Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners XVIII
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk menerapkan konsep dan prinsip manajemen
keperawatan pada unit layanan kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
laporan ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
2. Dr. Ade Setiana, Drs., M.Pd., selaku Ketua Yayasan Banjar Mandiri
3. Dr. H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
pembimbing akademik
10. Kepala Ruangan dan Staf di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya
11. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini berguna bagi para
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1.2 Tujuan Praktik ........................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan dan Tempat Pelaksanaan .........................................
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...........................................................
BAB II KONSEP TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN ......................
2.1 Manajemen Keperawatan .......................................................................
2.2 Fungsi Manajemen .................................................................................
2.3 Standar Asuhan Keperawatan ................................................................
2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................................
2.5 Model Asuhan Keperawatan ..................................................................
2.6 Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat ................................
BAB III HASIL KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN RUANGAN .....
3.1 Profil/Gambaran Umum Ruang PICU ...................................................
3.2 Unsur Input/Masukan .............................................................................
3.3 Unsur Proses ...........................................................................................
3.4 Unsur Output/Keluaran ..........................................................................
BAB IV ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN .......................................
4.1 Analisa Data ...........................................................................................
4.2 Perencanaan ............................................................................................
BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ..................................................
5.1 Pelaksanaan ............................................................................................
5.2 Evaluasi ..................................................................................................
5.3 Faktor Kesulitan dan Pendukung ...........................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
6.1 Kesimpulan .............................................................................................
6.2 Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kepala
Ruangan
Pasien/klien
Kepala Ruangan
Perawat Primer
Pasien / Klien
Nurse
station
WC
Karyawan
Ruang TU
Ruang
+ Kamar 4 Kamar 5 Dapur WC
laken
mahasiswa Mahasiswa
2. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi
“Menjadi Rumah Sakit Umum Pendidikan Dengan Pelayanan
Prima”
Penjelasan Visi : Arti dari Rumah Sakit Pendidikan yaitu Rumah Sakit
yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan
pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang kedokteran dan atau
kedokteran gigi pendidikan berkelanjutan dan pendidikan kesehatan
lainnya secara multiprofesi. Sementara Prima diharapkan memberikan
Pelayanan yang memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan harapan
dan kepuasan pelanggan.
Misi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya memastikan agar visi
masa depan sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan,
sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian misi. Misi
merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar
tujuan organisasi pada RSUD Kota Tasikmalaya dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik, berikut rumusan misi RSUD Kota Tasikmalaya :
Kepala Ruangan
Wakil Kepala
Ruangan
Prawat Primer
Penanggung Jawab
Tata Usaha
Perawat Asociate 1 Perawat Asociate 2
Warois
Perawat Asociate 1 Perawat Asociate 2
Cleaning Service
Perawat Asociate 1 Perawat Asociate 2
Loss day = (jumlah hari minggu dalam 3 bulan + cuti + hari besar)
x kebutuhan tenaga kerja dibagi jumlah hari kerja
efektif/bulan
= 13 + 3 + 2 x 3
25
= 2,16 hari jadi 2 hari
Tabel 3. 2
Rumus kebutuhan tenaga perawat berdasarkan teori Douglas
Shift Dinas
Klasifikasi Total
Pagi Siang Malam
Minimal care 0,17 x p 0,14 x p 0,07 x p
Parsial care 0,27 x p 0,59 x p 0,10 x p
Total care 0,36 x p 0,30 x p 0,20 x p
Jumlah
Sumber : observasi mahasiswa profesi ners 2023
Keterangan :
P = jumlah pasien
Shift Dinas
Klasifikasi Total
Pagi Sore Malam
Minimal care 0,17x0= 0 0,27x0=0 0,07x0=0 0
Persial care 0,27x0= 0 0,15x0=0 0,10x0=0 0
Total care 0,36x11= 3,96 0,30x11=3,3 0,20x11=2,2 9,46
Jumlah 3,96 3,3 2,2 10
Sumber : observasi mahasiswa profesi ners 2023
Dari tabel 3.9 dapat dilihat bahwa perawat klinik (PK) yang
terdapat di ruang PICU yaitu PK 1, PK 2 dan PK 3. Sebanyak 6
(37,5%) perawat dengan jenjang karir professional PK 2, 5
(31,35%) perwat klinik 1 dan 5 (31,35%) perwat klinik 2.
3. Pasien
Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang
perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak
sampai dengan usia 18 tahun yang memerlukan pengobatan dan
perawatan khusus, yang terdiri dari ruang kelas 2 dan kelas 3 dengan
kapasitas 5 tempat tidur.
a. Kujungan Pasien di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Berdasarkan buku registrasi pasien di ruang PICU dari bulan
Oktober sampai bulan Desember 2022 didapatkan bahwa pasien
yang pernah dirawat sebanyak 70 pasien dengan rincian setiap
bulan sebagai berikut :
Tabel 3.10
Data Jumlah Pasien yang dirawat di Ruang PICU Periode 3 Bulan
Terakhir Tahun 2022
No. Bulan Jumlah pasien Persentase (%)
1 Oktober 21 30%
2 November 24 34,3%
3 Desember 25 35,7%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data Sekunder (Buku Register), 2022
Berdasarkan tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa jumlah
kunjungan pasien yang di rawat di ruang PICU pada bulan Oktober
yaitu 21 pasien (30%), pada bulan November yaitu 24 pasien
(34,3%) dan pada bulan Desember sebanyak 25 pasien (35,7%).
Sehingga total pasien pada periode 3 bulan terakhir sebanyak 70
pasien. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pasien
terbanyak yaitu terdapat pada bulan Desember sebanyak 25 pasien
dan jumlah pasien paling sedikit yaitu terdapat pada bulan Oktober
sebanyak 21 pasien.
b. Jumlah pasien berdasarkan jenis jaminan di Ruang PICU
RSUD dr. Soekardjo.
Tabel 3.11
Data Jumlah Pasien berdasarkan jenis jaminan kesehatan di
Ruang PICU Periode 3 Bulan Terakhir Tahun 2022
Jumlah Jenis jaminan
No Bulan %
pasien BPJS % Umum % Jamkesda
1 Oktober 21 17 34 4 20 1 14,3
2 November 24 16 32 8 40 4 57,1
3 Desember 25 17 34 8 40 2 28,6
Jumlah 70 50 100 20 100 7 100
Sumber : Data Sekunder (Buku Register), 2022
Berdasarkan tabel 3.11 dapat disimpulkan bahwa jaminan
kesehatan di ruang PICU yang digunakan yaitu umum, BPJS dan
Jamkesda. Pada bulan oktober yang menggunakan jaminan
kesehatan berupa BPJS sebannyak 17 pasien (34%), pada bulan
November yaitu 16 pasien (32%) dan pada bulan Desember
sebanyak 17 pasien (34%). Sehingga total pasien pada periode 3
bulan terakhir yang menggunakan BPJS sebanyak 50 pasien. Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang menggunakan
BPJS yaitu terbanyak pada bulan Oktober dan Desember.
Pada bulan oktober yang menggunakan jaminan Umum bulan
Oktober yaitu 4 pasien (20%), pada bulan November yaitu 8 pasien
(40%) dan pada bulan Desember sebanyak 8 pasien (40%).
Sehingga total pasien pada periode 3 bulan terakhir yang
menggunakan jaminan umum sebanyak 20 pasien. Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang menggunakan jaminan
umum tertinggi yaitu terdapat pada bulan November dan
Desember.
Pada bulan oktober yang menggunakan jamkesda bulan
Oktober yaitu 1 pasien (14,3%), pada bulan November yaitu 4
pasien (57,1%) dan pada bulan Desember sebanyak 2 pasien
(28,6%). Sehingga total pasien pada periode 3 bulan terakhir yang
menggunakan jamkesda sebanyak 7 pasien. Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa jumlah pasien yang menggunakan jamkesda
terbanyak yaitu terdapat pada bulan November.
c. 10 Penyakit Terbanyak di Ruang PICU
Pasien yang dirawat di ruang PICU merupakan pasien dengan
berbagai macam penyakit. Berdasarkan buku registrasi pasien
persebaran kasus penyakit diruang PICU tergambar dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.12
Data Penyakit pada Bulan Oktober di Ruang PICU
Tabel 3.13
Data Penyakit pada Bulan November di Ruang PICU
No. Penyakit Bulan November
1. Bronchopneumonia 10
2. Suspek Bronchopneumonia 3
3. DHF/DSS 2
4. Suspek DHF 1
5. Suspek APCD 1
6. Suspek perdarahan intrakarnial 1
7. Status epilepticus 1
8. Epilepticus 1
9. Syok sepsis 1
10. GED berat 1
11. Mild Hi 1
12. Post OP LE + kolostomi 1
Jumlah 24
Sumber : Data Sekunder (Buku Register), 2022
Tabel 3.14
Data Penyakit pada Bulan Desember di Ruang PICU
No. Penyakit Bulan Desember
1. Bronchopneumonia 13
2. KDK 1
3. Suspek DHF 1
4. Suspek TOF 1
5. SEO 1
6. EDH 1
7. Epilepticus 1
8. FUO + SPAD 1
9. KEP berat 1
10. Hidrosepalus 1
11. Dengue ensepaty 1
12. Bronchitis 1
13. Suspek ilem 1
25
Sumber : Data Sekunder (Buku Register), 2022
Tabel 3.15
Data Jumlah 10 Penyakit Terbanyak di Ruang PICU Periode 3
Bulan Terakhir Tahun 2022
No Penyakit Total
1. Bronchopneumonia 31
2. DHF/DSS 7
3. Kejang Demam Komplek (KDK) 3
4. Suspek Bronchopneumonia 3
5. Status Epilepticus 2
6. Epilepticus 2
7. Syok sepsis 2
8. Suspek DHP 2
9. Hidrocepalus 1
10. Suspek perdarahan intrakarnial 1
Jumlah 70
Sumber : Data Sekunder (Buku Register), 2022
Tabel 3.18
Standar Alat Tenun di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Jumlah Ratio Pasien Keterangan
Alat
1 Laken 21 1:5 Belum
memenuhi
2 Taplak meja 6 1:3 Belum
memenuhi
3 Handuk kecil - 1:3 Belum
memenuhi
4 Sarung bantal 11 1:6 Belum
memenuhi
5 Baju pasien - 1:5 Belum
memenuhi
6 Perlak 10 1:5 Belum
memenuhi
7 Celana - 1:5 Belum
memenuhi
Sumber: Depkes, 2012
Berdasarkan tabel 3.18 Dari hasil observasi yang dilakukan
diruang PICU RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya terdapat 5 kamar
pasien, hampir semua peralatan tenun belum memenuhi standar
minimal. Standar minimal alat tenun menurut Depkes 2012 untuk
laken yaitu 1:5 sedangkan yang tersedia di ruangan hanya 21 laken
sehingga masih kekurangan 4 laken, taplak meja 1:3 sedangkan yang
tersedia di ruangan hanya 6 taplak meja sehingga masih kekurangan 9
taplak meja, handuk kecil 1:3 diruangan tidak tersedia sehingga masih
kekurangan 15 handuk kecil, sarung bantal 1:6 sedangkan yang
tersedia di ruangan hanya 11 sarung bantal sehingga masih
kekurangan 19 sarung bantal, baju pasien 1:5 sedangkan diruangan
tidak tersedia sehingga masih kekurangan 25 baju pasien, perlak 1: 5
sedangkan diruangan hanya tersedia 10 perlak sehingga masih
kekurangan 15 perlak dan celana 1: 5 sedangkan diruangan tidak
tersedia sehingga masih kekurangan 25 celana. Semua fasilitas yang
tersedia terkait inventaris alat tenun belum mencukupi kebutuhan
sehari-hari yang digunakan sehingga ada kekurangan jumlah saat
digunakan.
b. Alat Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Tabel 3.19
Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Ratio Pasien
No Nama Barang Jumlah Keterangan
alat
1 Stetoskop 4 2/Ruangan Memenuhi
2 Tensi Meter 1 2/Ruangan Belum
memenuhi
3 Bak Instrumen 2 2/Ruangan Memenuhi
Besar
4 Bak Instrumen 2 2/Ruangan Memenuhi
Kecil
5 Bengkok 5 2/Ruangan Memenuhi
6 Standar Infus 6 1:2 Belum
memenuhi
7 Korentang 1 2/Ruangan Belum
memenuhi
8 Gunting Perban 1 2/Ruangan Belum
memenuhi
Sumber: Depkes, 2011
Berdasarkan tabel 3.19 Dari hasil observasi yang dilakukan
diruang PICU RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya terdapat 5 kamar
pasien, sebagian alat keperawatan sudah memenuhi standar minimal.
Standar minimal alat keperawatan menurut Depkes 2012 untuk
stetoskop yaitu 2/ruangan yang tersedia di ruangan 4 stetoskop
sehingga sudah memenuhi standar minimal, tensi meter 2/ruangan
sedangkan yang tersedia di ruangan hanya 1 tensi meter, sehingga
masih belum memenuhi standar minimal, bak instrument besar
2/ruangan yang tersedia di ruangan 2 bak instrument besar sehingga
sudah memenuhi standar minimal, bak instrument kecil 2/ruangan
yang tersedia di ruangan 2 bak instrument kecil sehingga sudah
memenuhi standar minimal, bengkok 2/ruangan yang tersedia di
ruangan 5 bengkok sehingga sudah memenuhi standar minimal,
standar infus 1 : 2 sedangkan yang tersedia di ruangan hanya 6 standar
infus sehingga belum memenuhi standar minimal, korentang
2/ruangan sedangkan yang tersedia di ruangan hanya 1 korentang
sehingga belum memenuhi standar minimal dan gunting perban
2/ruangan sedangkan yang tersedia di ruangan hanya 1 gunting perban
sehingga belum memenuhi standar minimal. Semua fasilitas yang
tersedia terkait inventaris alat keperawatan sebagian sudah mencukupi
kebutuhan sehari-hari yang di gunakan dan sebagian lagi belum
mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga ada kekurangan jumlah
saat digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 16-18
Januari 2023 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.20
Inventaris dan Non Inventaris Di Ruang PICU
No. Nama Alat Tenun Jumlah Kondisi
1 Laken 21 Rusak Berat 4
2 Stik Laken 11 Rusak Berat 4
3 S. Bantal 11 Rusak Berat 4
4 Bantal 9 Rusak Berat 1
5 Selimut Wol 1 Rusak Berat 4
6 Taplak Meja 6 Baik
7 Perlak 10 Baik
Gordeng Plastik Anti Darah (Uk. Besar&
8 Uk. Kecil) 1 set Baik
Gordeng Kain Anti Api (Uk. Besar&Uk.
9 Kecil) 1 set Baik
Sumber : Data Sekunder (TU PICU)
Tabel 3.21
Inventaris dan Non Inventaris Alat Kesehatan di Ruang PICU
No. Nama
Jumlah Kondisi
ALAT KESEHATAN
1 Infus Pump Baik
Infus Pump Merk JMS 5 Baik
Infus Pump Merk OPTIMA PT 1 Baik
Infus Pump Merk Volumat MC Agilia 2 Baik
Syringe Pump (Fresinius KABI Injectomat
2 5
Agilia ID) Baik
3 Suction Pump (DIXION VACUS ) 5 Baik
4 Standar Infus (MAK 36103) 6 Baik
5 Vein Viewer (Christie) 1 Baik
6 Ventilator (Hamilton) 6 Baik
Patient Monitor (Huntleigh Healthcare
7 6 Baik
SMA RT Signs Compact 1000)
8 Regulator O₂ (Sharp) 5 Baik
9 Nebulizer (Airjolie 2 Deluxe) 1 Baik
10 Pulse Oxymetri Radical 7 (Massimo) 2 Baik
11 Pulse Oxymetri (Nonin 9600) 1 Baik
12 Defibrilator 1 Baik
13 Puradigm type D-Pro 1 Baik
14 Puradigm type D-Flow 1 Baik
15 Cylinder Regulator Ventilator (Harris) 3 Baik
16 Tabung Oksigen Kecil, Roda & Regulator 1 Baik
17 Stetoscope Littmann 4 Baik
18 Termometer Elektrik 3 Baik
19 Termometer Air Raksa 7 Baik
20 Tensimeter Digital 1 Baik
Digital Ear termometer (Omron Type TH
21
8395) 1 Baik
22 Resusitasi Set Baik
23 Laringoscope Ped (1) 1 Baik
24 Laringoscope Adult (1) 1 Baik
25 Silicon Mask Ped (1) 1 Baik
26 Silicon Mask Adult (1) 1 Baik
27 Ambu Bag Dewasa 1 Baik
28 Light Case 1 Baik
29 Pen Light 1 Baik
30 Reflex Hammer 1 Baik
31 Torniquet 2 Baik
32 Buli-buli 6 Baik
33 Timbangan + Tinggi Badan 1 Baik
34 Timbangan Digital 2 Baik
35 Dorongan Oksigen Kecil 1 Baik
36 Lampu Sorot 1 Baik
37 Blankar Stanlag 1 Baik
38 Kursi Roda Merk GEA 1 Baik
39 Nierbeken 20 cm 5 Baik
40 Gunting Verban 1 Baik
41 Bak Spuit Uk. 22x8x4 cm 3 Baik
42 Urinal 3 Baik
43 Baskom Stainless Ukuran Sedang 3 Baik
44 Manset Restrain 2 Baik
45 Resusitasi Set Neonatus 1 Baik
46 Resusitasi Set Pediatrik 1 Baik
Pulse Oxymetri Merk MSC Care Vision OM
47
- 100 5 Baik
Flowmeter Merk Acare o 15 lt Model FA-
48
OB-53 (Sentral) 3 Baik
Sumber : Data Sekunder (TU PICU
Tabel 3.24
Presentase Proses Perencanaan
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
b) Pengorganisasian (Organizing)
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang
berlaku (bulanan, mingguan, harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu
atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang
rawat
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapainya pelayanan optimal
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan
bahan lain yang diperlukan di ruang rawat
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan
10) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa
pasien dan mencatat program
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk
memudah pemberian asuhan keperawatan
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah berlangsung
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga
dalam batas wewenangnya
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar
18) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap
lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan
kepala UPF di rumah sakit
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, presentase proses
perencanaan yang dilakukan di PICU dapat dilihat tabel di bawah
ini.
Tabel 3.25
Presentase Proses Pengorganisasian
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
No Pengorganisasian Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1 Sistem pemberian 12 4 0 0
asuhan
keperawatan yang
digunakan di
ruangan ini dengan
MPKP
2 Saya memahami 16 0 0 0
struktur organisasi
yang ada di
ruangan
3 Dalam bekerja saya 15 1 0 0
melakukan tugas
sesuai dengan
uraian tugas yang
ditentukan oleh
ruangan
4 Jumlah tenaga 11 1 3 1
keperawatan yang
ada di ruangan
telah sesuai dengan
beban kerja
5 Pengaturan shif 6 5 5 0
yang ada dalam
ruangan saya
berdasarkan dari
tingkat
ketergantungan
klien
Total 60 11 8 1
Persentase 75% 13,75% 10% 1,25%
Jumlah 100%
Sumber : Hasil Kuesioner, 2023
Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada tanggal 16-18
Januari 2023 didapatkan hasil dari pengorganisasian sebanyak 75%
perawat mengatakan selalu melaksanakan hal yang terdapat pada
kuesioner pengorganisasian, dan sebanyak 13,75% perawat
mengatakan sering melaksanakan 5 pertanyaan diatas, sebanyak 10%
perawat mengatakan kadang-kadang dalam melaksanakannya dan
sebanyak 1,25% perawat mengatakan tidak pernah yaitu tidak
melakukan pengaturan shift berdasarkan dari tingkat ketergantungan
pasien. Namun dapat disimpulakan pengorganisasian manajemen
selalu dilakukan dengan cukup baik karena sebanyak 75% selalu
dilakukan.
c) Staffing
1) Melalui komunikasi yaitu mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien
Tabel 3.26
Presentase Proses staffing (kebutuhan tenaga)
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
No Satffing selalu Sering Kadang- Tdk
kadang pernah
1 Pengajuan 7 4 5 0
penambahan tenaga
direncanakan
2 Kebutuhan tenaga 11 3 1 1
dihitung berdasarkan
konsep
3 Kebutuhan tenaga 9 5 1 1
berdasarkan
kekhususan ruangan
Total 27 12 7 2
Persentase 56,3% 25% 14,5% 4,2%
Jumlah 100 %
Sumber : Hasil Kuesioner, 2023
Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada tanggal 16-18
Januari 2023 didapatkan hasil dari staffing sebanyak 56,3% perawat
mengatakan selalu melaksanakan hal yang terdapat pada kuesioner
staffing, dan sebanyak 25% perawat mengatakan sering melaksanakan
3 pertanyaan diatas, sebanyak 14,5% perawat mengatakan kadang-
kadang dalam melaksanakannya dan sebanyak 4,2% perawat
mengatakan tidak pernah yaitu 1 orang perawat memilih tidak pernah
untuk poin kebutuhan tenaga dihitung berdasarkan konsep dan
kebutuhan tenaga berdasarkan kekhususan ruanagan. Namun dapat
disimpulakan pengorganisasian manajemen selalu dilakukan dengan
cukup baik karena sebanyak 56,3% selalu dilakukan.
Tabel 3.26
Presentase Proses Kebutuhan Tenaga berdasarkan Kekhususan
Ruangan di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
No Kebutuhan tenaga selalu Sering Kadang- Tdk
berdasarkan kadang pernah
kekhususan ruangan
1 Didalam bekerja saya 11 4 1 0
tenang karena setiap
saat ada kegiatan
supervisi untuk
menunjukan yang baik
kepada kami
2 Saya tahu betul 12 4 0 0
pekerjaan saya karena
setiap dinas ada
program operan antar
ship yang jelas
3 Saya tahu betul 14 2 0 0
pekerjaan saya
sebagai perawat
pelaksana karena
sebelum dinas ada pre
konferen dari kepala
tim untuk menjelaskan
pekerjaan yang akan
kita lakukan
4 Saya mengetahui 13 2 1 0
pekerjaan dengan baik
karena setiap hari ada
program post conferen
dari kepala tim untuk
menjelaskan evaluasi
pekerjaan kita lakukan
5 Saya senang karena 12 4 0 0
ada kegiatan ronde
keperawatan diruang
untuk menyelesaikan
kasus kompleks
diruangan
Total 62 16 2 0
Persentase 77,5% 20% 2,5% 0%
Jumlah 100 %
Sumber : Hasil Kuesioner, 2023
Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada tanggal 16-18
Januari 2023 didapatkan hasil dari kebutuhan tenaga berdasarkan
kekhususan ruangan sebanyak 77,5% perawat mengatakan selalu
melaksanakan hal yang terdapat pada kuesioner, dan sebanyak 20%
perawat mengatakan sering melaksanakan 3 pertanyaan diatas,
sebanyak 2,5% perawat mengatakan kadang-kadang yaitu 2 orang
perawat memilih kadang-kadang untuk poin 1 dan 4 kebutuhan tenaga
dihitung berdasarkan konsep dan kebutuhan tenaga berdasarkan
kekhususan ruanagan. Namun dapat disimpulakan pengorganisasian
manajemen selalu dilakukan dengan cukup baik karena sebanyak
77,5% selalu dilakukan.
2) Melalui supervisi :
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat
ini.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatandilaksanakan(didokumentasikan), mendengar
laporan dari perawat primer.
d) Evaluasi (Controlling)
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan di bidang perawatan
3) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pe gawai (DP3) bagi pelaksana
keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik
pangkat/golongan, melanjutkan sekolah)
4) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat–obatan secara efektif dan efisien, mengawasi
pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
Tabel 3.27
Presentase Proses pengendalian
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
No Pengendalian Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1 Tiap tiga bulan 5 8 2 0
sekali diruangan
saya dilakukan
evaluasi terhadap
kinerja perawat
diruang masing-
masing yang
dilakukan oleh
ketua tim dan
perawat pelaksana
2 Tiap bulan diruang 7 8 1 0
saya dilakukan
audit mutu dengan
cara menghitung
BOR
3 Tiap bulan 4 8 4 0
diruangan saya
dilakukan audit
mutu dengan cara
menghitung ALOS
4 Tiap bulan 5 8 3 0
diruangan saya
dilakukan audit
mutu dengan cara
menghitung TOI
5 Tiap bulan 12 4 0 0
diruangan saya
dilakukan audit
mutu dengan cara
menghitung
kejadian infeksi
nosocomial
6 Tiap bulan 12 3 0 1
diruangan saya
dilakukan audit
mutu dengan cara
menghitung
kejadian jatuh
Total 45 39 10 1
Persentase 47,3% 41,1% 10,5% 1,1%
Jumlah 100%
Sumber : Hasil Kuesioner, 2023
Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada tanggal 16-18
Januari 2023 didapatkan hasil dari pengendalian sebanyak 47,3%
perawat mengatakan selalu melaksanakan hal yang terdapat pada
kuesioner, dan sebanyak 41,1% perawat mengatakan sering
melaksanakan pertanyaan diatas, sebanyak 10,5% perawat mengatakan
kadang-kadang dalam melaksanakannya dan sebanyak 1,1% perawat
mengatakan tidak pernah yaitu 1 orang perawat memilih tidak pernah
untuk poin ke 6 yaitu tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu
dengan cara menghitung kejadian jatuh. Namun dapat disimpulakan
pengorganisasian manajemen selalu dilakukan dengan cukup karena
sebanyak 47,3% selalu dilakukan.
Indikator SP2KP indikator pelayanan manajerial pelayanan
keperawatan standar pelayanan minimal (SPM) bidang pelayanan
keperawatan RSUD dr. Soekardjo berdasarkan kepmenkes Nomor 836
tahun 2005 dan modul pelatihan SP2KP meliputi Pre-onferene dan
Post-onferene.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 13-16 April
2021 didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pre conference
Pre conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim
setelah membaca laporan shift sebelumnya untuk menyusun rencana
kegiatan askep shift lanjutannya. Pre-conferene dilakukan untuk
memperjelas rencana yang akan dilakukan dan pembagian tugas tim
keperawatan sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan lebih
optimal, efesien dan efektif. Berdasarkan observasi selama 3 hari,
presentase proses pelaksaan pre conferencedi PICU dapat dilihat tabel
di bawah ini.
Tabel 3.24
Presentase Proses Pelaksanaan Pre Conference
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
Ya = 1 Tidak = 0
No Variabel yang dinilai Observasi
Ya Tidak
1 Karu/Pj tim membuka acara dengan
1 -
salam
2 Katim/Pj tim menanyakan rencana
1 -
harian
3 Katim/Pj tim memberi masukan dan
1 -
tindak lanjut
4 Katim/Pj tim memberi reinforcement 1 -
5 Katim/Pj tim menutup acara 1 -
Total 5 -
Persentase 100 % -
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BP Banjar 2023
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan rawat inap
PICU selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa
panduan tetap (SOP) belum ada tetapi pelaksanaan kegiatan
preconference di ruangan PICU sudah ada beberapa point variabel
yang dinilai telah terlaksanakan secara keseluruhan. Didapatkan hasil
penilaian kepala tim pada saat preconference sebesar 100% dan
termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini menyatakan bahwa kepala
tim diruangan PICU sudah baik dalam kegiatan pre confrence.
b. Post conference
Post conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim pada
akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku laporan
untuk disampaikan pada operan shift berikutnya. Post-conferene
dilakukan untuk memperjelas hasil askep yang dilakukan da evaluasi
dari tindakan tugas tim keperawatan sehingga pelayanan atau asuhan
keperawatan yang diberikan lebih optimal, efisien dan efektif.
Tabel 3.25
Presentase Proses Pelaksanaan Post Conference
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
Ya = 1 Tidak = 0
No Variabel yang dinilai Observasi
Ya Tidak
1 Karu/Pj tim membuka acara dengan
1 -
salam
2 Katim/Pj tim menanyakan hasil asuhan
1 -
masing-masing pasien
3 Katim/Pj tim menanyakan kendala
1 -
pemberian asuhan
4 Katim/Pj tim menanyakan tindak lanjut
1 -
pada dinas berikutnya
5 Katim/Pj tim memberi reinforcement 1
6 Katim/Pj tim menutup acara 1 -
Total 6 -
Persentase 100 % -
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BP Banjar 2023
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan PICU
selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa panduan
tetap (SOP) belum ada tetapi pelaksanaan kegiatan postconference di
ruangan rawat inap PICU sudah ada beberapa point variabel yang
dinilai telah terlaksanakan. Didapatkan hasil penilaian kepala tim pada
saat postconference sebesar 100% dan termasuk dalam kategori sangat
baik, hal ini menyatakan bahwa kepala tim diruangan PICU sudah baik
dalam kegiatan postconfrence.
c. Operan
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover
adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan
tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan
yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi
tentang pasien. Selain itu juga meliputi mekanisme transfer informasi
yang dilakukan, tanggungjawab utamadan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Operan sering disebut dengan timbang terima atau handover.
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2011).
Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan
serta perkembangan pasien saat itu.Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, timbang
terima (handover) dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan (Rohmah, 2012).
Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa operan
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Berdasarkan observasi selama 2 hari, presentase proses
pelaksaan handoverdi Ruang PICU dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 3.26
Presentase Proses Pelaksanaan Operan
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
Ya = 1 Tidak = 0
Observasi
No Komponen Penilaian
ya Tidak
1 Karu/Pj shift membuka acara dengan salam 1
2 Katim/Pj tim mengoperkan dx keperawatan 1
3 Katim/Pj tim mengoperkan Tuk yang sudah 1
dicapai
4 Katim/Pj Tim mengoperkan tindakan yang 1
sudah dilaksanakan
5 Katim/Pj Tim mengoperkan hasil asuhan 1
keperawatan
6 Katim/Pj shift mengoperkan tindak lanjut 1
7 Pj tim berikutnya mengklarifikasi 1
8 Karu memimpin ronde 1
9 Karu merangkum informasi operan 1
10 Karu memimpin doa dan menutup acara 1
Total
7 3
Persentase
70 30
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BP Banjar 2023
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan diruang PICU
didapatkan hasil handover sebesar 70%, dan termasuk dalam kategori
penilaian baik , hal ini menyatakan bahwa Handover ruang PICU
sudah dilaksanakan dengan baik.
d. Risiko Infeksi Nasokomial
Infeksi diartikan sebagai adanya suatu organisme pada jaringan
atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun
sistemik. Menurut Karen adams & janet M. Corrigan (2009) Infeksi
nasokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi
yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah
± 72 jam berada ditempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila toksin atau
agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita
maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme
yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke
tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection,
sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke
pasien lainnya (soeparman, 2006).
Contoh penyebab terjadinya infeksi nasokomial apabila
dokter atau perawat mengelola seorang pasien yang menderita infeksi
karena mikroorganisme patogen tertentu kemudian mikroorganisme
dapat ditularkan ketika terjadi kontak. Selanjutnya, pasien kelolaan
lain berpotensi tertular dari perawat dan dokter yang sebelumnya
berkontakan dengan pasien infeksi.
Tabel 3.27
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N=5
No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 3 2
langkah dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat yang 5 0
sudah disediakan
3. Handsrub tersedia 5 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap setelah 0 5
cuci tangan tersedia
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 5 0
6. Mempunyai tempat sampah non infeksius 5 0
7. Mempunyai tempat kotor linen 5 0
8. Mempunyai tempat pembuangan benda 5 0
tajam
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah benar 3 2
sebelum prosedur aseptic
10. Perawat menjelaskan langkah cuci tangan 0 5
kepada keluarga
Jumlah 36 14
Persentase (%) 72% 28%
Persentase Total (%) 100%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BP Banjar 2023
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa
pencegahan infeksi nosokomial kurang dengan persentase 72%.
Namun mayoritas perawat belum melakukan cuci tangan dengan cara 6
langkah walaupun sudah ada tempat untuk melakukan cuci tangan.
Kemudian perawat sebagian belum menjelaskan langkah cuci tangan
kepada keluarga pasien. Hal ini akan berdampak buruk pada pasien
dan perawat itu sendiri, karena resiko penyebaran mikroorganisme
tetap dapat terjadi baik dari keluarga pasien yang tidak mendapatkan
edukasi yang dapat menularkan infeksi maupun dari tenaga perawat
yang tidak benar dalam mencuci tangan.
Setelah dilakukan observasi selama tiga hari tentang resiko
infeksi nosokomial di ruang data diperoleh 72% telah tercapai.
Observasi yang dilakukan untuk mengetahui Pengukuran Instrument
Patient Safety Resiko Jatuh di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.28
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Jatuh
di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N=5
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian 5 0
resiko jatuh (Humpty Dumpty)
2 Perawat sudah pernah melakukan 5 0
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan 5 0
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 5 0
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko 5 0
jatuh kepada pasien
6 Perawat sudah menanggani pasien dengan 5 0
benar terkait dengan resiko jatuh
7 Perawat sudah memasang label atau tanda 5 0
resiko jatuh pada pasien
Jumlah 35 0
Persentase (%) 100% 0%
Persentase Total (%) 100 %
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BP Banjar 2023
Setelah dilakukan analisa dari hasil observasi, didapatkan
persentase pencegahan pasien resiko jatuh sebanyak 100%, angka
tersebut menunjukan bahwa proses penatalaksanaan pasien resiko jatuh
di ruang PICU sangat baik.
Tabel 3.28
Data surveilens HAIS
di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N=5
HAIS
No Bulan IS
VAP FLEB HAP IDO
K
1 Oktober 0 0 0 0 0
2 November 0 0 0 0 0
3 Desember 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0
HAIS
No Bulan IS
VAP FLEB HAP IDO
K
HAIS 0 0 0 0 0
Sumber :PPI RSUD dr. Soekardjo, 2023
Berdasarkan data dari PPI dapat disimpulkan bahwa kejadian
infeksi di Ruang PICU dapat diatasi dengan baik, karena dilihat dari
data 3 bulan terakhir yaitu Oktober, November, dan Desember
kejadian HAIS berjumlah 0.
3.3.3 Proses Manajemen Bimbingan Praktek Bagi Mahasiswa
Setiap organisasi memiliki serangkainya tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Perorganisasian kegiatan
dilakukan untuk memudahkan tugas bimbingan bagi mahasiswa praktik.
Adapun uraian tugas yang dimiliki setiap pembimbing mahasiswa atau CI
antara lain, melakukan pre pre conference dan membahas laporan kasus,
memberikan waktu kepada mahasiswa untuk membaca rekamedis
pasien,membimbing mahasiswa untuk meningkatkan komunikasi terapetik
dan menerapkan rencana tindakan, melakukan bed side teaching,
melakukan ronde keperawatan mengambil alih tindakan yang dilakukan
mahasiswa dalam situasi tertentu, melakukan pos conference yang
membahas tentang kegiatan mahasiswa dalam melakukan asuhan
keperawatan, membimbing mahasiwa dalam rangka mengakhiri praktek
suatu tempat atau ruang, mengontrol kehadiran mahasiwa dan melaporkan
kepada pembimbing akademik apabila mahasiswa tidak hadir, memberi
bimbingan mahasiswa sesuai tingkat pendidikannya dalam hal
melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan
dan membimbing pembuatan laporan kasus serta memberi penilaian
terhadap hasil kerja mahasiswa sesuai dengan tempat tugasnya.
Adapun CI diruang PICU RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya
terdapat 3 orang CI, setiap satu CI memegang satu fakultas agar setiap
mahasiswa mendapat bimbingan yang maksimal.
3.4 Unsur Output/Keluaran
3.4.1 Efisiensi Ruang Rawat (BOR,LOS,BTO,TOI)
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
Menurut Depkes RI (2006), BOR adalah presentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.
jumlah hari perawatan dirumah sakit
BOR= × 100 %
( jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
b. ALOS ( Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
dirawat)
Menurut Depkes RI (2006) ALOS adalah rata-rata lama
rawatseorangpasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari.
jumlah lama dirawat
ALOS=
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
Tabel 3.29
Rekapitulasi Angka BOR, LOS, BTO, dan TOI
Di Ruang Rawat Intensive Unit Care (ICU) RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya periode 3 bulan terakhir
Tabel 3.30
Nilai-nilai kategori ideal menurut Kemenkes
BOR LOS TOI
BTO
60-85% 6-9% 1-3 30%
Tabel 3.31
Penilaian Asuhan Keperawatan
Di Ruang PICU RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya
Periode 16-18 Januari 2023
Kode Status
Keterangan
No Aspek Y ang Dinilai Pasien
1 2 3 4 5
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji √ √ √ √ √ Sesuai
sesuai dengan pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio- √ x √ x √ Tidak sesuai
psiko-sosial-spritual)
3 Data yang dikaji pasien √ √ √ √ √ Sesuai
masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ Sesuai
berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan
dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
SUB TOTAL 4 3 4 3 4 Kurang
sesuai
TOTAL 18 Kurang
sesuai
PRESENTASE 90
B Diagnosa
1 Dx Keperawatan √ √ √ √ √ Sesuai
berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan
2 Dx Keperawatan √ √ √ √ √ Sesuai
mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan dx √ √ √ √ √ Sesuai
keperawatan
aktual/potensial
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 Sesuai
TOTAL 15
PRESENTASE 100
C Perencanaan
1 Berdasarkan dx √ √ √ √ √ Sesuai
keperawatan
2 Disusun menurut urutan √ √ √ √ √ Sesuai
prioritas
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ Sesuai
mengandung komponen
paisen/subyek, perubahan
perilaku, kondisi pasien,
dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu √ √ √ √ √ Sesuai
pada tujuan dengan kalimat
perintah, terinci dan jelas
dan atau melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ Sesuai
menggambarkan
keterlibatan pasien/keluarga
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ Sesuai
menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain.
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 Sesuai
TOTAL 30
PRESENTASE 100
D Implementasi
1 Tindakan dilaksanakan √ √ √ √ √ Sesuai
mengacu pada rencana
perawatan
2 Perawat mengobservasi √ √ √ √ √ Sesuai
respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ Sesuai
berdasarkan hasil evaluasi
4 Semua tindakan yang telah √ √ √ √ √ Sesuai
dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 Sesuai
TOTAL 20
PRESENTASE 100
E Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada √ √ √ √ √ Sesuai
tujuan
2 Hasil Evaluasi dicatat √ √ √ √ √ Sesuai
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 Sesuai
TOTAL 10
PRESENTASE 100
F Catatan Perkembangan
1 Menulis pada format yang √ √ √ √ √ Sesuai
baku
2 Pencatatan dilakukan sesuai √ √ √ √ √ Sesuai
dengan tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan √ √ √ √ √ Sesuai
jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ Sesuai
tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama
jelas, dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
5 Berkas catatan keperawatan √ √ √ √ √ Sesuai
disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
SUB TOTAL 5 5 5 5 5
TOTAL 25
PERSENTASE 100
Sumber : Depkes RI, 2015
Tabel 3.32
Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Ruang PICU
RSUD dr. Soekardjo
No Aspek yang dinilai % Keterangan
.
1 Pengkajian Keperawatan 90 Cukup
2 Diagnose Keperawatan 100 Baik
3 Intervensi Keperawatan 100 Baik
4 Tindakan Keperawatan 100 Baik
5 Evaluasi Keperawatan 100 Baik
6 Catatan Keperawatan 100 Baik
Tabel 3.34
Penilaian Kepuasan Perawat di PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N = 16
No Pernyataan SP P CP TP STP
1 Jumlah gaji yang 0 7 5 4 0
diterima dibandingkan
pekerjaan yang saudara
lakukan
2 Sistem pengkajian yang 1 9 5 1 0
dilakukan institusi
tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang 0 5 6 5 0
diterima dibandingkan
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif 0 6 8 2 0
tambahan atas suatu
prestasi/kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan 0 4 12 0 0
dan perlengapan yang
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas 0 11 5 0 0
penunjang seperti kamar
mandi, kantin, dan parkir
7 Kondisi ruangan kerja 0 6 10 0 0
terutama berkaitan
dengan ventilasi udara,
kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas 1 7 8 0 0
kesehatan / keselamatan
kerja
9 Perhatian institusi 0 4 12 0 0
Rumah Sakit terhadap
saudara
10 Hubungan antar 0 11 5 0 0
karyawan dalam
kelompok kerja
11 Kemampuan dalam 1 11 4 0 0
bekerjasama antar
karyawan
12 Sikap teman-teman 1 11 4 0 0
sejawat terhadap saudara
13 Keseuaian antara 2 8 6 0 0
pekerjaan dan latar
belakang pendidikan
saudara
14 Kemampuan dalam 2 11 3 0 0
menggunakan waktu
bekerja dengan
penugasan yang
diberikan
15 Kemampuan 0 11 5 0 0
supervise/pengawas
dalam membuat
keputusan
16 Perilaku atasan selama 2 14 0 0 0
bekerja disini
17 Kebebasan dalam 0 10 6 0 0
melakukan suatu metode
sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk 0 3 10 3 0
meningkatkan
kemampuan kerja
melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk 0 1 12 1 0
mendapatkan posisi lebih
tinggi
20 Kesempatan membuat 0 3 12 1 0
suatu prestasi dan
mendapatkan kenaikan
pangkat
Jumlah 10 145 132 17 0
Presentase 3,3 47,7 43, 5,6 0
4
Sumber : Hasil Kuesioner, 2023
Tabel 3.35
Penatalaksanaan Pemasangan Infus
di PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N= 5
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Mencuci tangan 5 0
2 Persiapan alat dan menggantungkan 5 0
botol cairan pada tiang infuse
3 Mengdesinfeksikan tutup botol dengan 0 5
alcohol swab
4 Menghubungkan infuse set, dan 5 0
mengalirkan cairan kedalam selang
infuse, kemudian selang infuse di klem
5 Mengeluarkan gelembung-gelembung 5 0
udara dari selang infuse
6 Mengatur posisi pasien, dan menentukan 5 0
tempat yang akan dipasang infuse
7 Menggunakan handscoon 0 5
8 Membendung dengan tourniquet bagian 5 0
atasnya. Yang akan dipasang iv catheter
9 Mendesinfektan kulit sekitar yang akan 5 0
dipasang infuse
10 Menusukkan IV Cath kedalam vena 5 0
dengan lubang jarum mengarah keatas,
bila darah mengalir menandakan ajrum
masuk kedalam vena, tourniquet
dilepaskan, tekan bagian atasnya dari
tempat tusukan, menarik jarum iv kateter
11 Hubungkan infuse set dengan iv kateter, 5 0
kencangkan sambungan kemudian di
klem dilonggarkan untuk melihat
kelancaran cairan
12 Fiksasi menggunakan hansaplast di 5 0
bagian tusukan
13 Fiksasi bagian selang infuse dengan 5 0
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
plester
14 Atur tetesan sesuai order dokter 5 0
15 Membuang sampah pada tempatnya 5 0
16 Melepaskan handscoon 5 0
17 Membuang handscoon pada tempatnya 5 0
18 Berpamitan dengan pasien 5 0
19 Mengucapkan salam 3 2
20 Mencuci tangan 5 0
21 Dokumentasi 5 0
Jumlah 93 12
Jumlah Persentase 88,6% 11,4%
Persentase 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Profesi Ners, 2023
e. Pengukuran Pernapasan
Pengukuran pernapasan adalah menghitung jumlah
pernapasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu
menit.Setelah dilakukan pengkajian tentang pelaksanaan
pengukuran pernafasan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.39
Pengukuran Pernapasan
di PICU RSUD dr. Soekardjo
Periode 16-18 Januari 2023
N= 5
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Arloji tangan dengan petunjuk detik 5 0
Buku catatan
2 Melakukan Kebersihan Tangan dan 0 5
Bismillah
3 Memperkenalkan diri 0 5
4 Menghitung pernafasan dengan 5 0
memperhatikan irama nafas selama satu
menit
5 Melakukan cuci tangan 0 5
6 Kebersihan tangan 5 0
7 Dokumentasikan hasilnya dalam buku 5 0
catatan dan rekam medik pasien.
Jumlah 20 15
Jumlah Persentase 57,1% 42,9%
Persentase 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Profesi Ners, 2023
3. M4-Method (Metode)
4. Machine (Mesin)
b. Weaknesses (Kelemahan)
b. Threats (Ancaman)
4
3
2
O -T = 2,83
1
S-W = 2,83
W S
-5 -4 5 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4 5
-5
T
Keterangan :
Berdasarkan hasil perhitungan bobot manajemen yaitu faktor internal sebesar 2,18 dan bobot faktor eksternal sebesar 1,83.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa ruang mawar berada di area SO Strategis. Strategi ini menggunakan
kekuatan internal untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar ( Arifianto, 2017).
STRENGHT
FAKTOR a. Jumlah tenaga perawat diruangan PICU yang memadai berjumlah 16 orang.
b. Dari hasil survey yang dilakukan hasilnya sebesar 97,6% menyatakan puas
INTERNAL
akan pelayanan yang dilakukan di ruang PICU
c. Kepala ruangan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
d. Adanya struktur organisasi
e. Sarana prasarana yang mendukung tingkat pelayanan yang optimal
f. Keadaan bangunan di ruangan PICU kokoh dan tidak mudah terbakar
STRATEGI SO g. Di ruangan PICU RSUD termasuk ruangan yang nyaman karena jauh dari
keramaian.
h. Posisi ruangan mendukung untuk pemulihan dengan berada di wilayah
nyaman dan jauh dari kebisingan
i. Visi Misi ruangan PICU yang selaras dengan Falsafah Rumah Sakit
j. Sudah diberlakukan MPKP yaitu Metode Primer Modifikasi/MPM
k. Terdapat format Pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 90%
FAKTOR
l. Ruangan telah menggunakan SIRS
EKSTERNAL m. Alat-alat kesehatan yang terstandarisasi dengan baik dan memada sesuai
dengan rasio pasien
OPORTUNITY STRATEGI SO
a. Adanya mahasiswa yang sedang a. Mensosialisasikan visi misi ke anggota dan melaksanakan visi misi dengan baik
praktek belajar di RSUD dr. b. Meningkatkan asuhan keperawatan sesuai SAK dan SOP agar meningkatkan
Soekardjo Kota Tasikmalaya kualitas pelayanan sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga dan selalu
b. RSUD dr.Soekardjo merupakan menjadi rumah sakit rujukan
c. Mempertahankan pelayanan yang prima dan ramah tamah serta mengaplikasikan 5S
Rumah Sakit tipe B yang juga
agar masyarakat merasa nyaman
sebagai Rumah Sakit Pendidikan d. Meningkatkan kerjasama dengan institut pendidikan
c. RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya merupakan rumah sakit
tipe B yang memungkinkan untuk
memperoleh fasilitas yang lengkap
sehingga ruangan memiliki
kesempatan yang besar untuk
melengkapi fasilitas kesehatan yang
belum tersedia
d. Adanya kesempatan mendukung
terlaksananya komunikasi adekuat
antar perawat dan tim kesehatan lain
e. Perawat pendapat kesempatan untuk
dievaluasi langsung oleh ketua Tim
dan Kepala Ruangan
f. Adanya keinginan perawat untuk
mengalami perubahan setelah
WEAKNESS
FAKTOR
a. Berdasarkan perhitungan tenaga perawat menurut rumus douglas didapatkan hasil adanya
INTERNAL kelebihan jumlah tenaga perawat
b. Tingkat kompetensi perawat yang tersertifikasi pelaihan intensive di ruang PICU baru
berjumlah 2 orang
STRATEGI WO c. Struktur Organisasi belum diperbaharui
d. Luas ruangan terlalu sempit
e. Posisi ruangan yang kurang stratefis berada di lantai 2
FAKTOR f. Tidak ada ruangan khusus terentu (Dokter, Mahasiswa, dan Isolasi)
g. Operan shift terkadang tidak tepat waktu dan tidak dilakukan ronde keperawatan
EKSTERNAL h. Discharge planning untuk pendidikan kesehatan belum terdokumentasi secara optimal
i. BOR melebihi standar nasional yaitu sebesar 104%
j. Beberapa alat kesehatan cadangan rusak
OPORTUNITY STRATEGI WO
a. Adanya mahasiswa yang sedang a. Meningkatkan promosi ruangan kepada masyarakat agar masyarakat tertarik untuk
praktek belajar di RSUD dr. memilih layanan di RSUD Soekardjo khususnya ruangan PICU sehingga nilai ideal BOR,
Soekardjo Kota Tasikmalaya AVLOS dan TOI sesuai dengan standar nasional.
b. RSUD dr.Soekardjo merupakan b. Meningkatkan model asuhan keperawatan secara konsisten untuk mendapatkan kepuasan
Rumah Sakit tipe B yang juga pasien yang maksimal.
sebagai Rumah Sakit c. Meningkatkan promosi khusus mengenai penyakit, standarisasi medis, proses asuhan
Pendidikan keperawatan Ruangan PICU melalui berbagai media baik cetak maupun ekeltronik.
c. RSUD dr. Soekardjo Kota d. Meningkatkan sarana dan prasarana Ruangan PICU seperti alat tenun, alat medis,
Tasikmalaya merupakan rumah standarisasi ruangan rawat inap/ bangunan, guna meningkatkan pelayanan dan kepuasan
sakit tipe B yang pasien.
memungkinkan untuk e. Membuat format asuhan keperawatan
memperoleh fasilitas yang
lengkap sehingga ruangan
memiliki kesempatan yang
besar untuk melengkapi fasilitas
kesehatan yang belum tersedia
d. Adanya kesempatan
mendukung terlaksananya
komunikasi adekuat antar
perawat dan tim kesehatan lain
e. Perawat pendapat kesempatan
untuk dievaluasi langsung oleh
ketua Tim dan Kepala Ruangan
f. Adanya keinginan perawat
untuk mengalami perubahan
setelah disupervisi.
g. Kolaborasi alat secara berkala/6
bulan dan rutin dapat
meminimalisir angka kerusakan
alat
FAKTOR WEAKNESS
INTERNAL a. Berdasarkan perhitungan tenaga perawat menurut rumus douglas didapatkan hasil adanya
kelebihan jumlah tenaga perawat
b. Tingkat kompetensi perawat yang tersertifikasi pelaihan intensive di ruang PICU baru
berjumlah 2 orang
c. Struktur Organisasi belum diperbaharui
STRATEGI WT d. Luas ruangan terlalu sempit
e. Posisi ruangan yang kurang stratefis berada di lantai 2
f. Tidak ada ruangan khusus terentu (Dokter, Mahasiswa, dan Isolasi)
FAKTOR g. Operan shift terkadang tidak tepat waktu dan tidak dilakukan ronde keperawatan
h. Discharge planning untuk pendidikan kesehatan belum terdokumentasi secara optimal
EKSTERNAL i. BOR melebihi standar nasional yaitu sebesar 104%
j. Beberapa alat kesehatan cadangan rusak
TREATH STRATEGI WT
a. Adanya RS yang mendirikan ruangan a. Melakukan promosi yang efektif diwilayah strategis sekitar Rumah Sakit, terutama
PICU wilayah yang memiliki potensial market seperti apertemen, perkantoran dan pusat
b. Belum menerapkan pendaftaran online perbelanjaan serta daerah yang tidak tejangkau media informasi.
c. Adanya tuntutan masyarakat yang b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan Ruangan PICU
tinggi untuk mendapatkan pelayanan
c. Promosi efektif dan inovatif kepada berbagai elemen masyarakat terkait Pelayanan
yang lebih professional
d. Tersedianya fasilitas RS yang lengkap
prima baik asuransi BPJS maupun non asuransi dapat perlakukan yang sama dan hak
menjadi item persaingan antar RS yang sama terkait layanan kesehatan sampai pada proses asuhan keperawatan
e. Sarana dan Prasarana RS yang d. Meningkatkan standar fasilitas pelayanan guna menarik kepercayaan publik ditengah
lengkap menjadi aya tarik pelanggan banyaknya pesaing rumah sakit baru yang berdiri dengan visi yang lebih inovatif
f. tuntutan akreditasi Rumah Sakit
g. Makin tingginya kebijakan
pemerintah dalam pelayanan
kesehatan dengan adanya program
BPJS
h. Tuntutan akreditasi Rumah Sakit
i. Adanya kesadaran pasien dan keluarga
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat
j. Adanya tuntutan akan pelayanan yang
professional
k. Alat suction, alat nebulizer, bila
perawatannya kurang baik dapat
berisiko meningkatkan angka infeksi
nosocomial bila angka perbaikannya
lebih tinggi menimbulkan kerugian
bagi RS
STRENGHT
FAKTOR
a. Jumlah tenaga perawat diruangan PICU yang memadai berjumlah 16 orang.
INTERNAL b. Dari hasil survey yang dilakukan hasilnya sebesar 97,6% menyatakan puas akan
pelayanan yang dilakukan di ruang PICU
c. Kepala ruangan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
d. Adanya struktur organisasi
e. Sarana prasarana yang mendukung tingkat pelayanan yang optimal
STRATEGI ST f. Keadaan bangunan di ruangan PICU kokoh dan tidak mudah terbakar
g. Di ruangan PICU RSUD termasuk ruangan yang nyaman karena jauh dari keramaian.
h. Posisi ruangan mendukung untuk pemulihan dengan berada di wilayah nyaman dan jauh
dari kebisingan
i. Visi Misi ruangan PICU yang selaras dengan Falsafah Rumah Sakit
FAKTOR j. Sudah diberlakukan MPKP yaitu Metode Primer Modifikasi/MPM
k. Terdapat format Pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 90%
EKSTERNAL l. Ruangan telah menggunakan SIRS
m. Alat-alat kesehatan yang terstandarisasi dengan baik dan memada sesuai dengan rasio
pasien
TREATH STRATEGI ST
a. Adanya RS yang mendirikan ruangan a. Meningkatkan kualitas dalam hal asuhan keperawatan serta tindakan keperawatan di
PICU Ruang PICU untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
b. Belum menerapkan pendaftaran online b. Meningkatkan kompetensi sertifikasi tenaga kerja Perawat PICU agar lebih maksimal
c. Adanya tuntutan masyarakat yang dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan keahliaan nya
tinggi untuk mendapatkan pelayanan
c. Melakukan standarisasi / penyamaanpersepsi / seminar bagi tenaga medis Ruangan PICU
yang lebih professional
d. Tersedianya fasilitas RS yang lengkap
guna meningkatkan kembali dan meningkatkan kemampuan mengenai SOP, ASKEP,
menjadi item persaingan antar RS timbang terima, Pendokumentasian dan discharge planning yang harus dilaksanakan
e. Sarana dan Prasarana RS yang lengkap selama proses keperawatan pada klien / pasien.
menjadi aya tarik pelanggan
f. tuntutan akreditasi Rumah Sakit
g. Makin tingginya kebijakan pemerintah
dalam pelayanan kesehatan dengan
adanya program BPJS
h. Tuntutan akreditasi Rumah Sakit
i. Adanya kesadaran pasien dan keluarga
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat
j. Adanya tuntutan akan pelayanan yang
professional
k. Alat suction, alat nebulizer, bila
perawatannya kurang baik dapat
berisiko meningkatkan angka infeksi
nosocomial bila angka perbaikannya
lebih tinggi menimbulkan kerugian
bagi RS