Anda di halaman 1dari 5

1.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit Keselamatan Jalan


Audit keselamatan jalan adalah suatu bentuk pengujian formal dari suatu ruas jalan yang ada
dan yang akan datang atau proyek lalu lintas, atau berbagai pekerjaan yang berinteraksi dengan
pengguna jalan, yang dilakukan secara independen, oleh penguji yang dipercaya di dalam
melihat potensi kecelakaan dan penampilan keselamatan suatu ruas jalan. Menurut Departemen
Pekerjaan Umum (2005) audit keselamatan jalan adalah upaya untuk mencari penyebab
terjadinya kecelakaan ataupun masalah-masalah yang terjadi pada jalan rawan kecelakaan agar
memberikan keselamatan bagi pengguna jalan. Audit kaselamatan jalan merupakan bagian dari
strategi pencegahan dari kecelakaan lalu-lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap
kondisi desain geometrik, bangunan pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan yang berpotensi
mengakibatkan konflik lalu-lintas dengan suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif,
sistematis dan independen.

2.2 Tujuan Audit Keselamatan Jalan


Secara umum, tujuan dari audit keselmatan jalan adalah sebagai berikut :
1. Memastikan proyek jalan baru memenuhi aspek keselamatan
2. Mengurangi biaya keseluruhan dari proyek
3. Mengurangi resiko tabrakan dari jaringan jalan sekitarnya
4. Memberikan keselamatan kepada pengguna jalan
5. Mempromosikan keselamatan infrastruktur jalan
Audit keselamatan jalan mengikuti serangkaian proses. Proses itu membutuhkan satu tim
auditor independen, tak seorang pun sebelumnya pernah memiliki keterkaitan dengan desain.
Secara ideal mereka harus berijazah rekayasa keselamatan jalan, namun profesional lain juga
dapat menambah masukan berharga untuk sebuah audit.
Sebuah tim audit keselamatan di jalan harus memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan
dalam bidang rekayasa keselamatan jalan, pekerjaan konstruksi jalan, investigasi lokasi rawan
kecelakaan, manajemen lalu lintas, dan rekayasa lalu lintas.
2.3 Manfaat Audit Keselamatan Jalan
Adapun manfaat dari audit keselamatan jalan adalah sebagai berikut:
1. Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan pada suatu ruas
jalan
2. Mengurangi parahnya korban kecelakaan
3. Menghemat pengeluaraan negara untuk kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalu-lintas
4. Meminimumkan biaya pengeluaran untuk penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan
melalui pengefektifan desain jalan

2.4 Tahapan Audit Keselamatan Jalan


Proyek jalan baru seharusmya diaudit di setiap lima tahap tersebut untuk memastikan aspek
keselamatannya. Meskipun demikian, untuk penggunaan sumber daya yang efisien, proyek di
jalan yang bervolume rendah dan berkecepatan rendah dapat diaudit dengan tahap yang lebih
sedikit. Semakin dini proses audit desain sebuah proyek semakin baik. Audit yang dini dapat
menghasilkan jalan yang lebih keselamatan dengan biaya yang relatif murah.
1. Audit Pada Tahap Feasibility Study
Pada tahap ini, Audit memberikan sebuah masukan keselamatan khusus pada tahap studi
awal dari sebuah skema jalan, audit dapat mempengaruhi masalah dasar seperti pilihan rute,
standar, dampak terhadap kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan
persimpangan atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).
Audit tahap studi kelayakan jalan mencakup ruang lingkup proyek, pemilihan rute,
pemilihan standar desain, dampak yang mungkin terjadi pada jaringan jalan yang ada,
persimpangan, kontrol akses, jumlah jalur, dll.
2. Audit Pada Tahap Preliminary Design
Pada tahap ini desain jalan awal sudah selesai, dan audit akan memeriksa masalah
keselamatan yang mungkin akan terjadi dengan desain tersebut, termasuk alinyemen
horizontal dan vertikal, tata letak simpang empat dan persimpangan. Desain awal mencakup
keselarasan aliynement horizontal dan vertikal, persimpangan, lebar bahu, perkerasan sisi
lereng, jalur menyalip, ketentuan untuk parkir, fasilitas untuk pengendara sepeda dan
pejalan kaki dan keselamatan selama konstruksi.

3. Audit Pada Tahap Detail Engineering Design


Audit pada tahap ini dilakukan pada saat penyelesaian DED (Detail Engineering Desain),
namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Rekomendasi yang
diberikan biasanya mencakup tata letak geometris, marka garis, rambu, pencahayaan,
perambuan, perincian persimpangan, jarak obyek pada sisi jalan (rintangan/frangibility
tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan kecelakaan. Audit pada tahap ini
dapat mengurangi banyak biaya untuk aspek keselamatan sebelum proyek dilaksanakan. Jika
audit ini dilakukan audit pada tahaup prapembukaan dapat ditiadakan.
Audit pada tahap DED mencakup pemarkaan, pencahayaan, persimpangan, benda di
pinggir jalan, ketentuan bagi pengguna jalan (misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda,
orang dengan cacat, truk dan bus), manajemen lalu lintas sementara selama konstruksi,
drainase, lereng dan pagar pengaman.

4. Audit Pada Tahap konstruksi


Audit pada tahap ini mencakup pemeriksaan keselamatan untuk rencana manajemen lalu
lintas pada berbagai tahap konstruksi untuk proyek jalan (sebelum pekerjaan dimulai), dan
audit ini memeriksa keselamatan jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi.
Masalah yang diperiksa termasuk rambu/marka, batas kecepatan yang aman, pagar
keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki dll.

5. Audit Pada Tahap Pre-opening


Audit pada tahap ini melibatkan inspeksi memerinci dari proyek jalan
baru sebelum pembukaannya. Jalan baru itu dilewati oleh tim audit dengan mobil,
sepeda motor, dan berjalan kaki untuk memastikan bahwa keselamatan yang dibutuhkan
semua pengguna jalan sudah tersedia. Pada tahap ini, inspeksi dilakukan pada malam hari
sangat penting, untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah terkait
malam hari. Audit pada tahap ini penting, karena beberapa aspek mungkin sulit untuk
diperhatikan dari tahap-tahap sebelumnya kerena masih meninjau secara dua-dimensi
(gambar rencana). Tim audit akan berjalan dengan kondisi yang berbeda untuk
memeriksa kualitas fitur keselamatan dalam kaitannya dengan proses desain.

2.5 Item-Item Dalam Audit Keselamatan Jalan


Adapun Item-item yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan audit adalah sebagai
berikut:
1. Rambu-rambu yang dipasang sesuai dengan rencana yang diajukan
2. Volume lalu lintas
3. Kecepatan mendekat
4. Pindahkan atau lindungi hazard
5. Pasang pagar pengaman
6. Keselamatan pekerja
7. Kecepatan lalu lintas
8. Geometrik jalan
9. Desain geometrik pada tikungan
10. Desain geometrik pada tanjakan
11. Desain geometrik persimpangan
12. Jalur didefinisi
13. Jarak Pandang
14. Jalur Keluar
15. Signs obscured – tidak cukup rambu-rambu
16. Rambu / Marka yang menyesatkan
17. Semua pejalan kaki perlu diperhatikan
18. Sepeda motor perlu diperhatikan
19. Delineasi
20. Lebar lajur
21. Akses masuk dan keluar
22. Konstruksi jalan.

Anda mungkin juga menyukai