MINI PROJECT
Disusun oleh:
dr. Iko Rahmanda Novrationi
Pembimbing:
1.! Dr. Shinta Puspitasari
2.! dr. Dwi Puspitasari
Tuberkulosis. Kritik dan saran terhadap penyusunan penelitian ini sangat penulis
Penulis
i"
"
ii"
"
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3
TujuanPenelitian .................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 3
1.3.1 Tujuan Khusus ............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas ............................................ 4
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat ........................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik .......... 5
2.1.1 Data Geografi .............................................................. 5
2.1.2 Data Demografi ........................................................... 6
2.2 Tuberkulosis (TB) Paru........................................................ 6
2.2.1 Definisi........................................................................ 6
2.2.2 Epidemiologi ............................................................... 6
2.2.3 Faktor risiko ................................................................ 8
2.2.4 Penegakan diagnosis ................................................... 19
2.2.5 Tatalaksana ................................................................. 30
2.3 Konsep Pengetahuan ........................................................... 40
2.3.1 Pengertian Pengetahuan ............................................. 40
2.3.2 Faktor Pengetahuan .................................................... 40
2.3.3 Tingkat Pengetahuan ................................................... 41
2.3.4 Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan ........................ 42
2.4 Konsep Kader Kesehatan ....................................................... 43
2.4.1 Definisi ....................................................................... 43
2.4.2 Kondisi Kerja Kader Kesehatan ................................. 44
2.4.3 Syarat Kader Kesehatan ............................................. 44
2.4.4 Peran Kader Kesehatan ............................................... 45
2.4.5 Pelatihan Kader Kesehatan ........................................ 47
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori .................................................................... 48
3.2 Kerangka Konsep ................................................................. 48
3.3 Hipotesa ............................................................................... 49
3.4 Variabel Penelitian ............................................................... 49
3.4.1 Variabel Independent ............................................... 49
3.4.2 Variabel Dependent ................................................. 49
3.5 Definisi Operasional ............................................................ 49
"
"
iii"
"
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
"
"
BAB I
PENDAHULUAN
organ, terutama paru-paru. Penyakit ini apabila tidak diobati atau pengobatan
jenis, yaitu TB paru dan TB ekstra paru (Amin dkk, 2009). TB ekstra pulmoner
bisa berupa, meningitis TB, TB kelenjar getah bening, TB tulang belakang, dll
(WHO, 2010).
Berdasarkan data WHO 2017, diperkirakan ada sekitar 10,4 juta kejadian
kasus TB (kisaran, 8,8 juta sampai 12,2 juta), sampai 140 kasus per 100.000
penduduk selama tahun 2016. Lima negara yang menonjol memiliki jumlah kasus
kejadian terbanyak pada tahun 2016 (dalam urutan) ialah India, Indonesia, Cina,
Filipina dan Pakistan yang bersama-sama menyumbang 56% dari total global
(WHO, 2017). Dari data yang ada, Indonesia dimata dunia sudah menduduki
peringkat kedua dibawah India diatas Cina karena sejak 2015 berdasarkan hasil
surveilens yang menyatakan prevalensi TB mencapai 647 per 100.000 dan insiden
399, serta diprediksi akan mencapai 1 juta kasus pertahun (WHO, 2016).
1"
"
2"
"
kasus TB yang ditemukan pada tahun 2015 yang sebesar 330.729 kasus. Jumlah
kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat diprovinsi dengan jumlah penduduk yang
besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan Dinas
Kesehatan (Dinkes) Jatim mencatat jumlah penderita TB Paru BTA (Basil Tahan
Asam) positif menembus angka 15.371 kasus. Sementara kasus TB di Jawa Timur
jumlah seluruh kasus TB paru baru 1.467 kasus, laki-laki 845 kasus, perempuan
622 kasus. Jumlah kasus TB paru kasus baru BTA (+) sebanyak 736 kasus, laki-
laki 443 kasus, perempuan 293 kasus. Jumlah kasus TB Anak umur 0-14 tahun
jumlah kasus 95. Jumlah kematian akibat TB paru selama pengobatan adalah 26
orang. Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru BTA (+) menurut jenis
kelamin jumlah perkiraan kasus sebesar 6.091 orang. Jumlah TB paru BTA (+)
diobati sebesar 738 kasus laki-laki 401 kasus perempuan 337 kasus.
pada tahun 2015 menunjukkan bahwa TB menjadi salah satu dari masalah
terkait dengan belum tercapainya target untuk angka temuan kasus Case
Detection Rate (CDR) yaitu sebesar 70%. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
2012-2014, yaitu 64,19% (2012), 56,04% (2013), dan menjadi 55,13% (2014).
"
"
3"
"
informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan terus-menerus melalui
kesehatan. Dengan system surveilans yang baik maka program pencegahan dan
Puskesmas Ujungpangkah.
"
"
4"
"
"
"
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5"
6
Ujungpangkah:
2.2.1 Definisi
udara (droplet nuclei) saat seorang pasien TB batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Arivany,
2017).
2.2.2 Epidemiologi
Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua di
di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan
Paru BTA (Basil Tahan Asam) positif TB di Jawa Timur sebanyak 40 ribu orang
7
(2.353), Sidoarjo (1.638), Malang (1.385) dan Gresik (1.294) (Kominfo Jatim,
2016).
seluruh kasus TB paru baru 1.467 dimana laki-laki 845 kasus, perempuan 622
kasus. Sedangkan jumlah kasus TB paru baru dengan BTA (+) sebanyak 736
kasus, laki-laki 443 kasus perempuan 293 kasus.Jumlah kasus TB Anak umur 0-
adalah 26 orang.Jumlah TB paru BTA (+) diobati sebesar 738 kasus laki laki 401
kasus perempuan 337 kasus (Dinkes Gresik, 2014).Namun dari data yang
kasus TB paru baru, dimana 47 orang terbukti dengan TB paru BTA(+) dan
penularan penyakit ini. Biasanya seorang penderita dapat menularkan pada saat
8
terjadi ekspirasi paksa seperti batuk, bersin, ketawa keras dan sebagainya. Tidak
semua orang yang sudah terkontaminasi atau terpapar dengan bakteri penyebab
infeksi basil TB adalah sumber penularan, jumlah basil, virulensi basil dan daya
tahan tubuh seseorang, dalam hal ini ketahanan tubuh sangat dipengaruhi oleh
faktor genetik, faali, jenis kelamin, usia dan faktor lingkungan (nutrisi, perumahan
ekonomi, fasilitas dan sarana kesehatan), faktor pendorong (gaya hidup dan
A.! Umur
yaitu pada umur 15–50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian pada semua
merupakan usia produktif, kemudian pada usia lebih dari 54 tahun (11,6%)
tenaga untuk bekerja, dimana tenaga banyak terkuras serta waktu istirahat
lingkungan kerja yang padat dan berhubungan dengan banyak orang yang
9
60,4% pada laki-laki dan 22% pada perempuan. Hal ini disebabkan karena
kejadian TB pada laki-laki cukup tinggi pada semua usia, tetapi pada
faktor resiko untuk TB.Diabetes mellitus juga sebagai suatu faktor resiko
10
masa yang lebih lama untuk respons terhadap terapi anti-TB.Pasien dengan
resistant TB.
perumahan yang terlalu padat, lingkungan yang buruk serta malnutrisi (gizi
akan semakin mudah dan cepat, apalagi terdapat anggota keluarga yang
bahwa:
terpisah;
dalam rumahnya;
lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibanding dengan keluarga yang hanya 1
orangpenderita TB.
penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara
adalah menjaga aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Luas
cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi akan
menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya bakteri-
seperti M. tuberculosis, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus
menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Selain itu,
masuk ke dalam rumah, akibatnya basil TB yang ada di dalam rumah tidak
H.! Kelembaban
yang memenuhi syarat kesehatan dalam rumah adalah 40-60%. Rumah yang
tuberculosis seperti halnya bakteri lain, akan tumbuh dengan baik pada
lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air membentuk lebih dari 80%
volume sel bakteri dan merupakan hal yang essensial untuk pertumbuhan
suhu lingkungan melalui proses evaporasi. Kehilangan panas tubuh ini akan
merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh baik pada suhu 25-40ºC, akan
hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan gelap tanpa sinar matahari
sampai bertahun-tahun dan mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol,
karbol dan panas api. Rumah yang tidak masuk sinar matahari mempunyai
15
TB, akan tetapi pola hidup seseorang dengan kebiasaan merokok dapat
A.! Klasifikasi
2.! Kelas 1 : Terpajan TB, tidak ada bukti terinfeksi. Orang-orang pada
infeksi HIV
4.! Kelas 3 : TB, aktif secara klinis. Kelas 3 mencakup semua pasien
tuberkulosis aktif
aktif.
sebelumnyayaitu:
1.! Kasus baru, yaitu pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan
positif.
c.! Kasus defaulted atau drop out: pasien yang telah menjalani
selesai.
3.! Kasus kronik, yaitu pasien yang sputum BTA-nya tetap positif setelah
a.! Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan
mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada
Klasifikasi TB ekstraparu:
paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran
anatomi dari tempat lesi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan
a.! Demam
b.! Malaise
nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala,
makin lama makin berat dan hilang timbul secara tidak teratur.
terutama daerah apeks dan segmen posterior, serta daerah apeks lobus
inferior. Dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang
2009).
1.! Sputum
terutama pasien yang tidak batuk atau batuk yang non produktif.Dalam hal
menit. Bila masih sulit, sputum dapat diperoleh dengan cara bronkoskopi
ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain
(pewarnaan khusus),
Asril, 2009).
(PDPI, 2006).
kuman BTA (positif), tetapi pada biakan hasilnya negatif.Ini terjadi pada
pada TB anak-anak dan TB milier. Pada kedua hal ini diagnosis dapat
1.! Pada segmen apikal dan posterior lobus atas paru serta segmen
awan/nodular.
menebal.
2006):
tinggi,
26
atelektasis yang terlihat seperti fibrosis yang luas disertai penciutan yang
dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru.
Berdasarkan luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan
tidak lebih dari satu bagian paru. Bila bayangannya kasar tidak
yang menyerupai gigitan nyamuk bila dosis 0,1 ml disuntikkan dengan tepat
antara 48-72 jam sesudah penyuntikan dan reaksi harus dibaca dalam
periode tersebut, yaitu dalam cahaya yang terang dan posisi lengan bawah
Menurut Amin dan Asril (2009), hasil tes mantoux ini dibagi dalam:
5.! Untuk pasien dengan HIV positif, tes mantous ± 5 mm, dinilai positif
tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat. Biasanya hampir seluruh
tes ini juga terdapat positif palsu yakni pada pemberian BCG atau terinfeksi
3.! Penyakit eksantematous dengan panas yang akut : morbili, cacar air,
poliomielitis,
otopsi, yaitu:
a.! Biopsi aspirasi dengan jarum halum (BJH) kelenjar getah bening
(KGB),
b.! Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum Abram, Cope
c.! Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy / TBLB) dengan
bronkoskopi,
d.! Biopsi atau aspirasi pada lesi organ di luar paru yang dicurigai
tuberkulosis.
e.! Otopsi
untukpemeriksaan histologi.
spesifik untuk TB. Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah
dan jumlah limfosit masih tinggi.Laju endap darah mulai turun ke arah
2.2.5 Tatalaksana
A. Tujuan pengobatan
1.! Obat Anti Tuberkulosis (OAT) harus diberikan dalam bentuk kombinasi
dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai
3.! Obat ditelan sekaligus (single dose) dalam keadaan perut kosong.
kesehatan masyarakat.
5.! Semua pasien (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum pernah
30-37 2 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5
dalam mg/kgBB
lanjutan.
dan etambutol.
a.! Pada tahap awal pasien mendapat obat yang terdiri dari 4 jenis obat
b.! Bila pengobatan tahap awal diberikan secara adekuat, daya penularan
c.! Pasien TB paru BTA positif sebagian besar menjadi BTA negatif
a.! Pada tahap lanjutan pasien mendapat 2 jenis obat (rifampisin dan
bulan).
b.! Obat dapat diminum secara intermitten yaitu 3x/minggu (obat program)
Artinya pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan tiap hari dan
pengobatan 8 bulan.
1.! Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang penyakit TB.
1.! Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak menunjukkan perbaikan
3.! Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu tertentu
lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada
apapun.
4.! Putus obat (default) : pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau
5.! Gagal : pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
6.! Pindah (transfer out) : pasien yang dipindah ke unit pencatatan dan
2.2.6 Pencegahan
A. Penularan TB
didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
35
MC et al, 2001).
1.! Kontak dengan penderita BTA positif (seberapa dekat dan seberapa
lama)
ruangyang buruk)
2.! Usia
Gambar 2.7 Faktor risiko kejadian tuberculosis paru (Bahar dan Amin, 2007)
B.! Pencegahan
TB.Pencegahan ini terdiri dari diagnosis dini dan pengobatan TB aktif untuk
besar dinilai tidak efektif dalam mencegah transmisi. Namun vaksin yang
2019).
37
2.! Vaksin
genetik induk dan variasi genetik patogen tetapi tidak satu pun dari teori
ini memiliki bukti pendukung yang kuat saat ini (Nutall et al, 2011).
menunjukkan efektifitas apa pun dalam uji coba pada bayi yang tidak
38
terinfeksi HIV yangditerbitkan pada 2013. Namun uji coba ini harus
juga dieksplorasi adalah vaksinasi pasca infeksi. Jenis vaksin yang saat
Gambar 2.8 Etika batuk dalam media promosi kesehatan program nasional TOSS
(Kemenkes, 2018)
40
1)! Umur
secara benar.
yang baru.
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diketahui dari subyek
43
pengetahuan dikategorikan baik bila skor lebih dari atau sama dengan
80%, cukup bila skor 61% - 79% dan kurang bila skor dibawah atau
(Depkes, 2008).
2005).
1.! Setiap warga desa setempat laki-laki maupun perempuan yang bisa
3.! Memiliki kemampuan dan mau bekerja sukarela dan tulus ikhlas
(Rahaju, 2005).
45
2005).
namun mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari
(Rahaju, 2005).
(Rahaju, 2005).
47
hingga 8 (delapan) minggu, tetapi mungkin saja akan lebih lama lagi
dari yang telah diperkirakan. Tentu saja pelatihan itu harus amat
itu diberikan serta tempat dimana mereka bertempat tinggal dan akan
(Rahaju, 2005).
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 KerangkaTeori
Menurut Kemenkes 2016 mengatakan bahwa: Upaya untuk faktor predisposisi atau
mengembangkan koordinasi dan jejaring kerja kemitraan antara yang mempermudah
pemerintah dan pemangku kepentingan untuk Penanggulangan terjadinya perilaku
TB seseorang!
48!
!
49!
!
3.3!Hipotesa Penelitian
Dalam penelitian ini hipotesa yang dirancang oleh peneliti adalah pemberian
penyuluhan tentang Tuberkulosis dapat meningkatkan pengetahuan kader sebelum
(pretest) dan setelah intervensi (posttest) di desa Pangkah Wetan di wilayah kerja
Puskesmas Ujungpangkah.
Variabel Bebas
Variabel Terikat
BAB IV
METODE PENELITIAN
51!
!
52!
!
4.5!Tahapan Penelitian
Adapun tahap-tahap dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1.! Mengumpulkan data kader kesehatan di Desa Pangkah Wetan tahun 2019
sebagai populasi sasaran.
2.! Mengumpulkan kader kesehatan di Desa Pangkah Wetan.
3.! Mempersiapkan materi penyuluhan tentang Tuberkulosis.
4.! Melakukan pre-test sebelum dilakukan intervensi berupa penyuluhan.
5.! Melakukan post-test setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan.
6.! Pengolahan dan analisa data.
4.! Tabulating
Data yang didapat dari lapangan kemudian diolah dengan mentabulasikan
dan kemudian dipindahkan ke dalam tabel yang sesuai dengan kebutuhan
analisa.
5.! Cleaning data
Cleaning data bertujuan memeriksa kemungkinan adanya kesalahan kode
atau ketidaklengkapan yang terjadi saat pemasukan data kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
6.! Analisis Data
Analisa statistik seluruh teknis pengolahan data dianalisis secara
komputerisasi menggunakan Software Statistical Product and Service
Solution 22 PS (SPSS 22).
a.! Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang
disajikan dalam distribusi frekuensi dalam bentuk persentase dari tiap
variabel (Rikwidigdo, 2010).
b.! Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menentukan keeratan hubungan antara
dua variabel (Rikwidigdo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan uji
pendahuluan yaitu Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui distribusi data tersebut normal atau tidak sehingga dapat
ditentukan analisis yang akan digunakan selanjutya (Raharjo, 2015).
Data yang berdistribusi uji paramentrik pairing t-test. Namun bila tidak
berdistribusi normal maka data diuji dengan non-parametrik seperti
Wilcoxon Sign-Rank test, Mann Whitney U test dan Kruskall-Wallis H
test (Raharjo, 2015).
dalam melakukan penelitian menurut Hidayat dan Nursalam, antara lain (Hidayat,
2007; Nursalam, 2008):
1.! Right to Self-Determination (hak untuk ikut atau tidak menjadi responden)
Responden harus diperlakukan secara manusiawi dan berhak memutuskan
apakah mereka bersedia menjadi subjek maupun tidak, tanpa adanya sangsi.
2.! Anonimity (tanpa nama)
Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan menerangkan sumber data atau
responden dalam penelitian.
3.! Informed Consent
Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang ditandai
dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan.
4.! Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden,
apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberiahukan segala
informasi tentang responden yang bersangkutan.
5.! Right to Full Disclosure (hak mendapatkan jaminan dari perlakuan yang
diberikan)
Responden berhak mendapatkan penjelasan secara rinci serta
bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada responden.
57!
!
Populasi sasaran
Kader desa Pangkah Wetan, wilayah kerja Ujungpangkah (n=55)
!
!
Sampling
! Total sampling
Kriteria Inklusi
! & Eksklusi!
Sampel (n=38 orang)
!
! Desain Penelitian
Quasi Eksperiment Design, One Group Pretest-posttest Design!
!
Pretest untuk kader
! kesehatan
!
!
! Pengetahauan kader dalam penemuan pasien terduga TB
! !
Intervensi: Penyuluhan kader
!
!
! Posttest untuk kader
kesehatan
Peningkatan pengetahauan kader! dalam penemuan pasien terduga TB
!
Gambar 4.1 Skema Tahapan Penelitian
Keterangan:
Yang tidak diteliti :
Yang diteliti :
!
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada tabel 5.1 menunjukkan karakteristik responden, pada penelitian ini usia
terbanyak merupakan kelompok kader dengan usia 31-40 tahun (35,3%), jenis kelamin
Pekerjaan responden terbanyak yaitu kader sebagai ibu rumah tangga (94,1%).!
penyuluhan (postest) tentang TB Paru di desa Pangkah Wetan wilayah kerja Puskesmas
58!
!
59!
Tabel 5.2 Pengetahuan Kader Sebelum (pretest) dan Setelah Penyuluhan (postest)
Pengetahuan (n=38) Pretest Postest
n (%) n (%)
Kurang 0 (0) 0 (0)
Cukup 21 (55,3) 18 (47,4)
Baik 17 (44,7) 20 (52,6)
Total 38 (100) 38 (100)
berikut :
penyuluhan, pengetahuan kader lebih banyak yang nilai postestnya meningkat (52,6%)
Pada Sub bab ini akan diuji dan dilakukan analisis ada tidaknya peningkatan
pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada sekelompok sampel
yang sama.
60!
Tabel 5.5 Analisis perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan Uji T Test
Frekuensi Sig (2-failed)
Posttest Posttest
<pretest >pretest
(n) (n)
Pengetahuan 20 18 0,000
Sebelum data dianalisis, dilakukan uji normalitas dan didapatkan sebaran data
normal sebesar 0,09. Analisis menggunakan uji T test independent setelah dilakukan uji
normalitas menunjukkan hasil yang signiikan (P ≥ 0,05) yang berarti Ho ditolak atau
dan setelah diberikan penyuluhan yang berhubung secara signifikan atau dengan kata
BAB VI
PEMBAHASAN
50% responden pada penelitan ini berusia dibawah 40 tahun. Pada usia ini kader
berada pada tingkat produktifitas dan kemapanan yang baik sehingga kader
tidak ada persyaratan usia tertentu untuk dipilh menjadi kader, tetapi sebaiknya
pemilihan kader harus berada pada usia produktif. Sedangkan untuk jenis
khusus jenis kelamin untuk menjadi kader tetapi karena tugas-tugas atau kegiatan
garis besar tingkat pendidikan kader di Pangkah Wetan wilayah kerja Puskesmas
61#
#
62#
Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan, pekerjaan yang paling banyak
adalah sebagai ibu rumah tangga. Salah satu syarat untuk menjadi kader
kesehatan adalah mempunyai waktu luang, seorang ibu rumah tangga diyakini
tentang isi materi yang ingin diketahui dari subyek penelitian atau responden,
pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.2-1 dapat dilihat bahwa dari 38
cukup, sedangkan 17 orang (44,7%) lainnya memiliki pengetahuan baik. Hal ini
yang menyatakan bahwa pengetahauan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 5.2-3 dapat dilihat
2018). Selain itu, hal ini juga sesuai dengan penelitian dari Raharjo, menyatakan
BAB VII
7.1! Kesimpulan
7.2! Saran
64!
!
DAFTAR PUSTAKA
Amin,ZulkiflidanAsrilBahar.TuberkulosisParudalamBukuAjarIlmu
PenyakitDalamEdisikelimaJilidIII.Jakarta:PusatPenerbitanIlmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, 2009; h. 2230-472.
Bahar A, Amin Z. Tuberkulosis paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid . Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 988-993.
Depkes RI, 2008. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan. Pusat promosi
kesehatan. Jakarta
Dinas Kesehatan Kota Gresik. 2014. Profil Kesehatan Kota Gresik Tahun 2014,
Gresik: Dinas Kesehatan Kota Gresik.
Dinkes Propinsi Jawa Tengah., 2008. Profil Propinsi Jawa Tengah 2008.
Semarang: Dinkes Propinsi Jateng
Kaufmann SH, Lange C, Rao M, Balaji KN, Lotze M, Schito M, et al. Progress in
tuberculosis vaccine development and host-directed therapies-a state of the
art review. Lancet Respiratory Medicine. 2014;2(4):301–320.
KementerianKesehatanRepublik Indonesia. 2016, ProfilKesehatan Indonesia
2015. Jakarta: KementrianKesehatan Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. TOSS TBC: Temukan Obati Sampai
Sembuh. Jakarta. 2018.
Sosa LE, Njie GJ, Lobato MN, et al. Tuberculosis Screening, testing, and
Treatment of U.S health care personnel: Recommendations from the
National Tuberculosis Controllers Association and CDC, 2019.
2019;68:439-443.
Tameris MD, Hatherill M, Landry BS, Scriba TJ, Snowden MA, Lockhart S, et al.
Safety and efficacy of MVA85A, a new tuberculosis vaccine, in infants
previously vaccinated with BCG: A randomised, placebo-controlled phase
2b trial. Lancet. 2013;381(9871):1021-1028.
KUESIONER PENELITIAN
“Efekivitas Peningkatan Pengetahuan Kader Dalam Upaya Penemuan Pasien
Terduga TB di Wilayah Kerja Puskesmas Ujungpangkah”
Identitas Responden
a.! Nama Responden : ……………………………………………
b.! No. telp Responden : ……………………………………………
c.! Jenis Kelamin :(L/P)
d.! Umur : ……….. tahun
e.! Latar Belakang Pendidikan :
Tidak Sekolah SLTP Perguruan Tinggi
SD SLTA lain-lain: ………
f.! Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS lain-lain
g.! Selama tahun 2019, pernah menemukan pasien terduga TB paru dan
melaporkannya ke Puskesmas terdekat.
Pernah Tidak Pernah
No Pertanyaan B S
1 TB paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
2 Batuk selama 2 minggu lebih merupakan salah satu gejala TB
paru.
3 Berkeringat tanpa beraktivitas pada malam hari bukan merupakan
salah satu tanda penyakit TB Paru.
4 Berat badan menurun merupakan salah satu gejala TB Paru
5 Sering kencing pada malam hari adalah salah satu gejala penyakit
TB Paru.
6 Batuk berdarah merupakan salah satu gejala tambahan yang
dirasakan penderita TB paru
7 Kuman TB selain menyerang paru juga dapat menyerang organ
tubuh lainnya.
8 Pasien yang diduga menderita TB perlu dilakukan pemeriksaan
dahak di Puskesmas.
9 Jika hasil pemeriksaan dahak negatif, maka foto dada (rontgen)
dapat disarankan
10 Jika salah satu anggota keluarga menderita TB Paru, maka anggota
keluarga lainnya tidak perlu dilakukan pemeriksaan dahak.
11 Semua pasien dengan HIV/AIDS harus dilakukan pemeriksaan
dahak.
12 TB Paru dapat ditularkan melalui bersin dan percikan dahak dari
orang yang menderita TB Paru.
13 Tidak meludah di sembarang tempat merupakan salah satu upaya
pencegahan penularan penyakit
14 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang
bergizi termasuk kedalam pencegahan penyakit TB.
15 Penderita TB paru tidak perlu memiliki alat makan sendiri.
!
JenisKelamin!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
Valid! Perempuan! 38! 100.0! 100.0! 100.0!
Umur!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
21;30!tahun! 7! 18.4! 18.4! 18.4!
31;40!tahun! 27! 71.1! 71.1! 89.5!
Valid!
>50!tahun! 4! 10.5! 10.5! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
Pendidikan!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
SMA! 32! 84.2! 84.2! 84.2!
Valid! Sarjana! 6! 15.8! 15.8! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
Pekerjaan!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
IRT! 32! 84.2! 84.2! 84.2!
Guru! 5! 13.2! 13.2! 97.4!
Valid!
PerangkatDesa! 1! 2.6! 2.6! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
Notes!
Output!Created! 03;MAR;2020!00:03:15!
Comments!
Active!Dataset! DataSet0!
Filter! <none>!
Input! Weight! <none>!
Split!File! <none>!
N!of!Rows!in!Working!Data!File! 38!
User;defined!missing!values!are!treated!as!
Definition!of!Missing!
missing.!
Missing!Value!Handling!
Statistics!are!based!on!all!cases!with!valid!
Cases!Used!
data.!
FREQUENCIES!VARIABLES=Pretest!
Syntax! Posttest!
!!/ORDER=ANALYSIS.!
Processor!Time! 00:00:00,02!
Resources!
Elapsed!Time! 00:00:00,01!
[DataSet0]
Statistics!
PengetahuanPret Pengetahuan!
es! Posttest!
Valid! 38! 38!
N!
Missing! 0! 0!
!
Frequency!Table!
Cukup! 21! 55.3! 55.3! 55.3!
Valid! Baik! 17! 44.7! 44.7! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
Pengetahuan!Posttest!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
Cukup! 18! 47.4! 47.4! 47.4!
Valid! Baik! 20! 52.6! 52.6! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
!
Frequencies!
Notes!
Output!Created! 03;MAR;2020!00:21:55!
Comments!
Active!Dataset! DataSet0!
Filter! <none>!
Input! Weight! <none>!
Split!File! <none>!
N!of!Rows!in!Working!Data!File! 38!
User;defined!missing!values!are!treated!as!
Definition!of!Missing!
missing.!
Missing!Value!Handling!
Statistics!are!based!on!all!cases!with!valid!
Cases!Used!
data.!
FREQUENCIES!VARIABLES=Peningkatan!
Syntax!
!!/ORDER=ANALYSIS.!
Processor!Time! 00:00:00,00!
Resources!
Elapsed!Time! 00:00:00,01!
Valid! 38!
N!
Missing! 0!
PeningkatanPengetahuan!
Frequency! Percent! Valid!Percent! Cumulative!
Percent!
TidakMeningkat! 18! 47.4! 47.4! 47.4!
Valid! Meningkat! 20! 52.6! 52.6! 100.0!
Total! 38! 100.0! 100.0!
!
T-TEST GROUPS=kelompok(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=nilai
/CRITERIA=CI(.95).
!
T>Test!
Notes!
Output!Created! 26;FEB;2020!22:07:23!
Comments!
Active!Dataset! DataSet0!
Filter! <none>!
Input! Weight! <none>!
Split!File! <none>!
N!of!Rows!in!Working!Data!File! 76!
User!defined!missing!values!are!treated!as!
Definition!of!Missing!
missing.!
Missing!Value!Handling! Statistics!for!each!analysis!are!based!on!the!
!!/CRITERIA=CI(.95).!
Processor!Time! 00:00:00,02!
Resources!
Elapsed!Time! 00:00:00,01!
[DataSet0]
Group!Statistics!
! kelompok! N! Mean! Std.!Deviation! Std.!Error!Mean!
Pretest! 38! 68.1053! 16.23774! 2.63411!
nilai!
Post!test! 38! 84.3947! 10.71382! 1.73801!
Independent!Samples!Test!
Levene's!Test!for!Equality!of!Variances! t;test!for!Equality!of!Means!
F! Sig.! t! df! Sig.!(2;tailed)! Mean!Difference! Std.!Error! 95%!Confiden
Difference! Dif
Lower!
Equal!variances!assumed! 3.198! .078! ;5.162! 74! .000! ;16.28947! 3.15582! ;22.5775
nilai!
Equal!variances!not!assumed! ;5.162! 64.083! .000! ;16.28947! 3.15582! ;22.5938
!
!