Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit katup jantung masih sering terjadi di seluruh dunia. Beban dari penyakit katup jantung
menyebabkan dilakukannya penggantian katup jantung lebih dari 300.000 kali tiap tahunnya di
seluruh dunia. Berdasarkan pada bahan yang digunakan, terdapat 2 jenis katup jantung prostetik
bedah yang tersedia, katup mekanik dan biologis (Hurst, 2017). Katup jantung mekanik (MHV)
lebih trombogenik dibandingkan dengan katup biologis, namun lebih tahan lama. Katup tersebut
telah berkembang dari rancangan awal berupa bola yang dikurung dan cakram miring menjadi
katup modern dua lapis yang dipasang pada cincin jahitan yang dilapisi dengan Teflon atau
Dacron (Dangas, 2016).
Disfungsi PV merupakan komplikasi dari prostesis mekanik atau biologis, yang mana dapat
menyebabkan penurunan pergerakan katup atau gangguan penyesuaian katup, penebalan katup,
penurunan atau peningkatan efektivitas area muara dari prostesis (menyebabkan terjadinya
stenosis atau insufisiensi karena defek katup utama, secara berurutan), peningkatan gradien antar
katup atau regurgitasi antar katup, dengan atau tanpa berkembangnya gejala yang berkaitan
dengan katup. Minimal terdapat 4 etiologi utama yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
disfungsi PV: 1) thrombosis PV; 2) pertumbuhan pannus fibrotik ke dalam; 3) degenerasi PV;
dan 4) endokarditis PV dengan pembentukan vegetasi (Dangas, 2016). Semua benda asing
(termasuk PV) yang ditanamkan dalam sistem kardiovaskuler manusia memiliki sifat
thrombogenik, sehingga menunjukkan kemungkinan adanya kebutuhan akan penggunaan
antikoagulan jangka pendek maupun jangka panjang untuk mencegah thrombois. Insidensi
thrombosis katup tiap tahunnya pada penggunaan katup mekanik adalah sebesar 0,5% hingga
1%. Mortalitas pada pasien yang datang dengan thrombosis katup mekanik akut membutuhkan
penanganan kegawatdaruratan pada pasien dengan gangguan hemodinamik berat yang
disebabkan oleh stenosis dan insufisiensi katup yang akut dan berat. Saat dicurigai terjadi
thrombosis katup prostetik, pencitraan tambahan untuk mengetahui penyebab sumbatan dengan
menggunakan TEE umumnya dibutuhkan. Selain itu ekokardiografi transesofageal dapat
memberikan gambaran thrombus secara lebih baik pada katup jantung sisi kiri, yang mana dapat
dihalangi oleh bayangan artifak pada ekokardiografi transthorakal (Hurst, 2017).
Dalam kasus ini, pasien datang dengan sesak napas yang memburuk. Pasien memiliki riwayat
penggantian katup mitral dengan katup mekanik. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan kita mengenai manifestasi klinis dari thrombosis katup sehingga kita
dapat menegakkan diagnosis walaupun dengan alat diagnostik yang terbatas serta mendorong
kita untuk memulai tatalaksana antikoagulan.

1.1 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk megetahui etiologi dan patofisiologi trombosis katup jantung mekanik
2. Untuk mengetahui diagnosis trombosis katup jantung mekanik
3. Untuk mengetahui terapi pada trombosis katup jantung mekanik

Anda mungkin juga menyukai