A. PENDAHULUAN
_______________________________________________________________________
1. LATAR BELAKANG
_______________________________________________________________________
2. TUJUAN
_______________________________________________________________________
3. SASARAN
_______________________________________________________________________
Sasaran dari kegiatan “Peninjauan kembali RTRW Kabupaten Pangkep tahun 2006
dan Penyusunan Perda RTRW Kabupaten Pangkep, adalah :
a. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pangkep yang
lebih fleksibel terhadap perubahan yang terjadi baik akibat faktor internal
maupun eksternal dalam suatu kerangka hukum melalui peraturan daerah.
b. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pangkep dalam
mengarahkan pemanfaatan ruang, sesuai dengan potensi dan karakteristik
wilayah Kabupaten Pangkep.
c. Tercapainya masyarakat dan lembaga yang tertib hukum dam administrasi
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan ruang di Kabupaten Pangkep.
1. PENDEKATAN
_______________________________________________________________________
Konsultan pelaksana memaknai bahwa kegiatan ini adalah upaya sinkronisasi RTRW
Kabupaten Pangkep yang telah disusun pada tahun 2006 dengan kebijakan-kebijakan
terkait baik itu landasan hukum penyusunan (dengan dikeluarkannya UU No. 26 Tahun
2007) maupun dengan hierarki penataan ruang di tingkatan atas. Sehingga pelaksanaan
kegiatan lebih diarahkan pada upaya penyelarasan muatan dan materi dokumen RTRW
dengan kebijakan tersebut serta kegiatan pengesahan Ranperda RTRW menjadi
dokumen kebijakan daerah yang bersifat mengikat.
Untuk itu, Pendekatan terpilih yang dikembangkan dalam Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah (Ranperda) RTRW Kabupaten Pangkep mengacu pada (1) standarisasi
materi dan muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta (2) mekanisme
standar penyusunan produk hukum daerah antara lain :
a. Pendekatan Standarisasi dan Sinkronisasi materi dan muatan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Pangkep
Standarisasi muatan dan materi RTRW Kabupaten Pangkep Tahun 2006 didasarkan
pada 3 (tiga) pertimbangan dasar yakni :
- Acuan standar penyusunan RTRW Kabupaten yang diatur oleh UU No. 26
Tahun 2006 tentang Penataan Ruang
- Keselarasan dokumen RTRW Kab. Pangkep Tahun 2006 dengan Hierarki
Dokumen Tata Ruang diatasnya antara lain RTRWN, RTRW Pulau SUlawesi,
Rencana Tata Ruang Kepulauan dan Pulau-pulau Kecil serta RTRW Propinsi
Sulawesi Selatan
- Kesesuaian muatan dan materi RTRW Kab. Pangkep dengan kondisi dan
perkembangan kewilayahan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Untuk itu model pendekatan yang dikembangkan adalah :
- Pendekatan scientific dan scoping untuk peninjauan kembali RTRW
Pendekatan scientific dikembangkan untuk melakukan updating data dan
informasi yang terangkum dalam RTRW tahun 2006 dengan melakukan
penyesuaian dengan kondisi kekinian daerah. Untuk penajaman analisis serta
updating data informasi maka dilakukan scoping perkembangan isu dan masalah
dengan mengandalkan partisipasi aktif dari stakeholder untuk menggali dan
membahas persepsi-persepsi dan pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan
muatan materi RTRW. Konsultan pelaksana akan mengembangkan berbagai
metodologi untuk scoping ini baik oleh internal konsultan maupun melibatkan
stakeholders lainnya antara lain dengan Focus Group Discussion (FGD), Indepth
Interview dan participatory workshop method.
2. METODOLOGI
_______________________________________________________________________
1 2 3 4
Sinkronisasi RTRW Identifikasi dan Tahap Penulisan
Tahap Persiapan dgn UU N0. 26 Tahun Updating data Rancangan
2006 & Hierarki Tata Informasi Peraturan Daerah
Ruang diatasnya
8 7 6 5
Koordinasi dan Tahap Konsultasi
Pengesahan Pembahasan di Konsultasi Reguler Publik
dengan daerah & - Revisi Rancangan
Peraturan Daerah DPRD stakeholders terkait - Konsultasi public
tambahan
I. TAHAPAN PERSIAPAN
Tahap persiapan dimaksudkan untuk (1) perencanaan teknis pelaksanaan pekerjaan terkait
penyusunan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan; (2) Inventarisasi bahan-materi
peninjauan kembali RTRW dan penyusunan Ranperda; (3) koordinasi dan konsultasi awal
dengan daerah dan stakeholders terkait.
Metodologi yang dikembangkan pada fase ini adalah :
- Identifikasi dan analisis Stakeholders/Pemangku kepentingan
- Seminar dan Rapat Terbatas
- Focus Group Discussion (FGD) dengan daerah dan stakeholders terkait
- Pembentukan Tim Teknis Daerah Penyusunan Ranperda RTRW
- Koordinasi dan Konsultasi Reguler
II. TAHAPAN SINKRONISASI (EVALUASI) MUATAN DAN MATERI RTRW DENGAN UU NO. 26
TAHUN 2007 SERTA HIERARKI TATA RUANG DIATASNYA
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian muatan dan materi RTRW
Kabupatan Pangkep Tahun 2006 dengan konsep pengaturan dalam Undang-undang No. 26
Tahun 2007 utamanya terkait dengan muatan dan materi RTRW. Selain itu, juga
dilakukan sinkronisasi dan penyelarasan dokumen dengan hierarki tata ruang
diatasnya.
Metode yang dikembangkan pada tahapan ini diawali oleh telaah konsultan
pelaksana dan revisi bersama stakeholders antara lain :
- Inventarisasi hierarki tata ruang antara lain RTRWN, RTRW pulau SUlawesi,
Rencana Tata Ruang Kepulauan dan Pulau-pulau Kecil, RTRW Sulawesi Selatan.
- Review dan Analisa Substantif : untuk menganalisis relevansi substansi materi
RTRW Kabupaten Pangkep dan standarisasi yang diamanatkan oleh UU No. 26
Tahun 2007
- Review dan Analisa Komposisi : untuk menganalisis sistematika dan komposisi
materi RTRW dan memastikan kesesuaian dengan amanat UU dan keselarasan
dengan dokumen hierarki tingkat atas
- Identifikasi Indikasi Perubahan aspek-aspek RTRW (Internal dan Eksternal).
Kegiatan ini dilakukan melalui kajian tim konsultan dan penggalangan input
stakeholders melalui FGD dan konsultasi teknis dengan stakeholders terkait.
Pertanyaan utama dalam pemeriksaan awal adalah sebagai berikut (1) Apakah
Issue-issue pengembangan kabupaten yang semula berlaku telah mengalami
perubahan; (2) Apakah visi dan misi pengembangan kabupaten telah berubah
secara signifikan; (3) Apakah kebijakan dan peraturan/UU yang mendasari
penyusunan RTRW yang ada telah berubah (RTRWP, Undang-undang, Perda,
Keppress, dst); (4) Apakah telah terjadi penyimpangan/deviasi secara faktual, baik
dalam segi pertumbuhan fisik/fungsi ruang, ekonomi, pertumbuhan penduduk dan
structural ruang yang berdampak pada tidak efektifnya lagi fungsi pengaturan
RTRW Kabupaten yang ada.
- Seminar dan Lokakarya Peninjauan Kembali RTRW : Hasil-hasil telaah konsultan
pelaksana kemudian dibahas ditingkat daerah dan stakeholders terkait untuk
mendapatkan input dan menggalang kesepakatan untuk melakukan revisi secara
bersama jika memang terdapat ketidakselarasan antar dokumen. Prosedur dan
materi peninjauan kembali RTRW hampir sama dengan prosedur dan materi
penyusunan RTRW Kabupaten. Perbedaan di antara keduanya adalah
dilakukannya pemeriksaan awal terhadap hal-hal yang mendasari peninjauan
kembali, dan kesepakatan untuk meninjau kembali.
peraturan daerah guna memastikan bahwa produk Perda yang dihasilkan memenuhi
kaidah-kaidah hukum sehingga dapat menjadi produk kebijakan daerah yang dapat
diimplementasikan.
1) Prinsip Dasar Proses Penyusunan Ranperda
Beberapa Prinsip Dasar Penyusunan Ranperda RTRW dijabarkan sebagai berikut:
- Prinsip Dasar Proses Penyusunan Perda RTRW
Transparansi/keterbukaan. Proses yang transparan memberikan kepada
masyarakat: (1) informasi tentang akan ditetapkannya Perda RTRW, dan (2)
peluang bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan melakukan
pengawasan terhadap pemerintah.
Partisipasi. Partisipasi untuk mendorong: (1) terciptanya komunikasi publik
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap proses pengambilan
keputusan pemerintah terkait Perda RTRW dan (2) keterbukaan informasi
pemerintah yang lebih baik untuk kemudian menyediakan gagasan baru
dalam memperluas pemahaman komprehensif terhadap Perda RTRW.
Partisipasi ini mengurangi kemungkinan terjadinya konflik dalam menerapkan
RTRW dan mendukung penerapan akuntabilitas, serta mendorong publik
untuk mengamati implementasi Perda RTRW.
Koordinasi dan Keterpaduan. Konsultan pelaksana berupaya untuk
mengotimalkan Koordinasi dan keterpaduan/integrasi antara pemerintah dan
organisasi dalam pemerintah serta menyediakan mekanisme yang
melibatkan instansi lain dalam pengambilan keputusan secara utuh. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir tumpah tindah dan ketidak sesuaian
kebijakan antar sector.
- Prinsip Dasar Perumusan Substansi
Akurasi Ilmiah dan Pertimbangan Sosial-Ekonomi. Setiap peraturan yang
berhubungan dengan tata kelola hendaknya sarat dengan keilmuan di
dalamnya. Akan tetapi, pertimbangan sosial dan ekonomi akan memperkaya
nuansa dan muatan peraturan tersebut dalam upaya pengelolaan wilayah
kabupaten. Suatu peraturan tidak bersifat normatif semata, melainkan juga
harus mencerminkan isu dan permasalahan sebenarnya, berikut strategi
pemecahan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk dapat memastikan
kebutuhan yang sebenarnya dari para pemangku kepentingan, suatu kajian
akademis terhadap peraturan yang tengah dirancang atau ditetapkan perlu
dilakukan, dengan menekankan pertimbangan ilmiah, sosial, dan ekonomi di
dalamnya.
Pendanaan Berkelanjutan. Pendanaan berkelanjutan mengacu pada
pendanaan yang cukup untuk mengimplementasikan perda RTRW.
Kejelasan. Peraturan dapat diterima untuk kemudian dilaksanakan dengan
baik hanya apabila memiliki kejelasan dan dapat dicerna oleh masyarakat.
Kejelasan mengacu pada bagaimana suatu peraturan dirumuskan dan
masyarakat mengerti akan kandungan yang terdapat di dalamnya.
Selain itu, Prinsip yang dijadikan dasar dalam menyusun Ranperda yang
diamanatkan dalam Pasal 5 UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, “Dalam membentuk Peraturan Perundang-
undangan harus berdasarkan pada asas pembentukan Peraturan Perundang-
undangan yang baik yang meliputi: kejelasan tujuan; kelembagaan atau organ
pembentuk yang tepat; kesesuaian antara jenis dan materi muatan; dapat
dilaksanakan; kedayagunaan dan kehasilgunaan; kejelasan rumusan; dan
keterbukaan.”
Kejelasan tujuan. Kejelasan tujuan adalah bahwa Pembentukan Peraturan
Daerah harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat. kelembagaan atau organ
pembentuk yang tepat adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-
undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat Pembentuk Peraturan
Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan
tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh
lembaga/ pejabat yang tidak berwenang.
Kesesuaian antara jenis dan materi muatan. Kesesuaian antara jenis dan
materi muatan adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan Daerah harus
benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis
Peraturan Perundang-undangannya.
Dapat dilaksanakan. Dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap Pembentukan
Peraturan Daerah harus memperhitungkan efektifitas Peraturan Perundang-
undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofi s, yuridis
maupun sosiologis.
Kedayagunaan dan kehasilgunaan. Kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah
bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena memang benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kejelasan rumusan. Kejelasan rumusan adalah bahwa setiap Peraturan
Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
Peraturan Perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau
terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga
tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
Keterbukaan. Keterbukaan adalah bahwa dalam proses Pembentukan
Peraturan Daerah mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan
pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh
lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan Perundang-
undangan.
Selanjutnya dalam Pasal 6 UU 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, dijabarkan juga bahwa materi muatan
peraturan perundangan harus memenuhi asas sebagai berikut, yaitu
pengayoman; kemanusiaan; kebangsaan; kekeluargaan; kenusantaraan;
bhineka tunggal ika; keadilan; kesamaan kedudukan dalam hukum dan
1. RENCANA KERJA
Mengacu pada pemahaman tentang konsepsi dasar dan apresiasi terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Paket Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
(RANPERDA) RTRW Kabupaten Pangkajene Kepulauan, pada bagian ini akan diuraikan
tentang pendekatan dan metode yang akan digunakan oleh konsultan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan serta pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan. Pendekatan dan
metodologi ini kemudian diorganisir ke dalam rencana program kerja dan organisasi
serta personil yang terlibat.
I. TAHAPAN PERSIAPAN
Meliputi kegiatan :
1) Perencanaan teknis pelaksanaan pekerjaan terkait penyusunan rencana kerja
dan jadwal pelaksanaan;
2) Inventarisasi bahan-materi peninjauan kembali RTRW dan penyusunan
Ranperda;
3) Koordinasi dan konsultasi awal dengan daerah dan stakeholders terkait :
- Identifikasi dan analisis Stakeholders/Pemangku kepentingan
- Seminar dan Rapat Terbatas
- Focus Group Discussion (FGD) dengan daerah dan stakeholders terkait
- Pembentukan Tim Teknis Daerah Penyusunan Ranperda RTRW
- Koordinasi dan Konsultasi Reguler
II. TAHAPAN SINKRONISASI (EVALUASI) MUATAN DAN MATERI RTRW DENGAN UU
NO. 26 TAHUN 2007 SERTA HIERARKI TATA RUANG DIATASNYA
Meliputi kegiatan :
1) Inventarisasi hierarki tata ruang
2) Review dan Analisa Substantif
3) Review dan Analisa Komposisi
4) Identifikasi Indikasi Perubahan aspek-aspek RTRW (Internal dan Eksternal)
5) Seminar dan Lokakarya Peninjauan Kembali RTRW
III. TAHAPAN IDENTIFIKASI DAN UPDATING DATA INFORMASI
Meliputi kegiatan :
1) Kompilasi data dasar terkait yang sudah ada;
2) Evaluasi data dan penyesuaian dengan kebutuhan metode penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah yang akan digunakan;
3) Pembaharuan data dan informasi sesuai dengan kondisi saat ini;
4) Pengambilan data baru (jika dibutuhkan)
3. SUMBERDAYA MANUSIA
_______________________________________________________________________
Tenaga Ahli
Planologi (TL) 6
Hukum 6
Institusi/ 6
Kelembagaan
Ekonomi 6
Sosial 6
Teknik Lingkungan 6
Prasarana Wilayah 6
GIS 6
Tenaga Pendukung
Asisten Ahli 6
Administrasi 6
Operator Komputer 6
6
Bupati
Team Leader
PL
Tim Teknis
6. STAFF PENDUKUNG
_______________________________________________________________________
Staf Pendukung yang dipersiapkan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
1) Sekretaris
2) Juru Gambar (Drafter)
3) Operator Komputer
Selain Staf pendukung tersebut, Konsultan juga akan menyediakan dan memanfaatkan
staf kantor untuk membantu pelaksanaan pekerjaan, terutama dalam hal management
dan kebutuhan-kebutuhan office supply lainnya.
D. PENUTUP
_______________________________________________________________________
Demikian Laporan pendahuluan ini dibuat sebagai gambaran tahapan program kerja
bagi pihak pemberi pekerjaan dan acuan bekerja bagi konsultan pelaksana dalam
pelaksanaan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RTRW Kabupaten
Pangkep.
Direktur Utama
DAFTAR ISI
_______________________________________________________________________
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 1
A. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
2. TUJUAN.................................................................................................................2
3. SASARAN...............................................................................................................2
1. PENDEKATAN........................................................................................................3
2. METODOLOGI........................................................................................................5
1. RENCANA KERJA..................................................................................................16
3. SUMBERDAYA MANUSIA.....................................................................................20
6. STAFF PENDUKUNG.............................................................................................23
D. PENUTUP..................................................................................................................24