MC MEMIMPIN

ANNOUNCER MENGANTAR

MODERATOR MENGARAHKAN

PRESENTER MENYAJIKAN

PROTOKOL KAITAN ANNOUNCER

ACARA KENEGARAAN
“ ACARA YANG DIATUR DAN
DILAKSANAKAN SECARA TERPUSAT
DIHADIRI PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL
PRESIDEN SERTA PEJABAT NEGARA DAN
UNDANGAN LAINNYA”.

ACARA RESMI
“ACARA YANG BERSIFAT RESMI YANG
DIATUR DAN DILAKSANAKAN OLEH
PEMERINTAH ATAU LEMBAGA NEGARA
DIHADIRI OLEH PEJABAT NEGARA
DAN/ATAU PEJABAT PEMERINTAH SERTA
UNDANGAN LAINNYA”.
 KARAKTERISTIK ACARA
• AUDIENCE
– ACARA KENEGARAAN ; PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN & UNDANGAN
– ACARA RESMI ; PEJABAT NEGARA/PEMERINTAH

• KEHADIRAN UNDANGAN
– ACARA KENEGARAAN ; TIDAK DIWAKILI
– ACARA RESMI ; BOLEH DIWAKILI

• PENYELENGGARAAN
– ACARA KENEGARAAN ; TERPUSAT
– ACARA RESMI ; TIDAK TERPUSAT

• PENYELENGGARA
– ACARA KENEGARAAN ; NEGARA/PANITIA NEGARA
– ACARA RESMI ; LEMBAGA NEGARA/INST PEMERINTAH

• PAKAIAN UPACARA
– ACARA KENEGARAAN ; PAKAIAN “KEBESARAN”
– ACARA RESMI ; LENGKAP/RESMI/HARIAN/BATIK

• KETENTUAN KEPROTOKOLAN
– ACARA KENEGARAAN ; SECARA PENUH
– ACARA RESMI ; SESUAI SITUASI DAN KONDISI
 PENGERTIAN KEPROTOKOLAN
NORMA-NORMA/ATURAN-ATURAN/KEBIASAAN-
KEBIASAAN YANG DIANUT ATAU DIYAKINI DALAM
KEHIDUPAN BERNEGARA, BERBANGSA, DAN
BERMASYARAKAT.
(KESEPAKATAN RAKERNAS PROTOKOL NASIONAL DI JKT
7 MARET 2004 )

PERATURAN KEPROTOKOLAN MELIPUTI TATA

TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN
SESUAI KEDUDUKANNYA DALAM MASYARAKAT
(U.U. NO. 9 TAHUN 2010)
A. KEBANGSAAN
B. KETERTIBAN DAN KEPASTIAN
HUKUM
C. KESEIMBANGAN, KESERASIAN,
& KESELARASAN
D. TIMBAL BALIK
 DEFINISI
ATURAN UNTUK MELAKSANAKAN
UPACARA DALAM ACARA KENEGARAAN
ATAU ACARA RESMI

TATA UPACARA TERSEBUT MERUPAKAN PEDOMAN

PENYELENGGARAAN UPACARA BAGI INSTANSI
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, DISEBUT TATA
UPACARA SIPIL
BENTUK UPACARA :
UPACARA BENDERA PADA ACARA KENEGARAAN,
DISELENGGARAKAN OLEH NEGARA PADA HARI
BESAR NASIONAL

UPACARA BENDERA PADA ACARA RESMI,

DISELENGGARAKAN BUKAN OLEH NEGARA,
MELAINKAN OLEH INSTANSI PEMERINTAH, PUSAT
DAN DAERAH SERTA LEMBAGA-LEMBAGA LAINNYA.

UPACARA BUKAN UPACARA BENDERA

DISELENGGARAKAN BUKAN OLEH NEGARA,TIDAK
DILAKUKAN PENGIBARAN BENDERA. BENDERA
SUDAH DIPASANG DI RUANG UPACARA, MISALNYA
PELANTIKAN PEJABAT PEMERINTAH, PERESMIAN
PROYEK.
 MEMATUHI JUKLAK UPACARA
 APLIKASI KETENTUAN KEPROTOKOLAN
MENGENAI TATA TEMPAT, TATA
UPACARA, TATA PENGHORMATAN DAN
TATA LAMBANG KEHORMATAN NKRI.
 MENEPATI WAKTU SESUAI UNDANGAN
 KESESUAIAN MENGGUNAKAN PAKAIAN
 DISIPLIN PELAKU DAN
PENYELENGGARA UPACARA.
 SEBUTAN PEJABAT UPACARA
(Penjelasan Psl 16 (1) PP No. 62 Th 1990)

1. INSPEKTUR UPACARA (Irup)

bagi pembesar/pembina upacara
2. KOMANDAN UPACARA(Danup)
bagi pemimpin peserta upacara
3. PENANGGUNG JAWAB UPACARA (Penjaup)
bagi penanggung jawab kegiatan
upacara/perwira upacara.
4. SEBUTAN LAINNYA BAGI PEJABAT DAN
PERSONAL UPACARA SESUAI DENGAN
TRADISI SETEMPAT.
• SETIAP INSTANSI MEMPUNYAI KETENTUAN
SENDIRI YANG DIATUR OLEH INSTANSI
MASING-MASING
(MISALNYA PELANTIKAN KEPALA DAERAH DIATUR
DALAM PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 6
TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN
KEPALA DAERAH)

• DALAM KETENTUAN TERSEBUT PADA

UMUMNYA DIATUR TENTANG TATA TEMPAT,
TATA PAKAIAN DAN TATA URUTAN ACARA
• DEFINISI
ATURAN MENGENAI URUTAN TEMPAT BAGI PEJABAT
NEGARA, PEMERINTAH DAN MASYARAKAT, DALAM
ACARA KENEGARAAN ATAU ACARA RESMI (PP
N0.62/1990)

• HAK PRESEANCE : U.U.N0. 8/1997

SETIAP PEJABAT NEGARA/PEMERINTAH/TOKOH
MASYARAKAT DALAM ACARA KENEGARAAN/ RESMI
BERHAK MEMPEROLEH PENGHORMATAN PREASEANCE
SESUAI KETENTUAN TEMPAT. BILA TIDAK, YBS BISA
DITUNTUT ATAS TUDUHAN PELECEHAN JABATAN.
• PENGATURAN URUTAN SESUAI JABATAN,
PERTAMA YANG TERTINGGI KEMUDIAN SESUAI
URUTAN JABATAN. KURSI SEBELAH KANAN BAGI
YANG BERKEDUDUKAN LEBIH TINGGI DARI PADA
YANG SEBELAH KIRI.
• BILA 5 ORANG URUTAN TEMPAT DUDUK:
5 - 3 - 1 - 2 - 4

• BILA MENGHADAPI MEJA, TEMPAT UTAMA YANG

MENGHADAPI PINTU KELUAR, YANG TERAKHIR
YANG DEKAT PINTU KELUAR.
 KEDATANGAN PREASANCE TERTINGGI (VVIP) DISAMBUT
TUAN RUMAH DI BAGIAN DEPAN GEDUNG. USAI
BERSALAMAN TUAN RUMAH MEMPERKENALKAN PADA
PENYAMBUT YANG LAIN (RECEIVING LINE OFFICIALS),
MULAI DARI YANG TERTINGGI. VVIP DATANG DARI
SEBELAH KANAN PENYAMBUT.

 SAAT KEPULANGAN DIANTAR OLEH TUAN RUMAH.

SEBELUMNYA, PEJABAT LEBIH RENDAH BISA
MENYALAMINYA. VVIP DATANG DARI SEBELAH KANAN
TUAN RUMAH YANG MENYALAMINYA.

 PEASANCE UTAMA DATANG PALING AKHIR,

MENINGGALKAN TEMPAT PALING AWAL.

 APABILA PREASANCE UTAMA SEBAGAI TUAN RUMAH, MAKA

TAMU DATANG DARI SEBELAH KIRINYA.
• KUNJUNGAN KENEGARAAN (STATE VISIT) KUNJUNGAN
KEPALA NEGARA ASING KE INDONESIA, DITERIMA OLEH
PRESIDEN SELAKU KEPALA NEGARA.
KEDUDUKAN: TAMU NEGARA
• KUNJUNGAN RESMI (OFFICIAL VISIT)
KUNJUNGAN KEPALA PEMERINTAHAN ASING KE
INDONESIA, DITERIMA OLEH PRESIDEN SELAKU KEPALA
PEMERINTAHAN.
KEDUDUKAN: TAMU NEGARA
• KUNJUNGAN KERJA
KUNJUNGAN PARA PEJABAT KE DAERAH UNTUK
MELAKSANAKAN TUGAS MASING-MASING.
• KUNJUNGAN PRIBADI
KUNJUNGAN PEJABAT ASING ATAU DOMESTIK KE
DAERAH, NON PROTOKOLER, NAMUN YANG
MENYANGKUT KEHARMONISAN DAN KEAMANAN HARUS
DIPERHATIKAN
 PESERTA UPACARA

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 6 4 2 1 3 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
 PESERTA UPACARA

12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12