PROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSI
NIM. 1101020
Pimbimbing I Pembimbing II
Ka.Prodi PSIK
STIKes Cut Nyak Dhien Langsa
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
LEMBARAN PERSETUJUAN………………………………………………... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… v
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… vii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah…..…………………………………….. 5
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………… 5
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………. 5
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………. 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 7
2.1 Dokumentasi Asuhan Keperawatan….……………………. 7
2.1.1 Model Dokumentasi Keperawatan…………………… 7
2.1.2 Tahap-Tahap Dokumentasi Keperawatan…………... 10
2.1.3 Tujuan Umum Dokumentasi…….…………………. 12
2.1.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pendokumentasian………………………………….. 14
2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan. 16
2.2 Motivasi….………………………………………………... 18
2.2.1 Macam-Macam Motivasi………..…………………. 18
2.2.2 Timbulnya Motivasi…………………………..……. 18
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi………. 19
2.2.4 Cara Memotivasi……………………………………. 21
2.3 Tinjauan Variabel………………………………………….. 23
2.3.1 Pengetahuan………………………………………… 23
2.3.2 Reward dari Atasan………………………………… 25
2.3.3 Dukungan Kepala Rungan…………………………… 25
2.4. Kerangka Teoritis…………………………………………… 27
BAB III : KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS…… 28
3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………… 28
3.2 Hipotesis………………………………………………….. 28
BAB IV : METODE PENELITIAN………………………………………. 30
4.1 Desain Penelitian………………………………………….. 30
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….. 30
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian…………………………… 30
4.4 Variabel Penelitian………………………………………… 32
4.5 Definisi Operasional………………………………………. 33
4.6 Instrumen Penelitian………………………………………. 34
4.7 Prosedur Penelitian………………………………………… 38
4.8 Analisa Data………………………………………………. 39
4.9 Etika Penelitian……………………………………………. 41
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Jumlah Sampel yang Diambil Berdasarkan Ruang Rawat Inap
Di RSUD Kota Langsa Tahun 2013……………………………... 32
Tabel 4.2 : Definisi Operasional……………………………………………… 33
DAFTAR SKEMA
Halaman
PENDAHULUAN
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan
kiat keperawatan berbentuk layanan bio, psiko, sosial dan spiritual yang
2010). Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan pelayanan keparawatan kepada klien. Hal
(Handayaningsih, 2009).
lebih tinggi dan tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang
disiapkan tidak pernah diisi. Beberapa hal yang sering menjadi alasan antara
dan harus dikerjakan oleh tim keperawatan, sistem pencatatan yang terlalu sulit
dan banyak menyita waktu, tidak semua tenaga perawat yang ada diinstitusi
(Handayaningsih, 2009).
proses keperawatan di unit rawat inap RSUD Brebes yang dilakukan terhadap 64
jarang dilakukan oleh perawat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya
yang diterima kurang sesuai dengan insentif yang diterima dan manajemen
semua kegiatan organisasi tidak akan berfaedah jika anggota yang ada dalam
kerja yang positif, menciptakan lingkungan kerja aman dan nyaman. Disisi lain
mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja yang telah dicapai. Hal ini
Rujukan atas mata rantai sistim kesehatan di Pemerintah Kota Langsa, Aceh
menjadi Rumah Sakit dalam klasifikasi type C, kemudian pada tahun 1997
Daerah Kota Langsa adalah : “Menjadikan rumah sakit rujukan unggulan dalam
Januari 2013 terhadap 10 perawat diruang rawat inap RSUD Kota Langsa.
(reward) dari atasan. Atasan tidak pernah menindak lanjuti apa yang telah kami
dokumentasikan, atasan hanya melihat format dokumentasi terisi atau tidak. Bila
terisi atasan tidak memberikan komentar apapun”. Sedangkan 2 (34%) perawat
belum berjalan dengan baik dan belum adanya kesadaran perawat untuk
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah ada
hubungan faktor pengetahuan, reward dari atasan dan dukungan kepala ruangan
1.4.1 Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat
keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum.
yang dimiliki perawat dalam melalukukan catatan perawatan yang berguna untuk
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis
komunikasi dari satu profesi ke profesi lain terkait status klien. Berisi hasil
lain adalah :
Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau
tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.
1) Data dasar
Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika
2) Daftar masalah
Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data
identifikasi masalah
yang telah dilakukan tindakan; dan disusun oleh semua anggota yang
terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang
sama. Beberapa acuan progress note dapat digunakan antara lain : SOAP
Intervensi-Evaluasi)
perkembangan/kemajuan)
catatan pemulangan atau ringkasan rujukan. Ketiga jenis ini digunakan baik
pada masalah
secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpan dari keadaan
keperawatan primer.
dokumentasi focus.
atau keperawatan.
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
(Handayaningsih, 2009).
dilakukan saat klien masuk instansi layanan kesehatan. Metode utama yang
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
Hidayat.A.A, 2007).
Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi masalah dimana
adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit. Faktor – faktor
(Handayaningsih,2009).
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata terjadi saat ini dan benar-
sebelumnya.
sebagai alat komunikasi antara sesame perawat dan tim kesehatan lainnya;
perbandingan yang sistematiss dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau criteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi,
2008).
berguna untuk :
kesehatan.
2) Mencegah informasi yang berulang terhadap klien atau anggota tim
tindakan yang dilakukan terhadap klien. Hal ini penting berkaitan dengan
diberikan dan kaitannya dengan aspek hokum yang dapat dijadikan settle
kebutuhan di masa datang, baik sumber daya manusia, sarana, prasarana dan
teknis.
data penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap
diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
dan rutin baik yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan
ditetapkan.
b. Tulislah kondisi obyektif klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
d. Catat hanya fakta, catatan harus akurat dan reliable. Pastikan apa yang ditulis
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong, karena orang lain dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tadi.
Untuk itu buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan
f. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan
bahasa yang lugas, karena tulisan yang tidak terbaca dapat disalahkan
h. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan
a. Hukum
bernilai hokum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat.
berkiatan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat
catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
d. Keuangan
belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat
klien.
e. Pendidikan
keperawatan.
f. Penelitian
g. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu
sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan
2.2 Motivasi
bertindak, mendorong kita untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu ( Elliott.et.al 2000, dikutip dari Nursalam & Efendi,
2008).
untuk bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau
Secara umum menurut Sunaryo (2004), ada dua macam motivasi, yaitu :
a. Motivasi primer atau motivasi dasar, yaitu motivasi yang tidak dapat dipelajari
diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsic akan
Menurut Winardi (2009), motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu :
a. Faktor Internal ; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas :
1) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
2) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
yang dialaminya.
5) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu
perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai
sosial.
dengan lingkungannya.
dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan
dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul
imbalan.
seperti kurangnya semangat, tidak disiplin, Herzberg dikutip dari Suyanto (2008)
membedakan kebutuhan yang mendorong orang bertingkah laku menjadi dua
kelompok, yaitu :
a. Faktor ekstrinsik, yaitu : jabatan, status gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan,
status pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan pengembangan pribadi. Herzberg
tugas agar timbul kegairahan kerja. Dengan mengubah desain tugas maka akan
keperawatan. Selain itu dalam menetapkan peraturan dan kebijakan para perawat
perlu diikut sertakan atau diminta masukkannya juga perlu dibina hubungan kerja
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang menurut
dengan bujukan atau member hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang
memberikan motivasi.
individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya
a. Bersikap baik (the be good approach) dengan cara menciptakan kondisi kerja yang
dan atasan terhadap hasil kerja yang dicapai sesuai dengan imbalan yang akan
diberikan.
Selain itu, Swansburg dan Swansburg (1999), dikutip dari Suyanto (2008)
mengungkapkan tentang solusi dan teknik memotivasi yang dapat digunakan oleh
a. Harga diri (self esteem), yaitu pengakuan terhadap keberhasilan pekerjaan yang
mendukung.
kesempatan kepada setiap staf perawatan untuk maju dan mendapat tugas yang
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Rangkaian kegiatan proses keperawatan yang sangat penting dan tidak boleh
jawaban perawat terhadap kinerja profesional yang dilaksanakan. Akan tetapi akhir-
akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan sudah
berkurang. Hal ini disebabkan, tidak semua perawat yang ada di institusi pelayanan
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk membuat dokumentasi keperawatan
(Handayaningsih, 2009).
pengetahuan (Rowland & Rowland (1997), dikutip dari Suarli & Bahtiar, 2010).
oleh perawat adalah pengetahuan tentang proses keperawatan dan pengetahuan dasar
keluarga dan budaya). Seorang perawat dituntut untuk berpikir kritis, mampu
mengelompokkan data, dan dapat membuat kesimpulan serta membuat keputusan dan
prosedur, bimbingan, teori berubah, dan hak-hak pasien, serta tingkat perkembangan
sejak dini perlu diketahui mengingat aspek pelaksanaan merupakan aplikasi dari
Hasil penelitian Agung Pribadi diruang rawat inap RSUD Kelet Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2008, dari 31 perawat yang diteliti sebanyak 16 (51,6%) memiliki
bekerja lebih baik lagi. Penghargaan terhadap pekerjaan dalam hal ini tenaga perawat
adalah sebuah pengakuan terhadap hasil kerja dan prestasi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang akan berdampak pada kinerja.
Penghargaan ini dapat berupa pemberian gelar sebagai perawat teladan dengan kriteria
Seorang perawat yang baru bertugas disebuah ruang perawatan pada awalnya
akan memiliki motiviasi yang tinggi, tetapi lambat laun motivasi tersebut akan turun
Hasil penelitian Lauga dkk, diruang rawat inap RSUD Kefamenanu Kabupaten
Timor Tengah Utara. Dari 38 orang sampel yang diteliti untuk melihat hubungan
keperawatan diruang rawat inap RSUD Kefamenanu, diperoleh hasil berdasarkan uji
statistic dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p value = 0,004 (p < 0,05),
bahwa ada hubungan yang signifikan antara penghargaan dengan motivasi kerja
Kefamenanu.
pada kebutuhan dan keinginan pegawai secara individual dan menggunakan strategi
motivasional yang tepat untuk setiap untuk setiap orang dan situasi. Pemimpin juga
sebagai model peran, pendengar, pemberi dukungan dan pemberi semangat bagi
Hasil penelitian Nelfiyanti di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010. Diperoleh hasil, ada hubungan antara dukungan kepala ruangan
keperawatan, diperoleh hasil berdasarkan uji statistic dengan menggunakan uji chi-
square (p<0,05).
2.4 Kerangka Teoritis
Skema 2.1
Kerangka Teoritis
c. Kondisi lingkungan
d. Kebijakan
e. Hubungan interpersonal
Keterangan :
: Diteliti
Nursalam & Efendi (2008)
: Tidak diteliti
Motivasi
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).
Berdasarkan tujuan penelitian dan konsep teoritis yang telah dikemukakan, maka
Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Independen Dependen
Pengetahuan
Motivasi perawat
dalam pelaksanaan
Reward pendokumentasian
asuhan keperawatan
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini
3.1.1 Pengetahuan
3.1.2 Reward
a. Hipotesis nol (Ho); Tidak ada hubungan reward dengan motivasi perawat
a. Hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada hubungan dukungan kepala ruangan dengan
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan diruang rawat inap RSUD Kota Langsa dan waktu
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas
diruang rawat inap RSUD Kota Langsa, yaitu berjumlah 219 perawat.
4.3.2 Sampel
Penentuan besarnya sampel yang akan diambil untuk subjek penelitian ini,
N
n =
1 + N (d²)
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
N
n =
1 + N (d²)
219
n =
1 + 219 (0,1²)
219
n =
1 + 2,19
219
n =
3.19
n = 68 responden
Populasi Kecil
n= X Jumlah sampel
Populasi Besar
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya sampel yang akan diambil pada
masing-masing ruang rawat inap RSUD Kota Langsa dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini :
Tabel 4.1
Jumlah Sampel yang Diambil Berdasarkan Ruang Rawat Inap di RSUD Kota
Langsa Tahun 2013
Selanjutnya sampel diambil secara acak, pada masing-masing ruang rawat inap sesuai
dengan jumalah proporsinya dengan cara semua nama populasi ditulis pada secarik
kertas, diletakkan dikotak dan diambil secarak acak sejumlah sampel yang telah
ditentukan.
Variabel adalah karaterisitk yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti (Setiadi, 2008). adapun
dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel independen) dan variabel
Variabel bebas (variabel independen) yang diukur dalam penelitian ini untuk
variabel bebas, maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
Tabel 4.2
Definisi Operasional
Variabel Dependen
1 2 3 4 5 6 7
Ordina
1. Motivasi Kemauan/dorongan Wawancara kuisioner l - Tinggi
perawat dalam perawat pelaksana 76%-100%
Pelaksanaan untuk membuat - Cukup
pendokumen- dokumentasi 56%-75%
tasian asuhan asuhan keperawat- - Rendah
Keperawatan an. <56%
(Heri &
Namora,2010)
Variabel Independen
1 2 3 4 5 6 7
Wawancar
3. Reward Penghargaan a Kuisioner Ordinal - Ada
yang diberikan > 50%
pimpinan ter- - Tidak
hadap perawat ada
dalam pelaksana- < 50%
an pendokumen- (Nursalam,
tasian. 2004 ).
Wawancar
4. Dukungan Bimbingan a Kuisioner Ordinal - Ada
Kepala yang diberikan > 50%
Ruangan kepala ruangan - Tidak
dalam pelaksana ada
an pendokumen < 50%
tasian asuhan (Nursalam,
Keperawatan 2004 ).
4.6 Instrumen Penelitian
terdiri dari :
Kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur motivasi perawat dalam pelaksanaan
ended), yang terdiri dari 10 pernyataan dalam bentuk Check list. Dimana responden
diminta untuk membubuhkan tanda check list (√) pada salah satu dari 3 kemungkinan
dari jawaban yang tersedia, yakni : Selalu, Kadang-kadang, dan Tidak pernah. Jika
nilai score 2 dan “Tidak pernah” diberi nilai score 1. Nilai maksimal dari 10
yaitu :
Kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur disusun dalam bentuk pertanyaan
tertutup (closed ended), yang terdiri dari 10 pertanyaan dalam bentuk multiple choise.
Dimana responden dimintai untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan
nilai score 2, “Salah”, diberi nilai score 1. Nilai maksimal dari 10 pertanyaan adalah
20 dan nilai minimalnya adalah 1. Tingkat pengetahuan responden dari hasil jawaban
yang diperoleh diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif (Heri &
Kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur reward untuk motivasi perawat
pertanyaan terbuka (closed ended), yang terdiri dari 10 pernyataan dalam bentuk
Check list. Dimana responden diminta untuk membubuhkan tanda check list (√) pada
salah satu dari 3 kemungkinan dari jawaban yang tersedia, yakni : Selalu, Kadang-
kadang, dan Tidak pernah. Jika responden memilih jawaban “Selalu” diberi nilai score
3, “Kadang-kadang” diberi nilai score 2 dan “Tidak pernah” diberi nilai score 1. Nilai
maksimal dari 10 pertanyaan adalah 30 dan nilai minimalnya adalah 0. Reward dari
Kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur dukungan kepala ruangan untuk
bentuk pertanyaan terbuka (closed ended), yang terdiri dari 10 pernyataan dalam
bentuk Check list. Dimana responden diminta untuk membubuhkan tanda check list
(√) pada salah satu dari 3 kemungkinan dari jawaban yang tersedia, yakni : Selalu,
Kadang-kadang, dan Tidak pernah. Jika responden memilih jawaban “Selalu” diberi
nilai score 3, “Kadang-kadang” diberi nilai score 2 dan “Tidak pernah” diberi nilai
score 1. Nilai maksimal dari 10 pertanyaan adalah 30 dan nilai minimalnya adalah 1.
a. Uji Validitas
dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis reliabilitas yang tercamtum
pada nilai correlation corrected item. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau
bermakna sebagai alat pengumpulan data bila korelasi hasil hitung (r-hitung) lebih
besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel), pada taraf signifikasi 95%
(Arikunto, 2006).
menggunakan df = n-2 pada tingkat kemaknaan 5%, adalah sebesar 0,514, maka
ketentuan dikatakan valid, jika nilai r-hitung variabel ≥ 0,514 dikatakan valid, dan
nilai r-hitung variabel < 0,514 dikatakan tidak valid dengan menggunakan rumus
N ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
r=
√ { N ∑ X −( ∑ X ) } {N ∑ Y −(∑ Y )²
2 2 2
b. Uji Reliabilitas
dapat dipercaya dan diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo.S, 2010)
Teknik yang dipakai untuk menguji kuisioner penelitian, adalah teknik Alpha
pada satu kali pengukuran, juga pada taraf 95% (Arikunto, 2006). Nilai r-tabel
reliabel jika nilai r-hitung variabel ≥ 0,514 dikatakan reliabel, dan nilai r-hitung
variabel < 0,514 dikatakan tidak reliabel, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
r=
[ K
K −1][
1−
∑ σb ²
σ ²t ]
dari Institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Cut Nyak
Dhien Langsa dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu RSUD Kota Langsa. Pada saat
diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami.
Selesai responden mengisi kuisioner, peneliti mengambil kuisioner yang telah diisi
responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat
berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Adapun tahap pengolahan data yang
d. Entry data, jawaban-jawaban yang sudah diberi kode selanjutnya dioleh dengan
1) Analisa Univariat
F
P = x 100 %
N
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Populasi
2) Analisa Bivariat
independen dan dependen dengan pemakaian uji kai kuadrat (χ²) yang
( f o−f h )
χ =∑
fh
Keterangan :
independen dengan dependen. Bila hasil uji diperoleh χ² < χ² tabel maka Ho
gagal ditolak (bila P value > nilai α), berarti tidak ada hubungan atara variabel
(α=0,05).
a) Tidak boleh adanya sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari
1.
b) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5,
Jika keterbatasan tersebut terjadi pada saat uji kai kuadrat, peneliti harus
dilakukan untuk analisa tabel silang lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 2x4 dsb).
Jika keterbatasan itu terjadi pada tabel 2x2 (ini berarti tidak bias
fisher’s excat.
maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama
bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara menulis nama
responden (inisial) pada instrumen dan hanya menuliskan nomor kode yang
selesai. Data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ellya, 2010, Buku Saku Metode Penelitian. Cetakan.1. Jakarta: Trans Info Media.
NIM : 1101020
NIM : 1101020
DAFTAR PUSTAKA
Herri Zan Pieter & Namora Lumongga Lubis (2010), Pengantar Psikologi Dalam
Keperawatan, Ed.1.Cet.1. Jakarta : Kencana. Hal : 27
Hidayat. A, (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan, Cet.1 – Jakarta :
EGC. Hal 1
Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Cet.1- Jakarta : EGC. Hal 9, 180
Saya yang bernama Nurul Hayati, mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Cut Nyak Dhien Langsa. Saat ini sedang melakukan penelitian di Rumah
Sakit Umum Kota Langsa tentang : “Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi
RSUD Kota Langsa Tahun 2013”. Penelitian ini saya lakukan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarja ilmu keperawatan di STIKes Cut
Nyak Dhien Langsa. Untuk ini saya mohon kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi
penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri atau
menolak untuk menjadi responden tanpa ada sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dari
semua informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk keperluaan penelitian ini. Bila Bapak/Ibu bersedia dengan ikhlas
ini. Atas partisipasi Bapak/Ibu peneliti mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya.
Langsa,………………….2013
Responden
(……………………………..)
KUISIONER
B. Motivasi
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban ; Selalu (SL), Kadang-
Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP), sesuai dengan Bapak/Ibu lakukan.
N PERNYATAAN SL KK TP
O
1. Setiap pasien baru masuk dilakukan pengkajian untuk
mengumpulkan data dasar yang berhubungan dengan
penyakit yang dialaminya.
2. Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil pengkajian.
3. Menyusun diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah yang segera ditangani.
4. Membuat intervensi keperawatan berdasarkan masalah
yang dialami pasien, baik secara mandiri dan kolaborasi.
5. Menetapkan kriteria hasil dan tujuan dari intervensi
keperawatan yang disusun.
6. Mengimplementasikan asuhan keperawatan berdasarkan
berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.
7. Mencatat tanggal dan jam setiap kali melakukan
Implementasi keperawatan.
8. Menandatangi/memaraf setiap selesai memberikan
imolementasi keperawatan pada pasien.
9. Mengevaluasi hasil implementasi keperawatan
berdasarkan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
10. Melakukan implementasi keperawatan terhadap masalah
yang belum teratasi berdasarkan hasil evaluasi.
C. Pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban a, b, dan c dengan memberikan tanda silang (X) yang
menurut Bapak/Ibu anggap benar.
C. Reward
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban ; Selalu (SL), Kadang-
Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP), sesuai dengan Bapak/Ibu rasakan
N PERNYATAAN SL KK TP
O
1. Kepala ruangan memberikan pujian setiap kali melihat
Bapak/Ibu mendokumentasikan asuhan keperawatan.
2. Kepala ruangan mempromosikan Bapak/Ibu untuk
menjadi perawat teladan berdasarkan kinerja yang telah
di capai
3. Hasil pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawat-
an yang telah Bapak/Ibu buat dijadikan acuan untuk
kenaikan pangkat.
4. Hasil pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawat-
an dievaluasi untuk dijadikan tolak ukur kinerja yang
telah Bapak/Ibu lakukan.
5. Kepala keperawatan secara rutin melakukan pengawasan
terhadap pembuatan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
6. Kepala keperawatan memberi sangsi bila Bapak/Ibu
tidak membuat pendokumentasian asuhan keperawatan.
7. Kepala keperawatan memberikan promosi jabatan atas
pelaksnaan kenerja Bapak/Ibu lakukan
8. Pihak Rumah Sakit memberikan bantuan biaya kepada
Bapak/Ibu yang ingin melanjutkan pendidikan.
9. Pihak rumah sakit secara berkala memilih perawat
teladan untuk diberikan penghargaan sesuai dengan
prestasi kerja yang dicapai.
10. Pihak rumah sakit memberikan rekomendasi dan bantuan
biaya untuk mengikuti pelatihan bagi perawat yang
berprestasi.
N PERNYATAAN SL KK TP
O
1. Kepala ruangan mengingatkan Bapak/Ibu agar membuat
pendokumentasian setiap kali dinas.
2. Kepala ruangan membimbing Bapak/Ibu dalam
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
3. Kepala ruangan mengecek pembuatan pendokumentasian
asuhan keperawatan yang telah Bapak/Ibu buat.
4. Kepala ruangan membantu menyusun intervensi
keperawatan yang Bapak/Ibu akan lakukan untuk
menyelesaikan masalah pasien.
5. Kepala ruangan mengevaluasi implementasi keperawatan
yang telah Bapak/Ibu lakukan sesuai dengan criteria
hasil yang telah ditetapkan
6. Kepala ruangan menemani Bapak/Ibu dalam melakukan
pengkajian asuhan keperawatan.
7. Kepala ruangan memberikan pengarahan, bila ditemukan
hasil pendokumentasian yang salah setelah Bapak/Ibu
buat.
8. Kepala ruangan memarahi Bapak/Ibu bila tidak
mendokumentasikan tindakan keperawatan
9. Kepala ruangan menyiapkan segala kebutuhan yang
terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan
10. Kepala ruangan membagi tugas untuk pembuatan
pendokumentasian asuhan keperawatan.