OLEH:
KELOMPOK 1
i
LEMBAR PENGESAHAN
PembimbingAkademik
NIDN : 0703058402
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan dengan judul
Ruang Isolasi A Rsud Dr. Soetomo” ini berdasarkan informasi dan data-data
yang saya peroleh dari beberapa literatur. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan desiminasi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
3. Pihak-Pihak yang tidak dapat kami sebutkan, terimakasih atas bantuan dan
penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Lembar Pengesahan................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................ 4
BAB 2 RESUME HASIL PENGKAJIAN DATA SEKUNDER
2.1 Visi, Misi, dan Motto RS.................................................................. 6
2.2 Visi, Misi, dan Motto Ruang Isolasi................................................. 7
2.3 Resume Pengumpulan Data dan Analisis Data................................. 78
2.3.1 Tenaga dan Pasien (M1-Man)...................................................... 78
2.3.2 Bangunan, Sarana, dan Prasarana (M2-Material)........................ 92
2.3.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)...........
1. Penerapan Pemberian Model Praktik Keperawatan Profesional
(MAKP).........................................................................................
2. Timbang Terima.............................................................................
3. Ronde Keperawatan........................................................................
4. Supervisi dan Delegasi...................................................................
5. Discharge Planing...........................................................................
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat........................................................
7. Penerimaan Pasien Baru.................................................................
8. Dokumentasi Keperawatan.............................................................
2.3.4 Pembiayaan (M4-Money)............................................................
2.3.5 Mutu Pelayanan Keperawatan (M5-Mutu)..................................
2.4 Identifikasi Analisa SWOT dan Diagram Layang............................ 93
2.5 Identifikasi Masalah.......................................................................... 93
2.6 Prioritas Masalah...............................................................................
BAB 3 PERENCANAAN APLIKASI PRAKTEK PROFESI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Rencana Kegiatan Kelompok............................................................ 95
3.2 Pengorganisasian Kelompok............................................................. 104
3.3 Jadwal Dinas..................................................................................... 105
BAB 4 PELAKSANAAN
4.1 Pengelolaan Ketenagaan...................................................................
4.1.1 Persiapan .....................................................................................
4.1.2 Pelaksanaan..................................................................................
4.1.3 Hambatan.....................................................................................
4.1.4 Dukungan.....................................................................................
iv
BAB 5 EVALUASI
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan........................................................................................ 88
6.2 Saran.................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
modular. Pelaksanaan MAKP yaitu dilakukan dengan membagi tenaga
keperawatan menjadi 2 tim, setiap tim terdiri dari 1 PP dan 2 PA dengan
kepala ruangan adalah D3 Keperawatan dan wakil kepala ruangan adalah
seorang Ners. Kedua Perawat Primer dari tim1 dan tim 2 adalah perawat yang
memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan. Perawat Associate
adalah S1 Keperawatan dan DIII Keperawatan. Dari 16 perawat Ruang Ruang
Isolasi A, hampir semua pernah mengikuti pelatihan MAKP, yang
berpendidikan S1 keperawatan berjumlah 6 orang, dan DIII keperawatan
berjumlah 12 orang. Ruangan isolasi A merupakan ruangan yang sudah
pernah digunakan sebagai tempat praktik manajemen keperawatan oleh
mahasiswa S1 Keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan primer termasuk
model yang umum digunakan walaupun belum begitu banyak diaplikasikan
di rumah sakit di Indonesia (Panjaitan, dkk. 2015). Karena untuk menjadi
perawat primer diperlukan latar belakang dengan kriteria sertif, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, self direction, mampu mengambil
keputusan secara tepat, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
ilmu (Nursalam, 2015).
2
karena dapat melaksanakan perannya dengan baik, (5) Terpenuhinya
kebutuhan dasar pasien secara komprehensif, (6) Terlaksananya proses
keperawatan yang sesuai dengan Standar Praktik Keperawatan (SPK), (7)
Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yaitu (1)
Ketenagaan keperawatan, (2) Metode pemberian asuhan keperawatan, dan (3)
Dokumentasi keperawatan (Cristiana dkk, 2019; Staggs,et, all, 2017; Choi, et.
All, 2016).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional
dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan Model
MAKP dengan metode asuhan keperawatan primer (Primary Nursing).
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Melaksanakan pengkajian visi, misi dan motto RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
2. Melaksanakan pengkajian data M1-M5 di ruang isolasi.
3. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
4. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang dibuat.
5. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang
Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien Baru, (4)
Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
6. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang
Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien Baru, (4)
3
Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
7. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional :
(1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien
Baru, (4) Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MAKP
didalam rumah sakit sebagai aplikasi teori mata kuliah manajemen
keperawatan serta dapat mengembangkan kemampuan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan dan tercapainya kompetensi dalam pengelolaan
suatu unit rawat inap.
4
1.3.4 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
Mendapat pelayanan yang optimal, tercapainya kepuasaan pasien dan
keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diterima, tidak terjadinya
infeksi pada pasien.
5
BAB 2
dan mandiri.
terjangkau.
nyaman.
kesehatan penderita”.
6
2.2 Resume Pengumpulan Data Dan Analisa Data
Kepala Ruangan (1
orang)
7
Struktur organisasi di Unit Rawat Isolasi A RSUD Dr. Soetomo
modifikasi dari gabungan tim dan primer , satu tim terdiri dari 2
2015).
8
Pada ruangan Isolasi A terdiri dari anggota yang berbeda-beda
Surabaya
9
Hasil wawancara kepala ruangan menyatakan bahwa 100% perawat
Praktik Perawat.
10
Menurut (Gillies, 1993) perawat dalam memberikan pelayanan
dan kinerja seseorang (Maulidina, 2018). Hal ini juga berlaku pada
pelatihan, dilihat dari segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti perawat
pelatihan, jadi dilihat dari segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti
11
belajar, karena keterbatasan jumlah perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan di ruangan.
segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti tenaga non medis di ruang
pelatihan, sehingga para tenaga kerja kerja tetap didukung penuh dalam
12
pengembangan karirnya. Pengembangan jenjang karir merupakan suatu
4. Tenaga Medis
penyakit paru yang bertanggung jawab kurang lebih 2-3 pasien setiap
Menurut Arifin, dkk, (2016) tenaga medis merupakan setiap orang yang
kesehatan.
medis yang terdapat pada ruang isolasi A sudah cukup baik karena
13
5. Pasien
pasien untuk ruang suspek laki-laki, 4 bed pasien untuk ruang suspek
pasien untuk ruang BTA negatif perempuan, 3 bed pasien untuk ruang
HCU, 5 bed pasien untuk ruang BTA positif perempuan, 6 bed pasien
untuk ruang BTA positif laki-laki, 3 bed untuk ruang MDR laki-laki, 3
bed untuk ruang MDR perempuan. Dengan jumlah total bed 34 dengan
penyakit TB.
dan bed pasa pasien isolasi. Namun dengan adanya revonasi bed
14
ada pasien baru masuk perlu konfirmasi dengan pihak ruangan
1. Pengaturan Ketenagaan
15
Klasifikasi ketergantungan pasien menurut OREM (disesuaikan
1. Minimal Care
bantuan
sebagian
bantuan
d. Operasi ringan
2. Parsial Care
tempat tidur
16
5) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
berdandan
tidur/kamar mandi)
3. Total care
berdandan
6) Dimandikan perawat
17
b. Pasien tidak sadar
f. Menggunakan WSD
2019
Hari Pertama :
2019
Pagi : 4 orang
Sore : 2orang
Malam : 2 orang +
8 orang
18
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
279 279
19
perawatan diruangan sebanyak 8 orang dan jumlah tenaga lepas
Hari Kedua :
Maret 2019
20
Ketergantungan Pasien
Minimal 8 8 x 0,17 = 1,36 8 x 0,14 = 1,12 8 x 0,07 = 0,56
Parsial 9 9 x 0,27 = 2.43 9 x 0,15 = 1.35 9 x 0,10 = 0.9
Total 6 6 x 0,36 = 2,16 6 x 0,30 = 1,8 6 x 0,20 = 1,2
Jumlah 23 5.95 4.27 2.66
6 4 3
Sumber: Dokumentasi Ruang Isolasi A Bulan Maret 2019
Total Tenaga Perawat:
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
13 orang
86 x 13 = 1118 = 4 orang
279 279
21
2015), didapatkan hasil jumlah perawat pagi sebanyak 6 ,siang
22
Berdasarkan fakta diatas jumlah perawat perhari sudah
Hari Ketiga :
Maret 2018
Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
11 orang
279 279
23
Sekitar 38% pasien di ruang Isolasi A memiliki tingkat
24
keperawatan dan perencanaan yang baik mempertimbangkan
Soetomo Surabaya
berikut :
25
2. Sore 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 26/34 x
(1 kosong) (3 kosong) ( 2 (2 (0 100%=
kosong) koson koson 76,5%
g) g)
3. Malam 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 23/34 x
(5 kosong) (2 kosong) (0 (4 (0 100% =
kosong) koson koson 67,6%
g) g)
Tabel 2.12 Komposisi Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi
Surabaya mencapai sift pagi 73,5%, shift siang mencapai 76,5%, dan
shift malam 67,6%, dengan rata rata 72,53% maka BOR diruangan
60-85%.
26
Beban kerja perawat ruangIsolasi A termasuk dalam kat egori normal
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
Hari kedua
Tabel 2.13 Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi ARSUD Dr.
27
malam 67,6% dengan rata rata 67,6% per hari makadikatakan ruang
75-85%.
pemanfaatan tempat tidur yang ada diruang isolasi A tidak ada yang
Beban kerja perawat ruang Isolasi A termasuk dalam kat egori normal
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
Hari ketiga
28
3. Malam 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 22/34 x
(6 kosong) (2 kosong) (1 (3 (0 100% =
kosong) koson koson 64,7%
g) g)
Sumber: Dokumentasi Ruang Isolasi A Bulan Maret 2019
Pada tanggal 16 Maret 2019 shift pagi komposisi BOR mencapai 73,5
%shift pagi, 76,5% sift siang, dan shift malam tetap 67,6%. Untuk shift
29
pasien isolasi A RSUD dr. Soetomo Surabaya tanggal 16 – 18 Maret
2019 tetap sama dari 23 bed yang terpakai tetap 21 bed yang terpakai.
bed.
60-85%.
pemanfaatan tempat tidur yang ada diruang isolasi A tidak ada yang
kurang dan lebih dari batas nilai normal yaitu 62,7% meskipun
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
2019
30
Kualifikasi Pasien Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07
= 0,21
Parsial 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 1 x 0,10
= 0,10
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20
=0
Jumlah 4 0,78 0,57 0,31
1 1 1
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
orang.
hasil jumlah perawat pagi sebanyak 1 orang ,siang sebanyak 1 orang, malam
sebanyak 5 orang, shift siang sebanyak 4 orang, dan shift malam 3 orang.
31
ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 1 orang dan
menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift
malam (21.00-07.00)
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
32
hasil jumlah perawat pagi sebanyak 1 ,siang sebanyak 1, malam sebanyak
Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore
April 2019
33
Total Tenaga Perawat:
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
34
jumlah 14 orang berpendidikan S-1. Jam kerja dibagi menjadi 3
malam (21.00-07.00).
Bor Klien
berikut:
Tabel 2.7 Komposisi BOR Klien Isolasi 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2019 shift pagi komposisi penggunaan tempat tidur pasien isolasi A RSUD
dr. Soetomo Surabaya mencapai 73,5%, shift, siang mencapai 76,5%, dan
35
Tabel 2.13 Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi ARSUD Dr.
tempat tidur, total keseluruhan 34 bed. Pada tanggal 17 maret 2019 shift pagi
komposisi penggunaan tempat tidur pasien isolasi A RSUD dr. Soetomo Surabaya
mencapai 67,6%, shift, siang mencapai 67,6%, dan shift malam 67,6%.
36
1. Pagi 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 21/34 x
(7 kosong) (2 kosong) (1 (3 (0 100% =
kosong) koson koson 61,7%
g) g)
2. Siang 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 21/34 x
(7 kosong) (2 kosong) (1 (3 (0 100% =
kosong) koson koson 61,7%
g) g)
3. Malam 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 22/34 x
(6 kosong) (2 kosong) (1 (3 (0 100% =
kosong) koson koson 64,7%
g) g)
Ruang Isolasi A Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya mempunyai
mencapai 61,7%, shift, siang mencapai 61,7%, dan shift malam 64,7%.
Pada tanggal 16 Maret 2019 shift pagi komposisi BOR mencapai 73,5
%shift pagi, 76,5% sift siang, dan shift malam tetap 67,6%. Untuk shift
37
Untuk shift siang perbandingan komposisi penggunaan tempat tidur
2019 tetap sama dari 23 bed yang terpakai tetap 21 bed yang terpakai.
tempat tidur. Sesuai dengan teori diatas bahwa BOR pada ruang Isolasi
Pandan Wangi
38
c Ruang alat EKG berada di sebelah kiri setelah pintu masuk dan
suspect perempuan
g Ruang BTA negatif laki- laki berada didepan ruang BTA negatif
perempuan
perempuan
dispensing
HCU
l Ruang MDR laki- laki berada disebelah kiri ruang BTA positif
laki- laki
39
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 30 november 2020,
e HCU : 3 bed
a. Fasilitas Pasien
3. WC pasien : 6 buah
40
5. Lampu : 21 buah
masuk
7. Kulkas 1 buah
15. AC 3 buah
4. Peralatan Kesehatan
41
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan data seperti
Tabel 2.26 Inventaris Alat di Ruang Isolasi A RSUD Dr. Soetomo pada
30 november- 20 desember
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Rusak Keterangan
Baik
Ringan
1. Set alat rawat luka 17 17 -
2. Bengkok 10 10 -
3. Tempat tidur pasien 34 34 -
4. O2 Sentral 34 33 1
5. O2 Tabung besar 14 14 -
6. O2 Tabung kecil 1 1 -
7. Shyringe Pump 7 7 -
8. Tensimeter jarum 4 4 -
9. Tensimeter digital 5 5 -
10. Troley Injeksi 6 6 -
11. Troley Linen Kotor 1 1 -
12. Troley Linen Bersih 1 1 -
13. Kursi Roda 4 4 -
14. Kursi kayu 6 6 -
15. Kursi Bunder Hijau 6 6 -
16. Nebulezer 4 3 1
17. Stethoscop 8 7 1
18. Suction 6 6 -
Sampah medis (kantong
19. 2 2 -
kuning)
Sampah non
20. medis/umum (kantong 7 7 -
hitam)
Sampah farmasi
21. 2 2 -
(kantong coklat)
22. Almari Rak 5 5 -
23. Safety box 6 6 -
24. Wastafel 6 5 1
25. Aerocom 1 1 -
26. Tabung Aerocom 5 5 -
Tidak ada yang
27. Apar 4 4 -
expired
28. Kereta Makan 1 1 -
29. Brancand 1 1 -
30. Eye wash 1 1 -
31. Set WSD 2 2 -
42
Sumber: Observasi dan wawncara pada Penanggung Jawab prasarana
november- 20 desember
dijangkau
sudah mencukupi dan dalam kondisi baik dan tidak ada yang
43
24. Spuit 10 cc 5 biji Baik Tidak expired
25. Simple Masker 1 biji Baik Tidak expired
Oksigen
Sumber: Observasi dan wawancara 30 november-20 desember 2020
Tabel 2.28 Daftar Obat High Alert Di Ruang Isolasi A RSUD Dr.
dibawah ini:
Tabel 2.29 Inventaris Alat Habis Pakai yang Tersedia Per Bulan di
44
2. Handscoen steril 4 box Cukup
3. Masker N95 6 box Cukup
4. Masker bedah 20 box
5. Alkohol swap 40 box Cukup
6. Kasa gulung 10 gulung Cukup
7. Alkohol 70% 4 botol Cukup
8. Alkohol gliserine 31 botol Cukup
9. Sabun cair cuci tangan 6 botol Cukup
10. Betadine 5 botol Cukup
11. Septalkan 5 botol Cukup
12. Tissu untuk Cuci Tangan 6 box Cukup
Peralatan habis pakai yang tersedia di Ruang Isolasi A per minggu dan per
bulan sudah ada dan fasilitas yang ada sudah memenuhi kebutuhan
8. Ruang penunjang
5. Mushola
7. Gudang
8. Dapur
9. Farmasi
45
10. Ruang supervisi
3. Buku RPO
6. Absensi pegawai
46
8. Penyusunan daftar dinas perawat shift
instrumen kotor
kotor
47
30. Prosedur pembatalan permintaan darah melalui telfon
31. Pemberian tanda kode warna untuk diagnosa penyakit dan kondisi
bawah ini:
Tabel 2.30 Inventaris Alat Tenun di Ruang Isolasi A RSUD Dr. Soetomo
Untuk penggantian alat tenun keseluruhan diganti pada setiap harinya. Alat
48
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, peralatan di Ruang Isolasi A
oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Alat-alat yang sudah tersedia, telah
berkaitan dengan lokasi data denah Ruangan, data tempat tidur pasien ,
klien. Data yang didapat dari hasil dari pengkajian di atas, sebagian besar
alat tenun keseluruhan diganti pada setiap harinya. Alat tenun yang kotor
49
belum memenuhi jumlah kebutuhan yang ditetapkan oleh RSUD Dr.
Menurut teori isolasi sendiri adalah Ruang isolasi adalah ruangan untuk
penempatan bagi pasien dengan penyakit infeksi yang menular agar tidak
pasien yang mengidap penyakit infeksi dan menular, dengan pasien yang
kontak, dan penularan droplet (H5N1, H1N1, MERS CoV) atau udara
Dilihat dari data dan teori pada ruang Isolasi A sudah cukup sesuai sarana
dan prasarananya , pada tata letak gedung ruangan sudah sesuai dengan
untuk perawatan pasien sesuai dengan standart yang berlaku namun masih
ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki karena ada yang mengalami
50
kerusakan sehingga mengurangi keakuratan saat pemeriksaan berlangsung
pasien , jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien, semua
yaitu sift pagi terdapat 3 PP dan 6 PA, sift siang terdapat 3 PA, serta sift
dan visi rumah sakit. Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan
51
Menurut Nursalam 2012, Sistem model asuhan keperawatan profesional
di ruang Isolasi A sudah efektif dan efisien, tidak pernah ada kritikan
efektif antara perawat dengan tim kesehatan lain dan sesuai dengan visi
Isolasi A.
2. Timbang Terima
pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 07.00), pagi ke sore (pukul
oleh semua perawat dan petugas yang hadir dan 100% perawat
52
mengatakan laporan timbang terima sudah dilakukan dengan
salah satu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar
International, 2017).
53
terapi yang sudah diberikan, hasil laboratoium dan hasil pemeriksaan
obat), hal ini sudah sesuai dengan teori diatas. Maka dari itu dari hasil
3. Ronde Keperawatan
secara rutin di ruang isolasi A dan jarang ditemukannya kasus baru atau
langka yang sebagai salah satu syarat kegiatan ronde keperawatan, 40%
perawat pelaksana. Hal ini diperkuat dengan penelitian Pratiwi & Utami
54
membantu penyembuhan, membantu memecahkan masalah pasien
Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa peran perawat disini sangat
penting teruatama saat peran timbang terima dimana timbang terima ini
4. Supervisi Keperawatan
supervisi telah tersedia. Hasil dari supevisi ini akan disampaikan kepada
55
Supervisi sendiri merupakan merencanakan, mengarahkan, mendorong,
Discharge planning
cara lisan. Format isi perencanaan pulang sudah tercantum dalam rekam
terdapat luka, aktivitas dan istirahat. Kadang kala disertakan pula resep
56
dan lembar pemeriksaan laboratorium untuk perawatan dan kontrol
melakukan pendokumentasian.
Sentralisasi Obat
program UDD (Unit Day Dispensing), dan dikelola oleh depo farmasi.
disaksikan oleh perawat dan petugas depo itu sendiri, petugas depo
57
disentralisasi telah disediakan tempat khusus sentralisasi dan
dipisahkan untuk masing masing pasien dalam satu almari yang sama,
data bahwa alur penerimaan pasien yakni pasien datang dari Poli atau
IRD akan mengurus persetujuan umum saat masuk rumah sakit (MRS)
didapatkan data bahwa penerimaan pasien baru dari IGD ataupun dari
58
diri, sarana dan prasarana, orientasi ruangan, cuci tangan, tata tertib di
prosedur yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang
kesebuah ruangan rawat inap dalam hal ini disampaikan beberapa hal
sesuai dengan unsur penerimaan pasien baru. Namun ada unsur yang
59
Dokumentasi
Soetomo Surabaya
60
informasi, edukasi, privasi
pasien dan keluarga
RM 07 Observasi tanda vital, nyeri skor Keperawatan
0-6 dan keluaran cairan harian
RM 07 K Observasi dan pemberian cairan Dokter/keperawatan
(per jam)
RM 08 Perkembangan terintegrasi Dokter/ keperawatan/
pasien keterapianfisik/
tenagagizi/ apoteker
RM 08a Revisi dan review rencana Dokter/ tim medis
keperawatan dan tim keperawatan
RM 08a Asesmen praoperasi Dokter
K
RM 08 b Transfer antar pelayanan dan Keperawatan dan
K pengalihan DPJP dokter
RM 08d Konsultasi Dokter
K
RM 08e Pernyataan pemberian informasi Dokter/ Perawat
K penundaan pelayanan
RM 08f Pernyataan pemberian informasi Dokter
K tindakan kedokteran
RM 08j Peryataan pemberian informasi Dokter/perawat
K dan persetujuan tindakan sedasi
dan anestesi
RM 08k Penolakan tindakan kedokteran Pasien/wali
K
RM 08p Timbang terima untuk Perawat
K keselamatan pembedahan
RM 08q Daftar tilik pembedahan (time Dokter/perawat
K out) kamar operasi dan kamar kamar operasi dan
tindakan dengan sedasi atau tindakan
narkose
RM 08r Laporan operasi / tindakan Dokter
K medis operator/PPDS/
perawat
RM 08s Anestesi dan sedasi Dokter/perawat
K
RM 09 Daftar pemeriksaan penunjang Case manager/
keperawatan
RM 10 Hasil pemeriksaan penunjang PPDS
RM 11 Rekam pemberian obat Dokter/ perawat/
apoteker
RM 11a Rekonsiliasi terapi dan serah Petugas farmasi
terima obat / alkes dari pasien
RM 12 Resume medis Dokter
RM 13 Check list pulang Keperawatan
RM 13 K Surat rujukan Dokter
61
Dokumentasi proses asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas
Pancaningrum D, 2015.
62
Perawatan colostomy Rp. 65.000,- Rp. ---
Memandikan klien Rp. --- Rp. 22.000,-
Oral hygiene Rp. --- Rp. 15.600,-
Pemasangan tranfusi: Rp. --- Rp. 10.000,-
Kalsium Rp. 29.000,- Rp. 22.000,-
Komponen darah PRC Rp. --- Rp.195.000,-
UL Rp. --- Rp. 30.000,-
Sedimen urin Rp. --- Rp. 5.000,-
Tindakan patologi klinik :
APT Rp. --- Rp. 40.000,-
APTT Rp. --- Rp. 40.000,-
DL Rp. --- Rp. 40.000,-
SGOT Rp. --- Rp. 18.000,-
SGPT Rp. --- Rp. 18.000,-
Asam urat Rp. --- Rp. 18.000,-
CEA Rp. --- Rp. 92.000,-
BUN Rp. 23.000,- Rp. 18.000,-
K, Na, danCl Rp. 68.000,- Rp. 52.000,-
Albumin Rp. 23.000,- Rp. 18.000,-
Kreatinin Rp. 23.000,- Rp. 18.000,-
GDA Rp. 23.000,- Rp. 18.000,-
DL + PCV + Retic Rp. 68.000,- Rp. ---
Komponen darah B. Cross Rp. --- Rp. 80.000,-
Match
Komponen darah WB Rp. --- Rp.195.000,-
O2 / jam Rp. --- Rp. 12.000,-
Elektroforesis protein Rp. --- Rp.104.000,-
Total protein Rp. --- Rp. 18.000,-
Protein bencejonnes Rp. --- Rp. 9.000,-
Lavement Rp. --- Rp. 37.000,-
63
pengabdian di RS. Dr. Soetomo. Penghitungan total tindakan
rumah sakit melalui komputer. Selain itu ada income lain selain
& Obied, 2016 dalam Pashar dan Luky, 2020). Pentingnya reward
64
untuk memotivasi karyawan agar bekerja dengan baik sehingga
1. Patient safety
rumah sakit.
65
menanyakan nama dan rekam medis pada gelang pasien.
66
tidak adanya komunikasi tatap muka hal ini di buktikan dengan
medis.
kotak obat khusus yang sudah diberi label obat seperti obat
67
yang namanya, kemasannya dan pelabelannya, atau
verifikasi pra [operasi, tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien dan
68
out (sebelum meninggalkan kamar operasi). Berdasarkan fakta
physician’s behavior.
69
d) Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 30 November
70
Dari hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa pendidikan
atau pengobatan.
resiko jatuh bagi pasien yang beresiko tinggi jatuh, dengan cara
pasien.
penanganan resiko jatuh pada pasien sudah baik hal ini di buktikan
71
pasien, melakukan standar intervensi pada risiko jatuh, serta
72
Angka Kejadian Flebitis
menjadi masalah yang khusus bila terjadi pada seorang lanjut usia
kematian.
4.8%
73
95.2%
Berdasarkan fakta tersebut bahwa ruang isolasi A melakukan
pemasangan WSC.
74
Berdasarkan fakta tersebut maka perawat perlu melakukan pendekatan
nyeri yang dirasakan dan dapat memberikan terapi yang sesuai. Potter
dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan prosedur serta sikap
obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara pemberian, tidak
tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak
75
2) Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
76
dirawat dan dibandingkan dengan pelayanan kesehatan yang mereka
harapkan.
Kepuasan Pada Prosedur
Tindakan
8% 61%
3) Tingkat Kecemasan Pasien
38% (8 pasien) dan 48% (10 pasien) mengalami cemas sedang, dan
14,3% 38%
77 48%
4) Angka kejadian ISK
78
2. Adanya pemberian beasiswa atau 0,1 2 0,4
pelatihan pendidikan keperawatan
3. Sudah diterapkannya Model Asuhan 0,1 3 0,3
Keperawatan Modular
4. Telah ada perawat dengan 0,2 3 0,8
pendidikan tinggi. Jenis ketenagaan:
- 6 orang berpendidikan S1
- 10 orang berpendidikan DIII
5. Masa kerja >15 tahun sebanyak 4 0,2 3 0,6
orang, 5 – 15 tahun sebanyak 8
orang, < 5 tahun sebanyak 4 orang
6. Adanya hubungan dan kerja sama 0,1 4 0,3
antar perawat yang baik
7. Adanya dukungan dari ruangan untuk 0,1 3 0,3
diadakan manajemen dasar tentang
MAKP di ruang A
1 3,5
Total:
WEAKNESS
1. Jumlah perawat pada jadwal dinas 0,5 2 1
sore & malam kurang sesuai dengan
rumus kebutuhan jumlah perawat
yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien.
2. Jenjang pendidikan dengan jabatan 0,5 2 1
belum sesuai dengan Model Asuhan
Keperawatan Profesional
1 2
Total:
b. Eksternal Factor
OPPORTUNITY 0,2 3 0,6 O-T=
1. Adanya program pelatihan / seminar 3,4-3=
khusus tentang manajemen 0,4
keperawatan 0,2 2 0,4
2. Adanya perawat yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi 0,1 3 0,3
3. Adanya kerjasama yang baik antar
mahasiswa Keperawatan dengan
perawat klinik 0,1 3 0,3
4. Adanya mahasiswa Keperawatan
yang praktek manajemen 0,1 4 0,4
5. Sebanyak 93,5% pasien di ruang A
dengan tingkat ketergantungan
minimal pada bulan Maret
6. Adanya kebijakan pemerintah 0,1 2 0,2
79
tentang profesionalisasi perawat
7. Adanya progran akreditasi RS dari 0,2 4 0,8
pemerintah, dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
1 3
Total:
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,3 4 1,2
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan hukum
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,1 2 0,2
akan pentingnya kesehatan
0,2 3 0,6
4. Persaingan dengan masuknya
perawat asing 0,2 3 0,6
5. Persaingan antar RS yang semakin
kuat
1 3,2
Total:
2. M-2 (MATERIAL)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH 0,2 3 0,6 S-W=
1. Mempunyai sarana dan prasarana 3-1,8=
untuk pasien dan tenaga kesehatan 1,2
yang mencukupi 0,2 4 0,8
2. RS pemerintah tipe A sekaligus
sebagai RS pendidikan dan rujukan 0,2 4 0,8
3. Tersedianaya Nurse station diruang
isolasi A 0,2 2 0,4
4. Adanya program kalibrasi dan
pendataan secara rutin untuk alat-
alat kesehatan setiap tahun 0,2 2 0,4
5. Terdapat wastafel disetiap pintu
keluar
1 3
Total:
WEAKNESS
1. Pendataan alat- alat setiap tahunnya 0,2 1 0,2
masih lambat (tahun 2018 masih
satu alat yang dilakukan pendataan)
2. Sebagian ruangan masih direnovasi 0,1 2 0,2
sehingga tidak dapat menampung
pasien baru.
3. Terdapat satu wastafel diluar pintu 0,2 2 0,4
80
keluar ruang pasien yang rusak
(wastafel tersumbat)
4. Terdapat 1 oksigen sentral yang 0,2 2 0,4
bocor diruang pasien
5. Penempatan alur discharge planing 0,2 2 0,4
yang masih berada diruang alat
6. Penempatan timbangan BB + TB 0,1 2 0,2
yang berada di nurse station dan
dibelakang pintu keluar ruang
pasien yang tidak digunakan
1 1,8
Total:
b. Ekstarnal factor (EFAS)
OPPORTUNITY 0,4 2 0,8 O-T=
1. Adanya penambahan peralatan 2,4-1,4=
sesuai dengan kebutuhan ruangan 1
terhadap pihak pengadaan barang
RS
2. Adanya kesempatan untuk menata 0,4 3 1,2
tempat penyimpanan obat-obat
diruangan yang aman
3. Adanya kesempatan untuk
penggantian alat-alat yang sudah 0,2 2 0,4
tidak layak pakai
1 2,4
Total:
THREATENED
1. Pasien dan keluarga semakin 0,6 2 0,8
mengerti akan tuntutan kebutuhan
perawatan yang maksimal
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,5 3 0,6
akan pentingnya kesehatan
1 1,4
Total:
3. M-3 (METHODE)
MAKP
a. Internal factor
STRENGTH 0,2 3 0,6 S-W=
1. RS memiliki visi, misi dan motto 2,4 -1,0=
sebagai acuan melaksanakan 1,4
kegiatan pelayanan 0,2 2 0,4
2. Sudah ada model MAKP yang
digunakanyaitu moduler 0,1 2 0,2
3. Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatan yang terintegrasi 0,1 2 0,2
81
4. Mempunyai SOP setiap tindakan 0,1 3 0,3
5. Kepala ruang mendukung semua
kegiatan keperawatan 0,1 2 0,2
6. Pembagian tugas antara PP dan PA
sudah jelas 0,1 2 0,2
7. Terlaksananya komunikasi yang
adekuat antara perawat dan tim
kesehatan yang lain 0,1 3 0,3
8. Ketenagaan keperawatan sudah
memenuhi syarat untuk MAKP (S1-
Keperawatan 6 orang)
1 2,4
Total:
WEAKNESS
1. Perawat belum semuanya 1 1 1
memahami model asuhan
keperawatan yang digunakan saat
diruangan
Total: 1 1,0
b. Eksternal factor
OPPORTUNITY 0,3 3 0,9 O-T=
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan 2,7-
Praktik Manajemen Keperawatan 0,1 2 0,2 2,50=
2. Adanya mahasiswa keperawatan 0,2
yang praktik klinik di ruang Isolasi 0,2 3 0,6
A
3. Ada kerjasama antara mahasiswa 0,2 2 0,4
keperawatan dengan perawat
ruangan 0,2 3 0,6
4. Ada kerjasama antara Institusi
Kesehatan dengan Rumah sakit
5. Adanya kebijakan RS tentang
pelaksanaan MAKP
1 2,7
Total:
THREATENED
1. Persaingan antara RS yang semakin 0,2 3 0,6
ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,30 3 0,9
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan
yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,10 2 0,2
82
tentang hukum
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 2 0,4
akan pentingnya kesehatan
5. Persaingan dengan masuknya 0,2 2 0,4
perawat asing
1 2,50
Total:
RONDE KEPERAWATAN
1. Internal factor
STRENGTH 0,5 3 1,5
1. Perawat sudah mengetahui syarat- S-W=
syarat kegiatan ronde keperawatan 0,2 2 0,4 2,3-2,0=
2. Ronde keperawatan pernah 0,3
dilaksanakan secara informal namun
lebih sering dilakukan diskusi
tentang pasien dengan kasus yang
lama progress kesembuhannya. 0,3 3 0,9
3. Sebagian besar perawat diruangi
solasi A mengerti alur ronde
keperawatan.
1 2,3
Total:
WEAKNESS
1. Pasien yang dirawat di isolasi A 0,6 2 1,2
merupakan kasus TB paru yang
memerlukan perawatan dengan
jangka waktu yang lama.
2. Jarang ditemukannya kasus baru 0,4 2 0,8
atau langka sebagai syarat
dilakukannya Ronde Keperawatan
Total: 1 2,0
a. Ekstarnal factor
OPPORTUNITY 0,3 2 0,6 O-T=
1. Adanya pelatihan dan seminar 2,4-2=
tentang managemen keperawatan 0,4 3 1,2 0,4
2. Adanya kesempatan dari Karu untuk
mengadakan ronde keperawatan
pada perawat dan mahasiswa
STIKES yang praktekmanajemen 0,3 2 0,6
3. Adanya kesempatan untuk
melanjutkan jenjang pendidikan
keperawatan lebih tinggi
1 2,4
Total:
THREATENED
83
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 2 1
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
2. Persaingan antar ruang semakin kuat 0,5 2 1
dalam pemberian pelayanan
Total:
1 2
TIMBANG TERIMA
a. Internal Factor
STRENGTH
1. Pada ruang isolasi A sudah 0,1 2 0,2 S-W=
melakukan timbang terima 2,2-2,5=
2. Perawat mampu melakukan timbang 0,2 2 0,4 -0,3
terima sesuai alur
3. Kepala ruang memimpin kegiatan 0,2 2 0,4
timbang terima secara optimal
4. Saat timbang terima komunikasi 0,2 2 0,4
antar perawat menggunakan SBAR
5. Timbang terima dihadiri seluruh 0,2 3 0,6
perawat dari kedua shift
6. Timbang terima dilakukan langsung 0.1 2 0,2
menggunakan rekam medis
Total: 1 2,2
WEAKNESS
1. Timbang terima tidak dilakukan di 0,5 2 1,0
nurse stasion sehingga pelaksanaan
nya belum optimal
2. Proses timbang terima tidak
dilanjutkan ke bed pasien guna 0,5 3 1,5
validasi data.
1 2.5
Total:
b. Eksternal Factor
OPPORTUNITY 0,2 2 0,4 O-T=
1. Adanya mahasiswa praktek 3,1-3=
keperawatan manajemen keperawatan 0,3 4 1,2 0,1
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa keperawatan yang praktek
dengan perawat ruangan 0,2 3 0,6
3. Adanya kebijakan pada kepala
ruangan Isolasi Palem 1 tentang 0,3 3 0,9
timbang terima
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan timbang terima 1 3,1
84
Total:
TREATHENED
1. Tingginya tuntutan dari masyarakat 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan
1 3
Total:
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Internal Factor
STRENGTH 0,2 4 0,8 S-W=
1. Sudah ada sistem pendokumentasian 3-2=
SOR 0,2 2 0,4 1
2. Terdapat format pengkajian
persistem 0,1 3 0,3
3. Karu mendukung semua kegiatan
keperawatan 0,2 2 0,4
4. Pendokumentasian pada rekam
medik keseluruhan sudah diisi 0,2 4 0,8
5. Adanya kesadaran perawat tentang
tangung jawab dan tangung gugat. 0,1 3 0,3
6. Adanya penanggung jawab yang
melakukan crosscheck
pendokumentasian
1 3,6
Total:
WEAKNESS
1. Dokumentasi pada rekammedik 1 2 2
kadang-kadang dilengkapi saat
pasien akan pulang atau saat
keadaan ruangan memungkinkan
Total : 1 2
b. Eksternal factor
OPPORTUNITY 0,4 2 0,8 O-T=
1. Adanya mahasiswa keperawatan 2,8-2,4=
yang praktek managemen 0,4
keperawatan di ruang Isolasi Palem
1 0,3 3 0,9
2. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswa praktik 0,3 3 0,9
3. Perawat terlibat dalam setiap
tindakan
85
1 2,8
Total:
THREATENED
1. Dokumentasi sebagai dasar 0,3 2 0,6
tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Akreditasi RS tentang sistem 0,3 2 0,6
pendokumentasian
3. Semakin tingginya kesadaran
masyarakat terhadap hukum dan 0,4 3 1,2
kesehatan
1 2,4
Total:
DISCHARGE PLANNING
a. Internal Factor
STRENGHT
1. Perawat mampu melakukan 0,1 3 0,3 S-W=
Discharge planning 2-1=
2. Perawat bersedia melakukan HE 0,1 3 0,3 1
mengenai Discharge planning dari
pasien masuk rumah sakit dan keluar
rumah sakit
3. Tersedianya format Discharge 0,1 2 0,2
planning keperawatan
4. Perawat menggunakan bahasa yang 0,2 2 0,4
dimengerti oleh pasien saat
melakukan Discharge planning
5. Adanya pemahaman tentang 0,1 2 0,2
Discharge planning oleh perawat
6. Adanya pendokumentasian setiap 0.2 1 0,2
selesai melakukan Discharge
planning 0,2 2 0,4
7. Adanya kartu kontrol berobat
Total: 1 2
WEAKNESS
1. Sebagian perawat belum 1 1 1
menggunakan leaflet/brosur pada
saat pemberian Health Education
(HE) untuk Discharge Planning
1 1 1
Total:
b. Ekternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 3 1,2 O-T=
yang melakukan praktik manajemen 3,2-2,6=
86
keperawatan 0,6
2. Adanya kerjasama yang baik antara 0,2 4 0,8
mahasiswa keperawatan dengan
perawat klinik
3. Adanya kemauan pasien/keluarga 0,2 2 0,4
mengikuti anjuran perawat
4. Adanya kerjasama antara perawat 0,2 4 0,8
dengan Tim kesehatan lain
Total: 1 3,2
TREATHENED
1. Makin tingginya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Makin tingginya tuntutan masyarakat 0,4 2 0,8
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhdap tenaga kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit yang 0,2 3 0,6
semakin ketat
1 2,6
Total:
SUPERVISI
Internal Factor
STRENGTH
1. RSUD Dr. Soetomo merupakan RS 0,2 3 0,6
pendidikan tipeA yang menjadi RS
rujukan nasional dengan akreditasi S-W=
JCI. 2,2-2,0=
2. Adanya hubungan kerjasama antara 0,3 2 0,6 0,2
kepala ruangan dengan staf
3. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 2 0,4
memperbaiki kemampuannya dalam
tindakan keperawatan
4. Kepala ruang mendukung 0,1 2 0,2
dilaksanakannya supervisi
5. Sudah dilaksanakan observasi 0,1 3 0,3
sewaktu-waktu oleh kepala ruangan
maupun dari bidang keperawatan
6. Supervisi telah dilaksanakan tetapi 0,1 1 0,1
dengan cara rutin
Total 1 2,2
WEAKNESS
1. Supervisi belum dilaksanakan 0,3 2 0,6
secara terjadwal
2. Dokumentasi supervisi kurang 0,3 2 0,6
optimal
87
3. Pada ruang Isolasi A belum 0,4 2 0,8
memiliki format penilaian supervisi
Total: 1 2,0
a. Eksternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,3 2 0,6 O-T=
yang praktik manajemen 2,4-2=
keperawatan. 0,4
2. Adanya kegiatan supervisi secara 0,4 3 1,2
umum yang diadakan oleh bidang
keperawatan.
3. Adanya kerjasama yang baik antara
institusi keperawatan dengan bidang 0,3 2 0,6
keperawatan.
Total: 1 2,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan 0,5 2 1
pelayanan yang lebih professional.
2. Adanya persaingan dengan
masuknya perawat asing. 0,4 2 0,8
3. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatnkan pelayaman 0 2 0.2
yang profesional
Total:
1 2
SENTRALISASI OBAT
a. Internal Factor
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,2 3 0,6 S-W=
untuk pengelolaan sentralisasi obat 2,2-1=
2. Perawat mengetahui tentang 0,1 2 0,2 1,2
sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,1 2 0,2
sentralisasi obat dengan program
UDD oleh perawat berkolaborasi
dengan depo farmasi
4. Proses penerimaan obat dari pasien/ 0,1 2 0,2
keluarga pasien sudah sesuai dengan
alur serah terima obat
5. Pada Ruang Isolasi A terdapat 0,1 2 0,2
ruangan khusus untuk sentralisasi
obat
88
6. Ada etiket dan alamat setiap 0,2 2 0,4
pemberian obat – obatan pada
pasien
7. Adanya depo farmasi di Ruang 0,1 2 0.2
Isolasi A
8. Adanya pendokumentasian disetiap 0,1 2 0.2
status pasien
Total: 1 2,2
WEAKNESS
1. Tidak adanya pendokumentasian 1 1 1
untuk cairan infus
Total: 1 1
b. Ekternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 1 0,4 O-T=
yang praktek managemen 2,2-2=
keperawatan 0,2
2. Kerjasama yang baik antara perawat 0,6 3 1,8
dan farmasi
Total: 1 2,2
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 2 1
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Makin tingginya tuntutan 0,5 2 1
masyarakat akan tanggung jawab
dan tanggung gugat terhadap tenaga
keperawatan
Total: 1 2
PENERIMAAN PASIEN BARU
a. Internal factor
STRENGTH 0,3 2 0,6 S-W=
1. Perawat melakukan anamnesa 2,3-1=
langsung terhadap pasien baru 1,3
datang 0,3 3 0,9
2. Perawat merencanakan intervensi
baik mandiri maupun kolaboratif 0,4 2 0,8
3. Perawat menempatkan pasien sesuai
dengan penyakitnya dan kelas
4. Terdapat welcome book
1 2,3
Total:
WEAKNESS
89
1. 25% perawat tidak memperkenalkan 0,2 1 0,2
diri kepada pasien dan keluarga
2. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
menyampaikan tata tertib pada
pasien dan keluarga.
3. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
menyampaikan sarana dan prasarana
pada pasien dan keluarga
4. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
mengorientasikan tempat pada
pasien dan keluarga
5. 25% perawat jarang menjelaskan
manfaat dan tujuan saat pemakaian
gelang ke pasien dan cara cuci
tangan.
0,2 1 0,2
Total:
1 1
Total : 1 2,8
4. Pembiayaan (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
90
1. Dana operasional ruangan diperoleh 0,35 3 1,05 S-W=
dari rumah sakit 2,6-2=
2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari 0,25 3 0,75 0,6
rumah sakit
3. Dana kesejahteran pegawai diperoleh 0,40 2 0,80
dari rumah sakit
Total : 1 2,6
WEAKNESS
1. Persyaratan yang harus ada untuk 0,25 2 0,50
proses administrasi pasien banyak
yang belum lengkap.
2. Biaya perawatan ruangan terbatas 0,75 2 1,5
dari dana yang diberikan oleh rumah
sakit dan renovasi banyak memakan
waktu
Total : 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Pengeluaran sebagian besar dibiayai 0,5 3 1,5 O-T=
rumah sakit 2,5-2=
2. Ada kesempatan untuk 0,5 2 1 0,5
menggunakan instrumen medis
dengan re-use sehingga menghemat
pengeluaran
Total : 1 2,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 2 2
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana.
Total : 1 2
5. MUTU (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Perawat di ruang Isolasi A 0,2 2 0,6
melakukan komunikasi efektif
2. Pelaksanaan tepat lokasi, tepat 0,2 2 0,6
prosedur, dan tepat pasien di ruang S–W=
Isolasi A. 2,6- 3,3
3. Ketepatan dan keamanan di Isolasi A 0,2 3 0,6 = -0,7
dalam mengelola obat-obatan
4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 0,2 2 0,4
91
kesehatan di RS.
5. Pencegahan dan pengurangan resiko 0,1 2 0,2
pasien infeksi terkait pelayanan
kesehatan di Isolasi A.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh oleh 0,1 2 0,2
perawat di Isolasi A.
Total : 1 2,6
WEAKNESS
1. Belum maksimalnya penjelasan oleh 0,3 3 0,9
perawat tentang fungsi pemakaian
gelang identitas pasien.
2. Keluarga pasien & pasien belum 0,3 4 1,2
mematuhi penggunakan masker N95
di dalam ruang isolasi A.
3. Alur masuk ke ruang perawatan 0,2 2 0,4
pasien sebagian perawat masih belum
mengikuti prosedur yang ditentukan
ruangan.
4. Belum ada tempat pembuangan 0,2 4 0,8
sputum di setiap bed pasien.
Total : 1 3,3
b. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya akreditasi JCI, RS 0,4 3 1.2 OO-T=
–T=
mampu menjadi RS yang 2,9- 2,5 =
2,4-2,
0.4
berstandart internasional -0,1
2. Adanya pelatihan untuk 0,7 2 1,4
peningkatan pelayanan yang
berkualitas
3. Adanya mahasiswa praktik 0,3 1 0,3
Keperawatan yang mampu
meningkatkan kualitas pelayanan
dengan adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan perawat
ruangan
Total : 1 2,9
THREATENED
1. Adanya persaingan dari RS lain 0,5 2 1
yang memberikan penawaran
program jasa pelayanan kesehatan
yang lebih terjangkau.
92
2. Adanya peningkatan tuntutan 0,5 3 1,5
pelayanan dari masyarakat yang
harus dipenuhi
Total : 1 2,5
dan stetoskop)
93
3. MAKP yang digunakan diruang isolasi RSUD Dr.Soetomo adalah
metode modular
validasi pasien
1. Timbang terima
2. Supervisi delegasi
3. Ronde keperawatan
94
BAB 3
PERENCANAAN
95
perawat.berdasarkan tugas metode
kasus semu sesuai yang
c. Kelompok membuat dengan dipakai
jadwal dinas tgl 22-30 jabatan
Juni 2020 yang
dipakai saat
itu.
2. Material (M2) Mahasiswa 1. Leaflet 1. Rencana Yola Regita Sari, 07-08 Desember
Petunjuk Kegiatan mampu dapat membuat 3 S.Kep 2020
Kelompok membuat 3 leaflet membuat menjadi leaflet
tentang kasus semu yang salah satu pengganti berdasarka
dibuat kelompok kebutuhan edukasi n kasus
material secara yang semu yang
yang tepat telah dibuat
dibutuhkan 2. Leaflet 2. Rencana
di ruang dapat leaflet
perawatan diterima/di dibagikan
pahami sebagai
oleh pasien edukasi
dengan
sistem
daring
3. Method (M3) – Metode MAKP Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Rencana Lia Yusmawati, S.Kep 07-08 Desember
Petunjuk Kegiatan: mampu mampu untuk 2020
a. Berdasarkan jumlah memilih melakukan memilih
pasien kelolaan dan Metode kegiatan moetode
jumlah sumber daya yang MAKP yang MAKP MAKP
dimiliki kelompok, maka sesuai sesuai yang yang
kelompok memilih dengan dipilih dipilih
Metode MAKP yang kelompok 2. Mahasiswa 2. Rencana
sesuai untuk diterapkan. mampu membuat
96
melakukan bagan
b. Kelompok membuat role play strutur
bagan pengorganisasian yang sesuai organisasi
metode MAKP yang dengan sesuai
dipilih tugas yang dengan
dibagikan metode
yang
dipilih
4. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Lakukan Yesi Dwi A, S.Kep 08-15 Desember
Penerimaan pasien baru mampu mampu role play 2020
Petunjuk kegiatan untuk semua menjalankan melakukan penerimaan
jenis role play: peran dalam kegiatan pasien baru
kegiatan roleplay secara
a. Kelompok membuat Role Play dengan daring
proposal kegiatan role play Penerimaan baik 2. Lakukan
b. Pelaksanaan role lay pasien baru 2. Mahasiswa sesuai
berdasarkan kasus semu yang mampu tugas yang
dibuat kelompok menjelaska telah
c. Mahasiswa yang berperan n tugas disepakati
dalam pelaksanaan role play yang sesuai dan
sesuai dengan jadwal dinas yang dengan role skenario
dibuat kelompok play yang telah
d. Pembagian peran dalam dibuat
role play harus merata, dimana kelompok
setiap anggota kelompok pernah
berperan di dalam pelaksanaan
role play. Pembagian peran ini
dikoordinir oleh kelompok
5. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Lakukan Dea Ayu P, S.Kep 08-15 Desember
97
Timbang Terima mampu mampu role play 2020
menjalankan melakukan timbang
peran dalam kegiatan terima yang
kegiatan roleplay dilakukan
Role Play dengan setiap
Timbang baik pergentian
Terima 2. Mahasiswa sift secara
mampu daring
menjelaska 2. Lakukan
n tugas sesuai
yang sesuai tugas yang
dengan role telah
play disepakati
dan
skenario
yang telah
dibuat
kelompok
6. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Lakukan Erlita Nurafidah, 08-15 Desember
Discharge Planning mampu mampu role play S.Kep 2020
menjalankan melakukan discharge
peran dalam kegiatan planning
kegiatan roleplay saat pasien
Role Play dengan datang dan
Discharge baik pasien akan
Planning 2. Mahasiswa pulangseca
mampu ra daring
menjelaska 2. Lakukan
n tugas sesuai
yang sesuai tugas yang
98
dengan role telah
play disepakati
dan
skenario
yang telah
dibuat
kelompok
7. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Lakukan Elvia Rafidah, S.Kep 08-15 Desember
Ronde Keperawatan mampu mampu role play 2020
menjalankan melakukan ronde
peran dalam kegiatan keperawata
kegiatan roleplay n secara
Role Play dengan daring
Ronde baik 2. Lakukan
Keperawatan 2. Mahasiswa sesuai
mampu tugas yang
menjelaska telah
n tugas disepakati
yang sesuai dan
dengan role skenario
play yang telah
dibuat
kelompok
8. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa Alfin Muzayana, 08-15 Desember
Supervisi dan atau delegasi mampu mampu 1. Lakukan S.Kep 2020
menjalankan melakukan role play
peran dalam kegiatan supervisi
kegiatan roleplay delegasi
Role Play dengan secara
99
Supervisi baik daring
dan atau 2. Mahasiswa 2. Lakukan
delegasi mampu sesuai
menjelaska tugas yang
n tugas telah
yang sesuai disepakati
dengan role dan
play skenario
yang telah
dibuat
kelompok
9. Method (M3) – Role Play Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Lakukan Sintia Indarwati, 08-15 Desember
Sentralisasi Obat mampu mampu role play S.Kep 2020
menjalankan melakukan penerimaan
peran dalam kegiatan pasien baru
kegiatan roleplay secara
Role dengan daring
Play baik 2. Lakukan
Sentralisasi 2. Mahasiswa sesuai
obat mampu tugas yang
menjelaska telah
n tugas disepakati
yang sesuai dan
dengan role skenario
play yang telah
dibuat
kelompok
10. Method (M3) - Dokumentasi Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Buat buku Chidy Aprilia, S.Kep 08-15 Desember
Keperawatan mampu mampu status
100
Petunjuk kegiatan: melaksanaka membuat pasien, 2020
1. membuat buku status n buku status sesuai
pasien yang didalamnya dokumentasi pasien dengan
terdiri dari: keperawata berdasarka kasus semu
a. Format asuhan n kasus yang telah
keperawatan mulai semu dibuat
dari pengkajian sd 2. Mahasiswa 2. Lakukan
evaluasi keperawatan mampu implementa
b. Lembar penerimaan memberika si dan
pasien baru n suhan evaluasi
c. Lembar persetujuan keperawata pada pasien
sentralisasi obat dan lembar bukti n dan dan tulis
pemberian obat kepada pasien melakuakn evaluasi
d. Lembar discharge evaluasi SOAP saat
planning SOAP pada akhir dinas
kasus semu
2. mendokumentasikan 3. Mahasiswa
proses keperawatan pada mampu
2 pasien kelolaan kasus melakukan
semu sesuai buku status dokumenta
pasien yang dibuat si sesuai
kelompok (berupa kondisi
softkopi) pasien
11. Mutu (M5) Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Buat poster Sisky Nurpratiwi, 17-19 Desember
Petunjuk kegiatan mampu mampu sesuai S.Kep 2020
Kelompok membuat poster mengaplikasi menjelaska dengan
dengan tema “pengendalian kan salah n tentang pencegahan
infeksi dengan mencuci tangan satu pengendali infeksi
dan menggunakan masker” indikator an infeksi 2. Bagikan
mutu dalam dengan kepada
keperawatan poster yang kelompok
101
telah dibuat dan
jelaskan
cara
pencegahan
infeksi
secara
bersama
102
3.2 PENGORGANISASIAN
Untuk efektivitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
104
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang akan digunakan kelompok
adalah model MAKP Modular, hal itu karena keuntungan pada model MAKP
atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim yang juga
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
105
Mandangi, dkk. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Perawat Dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon. Jurnal e biomedik volume 3 no 3
2015
Panjaitan, dkk. 2015. Perbedaan Kelengkapan Dokumenasi Antara Metoda
Modular Dan Metoda Tim Di RS Mitra Husada Pringsewu. Jurnal
keperawatan vol xi no. 2, issn, 1907-0357
Herwyndianata, Balqis, Darmawansyah. 2013. Analisis Faktor yang Berhubungan
dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Standart Asuhan
Keperawatan Di Unit Rawat Inap RSU Anutapura Palu Tahun 2013
Makasar. Universitas hasanudin.
Julianto, Mito. 2018. Peran dan fungsi manajemen keperawatan daam manajemen
konflik. Publikasi Jurnal Instalasi Rawat Inap Gedung Prof. Dr. Soelarto,
RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia.
Arif, Yulastri,. (2013). Efektivitas Model Strategi Manajemen Konflik Perawat
Pelaksana terhadap Produktivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit
Pendidikan. Manuskrip program doktoral. Depok : FIK UI
Cristina, dkk. 2019 Analisis Ketidaksinambungan Dokumentasi Perencanaan
Asuhan Keperawatan : Metode Ishikawa. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK)
Vol XII, No II, September 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X
Choi, M., & De Gagne, J. C. (2016). Autonomy of nurse practitioners in primary
care: An integrative review. Journal of the American Association of
Nurse Practitioners, 28(3), 170–174.
https://doi.org/10.1002/23276924.12288
Staggs, V., Olds, D., Cramer, E., & Shorr, R. (2017). Nursing Skill Mix, Nurse
Staffing Level, and Physical Restraint Use in US Hospital: a
Longitudinal Study. Journal of General Internal Medicine, 32(1), 35–41.
https://doi.org/10.1007/s11606016-3830-z
106
LAMPIRAN
b) leaflet
107
2. Jadwal Shift
108