo, 2003).


39

2.6 Pembinaan Prilaku

Pembimaam terutama ditujukan kepada individu petugas kesehatan agar

mempertahankan pencatatan dalam pendokumentasian setelah melakukan

intervensi, prilaku ini agar tetap dipertahankan.

2.7 Pengembangan Prilaku

Pengembangan prilaku ditujukan untuk membiasakan dalam penulisan

dokumentasi setelah intervensi tiga factor yang mempengaruhi prilaku tersebut

(Green,1980) adalah :

2.8 Dokumentasi Asuhan Keperawatan

2.8.1 Pengertian

Menurut Tupalan 1983 adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan

bukti secara hukum. Menurut Fisbach 1981 adalah suatu dokumen yang

berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan tetapi

juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Menurut

Effendi 1995 merupakan informasi keperawatan dan kesehatan pasien yang

dilakukan perawat sebagai pertanggung jawaban terhadap pelayanan

asuhan keperawatan yang telah diberikan.

Dari beberapa difinisi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi asuhan

keperawatan adalah :

2.8.2 Informasi yang mencakup aspek bio-psiko-sosial dan spiritual yang terjadi

pada setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.


40

2.8.3 Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan

dan menjadi dasar umpan balik selanjutnya.

2.8.4 Informasi disusun secara sistimatis dalam format yang telah disepakati dan

dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral dan hukum.

2.9 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan

Komponen model dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek yaitu

ketrampilan berkomunikasi, keterampilan mendokumentasikan proses

keperawatan dan standar dokumantasi. Efektivitas dan efisien sangat bermanfaat

dalam memperoleh data yang relevan dan meningkatkan kualitas

pendokumentasian keperawatan.

2.9.1 Keterampilan berkomunikasi

Perawat harus memberikan pendapat dan pemikirannya serta

menerima pendapat dan pemikiran perawat lain setiap kali melihat

dokumantasi keperawatan. Agar pendapat dan pemikirannya dapat

disampaikan dengan baik, perawat memerlukan keterampilan dalam

menulis. Keterampilan komunikasi yang baik memungkinkan perawat

untuk mengomunikasikan kepada profesi kesehatan lainnya. Jika

pendokumentasian dilakukan secara konsisten maka dokumentasi tersebut

harus meliputi komponen riwayat keperawatan yaitu masalah yang terjadi

saat dini maupun yang akan datang, masalah actual dan potensial,

perencanaan dan tujuan saat ini dan yang akan datang, pemeriksaan,

pengobatan, promosi kesehatan dan evaluasi tujuan keperawatan.


41

2.9.2 Keterampilan Mendokumentasikan Proses Keperawatan

Perawat memerlukan keterampilan dalam mendokumentasikan

proses keperawatan. Pendokumensian merupakan metode yang tepat

untuk mengambil keputusan yang sistimatis.

Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi

masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendokumentasian

proses keperawatan yang efektif menggunakan standar terminology

(pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi),

mengumpulkan dan mendokumentasikan data yang bermanfaat,

menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan klasifikasi dan analisis

yang akurat, mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan,

mendokumentasikan hasil observasi, mendokumentasikan evaluasi sesuai

dengan urutan waktunya serta merevisi rencna asuhan keperawatan

berdasarkan hasil yang diharapkan.

2.9.3 Standar dokumentasi

Menurut Fisbach 1991 standar dokumentasi adalah suatu

pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang

dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan

adanya standar bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi

keperawatan.

Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat

pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman ptaktis

pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Fakta


42

tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukan pada

ketrampilan penulisan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten,

pola yang efektif, dan akurat.

Yang diksudkan efektif dan akurat yaitu; pendokumantasian

ditetapkan oleh profesi atau pemerintah dengan menggunakan pedoman-

pedoman yang berlaku, standar profesi keperawatan ditulis ke dalam

catatan kesehatan, peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat

pada catatan pelayanan kesehatan dan pedoman harus diikuti secara

konsisten.

2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan

pasien, dokumentasi keperawatan dapat diartikan suatu catatan hukum yang

mempunyai banyak manfaat :

2.10.1 Mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka

mendokumentasikan kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan

asuhan keperawatan dan mengepaluasi intervensi.

2.10.2 Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga

menyediakan :

1. Bukti kualitas asuhan keperawatan

2. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada pasien.

3. Informasi terhadap perlindungan individu.

4. Bukti aplikasi standar praktek keperawatan.


43

5. Sumber informasi statistic untuk standar dan riset keperawatan.

6. Pengurangan biaya informasi.

7. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan.

8. Komunikasi konsep resiko asuhan keperawatan.

9. Informasi untuk peserta didik keperawatan.

10. Persepsi hak pasien.

11. Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggungjawab etik dan

menjaga kerahasiaan informasi pasien.

12. Suatu data keuangan yang sesuai.

13. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.

2.11 Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai makna yang sangat penting

bila dilihat dari berbagai aspek antara lain :

2.11.1 Aspek hukum semua catatan informasi tentang keadaan pasien merupaka

dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang

berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai

pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi

diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan

sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus

diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh

tenaga kesehatan (perawat), tanggal, dan perlunya dihindari adanya

penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah.


44

2.11.2 Jaminan mutu atau kualitas pelayanan

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan

bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien dan untuk

mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi dan seberapa jauh

masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang

akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan keperawatan.

2.11.3 Komunikasi

Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah

yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan

bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan

pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.11.4 Keuangan

Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang

belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat

dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan

bagi pasien.

2.11.5 Pendidikan

Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut

kronologi dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan

sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi

keperawatan.
45

2.11.6 Penelitian

Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat

di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

atau obyek penelitian dan pengembangan profesi keperwatan.

2.11.7 Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran

dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien, dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat

keberasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan, guna

pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat

bagi peningkatan mutu bagi individu perawat dalam mencapai tingkat

kepangkatan yang lebih tinggi.

2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

Instrument evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan merupakan alat

untuk mengukur mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Asuhan keperawatan

dikatakan bermutu bila telah memenuhi kreteria standar profesi. Standar profesi

adalah standar asuhan keperawatan yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan

Republik Indonesia dan diberlakukan melalui surat keputusan Direktur Jendral

Pelayanan Medik No YM.00.03.2.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan

merupakan bagian integral dan penjabaran dari standar pelayanan Rumah Sakit

yang diberlakukan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan No 436 tahun

1993.
46

2.12.1 Prinsip-prinsip pencatatan/dokumentasi

Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun teknik

pencatatan.

2.12.2 Isi Pencatatan

1. Mengandung nilai administrative

Misalnya rangkaian pendokumentasian kegiatan pelayanan

keperawatan merupakan alat pembelaan yang sah manakala terjadi

gugatan.

2. Mengandung nilai hukum

Misalnya catatan medis kesehatan keperawatan/kebidanan dapat

dijadikan sebagai pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas

kesehatan, maupun klien.

3. Mengandung nilai keuangan

Kegiatan pelayanan medis keperawatan/kebidanan akan

menggambarkan tinggi rendahnya biaya perawatan yang merupakan

sumber perencanaan keuangan Rumah Sakit.

4. Mengandung nilai riset

Pencatatan mengandung data, atau informasi, atau bahan yang dapat

digunakan sebagai objek penelitian, karena dokumentasi merupakan

informasi yang terjadi dimasa lalu.

5. Mengandung nilai edukasi

Pencatatan medis keperawatan/kebidanan dapat digunakan sebagai

referensi atau bahan pengajaran dibidang profesi si pemakai.


47

2.13 Teknik Pencatatan

1. Menulis nama klien pada setiap halaman catatan perawat/bidan.

2. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam

3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu

dan dapat dipercaya secara factual.

4. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat

dipakai. Contoh : Kg untuk Kilogram.

5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.

6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis

kata “salah” di atasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan

informasi yang benar “janga dihapus”. Validasi pencatatan akan rusak

jika ada penghapusan.

7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda

tangan.

8. Jika pencatatan bersammbung pada halaman baru, tandatangani dan tulis

kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.

2.13.1 Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi

Ada dua jenis pencatatan :

1. Catatan Klien secara Tradisional

Catatan klien secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi

pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa

didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat

terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan. Biasanya catatan


48

ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada

sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang

benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya mempunyai

enam bagian, yaitu: catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat

medic, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan khusus lainnya.

2. Catatan Berorientasi pada Masalah

Pencatatan yang beroientasi pada masalah berfokus pada masalah yang

sedang dialami klien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr.

Lawrence Weed dari USA, di mana dikembangkan satu sistem pencatatan

dan pelaporan dengan penekanan pada klien tentang segala permasalahannya.

Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama “Problem Oriented

Method”. Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif

untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah klien,

merencanakan terapi, diagnose, penyuluhan, serta mengevaluasi dan

mengkaji perkembangan klien. POR adalah suatu konsep, maka disarankan

untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan

konsep ini dan menyelesaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.

Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian Yaitu :

1. Data Dasar, identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan

sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, laboratorium

dan lain-lain data dasar diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang

akan diberikan, misalnya : data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan

unit bedah.
49

2. Daftar Masalah, masalah klien didapar dari hasil kajian. Pencatatan dasar

masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium

yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah social. Masalah yang ada

mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut prioritas maslah dengan

member nomor, tanggal pencatatan, serta menyebutkan masalahnya. Daftar

memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan.

3. Rencana. disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian

perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan klien.

4. Catatan Perkembangan Klien. Adalah semua catatan yang berhubungan

dengan keadaan klien selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini

terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain :

a. Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet).

Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan secara umum,

khususnya pada keadaan klien yang sering berubah-ubah dengan cepat.

b. Catatan secara Naratif (Notes).

c. Catatan akan pulang/sembuh (Discharge Notes). Dokter maupun perawat

membuat kesimpulan tentang keadaan klien selama dirawat, baik

mengenai permasalahan maupun tindak lanjut yang dibutuhkan.

2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap Dokumentasi

Masalah yang muncul perlu di perhatikan dan dipertimbangkan sebelum

penyelesaian masalah yang dapat di temukan dalam dokumentasi.Masalah-

masalah dokumentasi dan perubahan yang mempengaruhi pentingnya

pendokumentasian keperawatan adalah:


50

1. Praktik Keperawatan

Perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

membawa perubahan terhadap praktik keperawatan professional yang

berdampak terhadap kegiatan pencatatan keperawatan.

2. Lingkungan Keperawatan

Lingkungan praktik keperawatan yang berdampak terhadap dokumentasi

perawatan antara lain : Persyaratan akreditasi, peraturan pemerintah,

perubahan system pendidikan keperawatan, meningkatnya masalah klien yang

semakin kompleks, serta meningkatnya praktik keperawatan mandiri dan

kolaborasi, yang membawa dampak semakin lengkap dan tajam sebagai

manifestasi bukti dasar lingkup wewenang dan pertanggungjawaban.

3. Data statistik keperawatan.

Pendokumentasian yang lengkap dan akurat sangat bermanfaat dalam

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien,data statistic yang sangat

bermanfaat dalam penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan serta

penentuan jasa pelayanan.

4. Intensitas pelayanan keperawatan dan kondisi penyakit.

Pendokumentasian yang lengkap dan akurat tentang tingkat keparahan

penyakit dan tipe atau jumlah intervensi yang diperlukan dapat sebagai dasar

pertimbangan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan kasus

yang sama dan perkiraan pembiayaan yang di perlukan.

5. Ketrampilan keperawatan.

Meningkatnya rasionalisasi perawat dalam akurasi rumusan masalah dan

intervensi keperawatan pada pendekatan proses keperawatan, terutama pada


51

perubahan keadaan pasien yang cepat dan sangat bermanfaat dalam

pendokumentasian.

6. Konsumen

Penggunaan layanan kesehatan oleh pasien berpengaruh terhadap

pendokumentasian. Waktu rawat inap yang pendek, biaya yang terjangkau dan

adanya perawatan lanjutan di rumah(home care) bagi pasien yang tidak

memerlukan perawatan maksimal merupakan tren pelayanan di masa depan,

oleh karena itu perlu pembenahan tentang pendokumentasian yang lengkap

dan akurat terutama pada pasien yang baru masuk rumah sakit, tingkat asuhan

keperawatan dan ahli dalam pemberian pelayanan.

7. Biaya

Perubahan biaya pelayanan berdampak terhadap pendokumentasian,

pendokumentasian yang baik akan memberikan gambaran tentang pengeluaran

biaya yang di tanggung oleh pasien.

8. Kualitas asuransi dan audit keperawatan

Pendokumentasian juga di pengaruhi oleh prosedur kendali mutu terutama

tentang audit catatan pelayanan kesehatan. Data tentang keadaan pasien

sebelum masuk rumah sakit, pertanyaan dan wawancara dengan pasien

merupakan sumber utama audit data.

9. Akreditasi control

Perubahan tentang standar pelayanan kesehatan yang di susun oleh instalasi

yang berwenang akan membawa pengaruh terhadap pendokumentasian.


52

Instalasi pelayanan harus mengikuti dan menyesuaikan aturan

pendokumentasian yang berlaku.

10. Coding dan klasifikasi

Tren klasifikasi tingkat ketergantungan pasien berdampak terhadap

pendokumentasian sebelumnya klasifikasi pasien hanya berdasarkan pada

diagnosis medis, pelayanan klinik atau tipe pelayanan tetapi saat ini pasien

diklasifikasikan berdasarkan DRG (Diagnosis Related Group). Sedangkan

informasi daftar kode (coding) memberikan gambaran kebutuhan pasien dan

asuhan keperawatan yang telah diterima.

11. Prospektif sistem pembayaran

Tren perubahan dalam sistem pembayaran berdampak terhadap dokumentasi

prospektif pembayaran merujuk pada sistem pembayaran terhadap asuhan

keperawatan yang diterima oleh semua pasien khususnya pada waktu pasien

masuk rumah sakit.

12. Resiko tindakan

Manajemen resiko adalah pengukuran keselamatan klien untuk melindungi

perawat dari tindakan kelalaian. Manajemen resiko ditekankan pada keadaan

klien yang mempunyai resiko terjadinya perlukaan atau kecacatan. Pencatatan

yang paling penting meliputi : catatan tentang kejadian, perintah verbal dan

nonverbal, informed consent, dan catatan penolakan klien terhadap tindakan.

2.13.3. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan

Standar dokumentasi diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu

yang hampir sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, sarana dan
53

kinerja yang diharapkan dalam suatu intervensi, pelayanan dan seluruh komponen

yang terlibat. Manfaat dokumentasi keperawatan tersebut berdasarkan :

1. Hukum

Dokumentasi dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh

karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan

ditandatangani oleh perawat pelaksana, tanggal dan perlunya dihindari

adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah Jaminan

mutu.

Dengan pencatatan yang lengkap dan akurat akan membantu meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan.

2. Komunikasi

Dokumentasi keperawatan merupakan “perekam” terhadap masalah yang

berkaitan dengan klien yang bisa dijadikan pedoman dalam memberikan

asuhan keperawatan.

3. Keuangan (sebagai pertimbangan biaya perawatan)

Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang

belum,sedang dn telah diberikandidokumentasikan dengan lengkap dan dapat

dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan

bagi pasien.

4. Pendidikan

Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut

kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan

sebagai bahan atau refrensi pembelajaran bagi peserta didik.


54

5. Penelitian

Dokumentasikeperawatan mempunyai nilai penelitian.data yang terdapat di

dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau

objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

6. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan

fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien. Hal ini akan

bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan petimbangan dalam

kenaikan jenjang karir/kenaikan pangkat.

2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian

Potter dan Perry (1989) memberikan panduan sebagai petunjuk cara

mendokumentasikan dengan benar :

1. Jangan menghapus menggunakan tip-ex atau mencoret tulisan yang salah

ketika mencatat, karena akan Nampak seakan-akan perawat mencoba

menyembunyikan informasi atau merusak dokumen. Cara yang benar adalah

dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu

diparaf kemudian tulis catatan yag benar.

2. Tulislah kondisi obyektif klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun

tenaga kesehatan lain karena menyatakan tersebut dapat dipergunakan

sebagai bukti terhadap prilaku yang tidak profisional atau asuhan

keperawatan yang tidak bermutu.


55

3. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat

diikuti dengan kesalahan tindakan. Oleh karena itu jangan tergesa-gesa

melengkapi catatan, pastikan bahwa informasi akurat.

4. Catatan hanya fakta, catatan harus akurat dan reliable. Pastikan apa yang

ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.

5. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong, karena orang lain dapat

menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tadi.

Untuk itu buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan

tanda tangan dibawahnya.

6. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan

bahasa yang lugas, karena tulisan yang tidak terbaca dapat disalah tafsirkan

sehingga menimbulkan kealahan dan dapat dituntut ke pengadilan.

7. Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa anda sedang

mengklarifikasi karena jika perawat melakukan tindakan di luar batas

kewenangannya dapat dituntut.

8. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan

bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya. Jadi jangan menuliskan

pertanggungjawaban tindakan orang lain.

9. Hindari penggunaan tulisanyang bersifat umum (kurang spesifik), tulis secara

lengkap, singkat, padat dan obyektif.

10. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda

tangan (nama). Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan

ditandatangani, hal ini menunjukkan orang yang bertanggung gugat atas


56

dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir giliran dinas baru

mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam lalu.


BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Dokumen asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting bagi

perawat karena di dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada

pasien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai

tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang

dihadapi oleh pasien dalam memberikan pelayanan.

Kurang lengkapnya pendokumentasian asuhan keperawatan saat ini

disebabkan karena alasan formulir yang kurang sederhana, belum tersosialisasi

dengan baik dan benar tentang cara pengisian, dirasakan menyita waktu dan

menghambat pelayanan dalam proses penulisan dokumen, pemahaman petugas

dan sosialisasi serta ketidakpuasan terhadap kompensasi pegawai yang diterima.

Perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku biasanya karena

mendapatkan pengetahuan yang dianggapnya sebagai stimulus yang baik.

Indikator seseorang akan bersikap baik apabila seseorang tersebut mempunyai

kemampuan untuk menyebutkan faktor-faktor terjadinya perubahan sikap antara

lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh media masa, lembaga

pendidikan dan lain-lain.

Beban kerja perawat dapat mencakup fungsi utamanya dan tugas tambahan

yang ia kerjakan, serta jumlah pasien yang harus dirawatnya. Kapasitas kerjanya

sesuai dengan pendidikan yang dia perolah, waktu kerja yang dia gunakan untuk

mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta

57
58

kelengkapan fasilitas yang dapat membantu menyelesaikan kerjanya dengan baik.

Banyak tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat dapat

mengganggu efektifitas kerja dari perawat tersebut, beban kerja yang berlebihan

ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan tentu saja berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

3.2 Konsep

Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1, sehingga landasan teori yang

digunakan untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan beban kerja

dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

(Ratna dan Medical Surgical) adalah teori Lawrence Green.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor Predesposisi
- Umur
- Pendididkan
- Masa kerja
- Nilai
- Keyakinan
-- Sikap
Pengetahuan
-- Pengetahuan
Sikap
- Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Faktor Pendukung
- Fasilitas
- Sarana/prasarana

Faktor Pendorong
- Dukungan atasan Beban Kerja
- Dukungan teman kerja - Waktu kerja
- Kegiatan perawat

Gambar 3.1 : Skema Kerangka Konsep


59

Keterangan :

= Variabel Yang Diteliti

= Variabel Tidak Diteliti

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa prilaku perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan

Medical Surgical berawal dari faktor yang mempermudah mencakup

pengetahuan dan sikap. Adanya pengetahuan tentang kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan akan mempunyai sikap positif

terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi

niat untuk melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan.

Penggunaan waktu dan jenis kegiatan perawat merupakan indikator

dari beban kerja yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical.

3.3 Hipotesis

3.3.1 Ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,

Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

3.3.2 Ada hubungan yang signifikan sikap dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,

Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

3.3.3 Ada hubungan yang signifikan beban kerja perawat dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna Rumah

Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.


BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni dengan hanya

mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya

adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja.

Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara status

perawat, pengetahuan, sikap, standar operasional dengan pendokumentasian

asuhan keperawatan.
Perawat

Pengetahuan

Sikap Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan

Beban Kerja

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di ruangan ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical

pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada bulan Mei 2013 – Juni

2013. Penentuan sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang

bertempat tugas di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah Denpasar.

60
61

4.3 Populasi

Populasi dalam penelitian untuk variabel pengetahuan, sikap dan beban kerja

adalah semua perawat di rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit

Umum Pusat Sanglah Denpasar yang berjumlah: 316 orang.

4.4 Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian

Prosedur sampel diambil dari populasi perawat pegawai negeri sipil dan

kontrak yang ada di ruang rawat inap : A.B.C dan D, Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah Denpasar, khususnya di ruang Ratna dan ruang Medical Surgical yang

mempunyai pendokumentasian keperawatan rawat inap.

a. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus :

N
n=
1+N (d2)

316
n=
1 + 316 (0,1)2

316
=
1 + 3,16

= 75,96 dibulatkan menjadi 76 sampel

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan


62

b. Tehnik pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampel untuk masing-masing dalam penelitian ini dengan

accidental sampling pada kelompok perawat. Tidak termasuk kepala ruangan

karena kepala ruangan mempunyai tugas yang berbeda dengan perawat primer

dan perawat assosiative.

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel

Variabel penelitian yang akan diukur adalah pengetahuan, sikap, beban

kerja dan pendokumentasian asuhan keperawatan.

4.5.1.1 Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat.

4.5.1.2 Variabel terikat adalah pendokumentasian asuhan keperawatan

4.6 Definisi Operasional

Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Kategori
Operasional Ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner - Baik : skor Nominal
yang dipahami yang terdiri ≥ (50%)
oleh perawat dari 14 dari skor
tentang pertanyaan total
pendokumentasian dengan 2 - Kurang :
asuhan alternatif skor <
keperawatan benar (1) dan (50%) dari
salah (0) skor total
2 Sikap Sikap adalah Kuesioner Positif : Nominal
persepsi atau yang terdiri skor ≥
keinginan untuk dari 20 (50%) dari
melakukan pertanyaan skor total
pendokumentasian dengan 5 - Negatif :
asuhan alternatif skor <
keperawatan sangat tidak (50%) dari
setuju (1) skor total
tidak setuju
(2), ragu-
ragu (3),
setuju (4),
63

sangat setuju
(5)
3 Beban Kerja Kegiatan atau Parameternya Ordinal Ordinal
perawat aktifitas yang adalah
dilakukan perawat pengisian - 1-15 berat
sesuai dengan kuesioner - 16-30
jenis pekerjaan langsung sedang
dan beratnya oleh - 31-44
pekerjaan dalam responden ringan
satuan waktu - > 45 tidak
tertentu menjadi
beban
4 Pendokumen Dokumentasi Lembar Sesuai : skor Nominal
tasian proses wawancara ≥ (50%) dari
asuhan keperawatan yang terdiri skor total
keperawatan mencakup dari 6 - Tidak
pengkajian, pertanyaan sesuai :
identifikasi dengan 2 skor <
masalah, alternatif (50%) dari
perencanaan sesuai (1) skor total
intervensi dan tidak
sesuai (0)

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan

pengujian dengan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-Moment Pearson,

dengan rumus sebagai berikut.

NXY - ΣX.ΣY
rxy = (Sugiyono, 2003 : 282)
(NX  (X) 2 ) ( NY 2  (Y) 2
2

Selain uji validitas dilakukan pula pengujian reliabilitas instrumen secara

internal consistency yakni mencobakan instrumen sekali saja kemudian butir yang

telah dinyatakan valid berdasarkan uji validitas dianalisis dengan Alpha Cronbach

(Sugiyono, 2003 : 282) . apabila realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik

jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6.


64

4.7 Prosedur Penelitian

1 Peneliti mengajukan ethical clearance ke Litbang Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

2 Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah Denpasar.

3 Permohonan ijin disetujui, selanjutnya peneliti menyampaikan maksud dan

tujuan kepada responden berkaitan dengan penelitian.

4 Setelah memahami tujuan penelitian, responden diminta untuk

menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian.

5 Peneliti mencari dokumentasi status kepegawaian yang difokuskan kepada

pegawai yang berstatus sebagai perawat.

6 Peneliti membagikan kuesioner tentang pengetahuan, sikap dan

pendokumentasian asuhan keperawatan kepada responden penelitian.

7 Peneliti melakukan observasi tentang pelaksanaan pendokumentasian

keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical.

4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahapan :

a. Editing

Merupakan tahap pertama setelah data terkumpul dilakukan editing yang

meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen kepegawaian, lembar


65

observasi, kuesioner, terkait pendokumentasian asuhan keperawatan untuk

memudahkan proses penyempurnaan data yang kurang atau tidak sesuai.

b. Coding

Suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam

kuesioner) dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data.

c. Data Entry

Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam alat bantu

pengolah data.

d. Data Cleaning

Untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam

alat bantu pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya

e. Scoring

Untuk keperluan analisis, maka dari hasil pengisian kuesioner oleh

responden terhadap pengetahuan dan sikap kemudian dilakukan scoring.

2 Analisis data

a. Analisis univariat yaitu analisa yang digunakan untuk menganalisis

variabel yang ada secara deskriptif dengan membuat tabel distribusi

frekuensi. Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah

variabel status perawat, pengetahuan, sikap, beban kerja dan

pendokumentasian asuhan keperawatan.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat yaitu analisa untuk mengetahui hubungan variabel bebas

terhadap variabel terikat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua


66

variabel yang diduga memiliki hubungan. Analisis pada penelitian ini

yaitu variabel status perawat, pengetahuan, sikap, beban kerja dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan, maka uji statistik yang digunakan

untuk mendapatkan korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan uji

chi square test apabila memenuhi kriteria chi square, apabila tidak

memenuhi kriteria tersebut maka digunakan uji alternatif fisher exact.

Dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.00 for windows.

c. Analisis Multivariate

Analisis multivariate digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang

memberikan korelasi paling tinggi terhadap variabel terikat. Pada

penelitian ini menggunakan analisis regression logistik dengan CI 95%.


BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang dibangun sejak tahun

1959 diresmikan pertama kalinya tanggal 30 Desember 1959 dengan kapasitas

150 tempat tidur. Perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai

Rumah Sakit Pendidikan. Dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah Denpasar mengalami beberapa kali perubahan status, terakhir pada

tahun 2005 berubah menjadi PPK BLU (Kep Menkes No.1243 tahun 2005 tanggal

11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Tipe A sesuai

dengan Permenkes 1636 tahun 2005 tertanggal 12 Desember 2005. Menjadi

rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian tingkat

nasional dan internasional. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

merupakan rumah sakit rujukan dengan kapasitas ruang rawat inap yang terdiri

dari beberapa kelas. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terdiri dari 26

instalasi antara lain Rawat Jalan, Rawat Darurat, Rawat Inap A, Rawat Inap B,

Rawat Inap C, Rawat Inap D, Rawat Intensif, Bedah Sentral, Wing International,

Geriatri, Pelayanan Jantung Terpadu, Rehabilitas Medik, Radiologi, Laboratorium

klinik, Farmasi, Gizi, Sterilasasi Sentral, Binatu, Kedokteran Forensik, Rekam

Medik, pengamanan dan Penertiban lingkungan, pemeliharaan sarana gedung dan

sanitasi, Pemeliharaaan sarana medis dan non medis, dan Perbengkelan, Patologi

67
68

Anatomi, Elektronik data program, dan Hemodialisa. Yang kapasitas tempat

tidurnya tahun 2012 ini akan dikembangkan menjadi 800 unit dari sebelumnya

600 unit.

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit

pendidikan tipe A di kota Denpasar (Permenkes 1636 Tahun 2005 Tanggal 2

Desember 2005). Saat ini Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar berstatus

Badan Layanan Umum (BLU milik Departemen Kesehatan RI dan merupakan

rujukan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar memiliki fasilitas pelayanan

kesehatan yang lengkap dan sekarang sedang pada tanggal 12 Juni 2013 sudah

berstandar International: Joint Comition International (JCI).

5.2 Karakteristik Sampel

Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar tahun 2013
Karakteristik f %
Umur
- 20-30 tahun 21 27,6
- 31-40 tahun 44 57,9
- 41-50 tahun 11 14,5

Pendidikan
- SPK
3 3,9
- D3
50 65,8
- S1
23 30,3

Masa kerja
- 1-5 th 27 35,5
- 6-10 th
39 51,3
- 11-15 th
4 5,3
- 16-20 th
6 7,9
69

Tabel di atas menunjukkan bahwa proporsi umur 31-40 tahun tertinggi (57,9%)

dibandingkan kategori umur lainnya. Tingkat pendidikan responden mayoritas

setingkat D3 (65,8%). Dan sebagian besar responden dengan masa kerja selamat

6-10 tahun (51,3%).

5.3 Pengujian instrumen penelitian

Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan dari data variabel yang diteliti

secara tetap dan untuk dapat mengetahui apakah hasil analisis memenuhi syarat

atau tidak maka ada ketentuan yang harus dipenuhi.

1. Uji validitas

Analisis validitas untuk menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian

mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas menggunakan alat bantu komputer

dengan program SPSS. Setiap butir pertanyaan/pernyataan dalam penelitian akan

valid jika memiliki koefisien korelasi > 0,3.

Uji validitas terhadap variabel pengetahuan pendokumentasian yang terdiri

dari 14 butir pertanyaan/pernyataan, variabel sikap yang terdiri dari 20 butir,

variabel beban kerja yang terdiri dari 13 butir, variabel pendokumentasian asuhan

keperawatan yang terdiri dari 29 butir, semuanya menunjukkan koefisien korelasi

lebih dari 0,3 dan dinyatakan valid (Lampiran 2).

2. Uji reliabilitas

Data yang reliabel diperoleh dari hasil pengukuran suatu alat yang mampu

menunjukkan adanya konsistensi atas hasil-hasilnya ketika mengukur gejala yang


70

sama. Suatu instrumen yang reliabel adalah jika memiliki nilai cronbach alpha

lebih dari 0,60.

Hasil olah data dari indikator-indikator mengenai variabel-variabel penelitian

sudah valid, maka langkah berikutnya adalah menguji reabilitasnya. Ringkasan uji

reabilitasnya disajikan pada Tabel 5.2.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus alpha cronbach seperti

disajikan pada Tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa koefisien alpha cronbach

masing-masing variabel lebih dari 0,60 sehingga data dari semua variabel

penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.

Tabel 5.2
Hasil Uji Reliabilitas Variabel

No Variabel Cronbach Standar


Alpha Cronbach Alpha
1 Pengetahuan pendokumentasian 0,864 0,60
2 Sikap 0,911 0,60
3 Beban kerja 0,984 0,60
4 Pendokumentasian asuhan keperawatan 0,911 0,60
Sumber: Lampiran 2

5.4 Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian ini menguji hubungan antara pengetahuan pendokumentasian,

sikap dan beban kerja terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Terlebih

dahulu akan dideskripsikan masing-masing variabel tersebut, seperti digambarkan

di bawah ini:
71

5.4.1 Pengetahuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan Keperawatan
Pengetahuan F %
Baik 54 71,1
Kurang 22 28,9
Total 76 100

Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan pengetahuan

tentang asuhan keperawatan adalah kategori baik (71,1%)

5.4.2 Sikap

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Sikap
Sikap F %
Positif 54 71,1
Negatif 22 28,9
Total 76 100

Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan sikap tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan adalah kategori positif (71,1%)

5.4.3 Beban Kerja

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja
Beban Kerja F %
Ringan 52 68,4
Sedang 24 31,6
Total 76 100

Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan bebam kerja

dengan kategori ringan (68,4%).


72

5.4.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian F %
Sesuai 48 63,2
Tidak Sesuai 28 36,8
Total 76 100

Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan

pendokumentasian tentang asuhan keperawatan dengan kategori sesuai (63,2%).

5.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan

Tabel 5.7
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Pendokumentasian
Sesuai Tidak Sesuai Total
Pengetahuan f % F % f %
Baik 45 83,3 9 16,7 54 100
Kurang 3 13,6 19 86,4 22 100
X2 = 32,633 (p<0,05)

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik

dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan responden

dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai

sebanyak 86,4% Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).


73

5.6 Hubungan Sikap Dengan Kelengkapn Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan

Tabel 5.8
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian
Total
Sikap Sesuai Tidak Sesuai
f % F % f %
Positif 0 100,0 22 0 22 100
Negatif 6 11,1 48 88,9 54 100
X2 = 53,079 (p<0,05)

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan

kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative

dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap

berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<

0,05).

5.7 Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan

Tabel 5.9
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Pendokumentasian
Total
Beban Kerja Sesuai Tidak Sesuai
f % F % f %
Ringan 47 90,4 5 9,6 52 100
Sedang 1 4,2 23 95,8 24 100
X2 = 52,460 (p<0,05)
74

Tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan

dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan

responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak

sesuai sebanyak 95,8% beban kerja berhubungan dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).

5.8 Variabel Yang Paling Berhubungan dengan Kelengkapan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Tabel 5.10
Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel Bebas yang
Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
P Exp CI 95%
Variabel Bebas SE
(value) (B) Lower Upper

Beban Kerja 1,3 0,004 44 3,44 562,10

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan

dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p =

0,004, dengan nilai OR sebesar 44.


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kelengkapan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu

seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan asuhan keperawatan ruang rawat

inap dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dipahami oleh perawat

tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan

baik dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan

responden dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan

pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 86,4%. Pengetahuan berhubungan

dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05)

dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner pengetahuan

sebanyak 14 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang

Medical Surgical dan Ruang Ratna.

Pengetahuan menurut Locke (2004) yang menjelaskan bahwa

setelah manusia mendapatkan informasi – informasi akan diolah lebih lanjut

dengan memikirkan, mengolah, mempertanyakan, menggolongkan dan

direfleksikan. Pengetahuan yang sudah cukup baik ini hendaknya

75
76

dipertahankan dengan menggali lebih mendalam pengetahuan tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan dengan cara membaca dan

mengaplikasikan panduan pendokumentasian tersebut

Begitu pula menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya

suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu

terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek,

sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan

selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek

terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan

menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)

sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Lukman (2002) yang menemukan bahwa pendokumentasian yang dilakukan

di ruang inap dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan

pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian.

6.2 Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan

kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative

dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap

berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

(P< 0,05) dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner sikap

sebanyak 20 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di


77

Ruang Medical Surgical dan Ruang Ratna.

Sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan

pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak

menyukai terhadap objek (stimulus) (Ajzen & Fishbein, 1980). Menurut

asumsi peneliti, sikap yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin

baik (positif) sikap perawata terhadap pendokumentasian asuhan

keperawatan, biasanya ada kecenderungan melakukan pendokumentasian

yang sesuai .

Perubahan perilaku dalam hal kerja sama berbagai kegiatan

merupakan hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu

proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih

percaya diri karena pengetahuan atau keterampilannya yang semakin

bertambah. Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan

(penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan

sikap yang sangat jelas (Nursalam,2007).

Menurut Allport (Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga

komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap

suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek,

dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari perawat

akan cenderung untuk membuat pendokumentasian yang sesuai, sedangkan

sikap yang negatif terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan akan

cenderung tidak sesuai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


78

Muhamad Sayuti (2006) yang menemukan bahwa pelaksanaan

pendokumentasian yang dilakukan di ruang inap dalam RSUD Raden

Matthaer Jambi berhubungan signifikan dengan sikap perawat.

6.3 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelengkapan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan

dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan

responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak

sesuai sebanyak 95,8% beban kerja berhubungan dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05) dimana hasil didapat

berdasarkan analisis dengan kuesioner beban kerja sebanyak 13 kuesioner

yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang Medical Surgical dan

Ruang Ratna.

Seorang perawat diharapkan bersikap penuh perhatian dan kasih

sayang terhadap pasien maupun keluarga pasien dalam melaksanakan

tugasnya, namun pada kenyataannya dimasa sekarang ini masih banyak

dijumpai keluhan masyarakat tentang buruknya kualitas pelayanan

keperawatan yang ditulis di berbagai media masa. Belum tercapainya

kualitas pelayanan keperawatan salah satunya disebabkan oleh beban kerja

yang berlebihan sehingga pendokumentasian asuhan keperawatan yang

merupakan standar bagi perawat profesional belum terlaksana dengan baik

Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio

tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan

oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen,


79

mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan

kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Pendokumentasian merupakan indikator mutu pelayanan keperawatan,

sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik,

mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan

terhadap pelayanan keperawatan demikan juga sebaliknya (Nursalam, 2008)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang

menemukan hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan

kelengkapan pendokumentasian proses asuhan keperawatan (r=0,541,

p<0,05) dan tingkat kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini

menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi proses asuhan

keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang.

6.4 Variabel Bebas Yang Paling Dominan Berhubungan Dengan

Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling

berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah

beban kerja dengan nilai p = 0,004, dengan nilai OR sebesar 44.

Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio

tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan

oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen,

mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan

kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Pendokumentasian merupakan indakator mutu pelayanan keperawatan,


80

sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik ,

mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan

terhadap pelayanan keperawatan demikian juga sebaliknya (Nursalam,

2008), dari hasil analisa yang sudah didapatkan, predeksi atau asumsi bahwa

beban kerja yang sangat berpengaruh terhadap ketidaklengkapan

pendokumentasian di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.


BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap

dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan

keperawatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

sebagai berikut:

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian

asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

2. Ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah

Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

3. Ada hubungan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian

asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

4. Beban kerja merupakan variabel yang paling dominan berhubungan

dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang

rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah Denpasar.

7.2 Saran

1. Pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat

inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih

81
82

ditemukannya tingkat beban kerja kategori sedang, agar beban kerja

perawat optimal sehingga pelayanan asuhan keperawatan yang

diberikan menjadi lebih berkualitas.

2. Penambahan tenaga administratif juga perlu menjadi pertimbangan di

ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical karena terlalu banyak

pekerjaan administratif akan mengurangi perawat untuk melakukan

asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga mengurangi kualitas

pelayanan keperawatan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada unit-unit

keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralisasi.


83

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2010 Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chaplin,J.F. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan. Jakarta : Rajawali

Dahlan, M.S. 2006. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta : Arkans.

Effendi T.N. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan: PT
Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta.

Gemala R. Hatta. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Di pelayanan


Kesehatan : Erkadius, Nurul Ainy Sidik, Budi Sampurna. Jakarta :
Universitas Indonesia (UI Press).

Haston, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Indonesia.

Handayaningsi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogjakarta : Mitra Cendikia


Press.

Malayu, S.P. Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Data Manusia. Jakarta :


PT. Bumi Aksara.

Manulung. M. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gajah Gadjah Mada


University Press.

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi (BPFE) UII.

Muninjaya, A.A Gede. (2005), Manajemen Keperawatan, Edisi kedua, Penerbit


buku Kedokteran, Jakarta

Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan dan Pengantar Untuk Perawat dan
Professional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.


84

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik, Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Riskesdas. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. (online),


(http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/PRofil%/20KEsehatan%20
Indonesia%202008.pdf, diakses 24 Oktober 2012).

Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS statistic Non Parametrik. Jakarta :
Elex Medika Komputindo.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet.

Uyanto, S.S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
85

LAMPIRAN 1

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA 2013

PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Status Kepegawaian :
Masa Kerja :

Menyatakan bahwa dengan kesadaran dan keikhlasan hati, saya bersedia


berpartisipasi dan menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gst.
A. A. Putri Mastini, mahasiswa Program Pasca Sarjana, Konsentrasi Umum,
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan IRNA RSUP Sanglah Denpasar.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Denpasar,
.................... 2013.
Yang memberi
pernyataan,

(.............................................)
86

LAMPIRAN 2

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS UDAYANA 2013

INFORMED CONSENT

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA RSUP
Sanglah Denpasar.
Peneliti : I Gst. A. A. Putri Mastini.
Jabatan : Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana Denpasar.
NIM : 1192161019.
Konsentrasi : Umum.

Kepada Yth. Bapak / Ibu petugas Ruang Angsoka, MS dan Ratna.

Pendokumentasian merupakan unsur pokok pelayanan dalam


pertanggungjawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi
keperawatan langsung ke pasien. Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas,
kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seorang perawat
profesional tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan di IRNA Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, serta untuk
mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
terhadap pengetahuan, sikap dan beban kerja perrawat di IRNA RSUP Sanglah
Denpasar.
Bapak / Ibu diharapkan parisipasinya dalam penelitian ini. Penelitian ini
hanya menjawab pertanyaan dari kuesioner yang diberikan dan jawaban
disesuaikan dengan pengalaman Bapak / Ibu sehari-hari dalam pendokumentasian
di IRNA RSUP Sanglah Denpasar.
Kami sangat berterima kasih apabila Bapak / Ibu berkenan berpartisipasi
dalam penelitian ini. Prtisipasi ini bersifat sukarela dan kami menjamin
kerahasiaan identitas dan jawaban yang Bapak / Ibu sampaikan.
87

LAMPIRAN 3

Saya I Gst AA Putri Mastini mahasiswa Magester Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universits Udayana di Denpasar yang sedang

mengerjakan Penelitian. Dengan ini mohon kesediaan sudara/saudari untuk

mengisikan kuesioner dari skala yang telah saya susun. Saya mohon agar

pertanyaan dari skala yang telah saya buat agar diberi respon yang sebenar

benarnya sesuai dengan apa yang saudara/saudari rasakan, sesuai petunjuk yang

ada dimasing-masing skala.

Sekian dari saya atas perhatian dan kerja sama saudara/saudari, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat

saya,

I Gst AA Putri Mastini

NIM : 1192161019

Identitas Narasumber

Nama/Inisial :

Usia :

Unit Kerja :

Jenis Kelamin :
88

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, BEBAN KERJA
DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian tidak ada

hubungannya dengan penilainan kerja

Keterangan: skor diisi oleh peneliti


No responden : …………
Status perawat
Petunjuk : pilihlah satu jawaban dengan memberi tanda ( X ) bila menurut
saudara merupakan pernyataan yang sesuai.
Skor
A. usia saudara sampai sekarang tahun
1. 20 - 30 tahun
2. 31 - 40 tahun
3. 41 - 50 tahun
4. > 50 tahun
B. pendidikan terakhir
1. SPK/ sederajat
2. D3/ Akper/ Akbid
3. S1 Keperawatan/Kebidanan
C. Masa kerja saudara sampai sekarang tahun
1. 1 – 5 tahun
2. 6 – 10 tahun
3. 11 – 15 tahun
4. 16 – 20 tahun
5. > 20 tahun
D. Status kepegawaian anda
1. Pegawai Negeri
2. Pegawai Kontrak
89

LAMPIRAN 3

Kuesioner Pengetahuan
Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara
Keterangan
S : sesuai
TS : tidak sesuai

Jawaban
No. Pertanyaan Skor
S TS
1 Dokumentasi asuhan keperawatan adalah kumpulan informasi
yang dikumpulkan oleh perawat sebagai pertanggung jawaban
terhadap pelayanan yang telah diberikan
2 Dokumentasi merupakan hal yang penting dalam kaitanya pada
pemberian asuhan keperawatan karena merupakan fakta
kemampuan perawat dalam menulis sesuai standar.
3 Tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi tenaga keperawatan
4 Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan adalah sebagai alat
perekam terhadap masalah yang ada kaitanya dengan pasien
5 Sumber data dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah pasien, orang terdekat, perawat lain, atau kepustakaan
6 Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan seharusnya
dilakukan setelah pasien diterima sampai dengan pasien pulang.
7 Syarat penulisan dokumentasian asuhan keperawatan adalah
lengkap dan mencantumkan semua pelayanan keperawatan yang
telah diberikan
8 Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan salah satu
tugas perawat
9 Dalam penulisan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan
pelaksanaan fungsi interdependen perawat
10 Manfaat dilakukan perencanaan keperawatan adalah untuk
mengatasi masalah pasien
11 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
12 Pelaksanaan evaluasi proses dilakukan oleh perawat pelaksana
tindakan
13 Pelaksana evaluasi hasil dilakukan oleh kepala bangsal
14 Tindakan keperawatan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
90

LAMPIRAN 3

Kuesioner sikap
Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara
Keterangan
SS : sangat setuju
S : setuju
R : ragu – ragu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju

NO Pertanyaan Jawaban
SS S R TS STS Skor
1 Asuhan keperawatan merupakan catatan
perawat tentang pasien yang bisa
dipertanggungjawabkan
2 Penulisan asuhan keperawatan menjadi
tanggung jawab perawat
3 Saya merasa tenang bila sudah menulis
kegiatan yang telah saya lakukan pada pasien
4 Saya kurang suka menulis asuhan
keperawatan, bagi saya yang penting
pelayanan pada pasien
5 Pendokumentasian asuhan
keperawatan bisa melindungi perawat
dari sangsi hukum
6 Dengan adanya pendokumentasian
asuhan keperawatan bisa memudahkan
perawat dalam memberikan pelayanan

7 Asuhan keperawatan bisa digunakan


sebagi sarana komunikasi baik dengan
91

LAMPIRAN 3

sesama perawat maupun profesi lain


8 Dalam penulisan asuhan keperawatan
harus mengikuti tahapan pada proses
asuhan keperawatan
9 Kinerja perawat dapat ditunjukan
dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan
10 Pendokumentasian asuhan
keperawatan berguna untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
11 Penulisan asuhan keperawatan bisa
dilakukan setelah pasien pulang
12 Pengkajian merupakan tahap awal
dalam proses asuhan keperawatan
13 Diagnose keperawatan dilakukan
untuk merencanakan tindakan
14 Semua yang ada diperencanaan
pasti bisa dilakukan tindakan
15 Semua tindakan keperawatan harus
dilakukan evaluasi
16 Tahap evaluasi dilakukan setelah
tahap pelaksanaan tindakan
17 Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui ketecapaian tujuan
18 Perawat sebagai tenaga profesional
bertanggung jawab untuk
mendokumentasian asuhan
keperawatan yang diberikan pada
pasien
19 Penulisan asuhan keperawatan
92

LAMPIRAN 3

membuat pelayanan menjadi lambat


20 Adanya standar asuhan
keperawatan hanya merepotkan
perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien

Kuesioner Beban Kerja

Kode 4 = Tidak menjadi beban kerja

3 = Beban kerja ringan

2 = Beban kerja sedang

1 = Beban kerja berat

NO PERTANYAAN 1 2 3 4 SKOR

1 Melakukan obsevasi pasien secara ketat selama jam


kerja

2 Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi


keselamatan pasien

3 Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan


demi keselamatan pasien

4 Kontak langsung perawat dengan psien di ruangan


secara kontinyu selama jam kerja

5 Kurangnya tenaga perawat disbanding dengan pasien


yang dirawat

6 Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki tidak


mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan di ruang rawat
inap

7 Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan


yang berkualitas

8 Tuntutan keluarga untuk kselamatan pasien


93

LAMPIRAN 3

9 Setiap saat diharapkan pada putusan yang tepat

10 Tanggung jawab dalam melaksanakan perawatan


pasien di ruang rawat inap

11 Setiap saat menghadapi pasien dengan karakteristik


tidak berdaya, koma, dan kondisi terminal

12 Tugas pemberian obat-obat yang diberikan secara


intensif

13 Tindakan penyelamatan pasien

PENILAIAN PELAKSANAAN KERJA PERAWAT

Nomor perawat (kode) :

Penilai (kode) :

Jabatan penilai :

Ruang :

Hari/tanggal :

Petunjuk :

Berilah tanda (V) pada angka :

4 Bila telah dilakukan sepenuhnya dengan tepat

3 Bila dilakukan sepenuhnya namun tidak tepat

2 Bila dilaksanakan hanya sebagian

1 Bila hanya sedikit yang dilaksanakan

0 Bila tidak dikerjakan sama sekali


94

LAMPIRAN 3

No Hal-hal yang dinilai S C O R E


0 1 2 3 4
PENGKAJIAN
1 Melaksanakan pengkajian pada klien saat klien
masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan pengkajian pasien (buku
status pasien) dengan tepat
3 Menilai kondisi pasien secara terus menerus
4 Menilai kebutuhan akan pasien/keluarga
5 Membuat prioritas masalah

PERENCANAAN
6 Membuat rencana perawatanberdasrkan kebutuhan
7 pasien
Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang
lain dalam merencanakan perawatan

8 Membuat penjadwalan dalam melaksanakan


rencana perawatan

IMPLEMENTASI
Memberikan asuhan keperawatan secara
9 menyeluruh/holistic pada pasien yang menjadi
10 tanggung jawabnya

Menghormati martabat dan rahasia klien


11
Mampu berfungsi secara cepat dan tepat dalam
situasi kegawatan
12
Melasanakan program pendidikan kepada dan
13
keluarga

Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain


14 dalam memberikan asuhan keperawatan

EVALUASI
15 Mengevalusi dan menyesuaikan rencana
keperawatan sesuai kebutuhan pasien

16 Mengevaluasi praktik keperawatan dengan


dibandingkan standar keperawatan

Evaluasi dilakukan secara terus menerus


17
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
95

LAMPIRAN 3

Berkomunikasi dengan baik dengan rekan sekerja


18 dan anggota tim perawatan kesehatan lainnya

19 Mencatat pesanan secara akurat

Menanggapi dengan tepat terhadap permintaan dan


pernyataan pasien/keluarga
20
HARAPAN INSTITUSI DAN PROFESI
21 Turut mendukung kebijakan, visi dan misi rumah
sakit

22 Terus menerus membuat dan memperluas


pengetahuan dan keterampilan pribadi
23
Menghadiri penyuluhan/seminar/lokakarya yang
24 berhubungan dengan perawatan setiap ada acara
tersebut

Mau berbagi pengetahuan dengan sesama rekan


kerja
25
Berpartisipasi dalam panitia keperawatan dan
26
aktivitas lain yang memajukan pertumbuhan dan
27 perkembangan keperawatan

28 Berpartisipasi dalam belajar pengalaman untuk


mahasiswa perawat
29 Membantu orietasi pegawai baru

Menampakkan penampilan profesional

Bersikap disiplin dalam berbagai perbuatan

Melakukan tugas-tugas sebagaimana yang


diperlukan

Pedoman wawancara dengan Kepala bangsal


1. Bagaimana penulisan asuhan keperawatan yang sudah jalan selama
ini ?
2. Bagaimana pelaksanaan prosedur tetap pendokumentsian asuhan
keperawatan ?
96

LAMPIRAN 3

3. Bagaimana evaluasi yang sudah dilakukan ?


4. Menjadi tugas siapa monitoring dan evalusai pendokumentasian
asuhan keperawatan ?
5. Bagaimana penghargaan dan sangsi yang telah diterapkan berkaitan
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan ?
6. Bagaimana dengan format yang sudah ada ?
97

LAMPIRAN 4

Uji Validitas

Variabel Pengetahuan Pendokumentasian

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 Pengetahuan

p1 Pearson Correlation 1.000 0.284 0.415 0.371 0.557 0.174 0.371 0.141 0.337 0.337 0.371 0.473 0.415 0.284 0.582

Sig. (2-tailed) 0.129 0.023 0.043 0.001 0.359 0.043 0.456 0.069 0.069 0.043 0.008 0.023 0.129 0.001

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p2 Pearson Correlation 0.284 1.000 0.293 0.400 0.509 0.321 0.400 0.498 0.327 0.499 0.400 0.385 0.488 0.206 0.714

Sig. (2-tailed) 0.129 0.116 0.028 0.004 0.084 0.028 0.005 0.078 0.005 0.028 0.036 0.006 0.274 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p3 Pearson Correlation 0.415 0.293 1.000 0.224 0.447 -0.120 0.671 0.340 0.176 0.388 0.671 0.351 0.280 0.488 0.632

Sig. (2-tailed) 0.023 0.116 0.235 0.013 0.529 0.000 0.066 0.352 0.034 0.000 0.057 0.134 0.006 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p4 Pearson Correlation 0.371 0.400 0.224 1.000 0.667 0.301 0.167 0.380 0.315 0.315 0.375 0.539 0.447 0.036 0.627

Sig. (2-tailed) 0.043 0.028 0.235 0.000 0.106 0.379 0.038 0.090 0.090 0.041 0.002 0.013 0.849 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p5 Pearson Correlation 0.557 0.509 0.447 0.667 1.000 0.312 0.389 0.254 0.604 0.342 0.389 0.850 0.745 0.267 0.814

Sig. (2-tailed) 0.001 0.004 0.013 0.000 0.093 0.034 0.176 0.000 0.065 0.034 0.000 0.000 0.154 0.000
LAMPIRAN 4
98

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p6 Pearson Correlation 0.174 0.321 -0.120 0.301 0.312 1.000 -0.200 0.120 0.358 0.200 0.134 0.367 0.239 0.029 0.397

Sig. (2-tailed) 0.359 0.084 0.529 0.106 0.093 0.288 0.527 0.052 0.289 0.481 0.046 0.203 0.878 0.030

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p7 Pearson Correlation 0.371 0.400 0.671 0.167 0.389 -0.200 1.000 0.208 0.118 0.512 0.583 0.294 0.224 0.400 0.578

Sig. (2-tailed) 0.043 0.028 0.000 0.379 0.034 0.288 0.271 0.534 0.004 0.001 0.115 0.235 0.028 0.001

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p8 Pearson Correlation 0.141 0.498 0.340 0.380 0.254 0.120 0.208 1.000 0.420 0.420 0.380 0.298 0.340 0.045 0.590

Sig. (2-tailed) 0.456 0.005 0.066 0.038 0.176 0.527 0.271 0.021 0.021 0.038 0.109 0.066 0.812 0.001

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p9 Pearson Correlation 0.337 0.327 0.176 0.315 0.604 0.358 0.118 0.420 1.000 0.068 0.118 0.711 0.599 0.155 0.607

Sig. (2-tailed) 0.069 0.078 0.352 0.090 0.000 0.052 0.534 0.021 0.720 0.534 0.000 0.000 0.414 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p10 Pearson Correlation 0.337 0.499 0.388 0.315 0.342 0.200 0.512 0.420 0.068 1.000 0.315 0.247 0.388 0.155 0.607

Sig. (2-tailed) 0.069 0.005 0.034 0.090 0.065 0.289 0.004 0.021 0.720 0.090 0.188 0.034 0.414 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p11
LAMPIRAN 4
Pearson Correlation 0.371 0.400 0.671 0.375 0.389 0.134 0.583 0.380 0.118 0.315 1.000 0.294 0.224 0.582 0.677

Sig. (2-tailed) 0.043 0.028 0.000 0.041 0.034 0.481 0.001 0.038 0.534 0.090 0.115 0.235 0.001 0.000
99

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p12 Pearson Correlation 0.473 0.385 0.351 0.539 0.850 0.367 0.294 0.298 0.711 0.247 0.294 1.000 0.614 0.171 0.734

Sig. (2-tailed) 0.008 0.036 0.057 0.002 0.000 0.046 0.115 0.109 0.000 0.188 0.115 0.000 0.366 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p13 Pearson Correlation 0.415 0.488 0.280 0.447 0.745 0.239 0.224 0.340 0.599 0.388 0.224 0.614 1.000 0.098 0.685

Sig. (2-tailed) 0.023 0.006 0.134 0.013 0.000 0.203 0.235 0.066 0.000 0.034 0.235 0.000 0.608 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

p14 Pearson Correlation 0.284 0.206 0.488 0.036 0.267 0.029 0.400 0.045 0.155 0.155 0.582 0.171 0.098 1.000 0.455

Sig. (2-tailed) 0.129 0.274 0.006 0.849 0.154 0.878 0.028 0.812 0.414 0.414 0.001 0.366 0.608 0.012

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

Pengetahuan Pearson Correlation 0.582 0.714 0.632 0.627 0.814 0.397 0.578 0.590 0.607 0.607 0.677 0.734 0.685 0.455 1.000

Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.030 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.012

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
100

LAMPIRAN 4

Variabel Sikap

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 Sikap

Pearson
s1 Correlation 1.000 0.495 0.081 0.242 0.770 0.220 0.297 0.130 0.093 0.420 0.293 0.093 0.054 -0.003 0.154 0.117 0.117 0.162 0.321 0.338 0.391

Sig. (2-tailed) 0.005 0.671 0.197 0.000 0.242 0.111 0.493 0.624 0.021 0.116 0.624 0.779 0.988 0.416 0.538 0.538 0.391 0.083 0.068 0.033

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s2 Correlation 0.495 1.000 0.342 -0.082 0.371 0.665 0.351 0.572 0.419 0.527 0.072 0.410 0.312 0.203 0.542 0.526 0.526 0.577 0.061 0.082 0.467

Sig. (2-tailed) 0.005 0.064 0.667 0.044 0.000 0.057 0.001 0.021 0.003 0.705 0.025 0.094 0.282 0.002 0.003 0.003 0.001 0.750 0.665 0.009

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s3 Correlation 0.081 0.342 1.000 -0.083 0.108 0.436 0.273 0.311 0.448 0.245 -0.054 0.349 0.976 0.698 0.328 0.352 0.352 0.415 -0.061 -0.036 0.427

Sig. (2-tailed) 0.671 0.064 0.665 0.571 0.016 0.145 0.095 0.013 0.192 0.775 0.059 0.000 0.000 0.077 0.057 0.057 0.023 0.749 0.852 0.019

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s4 Correlation 0.242 -0.082 -0.083 1.000 0.516 0.253 0.424 0.266 0.224 0.551 0.943 0.063 -0.034 0.424 0.302 0.309 0.309 0.221 0.935 0.903 0.718

Sig. (2-tailed) 0.197 0.667 0.665 0.003 0.178 0.020 0.156 0.234 0.002 0.000 0.739 0.860 0.019 0.105 0.097 0.097 0.241 0.000 0.000 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s5 Correlation 0.770 0.371 0.108 0.516 1.000 0.447 0.316 0.301 0.400 0.703 0.476 0.215 0.127 0.165 0.427 0.447 0.447 0.411 0.509 0.538 0.646
101

LAMPIRAN 4

Sig. (2-tailed) 0.000 0.044 0.571 0.003 0.013 0.089 0.106 0.028 0.000 0.008 0.253 0.503 0.385 0.019 0.013 0.013 0.024 0.004 0.002 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s6 Correlation 0.220 0.665 0.436 0.253 0.447 1.000 0.567 0.860 0.740 0.793 0.315 0.832 0.389 0.481 0.815 0.856 0.856 0.932 0.291 0.323 0.790

Sig. (2-tailed) 0.242 0.000 0.016 0.178 0.013 0.001 0.000 0.000 0.000 0.090 0.000 0.033 0.007 0.000 0.000 0.000 0.000 0.119 0.081 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s7 Correlation 0.297 0.351 0.273 0.424 0.316 0.567 1.000 0.488 0.452 0.449 0.466 0.349 0.247 0.423 0.462 0.464 0.464 0.507 0.448 0.466 0.663

Sig. (2-tailed) 0.111 0.057 0.145 0.020 0.089 0.001 0.006 0.012 0.013 0.009 0.059 0.189 0.020 0.010 0.010 0.010 0.004 0.013 0.009 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s8 Correlation 0.130 0.572 0.311 0.266 0.301 0.860 0.488 1.000 0.626 0.757 0.302 0.716 0.253 0.515 0.677 0.709 0.709 0.802 0.240 0.224 0.682

Sig. (2-tailed) 0.493 0.001 0.095 0.156 0.106 0.000 0.006 0.000 0.000 0.105 0.000 0.178 0.004 0.000 0.000 0.000 0.000 0.201 0.235 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s9 Correlation 0.093 0.419 0.448 0.224 0.400 0.740 0.452 0.626 1.000 0.632 0.159 0.534 0.447 0.433 0.650 0.740 0.740 0.743 0.170 0.196 0.659

Sig. (2-tailed) 0.624 0.021 0.013 0.234 0.028 0.000 0.012 0.000 0.000 0.402 0.002 0.013 0.017 0.000 0.000 0.000 0.000 0.370 0.300 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s10 Correlation 0.420 0.527 0.245 0.551 0.703 0.793 0.449 0.757 0.632 1.000 0.525 0.659 0.274 0.504 0.748 0.793 0.793 0.739 0.498 0.482 0.848

Sig. (2-tailed) 0.021 0.003 0.192 0.002 0.000 0.000 0.013 0.000 0.000 0.003 0.000 0.142 0.004 0.000 0.000 0.000 0.000 0.005 0.007 0.000
102
LAMPIRAN 4

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s11 Correlation 0.293 0.072 -0.054 0.943 0.476 0.315 0.466 0.302 0.159 0.525 1.000 0.112 -0.022 0.412 0.332 0.315 0.315 0.255 0.966 0.945 0.744

Sig. (2-tailed) 0.116 0.705 0.775 0.000 0.008 0.090 0.009 0.105 0.402 0.003 0.557 0.907 0.024 0.073 0.090 0.090 0.173 0.000 0.000 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s12 Correlation 0.093 0.410 0.349 0.063 0.215 0.832 0.349 0.716 0.534 0.659 0.112 1.000 0.310 0.322 0.678 0.724 0.724 0.786 0.094 0.121 0.552

Sig. (2-tailed) 0.624 0.025 0.059 0.739 0.253 0.000 0.059 0.000 0.002 0.000 0.557 0.095 0.083 0.000 0.000 0.000 0.000 0.622 0.524 0.002

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s13 Correlation 0.054 0.312 0.976 -0.034 0.127 0.389 0.247 0.253 0.447 0.274 -0.022 0.310 1.000 0.695 0.359 0.389 0.389 0.372 -0.019 0.008 0.441

Sig. (2-tailed) 0.779 0.094 0.000 0.860 0.503 0.033 0.189 0.178 0.013 0.142 0.907 0.095 0.000 0.051 0.033 0.033 0.043 0.922 0.965 0.015

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s14 Correlation -0.003 0.203 0.698 0.424 0.165 0.481 0.423 0.515 0.433 0.504 0.412 0.322 0.695 1.000 0.352 0.419 0.419 0.439 0.363 0.328 0.667

Sig. (2-tailed) 0.988 0.282 0.000 0.019 0.385 0.007 0.020 0.004 0.017 0.004 0.024 0.083 0.000 0.056 0.021 0.021 0.015 0.048 0.077 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s15 Correlation 0.154 0.542 0.328 0.302 0.427 0.815 0.462 0.677 0.650 0.748 0.332 0.678 0.359 0.352 1.000 0.944 0.944 0.886 0.373 0.403 0.754

Sig. (2-tailed) 0.416 0.002 0.077 0.105 0.019 0.000 0.010 0.000 0.000 0.000 0.073 0.000 0.051 0.056 0.000 0.000 0.000 0.043 0.027 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
103

LAMPIRAN 4

s16 Pearson 0.724


Correlation 0.117 0.526 0.352 0.309 0.447 0.856 0.464 0.709 0.740 0.793 0.315 0.389 0.419 0.944 1.000 1.000 0.932 0.343 0.375 0.777

Sig. (2-tailed) 0.538 0.003 0.057 0.097 0.013 0.000 0.010 0.000 0.000 0.000 0.090 0.000 0.033 0.021 0.000 0.000 0.000 0.064 0.041 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s17 Correlation 0.117 0.526 0.352 0.309 0.447 0.856 0.464 0.709 0.740 0.793 0.315 0.724 0.389 0.419 0.944 1.000 1.000 0.932 0.343 0.375 0.777

Sig. (2-tailed) 0.538 0.003 0.057 0.097 0.013 0.000 0.010 0.000 0.000 0.000 0.090 0.000 0.033 0.021 0.000 0.000 0.000 0.064 0.041 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s18 Correlation 0.162 0.577 0.415 0.221 0.411 0.932 0.507 0.802 0.743 0.739 0.255 0.786 0.372 0.439 0.886 0.932 0.932 1.000 0.266 0.296 0.753

Sig. (2-tailed) 0.391 0.001 0.023 0.241 0.024 0.000 0.004 0.000 0.000 0.000 0.173 0.000 0.043 0.015 0.000 0.000 0.000 0.156 0.112 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s19 Correlation 0.321 0.061 -0.061 0.935 0.509 0.291 0.448 0.240 0.170 0.498 0.966 0.094 -0.019 0.363 0.373 0.343 0.343 0.266 1.000 0.991 0.745

Sig. (2-tailed) 0.083 0.750 0.749 0.000 0.004 0.119 0.013 0.201 0.370 0.005 0.000 0.622 0.922 0.048 0.043 0.064 0.064 0.156 0.000 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pearson
s20 Correlation 0.338 0.082 -0.036 0.903 0.538 0.323 0.466 0.224 0.196 0.482 0.945 0.121 0.008 0.328 0.403 0.375 0.375 0.296 0.991 1.000 0.755

Sig. (2-tailed) 0.068 0.665 0.852 0.000 0.002 0.081 0.009 0.235 0.300 0.007 0.000 0.524 0.965 0.077 0.027 0.041 0.041 0.112 0.000 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0.391 0.467 0.427 0.718 0.646 0.790 0.663 0.682 0.659 0.848 0.744 0.552 0.441 0.667 0.754 0.777 0.777 0.753 0.745 0.755 1.000
Sika Pearson
104

LAMPIRAN 4

p Correlation

Sig. (2-tailed) 0.033 0.009 0.019 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.015 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00
N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN 4

Variabel Beban Kerja

b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 b11 b12 b13 Beban_Kerja

b1 Pearson Correlation 1.000 0.323 0.205 0.375 0.567 0.481 0.061 0.245 0.208 0.542 0.591 0.334 0.341 0.577

Sig. (2-tailed) 0.082 0.277 0.041 0.001 0.007 0.749 0.192 0.269 0.002 0.001 0.071 0.065 0.001

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b2 Pearson Correlation 0.323 1.000 0.644 0.241 0.522 0.149 0.450 0.557 0.698 0.494 0.390 0.232 0.415 0.673

Sig. (2-tailed) 0.082 0.000 0.199 0.003 0.433 0.012 0.001 0.000 0.006 0.033 0.217 0.023 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b3 Pearson Correlation 0.205 0.644 1.000 0.451 0.593 0.286 0.582 0.588 0.673 0.713 0.465 0.506 0.491 0.809

Sig. (2-tailed) 0.277 0.000 0.012 0.001 0.126 0.001 0.001 0.000 0.000 0.010 0.004 0.006 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b4 Pearson Correlation 0.375 0.241 0.451 1.000 0.599 0.485 0.016 0.084 0.246 0.632 0.511 0.308 0.335 0.610

Sig. (2-tailed) 0.041 0.199 0.012 0.000 0.007 0.932 0.660 0.190 0.000 0.004 0.098 0.071 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b5 Pearson Correlation 0.567 0.522 0.593 0.599 1.000 0.638 0.293 0.294 0.450 0.691 0.672 0.448 0.405 0.812

86
LAMPIRAN 4 87

Sig. (2-tailed) 0.001 0.003 0.001 0.000 0.000 0.117 0.115 0.013 0.000 0.000 0.013 0.026 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b6 Pearson Correlation 0.481 0.149 0.286 0.485 0.638 1.000 -0.100 0.024 0.110 0.405 0.643 0.136 0.209 0.530

Sig. (2-tailed) 0.007 0.433 0.126 0.007 0.000 0.600 0.899 0.563 0.026 0.000 0.473 0.267 0.003

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b7 Pearson Correlation 0.061 0.450 0.582 0.016 0.293 -0.100 1.000 0.691 0.680 0.316 -0.005 0.373 0.416 0.539

Sig. (2-tailed) 0.749 0.012 0.001 0.932 0.117 0.600 0.000 0.000 0.089 0.980 0.042 0.022 0.002

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b8 Pearson Correlation 0.245 0.557 0.588 0.084 0.294 0.024 0.691 1.000 0.718 0.394 0.179 0.286 0.426 0.608

Sig. (2-tailed) 0.192 0.001 0.001 0.660 0.115 0.899 0.000 0.000 0.031 0.345 0.125 0.019 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b9 Pearson Correlation 0.208 0.698 0.673 0.246 0.450 0.110 0.680 0.718 1.000 0.569 0.442 0.530 0.586 0.769

Sig. (2-tailed) 0.269 0.000 0.000 0.190 0.013 0.563 0.000 0.000 0.001 0.014 0.003 0.001 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b10 Pearson Correlation 0.542 0.494 0.713 0.632 0.691 0.405 0.316 0.394 0.569 1.000 0.753 0.732 0.526 0.867

Sig. (2-tailed) 0.002 0.006 0.000 0.000 0.000 0.026 0.089 0.031 0.001 0.000 0.000 0.003 0.000
88

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b11 Pearson Correlation 0.591 0.390 0.465 0.511 0.672 0.643 -0.005 0.179 0.442 0.753 1.000 0.586 0.642 0.765

Sig. (2-tailed) 0.001 0.033 0.010 0.004 0.000 0.000 0.980 0.345 0.014 0.000 0.001 0.000 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b12 Pearson Correlation 0.334 0.232 0.506 0.308 0.448 0.136 0.373 0.286 0.530 0.732 0.586 1.000 0.649 0.662

Sig. (2-tailed) 0.071 0.217 0.004 0.098 0.013 0.473 0.042 0.125 0.003 0.000 0.001 0.000 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

b13 Pearson Correlation 0.341 0.415 0.491 0.335 0.405 0.209 0.416 0.426 0.586 0.526 0.642 0.649 1.000 0.701

Sig. (2-tailed) 0.065 0.023 0.006 0.071 0.026 0.267 0.022 0.019 0.001 0.003 0.000 0.000 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

Beban_Kerja Pearson Correlation 0.577 0.673 0.809 0.610 0.812 0.530 0.539 0.608 0.769 0.867 0.765 0.662 0.701 1.000

Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.003 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

Variabel Pendokumentasian Keperawatan


89
LAMPIRAN 4

d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15

d1 Pearson Correlation 1.000 0.722 0.409 0.213 0.443 0.583 0.290 0.425 0.386 0.152 0.386 0.185 0.238 0.612 0.327

Sig. (2-tailed) 0.000 0.025 0.259 0.014 0.001 0.121 0.019 0.035 0.424 0.035 0.329 0.205 0.000 0.077

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d2 Pearson Correlation 0.722 1.000 0.389 0.530 0.600 0.577 0.390 0.654 0.463 0.131 0.463 0.346 0.354 0.530 0.378

Sig. (2-tailed) 0.000 0.034 0.003 0.000 0.001 0.033 0.000 0.010 0.489 0.010 0.061 0.055 0.003 0.039

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d3 Pearson Correlation 0.409 0.389 1.000 0.344 0.222 0.541 0.087 0.333 0.325 0.312 0.183 0.063 0.113 0.372 0.328

Sig. (2-tailed) 0.025 0.034 0.063 0.239 0.002 0.649 0.072 0.080 0.093 0.332 0.739 0.551 0.043 0.076

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d4 Pearson Correlation 0.213 0.530 0.344 1.000 0.605 0.479 0.357 0.675 0.434 0.224 0.576 0.248 0.114 0.212 0.200

Sig. (2-tailed) 0.259 0.003 0.063 0.000 0.007 0.053 0.000 0.017 0.234 0.001 0.186 0.548 0.261 0.288

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d5 Pearson Correlation 0.443 0.600 0.222 0.605 1.000 0.443 0.543 0.904 0.348 0.183 0.644 0.171 -0.017 0.187 0.281

Sig. (2-tailed) 0.014 0.000 0.239 0.000 0.014 0.002 0.000 0.060 0.334 0.000 0.365 0.929 0.324 0.132

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d6 Pearson Correlation 0.583 0.577 0.541 0.479 0.443 1.000 0.290 0.366 0.238 0.152 0.238 0.262 0.238 0.442 0.327

Sig. (2-tailed) 0.001 0.001 0.002 0.007 0.014 0.121 0.047 0.206 0.424 0.206 0.163 0.205 0.014 0.077
90

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d7 Pearson Correlation 0.290 0.390 0.087 0.357 0.543 0.290 1.000 0.351 -0.017 0.337 0.499 0.202 0.118 0.276 0.147

Sig. (2-tailed) 0.121 0.033 0.649 0.053 0.002 0.121 0.057 0.928 0.069 0.005 0.284 0.534 0.140 0.437

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d8 Pearson Correlation 0.425 0.654 0.333 0.675 0.904 0.366 0.351 1.000 0.353 0.118 0.669 0.187 0.029 0.260 0.294

Sig. (2-tailed) 0.019 0.000 0.072 0.000 0.000 0.047 0.057 0.055 0.534 0.000 0.321 0.879 0.165 0.115

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d9 Pearson Correlation 0.386 0.463 0.325 0.434 0.348 0.238 -0.017 0.353 1.000 -0.122 0.206 0.016 -0.145 0.145 0.175

Sig. (2-tailed) 0.035 0.010 0.080 0.017 0.060 0.206 0.928 0.055 0.522 0.274 0.931 0.443 0.443 0.355

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d10 Pearson Correlation 0.152 0.131 0.312 0.224 0.183 0.152 0.337 0.118 -0.122 1.000 0.284 0.098 0.371 0.093 0.050

Sig. (2-tailed) 0.424 0.489 0.093 0.234 0.334 0.424 0.069 0.534 0.522 0.129 0.606 0.043 0.626 0.795

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d11 Pearson Correlation 0.386 0.463 0.183 0.576 0.644 0.238 0.499 0.669 0.206 0.284 1.000 0.263 0.036 0.327 0.175

Sig. (2-tailed) 0.035 0.010 0.332 0.001 0.000 0.206 0.005 0.000 0.274 0.129 0.160 0.849 0.077 0.355

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d12 Pearson Correlation 0.185 0.346 0.063 0.248 0.171 0.262 0.202 0.187 0.016 0.098 0.263 1.000 0.264 0.302 0.161

Sig. (2-tailed) 0.329 0.061 0.739 0.186 0.365 0.163 0.284 0.321 0.931 0.606 0.160 0.159 0.105 0.395
91

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d13 Pearson Correlation 0.238 0.354 0.113 0.114 -0.017 0.238 0.118 0.029 -0.145 0.371 0.036 0.264 1.000 0.250 0.134

Sig. (2-tailed) 0.205 0.055 0.551 0.548 0.929 0.205 0.534 0.879 0.443 0.043 0.849 0.159 0.183 0.481

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d14 Pearson Correlation 0.612 0.530 0.372 0.212 0.187 0.442 0.276 0.260 0.145 0.093 0.327 0.302 0.250 1.000 0.535

Sig. (2-tailed) 0.000 0.003 0.043 0.261 0.324 0.014 0.140 0.165 0.443 0.626 0.077 0.105 0.183 0.002

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d15 Pearson Correlation 0.327 0.378 0.328 0.200 0.281 0.327 0.147 0.294 0.175 0.050 0.175 0.161 0.134 0.535 1.000

Sig. (2-tailed) 0.077 0.039 0.076 0.288 0.132 0.077 0.437 0.115 0.355 0.795 0.355 0.395 0.481 0.002

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d16 Pearson Correlation 0.327 0.614 0.242 0.701 0.848 0.464 0.516 0.854 0.175 0.174 0.467 0.337 0.134 0.200 0.286

Sig. (2-tailed) 0.077 0.000 0.198 0.000 0.000 0.010 0.004 0.000 0.355 0.359 0.009 0.068 0.481 0.288 0.126

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d17 Pearson Correlation 0.152 0.131 0.312 0.224 0.183 0.152 0.337 0.118 -0.122 1.000 0.284 0.098 0.371 0.093 0.050

Sig. (2-tailed) 0.424 0.489 0.093 0.234 0.334 0.424 0.069 0.534 0.522 0.000 0.129 0.606 0.043 0.626 0.795

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d18 Pearson Correlation 0.180 0.480 0.108 0.523 0.415 0.180 0.259 0.508 0.244 0.195 0.244 0.212 0.017 0.153 0.263

Sig. (2-tailed) 0.341 0.007 0.572 0.003 0.022 0.341 0.166 0.004 0.193 0.301 0.193 0.260 0.929 0.421 0.160
92

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d19 Pearson Correlation 0.056 0.391 0.206 0.444 0.537 0.056 0.398 0.604 0.106 0.244 0.558 0.167 0.138 0.035 0.203

Sig. (2-tailed) 0.767 0.032 0.275 0.014 0.002 0.767 0.029 0.000 0.578 0.194 0.001 0.378 0.466 0.856 0.281

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d20 Pearson Correlation 0.152 0.131 0.312 0.224 0.183 0.152 0.337 0.118 -0.122 1.000 0.284 0.098 0.371 0.093 0.050

Sig. (2-tailed) 0.424 0.489 0.093 0.234 0.334 0.424 0.069 0.534 0.522 0.000 0.129 0.606 0.043 0.626 0.795

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d21 Pearson Correlation 0.272 0.283 0.129 0.033 0.034 0.272 0.236 0.000 -0.073 0.186 0.073 0.151 0.500 0.167 0.267

Sig. (2-tailed) 0.146 0.130 0.496 0.864 0.859 0.146 0.208 1.000 0.702 0.326 0.702 0.426 0.005 0.379 0.153

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d22 Pearson Correlation 0.461 0.444 0.453 0.211 0.311 0.397 0.084 0.377 0.246 0.128 0.246 0.097 0.267 0.282 0.570

Sig. (2-tailed) 0.010 0.014 0.012 0.264 0.095 0.030 0.659 0.040 0.189 0.500 0.189 0.610 0.154 0.131 0.001

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d23 Pearson Correlation 0.313 0.271 0.496 0.163 0.065 0.313 0.332 -0.022 0.167 0.570 0.251 0.202 0.479 0.192 0.102

Sig. (2-tailed) 0.092 0.147 0.005 0.391 0.733 0.092 0.073 0.907 0.377 0.001 0.181 0.284 0.007 0.310 0.590

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d24 Pearson Correlation 0.426 0.349 0.814 0.325 0.215 0.426 0.188 0.300 0.317 0.260 0.377 0.161 0.082 0.398 0.286

Sig. (2-tailed) 0.019 0.059 0.000 0.080 0.254 0.019 0.320 0.107 0.088 0.166 0.040 0.395 0.666 0.030 0.126
93

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d25 Pearson Correlation 0.190 0.110 0.261 -0.071 0.137 0.063 0.171 0.152 0.000 0.058 0.271 0.117 0.155 0.155 0.166

Sig. (2-tailed) 0.315 0.564 0.164 0.710 0.471 0.740 0.366 0.421 1.000 0.762 0.148 0.539 0.413 0.413 0.381

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d26 Pearson Correlation 0.305 0.480 0.331 0.152 0.125 0.374 0.195 0.179 0.126 0.120 0.200 0.043 0.322 0.526 0.372

Sig. (2-tailed) 0.102 0.007 0.074 0.424 0.509 0.042 0.301 0.345 0.508 0.529 0.290 0.820 0.082 0.003 0.043

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d27 Pearson Correlation 0.313 0.271 0.496 0.163 0.065 0.313 0.332 -0.022 0.167 0.570 0.251 0.202 0.479 0.192 0.102

Sig. (2-tailed) 0.092 0.147 0.005 0.391 0.733 0.092 0.073 0.907 0.377 0.001 0.181 0.284 0.007 0.310 0.590

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d28 Pearson Correlation 0.152 0.131 0.312 0.224 0.183 0.152 0.337 0.118 -0.122 1.000 0.284 0.098 0.371 0.093 0.050

Sig. (2-tailed) 0.424 0.489 0.093 0.234 0.334 0.424 0.069 0.534 0.522 0.000 0.129 0.606 0.043 0.626 0.795

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

d29 Pearson Correlation 0.256 0.345 0.482 0.316 0.054 0.256 0.225 0.068 0.213 0.492 0.137 0.257 0.540 0.244 0.130

Sig. (2-tailed) 0.172 0.062 0.007 0.089 0.775 0.172 0.232 0.719 0.259 0.006 0.471 0.170 0.002 0.194 0.492

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

Dokumentasi Pearson Correlation 0.653 0.796 0.642 0.646 0.659 0.643 0.541 0.679 0.380 0.467 0.636 0.385 0.422 0.540 0.477

Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.000 0.038 0.009 0.000 0.036 0.020 0.002 0.008
94

LAMPIRAN 4

N 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
95

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas

Variabel Pengetahuan Pendokumentasian

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.864 14

Variabel Sikap

Reliability

Scale: ALL VARIABLES


96

LAMPIRAN 4

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.911 20

Variabel Beban Kerja

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
97

LAMPIRAN 4

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.894 13

Variabel Pendokumentasian Keperawatan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.911 29
98

LAMPIRAN 5

Karakteristik responden

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 Th 21 27,6 27,6 27,6
31-40Th 44 57,9 57,9 85,5
41-50 Th 11 14,5 14,5 100,0
Total 76 100,0 100,0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SPK 3 3,9 3,9 3,9
D3 50 65,8 65,8 69,7
S1 23 30,3 30,3 100,0
Total 76 100,0 100,0

Masa_kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-5 Th 27 35,5 35,5 35,5
6-10 Th 39 51,3 51,3 86,8
1-15 Th 4 5,3 5,3 92,1
16-20 Th 6 7,9 7,9 100,0
Total 76 100,0 100,0

Frequencies

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 54 71,1 71,1 71,1
KURANG 22 28,9 28,9 100,0
Total 76 100,0 100,0
99

LAMPIRAN 5

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 22 28,9 28,9 28,9
Positif 54 71,1 71,1 100,0
Total 76 100,0 100,0

Beban_Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 52 68,4 68,4 68,4
Sedang 24 31,6 31,6 100,0
Total 76 100,0 100,0

Pendokumentasian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sesuai 48 63,2 63,2 63,2
Tidak Sesuai 28 36,8 36,8 100,0
Total 76 100,0 100,0

Crosstabs

Pengetahuan * Pendokumentasian
100

LAMPIRAN 5

Crosstab

Pendokumentasian
Sesuai Tidak Sesuai Total
Pengetahuan BAIK Count 45 9 54
Expected Count 34,1 19,9 54,0
% within Pengetahuan 83,3% 16,7% 100,0%
KURANG Count 3 19 22
Expected Count 13,9 8,1 22,0
% within Pengetahuan 13,6% 86,4% 100,0%
Total Count 48 28 76
Expected Count 48,0 28,0 76,0
% within Pengetahuan 63,2% 36,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 32,633b 1 ,000
Continuity Correctiona 29,707 1 ,000
Likelihood Ratio 33,847 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
N of Valid Cases 76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,11.

Sikap * Pendokumentasian

Crosstab

Pendokumentasian
Sesuai Tidak Sesuai Total
Sikap Negatif Count 0 22 22
Expected Count 13,9 8,1 22,0
% within Sikap ,0% 100,0% 100,0%
Positif Count 48 6 54
Expected Count 34,1 19,9 54,0
% within Sikap 88,9% 11,1% 100,0%
Total Count 48 28 76
Expected Count 48,0 28,0 76,0
% within Sikap 63,2% 36,8% 100,0%
101

LAMPIRAN 5

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 53,079b 1 ,000
Continuity Correctiona 49,328 1 ,000
Likelihood Ratio 62,359 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
N of Valid Cases 76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,11.

Beban_Kerja * Pendokumentasian

Crosstab

Pendokumentasian
Sesuai Tidak Sesuai Total
Beban_Kerja Ringan Count 47 5 52
Expected Count 32,8 19,2 52,0
% within Beban_Kerja 90,4% 9,6% 100,0%
Sedang Count 1 23 24
Expected Count 15,2 8,8 24,0
% within Beban_Kerja 4,2% 95,8% 100,0%
Total Count 48 28 76
Expected Count 48,0 28,0 76,0
% within Beban_Kerja 63,2% 36,8% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 52,460b 1 ,000
Continuity Correctiona 48,820 1 ,000
Likelihood Ratio 58,798 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
N of Valid Cases 76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,84.
102

LAMPIRAN 5

Logistic Regression

Case Processing Summary


a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 76 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 76 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 76 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


,00 0
1,00 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted

Pendokumentasian Percentage
Observed ,00 1,00 Correct
Step 0 Pendokumentasian ,00 0 28 ,0
1,00 0 48 100,0
Overall Percentage 63,2
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant ,539 ,238 5,138 1 ,023 1,714
103

LAMPIRAN 5

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables Pengetahuan 32,633 1 ,000
0 Sikap 53,079 1 ,000
Beban_kerja 52,460 1 ,000
Overall Statistics 59,071 3 ,000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 73,221 3 ,000
Block 73,221 3 ,000
Model 73,221 3 ,000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 26,812a ,618 ,845
a. Estimation terminated at iteration number
20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Predicted

Pendokumentasian Percentage
Observed ,00 1,00 Correct
Step 1 Pendokumentasian ,00 25 3 89,3
1,00 1 47 97,9
Overall Percentage 94,7
a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step
a Pengetahuan -17,223 12146,459 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .
1 Sikap 37,046 14550,398 ,000 1 ,998 1E+016 ,000 .
Beban_kerja 3,784 1,300 8,476 1 ,004 44,000 3,444 562,103
Constant -20,922 8011,096 ,000 1 ,998 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Beban_kerja.
104

LAMPIRAN 6
105

LAMPIRAN 7
106

LAMPIRAN 8
107

LAMPIRAN 9
108

LAMPIRAN 9
109

LAMPIRAN 9
110

LAMPIRAN 9
111

LAMPIRAN 9
112

LAMPIRAN 9
113

LAMPIRAN 9
114

LAMPIRAN 9
115

LAMPIRAN 9
116

LAMPIRAN 9
117

LAMPIRAN 9

Anda mungkin juga menyukai