MINI PROJECT
Disusun Oleh:
Topik:
Faktor-Faktor Belum Optimalnya Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di
Puskesmas Banyumas
Mengetahui,
Dokter Pendamping
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
The Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan dengan
169 target yang telah disepakati oleh 191 negara anggota PBB sebagai agenda
dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi yang
diharapkan tercapai pada tahun 2030. Kesehatan memiliki peran penting dan
tercantum pada SDGs 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan orang di segala usia dengan salah satu target SDGs 3 yaitu
mengakhiri epidemi penyakit Tuberkulosis pada tahun 2030.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet
orang yang telah terinfeksi basil Mycobacterium tuberculosis. Sampai saat ini,
Tuberkulosis masih menjadi salah satu masalah kesehatan di masyarakat
walaupun upaya pengendalian telah banyak dilakukan. Menurut World Health
Organization (WHO) secara global diperkirakan terdapat 9,6 juta kasus
Tuberkulosis dan 1,2 juta kematian karena Tuberkulosis pada tahun 2014.
Menurut Global Tuberculosis Report WHO (2016), dalam
RISKESDAS 2016 diperkirakan insidens Tuberkulosis di Indonesia pada tahun
2015 sebesar 395 kasus/100.000 penduduk dan angka kematian sebesar
40/100.000 penduduk (penderita HIV dengan Tuberkulosis tidak dihitung) dan
10/100.000 penduduk pada penderita HIV dengan Tuberkulosis. Pada tahun
2016 ditemukan jumlah kasus Tuberkulosis sebanyak 351.893 kasus,
meningkat bila dibandingkan semua kasus Tuberkulosis yang ditemukan pada
tahun 2015 yang sebesar 330.729 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang
dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus Tuberkulosis di tiga provinsi
tersebut sebesar 44% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Prevalensi
kasus Tuberkulosis di Kabupaten Banyumas pada tahun 2015 yaitu sebesar
56,27/100.000 penduduk.
2
Case Detection Rate (CDR) kasus Tuberkulosis di Provinsi Jawa
Tengah selama 3 Tahun berturut-turut (2010-2012) berada dibawah target
nasional (<70%). CDR menunjukkan angka penemuan kasus Tuberkulosis
yang potensial terdapat di Provinsi Jawa Tengah, bertujuan untuk menemukan
kasus Tuberkulosis baru dan mengobatinya, sehingga penularan lebih lanjut
terhadap anggota keluarga lainnya dapat dicegah sedini mungkin. Namun,
dengan melihat angka penyembuhan (Cure Rate) di dua tahun terakhir (2011-
2012) yang mengalami penurunan dibandingkan CR tahun 2010. Bahkan angka
CR di dua tahun terakhir berada dibawah target nasional (<85%). Penemuan
kasus yang rendah di perburuk lagi dengan cakupan angka kesembuhan yang
rendah (dibawah target). Kondisi ini memberikan gambaran bahwa kasus
Tuberkulosis masih menjadi masalah di Provinsi Jawa Tengah.
Jumlah penemuan penderita Tuberkulosis baru dengan BTA+ di
wilayah kerja Puskesmas Banyumas pada tahun 2014 yaitu sebanyak 23 kasus
(CDR: 41,07 per 100.000 penduduk). Pada tahun 2015, jumlah penemuan
penderita Tuberkulosis baru dengan BTA+ yaitu sebanyak 14 kasus dengan
jumlah seluruh kasus Tuberkulosis BTA+ sebanayak 28 kasus. Kemudian,
pada tahun 2016, jumlah penemuan kasus baru BTA+ adalah sebanyak 11
kasus dengan jumlah seluruh kasus Tuberkulosis BTA+ sebanyak 16 kasus
Tuberkulosis dewasa dan 8 kasus Tuberkulosis anak. Berdasarkan rendahnya
angka penemuan kasus Tuberkulosis di Puskesmas Banyumas yang masih
dibawah target nasional, maka perlu dilakukan analisis Problem Solving Cycle
supaya dapat meningkatkan pencapaian cakupan CDR kasus Tuberkulosis di
Puskesmas Banyumas.
B. Tujuan Kegiatan
Menganalisis Problem Solving Cycle (PSC) supaya dapat meningkatkan
pencapaian cakupan CDR kasus Tuberkulosis di Puskesmas Banyumas.
3
C. Manfaat Kegiatan
a. Dapat menjadi bukti empiris tentang kejadian Tuberkulosis di Puskesmas
Banyumas Kecamatan Banyumas.
b. Dapat menjadi referensi terkait upaya untuk meningkatkan pencapaian
cakupan CDR kasus Tuberkulosis di Puskesmas Banyumas dalam bentuk
Problem Solving Cycle (PSC).
4
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
5
dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tindakan baik dan kurang. Tingkat
tindakan responden dalam upaya pencegahan penularan Tuberkulosis di
Puskesmas Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Tingkat tindakan responden dalam upaya pencegahan penularan
Tuberkulosis di Puskesmas Banyumas Tahun 2017/2018
No. Tingkat Tindakan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 2 12,5%
2. Kurang 14 87,5%
Total 16 100%
6
target nasional. Namun, tidak hanya menempatkan penyakit dengan angka
penemuan kasus dibawah target sebagai prioritas utama, tetapi juga harus
dipandang dari berbagai aspek, seperti tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
terhadap penyakit tersebut, serta keadaan lingkungan rumah yg berpengaruh
terhadap penularan penyakit tersebut.
Di Puskesmas Banyumas menunjukkan angka penemuan kasus baru
penderita Tuberkulosis yang masih dibawah target nasional (<70%). Jumlah
penemuan penderita Tuberkulosis baru dengan BTA+ di wilayah kerja
Puskesmas Banyumas pada tahun 2014 yaitu sebanyak 23 kasus. Pada tahun
2015, jumlah penemuan penderita Tuberkulosis baru dengan BTA+ yaitu
sebanyak 14 kasus dengan jumlah seluruh kasus Tuberkulosis BTA+
sebanayak 28 kasus. Kemudian, pada tahun 2016, jumlah penemuan kasus baru
BTA+ adalah sebanyak 11 kasus dengan jumlah seluruh kasus Tuberkulosis
BTA+ sebanyak 16 kasus Tuberkulosis dewasa dan 8 kasus Tuberkulosis anak.
Berdasarkan rendahnya angka penemuan kasus Tuberkulosis di
Puskesmas Banyumas, masih dibawah target nasional, maka perlu dilakukan
analisis Problem Solving Cycle supaya dapat meningkatkan pencapaian
cakupan CDR kasus Tuberkulosis di Puskesmas Banyumas.
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strength (kekuatan),
weakness (kelemahan) dari lingkungan internal organisasi, serta opportunity
(kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari lingkungan
eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan
antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi untuk memaksimalkan
kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk menganalisis faktor-
faktor internal organisasi layanan kesehatan yang memberi andil terhadap
kualitas layanan kesehatan atau salah satunya komponennya dengan
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal organisasi layanan kesehatan.
Unsur-unsur dari analisis SWOT sebagai berikut:
7
1) Kekuatan
Kekuatan (Strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang
dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila dimanfaatkan akan berperan
besar dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh puskesmas itu sendiri.
2) Kelemahan
Kelemahan (Weakness) adalah berbagai kelemahan yang bersifat khas,
yang dimiliki oleh suatu puskesmas, yang apabila diatasi akan berperan
besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh puskesmas tetapi juga dalam mencapai tujuan yang
dimiliki oleh puskesmas.
3) Kesempatan
Kesempatan (Opportunity) adalah peluang yang bersifat positif yang
dihadapi oleh suatu puskesmas yang apabila dapat dimanfaatkan akan
besar peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
4) Hambatan
Hambatan (Threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi
oleh suatu puskesmas yang apabila berhasil diatasi akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan puskesmas.
Tabel.Analisis SWOT Tuberculosis di Puskesmas Banyumas
S W
8
O SO WO
9
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
Tuberkulosis
Kurangnya jumlah
SDM dan sarana Taraf ekonomi
prasarana di yang tergolong
puskesmas menengah
Belum optimalnya kebawah
upaya penemuan Pendidikan
kasus Tuberkulosis masyarakat yang
rendah
Layanan Kesehatan Sosial Ekonomi
11
kurang kepada - Membantu memberikan sosialisasi tentang
masyarakat Tuberkulosis untuk menghapus stigma
Tuberkulosis merupakan penyakit
memalukan serta mengenai pengobatan
Tuberkulosis yang gratis dan sepenuhnya di
tanggung oleh pemerintah
- Edukasi pada pasien dengan Tuberkulosis
dan keluarga mengenai tata laksana awal
dan bagaimana cara mencegah penularannya
- Pendekatan personal oleh petugas atau kader
kepada seseorang yang dicurigai mengalami
Tuberkulosis untuk sesegera mungkin
memeriksakan ke puskesmas
- Menoptimalkan peran dan komitmen tokoh
masyarakat dalam mensosialisasikan
penyakit Tuberkulosis sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
upaya pencegahan, penemuan seseorang
yang dicurigai mengalami Tuberkulosis,
pengobatan secara tuntas
5.Pengawasan (controlling) - Dilakukan inspeksi dan evaluasi
- Kurangnya pengawasan pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian Tuberkulosis
- Sistem pencatatan dan pelaporan yang baik
6.Pelaksanaan (Actuating) - Meningkatkan kesadaran petugas kesehatan
- Kurangnya realisasi akan pentingnya program pencegahan dan
penyuluhan pengendalian Tuberkulosis
- Peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pencegahan dan pengendalian
Tuberkulosis
7.Lingkungan (environmetnt) - Penyuluhan kepada masyarakat mengenai
- Ketidaktahuan pentingnya hidup bersih dan pola makan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan daya tahan
tubuh
- Sosialisasi lingkungan rumah yang sehat
dimana sirkulasi udara dan pencahayaan
rumah dalam kondisi baik sehingga
mencegah perkembangan hidup kuman
Tuberkulosis
12
Selanjutnya dilakukan pemilihan prioritas pemecahan masalah menurut tingkat
efektivitas dan efisiensi program, pemilihan metode pemecahan masalah
diuraikan dalam tabel berikut :
Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)
Kriteria efisiensi :
C = Efficiency – Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak efisien)
13
Berdasarkan matriks di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
memberikan penyuluhan tentang Tuberkulosis dan mengajarkan batuk dan
bersin yang benar untuk mencegah penularan Tuberkulosis dapat menjadi
solusi yang paling efektif dalam menurunkan angka penderita penyakit
Tuberkulosis. Namun demikian, keenam alternatif pemecahan di atas harus
dilakukan secara simultan agar tercapai hasil yang optimal.
14
BAB IV
PLAN OF ACTION
16
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. NAMA KEGIATAN
Kegiatan Kelas 3 T (Temukan dan Tuntaskan Tuberkulosis)
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan penemuan kasus penderita Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Banyumas
2. Tujuan Khusus
- Memberikan informasi mengenai definisi, prevalensi, jenis-jenis,
penyebab, tanda dan gejala , pengobatan dan pencegahan Tuberkulosis.
- Memberikan edukasi cara mencegah penularan Tuberkulosis.
- Memotivasi peserta untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat, baik
dari segi pola makan maupun dalam merawat lingkungan untuk
mencegah Tuberkulosis.
- Menggugah para kader untuk ikut memberikan penyuluhan serupa pada
warga di wilayah kerjanya.
C. TEMPAT PELAKSANAAN
Posbindu tiap Desa di wilayah kerja Puskesmas Banyumas
D. WAKTU PELAKSANAAN
5-24 Mei 2018
E. SASARAN KEGIATAN
Kader kesehatan desa di wilayah kerja Puskesmas Banyumas
F. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
Dokter Internsip dan petugas Puskesmas Banyumas
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
Rangkaian kegiatan mini project berupa penyuluhan Tuberkulosis
dilaksanakan sebanyak 13 kali bersamaan dengan kegiatan Posbindu periode
Mei 2018. Penyuluhan berturut turut dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 24
Mei 2018 meliputi kegiatan posbindu di RW 3 Desa Kedunguter, rumah warga
17
Desa Papringan, Balai Desa Sudagaran, Balai Desa Dawuhan, RW 2 Desa
Binangun, Balai Desa Pakunden, Balai Desa Karang Rau, Balai Desa Kalisube,
Pustu Desa Pasinggangan Atas, PKD Desa Pasinggangan Bawah, Balai Desa
Kedunggede, Balai Desa Kejawar dan Balai Desa Danaraja. Peserta kegiatan
merupakan para kader kesehatan di masing-masing Desa.
Mekanisme kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 4 tahap yaitu pretes,
penyuluhan, post test dan koreksi. Setelah kegiatan posbindu selesai seluruh
kader desa yang bertugas dikumpulkan dan diberi pengarahan untuk
mengerjakan pretes. Tujuan dari pretest ini adalah untuk mengukur tingkat
pengetahuan awal para kader sebelum mendapat penyuluhan. Pretest berisi 14
pertanyaan dengan opsi pilihan pernyataan. Metode soal pilihan pernyataan ini
telah ditetapkan skornya. Waktu mengerjakan pretes selama sekitar 10 menit.
Setelah mengerjakan soal pretes, peserta diberikan penyuluhan tentang
materi Tuberkulosis yang disampaikan oleh Dokter Internsip yang bertugas.
Materi yang diberikan meliputi definisi Tuberkulosis, penyebab Tuberkulosis,
tanda dan gejala Tuberkulosis, cara penularan Tuberkulosis, pemeriksaan
Tuberkulosis, pengobatan Tuberkulosis serta pencegahan Tuberkulosis.
Penyuluhan dilakukan dengan metode 2 arah, Dokter Internsip tidak
hanya memberikan materi kepada para kader, namun juga berinteraksi dengan
para peserta melalui sesi tanya jawab di akhir penyuluhan.
Peserta sangat antusias mendapatkan penyuluhan dari dokter, termasuk
saat sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan seputar
materi dan isu tentang penyakit Tuberkulosis yang berkembang di masyarakat.
Namun, dokter internsip juga tidak membatasi pertanyaan diluar materi agar
peserta tetap antusias dan semangat menimba ilmu. Secara keseluruhan respon
dari para peserta dalam kegiatan dinilai sangat baik.
Penyuluhan berlangsung ± 30 menit dan sesi tanya jawab memakan
waktu ± 15 menit. Selanjutnya dilakukan post test dengan pertanyaan yang
sama dengan pretest tepat di akhir sesi. Metode pre-post test ini kami pilih
karena efektif untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan.
18
Setelah dilakukan post test, dilakukan koreksi dan pembahasan bersama
oleh peserta dan dokter internsip agar peserta mengetahui apakah masih ada
jawaban yang salah sehingga dokter internsip dapat kembali menjelaskan
pengetahuan tentang Tuberkulosis yang belum atau kurang dipahami oleh
peserta. Dengan demikian peserta semakin memahami tentang Tuberkulosis.
Kegiatan ditutup dengan membagikan poster dan leaflet Tuberkulosis
kepada kader agar bisa digunakan sebagai media penyuluhan bagi kader untuk
membagikan pengetahuan tentang Tuberkulosis bagi masyarakat.
19
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Diagram 1. Rata- rata nilai pretes dan postest tingkat pengetahuan Tuberkulosis oleh
kader di wilayah kerja Puskesmas Banyumas
25
20
15
Pretest
10 Post test
0
Pretest Postest
20
penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan peserta tentang
Tuberkulosis. Perlu diketahui bahwa isi pretest sama dengan post test.
Penyuluhan ini dilakukan dalam kelompok kecil karena dinilai lebih
efektif. Penyuluhan dalam kelompok kecil memudahkan terjadinya interaksi dua
arah, antara pemateri dan peserta. Peserta dengan mudah dapat bertanya kepada
pemateri tentang materi yang belum dipahami, dan pemateri dapat menilai secara
langsung apakah materi yang disampaikan sudah dipahami benar oleh peserta,
dengan menilai ekspresi peserta secara langsung, dan dengan mengajukan
pertanyaan untuk menilai kepahaman peserta terhadap isi materi. Dan
berdasarkan kegiatan ini juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyaknya
kegiatan penyuluhan akan semakin meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
peserta terhadap materi kesehatan.
Pemilihan metode penyuluhan sangat ditentukan oleh jumlah responden,
jumlah pemateri, dan lokasi penyuluhan. Sehingga keefektifan suatu metode
penyuluhan sangat ditentukan oleh faktor-faktor tersebut, yang perlu dikaji
sebelum pelaksanaan penyuluhan.
Dalam penyuluhan ini juga ditekankan bahwa tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan angka cakupan TB di wilayah kerja Puskesmas
Banyumas, sehingga penyuluhan dilakukan kepada para kader kesehatan desa,
yang memiliki peran penting dalam bidang kesehatan di wilayah Desa masing-
masing, untuk menyebar luaskan pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis dan
kemudian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya penyakit
Tuberkulosis.
21
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Cakupan penemuan kasus Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas
Banyumas masih dibawah target Puskesmas Banyumas.
2. Berdasarkan analisis Problem Solving Cycle (PSC), didapatkan bahwa
penyebab rendahnya cakupan Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Banyumas adalah karena kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai Tuberkulosis.
3. Berdasarkan pretest yang dilakukan, banyak kader yang belum paham
mengenai Tuberkulosis.
4. Berdasarkan post test yang dilakukan, tingkat pengetahuan kader
meningkat setelah mendapatkan penyuluhan.
5. Semakin banyak kegiatan penyuluhan akan semakin meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, serta kesadaran masyarakat mengenai
Tuberkulosis.
B. SARAN
1. Perlu ditingkatkannya sosialisasi Tuberkulosis oleh petugas kesehatan.
2. Perlu ditingkatkannya anggaran untuk program penemuan kasus
Tuberkulosis.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
PERENCANAAN KEGIATAN & PENYUSUNAN LAPORAN
24
PELAKSANAAN KEGIATAN
25
Lampiran 1.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan terakhir :
d. Jumlah anggota Keluarga :
e. Pendidikan terakhir
1. Tidak Tamat SD/Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Tamat Akademi / Sarjana
f. Pekerjaan :
1. Tidak Bekerja / Ibu ruah tangga
2. Petani
3. Pegawai Swasta / Wiraswasta
4. Pegawai Negeri Sipil
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu paling
benar tentang pengetahuan penderita TB Paru Positif dalam pencegahan penularan
Tuberkulosis dengan memberikan tanda (X). Jawaban boleh lebih dari satu.
C. SIKAP RESPONDEN
Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan sikap
Penderita TB Paru Positif terhadap membuang dahak di sembarang tempat,
jawablah dengan memberi tanda (√) pada kotak pilihan anda.
Keterangan pilihan jawaban :
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. N = Netral
4. TS = Tidak Setuju
5. STS = Sangat Tidak Setuju
28
D. TINDAKAN RESPONDEN
Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan tindakan
penderita TB Paru Positif. Jawablah dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang
sesuai dengan pernyataan yang benar-benar anda alami.
Keterangan pilihan jawaban : Ya dan Tidak
E. KEADAAN RUMAH
1. Jenis lantai
a. Tanah
b. bukan tanah
2. Dapur
a. tidak ada ruang khusus
b. terpisah
5. Kepadatan hunian
a. < 8 m2 / orang
b. ≥ 8 m2 / orang
1. Keberadaan jendela
a. tidak ada
b. ada
3. Ventilasi kamar
a. tidak ada
b. ada
4. Sinar matahari
a. tidak masuk rumah
b. masuk rumah
6. Kelembaban kamar
a. lembab
b. tidak lembab
A. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan terakhir :
d. Jumlah anggota Keluarga :
e. Pendidikan terakhir
1. Tidak Tamat SD/Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Tamat Akademi / Sarjana
f. Pekerjaan :
1. Tidak Bekerja / Ibu rumah tangga
2. Petani
3. Pegawai Swasta / Wiraswasta
4. Pegawai Negeri Sipil
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu paling
benar tentang pengetahuan penderita TB Paru Positif dalam pencegahan penularan
Tuberkulosis/TBC dengan memberikan tanda ceklis (√). Jawaban boleh lebih dari
satu.
1. Menurut saudara apa penyebab dari TB Paru?
1. Kuman Microbacterium Tuberculosis
2. Kuman Basil Tahan Basa
3. Virus
2. Menurut saudara kuman TB paru dapat berada pada?
1. Dahak penderita TB paru Positif
2. Ludah penderita TB Paru Positif
3. Alat makan penderita TB Paru positif
4. Bekas Makanan TB Paru Positif
5. Bekas Minuman TB Paru Positif
6. Tidak Tahu
3. Apakah gejala utama pada tuberkulosis yang saudara ketahui?
1. Batuk terus menerus dan bardahak selama 1 minggu
2. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu
3. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
4. Apakah gejala tambahan yang sering dijumpai pada gejala TBC?
1. Dahak bercampur darah
2. Batuk darah
3. Sesak napas dan rasa nyeri dada
32
4. Badan lemah dan napsu makan menurun
5. Berat badan turun dan rasa kurang enak badan
6. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
7. Tidak Tahu
5. Apakah saudara tahu kalau penyakit Tuberkulosis sangat menular?
1. ya
2. Tidak ( lanjut ke no.7)
6. Bagaimana cara penularan penyakit Tuberkulosis yang saudara ketahui?
1. Pada waktu batuk atau bersin
2. Peredaran darah
3. Berbicara terlalu dekat
4. Saluran napas
5. melalui alat makan
6. Tidak Tahu
7. Menurut saudara apakah yang dimaksud dengan perilaku membuang
dahak di sembarang tempat?
1. Membuang dahak sembarangan di tempat-tempat umum
2. Perilaku batuk menutup mulut
3. Menampung dahak dalam wadah/pot degan cairan lisol
8. Menurut saudara bagaimana cara pembuangan dahak yang benar?
1. Saluran pembuangan kamar mandi
2. Mengubur
3. Toilet dan disiram dengan air lisol
9. Apakah saudara mengetahui riwayat terjadinya TBC?
1. Tahu
2. Tidak tahu ( lanjut ke no.11)
10. Jika tahu melalui apa yang saudara ketahui:
1. Tubuh yang tidak mempunyai daya kekebalan
2. Penyakit kambuh kembali karena daya tahan tubuh menurun
3. Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati
11. Apakah ujuan pengobatan TBC yang saudara ketahui?
1. Menyembuhkan penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingkat penularan
5. Mencegah penularan terhadap keluarga
6. Tidak Tahu
12. Berapa tahap ada pengobatan TBC yang saudara ketahui?
1. 1 Tahap
2. 2 Tahap
3. 3 Tahap
13. Tahap apa saja yang saudara ketahui?
1. Tahap Intensif dan tahap lanjutan
2. Tahap awal dan tahap lanjutan
14. Penyuluhan TBC dapat dilakukan melalui:
1. Penyuluhan langsung perorangan
33
2. Penyuluhan kelompok
3. Penyuluhan Massa
4. Kemitraan dalam penanggulangan TBC
5. Penyuluhan terhadap organisasi kesehatan
6. Tidak Tahu
A. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan terakhir :
d. Jumlah anggota Keluarga :
e. Pendidikan terakhir
1. Tidak Tamat SD/Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Tamat Akademi / Sarjana
f. Pekerjaan :
1. Tidak Bekerja / Ibu rumah tangga
2. Petani
3. Pegawai Swasta / Wiraswasta
4. Pegawai Negeri Sipil
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu paling
benar tentang pengetahuan penderita TB Paru Positif dalam pencegahan penularan
Tuberkulosis/TBC dengan memberikan tanda ceklis (√). Jawaban boleh lebih dari
satu.
1. Menurut saudara apa penyebab dari TB Paru?
1. Kuman Microbacterium Tuberculosis
2. Kuman Basil Tahan Basa
3. Virus
2. Menurut saudara kuman TB paru dapat berada pada?
1. Dahak penderita TB paru Positif
2. Ludah penderita TB Paru Positif
3. Alat makan penderita TB Paru positif
4. Bekas Makanan TB Paru Positif
5. Bekas Minuman TB Paru Positif
6. Tidak Tahu
3. Apakah gejala utama pada tuberkulosis yang saudara ketahui?
1. Batuk terus menerus dan bardahak selama 1 minggu
34
2. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu
3. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
4. Apakah gejala tambahan yang sering dijumpai pada gejala TBC?
1. Dahak bercampur darah
2. Batuk darah
3. Sesak napas dan rasa nyeri dada
4. Badan lemah dan napsu makan menurun
5. Berat badan turun dan rasa kurang enak badan
6. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
7. Tidak Tahu
5. Apakah saudara tahu kalau penyakit Tuberkulosis sangat menular?
1. ya
2. Tidak ( lanjut ke no.7)
6. Bagaimana cara penularan penyakit Tuberkulosis yang saudara ketahui?
1. Pada waktu batuk atau bersin
2. Peredaran darah
3. Berbicara terlalu dekat
4. Saluran napas
5. melalui alat makan
6. Tidak Tahu
7. Menurut saudara apakah yang dimaksud dengan perilaku membuang
dahak di sembarang tempat?
1. Membuang dahak sembarangan di tempat-tempat umum
2. Perilaku batuk menutup mulut
3. Menampung dahak dalam wadah/pot degan cairan lisol
8. Menurut saudara bagaimana cara pembuangan dahak yang benar?
1. Saluran pembuangan kamar mandi
2. Mengubur
3. Toilet dan disiram dengan air lisol
9. Apakah saudara mengetahui riwayat terjadinya TBC?
1. Tahu
2. Tidak tahu ( lanjut ke no.11)
10. Jika tahu melalui apa yang saudara ketahui:
1. Tubuh yang tidak mempunyai daya kekebalan
2. Penyakit kambuh kembali karena daya tahan tubuh menurun
3. Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati
11. Apakah ujuan pengobatan TBC yang saudara ketahui?
1. Menyembuhkan penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingkat penularan
5. Mencegah penularan terhadap keluarga
6. Tidak Tahu
12. Berapa tahap ada pengobatan TBC yang saudara ketahui?
1. 1 Tahap
2. 2 Tahap
35
3. 3 Tahap
13. Tahap apa saja yang saudara ketahui?
1. Tahap Intensif dan tahap lanjutan
2. Tahap awal dan tahap lanjutan
14. Penyuluhan TBC dapat dilakukan melalui:
1. Penyuluhan langsung perorangan
2. Penyuluhan kelompok
3. Penyuluhan Massa
4. Kemitraan dalam penanggulangan TBC
5. Penyuluhan terhadap organisasi kesehatan
6. Tidak Tahu
36
Lampiran 3.
LEAFLET TB
37
38
DOKUMENTASI